• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGATASI DAMPAK KRISIS GLOBAL MELALUI PROGRAM STIMULUS FISKAL APBN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGATASI DAMPAK KRISIS GLOBAL MELALUI PROGRAM STIMULUS FISKAL APBN 2009"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

MEN GATASI D AMPAK KRISIS GLOBAL MELALU I

PROGRAM STIMU LU S FISKAL APBN 2 0 0 9

I.

P EN D AH U LU AN

Krisis finansial global yang m enyebabkan m enurunnya kinerja perekonom ian dunia secara drastis pada tahun 20 0 8 diperkirakan m asih akan terus berlanjut, bahkan akan m eningkat intensitasnya pada tahun 20 0 9. Perlam batan pertum buhan ekonom i dunia, selain m enyebabkan volum e perdagangan global pada tahun 20 0 9 m erosot tajam , juga akan berdam pak pada banyaknya industri besar yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan jum lah pengangguran dunia.

Bagi n egara-n egara berkem ban g dan em ergin g m arkets, situasi in i dapat m erusak

fundam ental perekonom ian, dan m em icu terjadinya krisis ekonom i.

Kekhawatiran atas dam pak negatif pelem ahan ekonom i global terhadap perekonom ian

di negara-negara em erging m arkets dan fenom ena flight to quality dari investor global

di tengah krisis keuangan dunia dewasa ini, telah m em berikan tekanan pada m ata uang seluruh dunia, term asuk Indonesia dan m engeringkan likuiditas dolar Am erika Serikat di pasar dom estik banyak negara. Hal ini m enyebabkan pasar valas di negara-negara m aju m au pu n ber kem ban g cen d er u n g ber gejolak d i ten gah ketid akpastian yan g m eningkat.

Sebagai negara dengan perekonom ian terbuka, m eskipun Indonesia telah m em bangun m om entum pertum buhan ekonom i yang cukup tinggi, tidak akan terlepas dari dam pak n egatif per lem ah an ekon om i d u n ia ter sebu t. Kr isis keu an gan global yan g m u lai

berpengaruh secara signifikan dalam triwulan III tahun 20 0 8, dan second round effect

-nya akan m ulai dirasakan m eningkat intensitas-nya pada tahun 20 0 9, diperkirakan akan berdam pak negatif pada kinerja ekonom i m akro Indonesia dalam tahun 20 0 9 baik di sisi neraca pem bayaran dan neraca sektor riil, m aupun sektor m oneter dan sektor fiskal (APBN).

Dam pak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonom ian global adalah pada sektor keuangan m elalui aspek sentim en psikologis m aupun akibat m erosotnya likuiditas global. Penurunan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) m encapai sekitar 50 ,0 persen, dan depresiasi nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas yang m eningkat. Sepanjang tahun 20 0 8, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sebesar 17,5 persen. Kecenderungan volatilitas nilai tukar rupiah tersebut m asih akan berlanjut hingga tahun 20 0 9 dengan m asih berlangsungnya upaya penurunan utang

(delev eraging) dari lem baga keuangan global.

(2)

m encapai 4,0 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelum nya sebesar 7,5 persen, antara lain berasal dari penanam an m odal asing (PMA) dan investasi portofolio; dan (2) kinerja ekspor yang m elam bat dari perkiraan sebelum nya 7,8 persen m enjadi nol persen. Data t iga b u la n t er a kh ir m en u n ju kka n b a h wa eksp or m elem a h sa n ga t cep a t h in gga pertumbuhan ekspor yang diperkirakan akan stagnan (nol persen), bahkan dapat menjadi negatif (-3,0 persen). Penurunan ekspor tersebut juga akan diikuti oleh penurunan produksi, sehingga pada akhirnya rasionalisasi tenaga kerja sulit dihindari.

Dengan berbagai perkem bangan tersebut, peningkatan pengangguran tenaga kerja dan jum lah m asyarakat m iskin m erupakan dam pak berikutnya yang akan segera dialam i oleh perekonom ian nasional akibat krisis perekonom ian global. Saat ini, fenom ena pem utusan hubungan kerja (PHK) telah terjadi pada industri-industri yang berorientasi ekspor, m enyusul kem udian rencana PHK pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan kertas, dan rencana m erum ahkan tenaga kerja pada industri perkayuan dan industri perkebunan. Selain itu, resesi global juga akan m engakibatkan PHK atas sebagian dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, dan pem ulangan m ereka ke Indonesia. Hal ini tidak saja akan m enam bah berat tekanan pada pasar tenaga kerja di Indonesia, tetapi juga akan m en guran gi pen dapatan devisa dari pen gh asilan m ereka di luar n egeri

(rem ittan ces).

Berkaitan dengan itu, dalam rangka m em perkecil dam pak negatif dari krisis keuangan global tersebut, Pem erintah perlu m elakukan langkah-langkah penyesuaian darurat di bidang fiskal, guna menyelamatkan perekonomian nasional tahun 20 0 9 dari krisis global, an tara lain den gan m em perluas program stim ulus ekon om i m elalui APBN 20 0 9, m elakukan perubahan terhadap beberapa asum si ekonom i m akro yang dirasakan sudah tidak lagi realistis, dan penyesuaian berbagai besaran pendapatan negara, belanja negara, serta defisit dan pem biayaan anggaran.

(3)

jalan, jem batan, irigasi, jaringan kereta api, percepatan penyelesaian infrastruktur lanjutan, instalasi pengolahan air minum, transmisi dan gardu induk listrik, infrastruktur pasar, rum ah sakit, serta revitalisasi dan rehabilitasi pergudangan.

Selain ditujukan untuk m eredam dam pak krisis global, langkah-langkah penyesuaian darurat di bidang fiskal tersebut juga dim aksudkan untuk m em persiapkan fondasi yang lebih kuat dalam rangka m em percepat laju pertum buhan ekonom i yang berkelanjutan, ser t a m elet a kka n d a sa r -d a sa r ya n g leb ih ku a t d a n m em p er kokoh sen d i-sen d i perekonom ian nasional. Hal ini dilakukan dengan m eneruskan reform asi di seluruh kem enterian negara/ lem baga (K/ L).

Lan gkah-lan gkah pen yesuaian darurat di bidan g fiskal tersebut telah disam paikan kepada Pan itia An ggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik In don esia, dan telah dibahas serta disetujui bersam a, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 23 Undang-Undang Nom or 41 Tahun 20 0 8 tentang APBN Tahun 20 0 9, yang m enyatakan sebagai berikut:

“Dalam keadaan darurat, apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. penurunan pertum buhan ekonom i di bawah asum si dan deviasi asum si ekonom i m a kr o la in n ya ya n g m en yeb a b ka n t u r u n n ya p en d a p a t a n n ega r a , d a n / a t a u m eningkatnya belanja negara secara signifikan;

b. kenaikan biaya utang, khususnya imbal hasil Surat Berharga Negara, secara signifikan; dan/ atau

c. krisis sistem ik dalam sistem keuangan dan perbankan nasional yang m em butuhkan tambahan dana penjaminan perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

Pem erintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dapat m elakukan langkah-langkah:

1. pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan/ atau pengeluaran m elebihi pagu yang ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran 20 0 9;

2. pergeseran an ggaran belan ja an tarprogram , an tarkegiatan , dan / atau an tarjen is belanja dalam satu kementerian negara/ lembaga dan/ atau antarkementerian negara/ lem baga;

3. pen ghem atan belan ja n egara dalam ran gka pen in gkatan efisien si, den gan tetap m enjaga sasaran program / kegiatan prioritas yang tetap harus tercapai;

4. penarikan pinjam an siaga dari kreditur bilateral m aupun m ultilateral; dan

5. penerbitan Surat Berharga Negara melebihi pagu yang ditetapkan dalam APBN tahun yang bersangkutan.”

Sesuai dengan penjelasan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nom or 41 Tahun 20 0 8 tentang APBN Tahun 20 0 9, keadaan darurat tersebut terjadi apabila:

(4)

rendah sebesar 10 % (sepuluh persen) dari asum sinya. Prognosa tersebut dihitung berdasarkan realisasi indikator ekonom i m akro tahun 20 0 8 .

2. Posisi nom inal dana pihak ketiga di perbankan nasional m enurun secara drastis.

3. Ken aikan im bal h asil (y ield ) surat berh arga n egara (SBN) yan g m en yebabkan

tam bahan biaya penerbitan SBN secara signifikan, tercerm in dalam (a) tidak adanya

y ield penawaran yang dim enangkan dalam ben chm ark Pem erintah dalam 2 (dua)

kali lelang berturut-turut; dan/ atau (b) terjadi kecenderungan peningkatan y ield

sekurang-kurangnya sebesar 30 0 basis poin ts (bps) dalam 1 (satu) bulan.

Berdasarkan penilaian (assessm ent) dan pem antauan yang dilakukan secara intensif

terhadap dam pak krisis global terhadap prospek perekonom ian nasional, dan proyeksi APBN 20 0 9 setelah ditetapkan dengan Undang-Undang Nom or 41 Tahun 20 0 8 , dapat disim pulkan bahwa beberapa asum si ekonom i m akro dan berbagai besaran, sasaran, serta pagu alokasi anggaran yang telah ditetapkan dalam APBN 20 0 9 dipandang sudah

tidak realistis lagi. Pertama, asumsi pertumbuhan ekonomi diperkirakan 1,5 persen lebih

rendah dari yang ditetapkan dalam APBN 20 0 9 sebesar 6,0 persen m enjadi 4,5 persen.

Kedua, deviasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Am erika Serikat yang diperkirakan

m encapai lebih dari 17,0 persen, yaitu dari Rp9.40 0 per dolar Am erika Serikat seperti ditetapkan dalam APBN 20 0 9 m enjadi Rp11.0 0 0 per dolar Am erika Serikat. Ketiga,

asum si harga m inyak m entah Indonesia (In don esian Crude Price/ ICP) diperkirakan

m engalam i deviasi lebih dari 43,8 persen, yaitu dari perkiraan sem ula sebesar US$ 8 0 per barel seperti ditetapkan dalam APBN 20 0 9 m enjadi sekitar US$ 45 per barel.

Penurunan pertum buhan ekonom i akan ditransm isikan ke dalam turunnya penerim aan pajak dan dividen BUMN dalam APBN. Di lain pihak, penurunan harga m inyak yang san gat drastis akan berpen garuh pada sisi pen dapatan n egara, berupa pen urun an penerim aan m igas, dan juga pada sisi belanja negara, berupa penurunan beban subsidi, khususnya subsidi energi, dan dana bagi hasil m igas. Sem entara itu, perlem ahan nilai tukar rupiah terhadap valuta asin g akan berpen garuh pada kom pon en APBN, baik pen dapatan n egara, belan ja n egara m aupun pem biayaan an ggaran yan g m em iliki

kan dun gan (con ten t) valuta asin g, seperti pen erim aan pin jam an luar n egeri, serta

pem bayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri.

Di sisi lain, belanja negara, baik belanja Pem erintah pusat, terutam a subsidi energi dan bunga utang m aupun transfer ke daerah, khususnya DBH m igas diperkirakan juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Di samping sebagai dampak dari perubahan asum si m akro, terutam a penurunan harga m inyak m entah Indonesia dan depresiasi nilai tukar rupiah, perubahan belanja negara tersebut juga sebagai akibat dari perluasan program stim ulus fiskal.

(5)

Selanjutnya, m engacu pada ketentuan dalam ayat (2) Pasal 23 UU Nom or 41 Tahun 20 0 8 tentang APBN Tahun 20 0 9 m aka pelaksanaan dari langkah-langkah penyesuaian APBN tahun 20 0 9 tersebut akan disam paikan oleh Pem erintah kepada DPR dalam Laporan Sem ester I Pelaksanaan APBN dan/ atau Laporan Keuangan Pem erintah Pusat (LKPP) Tahun 20 0 9.

II. D AMPAK KRISIS GLOBAL TERH AD AP PEREKON OMIAN

D AN PEN D APATAN N EGARA TAH U N 2 0 0 9

Situasi perekonom ian sejak pertengahan 20 0 7 diwarnai oleh berbagai faktor eksternal

yan g pen uh ketidakpastian (un certain ty) dan sulit diprediksikan (un predictable).

Kehancuran pasar uang global telah berdam pak pada sektor riil dim ana banyak industri besar terancam bangkrut atau setidak-tidaknya terjadi penurunan kapasitas produksi. Akibatnya, ancam an akan terjadinya lonjakan jum lah pengangguran dunia akan sulit

dihindari. Bagi negara-negara berkem bang dan em ergin g m arkets, situasi ini dapat

m erusak fundam ental perekonom ian dan m em icu terjadinya krisis ekonom i. Banyak negara yang terpaksa harus m em inta bantuan lem baga keuangan internasional untuk m enyediakan likuiditas guna m enyelam atkan ekonom inya dari kehancuran, seperti Turki, Pakistan, Islandia, dan negara-negara Eropa Tim ur lainnya.

Krisis finansial global yang terus berlangsung saat ini m enyebabkan m acetnya sistem keuangan dunia sehingga menyebabkan merosotnya aktivitas ekonomi dan perdagangan dunia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan menurunnya pertumbuhan volume perdagangan dunia telah terjadi sejak pertengahan tahun 20 0 7. Volum e perdagangan dunia dalam tahun 20 0 9 terus

volum e perdagangan dunia direvisi kem bali m enjadi negatif 2,8 persen (lihat Grafik 1).

Hal ini tentunya akan memberikan dampak langsung yang signifikan bagi negara-negara yang perekonom iannya ditopang oleh ekspor seperti Cina, J epang, Korea, dan negara-negara ASEAN, term asuk Indonesia.

Melihat perkem bangan yang m akin m em buruk pada triwulan terakhir tahun 20 0 8 , seluruh lem baga keuangan dan ekonom i dunia seperti IMF, OECD, World Bank, dan ADB m elakukan revisi ke bawah tin gkat pertum buh an perekon om ian dun ia. IMF

(6)

m is a ln ya , m e n ya m p a ik a n bahwa pertum buhan ekonom i dunia tahun 20 0 9 diperkirakan m a s ih t e r t e k a n s e h in gga perkiraannya direvisi m enjadi 2 ,2 p e r s e n p a d a b u la n N o ve m b e r 2 0 0 8 , d a r i sebelum n ya 3,0 persen pada bulan Oktober 20 0 8 . Nam un pada J anuari 20 0 9, IMF kem bali m elakukan revisi ke

bawah atas proyeksi pertum buhan ekonom i dunia m enjadi 0 ,5 persen (lihat Ta be l 1).

Mer osot n ya p er ekon om ia n d u n ia in i t en t u n ya a ka n sa n ga t b er p en ga r u h p a d a perkem bangan perekonom ian Indonesia. Antisipasi yang dilakukan oleh Pem erintah dalam m enyikapi kondisi ini adalah m elakukan beberapa penyesuaian besaran asum si

m akro sebagaim ana disajikan pada Tabe l 2.

I I . 1 D a m p a k Pe n u ru n a n Pe rtu m bu h a n Eko n o m i d a n D e p re s ia s i N ilai Tu kar te rh ad ap Pe re ko n o m ian

II. 1. 1 Pe n u ru n a n Pe rtu m bu h a n Eko n o m i d a ri 6 ,0 Pe rs e n m e n ja d i 4 ,5 Pe rs e n

Terjadinya resesi yang sangat dalam dan cepat di negara-negara m aju akan m em berikan dam pak negatif pada kinerja ekonom i m akro yang m enjadi landasan perhitungan APBN 20 0 9. Pem erintah telah dan terus m elakukan antisipasi kebijakan dalam m enghadapi perkem ban gan tersebut. Proyeksi pertum buh an ekon om i direvisi dari 6,0 persen m enjadi 4,5 persen. Hal ini sejalan dengan lem baga-lem baga keuangan internasional yan g telah m elakukan r evisi ke bawah ter h adap pr oyeksi per tum buh an ekon om i Indonesia dari rata-rata 5,9 persen pada Mei 20 0 8 , m enjadi 4,3 persen pada J anuari

20 0 9 (lihat Ta be l 3). Penyebab terjadinya revisi ke bawah karena situasi krisis hingga

J anuari 20 0 9 m asih m enunjukkan proses pem burukan sektor keuangan dan volum e J a n -0 8 Ap r -0 8 Oc t -0 8 N o v -0 8 J a n -0 9

D u n ia 4,4 3,8 3,0 2,2 0 ,5

U S A 1,8 0 ,6 0 ,1 -0 ,7 -1,6

Ero p a 1,9 1,2 0 ,2 -0 ,7 -2,0

J e p a n g 1,7 1,5 0 ,5 -0 ,2 -2,6

Cin a 10 ,0 9,5 9,3 8 ,5 6,7

In d ia 8 ,2 8 ,0 6,9 6,3 5,1

AS EAN -5 6,2 6,0 4,9 4,2 2,7

Pe rkira a n Pe rtu m bu h a n PD B ta h u n 2 0 0 9 Ta be l 1

Targe t Re alis as i APBN Pro ye ks i

Pertum buhan Ekonom i (%) 6,3 6,4 6,1 6,0 4,5

Inflasi (%) 6,6 6,5 11,1 6,2 6,0

Suku Bunga SBI 3 bl (%) 8 ,0 7,5 9,3 7,5 7,5

Nilai Tukar (Rp/ US$ ) 9.140 9.10 0 9.692 9.40 0 11.0 0 0

Harga Minyak ICP (US$ / barel) 72,3 95,0 96,8 80 ,0 45,0

Lifting Minyak (MBCD) 0 ,8 99 0 ,927 0 ,931 0 ,960 0 ,960

In d ikato r Eko n o m i Makro

2 0 0 8 2 0 0 9

Ta be l 2

Pe rke m ba n ga n In d ika to r Eko n o m i Ma kro

(7)

perdagangan dunia yang m akin m erosot tajam dan pertum buhan ekonom i di sem ua negara m aju m enunjukkan kontraksi (negatif) yang cepat dan dalam . Negara-negara m aju di Am erika Serikat, Eropa, dan J epan g bahkan sudah m en yebut tan da-tan da depresi ekonom i, bukan lagi sekedar resesi ekonom i.

Pen urun an proyeksi ekon om i In don esia terutam a disebabkan oleh revisi ke bawah t er h a d a p p er t u m b u h a n eksp or d a n in vest a si seb a ga i d a m p a k d a r i m er osot n ya pertum buhan ekon om i dun ia. Sem en tara itu, pertum buhan kon sum si m asyarakat diperkirakan m en capai sekitar 4,0 untuk pem bangunan infrastruktur, dan belanja untuk PNPM. Selain itu, peningkatan pertum buhan konsum si Pem erintah pada tahun 20 0 9 juga didorong oleh luncuran kegiatan tahun anggaran 20 0 8 .

(8)

2,5 persen; dari 7,8 persen m enjadi 5,8 persen; dan dari 4,9 persen m enjadi 2,8 persen. Sektor lain yang diperkirakan juga m engalam i perlam batan antara lain sektor keuangan dan sektor bangunan, yang m asing-m asing tum buh 5,0 persen dan 6,0 persen dalam

tahun 20 0 9 (lihat Ta be l 5).

I I . 1. 1. 1 D a m p a k Pa d a Kin e rja Eks p o r d a n In ve s ta s i

Penurunan pertum buhan ekonom i diperkirakan akan m em berikan dam pak yang cukup signifikan baik pada sisi ekspor maupun investasi. Untuk ekspor misalnya, sejalan dengan p er lam bat an p er ekon om ian Am er ika Ser ikat d an n egar a p a r t n er d agan g, p ola perdagangan dan perekonomian internasional diperkirakan akan terpengaruh, yang pada gilirannya berdam pak terhadap kinerja ekspor Indonesia. Dari sisi perm intaan agregat, perkiraan pertum buhan ekspor tahun 20 0 9 akan m elam bat dari perkiraan sebelum nya sebesar 7,8 persen dalam APBN 20 0 9 m enjadi nol persen. Melihat pem burukan yang m asih terus berlangsung di negara-negara tujuan ekspor m aka kem ungkinan ekspor m engalam i stagnasi atau bahkan kontraksi tidak dapat direm ehkan.

Perlam batan pertum buhan ini, selain disebabkan oleh penurunan perm intaan dunia, juga karena turunnya harga kom oditas internasional. Harga m inyak m entah per barel m isalnya, kini hanya sekitar US$ 40 atau sepertiga dari harganya yang tertinggi sekitar US$ 145 pada tahun yang lalu. Dem ikian juga dengan harga hasil-hasil pertam bangan seperti tem baga, nikel, tim ah, alum inium , dan batubara m aupun hasil pertanian seperti kelapa sawit dan karet sudah tinggal seperlim a dari harga tertingginya pada satu atau dua tahun yang lalu. Perlam batan ekonom i negara tujuan ekspor utam a Indonesia akan berdam pak signifikan terhadap penurunan ekspor nonm igas Indonesia, dengan urutan dam pak terbesar berasal dari Sin gapura, Am erika Serikat, J epan g, dan Cin a (lihat Ta b e l 6).

APBN P ro ye ks i

- Pertan ian , Petern akan , Kehutan an dan Perikan an 4,8 4,9 2,8

- Pertam bangan dan Penggalian 0 ,5 0 ,6 1,1

- In dustri Pen golahan 3,7 3,8 2,5

- Listrik, Gas dan Air Bersih 10 ,9 9,6 7,0

- Ban gun an 7,3 6,8 6,0

- Perdagangan, H otel dan Restoran 7,2 7,8 5,8

- Pen gan gkutan dan Kom un ikasi 16,7 15,3 12,0

- Keuangan, Persewaan, dan J asa Perusahaan 8 ,2 5,7 5,0

- J asa-jasa 6,5 6,7 5,2

PD B 6,1 6,0 4,5

Se kto r 2 0 0 8

Re a l

2 0 0 9

Tabe l 5

(9)

Resesi p er ekon om ian d an p en in gkat an t in gkat p en gan ggu r an global ju ga akan berpengaruh pada perm intaan akan ekspor barang-barang hasil industri pengolahan m aupun kerajinan. Pada tahap selanjutnya, penurunan ekspor akan d iiku t i oleh p en u r u n an p r o d u k s i s e h in gga p a d a akh ir n ya r asion alisasi ten aga kerja sulit dihindari.

Selain ekspor, faktor lain yang m engalam i perlam batan adalah in vestasi. Sem akin ker in gn ya likuiditas di pasar global akan m engakibatkan sem akin ketatnya persaingan dalam upaya untuk m endapatkan dana dari luar negeri. Krisis kepercayaan atas kem erosotan indeks harga saham dunia telah

m en doron g m asyarakat un tuk m em in dahkan kekayaan n ya (flight to quality) pada

ben tuk in vestasi yan g dirasakan lebih am an . Kon disi in i akan berpen garuh pada

kurangnya m inat investor asing untuk m enanam kan m odalnya di em ergin g m arkets

term asuk Indonesia, yang dianggap m em iliki risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara m aju. Sejalan dengan kondisi ini, dalam tahun 20 0 9 perlam batan investasi diperkirakan akan m encapai sekitar 4,0 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelum nya sebesar 7,5 persen. Sum ber investasi yang diperkirakan akan m engalam i perlambatan antara lain penanaman modal asing (PMA) dan investasi portofolio. Namun, penurunan ini akan dikom pensasi dengan pertum buhan investasi Pem erintah berupa belanja barang m odal yang m eningkat, sejalan dengan kebijakan Pem erintah untuk m em berikan stim ulus kepada perekonom ian. Suku bunga yang cenderung m enurun juga akan m em bantu m encegah perlem ahan investasi lebih lanjut.

II. 1. 1. 2 D a m p a k Pa d a PH K d a n Ke m is kin a n

Peningkatan pengangguran dan jum lah m asyarakat m iskin m erupakan dam pak ketiga yan g akan seger a kit a alam i. Sejalan d en gan n egar a-n egar a lain , sekt or -sekt or perkebunan, pertam bangan, industri pengolahan dan konstruksi, serta industri jasa di Indonesia, term asuk lem baga-lem baga keuangan, sudah m ulai m engurangi kegiatan dan penyerapan tenaga kerjanya. Sam pai dengan J anuari 20 0 9 m isalnya, PHK telah terjadi pada in dustri-in dustri yan g berorien tasi ekspor, m en capai seban yak 24.790 orang, sedangkan yang dirumahkan mencapai 11.70 3 orang. Menyusul kemudian rencana PH K yan g akan dilakukan ter h adap lebih dar i 25 r ibu ten aga ker ja dan r en can a dirum ahkan terhadap lebih dari 19 ribu orang lainnya. Bagian terbesar PHK terjadi di industri TPT, sem entara bagian terbesar pegawai yang dirum ahkan terjadi di industri perkayuan. Rencana PHK terbesar akan terjadi di industri TPT dan industri kertas. Rencana pegawai dirum ahkan sebagian besar akan terjadi di industri perkebunan.

Di sisi lain , resesi global sekaligus akan m em utuskan hubun gan kerja ten aga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan m em ulangkan m ereka ke Indonesia. Pem utusan

2 0 0 8 2 0 0 9

Am e rika Se rikat 1,4 -1,6

Ero p a 1,2 -2 ,0

Je p an g 0 ,5 -2 ,6

Cin a 9 ,7 6 ,7

Sin gap u ra 2 ,7 -5 ,0

N e gara PD B ( y-o -y)

(10)

hubungan kerja dan pemulangan TKI seperti ini tidak saja akan menambah berat tekanan pada pasar tenaga kerja di Indonesia, tetapi sekaligus m engurangi pendapatan devisa

kita dari penghasilan m ereka di luar negeri (rem ittan ces). Pada tahun 20 0 8 m isalnya,

sebanyak 196.635 orang TKI bekerja di seluruh dunia, di antaranya sebanyak 10 5.166 orang bekerja di Asia Pasifik dan Am erika, 91.40 7 orang di Tim ur Tengah dan Afrika, serta 62 orang di Eropa. Sebanyak 66.8 16 orang dari TKI tersebut bekerja di Malaysia, 60 .0 14 orang di Saudi Arabia, ham pir 18 ribu orang bekerja di Taiwan, sedangkan di Uni Em irat Arab dan Kuwait m asing-m asing m enyerap ham pir 11 ribu orang, lebih dari 9 ribu orang bekerja di Hong Kong, dan 8 ribu orang bekerja di Singapura.

Sejak tahun 20 0 5, secara konsisten tingkat pengangguran di Indonesia m enunjukkan kecenderungan yang terus m enurun dari 11,2 persen dalam Novem ber 20 0 5 m enjadi 8 ,39 persen dalam Agustus 20 0 8 . Menurunnya tingkat pengangguran ini tidak terlepas dari relatif tingginya laju pertum buhan ekonom i yang didukung oleh pertum buhan sektor industri, yang pada gilirannya dapat m em perluas lapangan kerja. Dalam tahun 20 0 7 – 20 0 8, setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen akan menyerap 450 ribu hingga 525 ribu tenaga kerja.

Melem ah n ya perekon om ian dun ia sejak 20 0 8 telah berdam pak pada terbatasn ya penciptaan lapangan kerja yang pada akhirnya melemahkan permintaan pekerja di pasar tenaga kerja domestik. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan menurunnya permintaan tenaga kerja di pasar internasional sebagai akibat memburuknya kinerja ekonomi global. Den gan m en ggun akan pen dekatan elastisitas pen ciptaan lapan gan kerja terhadap pertum buhan ekonom i pascakrisis dan penyesuaian dengan m em asukkan faktor-faktor PHK yang telah terjadi di beberapa sektor, serta tam bahan penciptaan lapangan kerja sebagai hasil dari stimulus fiskal, dalam kondisi normal tanpa krisis, tingkat pengangguran di Indonesia tahun 20 0 9 diperkirakan turun m enjadi 7,44 persen. Nam un dalam situasi perekonomian dunia dan domestik yang semakin kurang kondusif, tingkat pengangguran di Indonesia tahun 20 0 9 akan sangat sulit untuk ditekan. Apabila Pem erintah tidak segera mengambil langkah antisipatif, tingginya tingkat pengangguran dan naiknya angka kem iskinan tidak dapat dielakkan lagi. J ika dibandingkan dengan bulan Agustus 20 0 8 , tingkat pengangguran tahun 20 0 9 diperkirakan akan m eningkat cukup tajam m enjadi 8,87 persen. Sebaliknya, langkah antisipatif yang telah disiapkan oleh Pemerintah melalui ber bagai paket kebijakan d iper kir akan akan m am pu m er ed am tin ggin ya tin gkat pengangguran, sehingga pada Agustus 20 0 9 tingkat pengangguran terbuka diharapkan

akan tetap turun m enjadi 8 ,34 persen. Hal ini dapat dilihat dalam Gra fik 2 .

II. 1. 2 Ko re ks i N ilai Tu kar Ru p iah d ari Rp 9 .4 0 0 m e n jad i Rp 11.0 0 0 p e r D o lar Am e rika Se rikat

Nilai tukar rupiah yang cenderung stabil sam pai Agustus 20 0 8 ditopang oleh kinerja neraca transaksi berjalan yang solid serta kebijakan ekonom i m akro yang konsisten

dan cukup pruden t. Nam un, sejak Septem ber 20 0 8 , intensitas krisis keuangan global

(11)

em ergin g m arkets dan fenom ena flight to quality dari investor global di tengah krisis keuan gan dun ia dewasa in i telah m em berikan tekan an pada m ata uan g kawasan term asuk Indonesia. Perilaku ini dalam skala besar telah m engeringkan likuiditas dolar AS di pasar dom estik di banyak negara. Selain ketat, pasar valas baik di negara m aju m au p u n ber kem ban g ju ga cen d er u n g ber gejolak d i t en gah ket id akp ast ian yan g m eningkat.

Mata uang won Korea m isalnya, pada tahun 20 0 8 m elem ah 34,66 persen. Dem ikian juga dengan m ata uang yang lain seperti

Dalam kondisi krisis keuangan dan ekonom i di Am erika Serikat yang m asih belum m em baik, sehingga m engakibatkan kondisi fiskal akan m engalam i beban utang akibat biaya p en an gan an kr isis yan g san gat besar , ser t a m er osot n ya kon d isi in d u st r i m anufaktur yang m enyebabkan neraca perdagangan Am erika Serikat m engalam i defisit m aka nilai keseim bangan dolar Am erika Serikat terhadap m ata uang dunia m asih akan bergerak dan secara teoritis seharusnya cenderung m enjadi lebih lem ah. Ketidakpastian nilai dolar Am erika Serikat m asih akan m em bayangi nilai tukar rupiah dan m ata uang di seluruh dunia hingga tahun 20 10 .

(12)

II. 1. 2 . 1 D a m p a k Te r h a d a p N e r a c a P e r d a g a n g a n d a n Ca d a n g a n D e vis a

Dam pak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonom ian global adalah pada sektor keuangan. Volum e m odal dunia yang m engalir ke negara berkem bang m enurun tajam dari di atas US$ 60 0 m iliar pada tahun 20 0 8 diperkirakan

hanya m enjadi sekitar US$ 195 m iliar. Keluarnya m odal asing dari em ergin g m arkets

baik dalam rangka delev eraging m aupun untuk m engatasi kesulitan keuangan kantor

pusat di n egara asaln ya lan gsun g m en urun kan in deks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kem erosotan indeks harga saham yang tercepat di BEI, sebesar 22,17 persen terjadi selam a tiga hari, yaitu pada tanggal 6– 8 Oktober 20 0 8 .

Sejalan den gan keluarn ya m odal asin g tersebut, n ilai tukar rupiah terhadap dolar Am erika Serikat sem pat m erosot tajam walaupun akhirnya terjadi koreksi m em asuki akhir tahun 20 0 8 . J um lah cadangan devisa telah m enurun dari US$ 56,9 m iliar pada akhir Desem ber 20 0 7 m enjadi sekitar US$ 51,6 m iliar pada akhir Desem ber 20 0 8 , atau cukup untuk m em biayai sekitar 4 bulan im por ditam bah pem bayaran utang luar negeri pem erintah. Penurunan cadangan devisa terjadi antara lain karena derasnya aliran keluar m odal asing, khususnya di pasar SUN dan SBI, dan adanya intervensi untuk m enstabilkan nilai tukar rupiah. Walaupun dem ikian, jum lah cadangan devisa tersebut kem ungkinan m asih am an karena m asih lebih tinggi daripada kewajiban pem bayaran pinjaman luar negeri berjangka pendek. Untuk tahun 20 0 9, cadangan devisa diperkirakan m asih akan tertekan karena kinerja ekspor Indonesia diprediksikan m enurun, sehingga neraca transaksi berjalan 20 0 9 diperkirakan mengalami defisit. Dengan kondisi tersebut, cadangan devisa 20 0 9 diperkirakan m enjadi sekitar US$ 50 ,9 m iliar, setara dengan 4,7 bulan im por dan pem bayaran utang luar negeri Pem erintah.

Dari sisi penyaluran kredit, selam a Oktober dan Novem ber 20 0 8 pertum buhan kredit san gat kecil. Pada akh ir Oktober 20 0 8 posisi kredit m en capai Rp1.343,6 triliun , sem entara pada akhir Novem ber 20 0 8 m encapai Rp1.371,9 triliun. Mem asuki tahun 20 0 9 , laju kr ed it d ip er kir akan m asih su lit ber t u m bu h m eskip u n BI r a t e t ela h diturunkan. Hal ini dikarenakan aliran likuiditas m asih tergolong kering. Di sisi lain, sekt or p er ban kan m asih kh awat ir d en gan p en in gkat an kr ed it ber m asalah (n on

perform in g loan/ NPL) sehingga am at hati-hati dalam m enyalurkan kredit. NPL 20 0 9

diperkirakan akan cen derun g m en in gkat dan akan berada pada level 5,0 persen , m eningkat dari posisi saat ini sebesar 4,0 persen. Perm asalahan selanjutnya adalah bahwa m odal bank cenderung tergerus sebagai akibat m engim bangi risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional yang kian m eningkat.

(13)

d e n ga n k e t e r ga n t u n ga n

ekspor kum ulatif (y ear to date) yang bergerak pada kisaran 30 ,0 persen pada tiga

kuartal pertam a 20 0 8 m ulai m elam bat, hingga akhirnya hanya m encapai 19,9 persen di bu lan Desem ber 20 0 8 . Pen u r u n an kin er ja ekspor in i ter u tam a didor on g oleh perlambatan laju ekspor produk manufaktur dan pertanian yang masing-masing memiliki kontribusi sekitar 8 0 ,0 persen dan 5,0 persen dari total ekspor nonm igas. Berdasarkan statistik BPS (data per Desem ber 20 0 8 ), perlam batan ekspor tersebut an tara lain disebabkan oleh penurunan perm intaan dari negara-negara kawasan Eropa, J epang, dan ASEAN. Sem entara itu, ekspor Indonesia ke Am erika Serikat m asih m enunjukkan peningkatan m eskipun dengan laju yang sem akin m oderat/ m elem ah.

Per la m b a t a n la ju p er t u m b u h a n ju ga t er lih a t p a d a p er kem b a n ga n im p or . La ju

pertum buhan im por kum ulatif (y ear to date) berada pada kisaran di atas 50 persen

selam a tiga kuartal pertam a, m enurun hingga m encapai 41,2 persen di akhir tahun 20 0 8. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan impor barang konsumsi dan bahan baku dengan total kontribusi sekitar 8 5 persen dari total im por. Dengan kondisi tersebut pertum buhan ekspor diperkirakan akan m engalam i perlem ahan yang cukup tajam atau bahkan stagnan atau negatif.

I I . 2 Kin e rja In d ikato r Eko n o m i Makro Lain n ya II. 2 . 1 In fl a s i

Men in gkatn ya h arga m in yak m en tah dan kom oditi pan gan di pasar global telah m e n ye b a b k a n in fla s i d a la m n e ge r i ce n d e r u n g m e n in gk a t s e ja k a wa l 2 0 0 8 . Kecenderungan m eningkatnya harga m inyak m entah yang m encapai di atas US$ 135/ barel, telah m em aksa Pem erintah m engam bil kebijakan untuk m enaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir bulan Mei 20 0 8 . Kenaikan harga BBM tersebut, telah m em icu laju inflasi pada J uni hingga m encapai 2,46 persen, yang m erupakan inflasi bulanan tertinggi selam a tiga tahun terakhir. Dengan kondisi tersebut, inflasi tahunan pada J uni 20 0 8 m encapai 11,0 3 persen dan inflasi kum ulatif dari J anuari — J uni 20 0 8 m encapai 7,37 persen. Pada bulan-bulan berikutnya laju inflasi cenderung m eningkat hingga m encapai 12,14 persen pada Septem ber 20 0 8 . Tingginya inflasi ini selain dipicu oleh kenaikan harga sebagai dam pak lanjutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi juga

(14)

didoron g oleh m en in gkatn ya perm in taan baran g kebutuh an pokok dalam ran gka m enghadapi bulan puasa dan Lebaran yang terjadi pada awal Oktober 20 0 8 .

Sejalan dengan m ulai m enurunnya harga m inyak m entah di pasar dunia serta berbagai kebijakan yang dilakukan Pem erintah dan Bank Indonesia dalam rangka pengendalian inflasi, secara berangsur inflasi cenderung m enurun, bahkan terjadi deflasi sebesar 0 ,0 4 persen pada bulan Desem ber 20 0 8 . Terjadinya deflasi pada Desem ber 20 0 8 tersebut terutam a disebabkan oleh turunnya harga prem ium dalam negeri dari Rp6.0 0 0 / liter m en jad i Rp 5.50 0 / liter p er 1 Desem ber 20 0 8 d an m en jad i Rp 5.0 0 0 / liter p er 15 Desem ber 20 0 8 , serta turunnya harga solar dalam negeri dari Rp5.50 0 / liter m enjadi Rp4.8 0 0 / liter per 15 Desem ber 20 0 8 . Beberapa kom oditi lainnya seperti daging ayam ras, m inyak goreng, dan bawang m erah juga m engalam i penurunan harga pada bulan Desem ber 20 0 8. Dengan kondisi tersebut inflasi pada akhir tahun 20 0 8 m encapai 11,0 6

persen (lihat Gra fik 5).

Mem asuki tahun 20 0 9, penurunan harga m inyak m entah dan beberapa kom oditas prim er di pasar global terus berlanjut. Sejalan dengan hal itu, Pem erintah kem bali m enurunkan harga BBM khususnya solar dan prem ium pada tanggal 15 J anuari 20 0 9 menjadi Rp4.50 0 / liter. Penurunan harga BBM ini berhasil mendorong penurunan harga barang dan jasa secara signifikan. Dengan dem ikian, pada bulan J anuari kem bali terjadi deflasi sebesar 0 ,0 7 persen. Untuk tahun 20 0 9, tekanan inflasi diperkirakan m enurun

ke kisaran 6,0 persen, seiring dengan turunnya im ported inflation dengan m elem ahnya

harga kom oditi dunia dan m elam batnya perm intaan dom estik sehingga tekanan dari

ou t p u t g a p m en jad i lebih r en d ah , ter ken d alin ya eksp ektasi in flasi, m in im aln ya

adm in istered prices, serta terjaganya pasokan dan kelancaran distribusi kebutuhan

pokok. Nam un, yang perlu diwaspadai adalah adanya potensi tekanan inflasi terkait dengan penyelenggaraan Pem ilu 20 0 9.

I I . 2 . 2 Su ku Bu n ga SBI 3 Bu lan

Masih tingginya laju inflasi pada tahun 20 0 8 m enyebabkan Bank Indonesia m asih m em p er tah an kan BI r a t e p ad a level 9,50 p er sen p ad a Novem ber 20 0 8 . H al in i m enyebabkan suku bunga SBI 3 bulan m asih berada pada level 11,5 persen. Suku bunga SBI 3 bulan yang m asih relatif tinggi ini m erupakan cerm in dari ketatnya likuiditas

(15)

dom estik karena im bas krisis keuangan global. Dengan m ulai m elam batnya laju inflasi dan dalam rangka m elonggarkan likuiditas, pada bulan Desem ber 20 0 8 Bank Indonesia

telah m enurunkan BI rate sebesar 25 bps m enjadi 9,25 persen dan diturunkan lagi

m enjadi 8,25 persen pada bulan Februari 20 0 9. Seiring dengan m enurunnya ekspektasi

inflasi pada tahun 20 0 9, Bank Indonesia kem bali m enurunkan BI rate sebesar 50 bps

m enjadi 7,75 persen pada bulan Maret 20 0 9.

Penurunan BI rate ini diharapkan akan diikuti dengan penurunan suku bunga SBI 3

bulan. Pada J anuari 20 0 9, suku bunga SBI 3 bulan rata-rata berada di level 10 ,29 persen. Sedangkan suku bunga SBI 3 bulan rata-rata pada bulan Februari 20 0 9 kem bali m engalam i penurunan m enjadi 9,29 persen. Sam pai dengan akhir tahun 20 0 9 rata-rata SBI 3 bulan diperkirakan berada pada sekitar 7,5 persen, sam a dengan perkiraan dalam APBN 20 0 9. Penurunan suku bunga ini diharapkan akan m em bawa pengaruh positif pada kegiatan investasi dan pada akhirnya m endorong pertum buhan sektor riil.

I I . 2 . 3 H arga d an Lift in g Min yak Me n tah In d o n e s ia

Sejak Desem ber 20 0 7, pen awaran m in yak m en tah telah m elebihi perm in taan n ya. Sebagai gam baran, pada bulan Desem ber 20 0 8 , jum lah penawaran m inyak m entah dunia m encapai 86,7 juta barel, sem entara perm intaannya hanya m encapai sebesar 84,6

juta barel. Meskipun terdapat oversupply, tapi pada kenyataannya harga di pasar global

m asih cukup tinggi, bahkan pernah m enyentuh US$ 145 per barel pada tanggal 3 J uli 20 0 8 . Hal ini ditengarai adanya aksi spekulasi.

Masih berlan jutn ya pelem ahan ekon om i dun ia m en yebabkan perm in taan terhadap minyak mentah diperkirakan menurun sehingga menyebabkan penurunan harga minyak

m entah dunia (lihat Gra fik 6). Mem asuki akhir tahun 20 0 8 , harga m inyak m entah

internasional W est Texas Interm ediate (WTI) turun drastis, sehingga m encapai titik

(16)

teren dahn ya sebesar US$ 31,4 per barel pada tan ggal 22 Desem ber 20 0 8 . Den gan dem ikian, sepanjang tahun 20 0 8 , rata-rata harga m inyak WTI sebesar US$ 99,2 per barel.

Sejalan den gan m en in gkatn ya harga m in yak m en tah dun ia, harga m in yak m en tah

Indonesia (ICP/In don esian Crude Price) juga m engalam i kenaikan hingga m encapai

pun cakn ya di bulan J uli 20 0 8 den gan harga rata-rata sebesar US$ 134,9 per barel.

harga rata-rata US$ 45 per barel (lihat Gra fik 7). Meskipun dem ikian, m elihat kondisi

tahun 20 0 6– 20 0 8 dim ana harga m inyak m entah dunia dapat m elonjak dalam waktu singkat dan dengan tingkat yang sangat tinggi maka sangat penting bagi Indonesia untuk selalu siap dengan segala kem ungkinan skenario harga m inyak m entah, baik tinggi ataupun rendah, dan ketahanan energi Indonesia perlu dibangun dan terus diperkuat.

Realisasi volum e lifting m inyak m entah dalam tahun 20 0 8 m encapai 0 ,931 juta barel

per hari, lebih tin ggi dari asum si APBN-P 20 0 8 sebesar 0 ,927 juta barel per hari.

Tingginya volum e lifting m inyak ini terkait dengan program revitalisasi sum ur m inyak

yang ada sehingga akhir tahun 20 0 8 diharapkan dapat m enyum bang kenaikan produksi m in yak n asion al yan g lebih besar pada tahun m en datan g. Den gan perkem ban gan

tersebut, lifting m inyak m entah tahun 20 0 9 diasum sikan sebesar 0 ,960 juta barel per

hari.

I I . 3 Ke n a ika n bia ya u ta n g, kh u s u s n ya a ta s im ba l h a s il s u ra t be rh a rga n e ga ra , s e ca ra s ign ifika n

Krisis keuangan global telah m enyeret kejatuhan berbagai perusahaan terkem uka dan m enyebabkan perlam batan pertum buhan ekonom i dunia. Bursa saham di berbagai

(17)

negara berjatuhan, seiring dengan m em buruknya persepsi investor terhadap sektor keuangan dan prospek perekonom ian secara global. Krisis tersebut telah m enyebabkan hilangnya kepercayaan investor terhadap berbagai instrumen keuangan, sehingga terjadi penarikan dana secara besar-besaran dari pasar m odal. Kredit m acet m eningkat seiring dengan jatuhnya daya beli sebagai dam pak m enurunnya kegiatan perekonom ian secara tajam . Kebutuhan dana tunai yang sangat besar untuk m em biayai berbagai transaksi

terkait krisis subprim e m ortgage dan sentim en negatif investor telah m enyebabkan

kelangkaan likuiditas secara global. Untuk menghindari situasi ekonomi yang lebih buruk,

banyak negara m elakukan bailout di sektor keuangan dan juga m em berikan bantuan

likuiditas un tuk m en yelam atkan sektor riil secara besar-besaran . Kon sekuen sin ya, jumlah likuiditas di pasar uang internasional menjadi semakin sedikit dan sulit diperoleh. Kalaupun likuiditas tersebut dapat diperoleh maka harganya akan menjadi sangat mahal.

Hal tersebut m endorong kenaikan suku bunga pinjam an, term asuk obligasi Pem erintah. Walaupun ban yak ban k sen tral n egara m aju telah m en urun kan suku bun ga acuan kebijakan, tetapi kenaikan suku bunga obligasi secara signifikan di pasar internasional tetap terjadi.

Pen arikan dan a asin g dari In don esia sebagai dam pak krisis keuan gan global telah m enyebabkan peningkatan perm intaan terhadap dolar AS sehingga m enekan nilai tukar rupiah. Melam batnya pertum buhan dana pihak ketiga (DPK) dan keluarnya dana asing m engakibatkan kelangkaan likuiditas di pasar dom estik sehingga m endorong kenaikan

suku bunga pinjaman. Secara umum imbal hasil (y ield) obligasi Pemerintah pada J anuari

2 0 0 9 t e la h n a ik cu k u p

internasional Pem erintah dalam dolar AS. Yield obligasi internasional Pem erintah pada

akhir tahun 20 0 7 m asih sebesar 6,27 persen, m eningkat m enjadi 11,14 persen pada 27

J anuari 20 0 9. Kenaikan y ield obligasi Pem erintah m em bawa konsekuensi terhadap

peningkatan beban bunga pinjam an yang harus dibayarkan.

Sentim en negatif investor m enyebabkan credit default sw ap (CDS) obligasi

negara-negara berkem bang term asuk Indonesia naik secara signifikan (lihat Gra fik 8). CDS

obligasi Pem erintah untuk jangka waktu 10 tahun m encapai 1.236,38 bps di atas LIBOR pada tanggal 24 Oktober 20 0 8 . Hal tersebut berpengaruh terhadap kenaikan im bal

hasil yang diharapkan investor pada obligasi Pem erintah. Investor m engharapkan y ield

obligasi Pem erintah yang lebih tinggi untuk m enutup biaya CDS.

(18)

Yield obligasi internasional Pem erintah dalam dolar AS untuk jangka waktu 10 tahun naik dengan cepat, m encapai 14,8 1 persen pada tanggal 27 Oktober 20 0 8 , yang diikuti

dengan kenaikan y ield obligasi dom estik SUN 10 tahun yang juga naik m enjadi 20 ,96

persen. Seiring dengan m em baiknya kepercayaan investor, CDS obligasi Pem erintah untuk jangka waktu 10 tahun secara berangsur-angsur telah m enurun m enjadi 638 ,57 bps di atas LIBOR pada tanggal 27 J anuari 20 0 9. Hal tersebut m em bawa dam pak positif

pada y ield obligasi Pem erintah yang juga telah ikut m enurun.

M e m a s u ki t a h u n 2 0 0 9 , kin e r ja s u r a t b e r h a r ga n e ga r a ( SBN ) m e n u n ju kka n kecenderungan yang positif. Hasil lelang surat utang negara pada tanggal 13 J anuari 20 0 9 m isalnya, berhasil m enyerap dana sebanyak Rp5,95 triliun, atau 65,1 persen dari total penawaran yang m asuk sebesar Rp9,137 triliun. Hasil yang diperoleh dalam lelang tersebut melebihi jumlah indikatif yang ditetapkan sebesar Rp3,0 triliun, sehingga secara

keseluruh an bid to cov er ratio m en capai 1,54. H al tersebut m en un jukkan bah wa

likuiditas untuk ditem patkan pada obligasi Pem erintah m asih tersedia.

Nam un dem ikian, kondisi pasar obligasi global akan sem akin sulit dan m ahal, akibat banyaknya negara-negara m aju yang telah m ulai m elakukan stim ulus untuk m endorong pergerakan sektor riil yang terutam a akan dibiayai m elalui utang. Persaingan untuk m e m p e r e b u t k a n lik u id it a s ya n g m e m a n g s u d a h k e t a t a k a n s e m a k in b e r a t . Konsekuensinya, beban biaya yang mesti dipikul dalam penerbitan obligasi akan menjadi sem akin m ahal. Pem erintah akan terus m enjaga m anajem en utang secara hati-hati dan bijaksana. Diversifikasi instrum en dan sum ber utang yang paling m urah dan berisiko rendah, serta dengan syarat yang tidak m engikat secara politis akan terus dilakukan.

I I . 4 D am p ak Pe ru bah an In d ikato r Eko n o m i Makr0 Te rh ad ap P e n d a p a ta n N e ga ra

Berubahnya besaran indikator-indikator ekonomi makro sebagai akibat terjadinya krisis keuangan global menyebabkan target pendapatan negara yang telah disusun dalam APBN 20 0 9 menjadi berubah. Berdasarkan perubahan besaran-besaran tersebut, pendapatan

Grafik 8

Sp re ad CD S 10 Tah u n

-20 0 4 0 0 60 0 80 0 1.0 0 0 1.20 0 1.4 0 0

J ul-0 8 Agust-0 8 Sep-0 8 Okt-0 8 Nop-0 8 Des-0 8 J an-0 9 Ph ilippin a I n don esia

(19)

negara baik untuk penerimaan perpajakan maupun PNBP dalam tahun 2009 diproyeksikan akan menurun secara signifikan. Penurunan proyeksi penerimaan perpajakan 2009 antara lain disebabkan oleh lebih kecilnya basis penerimaan perpajakan, yang ditandai oleh menurunnya pendapatan secara nasional sebagai akibat berkurangnya kegiatan ekonomi. Sementara itu, penurunan proyeksi PNBP terutama disebabkan oleh adanya perubahan asumsi harga minyak mentah (ICP) dari US$80/ barel menjadi US$45/ barel.

Dalam p r oyeksi r ealisasi APBN 20 0 9,

triliun bila dibandingkan dengan targetnya dalam APBN 20 0 9. Penyesuaian penerimaan perpajakan tersebut telah m em perhitungkan pula stim ulus fiskal yang akan diberikan, baik yang telah dicanangkan dalam APBN 20 0 9 m aupun stim ulus yang baru, seperti PPh pasal 21 untuk karyawan. Sem entara itu, target PNBP disesuaikan m enjadi Rp185,9

triliun, yang berarti Rp73,1 triliun lebih rendah dari target APBN 20 0 9 (lihat Grafik 9).

Secara lebih rinci, perubahan setiap indikator ekonom i m akro m em punyai dam pak yang berbeda terhadap penerimaan perpajakan dan PNBP. Penurunan pertumbuhan ekonomi

sebesar satu persen m enyebabkan penerim aan dalam negeri m enurun Rp12,7 triliun,

yang sem uanya berasal dari penurunan penerim aan perpajakan di luar PPh m igas, sedangkan PPh m igas tidak m engalam i perubahan. Penurunan pertum buhan ekonom i tersebut juga tidak berpengaruh pada perubahan target PNBP 20 0 9.

(20)

Pe n e rim a a n Pe rp a ja ka n

Melem ahnya pertum buhan ekonom i pada tahun 20 0 9 akan berdam pak pada turunnya pendapatan secara nasional karena aktivitas kegiatan ekonom i yang berkurang. Secara langsung, hal ini akan berpengaruh pada m enurunnya penerim aan PPh nonm igas, baik PPh orang pribadi (OP) m aupun PPh badan. Penerim aan PPh tahun 20 0 9 diperkirakan m enjadi Rp319,6 triliun, yang berarti turun Rp37,8 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9. Penurunan penerim aan PPh tersebut selain berasal dari penurunan penerim aan PPh nonm igas sebagai akibat perkiraan perlam batan laju pertum buhan ekonom i, juga disebabkan oleh perkiraan penurunan penerim aan PPh m igas. Penerim aan PPh m igas diperkirakan akan m en jadi Rp38 ,8 triliun , yan g berarti turun Rp18 ,0 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9. Menurunnya perkiraan penerim aan PPh m igas tersebut terutam a disebabkan oleh lebih rendahnya perkiraan harga m inyak m entah Indonesia dari US$ 8 0 per barel dalam APBN 20 0 9 m enjadi US$ 45 per barel.

Seiring dengan menurunnya tingkat pendapatan nasional, tingkat konsumsi dalam negeri akan m engalam i penurunan, baik konsum si Pem erintah, konsum si swasta m aupun konsum si rum ah tangga. Secara langsung, hal ini akan berpengaruh pada turunnya penerim aan PPN yang sangat erat kaitannya dengan tingkat konsum si nasional. Sejalan dengan perkiraan turunnya tingkat konsum si nasional pada tahun 20 0 9, penerim aan PPN d ip er kir akan akan m en jad i Rp 233,6 t r iliu n at au t u r u n Rp 15,9 t r iliu n d ar i rencananya dalam APBN 20 0 9.

Penurunan target penerimaan perpajakan juga terjadi pada penerimaan PBB dan BPHTB, yan g d ip er kir akan m en jad i Rp 31,0 tr iliu n , yan g ber ar ti tu r u n Rp 5,6 tr iliu n jika dibandingkan dengan rencananya dalam APBN 20 0 9. Penurunan perkiraan penerimaan PBB dan BPHTB tersebut terutam a berasal dari perkiraan penurunan penerim aan PBB m igas sebagai im bas dari lebih rendahnya asum si harga m inyak m entah Indonesia.

Di sisi lain, menurunnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak mempunyai pengaruh yan g cukup besar terhadap pen capaian target pen erim aan cukai pada tahun 20 0 9. Bahkan sebagai dam pak adanya kebijakan kenaikan tarif cukai rata-rata 7 persen pada a wa l t a h u n 2 0 0 9 , p en er im a a n cu ka i t a h u n 2 0 0 9 d ip er kir a ka n a ka n m en ja d i

Pe rtu m b u h an Eko n o m i Tu ru n 1%

D e p re s ias i Rp 1.0 0 0

ICP Tu ru n U S $ 10

1. Penerimaan Perpajakan (12,7) 6,6 (7,2) 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak - 18 ,1 (26,7)

Penerimaan Dalam Negeri (1 + 2) (12,7) 24,7 (33,9)

Ta be l 8

(21)

Rp54,4 triliun. Perkiraan penerim aan cukai tersebut berarti m engalam i peningkatan Rp4,9 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9.

Selanjutnya, krisis keuangan global yang berim bas pada terjadinya krisis ekonom i global m enyebabkan kegiatan perdagangan internasional diperkirakan m engalam i penurunan. J umlah ekspor dan impor, baik dari sisi volume maupun nilainya diperkirakan mengalami penurunan. Keadaan tersebut berpengaruh pada penerim aan bea m asuk dan bea keluar. Untuk itu, target penerim aan bea m asuk tahun 20 0 9 disesuaikan m enjadi Rp17,2 triliun atau turun Rp2,0 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9. Sedangkan penerim aan bea keluar tahun 20 0 9 diperkirakan akan m enjadi Rp2,4 triliun atau turun Rp7,0 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9.

Terkait dengan penurunan perkiraan penerim aan bea m asuk, selain disebabkan oleh perkiraan m en urun n ya volum e dan n ilai im por, juga m em pertim ban gkan adan ya kesepakatan kerjasam a di bidang perdagangan internasional yang berdam pak pada m en urun n ya (h arm on isasi) tarif bea m asuk un tuk baran g-baran g terten tu dan di wilayah-wilayah tertentu. Sem entara itu, turunnya rencana penerim aan bea keluar pada tahun 20 0 9 terutam a dipengaruhi oleh adanya kebijakan penurunan tarif bea keluar

untuk Crude Palm Oil (CPO) m enjadi nol persen sejak bulan Oktober 20 0 8 . Tarif bea

keluar CPO tersebut diperkirakan tidak akan banyak mengalami perubahan dalam tahun 20 0 9.

Pe n e rim a a n N e ga ra Bu ka n Pa ja k

Di samping penurunan penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga m engalam i penyesuaian m enjadi Rp18 5,9 triliun atau turun Rp73,1 triliun jika diban din gkan den gan targetn ya dalam APBN 20 0 9. Pen urun an tersebut utam an ya dipengaruhi oleh penurunan ICP secara signifikan dari US$ 80 / barel dalam APBN 20 0 9 m en jad i US$ 45/ bar el. PNBP yan g m en galam i p en u r u n an t er besar t er jad i p ad a penerim aan sum ber daya alam (SDA) m igas dan penerim aan dari dividen BUMN.

Dengan adanya penyesuaian asum si ICP dari US$ 80 per barel m enjadi US$ 45 per barel dan penyesuaian asum si nilai tukar rupiah dari Rp9.40 0 / US$ m enjadi Rp11.0 0 0 / US$ m aka penerim aan SDA m igas diperkirakan akan m enjadi Rp92,0 triliun atau turun Rp70 ,1 triliun dari rencananya dalam APBN 20 0 9. Penurunan perkiraan penerim aan SDA m igas tahun 20 0 9 tersebut bersum ber dari perkiraan pen urun an pen erim aan minyak bumi sebesar Rp60 ,7 triliun dan penurunan penerimaan gas bumi sebesar Rp9,4 triliun.

(22)

III. PROGRAM STIMU LU S FISKAL 2 0 0 9

Dalam rangka m encegah perlem ahan ekonom i yang lebih parah sebagai akibat dam pak n egatif krisis global, dalam tah un 20 0 9 Pem erin tah akan m en erapkan kebijakan

coun tercy clical. Kebijakan coun tercy clical berupa stim ulus fiskal tersebut ditujukan terutam a untuk (a) m em elihara dan/ atau m eningkatkan daya beli m asyarakat untuk

m enjaga agar konsum si rum ah tangga tum buh di atas 4,0 persen; (b) m enjaga daya

tahan perusahaan/ sektor usaha m enghadapi krisis global; serta (c) m eningkatkan daya serap tenaga kerja dan m engatasi PHK m elalui kebijakan pem bangunan infrastruktur padat karya. Total dana yang dialokasikan untuk program stim ulus fiskal ini sebesar Rp73,3 triliun, dimana sebesar Rp56,3 triliun di antaranya sudah ditetapkan dalam APBN

20 0 9 (lihat Ta be l 9).

D alam U U APB N 2 0 0 9 ( A + B ) 5 6 .3 0 0 ,0

A. Pe n gh e m atan Pe m bayaran Pajak 4 3 .0 0 0 ,0

1. Penurunan tarif PPh OP (35% → 30 %) dan perluasan lapisan tarif 13.50 0 ,0 2. Peningkatan PTKP m enjadi Rp15,8 juta 11.0 0 0 ,0 3.

18.50 0 ,0

B. S u bs id i Pajak-B M/ D TP ke pad a D u n ia U s ah a/ RTS 13 .3 0 0 ,0

1. PPN Minyak Goreng 80 0 ,0 2. PPN Bahan Bakar Nabati (BBN) 20 0 ,0 3. Bea Masuk Bahan Baku dan Barang Modal 2.50 0 ,0 4. PPN Eksplorasi Migas 2.50 0 ,0 5. PPh Panas Bum i 80 0 ,0 6. PPh Pasal 21 6.50 0 ,0 Tam bah an 16 .9 5 9 ,3

C.

16 .9 5 9 ,3

1. Penurunan Harga Solar Rp30 0 / liter 2.779,9 2. Diskon Tarif Listrik untuk Industri 1.377,9

3. PNPM 60 1,5

4. Tam bahan Stim ulus 12.20 0 ,0 a. Subsidi Bunga untuk Perusahaan Air Bersih 15,0 b. Subsidi Obat Gen erik 350 ,0 c. Revitalisasi & Rehab gudang Kom oditi Prim er 120 ,0 d. Belanja Stim ulus Infrastruktur 11.215,0 e. PMN untuk J am krindo dan Askrindo (KUR) 50 0 ,0 Ju m lah Stim u lu s ( A + B + C ) 73 .2 5 9 ,3

S u bs id i N o n Pajak, Be lan ja N e gara d an Pe m biayaan pad a D u n ia U s ah a/ Lapan gan Ke rja

Pro gra m Ta be l 9

( Milia r Ru p iah )

Alo kas i

S tim u lu s Fis ka l, 2 0 0 9

(23)

I I I . 1 Me m e lih ara d an / atau Me n in gkatkan D aya Be li Mas yarakat

Dalam rangka m encapai pertum buhan ekonom i yang telah ditargetkan, faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi terutama konsumsi masyarakat perlu dipertahankan, dan bahkan jika m ungkin ditingkatkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka m em elihara dan m eningkatkan daya beli m asyarakat untuk m enjaga agar konsum si r um ah tan gga m am pu tum buh di atas 4,0 per sen pada tah un 20 0 9, Pem er in tah memberikan stimulus fiskal, baik dalam bentuk penurunan tarif pajak penghasilan orang pribadi (OP) dan peningkatan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) m aupun m elalui pem berian berbagai subsidi, antara lain berupa subsidi harga obat generik, serta subsidi PPN atas beberapa produk akhir untuk m inyak goreng dan bahan bakar nabati (BBN).

Dari sisi perpajakan, dalam APBN 20 0 9 telah dim asukkan penurunan tarif pajak orang pribadi sebagai hasil dari diberlakukannya am endem en UU PPh. Dengan dem ikian, pen d apatan r iil m asyar akat

orang pribadi (OP) dan PPh badan. Stim ulus fiskal yang diberikan untuk wajib pajak (WP) OP akan m eringankan beban m asyarakat sebesar Rp24,5 triliun. Stim ulus tersebut terdiri atas penyederhanaan dan penurunan tarif per lapisan penghasilan untuk WP OP (tarif tertinggi dari 35 persen m enjadi 30 persen) m em berikan dam pak sebesar Rp13,5 triliun, dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari Rp13,2 juta m enjadi Rp15,8 juta per individu m em berikan dam pak sebesar Rp11,0 triliun.

Di sisi belanja negara, dalam rangka m enjaga daya beli m asyarakat, dalam APBN 20 0 9 Pem erin tah telah m en etapkan kebijakan ken aikan gaji pokok PNS, TNI, Polri, dan pensiunan sebesar 15 persen dan pem berian gaji ke-13, serta pem berian BLT bagi 18 ,2 juta rum ah tangga sasaran (RTS) selam a 2 bulan dengan pem bayaran Rp10 0 .0 0 0 ,0 per bulan per RTS. Selanjutnya, Pem erintah juga telah m enyiapkan suatu paket stim ulus

(24)

yang bertujuan untuk m engurangi dam pak negatif dari terjadinya krisis ekonom i global terhadap m asyarakat sebesar Rp1.350 ,0 m iliar. Stim ulus tersebut terdiri atas subsidi pajak atau PPN ditanggung pem erintah (PPN DTP) atas m inyak goreng Rp80 0 ,0 m iliar, subsidi PPN DTP atas bahan bakar nabati (BBN) Rp20 0 ,0 miliar, dan subsidi obat generik Rp350 ,0 m iliar.

Subsidi PPN (DTP) atas m inyak goreng m erupakan lanjutan dari fasilitas PPN DTP pada tahun 20 0 8 . Dalam tahun 20 0 9, subsidi PPN tersebut ditujukan bagi penjualan m inyak goreng curah dan m inyak goreng kem asan sederhana dengan m enggunakan m erek generik m ilik Pem erintah, yaitu “Minyakita”.

Subsidi PPN untuk bahan bakar nabati (BBN) ditujukan agar harga BBN lebih m urah dan dapat bersaing dengan harga bahan bakar m inyak (BBM) dari fosil yang tidak terbaharukan. Dengan pemberian subsidi ini, diharapkan produksi BBN akan dapat terus m eningkat di kem udian hari, sehingga m engurangi ketergantungan akan BBM dari fosil.

Subsidi obat gen erik atau Obat Gen erik Bersubsidi (OGS) diberikan dalam ran gka menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat di seluruh daerah sebagai antisipasi apabila terjadi resesi ekonom i. Subsidi tersebut diberikan untuk obat-obatan

ya n g p a lin g d ib u t u h k a n m a s ya r a k a t (f a s t m o v in g) d a n o b a t - o b a t a n u n t u k

m enyelam atkan nyawa (life sav ing). Subsidi juga diberikan bagi obat esensial, obat

program kesehatan, dan obat yang tidak bernilai ekonom is tetapi sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.

I I I . 2 M e n ja g a D a y a Ta h a n P e r u s a h a a n / S e k t o r U s a h a d a l a m Me n gh ad ap i Kris is Glo bal

Dalam ran gka m en in gkatkan daya sain g dan daya tah an usah a, Pem erin tah juga m em berikan stim ulus m elalui perpajakan dan pem berian berbagai subsidi, serta dalam pem biayaan. Stim ulus perpajakan diberikan dalam bentuk penurunan tarif tunggal WP badan, sedangkan pem berian stim ulus subsidi berupa pem bebasan Bea Masuk, fasilitas PPN, fasilitas PPh pasal 21 karyawan, potongan tarif listrik untuk industri, subsidi bunga bagi perusahaan air bersih, dan pen urun an harga solar. Sem en tara itu, pem berian stimulus dalam pembiayaan berupa penyertaan modal negara (PMN) untuk kredit usaha rakyat (KUR).

Dari sisi perpajakan, telah diberikan stim ulus fiskal untuk m eningkatkan daya saing dan daya tahan usaha yang telah diperhitungkan dalam penyusunan APBN tahun 20 0 9.

Stim ulus fiskal tersebut antara lain berupa penghem atan pem bayaran (tax sav in g)

sebesar Rp18 ,5 triliun , yan g berasal dari pelaksan aan am en dem en UU PPh (lih at

Ta b e l 11).

(25)

berupa pem berian insentif pajak

Pemerintah sebesar Rp2,5 triliun, insentif PPh panas bumi sebesar Rp0 ,8 triliun, fasilitas PPh pasal 21 karyawan ditanggung pem erintah sebesar Rp6,5 triliun, potongan tarif listrik untuk industri sebesar Rp1,4 triliun, penurunan harga solar sebesar Rp2,8 triliun, dan subsidi bunga untuk perusahaan air bersih sebesar Rp15,0 m iliar.

Dalam APBN 20 0 9, Pem erintah telah m engalokasikan fasilitas bea m asuk DTP sebesar Rp2,5 tr iliu n , d alam r an gka m em en u h i pen yed iaan bar an g d an / atau jasa u n tu k kepen tin gan um um , m en doron g sektor riil, dan m en in gkatkan daya sain g in dustri tertentu di dalam negeri. Insentif subsidi bea m asuk tersebut diberikan untuk em pat belas sektor, yaitu antara lain bahan baku dan kom ponen industri alat berat, bahan baku dan kom ponen untuk pem buatan pem bangkit listrik tenaga uap (PLTU) kapasitas

kecil, bahan baku susu (skim m ilk dan full cream), bahan baku dan kom ponen industri

kendaraan berm otor, kom ponen elektronika, bahan baku dan kom ponen kapal, serta pesawat terbang.

Sem entara itu, subsidi Pajak Pertam bahan Nilai (PPN) dalam rangka im por diberikan kepada perusahaan yang melaksanakan eksplorasi minyak dan gas bumi. Dengan adanya subsidi PPN untuk pajak dalam rangka im por (PDRI) tersebut diharapkan sem akin ban yak perusah aan yan g berin vestasi di in dustri m in yak dan gas bum i, seh in gga diharapkan produksi m inyak dan gas bum i tersebut sem akin m eningkat pada m asa m endatang.

Sedangkan, insentif PPh pajak ditanggung Pem erintah untuk panas bum i diberikan Pem erintah, dalam rangka m eningkatkan kegiatan pengusahaan sum ber daya panas bum i untuk pem bangkitan energi/ listrik dalam m em enuhi perm intaan energi/ listrik yang sem akin m eningkat.

(26)

perusahaan. Pajak yang dipungut oleh perusahaan dari karyawan tetap tidak disetor ke Kas Negara, m elainkan pajak tersebut ditanggung oleh Pem erintah, sehingga pajak yang dipun gut tersebut dapat digun akan un tuk m en am bah m odal kerja m aupun un tuk m em biayai operasional perusahaan.

Selanjutnya, untuk menurunkan biaya produksi, Pemerintah juga memberikan potongan tarif listrik untuk industri, yaitu industri kelom pok I-3 dengan daya sam bung 20 kilo volt am pere (KVA) – 30 KVA, dan kelom pok I-4 dengan daya sam bung di atas 30 KVA. Pada beban puncak, tarif daya m aksim al diturunkan dari em pat kali m enjadi tiga kali dari tarif listrik biasa.

Da la m r a n gka m en u r u n ka n b eb a n m a sya r a ka t kh u su sn ya b ia ya t r a n sp or t a si, Pem erintah m em utuskan untuk m enurunkan harga solar bersubsidi sebesar Rp30 0 / liter dari Rp4.80 0 / liter m enjadi Rp4.50 0 / liter m ulai tanggal 15 J anuari 20 0 9, sehingga harga solar bersubsidi secara akum ulatif telah turun 18 ,2 persen (dari Rp5.50 0 / liter m enjadi Rp4.50 0 / liter) sejak pertengahan Desem ber 20 0 8 . Dengan penurunan harga solar tersebut diharapkan akan m enurunkan tarif angkutan sekitar 10 persen.

Selain itu, dalam rangka m enam bah 10 juta sam bungan rum ah (SR) air bersih bagi m asyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Pem erintah m em berikan subsidi bunga bagi perusahaan air bersih dalam m em peroleh pinjam an dari perbankan.

Dalam rangka m enjam in KUR, Pem erintah juga m em berikan PMN kepada Askrindo dan J amkrindo. Penjaminan KUR tersebut diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan akses usaha m ikro, kecil, m enengah, dan koperasi pada sum ber pem biayaan dalam rangka m endorong pertum buhan ekonom i nasional. Dengan dem ikian, m elalui PMN tersebut diharapkan akan dapat m eningkatkan kapasitas penjam inan KUR sehingga sem akin banyak usaha m ikro, kecil, m enengah, dan koperasi yang dapat m em peroleh kredit usaha rakyat tersebut.

III.3 Me n in gka tka n D a ya S e ra p Te n a ga Ke rja d a n Me n ga ta s i PH K Me la lu i P e m b a n gu n a n In fra s tru ktu r P a d a t Ka rya

Dalam rangka m eningkatkan daya serap tenaga kerja dan m engatasi PHK, Pem erintah akan m engalokasikan stim ulus fiskal sebesar Rp11,9 triliun dalam tahun 20 0 9, yang akan dialokasikan m elalui (1) belanja K/ L sebesar Rp11,2 triliun, dan (2) belanja

non-K/ L sebesar Rp0 ,7 triliun (lihat Ta be l 12).

Alokasi tam bahan dana stim ulus untuk m eningkatkan daya serap tenaga kerja dan m en gatasi PH K tersebut akan diprioritaskan un tuk m elaksan akan pem ban gun an infrastuktur padat karya di berbagai bidang. Bidang-bidang yang akan m em peroleh alokasi dana stim ulus m elalui belanja K/ L antara lain adalah bidang pekerjaan um um , bidang perhubungan, bidang energi, dan bidang perum ahan rakyat. Secara lebih rinci, kegiatan yang akan m em peroleh alokasi tam bahan dana belanja infrastruktur m elalui belanja K/ L tersebut adalah sebagai berikut:

(27)

N o . PROGRAM Alo ka s i

I B e lan ja Ke m e n te rian / Le m ba ga ( K/ L 11.2 15 ,0

1. Pe m ban gu n a n In fras tru ktu r bid an g Pe ke rjaa n U m u m 6 .6 0 1,2

a. Penanganan bencana (term asuk banjir Bengawan Solo) 70 0 ,0

b. Perluasan jaringan distribusi dan pem ban gunan instalasi pengelolaan air m inum 450 ,0

c. Percepatan penyelesaian infrastruktur lanjutan 90 0 ,0

d. J alan inspeksi dan irigasi sentra produksi tam bak 424,0

e. Rehabilitasi jaringan dalam rangka ketahanan pangan 461,0

f. J alan, jem batan dan irigasi 3.423,2

g. Pengembangan infrastruktur perm ukim an 243,0

2 . Pe m ban gu n a n In fras tu ktu r B id a n g Pe rh u bu n ga n 2 .19 8 ,8

a. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan KA 30 0 ,0

b. Revitalisasi/ reaktivasi KA 10 0 ,0

c. Perpanjangan runway dan rehabilitasi bandara 145,2

d. Bandara 714,0

e. Pembangunan dan rehabilitasi pelabuhan dan derm aga penyeberangan 179,8

f. Pelabuhan laut dan penyeberangan 70 2,0

g. Perhubungan darat 57,8

3 . Pe m ban gu n a n In fras tu ktu r Bid a n g En e rgi 50 0 ,0

a. Pembangunan transm isi, jaringan dan gardu induk 425,0

b. Desa Mandiri Energi 75,0

4 . Pe m ban gu n a n In fras tu ktu r Bid a n g Pe ru m a h an Ra kya t 4 0 0 ,0 a. Pembangunan Rusunawa TNI/ POLRI/ Pekerja/ Mahasiswa (40 tw in blok) 40 0 ,0

5 . Pe m ban gu n a n In fras tru ktu r d an Pe ru m ah an Kh u s u s 10 0 ,0 a. Pembangunan infrastruktur perum ahan khusus (nelayan, daerah perbatasan, dan

pulau-pulau kecil)

10 0 ,0

6 . 6 50 ,0

a. J alan produksi sentra produksi perkebunan , peternakan, dan tanam an pangan dan 650 ,0 irigasi di beberapa kabupaten

7. Pe m ban gu n a n In fras tru ktu r Pas a r 3 15,0

a. Pembangunan pasar untuk pem binaan PKL/ Usaha Mikro dan Kecil (KUKM) 10 0 ,0 b. Pembangunan pasar tradisional dibeberapa kabupaten/ kota (Depdag) 215,0

8 . Pe n in gkatan p e la tih a n B id a n g Ke te n aga ke rja an 3 0 0 ,0

a. Pelatihan keteram pilan oleh BLK 136,0

b. Peningkatan sarana dan prasarana BLK 164,0

9 . Pe m ban gu n a n In fras tru ktu r Bid an g Ke s e h atan 150 ,0

a. Pembangunan W orld Class Hospital RSCM (lanjutan) 150 ,0

II B e lan ja N o n -K/ L 72 1,5

1. 120 ,0

2. Program Nasional Pem berdayaan Masyarakat (PNPM) 60 1,5

J U MLAH 11.9 3 6 ,5

Revitalisasi dan rehabilitasi gudang kom oditi primer di daerah sentra produksi pangan TAB EL 12

STIMU LU S FISKAL U N TU K P EN IN GKATAN IN FRASTRU KTU R P AD AT KARYA ( d ala m m ilia r ru p iah )

(28)

(3) pem bangunan infrastruktur bidang energi Rp0 ,5 triliun;

(4) pem bangunan infrastruktur bidang perum ahan rakyat Rp0 ,4 triliun; (5) pem bangunan infrastruktur dan perum ahan khusus Rp0 ,1 triliun;

(6) pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jalan usaha tani dan irigasi tingkat usaha tani Rp0 ,65 triliun;

(7) pem bangunan infrastruktur pasar Rp0 ,3 triliun;

(8) peningkatan pelatihan bidang ketenagakerjaan Rp0 ,3 triliun; dan (9) pem bangunan infrastruktur bidang kesehatan Rp 0 ,15 triliun.

Alokasi anggaran bagi program pem bangunan infrastruktur bidang pekerjaan um um akan digunakan untuk m em biayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut (1) penanganan ben can a (term asuk ban jir Ben gawan Solo); (2) perluasan jarin gan distribusi dan p em b a n gu n a n in st a la si p en gelola a n a ir m in u m ; (3 ) p er cep a t a n p en yelesa ia n in fr a st r u kt u r la n ju t a n ; (4 ) ja la n in sp eksi d a n ir iga si sen t r a p r od u ksi t a m b a k; (5) rehabilitasi jaringan irigasi dalam rangka ketahanan pangan; (6) jalan, jem batan, dan irigasi; dan (7) pengem bangan infrastruktur perm ukim an.

Sem en tara itu, alokasi an ggaran bagi program pem ban gun an in frastruktur bidan g perhubun gan akan digun akan an tara lain un tuk (1) pem ban gun an dan rehabilitasi

jaringan kereta api; (2) revitalisasi/ reaktivasi kereta api; (3) perpanjangan runw ay dan

rehabilitasi bandara; (4) bandara; (5) pem bangunan dan rehabilitasi pelabuhan dan derm aga penyeberangan; (6) pelabuhan laut dan penyeberangan; dan (7) perhubungan darat.

Selanjutnya, anggaran bagi program pem bangunan infrastruktur bidang energi akan d ialokasikan u n tu k (1) pem ban gu n an tr an sm isi, jar in gan , d an gar d u in d u k; d an (2) pembentukan desa mandiri energi (DME). Sedangkan alokasi anggaran bagi program p em b a n gu n a n in fr a st r u kt u r b id a n g p er u m a h a n r a kya t a ka n d igu n a ka n u n t u k pem bangunan rum ah susun sederhana sewa bagi TNI/ Polri/ pekerja dan m ahasiswa

sebanyak 40 tw in blok. Sem entara itu, anggaran bagi pem bangunan infrastruktur dan

perum ahan khusus akan digun akan un tuk pem ban gun an in frastruktur perum ahan khusus bagi nelayan, dan untuk penduduk di daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil.

Selanjutnya, anggaran bagi program pem bangunan dan rehabilitasi infrastruktur jalan usaha tani dan irigasi tingkat usaha tani, akan dialokasikan untuk jalan produksi sentra produksi perkebunan, peternakan, tanam an pangan, dan irigasi di beberapa kabupaten. Sementara itu, anggaran bagi program pembangunan infrastruktur pasar akan digunakan untuk (1) pem bangunan pasar untuk pem binaan pedagang kaki lim a/ usaha m ikro dan kecil; (2) pem ban gun an pasar tradision al di beberapa kabupaten / kota. Sedan gkan anggaran bagi program peningkatan pelatihan bidang ketenagakerjaan, akan digunakan untuk pelatihan keteram pilan oleh balai latihan kerja (BLK) dan peningkatan sarana dan prasarana BLK. Selanjutnya, anggaran untuk pem bangunan infrastruktur bidang

(29)

Selain m elalui belanja K/ L, belanja stim ulus infrastruktur juga dialokasikan m elalui belanja non-K/ L , yaitu revitalisasi dan rehabilitasi gudang kom oditi prim er di daerah sentra produksi pangan sebesar Rp0 ,1 triliun dan PNPM sebesar Rp0 ,6 triliun.

Revitalisasi dan rehabilitasi gudang kom oditi prim er akan digunakan untuk perbaikan dan revitalisasi gudang beras dan silo jagung di berbagai wilayah, yaitu: (1) Kabupaten Pid ie (Pr ovin si NAD); (2) Kabu paten Solok d an Tan ah Datar (Su m ater a Bar at); (3) Kabupaten In dram ayu, Cian jur, Garut, Bogor, Sum edan g, dan Kun in gan (J awa Barat); (4) Kabupaten Bantul (DI Yogyakarta); (5) Kabupaten Dem ak, Kudus, J epara, Pekalon gan , d an Ban jar n egar a (J awa Ten gah ); (6) Kabu paten Ngawi, Pasu r u an , Probolinggo, Nganjuk, Sampang, dan Madiun (J awa Timur); (7) Kabupaten Barito Kuala (Ka lim a n t a n Sela t a n ); (8 ) Ka b u p a t en Min a h a s a Ten gga r a (Su la wes i Ut a r a ); (9) Kabu p aten Gowa, Takalar , Selayar , Ban taen g, d an Bon e (Su lawesi Selatan ); (10 ) Kabupaten Gorontalo (Gorontalo); (11) Kabupaten Morowali, dan Tojo Una-Una (Sulawesi Tengah).

Se m e n t a r a it u , a lo k a s i a n gga r a n b a gi lu n cu r a n p r o gr a m / k e gia t a n n a s io n a l pem berdayaan m asyarakat m andiri akan digunakan untuk m elaksanakan program / kegiatan PNPM Mandiri dalam DIPA TA 20 0 8 yang belum diselesaikan sam pai dengan akhir TA 20 0 8 , sehingga diluncurkan pelaksanaannya pada TA 20 0 9. PNPM Mandiri yang diluncurkan tersebut berupa bantuan langsung m asyarakat (BLM) yang terdiri d ar i p r ogr am p en gem ban gan kecam atan , p r ogr am p en an ggu lan gan kem iskin an perkotaan, program pengem bangan infrastruktur perdesaan, dan program percepatan pem ban gun an daerah tertin ggal dan kh usus. Melalui PNPM Man diri dirum uskan m ekanism e upaya penanggulangan kem iskinan yang m elibatkan unsur m asyarakat, m ulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pem antauan dan evaluasi. Sasaran dari pelaksanaan program PNPM Mandiri antara lain (1) tersedianya infrastruktur baik di perkotaan m aupun perdesaan yan g sesuai den gan kebutuh an dan kem am puan m a s ya r a k a t , b e r k u a lit a s , b e r k e la n ju t a n , d a n b e r wa wa s a n lin gk u n ga n ; d a n (2) terlaksananya pem bangunan infrastruktur baik di perkotaan m aupun perdesaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel.

IV. POS TU R APBN D AN PEMBIAYAAN D EFIS IT AN GGARAN

2 0 0 9

IV.1 Pe n ye s u aian Po s tu r APBN 2 0 0 9

(30)

Pe rtam a, pendapatan negara dan hibah diperkirakan m engalam i penurunan sebesar Rp137,2 triliun, yakni dari sebesar Rp985,7 triliun seperti ditetapkan dalam APBN 20 0 9 m enjadi Rp8 48 ,6 triliun. Perubahan besaran pendapatan negara dan hibah tersebut bersum ber dari penurunan penerim aan perpajakan karena m elam batnya pertum buhan ekon om i, dan pen erim aan m igas dan dividen Pertam in a terutam a sebagai akibat

perubahan asum si harga m inyak m entah Indonesia (In don esia Crude Price/ ICP) dari

US$ 8 0 per barel m enjadi US$ 45 per barel.

Ke du a, belanja negara diperkirakan mengalami penurunan sebesar Rp49,0 triliun, yaitu dari yan g sem ula ditetapkan dalam APBN 20 0 9 sebesar Rp1.0 37,1 triliun m en jadi Rp98 8 ,1 triliun. Penurunan tersebut terjadi pada belanja Pem erintah Pusat sebesar Rp31,3 triliun, yaitu dari Rp716,4 triliun m enjadi Rp685,0 triliun, dan transfer ke daerah sebesar Rp17,6 triliun, yaitu dari Rp320 ,7 triliun m enjadi Rp30 3,1 triliun.

Walaupun anggaran belanja negara secara keseluruhan m engalam i penurunan yang cukup besar, tetapi alokasi anggaran belanja kem enterian negara/ lem baga (K/ L) dan anggaran pendidikan tetap dipertahankan, m asing-m asing sebesar Rp322,3 triliun dan Rp 2 0 7,4 t r iliu n sep er t i ya n g d it et a p ka n d a la m APBN 2 0 0 9 . H a l in i t er u t a m a dim aksudkan agar pelaksanaan kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat ber jalan secar a tepat waktu , d an kecepatan pen yer apan an ggar an belan ja d apat ditingkatkan, sehingga diharapkan mampu memberikan stimulasi bagi kegiatan ekonomi. Sejalan dengan itu, rasio volume anggaran pendidikan terhadap volume APBN meningkat dari 20 ,0 persen sesuai dengan putusan Mahkam ah Konstitusi dan am anat UUD 1945 m enjadi 21,1 persen. Bahkan, alokasi anggaran belanja K/ L m engalam i peningkatan s eb es a r Rp 11,2 t r iliu n b er ka it a n d en ga n a d a n ya t a m b a h a n b ela n ja s t im u lu s infrastruktur K/ L, sehingga secara keseluruhan belanja K/ L m enjadi sebesar Rp333,5 triliun.

Di sisi belanja Pemerintah Pusat, perubahan pagu belanja tersebut antara lain bersumber dari hal-hal sebagai berikut: (1) m eningkatnya beban pem bayaran bunga utang sebesar Rp9,0 triliun (8 ,8 persen), yaitu dari sebesar Rp10 1,7 triliun m enjadi sebesar Rp110 ,6 tr iliun ; (2) ber kur an gn ya beban subsidi sebesar Rp43,2 tr iliun , yan g ter dir i atas penurunan beban subsidi energi sebesar Rp36,6 triliun, dan subsidi non-energi sebesar Rp6,6 triliun; (3) berkurangnya belanja lain-lain sebesar Rp8,4 triliun, yaitu dari sebesar Rp65,1 triliun m enjadi sebesar Rp56,8 triliun; dan (4) tam bahan dana stim ulus untuk infrastruktur padat karya pada belanja K/ L sebesar Rp11,2 triliun.

Gambar

Tabel 2
Tabel 3
Grafik 2Perkiraan Dam pak Pengangguran Terbuka,
Grafik 5Perkem bangan Laju Inflasi Tahun 20 0 7 - 20 0 9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip perkembangan yaitu meliputi, adanya perubahan, perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan

Simpulan Riwayat keluarga miopia, jarak, lama, posisi, dan intensitas cahaya aktivitas melihat dekat yang merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan miopia

 Memandangkan tajuk dan masalah kajian telah diperolehi, maka kita sudah boleh menyenaraikan rujukan yang akan digunakan. Rujukan juga mestilah yang berkaitan

Dengan demikian, dalam rangka peningkatan kinerja pembentukan wilayah khususnya kriteria sistem pengurusan hutan perlu pemberdayaan pelaku perubahan, yang antara lain terdiri atas

Munawar, (2005), Pemodelan Visual dengan UML , Graha Ilmu: Yogyakarta.. Kartini dan Suprapto, Subandi, Untung.2005, ” Matematika IPA XI ”,

Pembelajaran PAI terpadu dapat diartikan juga sebagai pembelajaran yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan pendidikan dengan memadukan pendidikan agama Islam dengan

[r]

[r]