BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah
Perluasanpembangunankonstruksipadasektorswastasangatlahpenting,meng
ingatsaatinibegituberkembangpesatnyakemajuantehnologi di
berbagaiaspekterutamadalammelancarkankegiatanoperasionaldanpeningkatanprod
uksi.Menjawabtantangantersebutdipandangperlumeningkatkankemajuanperusahaa
ndenganmelakukanpengembangan/perluasansaranaoperasional, untukitu PT.
MutiaraSawit Lestari
melaksanakanperjanjiankontrakpemborongansatubuahPabrikKelapaSawitdengan
PT. BimaDwi Pertiwi Nusantara.
Perjanjiankontrakpemboronganmengandungaspekyuridisdalampelaksanaanpemba
ngunanpabrik, dimanakasus yang
terjadidalampelaksanaanpembangunanterdapatkeadaankahar (force mejeur).
Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksaamaan
kepentingan diantara para pihak. Perumusan masalah hubungan kontraktual
tersebut pada umumnya senantiasa diawali dengan proses negoisasi diantara para
pihak. Melalui negoisasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk
kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan (kepentingan)
melalui proses tawar menawar.
Kebebasan berkontrak yang merupakan ‘roh’ dan ‘napas’ sebuah kontrak
pihak-pihak yang diasumsikan mempunyai kedudukan yang seimbang. Dengan
demikian, diharapkanakan muncul kontrak yang adil dan seimbang pula bagi para
pihak. Namun demikian dalam praktik masih banyak ditemukan model kontrak
standar (kontrak baku) yang cenderung dianggap berat sebelah, tidak seimbang,
dan tidak adil.
Fenomena adanya ketidakseimbangan dalam berkontrak sebagaimana
tersebut dapat dicermati dari beberapa model berkontrak, terutama
kontrak-kontrak konsumen dalam bentuk standar/baku yang didalamnya memuat
klausul-klausul yang isi nya berat sebelah.
Menyikapi hal tersebut diatas tentunya diperlukan sikap dan pemahaman
yang objektif serta komprehensif dalam menilai isi kontrak, terutama terkait
dengan klausul-klausul kontrak dianggap berat sebelah. Sering kali terjadi
kesalahan persepsi mengenai eksistensi kontrak yang pada akhirnya menjebak dan
menyesatkan penilaian yang objektif khususnya mengenai pertanyaan”. Apakah
suatu kontrak itu seimbang atau tidak seimbang berat sebelah”.
Perdebatan mengenai ada atau tidaknya keseimbangan posisi para pihak
pada dasarnya kurang relevan untuk dikaitkan dengan kontrak komersial. Dimensi
kontrak komersial yang lebih menekankan pada aspek penghargaan terhadap
kemitraan dan kelangsungan bisnis (efficiency and profit oriented), tidak lagi
berbuat pada keseimbangan matematis.
Tentunya untuk menganalisi secara lebih cermat mengenai seluk-beluk
terhadap eksistensi suatu kontrak sebagai proses yang sistematis dan padu.
Keterpaduan asas-asas hukum kontrak, termasuk didalamnya asas
proporsionalitas, merupakan pisau analisis untuk membedah eksistensi kontrak
yang dibuat para pihak. Tentunya sudah bukan waktunya lagi untuk berkutat pada
dilema semu ketidakseimbangan atau ketidakadilan berkontrak, tetapi lebih
difokuskan pada bagaimana perbedaan kepentingan para pihak dapat diatur
sedemikian rupa secara proporsional.1
Pembangunan di
bidangfisikdewasainiperkembangannyaseiringdengantuntutankebutuhanmasyarak
at, kemajuanilmupengetahuandanteknologi.Pembangunan
fisiksepertigedungsekolah, jalantol, rumahsakitdan lain-lain
adalahobyekdariperjanjianpemboronganbangunan.Perjanjianpemboronganbangun
andilihatdarisistemhukummerupakansalahsatukomponendarihukumbangunan
(bouwrecht).Bangunan di sinimempunyaiarti yang luas, yaitusegalasesuatu yang
didirikan di atastanah.Dengandemikian yang Di negaraberkembangkhususnya Indonesia yang
mengalamikrisismultidimensiberkepanjanganmasihmenitikberatkanpembangunan
dalambidangekonomisehinggakebutuhanakanberbagaibentukprasarana yang
mendukungsertamenunjangpembangunandibidangtersebutsepertipembangunanjala
n, jembatan, irigasi, bangunangedung, perumahan,
segalasaranadanprasaranabersertainfrastrukturnyamenjadisangatdiperlukanuntukb
erjalannyapembangunannasional di segalabidang.
1
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial
dinamakanhukumbangunanadalahseluruhperangkatperaturanperundang-undangan
yang berhubungandenganbangunan, meliputipendirian, perawatan,
pembongkaran, penyerahan, baik yang bersifatperdatamaupunpublik.
Di
indonesiaproyek-proyekpembangunanfisiktersebutdatangdaripemerintah,
swastadomestikmaupunasing. Sedangkanpelaksanaannyahanyasebagiankecil yang
ditanganipemerintah,
selebihnyasangatdiharapkanperansertapihakswastabaiksebagai investor
maupunsebagaikontraktor.Dalamhalinikontraktorbekerjadengansistempemborong
anpekerjaan.Itulahsebabnyakontraktordisebutrekanankarenakontraktordianggapse
bagairekankerja.
Untukmemberikankesempatanberpartisipasisertamemberikankesempatanb
erusahabagiswastamakadapatdibedakandarimanaasalpekerjaanpemboronganpekerj
aantersebut.
a. Perjanjianpemboronganpekerjaan yang
berasaldaripemerintahuntukpengadaanbarangdanjasadilakukanmelalui proses
lelangseperti yang telahdiaturdalamKeputusanPresidenNomor 80 tahun 2003
TentangPedomanPelaksanaanPengadaanBarang / JasaPemerintah.
b. Perjanjianpemboronganpekerjaan yang berasaldariswasta yang
diperolehlangsungsebagaihasilperundinganantarapemberitugas (swasta)
Boronganpekerjaan yang
berasaldaripihakswastadandikerjakanolehperusahaanjasakonstruksi (pemborong)
tersebutperludibuatsuatuperjanjianataukontrak yang mengikatkeduabelahpihak.
Secaragarisbesar, tatananhukumperdata Indonesia memberikanpeluang yang
seluas-luasnyabagimasyarakatuntuksalingmengadakanperjanjiantentangapasaja
yang dianggapperlubagitujuannya. SebagaimanaketentuanPasal 1338 KUH
Perdata yang menyatakanbahwasemuaperjanjian yang
dibuatsecarasahberlakusebagaimanaundang-undangbagimereka yang
membuatnya.Mensikapihaltersebut R. Subektimenjelaskan :
“Bahwakitadiperbolehkanmembuatperjanjian yang berupadanberisiapasaja (atautentangapasaja) danperjanjianituakanmengikatmereka yang membuatnyasepertiundang-undang.Ataudenganperkataanlain,
dalamsoalperjanjian, kitadiperbolehkanmembuatundang-undangbagikitasendiri. Pasal-pasaldarihukumperjanjianhanyaberlaku,
apabilaatausekedarkitatidakmengadakanaturan-aturansendiridalamperjanjian-perjanjian yang kitaadakanitu.2
PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara sebagaisalahsatuperusahaan yang
bergerakdalambidangjasakonstruksi di kota Medan,
dalamhalinisebagaisalahsatupihak yang
terkaitdenganpekerjaanpemboronganbangunandenganpihakswasta,
sudahbarangtentukitalihatadanyahubunganhukumantaraPT. Bima Dwi Pertiwi
Nusantara (pemborong) denganpihakswastaPT.Mutiara Sawit Lestari
(pemberiboronganpekerjaan).
Hubunganantarakeduabelahpihakadalahmerupakanhubunganhukumkeperdataan,
2
sehinggakeduabelahpihakmempunyaiposisidankedudukan yang
samadalamperjanjianpemborongan.
DalampelaksanaanperjanjianantaraPT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara
denganpihakpemberipekerjaantersebut, selamainiberlangsungsecarabaik,
walaupunpadakenyataannyaterjadibeberapaperbedaankepentingan di lapangan
yang berkaitandengantanggungjawabparapihak. Permasalahan yang
seringtimbulmenyangkutmasalahbataswaktupenyelesaiankontrak,
dimanapihakpemborongyaituPT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara (pemborong)
belumdapatmenyelesaikanpekerjaan, haltersebutmengakibatkanterhambatnya
prosespenyelesaianpekerjaan yang dilaksanakan.
Permasalahantimbuldikarenakandaripihakpemberipekerjaanpemboronganbanguna
n(PT.Mutiara Sawit Lestari) menyangkutpenyelesaianpembayaran yang
telahterjadwalsebagaimana yang telahdiperjanjikan,
terutamapadaperjanjianpemboronganbangunan yang
telahselesaidikerjakansemuadenganjangkawaktu yang diperjanjikan,
namunpihakpemberiboronganpekerjaanbangunanbelummemenuhikewajibannyaun
tukmembayarapa yang telahdiperolehataudiperjanjikan.
Hal iniamatmungkinterjadikarenapekerjaanpemboronganbangunan yang
diperolehPT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara cenderungdidasari rasa
percayadaripihakpemberiboronganpekerjaanbangunan(PT.Mutiara Sawit Lestari)
kepadaPT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara, karenaadanyahubungan yang
sudahterjalindenganbaik.Hambatan-hambatantersebutmenjadisuatupersoalan yang
nan, yang diperolehdariswastabaikperoranganmaupun yang
berbadanhukum.Menyadaripentingnyapenyelesaianmasalahtersebut,
makapenulisakanmembahaslebihlanjutmengenaipelaksanaanperjanjianpekerjaanp
emboronganbangunantersebutdalambentuktesis yang berjudul: “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT.Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT.Mutiara Sawit Lestari (Studi Pada PT.Bima Dwi Pertiwi Nusantara Persero Tbk Jalan Merak No.58 Medan)”
B. Permasalahan
Bertitik tolak dari latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
yangberhubungan dengan Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan
Bangunan Pabrik Kelapa Sawit PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara dan PT. Mutiara
Sawit Lestari (Studi pada PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Persero Tbk Jalan
Merak No. 58 Medan) :
1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Oleh PT.Bima Dwi
Pertiwi Nusantara dan PT.Mutiara Sawit Lestari mengenai Pekerjaan
Borongan Pembangunan 1 unit Pabrik Kelapa Sawit?
2. ApasajaKendaladanHambatandalamPerjanjianPemboronganTerhadap
Pembangunan 1 (satu) UnitPabrikKelapaSawit?
3. Apaupayahukum yang
dipergunakandalampenyelesaianPerjanjianPemboronganoleh Para Pihak
C.Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan dari penulis adalah untuk melihat gambaran
secara jelas dan lengkap mengenai bagaimana sebenarnya bentuk perjanjian
borongan bangunan kelapa sawit yang diberikan oleh PT. Bima Dwi Pertiwi
Nusantara kepada PT.Mutiara Sawit Lestari mengenai :
1. Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Oleh PT.Bima Dwi Pertiwi
Nusantara dengan PT.Mutiara Sawit Lestari mengenai Pekerjaan
Borongan Pembangunan 1 unit Pabrik Kelapa Sawit .
2. KendaladanHambatandalamPerjanjianPemboronganTerhadap
Pembangunan 1 Unit PabrikKelapaSawit.
3. Upayahukum yang
dipergunakandalampenyelesaianPerjanjianPemboronganoleh Para Pihak
yang MengikatkanDiri?
D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan penulis mengenai tinjauan yuridis terhadap
perjanjian pemborongan kelapa sawit oleh PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara dan
PT. Mutiara Sawit Lestari.
Dapat menambah pengetahuan bagi kalangan akademik maupun
pembaca pada umumnya bermaksud ingin mengetahui proses terjadinya pada
pelaksanaan perjanjian pemborongan oleh PT.Bima Dwi Pertiwi Nusantara dan
PT.Mutiara Sawit Lestari mengenai pekerjaan borongan pembangunan 1 unit
pabrik kelapa sawit.
E. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode penelitian sebagai
berikut :
1. Metode Pendekatan
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian yuridis normatif atau disebut dengan penelitian
kepustakaan, yaitu penelitian dengan mengkaji peraturan-peraturan hukum,
termasuk norma dan asas-asas yang terkandung dalam peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan perjanjian kerja pada pasal 1604 KUHPerdata, dan
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.3
Penelitian ini memiliki sifat sebagai penelitian deskriptif, Menurut
Soejono soekanto penelitian deskriptif: “Suatu penelitian yang dimaksud untuk
memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan gejala-gejala
lainnya”. Maksudnya adalah terutama mempertegas hipotesa hipotesa, agar dapat
3
membantu memperkuat teori teori lama, atau didalam kerangka penyusunan teori
baru.4
4
Soedjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2008) hlm 43
2. Jenis Penelitian
Penulisan ini menggunakan metode penelitian hukum normatif-empiris,
dalam penelitian empiris dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu dengan
melakukan wawancara dengan pimpinan PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara,
sedangkan penelitian hukum normatif, dilakukan melalui kajian terhadap
peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan
skripsi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Bahan hukum primer
Bahan-bahan penelitian yang berasal dari peraturan-peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan judul dan permasalahan yaitu
Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan pada
KUHperdata di dalam pasal 1604 tentang perjanjian-perjanjian untuk
melakukan pekerjaan pemborongan.
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan penelitian yang berasal dari
literatur kepustakaan yang berupa :
1). Buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan.
c. Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan
petunjuk dan penjelasan atas bahan hukum sekunder yang berupa
kamus-kamus hukum.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Library research (studi kepustakaan) yaitu mempelajari dan menganalisa
secara sistematika buku-buku, peraturan perundang-undangan, catatan
kuliah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan materi yang
dibahas dalam skripsi ini.
b. Field research (studi lapangan) yaitu penelitian yang dilakukan secara
langsung dengan datang kelapangan, perolehan data ini dilakukan dengan
cara wawancara langsung kepada pimpinan PT. Bima Dwi Pertiwi
Nusantara.
4. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai ke komponen
komponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-masing komponen
dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut pandang.5
Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu upaya yang
dilakukan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan
berdasarkan perilaku nyata dan memilah-milah data tersebut menjadi satuan yang
dapat dikelola.6
5
Sri Mamudji, Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum UI, 2005), hlm 67
6
H.Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 146
Kemudian menggunakan metode penarikan kesimpulan deduktif,
jawaban khusus atau permasalahan yang diteliti, sehingga diharapkan akan
memberikan solusi atau permasalahan dalam penelitian.7
Pendahuluan merupakan bab yang memberikan ilustrasi guna
memberikan informasi yang bersifat umum dan menyeluruh serta
F. Keaslian Penulisan
Judul berikut ini “ Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan Perjanjian
Pemborongan Bangunan Kelapa Sawit oleh PT.Bima Dwi Nusantara dan PT.
Mutiara Sawit Lestari (Studi pada PT.Bima Dwi Pertiwi Nusantara Persero Tbk
Jalan Merak No.58 Medan)” yang telah diangkat penulis sebagai judul skripsi
terbilang masih judul baru, berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan penulis
di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera, belum ada yang
membahas dengan pendekatan maupun perumusan masalah yang sama, sehingga
dapat dinyatakan bahwa isi dari tulisan ini adalah asli dan keasliannya dapat di
pertanggung jawabkan secara akademis.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis agar memberikan
kemudahan bagi pembacanya dalam memahami maknanya dan memperoleh
manfaatnya. Gambaran secara keseluruhan mengenai skripsi ini akan dijabarkan
dengan cara menguraikan sistematika penulisannya yang terdiri dari 5 bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
7
sistematis dari skripsi ini yang terdiri dari latar belakang,
permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian,
keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN
tinjauan umum tentang perjanjian merupakan bab yang berisikan
pengertian hakekat perjanjian, jenis-jenis perjanjian, syarat-syarat
sahnya perjanjian, konsekuensi perjanjian, wanprestasi dalam suatu
perjanjian, dan berakhirnya perjanjian.
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBORONGAN
tinjauan umum tentang perjanjian pemborongan merupakan bab
yang berisikan tentang pengertian perjanjian pemborongan, latar
belakang perjanjian pemborongan, sifat dan bentuk perjanjian
pemborongan, isiperjanjianpemboronganpekerjaan,
pihak-pihakdalamperjanjianpemborongan,
jangkawaktuperjanjianpemboronganpekerjaan,
hambatan-hambatanperjanjianpemborongan,
jaminandalamperjanjianpemborongan.
Bab IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN
PT.BIMA DWI PERTIWI NUSANTARA PERSERO TBK JALAN MERAK NO.58 MEDAN)
merupakan bab yang berisikan studi riset atau penelitian yakni :
A. Proses Terjadinya pada Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan
Oleh PT.Bima Dwi Pertiwi Nusantara dan PT.Mutiara Sawit
Lestari mengenai Pekerjaan Borongan Pembangunan 1 unit
Pabrik Kelapa Sawit.
B. KendaladanHambatanPerjanjianPemboronganTerhadap
Pembangunan 1 Unit PabrikKelapaSawit.
C. UpayaHukum yang
dipergunakandalampenyelesaianPerjanjianPemboronganoleh
Para Pihak yang MengikatkanDiri.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
kesimpulan dan saran yang merupakan kutipan ataupun
rangkuman dari bab 1 sampai bab 4 dan juga mempunyai saran