61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. SMA 1 Demak adalah SMA negeri pertama yang berdiri di kota Demak, yaitu sejak 1 Agustus 1964. Nama Sekolah : SMA Negeri 1kabupaten
Demak
Alamat Sekolah : Jalan Sultan PatahNo. 85 Katonsari,
Desa/Kelurahan : Katonsari Kecamatan : Demak Kabupaten/Kota : Demak
Propinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 59516
Telepon/Fax : (0291) 685241
e-mail : sma3_demak@yahoo.co.id Website : http://sman1-demak.sch.id/ Kepala sekolah : Drs. Siswandi
b. SMA 2 Demak adalah SMA negeri kedua yang berdiri di kota Demak, yaitu sejak 1 Agustus 1964. Nama Sekolah : SMA Negeri 2 kabupaten
Demak
Alamat Sekolah : Jl kudus No. 182 Demak. Kecamatan : Demak
Kab/Kota : Demak
62 Kode Pos : 59511
Telepon/Fax : (0291) 685840
e-mail : smanda_demak@yahoo.com Website : www.sman2-demak.sch.id Kepala sekolah : Drs. N.A Sobri,M.Pd
c. SMA Negeri 3 kabupaten Demak yang terletak dikecamatan kota Demak, berdiri pada tanggal 20Oktober 1999, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0291/0/1999.
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 kabupaten Demak Nomor Statistik Sekolah: 30.1.0321.11.027
NPSN : 20319299
Alamat Sekolah : Jln. Sultan Trenggono No. 81 Demak
Desa/Kelurahan : Kalikondang Kecamatan/Kab : Demak/ Demak Propinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 59511
63 Gambar 4. 1
Denah Lokasi SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3kabupaten Demak
U
Sumber : Google Maps
4.1.2 Kondisi Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri sekecamatan Demak
Dari observasi langsung diperoleh data bahwa jumlah guru bahasa Inggris di SMA Negeri sekecamatan Demak adalah 14 orang. Terdiri dari 11 orang berstatus PNS dan 3 orang masih berstatus honorer. 11 guru PNS semuanya sudah memperoleh tunjangan sertifikasi.11 guru PNS tersebut adalah dari SMA Negeri 1 Demak berjumlah 3 orang, SMA Negeri 2 Demak berjumlah 4 orang, SMA Negeri 3 Demak berjumlah 4 orang.
SEMARANG
Termin al Masjid
Agung
KUDUS
SMAN3 Demak
SMAN1
64 Tabel 4. 1
Kondisi Guru Bahasa Inggris
Di SMANegeri sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2014/2015
Jumlah Guru Bahasa Inggris PNS dan GTT 14
Sumber : Dokumen kepegawaianDiknas dikabupaten Demak (Data Primer diolah 2014)
65 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa kualifikasi akademikguru Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Madrasah Aliyah atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki kualifikasi pendidikan minimum Diploma empat (D.IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
4.2
Hasil Penelitian
Berkaitan dengan kinerja mengajar guru bahasa Inggris, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru bahasa Inggris dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil belajar dan pengawasan pembelajaran. Keempat kegiatan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 direvisi menjadi Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa:
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi
lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah padajalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses
66
a. Perencanaan Proses Pembelajaran
Bukti adanya perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007direvisi menjadi Nomor 65 tahun 2013 adalah adanya silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunannya yang selanjutnya disebut sebagai perangkat perencanaan pembelajaran.
Ada tiga tahapan dalam penyusunan perangkat perencanaan pembelajaran yaitu: tahap adopsi yakni mengambil atau mengadopsi silabus dan RPP yang sudah ada tanpa melakukan revisi atau penyesuaian yang disesuaikan dengan keadaan yang ada, tahap adaptasi yakni mengambil atau mengadopsi silabus dan RPP yang sudah ada kemudian direvisi atau disesuaikan dengan keadaan yang ada dan tahap produksi yakni menyusun atau membuat silabus dan RPP sendiri yang disesuaikan dengan keadaan yang ada.
67 Tabel 4.2
Jumlah Perangkat (Silabus dan RPP) Berdasarkan Cara penyususunannya di
SMA Negeri 1, 2 dan 3 DemakTahun Adopsi Adaptasi Produksi
1 Silabus dan
RPP 1 8 2 11
Sumber: Dokumentasi Bidang Kurikulum(SMA Negeri1, 2,dan 3 Demak)
Berdasarkan dokumen bidang kurikulum tersebut dapat diketahui bahwa dari 11 guru bahasa Inggris di SMA Negeri 1, 2 dan 3 Demak hanya ada 2 atau 18,18% orang guru yang memproduksi atau menyusun silabus dan RPP sendiri sedangkan yang sisanya berjumlah 8atau72,72% orang guru yang menyusun silabus dan RPP dengan cara adaptasi, artinya guru tersebut mampu mengembangkan silabus dan RPP dari pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Tetapi ada 1 atau 9,09% guru yang menyusun silabus dan RPP dengan cara adopsi artinya guru tersebut menyusun silabus dan RPP dari sumber lain tanpa melakukan perbaikan.
68 pembelajaran guru bahasa Inggris pascasertifikasi diperoleh dengan jumlah kategori ada 5 yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang untuk itu panjang interval bisa diperoleh dengan rumus :
Panjang Interval = Skor maksimum – skor minimum
Kategori = 75 – 25
5 = 10
Hasil selanjutnya bisa dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Destribusi frekuensi penilaian hasil telaah RPP guru bahasa Inggris pasca sertifikasi
Kategori Interval Frekuensi Prosentase(%)
Sangat baik 66 - 75 4 36,36%
Sumber: data primer yang diolah, 2014
Dari tabel 4.3 diatas bisa diketahui bahwa kualitas RPP guru bahasa Inggris sebagian besar (54,54%) dalam kategori baik.
69 pedoman bagi guru bahasa Inggris dalam melaksanakan pembelajaran.
Ada beberapa guru bahasa Inggris yang dalam penyusunan silabus dan RPP masih mengandalkan teman sejawatnya atau istilahnya hanya copy paste
saja. Hal ini dikarenakan guru tersebut mempunyai kesibukan dalam mengerjakan tugas tambahan lain di luar tugas pokoknya sebagai guru sehingga guru tersebut tidak punya waktu untuk menyusun RPP sendiri dan ada juga yang disebabkan karena minimnya kemampuan guru tersebut dan kurangnya sosialisasi dalam hal menyusun/membuat RPP.
b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran.
Data nilai dari hasil penilaian observasi terhadap kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas yang dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing respondendiketahui dari instrumen yang berjumlah 8 item. Skor yang digunakan dalam lembar (observasi) antara 0 – 4, maka skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 32 dan skor terendah adalah 0. Jumlah kategori ada 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Dengan panjang interval = skor maksimum – skor minimum
70 Dari lebar interval tersebut maka penggolongan hasil observasi kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi pada pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.4sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi nilai hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran
Kategori Interval Frekuensi Prosentase(%)
Sangat baik 25,6 - 32 3 27,27
Baik 18,1– 25,5 6 54,55
Cukup 12,6 - 18 2 18,18
Kurang 6,5 - 12,5 0 0
Sangat kurang 0 -6,4 0 0
Jumlah 11 100%
Sumber data primer yang diolah, 2015
Dari tabel 4.4 di atas bisa dilihat bahwa berdasarkan nilai observasi dari pelaksanaan pembelajaran guru bahasa Inggris di kelas menunjukkan nilai rata-rata baik yaitu 54,55%.
Sementara untuk data nilai hasil angket yang diisi oleh masing-masing guru bahasa Inggris (self
report) terhadap kinerja mengajar mereka pasca
71 kecenderungan skor variabel angket pelaksanaan pembelajaran guru bahasa Inggris diperoleh hasil sebagai berikut:
Panjang Interval = Skor maksimum – skor minimum
Kategori
Distribusi Frekuensinilai skor angket (Self
report)Pelaksanaan Pembelajaran
Kategori Rentang skor Frekuensi Persentase
Sangat baik 106-125 6 55%,
Sumber : Data primer yang diolah (2015)
72 c. Evaluasi/ Penilaian Proses Pembelajaran
Penilaian merupakan bagian integral dari kinerja mengajar guru bahasa Inggris yang merupakan tolok ukur dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.Hal ini hanya dapat diketahui joke guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun produk pembelajaran. Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian.
Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran bisa digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar siswa dan digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 yang sudah direvisi menjadi Permendiknas nomor 66 Tahun 2013 tentang standar Penilaian, menyatakan bahwa tujuan dari standar penilaian adalah:
a. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan dengan prinsip-prinsip penilaian.
b. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,edukatif,efektif,efisien dan sesuai dengan kontek budaya.
73 Dari data nilai hasil angket yang diisi oleh masing-masing guru bahasa Inggris terhadap kinerja mengajar mereka pasca sertifikasi dalam evaluasi atau penilaian hasil pembelajaran diketahui dari jumlah item 12, dengan skor 1 – 5, maka skor tertinggi adalah 12 x 5 = 60 dan skor terendah adalah 1 x 5 = 5.
Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan skor variabel angket penilaian hasil pembelajaranmaka diperoleh panjang interval:
Panjang interval = skor max - skor min
Kategori
=60 – 5 = 11
5
Tabel 4.6
Distribusi frekuensi kinerja mengajar guru bahasa Inggris dalam Penilaian hasil Pembelajaran
Kategori Rentang skor Frekuensi Persentase
Sangat baik 51 -60 6 55 %,
Baik 35 - 50 4 36%
Sedang 24 - 34 1 9%
Kurang 13 - 23 0 0
Sangat Kurang 1 - 12 0 0
Jumlah 11 100%
Sumber : data primer yang diolah,2015
74 kinerja guru bahasa Inggris dalam penilaian hasil belajar menunjukkan rata-rata sangat baik.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan melalui observasi, dokumentasi, dan angket serta mengacu pada indikator kinerja mengajar guru yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran, dapat disampaikan analisis pembahasan sebagai berikut :
a. Kinerja mengajar guru bahasa Inggris
pascasertifikasi dalam perencanaan
pembelajaran
75 penelitian diatas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar guru bahasa Inggris di SMA Negeri sekecamatan Demak pasca sertifikasi telah menyusun/membuat perencanaan proses pembelajaran dengan cara adaptasi. Artinya dalam penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman bagi guru bahasa Inggris dalam melaksanakan pembelajaran, guru masih mengandalkan teman sejawatnya atau istilahnya “nggandul” dan ada juga yang hanya copy
paste saja atau masih menggunakan RPP tahun yang
lalu dengan hanya mengganti angka tahunnya saja, dan bahkan ada beberapa guru yang hanya menganggap perencanaan pembelajaran hanya sebagai syarat pemenuhan administrasi guru mengajar saja.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran (RPP), sebetulnya harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembuatan RPP, seperti diantaranya harus berdasarkan tujuan dari pembelajaran itu sendiri, melihat kondisi siswa, disesuaikan pendekatan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, dan memperhitungkan waktu yang tersedia. Sehingga apabila guru hanya mengandalkan copy paste saja akan membuat guru menjadi kurang kreatif dan membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan tidak berkembang.
76 menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Untuk itu guru bahasa Inggris diminta ikut aktif dalam penyusunan perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP. Dalam penyusunan silabus dan RPP ini guru bahasa Inggris bisa memanfaatkan forum MGMP baik tingkat sekolah maupun tingkat kabupaten untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya dalam menyususun silabus dan RPP.
b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan guru berdasarkan perencanaan proses pembelajaran. Wujudnya adalah kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan di kelas meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
77 Pada tahap persiapan dan pembukaan pelaksanaan pembelajaran (apersepsi dan motivasi) yaitu pada instrumen angket no.1,2,3,4,5 guru bahasa Inggris rata-rata menunjukkan skor 5(selalu), hal ini menunjukkan bahwa guru bahasa Inggris sudah mempersiapkan diri dan menyiapkan kelassebelum memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik. Hal ini juga didukung dari data observasi di kelas yang menunjukkan skor 4 (semua deskriptor tampak).
Dalam tahap kemampuan menyajikanmateri pelajaran, guru bahasa Inggris sudah menunjukkan kemampuannya dalam penguasaan bahan belajar,materi sudah disampaikan secara runtut dan jelas karena bahan belajar yang disajikan sesuai langkah-langkah dalam RPP.Hal ini ditunjukkan pada instrumen angket no,6 dan 7 yang menunjukkan skor rata-rata 4 (sering). Dari data observasi sebagian besar guru sudah menguasai materi hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor 3 (hanya 3 deskriptor yang tampak).
78 bahasa Inggris. Dalam instrumen ini menuntut kemampuan guru bahasa Inggris dalam ketrampilan berbahasa dan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dengan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan dan penggunaan bahasa yang tepat dan berterima.
Dalam kemampuan menggunakan media/ alat peraga, guru bahasa Inggris belum menunjukkan kemampuannya dengan maksimal, hal ini bisa kita lihat dari instrumen angket nomer 15 yang menunjukkan rata-rata 3(jarang). Dalam penyajian materi guru belum menggunakan media dan alat peraga yang membantu pelaksanaan pembelajaran dengan efektif. Sebetulnya ketrampilan dan kemampuan guru bahasa Inggris ini penting untuk membantu meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dari data hasil observasi hal ini juga ditunjukkan dengan nilai penggunaan media/alat bantu mengajar rata-rata hanya 2 (hanya 2 deskriptor yang tampak)
79 Tentang pengelolaan kelas, baik nilai angket dan di dukung hasil observasi menunjukkan bahwa guru bahasa Inggris sudah mampu mengelola kelas dan mengelola siswa dengan baik,hal ini ditunjukkan dengan instrumen angket no.12 dan 19 yang menunjukkan rata-rata nilai 5(selalu).
Pada kemampuan menutup pelajaran, dari instrumen angket no.22,23,24 dan 25 menunjukkan nilai 5 (selalu) hal ini didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan angka 4, yang berarti rata-rata semua guru bahasa Inggris sudah melakukan kemampuan menutup pelajaran dengan baik, seperti guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan, mengecek pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan, memberi pengayaan dan menutupnya dengan mengucapkan salam perpisahan.
c. Penilaian Hasil Pembelajaran
Dalam pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran menurut Ondi Saondi dan Aris Suherman (2010:54) menyatakan bahwa dalam pembelajaran guru dituntut untuk menerapkan penilaian otentik yaitu mengevaluasi penerapan pengetahuan dan berpikir komplek dari pada hanya sekedar hafalan informasi faktual, hal ini sesuai dengan prinsip penilaian pada kurikulum 2013.
80 Inggris rata-rata kinerja guru bahasa Inggris menunjukkan baik. Dalam pelaksanaan pembuatan pedoman/ kriteria dalam melakukan penilaian, rata-rata menunjukkan angka 3 yang artinya jarang. Dalam penyusunan alat evaluasi dan membuat program pelaksanaan evaluasi dan melaksanakanya, rata-rata guru bahasa Inggris menjawab sering.
Dari angket hasil penelitian pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru bahasa Inggris diperoleh gambaran bahwa pada dasarnya semua guru bahasa Inggris sudah melaksanakan dan memahami tentang tujuan dari penilaian proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar yang terdapat dalam standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran. Jika dilihat dari tata cara pelaksanaanya maka dalam penilaian pembelajaran tersebut guru telah melaksanakan prinsip-prinsip penilaian.
81 Berdasarkan hasil dari penelitian evaluasi kinerja mengajar guru bahasa Inggris pascasertifikasi di SMA Negeri sekecamatan Demak dalam merencanakan pembelajaran, dalam melaksanakan program pembelajaran dan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran bisa disimpulkan bahwa kinerja mengajar guru bahasa Inggris menunjukkan kinerja yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tunjangan sertifikasi ternyata sangat mempengaruhi guru bahasa Inggris dalam meningkatkan kinerjanya pascasertifikasi.
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian dari Badrun Kartowagiran (2011) yang berjudul “Kinerja Guru Profesional” mengatakan bahwa kinerja sebagian besar guru profesional (pasca sertifikasi) yang ada di Kabupaten Sleman belum baik; dari 17 indikator yang diteliti, 7 indikator baik dan 10 indikator, lainnya belum baik.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Darmini (2012) tentang “Persepsi guru non sertifikasi terhadap etos kerja dan kinerja mengajar guru sekolah dasar bersertifikasi”, mengatakan bahwa kinerja mengajar guru yang telah bersertifikasi belum memenuhi kriteria sangat baik, masih tidak berbeda dengan kinerja mengajar guru non sertifikasi kecuali beberapa guru bersertifikasi di gugus cengkeh.
82 Negeri sekecamatan Demak menunjukkan hasil yang berbeda.