commit to user
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dideskripsikan daerah-daerah yang menjadi tempat
penelitian yang meliputi 12 kecamatan yang berada di Kabupaten Sukoharjo yang
terdiri atas Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari,
Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari, Kecamatan
Polokarto, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Grogol, Kecamatan Baki,
Kecamatan Gatak, dan Kecamatan Kartasura. Pada penelitian ini, akan dibahas
masing-masing kecamatan bagaimana keadaan geografis, kondisi demografis,
kondisi sosial dan kondisi ekonomi daerah tersebut. Kondisi-kondisi tersebut
dapat secara umum menggambarkan keadaan dan pertumbuhan yang dapat
dicapai oleh daerah tersebut dalam suatu periode. Dalam bab ini juga akan
membahas hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
Analisis data nantinya akan membahas tentang keadaan ekonomi di
tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Analisis yang pertama akan
membahas mengenai pola pertumbuhan ekonomi yang ada di tiap-tiap kecamatan
yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Analisis kedua membahas mengenai sektor
unggulan yang dimiliki tiap kecamatan yang nantinya berguna dalam
mengoptimalkan potensi lokal yang ada di tiap kecamatan. Untuk analisis
berikutnya, akan membahas mengenai ketimpangan atau kesenjangan yang terjadi
commit to user
A. Gambaran Umum Antar Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
1. Letak Geografis
a. Kecamatan Weru
Luas wilayah Kecamatan Weru pada tahun 2012 tercatat 4.198
Ha atau sekitar 8,99 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo (46.666
Ha). Desa Ngreco merupakan desa yang terluas wilayahnya yaitu 476
Ha (11,34 persen) sedangkan yang terkecil luasnya adalah Desa
Grogol sebesar 213 Ha (5,07 persen). Luas lahan bukan sawah yang
digunakan untuk pekarangan sebesar 64,74 persen dari total luas lahan
bukan sawah, presentase tersebut merupakan yang terbesar.
Kecamatan Weru terletak di daerah dengan ketinggian 118 m
diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 41,98 km2. Jarak dari
barat ke timur ± 8,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 15,0 Km. Jarak
dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 20,0 Km
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Tawangsari
Sebelah Timur : Kecamatan Manyaran Kab. Wonogiri
Sebelah Selatan : Kecamatan Semin, DIY
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Weru
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa Kecamatan Weru terdiri
dari 13 desa, yaitu : Desa Grogol, Desa Karangtengah, Desa
Karangwuni, Desa Krajan, Desa Jatingarang, Desa Karanganyar, Desa
Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Weru, Desa Karakan, Desa
commit to user
b. Kecamatan Bulu
Luas wilayah Kecamatan Bulu pada tahun 2012 tercatat 4.386
Ha atau sekitar 9,40 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo (46.666
Ha). Desa Sanggang merupakan desa yang terluas wlayahnya yaitu
574 Ha (13,09 persen) sedangkan yang terkecil luasnya adalah Desa
Lengking sebesar 213 Ha (4,86 persen). Luas yang ada terdiri dari
1.123 Ha atau 25,60 persen, lahan sawah dan 3.263 Ha atau 74,40
persen bukan lahan sawah. Dibandingkan dengan Tahun 2011 luas
lahan sawah tahun 2012 tidak mengalami perubahan. Presentase
terbesar luas bukan lahan sawah (3.269 Ha) dipergunakan untuk
pekarangan yaitu sebesar 1.439 Ha (44,02 persen).
Kecamatan Bulu terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 118
m diatas permukaan laut, dengan luas wilayahnya 43,86 km2. Jarak
dari barat ke timur ± 8,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 9,0 Km.
Jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 15
Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Nguter
Sebelah Timur : Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri
Sebelah Selatan : Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.2 Peta Wilayah Kecamatan Bulu
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa Kecamatan Bulu terdiri
dari 12 desa, yaitu : Desa Sanggang, Desa Kamal, Desa Gentan, Desa
Kedungsono, Desa Tiyaran, Desa Bulu, Desa Kunden, Desa Puron,
Desa Malangan, Desa Lengking, Desa Ngasinan, dan Desa
commit to user
c. Kecamatan Tawangsari
Luas wilayah Kecamatan Tawangsari pada tahun 2012 tercatat
3.998 Ha atau sekitar 8,57 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Luas yang ada terdiri dari 1.656 Ha atau 41,42 persen,
lahan sawah dan 2.342 Ha atau 58,58 persen bukan lahan sawah.
Dibandingkan dengan tahun 2011 luas lahan sawah tahun 2012 tidak
mengalami perubahan. Luas bukan lahan sawah yang digunakan untuk
pekarangan sebesar 53,71 persen dari total luas lahan bukan lahan
sawah. Presentase tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan
presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain.
Kecamatan Tawangsari terletak di dataran tinggi, dengan
tinggi 118 m diatas permukaan laut, dengan luas wilayahnya 39,96
km2. Jarak dari barat ke timur ± 8,5 Km. Jarak dari utara ke selatan ±
7,0 Km. Jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten
Sukoharjo ± 10 Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Nguter Dan Kecamatan Sukoharjo
Sebelah Timur : Kecamatan Bulu
Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri
Sebelah Barat : Kabupaten Klaten
Banyaknya hari hujan ada 114 hari dengan rata-rata curah
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.3 Peta Wilayah Kecamatan Tawangsari
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa Kecamatan Tawangsari
terdiri dari 12 desa, yaitu : Desa Watubonang, Desa Pundungrejo,
Desa Lorog, Desa Grajegan, Desa Kedungjambal, Desa Ponowaren,
Desa Kateguhan, Desa Dalangan, Desa Pojok, Desa Tangkisan, Desa
commit to user
d. Kecamatan Sukoharjo
Luas wilayah Kecamatan Sukoharjo pada tahun 2012 tercatat
4.458 Ha atau sekitar 9,65 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Luas yang ada terdiri dari 2.363 Ha atau 53,01 persen,
lahan sawah dan 2.095 Ha atau 46,99 persen bukan lahan sawah.
Dibandingkan dengan tahun 2011 luas lahan sawah tahun 2012 tidak
mengalami perubahan. Luas bukan lahan sawah yang digunakan untuk
pekarangan sebesar 75,70 persen dari total luas lahan bukan lahan
sawah. Presentase tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan
presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain.
Kecamatan Sukoharjo terletak di dataran tinggi, dengan tinggi
105 m diatas permukaan laut, dengan luas wilayahnya 44,58 km2.
Jarak dari barat ke timur ± 5,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 6,0
Km. Jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ±
1,50 Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Grogol
Sebelah Timur : Kecamatan Bendosari
Sebelah Selatan : Kecamatan Nguter dan Kecamatan Tawangsari
Sebelah Barat : Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten
Banyaknya hari hujan dalam 1 (satu) tahun ada 108 hari
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.4 Peta Wilayah Kecamatan Sukoharjo
Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa Kecamatan Sukoharjo
terdiri dari 14 desa, yaitu : Desa Kenep, Desa Banmati, Desa Mandan,
Desa Begajah, Desa Gayam, Desa Joho, Desa Jetis, Desa Combongan,
Desa Kriwen, Desa Bulakan, Desa Sukoharjo, Desa Bulakrejo, dan
commit to user
e. Kecamatan Nguter
Luas wilayah Kecamatan Nguter pada tahun 2012 tercatat
5.488 Ha atau sekitar 11,76 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Luas yang ada terdiri dari 2.665 Ha atau 48,56 persen,
lahan sawah dan 2.823 Ha atau 51,44 persen bukan lahan sawah.
Dibandingkan dengan tahun 2011 luas lahan sawah tahun 2012 tidak
mengalami perubahan. Luas bukan lahan sawah yang digunakan untuk
pekarangan sebesar 5,24 persen dari total luas lahan bukan lahan
sawah. Presentase tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan
presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain.
Kecamatan Nguter terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 104
m diatas permukaan laut, dengan luas wilayahnya 54,88 km2. Jarak
dari barat ke timur ± 25,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 20,0 Km.
Jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 8,20
Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Sukoharjo
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kecamatan Bulu dan Kabupaten Wonogiri
Sebelah Barat : Kecamatan Sukoharjo, Tawangsari dan Bulu
Banyaknya hari hujan dalam 1 (satu) tahun ada 115 hari
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.5 Peta Wilayah Kecamatan Nguter
Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa Kecamatan Nguter terdiri
dari 16 desa, yaitu : Desa Lawu, Desa Baran, Desa Nguter, Desa
Gupit, Desa Pengdkol, Desa Jangglengan, Desa Tanjungejo, Desa
Serut, Desa Juron, Desa Celep, Desa Plesan, Desa Kedungwinong,
commit to user
f. Kecamatan Bendosari
Luas wilayah Kecamatan Bendosari pada tahun 2012 tercatat
5.299 Ha atau sekitar 11,36 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Desa Mertan merupakan desa yang terluas wilayahnya
yaitu 695 Ha (13,12 persen) sedangkan yang terkecil luasnya adalah
Desa Toriyo sebesar 224 Ha (4,23 persen). Luas yang ada terdiri dari
2.569 Ha atau 48,48 persen, lahan sawah dan 2.730 Ha atau 51,52
persen bulan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas lahan
sawah tahun 2012 tidak mengalami perubahan. Luas bukan lahan
sawah yang digunakan untuk pekarangan sebesar 56,34 persen dari
total luas lahan bukan lahan sawah, presentase tersebut merupakan
yang terbesar.
Kecamatan Bendosari terletak di dataran tinggi, dengan tinggi
110 m diatas permukaan laut, dengan luas wilayahnya 52,99 km2.
Jarak dari barat ke timur ± 9,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 5,0
Km Jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ±
4,0 Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Polokarto
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kecamatan Nguter
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.6 Peta Wilayah Kecamatan Bendosari
Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa Kecamatan Bendosari
terdiri dari 14 desa, yaitu : Desa Jagan, Desa Manisharjo, Desa
Cabeyan, Desa Puhgogor, Desa Paluhombo, Desa Bendosari, Desa
Mojorejo, Desa Mertan, Desa Mulur, Desa Toriyo, Desa Jombo, Desa
commit to user
g. Kecamatan Polokarto
Luas wilayah Kecamatan Polokarto pada tahun 2012 tercatat
6.218 Ha atau sekitar 13,32 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Desa Polokarto merupakan desa yang terluas wilayahnya
yaitu 824 Ha (13,25 persen) sedangkan yang terkecil luasnya adalah
Desa Bugel sebesar 154 Ha (2,48 persen). Luas yang ada terdiri dari
2.453 Ha atau 39,45 persen lahan sawah dan 60,55 persen bukan lahan
sawah. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas lahan sawah tahun 2012
tidak mengalami perubahan. Luas bukan lahan sawah terdiri dari lahan
tegal sebesar 1.039 Ha atau 16,71 persen dari luas keseluruhan,
pekarangan 1.35 Ha atau 29,51 persen dan lainnya 14,33 persen.
Kecamatan Polokarto terletak di dataran tinggi, dengan tinggi
96 m diatas permukaan laut. Jarak dari barat ke timur ± 20,0 Km. Jarak
dari utara ke selatan ± 8,0 Km. Jarak dari ibukota kecamatan ke
ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 9 Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Mojolaban
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kecamatan Bendosari
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.7 Peta Wilayah Kecamatan Polokarto
Pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa Kecamatan Polokarto
terdiri dari 17 desa, yaitu : Desa Pranan, Desa Bugel, Desa
Karangwuni, Desa Ngombakan, Desa Bakalan, Desa Godog, Desa
Kemasa, Desa Kenokorejo, Desa Tepisari, Desa Bulu, Desa Rejosari,
Desa Polokarto, Desa Mranggen, Desa Wonorejo, Desa Jatisobo, Desa
commit to user
h. Kecamatan Mojolaban
Luas wilayah Kecamatan Mojolaban pada tahun 2012 tercatat
3.554 Ha atau sekitar 7,62 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Desa Palur merupakan desa yang terluas wilayahnya
yaitu 409 Ha (11,51 persen) sedangkan yang terkecil luasnya adalah
Desa Triyagan sebesar 168 Ha (4,73 persen). Luas yang ada terdiri dari
2.169 Ha atau 61,02 persen, lahan sawah dan 1.385 Ha atau 38,97
persen bukan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas
lahan sawah tahun 2012 tidak mengalami perubahan. Presentase
terbesar luas bukan lahan sawah dipergunakan untuk pekarangan yaitu
sebesar 89,1 persen.
Kecamatan Mojolaban terletak di dataran tinggi, dengan tinggi
104 m diatas permukaan laut. Jarak dari barat ke timur ± 8,0 Km. Jarak
dari utara ke selatan ± 6,0 Km. Jarak dari ibukota kecamatan ke
ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 11 Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
Sebelah Timur : Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kecamatan Polokarto
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.8 Peta Wilayah Kecamatan Mojolaban
Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa Kecamatan Mojolaban
terdiri dari 15 desa, yaitu : Desa Tegalmade, Desa Laban, Desa Wirun,
Desa Bekonang, Desa Cangkol, Desa Klumprit, Desa Kragilan, Desa
Sapen, Desa Triyagan, Desa Joho, Desa Demakan, Desa Dukuh, Desa
commit to user
i. Kecamatan Grogol
Luas wilayah Kecamatan Grogol pada tahun 2012 tercatat
3.000 Ha atau sekitar 6,43 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Desa Parangjoro merupakan desa yang terluas
wilayahnya yaitu 487 Ha (16,23 persen) sedangkan yang terkecil
luasnya adalah Desa Grogol sebesar 85 Ha (2,83 persen). Luas yang
ada terdiri dari 991 Ha atau 33,03 persen, lahan sawah dan 2.009 Ha
atau 66,97 persen bukan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun
2011 luas lahan sawah mengalami penurunan dan beralih fungsi
menjadi tanah pekarangan pada tahun 2012. Luas bukan lahan sawah
yang dipakai untuk pekarangan sebesar 1.742 Ha atau 86,71 persen
dari total luas bukan lahan sawah, presentase tersebut merupakan yang
terbesar.
Kecamatan Grogol terletak di dataran tinggi, dengan
ketinggian rata-rata 80 m diatas permukaan laut. Jarak dari barat ke
timur ± 5,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 4,0 Km. Jarak dari
ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 7,0 Km.
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kota Surakarta
Sebelah Timur : Kecamatan Polokarto
Sebelah Selatan : Kecamatan Sukoharjo
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.9 Peta Wilayah Kecamatan Grogol
Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa Kecamatan Grogol terdiri
dari 14 desa, yaitu : Desa Pondok, Desa Parangjoro, Desa Pandeyan,
Desa Telukan, Desa Kadokan, Desa Grogol, Desa Madegondo, Desa
Langenhajo, Desa Gedangan, Desa Kwarasan, Desa Sanggrahan, Desa
commit to user
j. Kecamatan Baki
Luas wilayah Kecamatan Baki pada tahun 2012 tercatat 2.197
Ha atau sekitar 4,71 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo (46.666
Ha). Desa Mancasan merupakan desa yang terluas wilayahnya yaitu
276 Ha (12,56 persen) sedangkan yang terkecil luasnya adalah Desa
Kadilangu sebesar 111Ha (5,05 persen). Luas yang ada terdiri dari
1.276 Ha atau 58,03 persen, lahan sawah dan 921 Ha atau 41,97
persen bulan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas lahan
sawah tahun 2012 tidak mengalami perubahan. Luas bukan lahan
sawah yang digunakan untuk pekarangan sebesar 84,16 persen.
Presentase tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan presentase
penggunaan bukan lahan sawah yang lain.
Kecamatan Baki terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 110
m diatas permukaan laut dengan luas wilayahnya 2.197 Ha. Jarak dari
barat ke timur ± 12,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 10,0 Km. Jarak
dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 15,0 Km.
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Kartasura dan Kota Surakarta
Sebelah Timur : Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.10 Peta Wilayah Kecamatan Baki
Pada gambar 4.10 dapat dilihat bahwa Kecamatan Baki terdiri
dari 15 desa, yaitu : Desa Ngrombo, Desa Mancasan, Desa Gedongan,
Desa Jetis, Desa Bentakan, Desa Kudu, Desa Kadilangu, Desa
Bakipandeyan, Desa Menuran, Desa Duwet, Desa Siwal, Desa Waru,
commit to user
k. Kecamatan Gatak
Luas wilayah Kecamatan Gatak pada tahun 2012 tercatat 1.947
Ha atau sekitar 4,17 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo (46.666
Ha). Luas yang ada terdiri dari 1.251 Ha lahan sawah, pekarangan 542
Ha serta lainnya 154 Ha. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas lahan
sawah tahun 2012 luas lahan sawah mengalami perubahan menjadi
lahan bukan sawah sebesar 5 Ha. Luas bukan lahan sawah yang
digunakan untuk pekarangan sebesar 542 H atau sekitar 78 persen dan
untuk lainnya sebesar 22 persen.
Kecamatan Gatak terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 118
m diatas permukaan laut . Jarak dari barat ke timur ± 8,5 Km. Jarak
dari utara ke selatan ± 7,0 Km. Jarak dari ibukota kecamatan ke
ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 24,0 Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Kartasura
Sebelah Timur : Kecamatan Baki
Sebelah Selatan : Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten
Sebelah Barat : Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali
Banyaknya hari hujan dalam 1 (satu) tahun adalah 141 dengan
commit to user
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.11 Peta Wilayah Kecamatan Gatak
Pada gambar 4.11 dapat dilihat bahwa Kecamatan Gatak terdiri
dari 14 desa, yaitu : Desa Sanggung, Desa Kagokan, Desa Blimbing,
Desa Kajan, Desa Geneng, Desa Jati, Desa Trosemi, Desa Luwang,
Desa Klaseman, Desa Tempel, Desa Wironanggan, Desa Trangsan,
commit to user
l. Kecamatan Kartasura
Luas wilayah Kecamatan Kartasura pada tahun 2012 tercatat
1.923 Ha atau sekitar 4,12 persen dari luas Kabupaten Sukoharjo
(46.666 Ha). Desa Gonilan merupakan desa yang terluas wilayahnya
yaitu 232 Ha (12,06 persen) sedangkan yang terkecil luasnya adalah
Desa Ngabeyan sebesar 118Ha (6,14 persen). Luas yang ada terdiri
dari 515 Ha atau 26,78 persen lahan sawah dan 1.403 Ha atau 73,22
persen bukan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas
lahan sawah tahun 2012 tidak mengalami perubahan. Luas bukan lahan
sawah yang digunakan untuk pekarangan sebesar 89,42 persen dari
total luas lahan bukan lahan sawah, presentase tersebut merupakan
yang terbesar.
Kecamatan Kartasura terletak di dataran tinggi, dengan tinggi
121 m diatas permukaan laut dengan luas wilayahnya 1.923 Ha. Jarak
dari barat ke timur ± 8,0 Km. Jarak dari utara ke selatan ± 5,0 Km.
Jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 23,0
Km,
Batas-batas kecamatan :
Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar
Sebelah Timur : Kota Surakarta
Sebelah Selatan : Kecamatan Gatak
commit to user Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Gambar 4.12 Peta Wilayah Kecamatan Kartasura
Pada gambar 4.11 dapat dilihat bahwa Kecamatan Gatak terdiri
dari 12 desa, yaitu : Desa Ngemplak, Desa Gumpang, Desa
Makamhaji, Desa Pabelan, Desa Ngadirejo, Desa Kartasura, Desa
Pucangan, Desa Kartonatan, Desa Wiroguhan, Desa Ngabeyan, Desa
commit to user
2. Kondisi Demografi
a. Kependudukan
Dalam Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2013,
jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2012,
kecamatan yang paling besar penduduknya adalah Kecamatan Grogol,
kemudian diikuti oleh Kecamatan Kartasura, Kecamatan Sukoharjo,
Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Bendosari,
Kecamatan Weru, Kecamatan Nguter, Kecamatan Tawangsari,
Kecamatan Bulu, dan kecamatan yang paling sedikit penduduknya
adalah Kecamatan Gatak. Rata-rata persamaan yang ada di 12
kecamatan tersebut adalah bahwa jumlah penduduk perempuannya
lebih banyak daripada penduduk laki-laki.
Tabel 4.1 Banyaknya Penduduk 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2012
KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
2011 2012 2011 2012 2011 2012
commit to user
Dari ke 12 kecamatan tersebut, dapat dilihat kepadatan
penduduk dari banyaknya jumlah penduduk dan luas wilayah per
kecamatan. Dari antara 12 kecamatan tersebut, dapat dilihat dalam
grafik di bawah ini bahwa Kecamatan Grogol merupakan kecamatan
yang memiliki jumlah penduduk paling banyak namun luas
wilayahnya hanya 3.000 Ha (6,43 persen) yang merupakan peringkat
ke 4 dengan luas wilayah terkecil di Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan
di posisi kedua yang ditempati oleh Kecamatan Kartasura, dimana
jumlah penduduknya peringkat kedua setelah Kecamatan Grogol
namun memiliki luas wilayah yang paling sempit diantara
kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yaitu hanya sebesar 1.923 Ha
(4,12 persen) dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2012, Data Diolah
Grafik 4.1 Jumlah Penduduk 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2012
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
2011
commit to user
Seperti halnya jumlah penduduk yang mengalami peningkatan,
rasio jenis kelamin atau yang sering disebut dengan Sex Ratio juga
mengalami peningkatan. Sex ratio ini memiliki 3 kemungkinan hasil,
yaitu :
a. Jika sex ratio < 100, maka jumlah penduduk perempuan lebih
banyak dari jumlah penduduk laki – laki.
b. Jika sex ratio = 100, maka jumlah penduduk perempuan sama
dengan jumlah penduduk laki – laki.
c. Jika sex ratio > 100, maka jumlah penduduk perempuan lebih
sedikit dari jumlah penduduk laki – laki.
Rata – rata 12 kecamatan ini memiliki sex ratio kurang dari
100 yang berarti bahwa jumlah penduduk perempuannya lebih banyak
dari penduduk laki – laki seperti yang telah di bahas pada tabel 4.1
diatas. Namun pada tahun 2011 dan tahun 2012, Kecamatan Grogol
dan Kecamatan Baki memiliki sex ratio masing-masing sebesar
100,43 dan 101,81 yang berarti bahwa jumlah penduduk laki – laki
lebih banyak dari penduduk perempuannya. Untuk lebih jelasnya,
commit to user
Tabel 4.2 Rasio Jenis Kelamin 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2012
KECAMATAN SEX RATIO
2011 2012
WERU 97,11 97,38
BULU 97,03 97,24
TAWANGSARI 98,08 98,13
SUKOHARJO 97,79 97,68
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2012, Data Diolah
Berdasarkan tabel diatas, sepuluh kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo memiliki sex ratio kurang dari 100. Sehingga dapat dilihat
bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Sukoharjo.
b. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya
manusia yang sangat dibutuhkan berbagai hal pembangunan sehingga
untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil. Di Kabupaten
Sukoharjo, banyak tenaga kerja yang tesebar di 9 sektor lapangan
commit to user
Tabel 4.3 Banyaknya Jumlah Penduduk yang Bekerja di 9 Sektor Lapangan Usaha di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012
No Lapangan Usaha 2011 2012
Laki-laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
1 Pertanian 141 248 106 193
2 Pertambangan & Penggalian 52 57 0 0 3 Industri Pengolahan 14.203 31.477 20.224 39.580 4 Listrik, Gas & Air Bersih 12 6 158 29
5 Bangunan 34 4 508 79
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.839 1.282 2.774 1.517 7 Pengangkutan & Komunikasi 430 3 1.025 37 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 1.270 485 2.091 862
9 Jasa-Jasa 1.141 1.156 1.755 1.407
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2012, Data Diolah
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa, jumlah penduduk paling
banyak bekerja pada sektor industri pengolahan yaitu sebanyak 59.804
orang. Sedangkan peringkat kedua, penduduk di Kabupaten Sukoharjo
bekerja pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini
dikarenakan karena banyak lapangan usaha industri yang berdiri di
Kabupaten Sukoharjo.
3. Kondisi Sosial
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha dasar dalam membentuk
masyarakat untuk dapat tubuh menjadi manusia yang berkualitas.
Pendidikan juga merupakan suatu hal penting dalam pertumbuhan
commit to user
umumnya. Pertumbuhan masyarakat tergantung pada kualitas
pendidikan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Tersedianya
fasilitas pendidikan juga dapat menunjang terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas.
Peningkatan SDM masyarakat suatu daerah sangat
tegantung dari banyaknya sarana prasarana pendidikan yang
disediakan oleh pemerintah daerah. Pendidikan menjadi kebutuhan
wajib bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas diri yang
nantinya berdampak terhadap keadaan sekitar mereka berinteraksi
dengan masyarakat lainnya. Pemerintah dalam hal ini haruslah
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap yang
dapat digunakan oleh masyarakat. Begitu pula yang terjadi di tiap
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, masih banyak
kecamatan-kecamatan yang belum memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap.
Apabila dilihat dari jumlah sekolah dan murid, Kecamatan
Kartasura paling banyak memiliki jumlah sekolah dan murid jika
dibandingkan dengan kecamatan lainnya baik di tingkat TK, SD,
SLTP maupun SLTA. Kemudian diikuti oleh posisi kedua yaitu
Kecamatan Sukoharjo. Dari 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo,
Kecamatan Kartasura yang memiliki posisi strategis dan
merupakan kecamatan yang lebih maju dibandingkan dengan
kecamatan lainnya, maka dinilai hal ini sangatlah wajar. Di bawah
commit to user
yang terdapat di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2012.
Tabel 4.4 Banyaknya Sekolah dan Murid Beserta Jenjangnya di 12 Kecamatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012
KECAMATAN JENJANG SEKOLAH MURID KECAMATAN JENJANG SEKOLAH MURID
WERU
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012, Data Diolah
b. Kesehatan
Dari segi kesehatan, dapat dilihat dari banyaknya fasilitas
commit to user
tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Pada tabel
berikut ini dapat dilihat banyaknya fasilitas sarana dan prasarana
yang ada di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, antara lain :
Tabel 4.5 Banyaknya Fasilitas Sarana dan Prasarana Kesehatan yang dimiliki 12 Kecamatan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012
Kecamatan Rumah
Sakit Puskesmas
Balai Pengobatan
Rumah
Bersalin Bidan Apotek
WERU - 6 1 2 20 3
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012, Data Diolah
Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah fasilitas kesehatan
terbanyak adalah Kecamatan Kartasura. Hal ini disebabkan karena
Kecamatan Kartasura memiliki fasilitas sarana prasarana kesehatan
yang lebih lengkap dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Berikutnya adalah Kecamatan Grogol yang memiliki fasilitas yang
lengkap seperti adanya rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
rumah bersalin, bidan, dan apotek. Sedangkan kecamatan yang
minim fasilitas kesehatannya adalah Kecamatan Bulu, dengan
jumlah fasilitas yang paling sedikit dibanding dengan
commit to user
4. Kondisi ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sukoharjo dapat
ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB. Semakin tinggi PDRB
maka dapat dikatakan semakin besar pula kemampuan keuangan
daerah tersebut.
Tabel 4.6 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011-2012 (Dalam Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha Tahun
2011 2012
1 Pertanian 993208,78 1035023,34
Tanaman Bahan Makanan 747586,39 776937,15
Tanaman Perkebunan 32367,1 34113,87
Peternakan 182108,45 192723,45
Kehutanan 22863,14 22608,23
Perikanan 8283,7 8640,64
2 Pertambangan & Penggalian 36894,16 37443,8
3 Industri Pengolahan 1568341,15 1636744,39
4 Listrik, Gas & Air Bersih 56542,72 61114,42
5 Bangunan 228472,85 243338,8
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1460757,8 1539172,65
7 Pengangkutan & Komunikasi 234225,89 247554,73
8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 184379,33 196098,23
9 Jasa-Jasa 443865,01 472218,6
JUMLAH 5206687,7 5468708,95
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2012, Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 – 2012,
keseluruhan lapangan usaha PDRB Kabupaten Sukoharjo mengalami
peningkatan. Sedangkan 3 lapangan usaha yang paling banyak
commit to user
sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran serta sektor pertanian. Sektor yang paling sedikit memberikan
sumbangan pada jumlah PDRB adalah pertambangan dan penggalian.
PDRB Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2012 terus mengalami peningkatan. Hal ini juga terjadi pada 12
kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Pada tahun 2012,
kecamatan yang menunjukkan PDRB paling besar di antara 12
kecamatan tersebut adalah Kecamatan Grogol dan diikuti oleh
Kecamatan Sukoharjo, dan Kecamatan Kartasura. Sedangkan
kecamatan yang memiliki PDRB paling kecil adalah Kecamatan Bulu.
Untuk keterangan lebih jelas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2010 – 2012 Tanpa Migas (Dalam Juta Rupiah)
KECAMATAN TAHUN
2011 2012
Weru 186982,07 194900,53
Bulu 139868,44 143640,18
Tawangsari 216941,04 227597,35
Sukoharjo 1048125,96 1103927,2
Nguter 201382,58 206572,64
Bendosari 276079,49 288643,74
Polokarto 258313,91 267794,09
Mojolaban 381055,26 398940,64
Grogol 1307618,61 1378940,2
Baki 168298,56 176050,5
Gatak 152414,43 156458,81
Kartasura 869607,36 925243,06
Kabupaten Sukoharjo 5206687,7 5468708,95
commit to user
B. Analisis Kondisi Ekonomi Antar Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
1. Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Antar Kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo dengan menggunakan Analisis Tipologi Klassen
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2008-2012
menunjukkan pertumbuhan yang positif bagi perekonomian di daerah
tesebut. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan nilai PDRB
Kabupaten Sukoharjo tiap tahunnya. bukan hanya di tingkat kabupaten
sajan, namun nilai PDRB per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo juga
turut mengalami peningkatan. Peningkatan nilai PDRB di tiap kecamatan,
bukan berarti semua sektor yang berkontibusi terhadap PDRB juga
mengalami peningkatan. Ada beberapa sektor yang mengalami penurunan
di beberapa kecamatan.
Berdasarkan PDRB per kapita dan laju pertumbuhan PDRB 12
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang dibandingkan dengan PDRB per
kapita Kabupaten Sukoharjo, maka dapat dilihat gambaran pola dan
struktur ekonomi di masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
Berikut hasil analisis Tipologi Klassen 12 kecamatan di Kabupaten
Tabel 4.8 Hasil Analisis Tipologi Klassen 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah Keterangan :
Pada Perbandingan PDRB Per kapita
+ = nilai PDRB per kapita kecamatan > nilai PDRB per kapita
Kab. Sukoharjo
- = nilai PDRB per kapita kecamatan < nilai PDRB per kapita
Kab. Sukoharjo
Pada Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB
+ = nilai Laju pertumbuhan PDRB kecamatan > nilai Laju pertumbuhan PDRB
Kab. Sukoharjo
- = nilai Laju pertumbuhan PDRB kecamatan < nilai Laju pertumbuhan PDRB
Kab. Sukoharjo
Kab. Sukoharjo
Nilai Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda Nilai Tanda 2008 5440,42 2586,49 - 2616,34 - 3407,03 - 10825,67 + 2969,69 - 3710,53 - 3293,82 - 4092,56 - 10967,99 + 2801,03 - 3060,47 - 8043,53 +
2009 5663,61 2665,93 - 2625,39 - 3529,54 - 11244,41 + 3039,15 - 3849,37 - 3365,35 - 4437,05 - 11365,31 + 2938,78 - 3040,55 - 8462,7 +
2010 5888,84 2715,49 - 2703,24 - 3574,88 - 11745,95 + 3106,3 - 3952,72 - 3433,74 - 4660,39 - 11882,65 + 3049,14 - 3070,46 - 8875,3 +
2011 6131,11 2791,86 - 2712,63 - 3683,02 - 12275,87 + 3122,55 - 4067,23 - 3439,83 - 4785,02 - 12494,8 + 3156,39 - 3119,35 - 9482,56 +
2012 6396,53 2896,04 - 2783,13 - 3844,74 - 12850,11 + 3196,43 - 4239,46 - 3560,81 - 4950,28 - 13061,46 + 3264,91 - 3159,83 - 9893 +
2008 4,84 0,34 - 2,55 - 7,33 + 5,58 + 2,38 - 4,68 - 0,87 - 5,54 + 5,46 + 3,81 - 2,54 - 6,4 +
WERU BULU TAWANGSARI SUKOHARJO NGUTER BENDOSARI POLOKARTO MOJOLABAN GROGOL BAKI GATAK KARTASURA
commit to user
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat mengenai hasil analisis Tipologi
Klassen berdasarkan laju pertumbuhan dan PDRB per kapita 12
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang dibandingkan dengan Kabupaten
Sukoharjo dengan periode tahun 2008-2012. Kecamatan yang memiliki
nilai PDRB per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB per kapita
Kabupaten Sukoharjo (+) secara 5 (lima) tahun berturut-turut antara lain
Kecamatan Grogol dan Kecamatan Kartasura. Kecamatan Sukoharjo
memiliki nilai PDRB per kapita dan laju pertumbuhan yang lebih tinggi
pada tahun 2008 hingga tahun 2012, tetapi pada tahun 2009 kecamatan ini
masuk ke dalam kriteria daerah makmur yang sedang menurun karena laju
pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Sukoharjo. Masih terdapat 9 (sembilan) kecamatan yang
mempunyai nilai PDRB per kapita dan laju pertumbuhan PDRB rendah
pada tahun 2008-2012 antara lain Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu,
Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari,
Kecamatan Polokarto, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Baki, dan
Kecamatan Gatak.
Berdasarkan hasil perhitungan Tipologi Klassen, 12 kecamatan
tersebut dapat diketegorikan kedalam tipe daerah makmur, daerah
tertinggal dalam proses membangun, daerah makmur yang sedang
commit to user
dijelaskan di atas, dalam klasifikasi Tipologi Klassen, Untuk lebih jelasnya
Tabel 4.9
Matrik Klasifikasi Pola Pertumbuhan Ekonomi Menurut Tipologi Klassen 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2008-2012
PDRB Per
(Daerah tertinggal dalam proses membangun)
rdi < rni (-) (rendah)
Tipe III
Daerah makmur yang sedang menurun (potensial tertinggal)
Tipe IV (Daerah tertinggal)
commit to user
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terdapat 3 kecamatan yang
berada pada daerah makmur antara lain adalah Kecamatan Sukoharjo,
Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Kartasura. Hal ini disebabkan karena
penyumbang paling besar pada PDRB di Kecamatan Sukoharjo,
Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Kartasura antara lain adalah sektor
Industri Pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih yang mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Namun 9 kecamatan lainnya di Kabupaten
Sukoharjo seperti Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu, Kecamatan
Tawangsari, Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari, Kecamatan
Polokarto, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Baki dan Kecamatan Gatak
masuk dalam kategori daerah tertinggal (Tipe IV).
Apabila dilihat dari laju pertumbuhan PDRB pada periode tahun
2008-2010, Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Mojolaban, dan
Kecamatan Baki sebelumnya masuk dalam tipe daerah tertinggal namun
dalam proses membangun. Menurunnya kontribusi dari sektor-sektor yang
menyumbang dalam PDRB setiap tahunya, menandakan bahwa sektor
tersebut belum mendapat perhatian yang optimal terutama dari pihak
pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Hal ini patut diantisipasi agar
pertumbuhan ekonomi di 9 (sembilan) kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
agar tidak semakin terpuruk ke zone daerah yang tertinggal. Kebijakan
pemerintah sangat memegang peranan yang penting dalam mendukung
commit to user
2. Analisis Sektor Unggulan Antar Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
A. Analisis Sektor Unggulan dengan menggunakan Analisis LQ (Location
Quotient)
Untuk mengetahui sektor unggulan di suatu daerah, alat analisis
yang digunakan adalah dengan melihat nilai Location Quotients (LQ),
yang merupakan perbandingan kontribusi masing-masing sektor terhadap
pembentukan PDRB antar kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dengan
PDRB Kabupaten Sukoharjo. Jika nilai LQ > 1 maka sektor/sub sektor
tersebut dapat dikatakan sebagai sektor/ sub sektor unggulan. Apabila nilai
LQ < 1 maka sektor/sub sektor tersebut bukan merupakan sektor non basis.
Sektor unggulan yang dimilki oleh masing-masing kecamatan
merupakan potensi yang dapat digunakan dalam mengembangkan wilayah.
Namun sektor unggulan yang dmiliki tiap kecamatan tidak semua sama.
Perbedaan sektor itulah yang menyebabkan kontribusi terhadap PDRB di
tiap kecamatan memiliki perbedaan.
Berdasarkan hasil analisis pada maka nilai LQ masing-masing
sektor di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo periode tahun 2008-2012
dapat dilihat pada tabel berikut :
commit to user
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Weru Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.10 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Weru Tahun 2008-2012
Dari tabel 4.10 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Weru. Pada tahun 2008
sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor unggulan, namun
pada periode tahun 2009-2012 sektor tersebut sudah tidak menjadi
sektor unggulan. Hal itu dikarenakan mayoritas penduduk Kecamatan
Weru adalah petani perkebunan dan sawah tadah hujan sehingga
kontribusi untuk sektor pertambangan dan penggalian menurun.
Sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel, & restoran yang
commit to user
tahun 2010-2012 sektor tersebut menjadi sektor unggulan di
Kecamatan Weru. Terdapat 2 sektor yang tetap menjadi sektor
unggulan di Kecamatan Weru pada tahun 2008-2012 yaitu sektor
pertanian dan sektor jasa-jasa. Sektor pertanian di Kecamatan Weru
sangat mendukung untuk menjadi sektor unggulan karena keadaan
geografis yang berupa daerah persawahan.
2) Kecamatan Bulu
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Bulu Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ pada
tabel dibawah ini :
commit to user
Dari tabel 4.11 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Bulu. Pada tahun 2008
sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor unggulan, namun
pada periode tahun 2009-2012 sektor tersebur sudah tidak menjadi
sektor unggulan. Terdapat 3 sektor yang tetap menjadi sektor
unggulan di Kecamatan Bulu pada tahun 2008-2012 yaitu sektor
pertanian, sektor perdagangan, hotel, & restoran, dan sektor keuangan,
sewa, & jasa perusahaan. Kontribusi di sektor pertanian masih tetap
menjadi sektor unggulan di Kecamatan ini karena adanya penambahan
lahan sebesar 6 Ha di tahun 2012.
3) Kecamatan Tawangsari
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Tawangsari Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ
pada tabel dibawah ini :
commit to user Keterangan :
+ = Sektor Unggulan - = Bukan Sektor Unggulan
Dari tabel 4.12 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Tawangsari. Pada tahun
2008 sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor unggulan,
namun pada periode tahun 2009-2012 sektor tersebut sudah tidak
menjadi sektor unggulan. Terdapat 2 sektor yang tetap menjadi sektor
unggulan di Kecamatan Tawangsari pada tahun 2008-2012 yaitu
sektor pertanian , sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor
jasa-jasa. Sektor pertanian menjadi sektor unggulan dikarenakan
produktivitas padi setiap tahunnya mengalami peningkatan, hasil
panen padi pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 32.337
ton di tahun 2012, dari hasil panen sebelumnya sebesar 17.907 ton
pada tahun 2011. Bukan hanya padi, produksi kedelai dan kacang
tanah pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan.
4) Kecamatan Sukoharjo
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Sukoharjo Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ
commit to user
Tabel 4.13 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Sukoharjo Tahun 2008-2012
Dari tabel 4.13 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Sukoharjo. Pada tahun
2008-2011 sektor listrik, gas, & air bersih menjadi sektor unggulan,
namun pada tahun 2012 sektor tersebut sudah tidak menjadi sektor
unggulan. Terdapat 2 sektor yang tetap menjadi sektor unggulan di
Kecamatan Sukoharjo pada tahun 2008-2012 yaitu sektor industri
pengolahan dan sektor keuangan, sewa, & jasa perusahaan.
5) Kecamatan Nguter
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan NguterTahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ pada
commit to user
Tabel 4.14 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Nguter Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
+ = Sektor Unggulan - = Bukan Sektor Unggulan
Dari tabel 4.14 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Nguter. Pada tahun
2008-2009 sektor keuangan, sewa, & jasa perusahaan menjadi sektor
unggulan, namun pada periode tahun 2010-2012 sektor tersebut sudah
tidak menjadi sektor unggulan. Terdapat 4 sektor yang tetap menjadi
sektor unggulan di Kecamatan Nguter pada tahun 2008-2012 yaitu
sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, & restoran, sektor
pengangkutan & komunikasi, dan sektor jasa-jasa.
Sektor pertanian menjadi sektor unggulan dikarenakan sektor
ini memiliki produktivitas padi sebagai bahan pokok makanan utama
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012 produksi padi meningkat
sebanyak 42.461 ton di tahun 2012, dari hasil produksi sebelumnya
commit to user
mengalami peningkatan, namun juga produksi jagung yang
mengalami peningkatan sebesar 85 persen menjadi 7.442 ton dari
4.062 ton pada tahun 2011. Kenaikan jumlah poduksi jagung
disebabkan peningkatan luas panen dari 543 hektar menjadi 997
hektar di tahun 2012. Sementara peternakan juga mengalami
peningkatan pada populasi ternak unggas sebesar 29 pesen dibanding
tahun 2011.
Di Kecamatan Nguter juga terdapat peningkatan di sektor
perdagangan, hotel, & restoran dengan adanya 132 toko dan 369
kios/warung yang tersebar di Kecamatan Nguter, sehingga
meningkatkan kontribusi pendapatan di sektor ini.
6) Kecamatan Bendosari
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Bendosari Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ
pada tabel dibawah ini :
commit to user Keterangan :
+ = Sektor Unggulan - = Bukan Sektor Unggulan
Dari tabel 4.15 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Bendosari. Pada tahun
2008 sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor unggulan,
namun pada periode tahun 2009-2012 sektor tersebut sudah tidak
menjadi sektor unggulan. Terdapat 4 sektor yang tetap menjadi
sektor unggulan di Kecamatan Bendosari pada tahun 2008-2012 yaitu
sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, & restoran, sektor
keuangan, sewa, & jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas di setiap sektor menyebabkan
adanya peningkatan produktivitas di setiap sektor teutama dalam
perbaikan jalan sebagai sarana utama dalam kelancaran mobilitas
setiap usaha yang ada di Kecamatan Bendosari.
7) Kecamatan Polokarto
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Polokarto Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ
commit to user
Tabel 4.16 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Polokarto Tahun 2008-2012
Dari tabel 4.16 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Polokarto. Pada tahun
2008-2009 sektor pertambangan & penggalian menjadi sektor
unggulan, namun pada periode tahun 2010-2012 sektor tersebut sudah
tidak menjadi sektor unggulan. Sedangkan untuk sektor pengangkutan
& komunikasi yang sebelumnya pada tahun 2008 bukan sektor
unggulan tetapi pada tahun 2009-2012 sektor tersebut menjadi sektor
unggulan di Kecamatan Polokarto. Terdapat 3 sektor yang tetap
menjadi sektor unggulan di Kecamatan Polokarto pada tahun
2008-2012 yaitu sektor pertanian, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa.
Adanya peningkatan produktivitas pertanian padi sebesar 25
commit to user
menjadi sektor yang memberikan kontribusi yang baik dalam PDRB
di Kecamatan Polokarto.
8) Kecamatan Mojolaban
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Mojolaban Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.17 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Mojolaban Tahun 2008-2012
sektor yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Mojolaban.
Terdapat 4 sektor yang tetap menjadi sektor unggulan di Kecamatan
Mojolaban yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian,
sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Dari sisi
commit to user
dalam perekonomian. Mayoritas penduduk di Kecamatan Mojolaban
bekerja sebagai petani dan juga pengrajin batu bata dan genting.
Sehingga bukan hanya sektor pertanian yang menjadi sektor unggulan,
namun juga sektor pertambangan dan penggalian.
9) Kecamatan Grogol
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Grogol Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.18 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Grogol Tahun 2008-2012
Dari tabel 4.18 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Grogol. Pada tahun 2008
sektor pengangkutan & komunikasi yang sebelumnya pada tahun
2008-2010 bukan sektor unggulan tetapi pada tahun 2011-2012 sektor
commit to user
sektor yang tetap menjadi sektor unggulan di Kecamatan Grogol yaitu
sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, & air bersih, dan sektor
bangunan. Untuk memperlancar transportasi, ditingkatkan dengan
adanya perbaikan jalan untuk memperlancar pengangkutan, sehingga
dapat meningkatkan kontribusi di setiap sektor.
10)Kecamatan Baki
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Baki Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.19 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Baki Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
+ = Sektor Unggulan - = Bukan Sektor Unggulan
Dari tabel 4.19 dapat diketahui tidak ada perubahan
sektor-sektor yang menjadi sektor-sektor unggulan di Kecamatan Baki. Terdapat 5
sektor yang tetap menjadi sektor unggulan di Kecamatan Baki pada
commit to user
restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor keuangan, sewa,
& jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.
Kontribusi sebesar 33 persen diperoleh dari sektor pertanian.
Peningkatan produktivitas pertanian ditunjukkan dengan adanya
produktivitas padi pada tahun 2012 yang meningkat sebesar 18.654
ton dari hasil sebelumnya sebesar 12.734 ton di tahun 2011.
11)Kecamatan Gatak
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Gatak Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.20 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Gatak Tahun 2008-2012
Dari tabel 4.20 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Gatak. Pada tahun 2008
commit to user
pada periode tahun 2009-2012 sektor tersebut sudah tidak menjadi
sektor unggulan. Sektor keuangan, sewa, & jasa perusahaan yang
sebelumnya pada tahun 2008-2011 merupakan sektor unggulan tetapi
pada tahun 2012 sektor tersebut menjadi bukan sektor unggulan di
Kecamatan Gatak. Terdapat 4 sektor yang tetap menjadi sektor
unggulan di Kecamatan Gatak yaitu sektor pertanian, sektor
bangunan, sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor jasa-jasa
12)Kecamatan Kartasura
Berdasarkan hasil analisis LQ masing-masing sektor di
Kecamatan Kartasura Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat nilai LQ
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.21 Hasil Analisis LQ di Kecamatan Kartasura Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
+ = Sektor Unggulan - = Bukan Sektor Unggulan
Dari tabel 4.21 dapat diketahui adanya perubahan sektor-sektor
commit to user
2008-2010 sektor bangunan menjadi sektor unggulan, namun pada
periode tahun 2011-2012 sektor tersebut sudah tidak menjadi sektor
unggulan. Sedangkan untuk sektor pengangkutan & komunikasi yang
sebelumnya pada tahun 2008-2011 merupakan sektor unggulan tetapi
pada tahun 2012 sektor tersebut bukan sektor unggulan di Kecamatan
Kartasura.
Terdapat 4 sektor yang tetap menjadi sektor unggulan di
Kecamatan Kartasura pada tahun 2008-2012 yaitu sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas, & air bersih, sektor perdagangan, hotel,
& restoran, dan sektor jasa-jasa
B. Analisis Sektor Unggulan dengan menggunakan Analisis Model Rasio
Pertumbuhan
Dari hasil analisis LQ sebelumnya diperoleh sektor yang menjadi
sektor unggulan di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dilihat dari sisi
kontribusi. Namun untuk menjadi sektor unggulan bukan hanya dilihat dari
sisi kontribusinya saja, melainkan dari sisi laju petumbuhannya terhadap
perekonomian di daerah tersebut. Pertumbuhan sektor unggulan dirasa
sangat penting untuk mengetahui perkembangan sektor tersebut apakah
dapat dikembangkan untuk menjadi sektor unggulan di tiap kecamatan
commit to user
Dalam analisis MRP ini akan dilanjutkan terhadap pertumbuhan
sektor tersebut dalam memberikan kontribusinya terhadap perekonomian
di tiap kecamatan. Dari Tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa :
1) Kecamatan Weru
Berdasarkan hasil analisis MRP masing-masing sektor di
Kecamatan Weru Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat sektor yang
mempunyai pertumbuhan yang menonjol di kecamatan pada tabel
dibawah ini
Tabel 4.22 Hasil Analisis MRP di Kecamatan Weru Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
++ : Sektor dengan pertumbuhan menonjol baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan
+- : Sektor dengan pertumbuhan menonjol, namun di tingkat kecamatan belum menonjol
-+ : Sektor dengan pertumbuhan tidak menonjol di tingkat kabupaten, namun menonjol di tingkat kecamatan
commit to user
Dari tabel 4.22 dapat diketahui bahwa ada perubahan
pertumbuhan sektor-sektor di Kecamatan Weru pada periode tahun
2008-2012. Sektor pertanian pada tahun 2008 hanya memiliki
pertumbuhan yang baik di tingkat kecamatan, dan mengalami
peningkatan di tingkat kabupaten pada tahun 2009. Sektor ini menjadi
sektor dengan pertumbuhan yang menonjol di tingkat kecamatan
maupun kabupaten, namun sektor pertanian menjadi sektor dengan
pertumbuhan rendah pada tahun 2010-2012. Begitu juga dengan
sektor industri pengolahan, pertumbuhannya menurun pada tahun
2012, menjadi sektor dengan pertumbuhan rendah.
Sedangkan sektor perdagangan, hotel, & restoan merupakan
sektor dengan pertumbuhan yang sebelumnya hanya menonjol di
tingkat kecamatan, namun pada tahun 2009-2012 menjadi sektor yang
pertumbuhannya menonjol baik di tingkat kabupaten maupun
kecamatan. Di Kecamatan Weru terdapat 3 sektor yang tetap
menunjukkan pertumbuhan yang menonjol baik di tingkat kabupaten
maupun kecamatan pada tahun 2008-2012, antara lain sektor
bangunan, sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor jasa-jasa.
2) Kecamatan Bulu
Berdasarkan hasil analisis MRP masing-masing sektor di
commit to user
mempunyai pertumbuhan yang menonjol di kecamatan pada tabel
dibawah ini
Tabel 4.23 Hasil Analisis MRP di Kecamatan Bulu Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
++ : Sektor dengan pertumbuhan menonjol baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan
+- : Sektor dengan pertumbuhan menonjol, namun di tingkat kecamatan belum menonjol
-+ : Sektor dengan pertumbuhan tidak menonjol di tingkat kabupaten, namun menonjol di tingkat kecamatan
-- : Sektor dengan pertumbuhan rendah baik di tingkat kabupaten maunpun kecamatan
Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa ada perubahan
pertumbuhan sektor-sektor di Kecamatan Bulu pada periode tahun
2008-2012. Sektor industri pengolahan pada tahun 2010-2011 menjadi
sektor dengan pertumbuhan yang menonjol tetapi pertumbuhannya
menurun pada tahun 2012. Sektor perdagangan, hotel, & restoran dan
sektor keuangan, sewa, & jasa perusahaan menjadi sektor yang
commit to user
pada tahun 2008 sektor tersebut merupakan sektor dengan
pertumbuhan yang rendah di tingkat kabupaten.
Di Kecamatan Bulu terdapat 2 sektor yang tetap menunjukkan
pertumbuhan yang menonjol baik baik di tingkat kabupaten maupun
kecamatan, yaitu sektor bangunan dan sektor pengakutan &
komunikasi. Sedangkan sektor jasa-jasa merupakan sektor dengan
pertumbuhan yang menonjol baik di tingkat kabupaten maupun
kecamatan, namun pada tahun 2010 sektor ini mengalami penurunan
pertumbuhannya di tingkat kecamatan.
3) Kecamatan Tawangsari
Berdasarkan hasil analisis MRP masing-masing sektor di
Kecamatan Tawangsari Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat sektor
yang mempunyai pertumbuhan yang menonjol di kecamatan pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.24 Hasil Analisis MRP di Kecamatan Tawangsari Tahun 2008-2012
commit to user
Keterangan :
++ : Sektor dengan pertumbuhan menonjol baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan
+- : Sektor dengan pertumbuhan menonjol, namun di tingkat kecamatan belum menonjol
-+ : Sektor dengan pertumbuhan tidak menonjol di tingkat kabupaten, namun menonjol di tingkat kecamatan
-- : Sektor dengan pertumbuhan rendah baik di tingkat kabupaten maunpun kecamatan
Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa ada perubahan
pertumbuhan sektor-sektor di Kecamatan Tawangsari pada periode
tahun 2008-2012. Sektor pertanian pada tahun 2009 merupakan sektor
dengan pertumbuhan yang menonjol, namun sektor tersebut menjadi
sektor dengan pertumbuhan rendah pada tahun 2010-2012.
Pertumbuhan sektor pertanian mengalami penurunan drastis hingga
menjadi sektor dengan pertumbuhan yang rendah baik di tingkat
kecamatan maupun tingkat kabupaten.
Pada tahun 2010-2011 pertumbuhan sektor industri pengolahan
mengalami peningkatan menjadi sektor dengan pertumbuhan yang
baik di tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten. Namun sektor
ini kembali mengalami penurunan pada tahun 2012, menjadi sektor
dengan pertumbuhan rendah di tingkat kabupaten. Sedangkan sektor
bangunan dan sektor perdagangan, hotel, & restoran merupakan sektor
dengan pertumbuhan yang menonjol baik di tingkat kabupaten
maupun kecamatan pada tahun 2009-2012, walaupun pada tahun 2008
commit to user
4) Kecamatan Sukoharjo
Berdasarkan hasil analisis MRP masing-masing sektor di
Kecamatan Sukoharjo Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat sektor
yang mempunyai pertumbuhan yang menonjol di kecamatan pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.25 Hasil Analisis MRP di Kecamatan Sukoharjo Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
++ : Sektor dengan pertumbuhan menonjol baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan
+- : Sektor dengan pertumbuhan menonjol, namun di tingkat kecamatan belum menonjol
-+ : Sektor dengan pertumbuhan tidak menonjol di tingkat kabupaten, namun menonjol di tingkat kecamatan
-- : Sektor dengan pertumbuhan rendah baik di tingkat kabupaten maunpun kecamatan
Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa ada perubahan
pertumbuhan sektor-sektor di Kecamatan Sukoharjo pada periode
tahun 2008-2012. Pertumbuhan sektor industri pengolahan mengalami
commit to user
menjadi sektor dengan pertumbuhan rendah. Sedangkan sektor listrik,
gas, & air bersih pada tahun 2010 menjadi sektor dengan pertumbuhan
yang baik, namun pada periode tahun 2011-2012 sektor ini hanya
dapat tumbuh pada tingkat kabupaten.
Sektor keuangan, sewa, & jasa perusahaan mengalami
pertumbuhan yang baik pada tahun 2009-2010, namun pada tahun
2011 sektor ini kembali turun di tingkat kabupaten dan mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2012 baik di tingkat kecamatan
maupun kabupaten. Sektor yang tetap menjadi sektor dengan
pertumbuhan yang menonjol baik di tingkat kabupaten maupun
kecamatan pada tahun 2009-2012 adalah sektor bangunan. Walaupun
pada tahun 2008, sektor ini hanya dapat tumbuh dengan baik di
tingkat kabupaten saja.
5) Kecamatan Nguter
Berdasarkan hasil analisis MRP masing-masing sektor di
Kecamatan Nguter Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat sektor yang
mempunyai pertumbuhan yang menonjol di kecamatan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.26 Hasil Analisis MRP di Kecamatan Nguter Tahun 2008-2012
No Lapangan Usaha Nilai RPr & RPs
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian -+ +- -- -- --
2 Pertambangan & Penggalian +- -- -- -- --
commit to user
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
++ : Sektor dengan pertumbuhan menonjol baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan
+- : Sektor dengan pertumbuhan menonjol, namun di tingkat kecamatan belum menonjol
-+ : Sektor dengan pertumbuhan tidak menonjol di tingkat kabupaten, namun menonjol di tingkat kecamatan
-- : Sektor dengan pertumbuhan rendah baik di tingkat kabupaten maunpun kecamatan
Dari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa ada perubahan
pertumbuhan sektor-sektor di Kecamatan Nguter pada tahun
2008-2012. Pertumbuhan di sektor industri pengolahan mengalami
peningkatan pada tahun 2010-2011, namun sektor ini kembali turun
pertumbuhannya. Pada tahun 2012, sektor industri pengolahan hanya
menjadi sektor dengan nilai pertumbuhan yang baik di tingkat
kecamatan saja.
Pada tahun 2008 sektor perdagangan, hotel, & restoan
merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan yang rendah baik di
tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten. Tetapi sektor
perdagangan, hotel, & restoran mulai menunjukkan pertumbuhan yang
positif pada tahun 2009, karena pada tahun 2009-2012 sektor ini
menjadi sektor yang menonjol baik di tingkat kabupaten maupun
commit to user
pertumbuhan yang baik selama tahun 2008-2012 yaitu sektor
bangunan, sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor jasa-jasa.
6) Kecamatan Bendosari
Berdasarkan hasil analisis MRP masing-masing sektor di
Kecamatan Bendosari Tahun 2008-2012 maka dapat dilihat sektor
yang mempunyai pertumbuhan yang menonjol di kecamatan pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.27 Hasil Analisis MRP di Kecamatan Bendosari Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012, Data Diolah
Keterangan :
++ : Sektor dengan pertumbuhan menonjol baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan
+- : Sektor dengan pertumbuhan menonjol, namun di tingkat kecamatan belum menonjol
-+ : Sektor dengan pertumbuhan tidak menonjol di tingkat kabupaten, namun menonjol di tingkat kecamatan
-- : Sektor dengan pertumbuhan rendah baik di tingkat kabupaten maunpun kecamatan
Dari tabel 4.27 dapat diketahui bahwa ada perubahan