• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gede Putu Agus Jana Susilaa , I Nengah Suarmanayasab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gede Putu Agus Jana Susilaa , I Nengah Suarmanayasab"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

858

Pengembangan Strategi Organisasi Kemahasiswaan

Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha

Gede Putu Agus Jana Susila

a

, I Nengah Suarmanayasa

b

abUniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia *(janos_undiksha@yahoo.com)

ABSTRAK

Mahasiswa merupakan insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari sivitas akademika dan bagian dari generasi muda yang terlatih sebagai pelaku sejarah yang ikut berperan dan menentukan sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi pendidikan tinggi. 2) Mengembangkan penalaran dan keilmuan; penelusuran bakat, minat, dan kemampuan; kesejahteraan; kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang, berlandaskan pada kaidah akademis, moral, dan etika ilmu pengetahuan serta kepentingan masyarakat. 3) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas program dan sarana penunjangnya. Pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi tahun 2017 mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) dan kebijakan kemahasiswaan Undiksha tahun 2015–2019, serta program kemahasiswaan Fakultas Ekonomi tahun 2017. Strategi dasar pengembangan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi berasas edukasi dan partisipasi dengan arah menciptakan keunggulan dan kemandirian mahasiswa dalam berorganisasi untuk mendorong keberhasilan studi. Sasaran pengembangan kegiatan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi tahun 2017 yakni terbentuknya kepribadian mahasiswa FE Undiksha sebagai insan cita yang memiliki ciri-ciri: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; tangguh, unggul dan mandiri; memiliki tingkat kedewasaan yang serasi dengan norma yang berlaku; berdaya juang, berdedikasi danmemilki jiwa kepeloporan yang tinggi; berfisik dan bermental yang prima; peka, peduli dan kritis terhadap perubahan lingkungan.

Kata Kunci: Organisasi Kemahasiswaan, Fakultas Ekonomi Undiksha

PENDAHULUAN

Kemajuan masyarakat modern

dewasa ini, tidak mungkin dapat

dicapai tanpa kehadiran ibstitusi

pendidikan sebagai organisasi yang

menyelenggarakan pendidikan secara

formal. Kegiatan pendidikan yang

berlangsung menempatkan institusi ini

sebagai salah satu institusi social yang

tetap eksis sampai sekarang

(Syaparuddin & Nasution, 2000).

Proses pendidikan yang berlangsung,

mempunyai ukuran standarisasi dalam

menilai sejauh mana pengetahuan dan

keterampilan mahasiswa tercapai

(Tilaar, 2006). Secara umum

perwujudannyaberupa nilai-nilai yang

diperoleh mahasiswa melalui proses

belajar mengajar (Muhari, 2002).

Mahasiswa dalam kaitannya dengan

dunia pendidikan, merupakan salah

(2)

859

diperhatikan, karena mahasiswa

merupakan penerjemah terhadap

dinamika ilmu pengetahuan, dan

melaksanakan tugas mendalami ilmu

pengetahuan tersebut (Harahap, 2006).

Mahasiswa secara umum merupakan

subjek yang memiliki potensi untuk

mengembangkan pola kehidupannya,

dan sekaligus menjadi objek dalam

keseluruhan bentuk aktifitas dan

kreatifitasnya, sehingga diharapkan

mampu menunjukkan kualitas daya

yang dimilikinya (Baharuddin & Makin,

2004).

Sebagai landasan konstitusional,

Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 mengamanatkan upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa

Indonesia. Pasal 31 UUD 1945

menegaskan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan

satu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta ahlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa yang diatur dengan

undang-undang. Berdasarkan amanat UUD

1945 itu telah ditetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 60 tahun 1999

tentang Pendidikan Tinggi dan

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Dengan

demikian bangsa Indonesia patut

bersyukur, karena landasan, tujuan

dan arah penyelenggaraan pendidikan

tinggi di Indonesia semakin menjadi

jelas, lebih kokoh, lebih lengkap, dan

mempunyai kepastian hukum. Khusus

mengenai kualitas manusia Indonesia,

dalam UU Nomer 20 Tahun 2003, pasal

3 tentang Tujuan Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokrasi serta bertanggung jawab”.

Mahasiswa merupakan salah

satu bagian dari sumberdaya manusia

Indonesia dan sekaligus merupakan

aset bangsa yang kelak akan menjadi

generasi penerus dalam pembangun

bangsa. Di sisi lain, mahasiswa

merupakan insan yang memiliki

berbagai dimensi yaitu sebagai bagian

dari sivitas akademika dan bagian dari

generasi muda yang terlatih sebagai

pelaku sejarah yang ikut berperan dan

(3)

860

bangsa Indonesia. Dalam upaya

mewujudkan bangsa dan masyarakat

Indonesia yang maju, mandiri dan

sejahtera lahir dan batin sebagai

landasan menuju masyarakat adil dan

makmur berdasarkan Pancasila,

peranan pendidikan tinggi amat

penting dan strategis. Pendidikan tinggi

melalui kegiatan penelitian dan

keilmuan dapat menghasilkan berbagai

pemikiran dan konsepsi untuk

memajukan harkat dan martabat

manusia serta budaya bangsa melalui

kegiatan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dan karya

seni yang bermutu sesuai dengan

kebutuhan pembangunan.

Mengingat mahasiswa

merupakan aset nasional dan sumber

daya insani yang strategis maka perlu

diberi peluang dan kesempatan

seluas-luasnya untuk mengaktualisasikan diri

secara utuh dan bertanggung jawab.

Sebagai sivitas akademika dalam

rangka pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni dan

sekaligus merupakan mitra dosen

dalam proses belajar mengajar yang

dialogis. Sedangkan dalam proses

pengembangan diri mahasiswa, para

pembimbing kemahasiswaan

senantiasa menunjukkan sikap ulur

tangan dan sedikit mungkin campur

tangan. Demikian pula dalam menata

organisasi kemahasiswaan di

perguruan tinggi senantiasa berpegang pada prinsip “ dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Sebagai unsur terpelajar

dari generasi muda, mahasiswa

diharapkan senantiasa peka terhadap

masalah yang berkembang di

tengah-tengah masyarakat dan diberi peluang

untuk turut serta dalam pembangunan

nasional. Sebagai warga negara yang

telah dewasa mahasiswa memilki hak

dan kewajiban yang sama dengan

warga negara yang lainnya.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran

tersebut diatas, maka pengembangan

kemahasiswaan merupakan tugas

nasional yang pelaksanaannya menjadi

tanggung jawab bersama antara

pemerintah,swasta dan masyarakat.

Secara operasionalpengembangan

kemahasiswaan seyogyanya

diselenggarakan dengan strategi dan

pendekatan yang tepat yaitu dengan

memperhatikan seluruh komponen

seperti sasaran, materi, metode,

sarana, dan kelembagaan.

Masalah Umum Pengembangan

Kemahasiswaan

Pada umumnya, kebijakan yang

ada di berbagai perguruan tinggi saat

(4)

861 sama yaitu belum adanya keterpaduan

antara kegiatan kurikuler dan kegiatan

ekstrakurikuler. Kondisi ini jelas

kurang kondusif untuk mendorong

keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler yang bertujuan untuk

mengembangkan potensi dan

aktualisasi diri mahasiswa.

1. Secara kuantitatif, masih sangat

sedikit mahasiswa yang berminat

pada program pengembangan

penalaran dan keilmuan; bakat,

minat, dan kemampuan;

kesejahteraan; kepedulian sosial;

dan kegiatan penunjang. Keadaan

ini antara lain dilatarbelakangi oleh

tingginya biaya perkuliahan yang

mengakibatkan mereka ingin cepat

selesai dan segera mencari

pekerjaan untuk mendapatkan

penghasilan. Oleh karena itu untuk

dapat lebih banyak lagi melibatkan

mahasiswa, maka kegiatan

kemahasiswaan selain ditujukan

untuk mengembangkan

kepribadian mahasiswa, sebaiknya

juga ditujukan untuk

mengembangkan

keahlian/ketrampilan yang

mendukung mereka untuk

memudahkan dalam mancari kerja

dan menciptakan pekerjaan.

2. Mahasiswa yang berpartisipasi

dalam organisasi mahasiswa

(Ormawa) intra perguruan tinggi

jumlahnya relatif kecil, akan tetapi

ketika terjadi peristiwa yang

menyangkut kepentingan

masyarakat luas, mahasiswa

dengan cepat menunjukkan

sikapnya melalui protes yang

cenderung reaktif dan sporadis.

Keterlibatan mahasiswa dalam

aktivitas semacam ini, di satu sisi

bernilai positif karena mereka

menunjukkan tingkat kepekaan

dan kepedulian sosial yang tinggi.

Tetapi disisi yang lain bernilai

negatif karena dalam

mengekspresikan protes cenderung

mengabaikan kaidah-kaidah

akademik yang dijunjung tinggi di

perguruan tinggi.

3. Keterlibatan organisasi ekstra

perguruan tinggi secara langsung

di dalam kampus akan dapat

berdampak pada

pengkotak-kotakan mahasiswa yang

selanjutnya dapat mengakibatkan

perpecahan dan konflik di kalangan

mahasiswa. Keterlibatan semacam

ini jelas bertentangan dengan

Kepmendikbud Nomor

155/U/1998, tentang Pedoman

(5)

862 di PerguruanTinggi dan Keputusan

Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor

26/Dikti/Kep/2002, tentang

Pelarangan Organisasi Ekstra

Kampus atau Partai Politik dalam

Kehidupan Kampus.

4. Kesalah pengertian semacam ini,

berdampak pada sikap mahasiswa

yang merasa berhak untuk

mengabaikan wewenang pimpinan

perguruan tinggi untuk mengatur

Ormawa di kampus. Kesalah

pengertian ini perlu segera diatasi

melalui berbagai kegiatan yang

difasilitasi oleh pimpinan

perguruan tinggi.

Tujuan Pengembangan Kemahasiswaan

1. Mengembangkan kegiatan

kemahasiswaan sesuai dengan visi

dan misi pendidikan tinggi.

2. Mengembangkan penalaran dan

keilmuan; penelusuran bakat,

minat, dan kemampuan;

kesejahteraan; kepedulian sosial;

dan kegiatan penunjang,

berlandaskan pada kaidah

akademis, moral, dan etika ilmu

pengetahuan serta kepentingan

masyarakat.

3. Mengembangkan dan

meningkatkan kualitas program

dan sarana penunjangnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Perilaku Organisasi

Teori atau ilmu perilaku

organisasi (organization behavior) pada hakekatnya mendasarkan kajiannya

pada ilmu perilaku itu sendiri (akar

ilmu psikologi), yang dikembangkan

dengan pusat perhatiannya pada

tingkah laku manusia dalam

organisasi. Dengan demikian, kerangka

dasar teori perilaku organisasi ini

didukung oleh dua komponen pokok,

yakni individu-individu yang

berperilaku dan organisasi formal

sebagai wadah dari perilaku tersebut.

Jadi, perilaku organisasi adalah suatu

studi yang menyangkut aspek-aspek

tingkah laku manusia dalam organisasi

atau suatu kelompok tertentu. Aspek

pertama meliputi pengaruh organisasi

terhadap manusia, sedang aspek kedua

pengaruh manusia terhadap

organisasi. Pengertian ini sesuai

dengan rumusan Kelly dalam bukunya

Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi

di dalamnya terdapat interaksi dan

hubungan antara organisasi di satu

pihak dan perilaku individu di lain

pihak. Kesemuanya ini memiliki tujuan

(6)

863 perilaku manusia itu kepada

upaya-upaya pencapaian tujuan.

Ruang Lingkup Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi,

sesungguhnya terbentuk dari

perilaku-perilaku individu yang terdapat dalam

organisasi tersebut. Oleh karena itu

pengkajian masalah perilaku organisasi

jelas akan meliputi atau menyangkut

pembahasan mengenai perilaku

individu. Dengan demikian dapat

dilihat bahwa ruang lingkup kajian

ilmu perilaku organisasi hanya terbatas

pada dimensi internal dari suatu

organisasi. Dalam kaitan ini,

aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur,

komponen atau sub sistem dari ilmu

perilaku organisasi antara lain adalah:

motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational development), dan sebagainya.

Sementara itu aspek-aspek yang

merupakan dimensi eksternal

organisasi seperti faktor ekonomi,

politik, sosial, perkembangan teknologi,

kependudukan dan sebagainya,

menjadi kajian dari ilmu manajemen

strategik (strategic management) Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga

memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap keberhasilan organisasi

dalam mewujudkan visi dan misinya,

namun tidak akan dibahas dalam

konteks ilmu perilaku organisasi.

Pendekatan dalam Perilaku Organisasi

Dengan adanya interaksi atau

hubungan antar individu dalam

organisasi, maka penelaahan terhadap

perilaku organisasi haruslah dilakukan

melalui pendekatan-pendekatan

sumber daya manusia (supportif),

pendekatan kontingensi, pendekatan

produktivitas dan pendekatan sistem.

Pendekatan sumber daya manusia

dimaksudkan untuk membantu

pegawai agar berprestasi lebih baik,

menjadi orang yang lebih bertanggung

jawab, dan kemudian berusaha

menciptakan suasana dimana mereka

dapat menyumbang sampai pada batas

kemampuan yang mereka miliki,

sehingga mengarah kepada

peningkatan keefektifan pelaksanaan

tugas. Pendekatan ini berarti juga

bahwa orang yang lebih baik akan

mencapai hasil yang lebih baik pula,

sehingga pendekatan ini disebut pula

(7)

864 Sementara itu, pendekatan kontingensi

mengandung pengertian bahwa adanya

lingkungan yang berbeda menghendaki

praktek perilaku yang berbeda pula

untuk mencapai keefektifan. Disini

pandangan lamayang mengatakan

bahwa prinsip-prinsip manajemen

bersifat universal dan perilaku dapat

berlaku dalam situasi apapun, tidak

dapat diterima sepenuhnya. Disisi lain,

pendekatan produktivitas

dimaksudkan sebagai ukuran seberapa

efisien suatu organisasi dapat

menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

Jadi, produktivitas yang lebih

baik merupakan ukuran yang bernilai

tentang seberapa baik penggunaan

sumber daya dalam masyarakat. Dalam

hal ini perlu diingat bahwa konsep

produktivitas tidak hanya diukur

dalam kaitannya dengan masukan dan

keluaran ekonomis, tetapi masukan

manusia dan sosial juga merupakan

hal yang penting. Dengan demikian,

apabila perilaku organisasi yang lebih

baik dapat mempertinggi kepuasan

kerja, maka akan dihasilkan keluaran

manusia yang baik pula, dan pada

akhirnya akan menghasilkan

produktivitas pada derajat yang

diinginkan.

Adapun pendekatan sistem

terutama diterapkan dalam sistem

sosial, dimana di dalamnya terdapat

seperangkat hubungan manusia yang

rumit yang berinteraksi dalam banyak

cara. Ini berarti, dalam mengambil

keputusan para manaer harus

mengkaji hal-hal diluar situasi

langsung untuk menentukan

dampaknyaterhadap sistem yang lebih

besar, sehingga memerlukan analisis

biaya dan manfaat (cost – benefit

analysis). Antara pendekatan sumber daya manusia dengan pendekatan

produktivitas diatas, memiliki kaitan

yang sangat erat, dimana adanya

dorongan pimpinan terhadap karyawan

untuk melakukan tugasnya sebaik

mungkin, secara langsung akan

mendorong tingkat produktivitas

organisasi. Untuk dapat mendorong

karyawannya kearah tujuan yang

diharapkan, seorang pimpinan harus

dapat mengetahui kebutuhan

karyawan yang bersifat pribadi dan

internal. Atau dengan kata lain, disini

terjadi hubungan antara kebutuhan

dengan prestasi kerja.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian pengembangan, yang secara

(8)

865 dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu (1)

tahap analisis kebutuhan melalui studi

pustaka dan studi empirik, dan (2)

pengembangan strategi yang dilakukan

dengan uji ahli dan focus group

discussion. Untuk itu, maka penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian

pengembangan dengan tahapan

penelitian sebagai berikut.

Bagan 3.1.Tahapan pengembangan

strategi organisasi

kemahasiswaan Fakultas

Ekonomi Universitas

Pendidikan Ganesha

Penelitian pada tahap analisis

kebutuhan akan dilakukan di Fakultas

Ekonomi Universitas Pendidikan

Ganesha pada tahun 2017. Informan

yang dilibatkan pada tahap analisis

kebutuhan dan pengembangan model

dipilih secara purpossive (bertujuan)

sesuai dengan fokus penelitian.

Prosedur Pengembangan Strategi

Organisasi Kemahasiswaan Fakultas

Ekonomi Universitas Pendidikan

Ganesha

(1) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan

sebagai dasar untuk merancang

produk strategi organisasi

kemahasiswaan Fakultas Ekonomi

Universitas Pendidikan Ganesha.

Analisis kebutuhan dilakukan melalui

studi literatur dan studi lapangan/

empirik. Studi literatur dilakukan

untuk mengkaji buku teks, jurnal

ilmiah, majalah ilmiah populer, kliping

surat kabar, hasil penelitian sejenis.

Studi empirik dilakukan untuk

menganalisis pengembangan

kemahasiswaan, potensi

ANALISIS KEBUTUHAN

 Studi pustaka mengenai

pengembangan kemahasiswaan, potensi kemahasiswaan dan kendala pengembangan kemahasiswaan

 Studi empirik mengenai

pengembangan kemahasiswaan, potensi kemahasiswaan dan kendala pengembangan kemahasiswaan

 Profile mengenai pengembangan

kemahasiswaan, potensi kemahasiswaan dan kendala pengembangan

kemahasiswaan

(9)

866

kemahasiswaan dan kendala

pengembangan kemahasiswaan.

(2) Perancangan Strategi Organisasi

Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi

Universitas Pendidikan Ganesha

Hasil-hasil yang diperoleh dari

studi literatur dan studi lapangan

digunakan sebagai bahan untuk

merancang strategi organisasi

kemahasiswaan Fakultas Ekonomi

Universitas Pendidikan Ganesha. Pada

tahap ini akan dilakukan

pengembangan strategi organisasi

kemahasiswaan Fakultas Ekonomi

Universitas Pendidikan Ganesha.

Setelah draf awal selesai, maka

dilakukan uji validitas pakar untuk

mengetahui kelemahan strategi

organisasi kemahasiswaan Fakultas

Ekonomi Universitas Pendidikan

Ganesha yang dikembangkan. Sesuai

dengan masukan pakar, maka

dilakukan penyempurnaan strategi.

Setelah itu dilakukan uji validitas

dengan FGD.

(3) Teknik Pengumpulan Data dan

Instrumen Penelitian

Ada tiga teknik pengumpulan

data utama yang digunakan dalam

analisis kebutuhan ini, yaitu

pengumpulan data melalui kajian

dokumen, melalui wawancara

mendalam dan observasi. Untuk studi

dokumen, instrumen penelitian yang

digunakan adalah pedoman dan format

studi/analisis dokumen. Untuk studi

melalui wawancara mendalam, peneliti

mengembangkan pedoman wawancara

secara mendalam yang tidak

terstruktur (Spradley, 1980).

Sedangkan untuk observasi, peneliti

mengembangkan pedoman observasi

tidak terstruktur berkaitan dengan

pembangunan industri, potensi daerah

dan strategi penanggulangan

kemiskinan (Sugiono, 2010). Untuk

penelitian pengembangan,

pengumpulan data utama untuk

memperoleh informasi tentang strategi

organisasi kemahasiswaan Fakultas

Ekonomi Universitas Pendidikan

Ganesha dilakukan melalui uji ahli dan

FGD. Instrumen uji ahli berupa format

validitas model dan pedoman

wawancara tidak terstruktur untuk

FGD yang dikembangkan sendiri oleh

peneliti.

(4) Teknik Pengolahan dan Analisis

Data

Analisis data dalam penelitian

ini dilakukan secara kualitatif, yaitu

mengkatagori dan mengklasifikasi data

(10)

867 logisnya, kemudian ditafsirkan dalam

keseluruhan konteks penelitian.

Peneliti dalam kegiatan ini, akan

berusaha memunculkan makna dari

setiap data yang ada, sehingga tidak

hanya bersifat deskriptif melainkan

menyentuh dimensi transenden atau

menemukan makna dibalik data yang

tampak dalam proses penelitian. Untuk

mencapai hal itu, maka peneliti

berusaha berpikir secara “divergen yang kreatif tetapi kritis” (Lincoln, 2009: 232), sehingga subjektivitas

pemaknaan terhadap keseluruhan data

dapat dieliminir.

HASIL PENELITIAN

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(FEB) Universitas Pendidikan Ganesha

secara historis bercikal bakal dari

kursus B1 Perniagaan yang dibuka

pada tahun 1957. Selanjutnya kursus

B1 tersebut diintegrasikan ke

Universitas Airlangga Surabaya

bersama dengan kursus B1 Bahasa

Indonesia dengan nama FKIP Unair

berdasarkan SK Menteri PTIP Nomor

78/UP/III/1961 19 Desember 1961,

terhitung mulai tanggal 1 Januari

1962. Dalam waktu yang relatif singkat

FKIP Unair diintegrasikan ke

Universitas Udayana Denpasar,

berdasarkan SK Menteri PTIP

No.106/62 sejak 17 Agustus 1962.

Sejalan dengan perubahan

kebijakan pemerintah pusat dalam hal

ini Dirjen Dikti, kursus B1 berubah

nama menjadi Jurusan Ekonomi

sebagai bagian dari Fakultas Keguruan

(FKg) Universitas Udayana,

berdasarkan SK Presiden RI No.

62/1982. Terhitung mulai 12 Februari

1983 FKg dilebur bersama FIP menjadi

FKIP Unversitas Udayana dan Jurusan

Ekonomi berubah menjadi Jurusan

Pendidikan Dunia Usaha. Jurusan itu

berubah menjadi Program Studi

Pendidikan Ekonomi di bawah Jurusan

Pendidikan IPS pada saat FKIP berubah

status menjadi Sekolah Tinggi dengan

nama STKIP Singaraja, berdasarkan

Surat Keputusan Presiden RI tahun

1993.

Pada tahun 2001 STKIP Singaraja

ditingkatkan statusnya menyadi IKIP

Negeri Singaraja dan Jurusan

Pendidikan Ekonomi saat itu berada di

bawah Fakultas Pendidikan IPS

(FPIPS). Tugas pokoknya adalah

mencetak tenaga kependidikan,

sedangkan tugas perluasan mandatnya

adalah pembukaan program diploma

dan strata non kependidikan yang

(11)

868

Sejalan dengan kebijakan

perluasan mandat LPTK, jurusan

Pendidikan Ekonomi Program S-1 telah

mengambil peran aktif dengan

membuka program D-III Akuntansi

(Juli, 1999), program D-III Manajemen

Perhotelan (Mei, 2002), program S-1

Manajemen (Agustus 2011), dan S-1

Akuntansi (Agustus, 2012) sebagai

perluasan dari program D-3 Akuntansi.

Kelima program itu dibuka dalam

kerangka pengembangan jurusan

menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(FEB) penghasil guru ekonomi dan

tenaga ahli di bidang ekonomi-bisnis,

serta calon wirausaha mandiri di masa

depan yang secara resmi dibuka 1

Agustus 2012.

Berdasarkan analisis stuktur

dasar disiplin ilmu ekonomi dan

hasil-hasil studi kelayakan kebutuhan riel di

masyarakat dunia usaha dalam lima

tahun terakhir ini, maka Visi Fakultas

Ekonomi Universitas Pendidikan

Ganesha adalah menjadi ”Terwujudnya

Fakultas yang menjadi pisat

keunggulan dan rujukan

pengembangan Pendidikan Ekonomi,

Bisnis dan Kewirausahaan”.Visi ini

sangat mendukung visi FE UNDIKSHA

untuk menjadi world class university

dalam bidang pendidikan dan Ipteks

berlandaskan Pancasila dan kearifan

lokal tri hita karana yang merujuk pada

adanya keseimbangan hubungan

antara manusia dengan Tuhan, sesama

manusia, dan lingkungan hidup.

Adapun misi Fakultas Ekonomi

UNDIKSHA adalah:“menyelenggarakan

program akademik, vokasi dan profesi di bidang pendidikan ekonomi dan bisnis, serta mengembangkan budaya

wirausaha mandiri”. Pernyataan misi

secara rinci adalah: 1)

Menyelenggarakan pendidikan tinggi

untuk menghasilkan SDM jenjang

akademik, profesi, dan vokasi yang

kompeten dibidangnya; 2)

Menyelenggarakan penelitian untuk

pengembangan ilmu ekonomi dan

aplikasinya di bidang kependidikan

ekonomi, akuntansi, manajemen, dan

bisnis pariwisata; 3) menyelenggarakan

pelayanan kepada masyarakat melalui

penerapan ilmu dan teknologi sesuai

kebutuhan; 4) Menyelenggarakan

kegiatan kerjasama kelembagaan

dengan berbagai pihak untuk

meningkatkan kualitas kinerja dan

jalinan silahturahmi antar alumni; 5)

Menerapkan pola manajemen berbasis

kinerja dengan mengembangkan sistem

administrasi berbasis teknologi

informasi selaras, seimbang, dan

(12)

869

Dengan visi dan misi itu,

pengembangan fakultas akan mengacu

pada dua disiplin keilmuan dengan

pola ilmiah pokok ilmu pendidikan dan

ilmu ekonomi dari teori ke aplikasi.

Masuknya dua konsorsium disiplin

ilmu dasar dalam suatu fakultas

sekaligus, akan memungkinkan

dikembangkannya program-program

aplikasi di bidang pendidikan

kewirausahaan (entrepreneurship

education) yang didukung dengan pengembangan staff, kurikulum dan

perangkat kompetensi bidang studi

baik di program-program studi

kependidikan maupun

non-kependidikan. Inilah yang menjadi ciri

khas dari kehadiran Fakultas Ekonomi

era perluasan mandat FEB UNDIKSHA

dan pembeda esensi misinya dengan

Fakultas Ekonomi yang terlahir

langsung dari universitas murni yang

sudah ada.

Sehubungan dengan perubahan

status kelembagaan dan hal tersebut

disusun Rencana Strategis

Kementerian Pendidikan Nasional yang

antara lain memuat visi, dan misi

Pendidikan Nasional. Visi Pendidikan

Nasional Indonesia Tahun 2012-2016 adalah “terselenggaranya layanan

prima pendidikan nasional untuk

membentuk insan Indonesia cerdas

komprehensif”, sedangkan misi

pendidikan nasional adalah:

“meningkatnya ketersediaan layanan

pendidikan, memperluas

keterjangkauan layanan pendidikan,

meningkatkan mutu dan relevansi

layanan pendidikan, mewujudkan

kesetaraan dalam memperoleh

pelayanan pendidikan, dan menjamin

kepastian memperoleh layanan pendidikan”.

Selanjutnya Visi tersebut

digunakan sebagai dasar merumuskan

visi pendidikan tinggi yaitu:

Terwujudnya sistem pendidikan tinggi

yang menghasilkan insan yang

berkarakter, cerdas, dan terampil

untuk membangun bangsa Indonesia

yang bermartabat dan berdaya saing

melalui pengembangan ilmu, teknologi,

dan seni untuk kemajuan dan

kesejahteraan umat manusia yang

berkelanjutan.

Insan Indonesia yang

berkarakter adalah mereka yang

bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki

integritas, jujur, toleran, bersemangat

kebangsaan, serta menjunjung tinggi

nilai dan norma universal; sedangkan

cerdas dalam hal ini dimaksudkan

adalah insan yang memiliki kecerdasan

komprehensif yang meliputi kecerdasan

(13)

870

kecerdasan sosial, kecerdasan

spiritual, dan kecerdasan kinestetik. Di

samping itu terampil dimaksudkan

bahwa lulusan perguruan tinggi

memiliki keterampilan baik yang secara

langsung terkait dengan bidang ilmu

yang dipelajari (hard skills) maupun

keterampilan pelengkap (soft skills)

yang menjadikan mereka sebagai

sumber daya manusia (human capital)

yang unggul di bidangnya

Salah satu pilar yang harus

dibangun dalam kelembagaan adalah

perubahan dalam sistem pembinaan

kemahasiswaan yang harus dimulai

saat ini. Keseluruhan aktivitas

pembinaan kemahasiswaan tersebut

diarahkan untuk mencapai misi dan

tujuan sebagaimana tertera dalam PP

nomor: 15 Tahun 2014. Sistem

pembinaan kemahasiswaan yang

berparadigma baru itu, harus tepat

sasaran dan jelas menuju pada

keunggulan mutu proses dan hasil

didik melalui kegiatan intrakurikuler,

kokurikuler, dan ekstra kurikuler.

Dalam banyak kajian menunjukkan

bahwa baik buruk suatu lulusan tidak

hanya ditentukan oleh in take semata, tetapi juga oleh kualitas interaksi dan

nilai edukatif selama pembelajaran.

Atas dasar tersebut, maka sistem

pembinaan kemahasiswaan harus

dapat memberikan daya dukung

terhadap keberhasilan studi

mahasiswa dalam arti luas. Program

pengembangan aktivitas

kemahasiswaan harus dirancang dalam

rangka memberi kesempatan

seluas-luasnya bagi upaya pengembangan

potensi diri dan

mengaktualisasikannya dalam

kehidupan sehari-hari. Kesempatan itu

berupa pengembangan dalam

penalaran dan kemampuan akademik

yang bermutu, pengembangan yang

dapat memintal pengalaman agar

hidup semakin hidup serta

pengembangan yang melatih berbagai

keterampilan yang produktif guna

memperkuat profesionalisme.

Keseluruhan pengembangan

aktivitas tersebut didukung dengan

berbagai fasilitas yang ada dan

kehidupan interaksi mutualistik yang

prima dengan para pembinanya.

Pendeknya program pengembangan

kemahasiswaan diorientasikan pada

upaya menggali, menampung,

menyalurkan, dan meningkatkan

seluruh potensi kemahasiswaan yang

ada di lingkungan Fakultas Ekonomi

ke arah yang lebih baik. Sesuai dengan

Pola Pengembangan Kemahasiswaan

(POLBANGMAWA) bidang

(14)

871

dikategorikan dalam lima bidang

utama, yakni (1) penalaran dan

keilmuan; (2) bakat, minat, dan

kemampuan (3) kesejahteraan, (4)

kepedulian sosial, dan (5) kegiatan

penunjang. Kelima bidang itu menjadi

bagian integral dari program utama

Fakultas Ekonomi.

(1) Landasan

Pengembangan kemahasiswaan di

lingkungan Fakultas Ekonomi

berasaskan pada keimanan dan

ketaqwaan; kebenaran hakiki;

kebenaran ilmiah; kependidikan,

kebebasan akademik dan kebebasan

mimbar akademik; keadilan,

demokrasi, hak azasi manusia,

kemajemukan dan kemitraan; serta

edukasi, ilmiah dan religius; silih asah, silih asih dan silih asuh. Peraturan perundang-undangan dan

ketentuan-ketentuan operasional yang menjadi

landasan hukum dalam melaksanakan

kegiatan kemahasiswaan di lingkungan

Fakultas Ekonomi yakni

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional; Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah; Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025;

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi; Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan;

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2009 tentang Dosen; Peraturan

Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008

tentang Pendanaan Pendidikan;

Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun

2014 tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi; Peraturan Presiden

Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia;

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana

Strategis Kementerian Pendidikan

Nasional Tahun 2010-2014,

sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 44 Tahun 2010 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun

2010 tentang Rencana Strategis

Kementerian Pendidikan Nasional

Tahun 2010-2014; Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 29 Thaun

2001 tentang Organisasi Tata Kerja

Universitas Pendidikan Ganesha;

(15)

872 Nomor 43 Tahun 2008 tentang Statuta

Universitas Pendidikan Ganesha;

Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013

tentang Jabatan Fungsional Dosen dan

Angka Kreditnya sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013

tentang Jabatan Fungsional Dosen dan

Angka Kreditnya; dan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No. 87 Tahun 2014 tentang Akreditasi

Program Studi dan Perguruan Tinggi;

Keputusan Jenderal Pendidikan Tinggi

Depdiknas No. 26/Dikti/Kep/2002

tentang pelarangan organisasi ekstra

kampus atau partai politik dalam

Kehidupan kampus.

(2) Kebijakan Kemahasiswaan

Kebijakan dalam bidang

kemahasiswaan berorientasi kepada

peningkatan kualitas dan kuantitas

kegiatan kemahasiswaan untuk

mendukung pelaksanaan Tridharma

Perguruan Tinggi guna memperoleh

dan memperkaya kompetensi

profesional, kepribadian dan sosial

yang mantap menuju keunggulan

kompetitif. Kebijakan tersebut terfokus

pada penguatan kelembagaan,

pengembangan minat dan bakat,

pengembangan kepribadian,

peningkatan penalaran dan keilmuan,

ketaqwaan, etika dan estetika, serta

peningkatan kesejahteraan yang

sejalan dengan peningkatan ketahanan

terhadap ancaman erosi nilai-nilai

norma luhur, dan bahaya obat

terlarang, serta dukungan kuat dari

alumni untuk pengembangan FE

Undiksha. Kebijakan Dan Program

Peningkatan Mutu Pembinaan

Kemahaiswaan, sesuai RENSTRA FEB

UNDIKSHA 2012-2016 adalah sebagai

berikut:

(1) pembelajaran berpusat pada

peserta didik,

(2) pembelajaran sepanjang hayat,

(3) pendidikan untuk semua,

(4) pemberdayaan manusia seutuhnya,

dan

(5) pendidikan untuk pembangunan

berkelanjutan

(6) maju bersama untuk negeri

tercinta

Pembelajaran berpusat pada

peserta didik merupakan paradigma

yang menempatkan peserta didik

(16)

873 pendidik sebagai fasilitator. Hal ini

mendorong peserta didik untuk mampu

sebagai subyek pebelajar mandiri yang

bertanggungjawab, kreatif-inovatif,

serta berkepribadian wirausaha

mandiri.

Pembelajaran sepanjang hayat

dimaksudkan bahwa pembelajaran

adalah proses yang berlangsung

seumur hidup. Pembelajaran sepanjang

hayat mengandung dua maksud yaitu

pembelajaran yang diselenggarakan

secara terbuka dan pembelajaran

multimakna. Pembelajaran secara

terbuka dapat melalui jalur formal,

nonformal dan informal yang dapat

diakses oleh peserta didik, tidak

dibatasi oleh waktu, usia, dan tempat,

sedangkan pembelajaran multimakna

mengisyaratkan pada penyelenggaraan

pembelajaran yang berorientasi pada

pembudayaan, pemberdayaan,

pembentukan akhlak mulia, budi

pekerti luhur, berkepribadian atau

berkarakter unggul dengan berbagai

kecakapan hidup. Adapun jiwa

wirausaha mandiri dimaksudkan

sebagai penciri pribadi utuh sosok

profil lulusan FE UNDIKSHA.

Pemberdayaan manusia

seutuhnya dimaksudkan untuk

memperlakukan peserta didik sebagai

subyek dan merupakan penghargaan

terhadap peserta didik sebagai

manusia yang utuh. Peserta didik

difasilitasi untuk bisa

mengaktualisasikan dirinya secara

optimal dalam berbagai aspek

kecerdasan baik kecerdasan

intelektual, emosional, sosial,

kinestetik, spiritual dan ekologis. Hal

ini memungkinkan peserta didik

berhasil menjadi pribadi yang mandiri

(makhluk individu), sebagai elemen

dari sistem sosial (makhluk sosial),

bertakwa dan mengamalkan ajaran

Ketuhanan Yang maha Esa (makhluk

spiritual/makhluk Tuhan), serta

sebagai bagian tak terpisahkan dari

lingkungannya (makhluk

sosial-ekologis).

Pendidikan untuk semua

mengakomodasi hak asasi manusia

dan hak setiap warga negara untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu,

terbuka, demokratis, berkesetaraan

gender dan menjangkau ke segenap

lapisan masyarakat tanpa kendala

domisili di tempat terpencil atau

kendala ekonomi dan sosial. Paradigma

ini menjamin terselenggaranya

pendidikan yang demokratis, merata,

berkeadilan dan berkesetaraan gender.

Paradigma pendidikan untuk

pembangunan berkelanjutan

(17)

874

pentingnya keberlajutan dan

keseimbangan ekosistem,serta

nilai-nilai tanggung jawab sosial dan

natural. Manusia adalah bagian dari

sistem sosial yang harus bersinergi

dengan manusia lain dan merupakan

bagian dari sistem alam yang harus

bersinergi dengan alam beserta seluruh

isinya. Paradigma ini mengajak

manusia untuk berpikir tentang

keberlanjutan planet bumi dan

keberlanjutan keseluruhan alam

semesta. Hal ini sejalan dengan tugas

kehidupan yang disimboliskan dalam

bentuk perilaku pemelihara atau

pengelola semesta.

(3) Tujuan

Tujuan kebijakan

kemahasiswaan Fakultas Ekonomi

Undiksha adalah relativitas Organisasi

Mahasiswa (Ormawa) dan Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) sesuai

dengan AD/ART UNDIKSHA, tertatanya

kelembagaan dan lingkungan ormawa

UNDIKSHA, terbentuknya

kepengurusan Ormawa dan UKM yang

sesuai dengan ART UNDIKSHA,

tersusunnya model-model pembinaan

kepemimpinan ormawa pada tingkat

jurusan, fakultas, tersusunnya sistem

penelusuran minat bakat, penalaran

dan keilmuan mahasiswa serta

model-model pembinaan kegiatan ormawa,

meningkatnya prestasi mahasiswa

ditingkat regional, nasional, maupun

internasional dalam berbagai cabang

keilmuan, meningkatnya daya tampung

dan kualitas layanan mahasiswa dan

meningkatkan mutu layanan

kesehatan, terbentuknya jaringan

kerjasama dengan pemberi beasiswa

(Lembaga pemerintah, BUMN, dan

Swasta) dalam dan luar negeri,

bertambahnya jumlah mahasiswa

penerima beasiswa, meningkatnya

partisipasi jumlah alumni dalam

kegiatan pengembangan Fakultas

Ekonomi. Terselenggaranya bimbingan

konseling karier mahasiswa minimal

satu kali setahun, meningkatnya peran

BEMFE dan HMJ untuk

pengembangan kemahasiswaan

Fakultas Ekonomi dan

terkembangkannya potensi-potensi

mahasiswa sesuai dengan minat dan

bakatnya.

(4) Strategi, Sasaran, dan Bidang Pembinaan Kemahasiswaan

a. Strategi

Pembinaan dan pengembangan

kemahasiswaan Fakultas Ekonomi

tahun 2017 mengacu kepada Rencana

Strategis (Renstra) dan kebijakan

kemahasiswaan Undiksha tahun 2015–

(18)

875 Fakultas Ekonomi tahun 2017. Strategi

dasar pengembangan kemahasiswaan

Fakultas Ekonomi berasas edukasi dan

partisipasi dengan arah menciptakan

keunggulan dan kemandirian

mahasiswa dalam berorganisasi untuk

mendorong keberhasilan studi.

Pendekatan yang dipergunakan yaitu:

1. Berdasarkan pada kebutuhan

mahasiswa, dalam arti setiap

kemampuan mahasiswa senantiasa

dikembangkan dan dibangun

berdasarkan berbagai kebutuhan yang

ada dan bersumber dalam komunitas

mahasiswa sendiri; 2. Bertolak pada

proses pendidikan dengan menggali

potensi yang dimiliki dan apa yang

dikembangkan oleh komunitas

mahasiswa; 3. Berdasarkan pada

upaya menumbuhkembangkan sikap

percaya diri, sehingga setiap

mahasiswa percaya diri dan memiliki

sikap mandiri dalam melakukan

kegiatannya; 4. Memperhatikan,

mempertimbangkan dan

mengutamakan aspek lingkungan

sosial dan lingkungan fisik komunitas

mahasiswa; 5. Pendekatan yang

dilaksanakan berdasarkan pada

perubahan struktur dan sistem sosial,

misalnya yang menyangkut hubungan

social mahasiswa, kegiatan akademik,

pengembangan minat dan bakat,

kesejahteraan mahasiswa, sistem

manajemen dan partisipasi mahasiswa;

6. Pemberian tanggung jawab (transfer of responsibility) kepada mahasiswa, pimpinan mahasiswa, dan sejak awal

mereka dilibatkan dalam kegiatan

perencanaan, penyusunan program

sampai pada evaluasi program yang

telah dilaksanakan; 7. Proses

pengambilan keputusan untuk setiap

kegiatan harus berdasarkan

musyawarah (democratic dan

non-hierarchical relationship); 8.

Kepemimpinan kemahasiswaan

dipegang bersama-sama, dalam arti

semua kegiatan diatur secara kolektif,

sehingga semua pihak bertanggung

jawab dalam setiap kegiatan; 9.

Pengkondisian mahasiswa angkatan

baru selama 1 tahun untuk

pengembangan potensi-potensi

mahasiswa.

b. Sasaran Pembinaan

Sasaran pengembangan kegiatan

kemahasiswaan Fakultas Ekonomi

tahun 2017 yakni terbentuknya

kepribadian mahasiswa FE Undiksha

sebagai insan cita yang memiliki

ciri-ciri: beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa; tangguh,

unggul dan mandiri; memiliki tingkat

(19)

876

yang berlaku; berdaya juang,

berdedikasi danmemilki jiwa

kepeloporan yang tinggi; berfisik dan

bermental yang prima; peka, peduli

dan kritis terhadap perubahan

lingkungan. Kepribadian mahasiswa FE

Undiksha akan menuju kepada

keunggulan komparatif dan kompetitif

yang di dalamnya tampak pada sikap

berpikir ilmiah, bersikap positif

terhadap profesi keilmuan yang

diembannya, menguasai bidang

keahlian baik kependidikan maupun

non kependidikan, mengutamakan visi

dan misi kependidikan dan keilmuan,

mempunyai tanggung jawab moral

yang besar terhadap masalah

perkembangan kependidikan dan

keilmuan, peduli terhadap

perkembangan ilmu, teknologi dan seni

dalam bidang kependidikan dan

keilmuan, terbuka terhadap setiap

inovasi dan perkembangan dalam

bidang pendidikan dan keilmuan,

bersikap positif terhadap kelompok

sosial, ras, agama, budaya, dan politik,

mampu memprediksi perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, keimanan

dan ketaqwaan.

Sasaran pengembangan tersebut

merupakan wahana untuk

menyalurkan aspirasi, bakat dan minat

mahasiswa untuk tumbuhnya aspirasi

secara dinamis dan demokratis,

tingginya semangat belajar secara terus

menerus, terciptanya kehidupan

organisasi kemahasiswaan yang

dinamis dan meningkatnya daya nalar,

olahraga, kesenian maupun minat

khusus lainnya, yang pada akhirnya

dapat memunculkan calon pemimpin

kalangan mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin & Makin, M. (2004).

Pendidikan Humanistik. Jakarta: AR-RUZZ Media

Handoko, T. Hani. Manajemen, Edisi

Kedua. BPFE: Yogyakarta. 2000.

Harahap, S. (2006). Penegakan Moral

Akademik Didalam dan Luar Kampus. Jakarta: Raja Grafindo

Muhari. (2002). Teknik Mengajar Secara

Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta

Syaparudin & Nasution, I. (2000).

Manajemen Pembelajaran: Quantum Teaching. Jakarta: Raja Grafindo

Tilaar, H. (2006). Standarisasi

Pendidikan Nasional. Jakarta:

(20)

877 Wexley, Kenneth. M. And Gary A. Yuki.

Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Rineka Cipta: Jakarta 2005

Winardi. J., Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Rajawali Pers: Jakarta, 2002

Winardi. J., Teori Organisasi dan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Akan tetapi jika konversi gambar dilakukan dua kali dengan kunci yang berbeda, gambar hasil enkripsi yang dihasilkan akan baik karena bentuk gambar asli tidak

Penyeludupan hukum yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan adalah dengan menggunakan surat kuasa menjual objek jaminan tersebut untuk menghindari pendaftaran jaminan

Dalam pembuatan ruang pengering dimensi ruang pengering yang dibuat sesuai dengan perhitungan yang direncanakan yaitu tabung berdiameter 0,3 m dengan tinggi 0,35

Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah untuk mengatasi

Termasuk dalam hal memilih obat, perlu penyesuaian dengan kondisi tubuh, karena obat memiliki sifat dan cara kerja masing-masing yang pada suatu kondisi tubuh tertentu menjadi

Piagam ini memberikan jalan bagi pasien, Piagam ini memberikan jalan bagi pasien, masyarakat, petugas kesehatan dan pemer- masyarakat, petugas kesehatan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh geometri dengan menvariasikan tinggi konis dan diameter ash hopper pada siklon persegi terhadap medan alir, efisiensi dan