858
Pengembangan Strategi Organisasi Kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha
Gede Putu Agus Jana Susila
a, I Nengah Suarmanayasa
babUniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia *(janos_undiksha@yahoo.com)
ABSTRAK
Mahasiswa merupakan insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari sivitas akademika dan bagian dari generasi muda yang terlatih sebagai pelaku sejarah yang ikut berperan dan menentukan sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi pendidikan tinggi. 2) Mengembangkan penalaran dan keilmuan; penelusuran bakat, minat, dan kemampuan; kesejahteraan; kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang, berlandaskan pada kaidah akademis, moral, dan etika ilmu pengetahuan serta kepentingan masyarakat. 3) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas program dan sarana penunjangnya. Pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi tahun 2017 mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) dan kebijakan kemahasiswaan Undiksha tahun 2015–2019, serta program kemahasiswaan Fakultas Ekonomi tahun 2017. Strategi dasar pengembangan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi berasas edukasi dan partisipasi dengan arah menciptakan keunggulan dan kemandirian mahasiswa dalam berorganisasi untuk mendorong keberhasilan studi. Sasaran pengembangan kegiatan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi tahun 2017 yakni terbentuknya kepribadian mahasiswa FE Undiksha sebagai insan cita yang memiliki ciri-ciri: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; tangguh, unggul dan mandiri; memiliki tingkat kedewasaan yang serasi dengan norma yang berlaku; berdaya juang, berdedikasi danmemilki jiwa kepeloporan yang tinggi; berfisik dan bermental yang prima; peka, peduli dan kritis terhadap perubahan lingkungan.
Kata Kunci: Organisasi Kemahasiswaan, Fakultas Ekonomi Undiksha
PENDAHULUAN
Kemajuan masyarakat modern
dewasa ini, tidak mungkin dapat
dicapai tanpa kehadiran ibstitusi
pendidikan sebagai organisasi yang
menyelenggarakan pendidikan secara
formal. Kegiatan pendidikan yang
berlangsung menempatkan institusi ini
sebagai salah satu institusi social yang
tetap eksis sampai sekarang
(Syaparuddin & Nasution, 2000).
Proses pendidikan yang berlangsung,
mempunyai ukuran standarisasi dalam
menilai sejauh mana pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa tercapai
(Tilaar, 2006). Secara umum
perwujudannyaberupa nilai-nilai yang
diperoleh mahasiswa melalui proses
belajar mengajar (Muhari, 2002).
Mahasiswa dalam kaitannya dengan
dunia pendidikan, merupakan salah
859
diperhatikan, karena mahasiswa
merupakan penerjemah terhadap
dinamika ilmu pengetahuan, dan
melaksanakan tugas mendalami ilmu
pengetahuan tersebut (Harahap, 2006).
Mahasiswa secara umum merupakan
subjek yang memiliki potensi untuk
mengembangkan pola kehidupannya,
dan sekaligus menjadi objek dalam
keseluruhan bentuk aktifitas dan
kreatifitasnya, sehingga diharapkan
mampu menunjukkan kualitas daya
yang dimilikinya (Baharuddin & Makin,
2004).
Sebagai landasan konstitusional,
Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 mengamanatkan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia. Pasal 31 UUD 1945
menegaskan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan
undang-undang. Berdasarkan amanat UUD
1945 itu telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi dan
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Dengan
demikian bangsa Indonesia patut
bersyukur, karena landasan, tujuan
dan arah penyelenggaraan pendidikan
tinggi di Indonesia semakin menjadi
jelas, lebih kokoh, lebih lengkap, dan
mempunyai kepastian hukum. Khusus
mengenai kualitas manusia Indonesia,
dalam UU Nomer 20 Tahun 2003, pasal
3 tentang Tujuan Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokrasi serta bertanggung jawab”.
Mahasiswa merupakan salah
satu bagian dari sumberdaya manusia
Indonesia dan sekaligus merupakan
aset bangsa yang kelak akan menjadi
generasi penerus dalam pembangun
bangsa. Di sisi lain, mahasiswa
merupakan insan yang memiliki
berbagai dimensi yaitu sebagai bagian
dari sivitas akademika dan bagian dari
generasi muda yang terlatih sebagai
pelaku sejarah yang ikut berperan dan
860
bangsa Indonesia. Dalam upaya
mewujudkan bangsa dan masyarakat
Indonesia yang maju, mandiri dan
sejahtera lahir dan batin sebagai
landasan menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila,
peranan pendidikan tinggi amat
penting dan strategis. Pendidikan tinggi
melalui kegiatan penelitian dan
keilmuan dapat menghasilkan berbagai
pemikiran dan konsepsi untuk
memajukan harkat dan martabat
manusia serta budaya bangsa melalui
kegiatan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan karya
seni yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan pembangunan.
Mengingat mahasiswa
merupakan aset nasional dan sumber
daya insani yang strategis maka perlu
diberi peluang dan kesempatan
seluas-luasnya untuk mengaktualisasikan diri
secara utuh dan bertanggung jawab.
Sebagai sivitas akademika dalam
rangka pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dan
sekaligus merupakan mitra dosen
dalam proses belajar mengajar yang
dialogis. Sedangkan dalam proses
pengembangan diri mahasiswa, para
pembimbing kemahasiswaan
senantiasa menunjukkan sikap ulur
tangan dan sedikit mungkin campur
tangan. Demikian pula dalam menata
organisasi kemahasiswaan di
perguruan tinggi senantiasa berpegang pada prinsip “ dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Sebagai unsur terpelajar
dari generasi muda, mahasiswa
diharapkan senantiasa peka terhadap
masalah yang berkembang di
tengah-tengah masyarakat dan diberi peluang
untuk turut serta dalam pembangunan
nasional. Sebagai warga negara yang
telah dewasa mahasiswa memilki hak
dan kewajiban yang sama dengan
warga negara yang lainnya.
Berdasarkan pokok-pokok pikiran
tersebut diatas, maka pengembangan
kemahasiswaan merupakan tugas
nasional yang pelaksanaannya menjadi
tanggung jawab bersama antara
pemerintah,swasta dan masyarakat.
Secara operasionalpengembangan
kemahasiswaan seyogyanya
diselenggarakan dengan strategi dan
pendekatan yang tepat yaitu dengan
memperhatikan seluruh komponen
seperti sasaran, materi, metode,
sarana, dan kelembagaan.
Masalah Umum Pengembangan
Kemahasiswaan
Pada umumnya, kebijakan yang
ada di berbagai perguruan tinggi saat
861 sama yaitu belum adanya keterpaduan
antara kegiatan kurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler. Kondisi ini jelas
kurang kondusif untuk mendorong
keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi dan
aktualisasi diri mahasiswa.
1. Secara kuantitatif, masih sangat
sedikit mahasiswa yang berminat
pada program pengembangan
penalaran dan keilmuan; bakat,
minat, dan kemampuan;
kesejahteraan; kepedulian sosial;
dan kegiatan penunjang. Keadaan
ini antara lain dilatarbelakangi oleh
tingginya biaya perkuliahan yang
mengakibatkan mereka ingin cepat
selesai dan segera mencari
pekerjaan untuk mendapatkan
penghasilan. Oleh karena itu untuk
dapat lebih banyak lagi melibatkan
mahasiswa, maka kegiatan
kemahasiswaan selain ditujukan
untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa, sebaiknya
juga ditujukan untuk
mengembangkan
keahlian/ketrampilan yang
mendukung mereka untuk
memudahkan dalam mancari kerja
dan menciptakan pekerjaan.
2. Mahasiswa yang berpartisipasi
dalam organisasi mahasiswa
(Ormawa) intra perguruan tinggi
jumlahnya relatif kecil, akan tetapi
ketika terjadi peristiwa yang
menyangkut kepentingan
masyarakat luas, mahasiswa
dengan cepat menunjukkan
sikapnya melalui protes yang
cenderung reaktif dan sporadis.
Keterlibatan mahasiswa dalam
aktivitas semacam ini, di satu sisi
bernilai positif karena mereka
menunjukkan tingkat kepekaan
dan kepedulian sosial yang tinggi.
Tetapi disisi yang lain bernilai
negatif karena dalam
mengekspresikan protes cenderung
mengabaikan kaidah-kaidah
akademik yang dijunjung tinggi di
perguruan tinggi.
3. Keterlibatan organisasi ekstra
perguruan tinggi secara langsung
di dalam kampus akan dapat
berdampak pada
pengkotak-kotakan mahasiswa yang
selanjutnya dapat mengakibatkan
perpecahan dan konflik di kalangan
mahasiswa. Keterlibatan semacam
ini jelas bertentangan dengan
Kepmendikbud Nomor
155/U/1998, tentang Pedoman
862 di PerguruanTinggi dan Keputusan
Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor
26/Dikti/Kep/2002, tentang
Pelarangan Organisasi Ekstra
Kampus atau Partai Politik dalam
Kehidupan Kampus.
4. Kesalah pengertian semacam ini,
berdampak pada sikap mahasiswa
yang merasa berhak untuk
mengabaikan wewenang pimpinan
perguruan tinggi untuk mengatur
Ormawa di kampus. Kesalah
pengertian ini perlu segera diatasi
melalui berbagai kegiatan yang
difasilitasi oleh pimpinan
perguruan tinggi.
Tujuan Pengembangan Kemahasiswaan
1. Mengembangkan kegiatan
kemahasiswaan sesuai dengan visi
dan misi pendidikan tinggi.
2. Mengembangkan penalaran dan
keilmuan; penelusuran bakat,
minat, dan kemampuan;
kesejahteraan; kepedulian sosial;
dan kegiatan penunjang,
berlandaskan pada kaidah
akademis, moral, dan etika ilmu
pengetahuan serta kepentingan
masyarakat.
3. Mengembangkan dan
meningkatkan kualitas program
dan sarana penunjangnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Perilaku Organisasi
Teori atau ilmu perilaku
organisasi (organization behavior) pada hakekatnya mendasarkan kajiannya
pada ilmu perilaku itu sendiri (akar
ilmu psikologi), yang dikembangkan
dengan pusat perhatiannya pada
tingkah laku manusia dalam
organisasi. Dengan demikian, kerangka
dasar teori perilaku organisasi ini
didukung oleh dua komponen pokok,
yakni individu-individu yang
berperilaku dan organisasi formal
sebagai wadah dari perilaku tersebut.
Jadi, perilaku organisasi adalah suatu
studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam organisasi
atau suatu kelompok tertentu. Aspek
pertama meliputi pengaruh organisasi
terhadap manusia, sedang aspek kedua
pengaruh manusia terhadap
organisasi. Pengertian ini sesuai
dengan rumusan Kelly dalam bukunya
Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi
di dalamnya terdapat interaksi dan
hubungan antara organisasi di satu
pihak dan perilaku individu di lain
pihak. Kesemuanya ini memiliki tujuan
863 perilaku manusia itu kepada
upaya-upaya pencapaian tujuan.
Ruang Lingkup Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi,
sesungguhnya terbentuk dari
perilaku-perilaku individu yang terdapat dalam
organisasi tersebut. Oleh karena itu
pengkajian masalah perilaku organisasi
jelas akan meliputi atau menyangkut
pembahasan mengenai perilaku
individu. Dengan demikian dapat
dilihat bahwa ruang lingkup kajian
ilmu perilaku organisasi hanya terbatas
pada dimensi internal dari suatu
organisasi. Dalam kaitan ini,
aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur,
komponen atau sub sistem dari ilmu
perilaku organisasi antara lain adalah:
motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational development), dan sebagainya.
Sementara itu aspek-aspek yang
merupakan dimensi eksternal
organisasi seperti faktor ekonomi,
politik, sosial, perkembangan teknologi,
kependudukan dan sebagainya,
menjadi kajian dari ilmu manajemen
strategik (strategic management) Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga
memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap keberhasilan organisasi
dalam mewujudkan visi dan misinya,
namun tidak akan dibahas dalam
konteks ilmu perilaku organisasi.
Pendekatan dalam Perilaku Organisasi
Dengan adanya interaksi atau
hubungan antar individu dalam
organisasi, maka penelaahan terhadap
perilaku organisasi haruslah dilakukan
melalui pendekatan-pendekatan
sumber daya manusia (supportif),
pendekatan kontingensi, pendekatan
produktivitas dan pendekatan sistem.
Pendekatan sumber daya manusia
dimaksudkan untuk membantu
pegawai agar berprestasi lebih baik,
menjadi orang yang lebih bertanggung
jawab, dan kemudian berusaha
menciptakan suasana dimana mereka
dapat menyumbang sampai pada batas
kemampuan yang mereka miliki,
sehingga mengarah kepada
peningkatan keefektifan pelaksanaan
tugas. Pendekatan ini berarti juga
bahwa orang yang lebih baik akan
mencapai hasil yang lebih baik pula,
sehingga pendekatan ini disebut pula
864 Sementara itu, pendekatan kontingensi
mengandung pengertian bahwa adanya
lingkungan yang berbeda menghendaki
praktek perilaku yang berbeda pula
untuk mencapai keefektifan. Disini
pandangan lamayang mengatakan
bahwa prinsip-prinsip manajemen
bersifat universal dan perilaku dapat
berlaku dalam situasi apapun, tidak
dapat diterima sepenuhnya. Disisi lain,
pendekatan produktivitas
dimaksudkan sebagai ukuran seberapa
efisien suatu organisasi dapat
menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
Jadi, produktivitas yang lebih
baik merupakan ukuran yang bernilai
tentang seberapa baik penggunaan
sumber daya dalam masyarakat. Dalam
hal ini perlu diingat bahwa konsep
produktivitas tidak hanya diukur
dalam kaitannya dengan masukan dan
keluaran ekonomis, tetapi masukan
manusia dan sosial juga merupakan
hal yang penting. Dengan demikian,
apabila perilaku organisasi yang lebih
baik dapat mempertinggi kepuasan
kerja, maka akan dihasilkan keluaran
manusia yang baik pula, dan pada
akhirnya akan menghasilkan
produktivitas pada derajat yang
diinginkan.
Adapun pendekatan sistem
terutama diterapkan dalam sistem
sosial, dimana di dalamnya terdapat
seperangkat hubungan manusia yang
rumit yang berinteraksi dalam banyak
cara. Ini berarti, dalam mengambil
keputusan para manaer harus
mengkaji hal-hal diluar situasi
langsung untuk menentukan
dampaknyaterhadap sistem yang lebih
besar, sehingga memerlukan analisis
biaya dan manfaat (cost – benefit
analysis). Antara pendekatan sumber daya manusia dengan pendekatan
produktivitas diatas, memiliki kaitan
yang sangat erat, dimana adanya
dorongan pimpinan terhadap karyawan
untuk melakukan tugasnya sebaik
mungkin, secara langsung akan
mendorong tingkat produktivitas
organisasi. Untuk dapat mendorong
karyawannya kearah tujuan yang
diharapkan, seorang pimpinan harus
dapat mengetahui kebutuhan
karyawan yang bersifat pribadi dan
internal. Atau dengan kata lain, disini
terjadi hubungan antara kebutuhan
dengan prestasi kerja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan, yang secara
865 dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu (1)
tahap analisis kebutuhan melalui studi
pustaka dan studi empirik, dan (2)
pengembangan strategi yang dilakukan
dengan uji ahli dan focus group
discussion. Untuk itu, maka penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian
pengembangan dengan tahapan
penelitian sebagai berikut.
Bagan 3.1.Tahapan pengembangan
strategi organisasi
kemahasiswaan Fakultas
Ekonomi Universitas
Pendidikan Ganesha
Penelitian pada tahap analisis
kebutuhan akan dilakukan di Fakultas
Ekonomi Universitas Pendidikan
Ganesha pada tahun 2017. Informan
yang dilibatkan pada tahap analisis
kebutuhan dan pengembangan model
dipilih secara purpossive (bertujuan)
sesuai dengan fokus penelitian.
Prosedur Pengembangan Strategi
Organisasi Kemahasiswaan Fakultas
Ekonomi Universitas Pendidikan
Ganesha
(1) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan
sebagai dasar untuk merancang
produk strategi organisasi
kemahasiswaan Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha.
Analisis kebutuhan dilakukan melalui
studi literatur dan studi lapangan/
empirik. Studi literatur dilakukan
untuk mengkaji buku teks, jurnal
ilmiah, majalah ilmiah populer, kliping
surat kabar, hasil penelitian sejenis.
Studi empirik dilakukan untuk
menganalisis pengembangan
kemahasiswaan, potensi
ANALISIS KEBUTUHAN
Studi pustaka mengenai
pengembangan kemahasiswaan, potensi kemahasiswaan dan kendala pengembangan kemahasiswaan
Studi empirik mengenai
pengembangan kemahasiswaan, potensi kemahasiswaan dan kendala pengembangan kemahasiswaan
Profile mengenai pengembangan
kemahasiswaan, potensi kemahasiswaan dan kendala pengembangan
kemahasiswaan
866
kemahasiswaan dan kendala
pengembangan kemahasiswaan.
(2) Perancangan Strategi Organisasi
Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha
Hasil-hasil yang diperoleh dari
studi literatur dan studi lapangan
digunakan sebagai bahan untuk
merancang strategi organisasi
kemahasiswaan Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha. Pada
tahap ini akan dilakukan
pengembangan strategi organisasi
kemahasiswaan Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha.
Setelah draf awal selesai, maka
dilakukan uji validitas pakar untuk
mengetahui kelemahan strategi
organisasi kemahasiswaan Fakultas
Ekonomi Universitas Pendidikan
Ganesha yang dikembangkan. Sesuai
dengan masukan pakar, maka
dilakukan penyempurnaan strategi.
Setelah itu dilakukan uji validitas
dengan FGD.
(3) Teknik Pengumpulan Data dan
Instrumen Penelitian
Ada tiga teknik pengumpulan
data utama yang digunakan dalam
analisis kebutuhan ini, yaitu
pengumpulan data melalui kajian
dokumen, melalui wawancara
mendalam dan observasi. Untuk studi
dokumen, instrumen penelitian yang
digunakan adalah pedoman dan format
studi/analisis dokumen. Untuk studi
melalui wawancara mendalam, peneliti
mengembangkan pedoman wawancara
secara mendalam yang tidak
terstruktur (Spradley, 1980).
Sedangkan untuk observasi, peneliti
mengembangkan pedoman observasi
tidak terstruktur berkaitan dengan
pembangunan industri, potensi daerah
dan strategi penanggulangan
kemiskinan (Sugiono, 2010). Untuk
penelitian pengembangan,
pengumpulan data utama untuk
memperoleh informasi tentang strategi
organisasi kemahasiswaan Fakultas
Ekonomi Universitas Pendidikan
Ganesha dilakukan melalui uji ahli dan
FGD. Instrumen uji ahli berupa format
validitas model dan pedoman
wawancara tidak terstruktur untuk
FGD yang dikembangkan sendiri oleh
peneliti.
(4) Teknik Pengolahan dan Analisis
Data
Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan secara kualitatif, yaitu
mengkatagori dan mengklasifikasi data
867 logisnya, kemudian ditafsirkan dalam
keseluruhan konteks penelitian.
Peneliti dalam kegiatan ini, akan
berusaha memunculkan makna dari
setiap data yang ada, sehingga tidak
hanya bersifat deskriptif melainkan
menyentuh dimensi transenden atau
menemukan makna dibalik data yang
tampak dalam proses penelitian. Untuk
mencapai hal itu, maka peneliti
berusaha berpikir secara “divergen yang kreatif tetapi kritis” (Lincoln, 2009: 232), sehingga subjektivitas
pemaknaan terhadap keseluruhan data
dapat dieliminir.
HASIL PENELITIAN
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) Universitas Pendidikan Ganesha
secara historis bercikal bakal dari
kursus B1 Perniagaan yang dibuka
pada tahun 1957. Selanjutnya kursus
B1 tersebut diintegrasikan ke
Universitas Airlangga Surabaya
bersama dengan kursus B1 Bahasa
Indonesia dengan nama FKIP Unair
berdasarkan SK Menteri PTIP Nomor
78/UP/III/1961 19 Desember 1961,
terhitung mulai tanggal 1 Januari
1962. Dalam waktu yang relatif singkat
FKIP Unair diintegrasikan ke
Universitas Udayana Denpasar,
berdasarkan SK Menteri PTIP
No.106/62 sejak 17 Agustus 1962.
Sejalan dengan perubahan
kebijakan pemerintah pusat dalam hal
ini Dirjen Dikti, kursus B1 berubah
nama menjadi Jurusan Ekonomi
sebagai bagian dari Fakultas Keguruan
(FKg) Universitas Udayana,
berdasarkan SK Presiden RI No.
62/1982. Terhitung mulai 12 Februari
1983 FKg dilebur bersama FIP menjadi
FKIP Unversitas Udayana dan Jurusan
Ekonomi berubah menjadi Jurusan
Pendidikan Dunia Usaha. Jurusan itu
berubah menjadi Program Studi
Pendidikan Ekonomi di bawah Jurusan
Pendidikan IPS pada saat FKIP berubah
status menjadi Sekolah Tinggi dengan
nama STKIP Singaraja, berdasarkan
Surat Keputusan Presiden RI tahun
1993.
Pada tahun 2001 STKIP Singaraja
ditingkatkan statusnya menyadi IKIP
Negeri Singaraja dan Jurusan
Pendidikan Ekonomi saat itu berada di
bawah Fakultas Pendidikan IPS
(FPIPS). Tugas pokoknya adalah
mencetak tenaga kependidikan,
sedangkan tugas perluasan mandatnya
adalah pembukaan program diploma
dan strata non kependidikan yang
868
Sejalan dengan kebijakan
perluasan mandat LPTK, jurusan
Pendidikan Ekonomi Program S-1 telah
mengambil peran aktif dengan
membuka program D-III Akuntansi
(Juli, 1999), program D-III Manajemen
Perhotelan (Mei, 2002), program S-1
Manajemen (Agustus 2011), dan S-1
Akuntansi (Agustus, 2012) sebagai
perluasan dari program D-3 Akuntansi.
Kelima program itu dibuka dalam
kerangka pengembangan jurusan
menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) penghasil guru ekonomi dan
tenaga ahli di bidang ekonomi-bisnis,
serta calon wirausaha mandiri di masa
depan yang secara resmi dibuka 1
Agustus 2012.
Berdasarkan analisis stuktur
dasar disiplin ilmu ekonomi dan
hasil-hasil studi kelayakan kebutuhan riel di
masyarakat dunia usaha dalam lima
tahun terakhir ini, maka Visi Fakultas
Ekonomi Universitas Pendidikan
Ganesha adalah menjadi ”Terwujudnya
Fakultas yang menjadi pisat
keunggulan dan rujukan
pengembangan Pendidikan Ekonomi,
Bisnis dan Kewirausahaan”.Visi ini
sangat mendukung visi FE UNDIKSHA
untuk menjadi world class university
dalam bidang pendidikan dan Ipteks
berlandaskan Pancasila dan kearifan
lokal tri hita karana yang merujuk pada
adanya keseimbangan hubungan
antara manusia dengan Tuhan, sesama
manusia, dan lingkungan hidup.
Adapun misi Fakultas Ekonomi
UNDIKSHA adalah:“menyelenggarakan
program akademik, vokasi dan profesi di bidang pendidikan ekonomi dan bisnis, serta mengembangkan budaya
wirausaha mandiri”. Pernyataan misi
secara rinci adalah: 1)
Menyelenggarakan pendidikan tinggi
untuk menghasilkan SDM jenjang
akademik, profesi, dan vokasi yang
kompeten dibidangnya; 2)
Menyelenggarakan penelitian untuk
pengembangan ilmu ekonomi dan
aplikasinya di bidang kependidikan
ekonomi, akuntansi, manajemen, dan
bisnis pariwisata; 3) menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat melalui
penerapan ilmu dan teknologi sesuai
kebutuhan; 4) Menyelenggarakan
kegiatan kerjasama kelembagaan
dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan kualitas kinerja dan
jalinan silahturahmi antar alumni; 5)
Menerapkan pola manajemen berbasis
kinerja dengan mengembangkan sistem
administrasi berbasis teknologi
informasi selaras, seimbang, dan
869
Dengan visi dan misi itu,
pengembangan fakultas akan mengacu
pada dua disiplin keilmuan dengan
pola ilmiah pokok ilmu pendidikan dan
ilmu ekonomi dari teori ke aplikasi.
Masuknya dua konsorsium disiplin
ilmu dasar dalam suatu fakultas
sekaligus, akan memungkinkan
dikembangkannya program-program
aplikasi di bidang pendidikan
kewirausahaan (entrepreneurship
education) yang didukung dengan pengembangan staff, kurikulum dan
perangkat kompetensi bidang studi
baik di program-program studi
kependidikan maupun
non-kependidikan. Inilah yang menjadi ciri
khas dari kehadiran Fakultas Ekonomi
era perluasan mandat FEB UNDIKSHA
dan pembeda esensi misinya dengan
Fakultas Ekonomi yang terlahir
langsung dari universitas murni yang
sudah ada.
Sehubungan dengan perubahan
status kelembagaan dan hal tersebut
disusun Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan Nasional yang
antara lain memuat visi, dan misi
Pendidikan Nasional. Visi Pendidikan
Nasional Indonesia Tahun 2012-2016 adalah “terselenggaranya layanan
prima pendidikan nasional untuk
membentuk insan Indonesia cerdas
komprehensif”, sedangkan misi
pendidikan nasional adalah:
“meningkatnya ketersediaan layanan
pendidikan, memperluas
keterjangkauan layanan pendidikan,
meningkatkan mutu dan relevansi
layanan pendidikan, mewujudkan
kesetaraan dalam memperoleh
pelayanan pendidikan, dan menjamin
kepastian memperoleh layanan pendidikan”.
Selanjutnya Visi tersebut
digunakan sebagai dasar merumuskan
visi pendidikan tinggi yaitu:
Terwujudnya sistem pendidikan tinggi
yang menghasilkan insan yang
berkarakter, cerdas, dan terampil
untuk membangun bangsa Indonesia
yang bermartabat dan berdaya saing
melalui pengembangan ilmu, teknologi,
dan seni untuk kemajuan dan
kesejahteraan umat manusia yang
berkelanjutan.
Insan Indonesia yang
berkarakter adalah mereka yang
bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki
integritas, jujur, toleran, bersemangat
kebangsaan, serta menjunjung tinggi
nilai dan norma universal; sedangkan
cerdas dalam hal ini dimaksudkan
adalah insan yang memiliki kecerdasan
komprehensif yang meliputi kecerdasan
870
kecerdasan sosial, kecerdasan
spiritual, dan kecerdasan kinestetik. Di
samping itu terampil dimaksudkan
bahwa lulusan perguruan tinggi
memiliki keterampilan baik yang secara
langsung terkait dengan bidang ilmu
yang dipelajari (hard skills) maupun
keterampilan pelengkap (soft skills)
yang menjadikan mereka sebagai
sumber daya manusia (human capital)
yang unggul di bidangnya
Salah satu pilar yang harus
dibangun dalam kelembagaan adalah
perubahan dalam sistem pembinaan
kemahasiswaan yang harus dimulai
saat ini. Keseluruhan aktivitas
pembinaan kemahasiswaan tersebut
diarahkan untuk mencapai misi dan
tujuan sebagaimana tertera dalam PP
nomor: 15 Tahun 2014. Sistem
pembinaan kemahasiswaan yang
berparadigma baru itu, harus tepat
sasaran dan jelas menuju pada
keunggulan mutu proses dan hasil
didik melalui kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstra kurikuler.
Dalam banyak kajian menunjukkan
bahwa baik buruk suatu lulusan tidak
hanya ditentukan oleh in take semata, tetapi juga oleh kualitas interaksi dan
nilai edukatif selama pembelajaran.
Atas dasar tersebut, maka sistem
pembinaan kemahasiswaan harus
dapat memberikan daya dukung
terhadap keberhasilan studi
mahasiswa dalam arti luas. Program
pengembangan aktivitas
kemahasiswaan harus dirancang dalam
rangka memberi kesempatan
seluas-luasnya bagi upaya pengembangan
potensi diri dan
mengaktualisasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kesempatan itu
berupa pengembangan dalam
penalaran dan kemampuan akademik
yang bermutu, pengembangan yang
dapat memintal pengalaman agar
hidup semakin hidup serta
pengembangan yang melatih berbagai
keterampilan yang produktif guna
memperkuat profesionalisme.
Keseluruhan pengembangan
aktivitas tersebut didukung dengan
berbagai fasilitas yang ada dan
kehidupan interaksi mutualistik yang
prima dengan para pembinanya.
Pendeknya program pengembangan
kemahasiswaan diorientasikan pada
upaya menggali, menampung,
menyalurkan, dan meningkatkan
seluruh potensi kemahasiswaan yang
ada di lingkungan Fakultas Ekonomi
ke arah yang lebih baik. Sesuai dengan
Pola Pengembangan Kemahasiswaan
(POLBANGMAWA) bidang
871
dikategorikan dalam lima bidang
utama, yakni (1) penalaran dan
keilmuan; (2) bakat, minat, dan
kemampuan (3) kesejahteraan, (4)
kepedulian sosial, dan (5) kegiatan
penunjang. Kelima bidang itu menjadi
bagian integral dari program utama
Fakultas Ekonomi.
(1) Landasan
Pengembangan kemahasiswaan di
lingkungan Fakultas Ekonomi
berasaskan pada keimanan dan
ketaqwaan; kebenaran hakiki;
kebenaran ilmiah; kependidikan,
kebebasan akademik dan kebebasan
mimbar akademik; keadilan,
demokrasi, hak azasi manusia,
kemajemukan dan kemitraan; serta
edukasi, ilmiah dan religius; silih asah, silih asih dan silih asuh. Peraturan perundang-undangan dan
ketentuan-ketentuan operasional yang menjadi
landasan hukum dalam melaksanakan
kegiatan kemahasiswaan di lingkungan
Fakultas Ekonomi yakni
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional; Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi; Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2009 tentang Dosen; Peraturan
Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan;
Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi; Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan
Nasional Tahun 2010-2014,
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 44 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun
2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2010-2014; Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 29 Thaun
2001 tentang Organisasi Tata Kerja
Universitas Pendidikan Ganesha;
872 Nomor 43 Tahun 2008 tentang Statuta
Universitas Pendidikan Ganesha;
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Dosen dan
Angka Kreditnya sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Dosen dan
Angka Kreditnya; dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 87 Tahun 2014 tentang Akreditasi
Program Studi dan Perguruan Tinggi;
Keputusan Jenderal Pendidikan Tinggi
Depdiknas No. 26/Dikti/Kep/2002
tentang pelarangan organisasi ekstra
kampus atau partai politik dalam
Kehidupan kampus.
(2) Kebijakan Kemahasiswaan
Kebijakan dalam bidang
kemahasiswaan berorientasi kepada
peningkatan kualitas dan kuantitas
kegiatan kemahasiswaan untuk
mendukung pelaksanaan Tridharma
Perguruan Tinggi guna memperoleh
dan memperkaya kompetensi
profesional, kepribadian dan sosial
yang mantap menuju keunggulan
kompetitif. Kebijakan tersebut terfokus
pada penguatan kelembagaan,
pengembangan minat dan bakat,
pengembangan kepribadian,
peningkatan penalaran dan keilmuan,
ketaqwaan, etika dan estetika, serta
peningkatan kesejahteraan yang
sejalan dengan peningkatan ketahanan
terhadap ancaman erosi nilai-nilai
norma luhur, dan bahaya obat
terlarang, serta dukungan kuat dari
alumni untuk pengembangan FE
Undiksha. Kebijakan Dan Program
Peningkatan Mutu Pembinaan
Kemahaiswaan, sesuai RENSTRA FEB
UNDIKSHA 2012-2016 adalah sebagai
berikut:
(1) pembelajaran berpusat pada
peserta didik,
(2) pembelajaran sepanjang hayat,
(3) pendidikan untuk semua,
(4) pemberdayaan manusia seutuhnya,
dan
(5) pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan
(6) maju bersama untuk negeri
tercinta
Pembelajaran berpusat pada
peserta didik merupakan paradigma
yang menempatkan peserta didik
873 pendidik sebagai fasilitator. Hal ini
mendorong peserta didik untuk mampu
sebagai subyek pebelajar mandiri yang
bertanggungjawab, kreatif-inovatif,
serta berkepribadian wirausaha
mandiri.
Pembelajaran sepanjang hayat
dimaksudkan bahwa pembelajaran
adalah proses yang berlangsung
seumur hidup. Pembelajaran sepanjang
hayat mengandung dua maksud yaitu
pembelajaran yang diselenggarakan
secara terbuka dan pembelajaran
multimakna. Pembelajaran secara
terbuka dapat melalui jalur formal,
nonformal dan informal yang dapat
diakses oleh peserta didik, tidak
dibatasi oleh waktu, usia, dan tempat,
sedangkan pembelajaran multimakna
mengisyaratkan pada penyelenggaraan
pembelajaran yang berorientasi pada
pembudayaan, pemberdayaan,
pembentukan akhlak mulia, budi
pekerti luhur, berkepribadian atau
berkarakter unggul dengan berbagai
kecakapan hidup. Adapun jiwa
wirausaha mandiri dimaksudkan
sebagai penciri pribadi utuh sosok
profil lulusan FE UNDIKSHA.
Pemberdayaan manusia
seutuhnya dimaksudkan untuk
memperlakukan peserta didik sebagai
subyek dan merupakan penghargaan
terhadap peserta didik sebagai
manusia yang utuh. Peserta didik
difasilitasi untuk bisa
mengaktualisasikan dirinya secara
optimal dalam berbagai aspek
kecerdasan baik kecerdasan
intelektual, emosional, sosial,
kinestetik, spiritual dan ekologis. Hal
ini memungkinkan peserta didik
berhasil menjadi pribadi yang mandiri
(makhluk individu), sebagai elemen
dari sistem sosial (makhluk sosial),
bertakwa dan mengamalkan ajaran
Ketuhanan Yang maha Esa (makhluk
spiritual/makhluk Tuhan), serta
sebagai bagian tak terpisahkan dari
lingkungannya (makhluk
sosial-ekologis).
Pendidikan untuk semua
mengakomodasi hak asasi manusia
dan hak setiap warga negara untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu,
terbuka, demokratis, berkesetaraan
gender dan menjangkau ke segenap
lapisan masyarakat tanpa kendala
domisili di tempat terpencil atau
kendala ekonomi dan sosial. Paradigma
ini menjamin terselenggaranya
pendidikan yang demokratis, merata,
berkeadilan dan berkesetaraan gender.
Paradigma pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan
874
pentingnya keberlajutan dan
keseimbangan ekosistem,serta
nilai-nilai tanggung jawab sosial dan
natural. Manusia adalah bagian dari
sistem sosial yang harus bersinergi
dengan manusia lain dan merupakan
bagian dari sistem alam yang harus
bersinergi dengan alam beserta seluruh
isinya. Paradigma ini mengajak
manusia untuk berpikir tentang
keberlanjutan planet bumi dan
keberlanjutan keseluruhan alam
semesta. Hal ini sejalan dengan tugas
kehidupan yang disimboliskan dalam
bentuk perilaku pemelihara atau
pengelola semesta.
(3) Tujuan
Tujuan kebijakan
kemahasiswaan Fakultas Ekonomi
Undiksha adalah relativitas Organisasi
Mahasiswa (Ormawa) dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) sesuai
dengan AD/ART UNDIKSHA, tertatanya
kelembagaan dan lingkungan ormawa
UNDIKSHA, terbentuknya
kepengurusan Ormawa dan UKM yang
sesuai dengan ART UNDIKSHA,
tersusunnya model-model pembinaan
kepemimpinan ormawa pada tingkat
jurusan, fakultas, tersusunnya sistem
penelusuran minat bakat, penalaran
dan keilmuan mahasiswa serta
model-model pembinaan kegiatan ormawa,
meningkatnya prestasi mahasiswa
ditingkat regional, nasional, maupun
internasional dalam berbagai cabang
keilmuan, meningkatnya daya tampung
dan kualitas layanan mahasiswa dan
meningkatkan mutu layanan
kesehatan, terbentuknya jaringan
kerjasama dengan pemberi beasiswa
(Lembaga pemerintah, BUMN, dan
Swasta) dalam dan luar negeri,
bertambahnya jumlah mahasiswa
penerima beasiswa, meningkatnya
partisipasi jumlah alumni dalam
kegiatan pengembangan Fakultas
Ekonomi. Terselenggaranya bimbingan
konseling karier mahasiswa minimal
satu kali setahun, meningkatnya peran
BEMFE dan HMJ untuk
pengembangan kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi dan
terkembangkannya potensi-potensi
mahasiswa sesuai dengan minat dan
bakatnya.
(4) Strategi, Sasaran, dan Bidang Pembinaan Kemahasiswaan
a. Strategi
Pembinaan dan pengembangan
kemahasiswaan Fakultas Ekonomi
tahun 2017 mengacu kepada Rencana
Strategis (Renstra) dan kebijakan
kemahasiswaan Undiksha tahun 2015–
875 Fakultas Ekonomi tahun 2017. Strategi
dasar pengembangan kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi berasas edukasi dan
partisipasi dengan arah menciptakan
keunggulan dan kemandirian
mahasiswa dalam berorganisasi untuk
mendorong keberhasilan studi.
Pendekatan yang dipergunakan yaitu:
1. Berdasarkan pada kebutuhan
mahasiswa, dalam arti setiap
kemampuan mahasiswa senantiasa
dikembangkan dan dibangun
berdasarkan berbagai kebutuhan yang
ada dan bersumber dalam komunitas
mahasiswa sendiri; 2. Bertolak pada
proses pendidikan dengan menggali
potensi yang dimiliki dan apa yang
dikembangkan oleh komunitas
mahasiswa; 3. Berdasarkan pada
upaya menumbuhkembangkan sikap
percaya diri, sehingga setiap
mahasiswa percaya diri dan memiliki
sikap mandiri dalam melakukan
kegiatannya; 4. Memperhatikan,
mempertimbangkan dan
mengutamakan aspek lingkungan
sosial dan lingkungan fisik komunitas
mahasiswa; 5. Pendekatan yang
dilaksanakan berdasarkan pada
perubahan struktur dan sistem sosial,
misalnya yang menyangkut hubungan
social mahasiswa, kegiatan akademik,
pengembangan minat dan bakat,
kesejahteraan mahasiswa, sistem
manajemen dan partisipasi mahasiswa;
6. Pemberian tanggung jawab (transfer of responsibility) kepada mahasiswa, pimpinan mahasiswa, dan sejak awal
mereka dilibatkan dalam kegiatan
perencanaan, penyusunan program
sampai pada evaluasi program yang
telah dilaksanakan; 7. Proses
pengambilan keputusan untuk setiap
kegiatan harus berdasarkan
musyawarah (democratic dan
non-hierarchical relationship); 8.
Kepemimpinan kemahasiswaan
dipegang bersama-sama, dalam arti
semua kegiatan diatur secara kolektif,
sehingga semua pihak bertanggung
jawab dalam setiap kegiatan; 9.
Pengkondisian mahasiswa angkatan
baru selama 1 tahun untuk
pengembangan potensi-potensi
mahasiswa.
b. Sasaran Pembinaan
Sasaran pengembangan kegiatan
kemahasiswaan Fakultas Ekonomi
tahun 2017 yakni terbentuknya
kepribadian mahasiswa FE Undiksha
sebagai insan cita yang memiliki
ciri-ciri: beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; tangguh,
unggul dan mandiri; memiliki tingkat
876
yang berlaku; berdaya juang,
berdedikasi danmemilki jiwa
kepeloporan yang tinggi; berfisik dan
bermental yang prima; peka, peduli
dan kritis terhadap perubahan
lingkungan. Kepribadian mahasiswa FE
Undiksha akan menuju kepada
keunggulan komparatif dan kompetitif
yang di dalamnya tampak pada sikap
berpikir ilmiah, bersikap positif
terhadap profesi keilmuan yang
diembannya, menguasai bidang
keahlian baik kependidikan maupun
non kependidikan, mengutamakan visi
dan misi kependidikan dan keilmuan,
mempunyai tanggung jawab moral
yang besar terhadap masalah
perkembangan kependidikan dan
keilmuan, peduli terhadap
perkembangan ilmu, teknologi dan seni
dalam bidang kependidikan dan
keilmuan, terbuka terhadap setiap
inovasi dan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan keilmuan,
bersikap positif terhadap kelompok
sosial, ras, agama, budaya, dan politik,
mampu memprediksi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, keimanan
dan ketaqwaan.
Sasaran pengembangan tersebut
merupakan wahana untuk
menyalurkan aspirasi, bakat dan minat
mahasiswa untuk tumbuhnya aspirasi
secara dinamis dan demokratis,
tingginya semangat belajar secara terus
menerus, terciptanya kehidupan
organisasi kemahasiswaan yang
dinamis dan meningkatnya daya nalar,
olahraga, kesenian maupun minat
khusus lainnya, yang pada akhirnya
dapat memunculkan calon pemimpin
kalangan mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin & Makin, M. (2004).
Pendidikan Humanistik. Jakarta: AR-RUZZ Media
Handoko, T. Hani. Manajemen, Edisi
Kedua. BPFE: Yogyakarta. 2000.
Harahap, S. (2006). Penegakan Moral
Akademik Didalam dan Luar Kampus. Jakarta: Raja Grafindo
Muhari. (2002). Teknik Mengajar Secara
Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta
Syaparudin & Nasution, I. (2000).
Manajemen Pembelajaran: Quantum Teaching. Jakarta: Raja Grafindo
Tilaar, H. (2006). Standarisasi
Pendidikan Nasional. Jakarta:
877 Wexley, Kenneth. M. And Gary A. Yuki.
Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Rineka Cipta: Jakarta 2005
Winardi. J., Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Rajawali Pers: Jakarta, 2002
Winardi. J., Teori Organisasi dan