1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga formal sehingga
dijadikan wadah dalam mewujudkan penyelenggaraan
sistem pendidikan yang dapat menghasilkan output
dalam bidang pendidikan. Output yang baik erat
kaitannya dengan kualitas sekolah yang baik pula.
Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang
memiliki standar pelayanan yang berkualitas. Kualitas
sekolah dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya
kompetensi guru, sarana prasarana, kualitas kegiatan
pembelajaran dan kompetensi kepala sekolah.
Ketercapaian aspek-aspek tersebut dapat
menunjukkan kualitas dari suatu sekolah, yang tidak
lepas dari campur tangan kepala sekolah sebagai
pemimpin. Sebagai seorang pemimpin di sekolah,
kepala sekolah harus dapat menjalankan fungsi dan
tugasnya dengan baik untuk ketercapaian standar
mutu pendidikan.
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang
terjadi di sekolah. sehingga, kepala sekolah memiliki
tanggung jawab dan wewenang penuh terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang ada di sekolah.
2
indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
yaitu dapat menjawab pertanyaan mengenai cara yang
harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
produtivitas sekolah. Indikator tersebut menunjukkan
bahwa kepala sekolah memiliki peran penting dalam
mewujudkan manajemen sekolah yang baik.
Kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar sebagai
kepala sekolah, kompetensi yang harus dimiliki yaitu
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi dan sosial. Salah satu kompentensi yang
berpengaruh dalam keberhasilan sistem pendidikan
adalah kompetensi supervisi dalam bidang akademik.
Menurut Daryanto (2010:169) supervisi
merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui
situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatan.
Kegiatan ini dimaksudkan agar kepala sekolah dapat
mengetahui secara keseluruhan dari setiap aktivitas,
baik besar maupun kecil yang terjadi di lingkungan
sekolah. Supervisi dilakukan dalam arti membina,
mengarahkan, melatih, dan mendorong seluruh
personal sekolah dan para guru agar memiliki
wawasan baru untuk sebuah pengembangan, salah
satunya kegiatan supervisi akademik.
Selain itu Mulyasa (2012:20) menyatakan bahwa
3
melalui kegiatan perencanaan yang sistematis,
pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif dan segera. Melalui kegiatan tersebut, guru
dapat menggunakan umpan balik untuk mengetahui
dan memperhatikan kinerja dari guru. Untuk
mengetahui keberhasilan guru dalam kegiatan
pembelajaran, kepala sekolah hendaknya melakukan
kegiatan supervisi pembelajaran. Supervisi
pembelajaran dilakukan agar kepala sekolah dapat
membantu guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam kegiatan pembalajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, seringkali guru
mengalami kesulitan-kesulitan, baik kesulitan dalam
menghadapi siswa maupun kesulitan dalam
menyampaikan materi yang harus dipahami oleh
siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka
menjadi hal yang penting bagi guru untuk membuat
perencanaan proses pembelajaran atau yang biasa
disebut dengan RPP. Nehtry (2016) dalam
penelitiannya menyampaikan bahwa guru belum
menunjukkan kinerja yang memadai dalam tugas
keprofesionalannya. Hal tersebut dapat dilihat dari
kemampuan siswa kurang maksimal dalam
memahami pelajaran, masih lemahnya karakters siswa
dalam sikap, dan rendahnya kemampuan membaca,
4
Kinerja guru yang rendah akan berdampak pula
pada mutu pendidikan yang rendah pula. Untuk
meningkatkan kualitas profesinya, perlu ada
pembinaan maupun bagi guru secara terstruktur.
Pembinaan tersebut dapat dilakukan oleh kepala
sekolah yang bertindak sebagai supervisor. Sebagai
supervisor, kepala sekolah dapat membantu guru
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran dengan
melakukan supervisi pembelajaran. Kegiatan ini
dimaksudkan agar kepala sekolah dapat membimbing,
memberikan masukan, membantu memecahkan
masalah yang dihadapi guru terkait dengan kegiatan
pembelajaran.
Rasyidah (2012) dalam penelitiannya
menerangkan bahwa kepala sekolah memiliki peran
penting dalam meningkatkan kompetensi guru dalam
kaitannya dengan implementasi KTSP khususnya
dalam pelaksanaan supervisi akademik.
Supervisi pembelajaran merupakan kegiatan
pembinaan dengan memberikan bantuan secara teknis
kepada guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui
peningkatan profesional guru, diharapkan guru
5 mengajar dengan melakukan persiapan mengajar dan
juga proses belajar mengajar yang lebih baik.
Secara umum, keberhasilan kinerja guru dapat
dilihat dari hasil belajar siswa yang sebagian besar di
atas standar ketuntasan minimal (KKM). Sejalan
dengan hal tersebut, masyarakat akan menilai mutu
pendidikan di sekolah dengan memperhatikan
peningkatan sekolah terhadap hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemegang
kendali di sekolah hendaknya mampu menyusun
program supervisi pembelajaran dan melaksanakan
program supervisi pemebelajaran yang dapat dijadikan
pedoman dalam mengukur tingkat ketercapaian
tujuan pendidikan di sekolah itu sendiri.
Berdasarkan hasil kajian tersebut, kegiatan
supervisi pembelajaran penting dilaksanakan dalam
meningkatkan kualitas sekolah. Untuk melaksanakan
program tersebut perlu pemahaman yang mendalam
dan tanggung jawab dari kepala sekolah dalam
menjalankan tugas supervisinya. Akan tetapi
sebagaimana tugas kepala sekolah sebagai supervisor
yang terjadi di lapangan belum sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya. Kepala sekolah belum serta
merta melaksanakan program supervisi secara
sistematis dan terstruktur.
Kepala Sekolah tentunya sudah menyusun
6
kebutuhan sekolah masing-masing. Akan tetapi dalam
kenyataannya program tersebut belum sepenuhnya
terlaksana sesuai dengan rancangan. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di lapangan, diketahui
adanya beberapa alasan kurang berhasilnya program
supervisi pembelajaran, diantaranya yaitu
terbenturnya jadwal supervisi dengan kegiatan sekolah
atau dinas, kegiatan kepala sekolah yang harus sering
ke luar, sehingga menyebabkan kedisiplinan guru
yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan
dari pengawas sekolah.
Pengawas memiliki peran dalam keberhasilan
pelaksanaan program supervisi dari kepala sekolah
untuk meningkatkan kinerjanya. Sudjana, Nana
(2006) menyatakan bahwa pengawas merupakan
supervisor akademik maupun manajerial yang
bertujuan untuk membantu guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran, serta membantu
kepala sekolah mencapai tujuan efektif sekolah.
Kondisi serupa mengenai belum optimalnya peran
supervisi dialami oleh sekolah dasar di Kecamatan
Getasan. Pada saat pengumpulan data ditemukan
bahwa kepala sekolah belum mengoptimalkan
pelaksanaan program supervisi kepada guru.
Permasalahan tersebut menjadikan sebuah
keprihatikan bagi peningkatan mutu pendidikan. Oleh
7 memberikan penyelesaian masalah serta
kendala-kendala yang ada.
Harahap (2004) dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa penerapan supervisi dengan teknik workshop
dapat meningkatkan pembelajaran yang efektif.
Penelitian senada juga dilakukan oleh Sukamto yang
bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam
membuat PTK melalui supervisi akademik teknik
workshop. Untuk meningkatkan kualitas program
yang sudah dirancang diperlukan juga kegiatan
pengawasan yang tepat. Melihat minimnya
pelaksanaan program supervisi oleh kepala sekolah
tersebut, diperlukan model supervisi dari pengawas
kepada kepala sekolah melalui teknik workshop untuk
meningkatkan kualitas supervisi kepala sekolah.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat
diidentifikasikan masalah-masalah dilihat dari model
pelaksanaan supervisi pengawas selama ini, bahwa: (1)
dari segi perencanaan program belum ada
perencanaan program yang dibuat dengan
pembaharuan berdasarkan evaluasi program
sebelumnya. Perencanaan program supervisi pengawas
yang dibuat masih bersifat seadanya, dan sekedar
untuk memenuhi program dari dinas; (2) dalam
8
supervisi pembelajaran untuk kepala sekolah; (3)
dalam pelaksanaan supervisi dari pengawas belum
berjalan denan efektif karena supervisi yang dilakukan
pengawas masih bersifat sekedar untuk memenuhi
laporan dinas; (4) dalam kegiatan evaluasi supervisi
pengawas, belum menunjukkan adanya tindak lanjut
evaluasi terhadap penilaian yang dilakukan.
Identifikasi tersebut menunjukkan bahwa
pelaksanaan program supervisi pengawas belum
terkonsep dengan baik dari segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
Permasalah tersebut akan berdampak pada penilaian
pengawas terhadap kompetensi kepala sekolah untuk
melaksanakan supervisi pembelajaran. Penilaian
pengawas akan kompetensi supervisi kepala sekolah
menjadi salah satu cara untuk memberikan bantuan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu,
bagi kepala sekolah yang dibina akan mengalami
kesulitan dalam melaksanakan supervisi pembelajaran
di sekolah, sehingga hal tersebut dapat berdampak
pada kurangnya kompetensi guru dalam
pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan model penyusunan program supervisi
pengawas yang terkonsep melalui teknik workshop
sehingga dapat memberikan motivasi agar pengawas
9
untuk meningkatkan kompetensi supervisi
pembelajaran dari kepala sekolah.
1.3. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan mengenai konsep dan
pelaksanaan supervisi pengawas, maka dalam
penelitian ini dibatasi khususnya untuk
menyelesaikan masalah dalam supervisi pengawas, di
mana dikhususkan untuk merancang sebuah model
supervisi pengawas yang dapat membantu pengawas
untuk meningkatkan kompetensi supervisi kepala
sekolah dalam hal ini adalah program supervisi
pengawas melalui teknik workshop.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian
tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu, bagaimana pengembangan supervisi pengawas
melalui teknik workshop?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
ini adalah untuk menyusun program supervisi kepala
10
1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1.Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan implikasi dalam
bidang pendidikan untuk mengembangkan model
supervisi pengawas yang bertujuan meningkatkan
kompetensi supervisi kepala sekolah.
1.6.2.Manfaat Praktis
Bagi Pengawas
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan
bagi pengawas sekolah untuk menyusun dan
melaksanakan supervisi untuk meningkatkan
kompetensi supervisi pembelajaran oleh kepala
sekolah.
Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan
bagi kepala sekolah untuk merancang dan
melaksanakan supervisi pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi guru.
1.7. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan melalui
penelitian dan pengembangan ini berupa model
proseduran, di mana di dalamnya terdapat rangkaian
langkah-langkah untuk mencapai suatu tujuan
pencapaian maksimal program supervisi pengawas
melalui teknik workshop. Model ini menggunakan
11
Gall. Model tersebut menjelaskan komponen
penyusunan program, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
Workshop yang digunakan untuk melibatkan seluruh
personil dalam program supervisi pengawas untuk
memunculkan pendapat, masalah, dan memperoleh
pembinaan sesuai dengan topik. Model berisi: (1) latar
belakang pelaksanaan supervisi pengawas melalui
teknik workshop; (2) Kajian atau materi supervisi
pengawas melalui teknik workshop; (3) Model supervisi
pengawas melalui teknik workshop yang meliputi, (a)
perencanaan supervisi pengawas melalui teknik
workshop, antara lain identifikasi kebutuhan,
perumusan tujuan, penyusunan program, materi,
serta media dan alat; (b) pengorganisasian supervisi
pengawas melalui teknik workshop, yaitu koordinasi
pengawas, pembentukan panitia, narasumber, jadwal,
tempat, serta biaya; (c) pelaksanaan supervisi
pengawas melalui teknik workshop, terdiri dari
kegiatan pra workshop dan kegiatan evaluasi; (d)
evaluasi supervisi pengawas melalui teknik workshop,
yaitu evaluasi pengawas dan kepala sekolah.
1.8. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Pengembangan model ini didasarkan pada asumsi
12
pengawas, maka kepala sekolah binaan harus
disupervisi, di mana pelaksanaan supervisi
merupakan bentuk untuk meningkatkan kompetensi
supervisi pembelajaran dari kepala sekolah. Mengingat
pentingnya supervisi tersebut, maka diperlukan
pelaksanaan program supervisi yang terkonsep dengan
baik, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi sehingga dapat diketahui
sejauhmana keberhasilan program supervisi pengawas
dilaksanakan.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah
subyek yang diambil pada penelitian ini ada di
kecamatan Getasan, sehingga belum dapat menjamin
bahwa model ini dapat memecahkan masalah dalam