• Tidak ada hasil yang ditemukan

42 Ketetapan 2 AD ART KONGRES IMTLI 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "42 Ketetapan 2 AD ART KONGRES IMTLI 2017"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KETETAPAN

KONGRES IKATAN MAHASISWA TEKNIK LINGKUNGAN INDONESIA NOMOR 2/TAP/KIMTLI/2017

TENTANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA TEKNIK LINGKUNGAN INDONESIA

Menimbang:

1. Bahwa untuk membangun jaringan komunikasi antar mahasiswa Teknik Lingkungan di Indonesia perlu dibentuk organisasi dengan jalan diadakan suatu forum bersama sebagai wahana penyatuan persepsi yaitu Kongres Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia

2. Bahwa sebagai landasan, arah dan tujuan dari Organisasi Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia maka perlu adanya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia.

Mengingat:

1. Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1999 tentang Perguruan

Tinggi sebagai Badan Hukum

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan tinggi dan Pengelolaan Pendidikan Perguruan Tinggi

6. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi

7. Keputusan Sidang Kongres Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia 2017 nomor : 1/TUS/KIMTLI/2017 tentang Tata Tertib Kongres Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia.

Memperhatikan:

Pembahasan peserta Kongres Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia tentang peninjauan dan penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia

Menetapkan:

(2)

ANGGARAN DASAR BAB I

UMUM

Nama Pasal 1

Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia yang selanjutnya disingkat IMTLI

Waktu dan Tempat Pasal 2

Organisasi ini berdiri pada tanggal 3 September 1992 dengan nama awal Ikatan Mahasiswa Teknik Penyehatan Lingkungan Indonesia (IMTPLI) yang berganti nama menjadi IMTLI dan ditetapkan

tanggal 1 Maret 2001 pada Kongres Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia di Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan “YLH” Yogyakarta yang sudah berganti nama menjadi

Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) Kedudukan

Pasal 3 1. IMTLI berkedudukan di Indonesia

2. IMTLI berpusat di lembaga kemahasiswaan asal ketua pengurus besar

Asas Pasal 4

IMTLI berasaskan Pancasila dan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Kedaulatan Pasal 5

(3)

Sifat Pasal 6

IMTLI bersifat Independen, Keprofesian dan Demokratis Visi

Pasal 7

Mewujudkan lembaga mahasiswa teknik lingkungan yang profesional dan independen di bidang teknik lingkungan dalam strategi global kehidupan berkelanjutan serta memberikan

kontribusi nyata untuk Negara Indonesia Misi

Pasal 8

1. Membentuk Lembaga Mahasiswa Teknik Lingkungan yang profesional di bidang teknik lingkungan dalam aksi global kehidupan berkelanjutan

2. Menumbuhkembangkan eksistensi IMTLI dengan mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar anggota dan pengabdian lingkungan

3. Merangkul seluruh mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia untuk bekerja sama menjadi bagian dalam memberikan kontribusi nyata yaitu mewujudkan lingkungan hidup yang lestari.

Tujuan Pasal 9

Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia bertujuan :

a. mempererat rasa kekeluargaan antar mahasiswa teknik lingkungan se-Indonesia

b. membentuk Lembaga mahasiswa teknik lingkungan yang aktif dan responsif terhadap masalah lingkungan

c. Turut andil dalam pergerakan bangsa yang mengutamakan kelestarian lingkungan. Fungsi

Pasal 10

a. Wahana mempererat rasa kekeluargaan antar mahasiswa teknik lingkungan se-Indonesia

b. Wahana komunikasi dan transfer informasi mahasiswa teknik lingkungan se-Indonesia c. Wahana meningkatkan wawasan keilmuan, keprofesian di bidang teknik lingkungan

dan kemahasiswaan pada umumnya.

(4)

BAB II ORGANISASI

Keanggotaan Pasal 11

1. Anggota IMTLI adalah lembaga kemahasiswaan yang menaungi mahasiswa Teknik Lingkungan disetiap Perguruan Tinggi di Indonesia.

2. Anggota IMTLI secara sah ditetapkan melalui Kongres IMTLI yang merupakan Lembaga representasi mahasiswa secara langsung.

Keuangan Pasal 12

Keuangan IMTLI bersumber dari: a. Iuran anggota

b. Usaha-usaha yang sah dan halal c. Sumbangan yang tidak mengikat

Kelengkapan Organisasi Pasal 13

Kelengkapan Organisasi terdiri dari : a. Kongres IMTLI

b. Dewan Pengawas Pusat IMTLI c. Pengurus Besar IMTLI

d. Dewan Pengawas Regional IMTLI e. Pengurus Regional IMTLI

(5)

Lambang Pasal 14

Lambang Organisasi IMTLI terdiri dari:

a. Bumi yang berbentuk bulat melambangkan visi dan misi IMTLI

b. Akar melambangkan suatu kehidupan dengan ciri dinamis yang selalu tumbuh dan berkembang

c. Lima lingkaran yang sejajar melambangkan Pancasila

d. Lingkaran bertuliskan Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia melambangkan kesatuan tujuan IMTLI

e. Lingkaran pelindung melambangkan kekuatan persatuan yang melingkupi IMTLI f. Bingkai segi 8 melambangkan kekuatan persatuan yang melingkupi IMTLI g. Warna hijau dan biru melambangkan kehidupan yang berkelanjutan

h. Warna kuning keemasan melambangkan kemuliaan dan kewibawaan i. Warna hitam melambangkan keabadian

j. Warna or an ye melambangkan bumi dengan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya

k. Ungu muda melambangkan independensi IMTLI

BAB III PENUTUP Pembubaran IMTLI

Pasal 15

a. Hal pembubaran IMTLI ditetapkan pada sidang Kongres IMTLI setelah referendum b. Badan yang melaksanakan ketentuan tentang referendum adalah Kongres IMTLI c. Hasil referendum mengenai pembubaran IMTLI dianggap sah apabila ¾ anggota

menggunakan hak pilihnya

Aturan Penutup Pasal 16

(6)

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I

STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1

BAB II KEANGGOTAAN

Anggota Pasal 2

1.Lembaga Kemahasiswaan Teknik Lingkungan yang mendaftarkan diri sebagai anggota baru IMTLI dengan cara :

a. Mengajukan surat permohonan secara tertulis untuk menjadi anggota IMTLI yang ditujukan kepada Ketua Pengurus Besar IMTLI dengan membuat surat tembusan melalui Pengurus Regional

b. Mempunyai kelembagaan mahasiswa yang mempunyai sekretariat tetap dibuktikan dengan surat pernyataan dari Perguruan Tinggi

c. Memiliki struktur organisasi dan landasan organisasi secara tertulis

d. Adanya surat keputusan yang dikeluarkan dari perguruan tinggi mengenai legalitas lembaga kemahasiswaan tersebut

e. Mengumpulkan silabus atau kurikulum yang sesuai dengan keprofesian teknik lingkungan

f. Memenuhi mata kuliah dalam silabus atau kurikulum yang telah ditentukan minimal 50% dari jumlah mata kuliah + 1 mata kuliah

g. Mengikuti Kongres IMTLI sebanyak 2 kali dalam kurun waktu 3 tahun

2.Lembaga Kemahasiswaan Teknik Lingkungan yang dimaksud pada ayat (1) ditetapkan pada kongres IMTLI

KONGRES

DPP PB

(7)

Pasal 3

Keanggotaan IMTLI dapat hilang karena: a. Mengundurkan diri

b. Dicabut keanggotaannya

c. Lembaga Kemahasiswaan yang bersangkutan bubar Hak Pasal 4

1. Setiap anggota berhak mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan dan diperlakukan sama

2. Setiap anggota berhak memilih dan dipilih 3. Setiap anggota mempunyai hak membela diri

4. Setiap anggota berhak mengikuti program yang dilaksanakan oleh IMTLI 5. Setiap anggota memiliki hak yang sama dalam menggunakan fasilitas IMTLI 6. Setiap anggota berhak mengadakan kegiatan yang mengatasnamakan IMTLI

dan tidak bertentangan dari ketetapan dengan sepengetahuan pengurus regional Kewajiban

Pasal 5

1. Setiap anggota wajib menjunjung tinggi dan menaati AD/ART dan segala peraturan yang berlaku di IMTLI.

2. Setiap anggota wajib menjaga dan menjunjung tinggi nama baik IMTLI. Sanksi

Pasal 6

1. Setiap anggota dapat dikenakan sanksi apabila melanggar AD/ART dan segala peraturan yang berlaku di IMTLI

2. Sanksi dapat berupa: a. Peringatan

b. Pencabutan hak keanggotaan c. Pencabutan keanggotaan 3. Mekanisme penjatuhan sanksi

a. Peringatan pertama berupa surat teguran dalam jangka waktu 35 hari

b. Apabila peringatan pertama tidak diindahkan maka diberikan surat teguran kedua dalam jangka waktu 20 hari setelah dikeluarkan

c. Apabila setelah 20 hari peringatan kedua tidak diindahkan maka dilakukan pencabutan hak keanggotaanya.

d. Pencabutan keanggotaan dilakukan disaat kongres.

4. Pasal 6 ayat 2 point a dan b dikeluarkan oleh Ketua Pengurus Besar

5. Pasal 6 ayat 2 point c dikeluarkan oleh Ketua Pengurus Besar atas pertimbangan dewan pengawas.

(8)

BAB III KONGRES IMTLI

Tugas Pasal 7 Kongres IMTLI mempunyai tugas:

a. Memutuskan Tata Tertib Kongres IMTLI

b. Menetapkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga IMTLI c. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMTLI d. Membahas usulan dan menetapkan Rekomendasi IMTLI

e. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Besar IMTLI periode baru f. Membentuk dan menetapkan dewan pengawas IMTLI

g. Membahas dan menetapkan hal-hal yang dianggap perlu Wewenang

Pasal 8 Kongres IMTLI mempunyai wewenang:

a. Membuat ketetapan dan keputusan yang hanya dapat dibatalkan pada Kongres IMTLI b. Membuat peraturan pelaksanaan selain AD/ART yang diperlukan untuk keperluan

organisasi

c. Menetapkan pimpinan sidang Kongres IMTLI

d. Menetapkan pertanggungjawaban Pengurus Besar IMTLI periode sebelumnya e. Meminta laporan Dewan Pengawas Pusat periode sebelumnya

f. Melaksanakan Ketentuan tentang referendum Peserta

Pasal 9

Peserta Kongres IMTLI adalah seluruh anggota IMTLI yang mengirimkan perwakilan Sidang

Pasal 10

Tata tertib diatur dan diputuskan dalam persidangan Kongres IMTLI Pasal 11

1. Persidangan dalam Kongres IMTLI terdiri dari Sidang Umum, Sidang Istimewa, dan Sidang Paripurna.

(9)

Pasal 12

1. Sidang Umum adalah sidang diawali Kongres IMTLI untuk menjalankan tugasnya seperti yang termaktub dalam pasal 7 (tujuh) Anggaran Rumah Tangga

2. Sidang Umum berbentuk Sidang Pleno untuk menghasilkan keputusan dan ketetapan Kongres IMTLI

3. Sidang Umum dianggap sah apabila dihadiri oleh 50 persen dari jumlah peserta Kongres IMTLI + 1 peserta Kongres IMTLI

Pasal 13

1. Sidang Istimewa dapat dilaksanakan untuk:

a. Meminta pertanggungjawaban dan membebastugaskan Ketua Pengurus Besar jika mengundurkan diri dan atau terbukti melanggar AD/ART, GBHO, dan atau ketetapan Kongres IMTLI lainnya.

b. Memilih dan menetapkan pengganti Ketua Pengurus Besar yang telah

dibebastugaskan dan atau berhalangan tetap sampai periode kepengurusan berakhir 2. Sidang Istimewa dapat dilakukan apabila disetujui oleh 2/3 peserta Kongres IMTLI.

Pasal 14

1. Sidang paripurna adalah sidang yang meminta pertanggungjawaban pengurus besar IMTLI

2. Sidang paripurna berbentuk sidang pleno untuk mendengarkan pertanggungjawaban pengurus besar IMTLI

3. Sidang paripurna dianggap sah apabila dihadiri oleh 50% dari jumlah peserta Kongres IMTLI +1 peserta Kongres IMTLI

BAB IV

DEWAN PENGAWAS PUSAT Pasal 15

Dewan Pengawas Pusat adalah satu orang utusan dari masing-masing anggota IMTLI di luar pengurus yang idealnya pernah menjabat menjadi Pengurus Besar sebelumnya.

Pasal 16

1. Dewan Pengawas Pusat terdiri dari koordinator dan anggota.

2. Mekanisme pemilihan koordinator diatur dengan keputusan Dewan Pengawas Pusat. 3. Dalam melaksanakan tugasnya, koordinator dan anggota dapat dibantu oleh

kelengkapan-kelengkapan yang dianggap perlu.

(10)

1. Mengawasi kinerja Pengurus IMTLI dalam melaksanakan ketetapan Kongres IMTLI. 2. Memberi masukan kepada Pengurus IMTLI guna kemajuan IMTLI

3. Mengusulkan dan mengadakan sidang istimewa bila dianggap perlu. 4. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan anggota IMTLI

5. Menyelenggarakan Kongres IMTLI yang pelaksanaan diserahkan kepada penitia terpilih dari salah satu lembaga.

6. Memberi masukan kepada pengurus besar berdasarkan hasil evaluasi kinerja PB IMTLI demisioner untuk kemajuan IMTLI di masa yang akan datang

Hak Pasal 18 1. Memiliki hak bertanya kepada pengurus IMTLI. 2. Memberikan memorandum kepada Ketua IMTLI.

BAB V

PENGURUS BESAR Pasal 19

1. Pengurus besar merupakan anggota yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Pengurus Besar dan ditetapkan melalui rapat kerja IMTLI

2. Masa jabatan pengurus besar IMTLI adalah satu periode kepengurusan seiring masa jabatan Ketua Pengurus Besar IMTLI, namun dapat dipilih dan/atau mengajukan diri kembali. Pengurus besar IMTLI membantu Ketua Pengurus Besar IMTLI untuk melaksanakan tugasnya.

Hak Pengurus Besar Pasal 20

Membuat keputusan yang dianggap perlu dalam menjalankan GBHO IMTLI Kewajiban Pengurus Besar

Pasal 21

1. Melaksanakan dan menjunjung tinggi asas dan tujuan IMTLI 2. Menjunjung tinggi AD/ART IMTLI

3. Menyerap dan menyalurkan aspirasi setiap anggota IMTLI

4. Pengurus besar menyampaikan pertanggungjawaban kepada anggota IMTLI melalui Kongres IMTLI.

(11)

1. Pengurus besar IMTLI sekurang-kurangnya terdiri dari : a. Ketua Pengurus Besar

b. Sekretaris c. Bendahara

2. Pembentukan kepengurusan merupakan hak prerogatif Ketua Pengurus Besar Terpilih Ketua IMTLI

Pasal 23

1. Ketua IMTLI, dipilih secara langsung oleh anggota IMTLI melalui Kongres IMTLI 2. Syarat-syarat tentang calon Ketua Pengurus Besar IMTLI adalah :

a. BerKetuhanan Yang Maha Esa

b. Warga Negara Indonesia dan berdomisili di Indonesia

c. Menjunjung tinggi Pancasila dan Tri Darma Perguruan Tinggi d. Sehat jasmani dan rohani

e. Mengerti dan memahami AD/ART dan GBHO IMTLI yang telah ditetapkan f. Anggota lembaga kemahasiswaan Teknik Lingkungan yang terdaftar di IMTLI g. Peserta penuh Kongres IMTLI

3. Masa jabatan Ketua Pengurus Besar IMTLI, adalah satu periode kepengurusan terhitung sejak pelantikan / serah terima jabatan dari Ketua Pengurus Besar IMTLI yang lama dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali.

Tugas dan Kewajiban Ketua IMTLI Pasal 24

1. Melaksanakan visi dan misi serta program kerja IMTLI dengan dibantu oleh Pengurus IMTLI. 2. Mengadakan rapat kerja dan rapat koordinasi.

3. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota IMTLI melalui Kongres IMTLI. 4. Memberikan tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan dan/atau rekomendasi dari Dewan

Pengawas.

Hak dan Wewenang Ketua IMTLI Pasal 25

1. Memiliki hak prerogatif terhadap status keanggotaan anggota, atas pertimbangan Dewan Pengawas Pusat IMTLI.

2. Menetapkan dan memutuskan peraturan IMTLI yang tidak bertentangan dengan peraturan di atasnya.

3. Membentuk tim pelaksana agenda kerja, yang kemudian disahkan dengan surat keputusan ketua Pengurus Besar IMTLI.

4. Memiliki hak prerogatif dalam pemilihan Pengurus besar. 5. Memiliki hak menjawab didalam Kongres IMTLI. 6. Memiliki hak untuk membela diri dalam Kongres IMTLI. 7. Memiliki hak untuk mengundurkan diri.

Pasal 26

(12)

Alat Kelengkapan Pasal 27

Dalam menjalankan tugas pengurus besar mempunyai alat kelengkapan:

a. Rapat kerja nasional, dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun dan dihadiri oleh pengurus IMTLI dan anggota

b. Rapat Pengurusan dilakukan untuk koordinasi

BAB VI

DEWAN PENGAWAS REGIONAL Pasal 28

Dewan Pengawas Regional adalah satu orang utusan dari masing-masing anggota IMTLI di luar pengurus yang berada di daerah regional tersebut yang idealnya pernah menjabat menjadi

Pengurus Regional. Pasal 29

1. Dewan Pengawas Regional terdiri dari koordinator dan anggota.

2. Mekanisme pemilihan koordinator diatur dengan keputusan Dewan Pengawas Regional. 3. Dalam melaksanakan tugasnya, koordinator dan anggota dapat dibantu oleh

kelengkapan-kelengkapan yang dianggap perlu.

Tugas dan Wewenang Dewan Pengawas Regional

Pasal 30

1. Mengawasi kinerja Pengurus Regional dalam melaksanakan ketetapan musyawarah regional

2. Memberi masukan kepada Pengurus Regional guna kemajuan IMTLI 3. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan anggota IMTLI

Hak Pasal 31 1. Memiliki hak bertanya kepada Pengurus Regional. 2. Memberikan memorandum kepada Ketua Regional.

BAB VII

(13)

1. Pengurus Regional merupakan anggota yang diangkat dan diberhentikan oleh ketua Regional dan ditetapkan melalui rapat kerja regional IMTLI

2. Masa jabatan Pengurus Regional adalah satu periode kepengurusan seiring jabatan ketua Pengurus Besar IMTLI namun dapat dipilih dan / atau mengajukan diri kembali

3. Pengurus Regional membantu Ketua Regional untuk melaksanakan tugasnya. 4. Pengurus Regional berasal dari satu Regional yang sama

Pasal 33

Pengurus Regional berhak untuk membuat Program Kerja atas nama IMTLI dengan persetujuan dari Pengurus Besar

Tugas dan Wewenang Pengurus Regional Pasal 34

1. Melaksanakan dan menjunjung tinggi asas dan tujuan IMTLI 2. Menjunjung tinggi AD/ART IMTLI

3. Melaksanakan mandat yang diberikan oleh Pengurus Besar Susunan Pengurus

Pasal 35

1. Pengurus Regional IMTLI sekurang-kurangnya terdiri dari a. Ketua Regional

b. Sekertaris c. Bendahara

2. Pembentukan kepengurusan regional merupakan hak Prerogatif ketua Regional terpilih dengan sepengetahuan Pengurus Besar

Ketua Regional Pasal 36

1. Ketua Regional dipilih secara langsung oleh seluruh Anggota Regional melalui musyawarah regional

2. Syarat-syarat mengenai calon Ketua Regional a. BerKetuhanan Yang Maha Esa

b. Warga Negara Indonesia dan berdomisili di Regionalnya masing-masing c. Menjunjung tinggi Pancasila dan Tri Darma Perguruan Tinggi

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Mengerti dan memahami AD/ART dan GBHO IMTLI yang telah ditetapkan f. Anggota lembaga kemahasiswaan Teknik Lingkungan yang terdaftar di IMTLI 3. Masa jabatan Ketua Regional adalah satu periode kepengurusan terhitung 30 hari sejak

kongres IMTLI dilaksanakan.

(14)

1. Melaksanakan visi dan misi serta Program Kerja IMTLI dengan dibantu oleh Pengurus Regional

2. Mengadakan rapat kerja dan Rapat Koordinasi dengan Pengurus Regional

3. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Anggota Regional melalui Musyawarah Regional

4. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Pengurus Besar sebelu Kongres 5. Memberikan tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan dan / atau rekomendasi dari

Dewan Pengawas Regional

6. Bertanggung jawab kepada Pengurus Besar IMTLI

Hak dan Wewenang Ketua Regional Pasal 38

1. Membentuk tim pelaksana agenda kerja ditingkat Regional dan kemudian di sahkan dengan surat keputusan ketua Pengurus Besar IMTLI

2. Memiliki hak Prerogatif dalam pemilihan Pengurus Regional 3. Memiliki hak menjawab dalam kongres IMTLI

4. Memiliki hak untuk membela diri dalam Kongres IMTLI 5. Memiliki hak untuk mengundurkan diri

Alat Kelengkapan Pasal 39

Dalam menjalanakan tugas pengurus regional mempunyai alat kelengkapan: a. Rapat Kerja Regional

b. Rapat Koordinasi Regional

BAB VIII

PERIODE KEPENGURUSAN Pasal 40

(15)

BAB IX

PEMILIHAN KETUA PENGURUS BESAR IMTLI Mekanisme Pemilihan Ketua Pengurus Besar IMTLI

Pasal 41

1. Setiap perwakilan anggota IMTLI yang mengikuti Kongres IMTLI berhak mengajukan diri sendiri atau satu orang perwakilan lainnya

2. Setiap calon ketua pengurus besar IMTLI diminta kesediaannya oleh pemimpin sidang untuk dicalonkan sebagai ketua pengurus besar IMTLI

3. Setiap calon ketua pengurus besar IMTLI menyampaikan pokok-pokok pikirannya meliputi tanggung jawab dan tantangan sebagai ketua pengurus besar IMTLI, gerakan mahasiswa teknik lingkungan, wawasan mengenai disiplin ilmu Teknik Lingkungan, situasi aktual nasional khususnya yang berhubungan dengan profesi teknik lingkungan, wawasan keorganisasian selama 10 menit kemudian dibuka forum selama-lamanya 20 menit

Pelaksanaan Pasal 42

Pemilihan Ketua Pengurus Besar IMTLI, dilakukan pada Kongres IMTLI. Syarat Sah Pemilihan Ketua IMTLI

Pasal 43

Pemilihan Ketua IMTLI dinyatakan sah apabila diikuti oleh minimal 50 persen dari jumlah peserta Kongres IMTLI + 1 peserta Kongres IMTLI

BAB X

PERUBAHAN AD/ART Pasal 44

Perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan pada Sidang Umum Kongres IMTLI

Pasal 45

(16)

Referensi

Dokumen terkait

pengurus gugus depan yang terdiri dari ketua gugus depan, pembina satuan, pembantu pembina satuan, ketua dan wakil ketua dewan ambalan penegak, ketua dan wakil ketua

Anggota Dewan Hindia harus 60 % orang Belanda Wakil Ketua diangkat dan diberhentikan oleh Raja Wakil Ketua diangkat dan diberhentikan oleh Raja yang terdiri dari 4 maksimal 6

Anggota Pengurus dapat dipilih ulang (maximal hingga 5 kali masa tugas). Pengurus memutuskan secara kollegial atau bersama. Keputusan diambil melalui jumlah terbanyak dari yang

(3) Ketua RT yang berhenti atau diberhentikan, diganti sementara oleh pengurus yang ada dengan cara musyawarah pengurus paling lama 3 (tiga) bulan dan ditetapkan oleh

Ketua memilih sekretaris dan menyusun PKC selengkapnya, dibantu 6 (enam) orang formatur yang dipilih oleh Konkorcab dalam waktu selambatnya 7 x 24 jam. PKC baru syah

Menyetujui rapat anggota pendiri Koperasi Syariah PKK Padukuhan Kalakijo memberikan kuasa kepada pengurus baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk

4) Operasional keuangan disesuaikan dengan anggaran keuangan yang telah ditetapkan dalam rapat pengurus atau musyawarah Bantuan-bantuan lain yang syah, halal

1) Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan mengenai berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris dengan sendirinya,