• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR S"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR SEDUHAN

CACING TANAH DENGAN AIR SEDUHAN KAPSUL BUBUK

CACING TANAH (

Lumbricus rubellus

) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI

Escherichia coli

.

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Farmasi

Oleh

MUHAMMAD FAUZAN

1410121221029

AKADEMI FARMASI DWI FARMA

BUKITTINGGI

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”PERBANDINGAN

AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR SEDUHAN CACING TANAH DENGAN

AIR SEDUHAN KAPSUL BUBUK CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli. yang merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Farmasi di Akademi

Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. ‘Ainun Naim, M.Farm, Apt selaku Direktur Akademi Farmasi Dwi

Farma Bukittinggi.

2. Bapak Budi Setiawan, M.Farm, Apt selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dengan penuh kesabaran memberikan

masukan, bimbingan, dorongan dan arahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

3. Ibu Zulfisa, S.Si, M.Farm selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu, tenaga, pikiran dan dengan penuh kesabaran memberikan masukan,

bimbingan, dan arahan selama penelitian dan penulisan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

4. Bapak Arfiandi, S.Si, M.Farm, Apt selaku kepala laboratorium mikrobiologi

yang telah memberikan izin untuk pemakaian labor dan alat-alatnya, sehingga

(5)

v

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Karyawan Akademi Farmasi Dwi Farma

Bukittinggi yang telah memberikan masukan dalam penelitian dan penulisan

Karya Tulis Ilmiah.

6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa

dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

7. Teman – teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu dalam

penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat

kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis sendiri, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak

demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah. Terimakasih untuk semua yang telah

membantu penulisan semoga selalu diberkati oleh Allah SWT. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amiin.

Bukittinggi, Juli 2017

(6)

vi

Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017 MUHAMMAD FAUZAN

ABSTRAK

Perbandingan Aktivitas Antibakteri Air Seduhan Cacing Tanah Dengan Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

Xii + 19 Halaman + Daftar Pustaka + Lampiran

Telah dilakukan penelitian Perbandingan Aktivitas Antibakteri Air Seduhan Cacing Tanah Dengan Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dengan metoda dilusi cair menggunakan seri konsentrasi 32; 24; 16; 8 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk bakteri Escherichia coli pada air seduhan cacing tanah dapat dihambat pada konsentrasi 16 %, sedangkan pada air seduhan kapsul bubuk cacing tanah dihambat pada konsentrasi 24 %. Dapat disimpulkan bahwa air seduhan cacing tanah dan air kapsul bubuk cacing tanah memiliki efek yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN xi

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 2

1.3. Tujuan Penelitian 2

1.4. Manfaat Penelitian 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1 Tinjauan Biologi Cacing Tanah 3

2.1.1 Klasifikasi Cacing Tanah 3

2.1.2 Marfologi Cacing Tanah 3

2.2 Escherichia coli 4

2.2.1 Klasifikasi Escherichia coli 4

2.2.2 Morfologi Escherichia coli 5

2.3 Sterilisasi 6

2.4 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme 7

2.5 Media 8

2.6 Metode Dilusi 9

2.7 Standar Mc. Farland 9

(8)

viii

III. METODOLOGI PENELITIAN 11

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 11

3.2 Alat dan Bahan 11

3.2.1 Alat 11

3.2.2 Bahan 11

3.3. Sampel dan Teknik Sampel 12

3.3.1 Pengambilan Sampel 12

3.3.2 Pembuatan sampel uji (Lumbricus rubellus) kering 12

3.3.3 Pengolahan Sampel 13

3.4 Sterilisasi 14

3.5 Peremajaan Bakteri 14

3.6 Pembuatan Larutan Mc. Farland 0,5 14

3.7 Pembuatan Suspensi Bakteri 15

3.8 Pembuatan Nutrient Broth 15

3.9 Pembuatan Konsentrasi Air Seduhan Cacing Tanah 15

3.10 Pembuatan Konsentrasi Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah 16

3.11 Teknik Pengumpulan Data 17

3.12 Teknik Analisa Data 17

(9)

ix DAFTAR PUSTAKA

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema Pengolahan Sampel Air Seduhan Cacing Tanah 23

2. Skema Pengolahan Sampel Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah 24

3. Skema Peremajaan Bakteri Escherichia coli menggunakan Nutrient Agar 25

4. Skema Kerja Pembuatan Mc.Farland 0,5 26

5. Skema Kerja Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan Cacing Tanah 27

6. Skema Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan kapsul Bubuk

Cacing Tanah(Lumbricus rubellus) 28

7. Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan Cacing

Tanah (Lumbricus rubellus) 29

8. Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan cacing tanah

(Lumbricus rubellus) 29

II. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan Kapsul

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme 8

2. Skema pengolahan sampel Air Rebusan Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus) 23

3. Skema Pengolahan Sampel Air Larutan Kapsul Bubuk Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus) 24

4. Skema kerja peremajaan bakteri. 25

5. Skema kerja pembuatan Mc.Farland 0,5 26

6. Skema Kerja Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan Cacing

Tanah ( Lumbricus rubellus) 27

7. Skema Kerja Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan Kapsul

Bubuk Cacing Tanah 28

8. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan

Cacing Tanah ( Lumbricus rubellus) 29

9. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan

Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) 30

10.Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Cacing Tanah Terhadap Bakteri

Escherichia coli 31

11.Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah Terhadap

(13)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada

anak-anak diberbagai Negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar

kasus dan diperkirakan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.

Tingginya angka kejadian diare akibat infeksi bakteri Escherichia coli yang disertai

dengan kasus resistensi bakteri. Masyaraka mengupayakan mencari Pengobatan

alternatif sebagai antibakteri. (Widoyono, 2008) Penelitian mengenai zat yang

berkhasiat sebagai antibakteri selalu dilakukan untuk menemukan produk antibiotik

dengan harga yang terjangkau. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di

Indonesia mengalami peningkatan dengan adanya isu kembali ke alam, selain itu

antibiotik yang beredar di pasaran relatif harganya mahal dan menyebabkan

menurunnya daya beli masyarakat (Ilham, 1999).

Salah satu obat tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai obat anti diare

adalah cacing tanah, cacing tanah yang digunakan adalah jenis (Lumbricus rubellus).

Senyawa kimia yang terdapat pada cacing tanah yaitu lumbricin, lumbricin

merupakan zat bioaktif mikroba baru yang di isolasi dari cacing tanah, senyawa ini

diduga memiliki aktivitas antibakteri. (cho, dkk. 19985)

Berdasarkan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa air rebusan cacing tanah

menggunakan metoda cetak lobang didapatkan zona hambat pertumbuhan bakteri

pada konsentrasi terkecil yaitu 20%. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang perbandingan aktivitas antibakteri air seduhan cacing tanah dengan

(14)

2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

1. Berapakah Konsentrasi hambat minimum (KHM) dari air seduhan cacing

tanah dan air seduhan kapsul bubuk cacing tanah (Lumbricus rubellus).

2. Membandingkan mana yang lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli antara air seduhan cacing tanah dengan air seduhan

bubuk kapsul cacing tanah.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi hambat minimum (KHM)air

seduhan cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan air seduhan kapsul bubuk cacing

tanah (Lubricus rubellus) serta menentukan mana yang lebih efektif dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Esherichia coli.

1.4. Manfaat Penelitian.

1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat air seduhan

cacing tanah (Lumbricus rubellus) sebagai obat alternatif dalam terapi

penyembuhan diare.

2. Manfaat bagi peneliti sendiri agar dapat mengaplikasikan ilmu yang di

(15)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Biologi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

2.1.1 Klasifikasi Cacing Tanah

Kingdom : Animalia

Filum : Annelida.

Kelas : Oligochaeta.

Ordo : Torriselae.

Family : Lumbricidae.

Genus : Lumbricus.

Spesies : Lumbricus rubellus.

(Kastawi, dkk, 2001)

2.1.2 Morfologi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

Cacing tanah yang termasuk phylum annelida, tubuhnya bersegmen-segmen.

Hidup dalam tanah yang lembab dan umumnya hidup bebas. Tubuhnya juga tertutup

kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai, sistem

cardiovaskular dan sudah ada rongga tubuh (coelom). (Kastawi, dkk, 2001).

Cacing tanah (Lumbricus rubellus) mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah

cincin yana yang melingkari tubuhnya (segmen) yang dimiliki sekitar 90-195 buah

(16)

4

rubellus merupakan cacing yang berukuran relatif kecil dengan panjang sekitar 4-6

cm, bagian punggungnya berwarna merah coklat atau merah violet. Selain itu cacing

ini juga memiliki warna pelangi dan pada umumnya Lumbricus rubellus akan

mencapai usia dewasa pada umur 179 hari, sedangkan umurnya sampai 2,5 tahun

(Dewangga, 2009).

2.2 Escherichia coli

2.2.1 Klasifikasi

Kingdom : Bacteria.

Devisi : Proteobacteria.

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae.

Genus : Eschericha

(17)

5

2.2.2 Morfologi Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berkapsul,

umumnya mempunyai fibria dan bersifat motil. Sel Escherichia coli mempunyai

ukuran panjang 2,0-6,0 mm dan lebar 1,1-1,5 mm, tersusun tunggal. Bakteri ini

tumbuh pada suhu antara 10-40 °C, dengan suhu optimum 37ºC. pH optimum untuk

pertumbuhan adalah pada 7,0-7,5, pH minimum pada pH 9,0 (Anonim, 2007).

Esherichia coli termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif, sifat dari

bakteri ini yang membedakan dengan Bakteri lainnya adalah susunan dinding selnya.

Dinding sel bakteri gram positif berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4%,

sedang pada bakteri gram negatif dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari

lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dan kandungan lipid pada

dinding sel berkisar antara 11-22%. Escherichia coli dapat bertahan hingga suhu

60ºC selama 30 menit (Collier, L., 1998).

2.3 Sterilisasi

Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan baik bentuk patogen,

non patogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek atau material. Hal

tersebut dicapai melalui cara penghilangan secara fisik semua organisme hidup,

misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme dengan panas atau dengan cara

(18)

6 Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara berikut :

1. Pemanasan basah

Teknik sterilisasi ini menggunakan uap air yang disertai dengan tekanan

yang dilakukan dengan alat yang disebut autoklaf.

2. Pemanasan kering

Cara ini dilakukan dengan cara pembakaran, cara ini biasa dipergunakan

untuk mensterilkan alat penanaman kuman (sangkelit atau ose) yaitu

dengan membakarnya hingga pijar.

3. Sterilisasi dengan panas udara

Alat-alat yang akan disterilan dengan cara ini, ditempatkan didalam oven

dimana suhunya dapat mencapai 160-180ºC selama 1-2 jam.

4. Penyaringan

Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka terhadap

(19)

7

2.4Fase Pertumbuhan Mikroorganisme

Fase petumbuhan mikroorganisme dapat dibagi menjadi 4 :

1. Fase lag

Merupakan fase adaptasi yaitu fase penyesuain mikroorganisme pada

suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan

jumlah sel yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel.

2. Fase log/Pertumbuhan eksponensial

Fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membela pada kecepatan

maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media

dan kondisi pertumbuhan.

3. Fase stasioner.

Pada fase ini pertumbuhan mikroorganisme terhenti dan terjadi

keseimbangan antar jumlah sel yang membelah dan jumlah sel yang

mati. Pada fase ini akan terjadi akumulasi produk buangan yang

toksik.

4. Fase penurunan populasi/fase kematian.

Pada fase kematian jumlah sel yang mati akan meningkat. Faktor

penyebabnya adalah ketidak seimbangan nutrisi dan akumulasi

(20)

8

Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme (Anonim, 2007)

2.5 Media

Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan dan mengembang biakan

mikroba. Sedangkan media itu sendiri sebelum digunakan harus dalam keadaan

steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. (Suriawiria,

Unus, 1985)

Contoh media :

Nutrient Broth (NB)

Ektrak daging 3 gram

Pepton 5 gram

Aqua dest 1000 ml

(21)

9

Konsentrasi minimum suatu agen anti mikroba untuk dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme. Pada metoda ini digunakan agen antimikroba dari

kadar terendah hingga tertinggi dan di tanamkan pada media cair yang telah di

tumbuhi mikroorganisme. Metoda ini mengukur MIC (Minimum Inhibitior

Concentration) atau KHM (Konsentrasi Hambat Minimum), cara yang digunakan

adalah membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang di

tambahkan dengan mikroba uji. Selanjutnya tabung di inkubasi di suhu 37ºC selama

18-24 jam dan di amati kekeruhan pada tabung (Pratiwi, 2008).

2.7 Standar Mc. Farland 0,5

Mc.Farland adalah penyetaraan konsentrasi mikroba dengan menggunakan

BaCl2 1% dan H2SO4 1%. Standar kekeruhan Mc.Farland ini dimaksudkan untuk

menggantikan perhitungan bakteri satu per satu dan untuk memperkirakan kepadatan

(22)

10 Berikut skala Mc.Farland

Skala Mc.Farland BaCl2 1%(ml) H2SO4 1% (ml) Cfu (x106/ml)

0,5 0,05 9,95 <300

Standar Mc.Farland tersedia di pasaran (Sutton, 2011)

2.8. Hipotesa

Hipotesa dari penelitian ini adalah air seduhan bubuk cacing tanah dan air

seduhan kapsul bubuk cacing tanah (Lumbricus rubellus) mempunyai aktivitas dalam

(23)

11

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2017 di Labotorium

Mikrobiologi Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Erlenmeyer, tabung reaksi, inkubator, lampu spiritus, gelas ukur, timbangan

digital, corong, batang pengaduk, jarum ose, autoklaf, pipet tetes, oven, pinset,

kapas, lumpang, stamfer, thermometer, kertas perkamen, kerta saring wathman,

kertas label, gunting,lemari aseptis, botol vial, spatel, rak tabung reaksi.

3.2.2 Bahan

Nutrien Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Air Seduhan Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus), Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus), aqua dest,

(24)

12

3.3 Sampel dan Teknik Sampel

3.3.1 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cacing Tanah (Lumbricus

rubellus) kering dan Kapsul Bubuk Cacing Tanah (obat jadi) yang di peroleh dari

daerah Situjuh, Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatra Barat secara Simple

Random Sampling.

3.3.2 Pembuatan sampel uji (Lumbricus rubellus) kering

1. Pencucian I

Proses ini merupakan tahap awal yang bertujuan untuk membersihkan cacing

dari sisa-sisa tanah yang menempel di tubuh cacing.

2. Perebusan

Tahap selanjutnya adalah perebusan dimana proses ini adalah untuk

menghilangkan lendir dari cacing,

3. Pemotongan

Pemotongan disini bertujuan untuk mengeluarkan isi perut cacing biasanya di

cincang dengan panjang 3 cm.

4. Pencucian II

Setelah cacing di potong-potongdan agar lebih mudah untuk mengeluarkan isi

(25)

13

dalam air, tentunya akan lebih efektif jika kita mengaduk-aduknya dalam

larutan tersebut.

5. Pengeringan cacing tanah

Pengeringan adalah proses untuk mengurangi kadar air dalam tubuh cacing,

Proses ini dapat dilakukan dengan oven 40°C atau dengan cara tradisional

dengan cara menjemurnya dibawah terik matahari secara langsung.

6. Tepung cacing tanah.

Selanjutnya cacing tanah yang sudah kering dihaluskan dengan lumpang

hingga menjadi bubuk halus.

3.3.3 Pengolahan Sampel

Cacing tanah kering yang sudah dijadikan bubuk ditimbang sebanyak 20

gram, panaskan aqua dest hingga 90-98˚C. Seduh bubuk cacing tanah dengan aqua

dest yang telah dipanaskan, kemudian saring dan tambahkan aqua dest hingga 25 ml

sampai didapatkan konsentrsi 80%. Sedangkan untuk pengolahan kapsul cacing

(26)

14

3.4 Sterilisasi

Alat di cuci bersih terlebih dahulu dan di keringkan, pipet tetes di bungkus

dengan perkamen. Alat-alat bermulut seperti tabung reaksi di tutup dengan kapas

yang telah dilapisi dengan kain kasa, lalu bungkus dengan perkamen, lakukan

sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit, jarum ose di pijar di

atas nyala lampu spiritus, meja dan lemari aseptis di sterilkan dengan cara di

bersihkan terlebih dahulu kemudian di semprot dengan etanol 70 %.

3.5 Peremajaan Bakteri Escherichia coli

Timbang Nutrient Agar (NA) 0,6 gram, tambahkan aqua dest ad 30 ml aduk

hingga larut dalam erlenmeyer, lalu panaskan hingga mendidih dan bening, masukan

ke tabung reaksi yang telah di kalibrasi 10 ml. Tutup padat tabung reaksi dan kapas

yang telah dilapisi dengan kain kasa kemudian sterilkan dengan autoklaf. Setelah di

sterilkan miringkan tabung reaksi di dalam lemari aseptis yang telah di semprot

etanol 70 %, tunggu sampai agar memadat, setelah padat oleskan bakteri Escherichia

coli menggunakan jarum ose, inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C dalam

inkubator.

3.6 Pembuatan larutan Mc.Farland 0,5

Larutan H2SO4 1% sebanyak 99,5 ml dicampurkan dengan BaCl2 1% sebanyak

0,5 ml dalam labu ukur. Kemudian di kocok sampai terbentuk larutan yang keruh.

Kekeruhan ini dipakai sebagai standart kekeruhan suspense bakteri uji (BD BBL,

2010). Ukur kekeruhan dengan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang

(27)

15

3.7 Pembuatan Suspensi Bakteri

Bakteri yang telah diremajakan dalam media agar, di ambil dengan jarum ose

yang telah di sterilkan, kemudian di suspensikan dengan 10 ml larutan NaCl

fisiologis steril dalam botol vial, kemudian di inkubasi 1-2 jam pada suhu 37°C.

Suspensi bakteri disamakan dengan standar Mc.Farland 0,5 dengan penambahan

NaCl fisiologis, ukur kekeruhan dengan menggunakan alat spektrofotometer dengan

absorban 0,08-0,1 panjang gelombang 600-625 nm.

3.8 Pembuatan Nutrient Broth

Timbang1,2 gram Nutrient Broth (NB) masukan ke Erlenmeyer tambahkan aqua

dest hingga 150 ml untuk 2 kali pengulangan (duplo). Panaskan hingga bening

dengan sesekali aduk, setelah bening pindahkan ke tabung reaksi yang

masing-masing telah di kalibrasi 5 ml dan tutup dengan kapas yang telah di balut dengan

kain kasa sterilkan dengan autoklaf.

3.9 Pembuatan Konsentrasi air seduhan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

Dari konsentrasi air rebusan cacing tanah 80% dilakukan pengenceran sebagai

berikut :

a. Konsentrasi 32%

Ambil larutan 80 % sebanyak 6ml, di tambahkan aqua dest ad 15 ml.

b. Konsentrasi 24%

(28)

16

c. Konsentrasi 16%

Ambil larutan 80% sebanyak 3 ml, di tambahkan aqua dest ad 15 ml.

d. Konsentrasi 8%

Ambil larutan 80% sebanyak 1,5 ml, di tambahkan aqua dest ad 15 ml

3.10 Pembuatan Konsentrasi air seduhan kapsul bubuk cacing tanah

(Lumbricus rubellus)

Dari konsentrasi air rebusan cacing tanah 80% dilakukan pengenceran sebagai

berikut :

1. Konsentrasi 32%

Ambil larutan 80% sebanyak 6 ml, di tambahkan aqua dest ad 15 ml.

2. Konsentrasi 24%

Ambil larutan 80% sebanyak 4,5ml, di tambahkan aqua dest ad 15 ml.

3. Konsentrasi 16%

Ambil larutan 80% sebanyak 3 ml, di tambahkan aqua dest ad 15 ml.

4. Konsentrasi 8%

(29)

17

3.11 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode dilusi tabung

dengan cara :

1. Siapkan 6 tabung reaksi untuk 1 sampel, beri label 1a-6a.

2. Pada tabung reaksi dengan label 1a kontrol media (Km) dan dengan

label 6a dan kontrol bakteri (Kb).

3. Tabung reaksi 2-5a untuk sampel dengan pengenceran yang berbeda.

4. Tambahkan 5 ml media Nutrient Broth ke seluruh tabung reaksi.

5. Dan tambahkan suspensi bakteri ke dalam tabung 2-6a sebanyak 0,5

ml.

6. Pada deretan tabung 2-5 masukan air seduhan cacing tanah dengan

hasil pengenceran yaitu 32%,24%,16% dan 8% masing-masing

sebanyak 0,5 ml.Tabung 1a diisi dari konsetrasi induk 80% sebanyak

1 ml

7. Seluruh tabung reaksi di inkubasi dalam inkubator selama 18-24 jam pada

suhu 37°C.

8. Kemudian amati kekeruhan pada setiap konsentrasi pada tabung reaksi

3.12 TeknikAnalisa Data

Menentukan pada konsentrasi berapa air seduhan cacing tanah dan air seduhan

bubuk kapsul cacing tanah (Lumbricus rubellus) dapat menghambat pertumbuhan

(30)

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Air seduhan cacing tanah dan air seduhan kapsul cacing tanah memiliki efek

yang berbeda dalam menghambat petumbuhan bakteri Escherichia coli.

2. Konsentrasi hambat minimum (KHM) dari air seduhan cacing tanah yaitu

pada konsentrasi 16 %, sedangkan pada air seduhan kapsul cacing tanah

berada pada konsentrasi 24%.

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah cacing tanah jenis Lumbricus

rubellus dan kapsul bubuk cacing tanah yang didapatkan di daerah Situjuah,

Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Cacing tanah dipilih sebagai

antibakteri karena cacing tanah memiliki zat antimikroba yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri gram positif maupun negative (broad spectrum). (Khairumah

dan Khairul, 2009)

Dalam penelitian ini dilakukan pembiakan bakteri yang dimaksudkan untuk

memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan didalam Labotorium Mikrobiologi,

sehingga jika sewaktu-waktu kita memelukan bakteri untuk suatu percobaan maka

bakteri tersebut telah tersedia. Media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri

(31)

19

menggunakan media Nutrien Agar untuk menumbuhkan bakteri, karena Nutrien

Agar sudah memiliki nutrsi yang cukup untuk pertumbuhan bakteri.

Sebelum melakukan pembiakan bakteri, kita harus melakukan pengujian

kekeruhan suspensi bakteri yang akan dibiakan. Pengujian kekeruhan ini dilakukan

menggunakan standar Mc.Farland yang diuji dengan menggunakan alat

spektrofotometer UV-Vis. Kekeruhan ini diukur dengan panjang gelombang 625 nm

dan di peroleh absorbannya 0,091. Larutan yang telah dibuat disimpan dalam botol

gelap yang di lapisi dengan alumunium foil pada suhu kamar, larutan ini harus

dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai. Dari hasil pengujian tersebut kekeruhan

Mc.Farland 0,5 sebanding dengan jumlah bakteri 1,5 x 108 sel/ml (Dalynn

Biological, 2014)

Selanjutnya kita melakukan pengujian untuk konsentrasi hambat minimum

(KHM) digunakan media Nutrient Broth. Pengujian aktifitas antibakteri air seduhan

cacing tanah dilakukan dengan cara dilusi tabung yang bertujuan untuk mengetahui

pada konsantrasi terkecil berapa sampel mampu menghambat bakteri. Penilian KHM

dengan menggunakan metode dilusi dinilai berdasarkan tingkat kekeruhan pada

setiap tabung setelah melalui masa inkubasi selama 18-24 jam dengan terbentuknya

warna jernih pada larutan. (Dzen, 2003)

Pada penelitian ini didapatkan konsentrasi hambat minimum air seduhan cacing

tanah terhadap bakteri Escherichia coli adalah pada konsentrasi 16% dan pada air

(32)

20

air seduhan cacing tanah murni lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan

(33)

21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa air seduhan

cacing tanah (Lumbricus rubellus) lebih efektif dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

2. Konsentrasi hambat minimum air seduhan cacing tanah pada konsentrasi 16%

sedangkan konsentrasi hambat minimum air seduhan kapsul cacing tanah

pada konsentrasi 24%

5.2 Saran

Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian uji KBM air

seduhan cacing tanah Lumbricu srubellus terhadap bakteri gram positif maupun

(34)

22

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. (1920). Sediaan Farmasi Steril. Institut Teknologi Bandung.

Anonim, 2007, Ecsherichia coli, http://www.wikipedia.com, diakses

24 November 2016

BD BBL.(2010).Mc.Farland Turbity standart no 0,5.

Cho, J, H., C.B.Park, Y.G. Yoon & S.C.Kim. 1998.Lumbricin I, a novel proline-rich antimicrobial peptide from the earthworm : purification , cDNA cloning and moleculer characterization. Biochim. Biophys. Acta 1408 : 67-76.[Abstr. ].

Collier, L.,1998, Microbiology and Microbial Infections, Edisi 9, 935–939, Oxford University Press, Inc., New York.

Dewangga,A.G.(2009).Pengaruh Penggunaan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus

rubellus) Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organic Ransum

Domba Local Jantan. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta : Surabaya.

Dalynn Biologicals. (2014).Mc.Farland standar for in vitro use only.

Himedia, (2011). Technical Nutrient Broth, Nutrient Agar. Mumbai.India.

Ilham, K. 1999. Pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya) terhadap

ginjal dan hati mencit (Mus musculus). Hibah Penelitian Dana Rutin. Biologi FMIPA, Padang: Lembaga Penelitian Universitas Andalas.

Kastawi, Y, Sri E. I. Ibrohim. Masjhudi, dan Sofia E. R. (2001). Common Textbook

Pratiwi , S. T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Erlangga .Yogyakarta.

Suriawina, U. (1985), Pengantar Mikrobiolgi Umum, Angkasa. Bandung.

Syahrurachman, A. 1994. Mikrobiologi Kedokteran, Binarupa Angkasa : Jakarta

Sutton, S. 2011. Measurement of Microbial Cells by Optical Density. Journal Of

Validation Technology XVII

Widoyono, (2008).Penyakit Ttropis, Epidemiologi, penularan, pencegahan dan

(35)

23

Lampiran 1. Skema pengolahan sampel Air Seduhan Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus)

-haluskan menjadi bubuk tepung

Gambar 2. Skema pengolahan sampel Air Rebusan Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus)

20 gram Cacing Tanah kering (Lumbricus rubellus).

Seduh dengan 25 ml aqua dest (konsentrasi 80 %)

Di buat konsentrasi

(36)

24

Lampiran 2. Skema pengolahan sampel Air Bubuk Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus)

Gambar 3.Skema Pengolahan Sampel Air Larutan Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus

rubellus) 20 gram.

Seduh dengan 25 ml air panas. (konsentrasi 80%).

(37)

25

Lampiran 3. Skema Peremajaan Bakteri Escherichia coli Menggunakan Nutrient Agar

+aqua dest 30 ml panaskan hingga bening

Pindahkan ke tabung reaksi

Strilkan dengan autoklaf

Goreskan bakteri E.coli dengan jarum ose secara zig-zag

Gambar 4. Skema kerja peremajaan bakteri.

(NA) 0,6 gram

Miringkan dalam lemari aseptis sampai padat

(38)

26

Lampiran 4. Skema kerja pembuatan Mc.Farland 0,5

Gambar 5. Skema kerja pembuatan Mc.Farland 0,5

H2SO4 0,18 M sebanyak 99,5 ml

BaCl2 0,048 M sebanyak 0,5 ml

Campurkan lalu dikocok sampai terbantuk larutan keruh

Ukur kekeruhan menggunakan alat spektrofotometer dengan

(39)

27

Lampiran 5. Skema kerja Konsentrasi hambat minimum (KHM) Air Seduhan Cacing Tanah.

(40)

28

Lampiran 6. Skema kerja Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air SeduhanBubuk kapsul Cacing Tanah.

Gambar 7. Skema Kerja Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah

(41)

29

Lampiran 7. Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Tabel I. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

air seduhan cacing tanah Lumbricus rubellus

NO Konsentrasi larutan uji (%)

Gambar 8. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

(42)

30

Lampiran 8. Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Tabel II. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Air Seduhan Kapsul BubukCacing Tanah (Lumbricus rubellus)

NO Konsentrasi larutan uji (%)

Gambar 9. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

(43)

31

Lampiran 9. Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Cacing Tanah Terhadap BakteriEscherichiacoli

Gambar 10. Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Cacing Tanah

(44)

32

Lampiran 10. Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Kapsul Cacing Tanah

Terhadap Bakteri Escherichiacoli

Gambar 11. Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah

Gambar

Gambar 1.  Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme   (Anonim, 2007)
Gambar  2.  Skema pengolahan sampel Air Rebusan Cacing Tanah
Gambar 3.Skema Pengolahan Sampel Air Larutan Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Gambar 4. Skema kerja peremajaan bakteri.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji analisis data didapatkan nilai p (Asymp. Sig) = 0,000 atau nilai p&lt;0,05 maka H0 ditolak, berarti bahwa pemberian ekstrak etanol cacing tanah ( Lumbricus rubellus

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Cacing tanah Serbuk Simplisia Maserasi Aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhosa,

Tepung cacing tanah ( Lumbricus rubellus Hoffmeister) memiliki aktivitas meningkatkan daya ingat mencit jantan ( Mus musculus ) pada konsentrasi 325mg/kg BB yang

Untuk melengkapi data ilmiah yang berkesinambungan, maka dilakukan penelitian mengenai uji efek antipiretik seduhan serbuk cacing tanah Lumbricus rubellus 1 ,87 5

Efektifitas ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus), daun mengkudu (Morinda citrifolia), dan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dalam sediaan granul larut air

Tujuan Umum penelitian ini adalah membuktikan ekstrak cacing tanah (Lumbricus rubellus) memiliki efek hepatoprotektif dan antibakteri dengan cara menurunkan kadar enzim Serum

Tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus Hoffmeister) memiliki aktivitas meningkatkan daya ingat mencit jantan (Mus musculus) pada konsentrasi 325mg/kg BB yang

Journal of Pharmaceutical Researchers 1 Aktivitas Antioksidan Sirup Kombinasi Cacing Tanah Lumbricus rubellus Dan Kulit Buah Naga Hylocereus polyrhizus Dengan Metode DPPH