• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK ANTAR UMAT BERAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB KONFLIK ANTAR UMAT BERAG"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB

KONFLIK ANTAR UMAT

BERAGAMA

(2)

Latar Kemunculan Sekte Madzhab dan New Religious Movement (NRM)

Akhir-akhir ini sering kita mendengar istilah

“aliran sesat” atau aliran yang menodai

agama. Mereka dianggap sebagai kelompok berbahaya yang mengancam keberadaan agama-agama yang diakui negara, mereka juga dianggap memiliki pemahaman

keagamaan yang dapat memicu konfik di masyarakat.

Semenjak tahun 1965 eksis Undang-Undang

(3)

Bagaimana sebuah aliran atau sekte

keagamaan dapat dinilai sesat sementara para pengikutnya meyakininya sebagai

kebenaran? Buktinya tidak sedikit dari para pengikut aliran tersebut rela dihukum atau berkorban jiwa dan harta demi

mempertahankan keyakinannya.

Mengapa sebuah aliran, sekte, madzhab

keagamaan atau yang sering disebut New Religious Movement/NRM (Gerakan

(4)

istilah NRM ini mulai luas digunakan para

era 70-an menggantikan istilah yang

populer sebelumnya yakni pemujaan atau

kultus

(cult)

yang pada saat itu sering

disalahgunakan untuk melawan

berkembangnya pluralisme agama di Barat.

Mereka adalah kelompok yang menawarkan

inovasi dan perbedaan dari agama-agaa

yang lebih besar. Mereka lahir untuk

menantang keyakinan dan praktek

(5)

• Di Barat NRM muncul sebagai imbas

kekacauan masyarakat Barat akibat perang dunia ke-2, ledakan penduduk yang tidak bisa ditampung oleh lapangan kerja dan

gelombang imigran yang terus berdatangan dari Asia dan belahan benua lainnya.

• Pada akhir abad ke-19 sudah muncul aliran-aliran yang menantang dominasi Kekristenan seperti Esoterisme Barat, Mormonisme,

Spiritualisme, Christian Science dan lain-lain. • Pada tahun 1960-an di dalam Kekristenan

(6)

Contoh:

1. Kristen Mormon didirikan kurang dari 200

tahun lalu oleh seorang yang bernama Joseph Smith. Pengikutnya menyebut dia sebagai

Nabi.

Mereka percaya Adam sebenarnya adalah Allah dan bapa dari Yesus Kristus.

Mereka percaya bahwa ada tingkatan atau kerajaan yang berbeda-beda setelah

kematian: Kerajaan Langit , Kerajaan Bumi dan Kerajaan Bintang dan Kegelapan. Di mana

(7)

2. Christian Science:

Didirikan oleh Ny. Mary Baker Eddy sekitar tahun

1875.. Diilhami oleh keyakinannya bahwa

penyembuhannya itu terjadi sebagai akibat dari kesadaran rohaninya terhadap Allah.

Allah menciptakan manusia secara sempurna,

sehingga manusia sesungguhnya tidak berdosa.

Yesus dan Kristus adalah dua pribadi yang

berbeda. Allah menciptakan Yesus untuk

memperlihatkan kepada manusia bagaimanakah anak yang ideal bagi Allah.

Roh Kudus adalah Ilmu Pengetahuan Ilahi, suatu

metode yang dapat menolong manusia mengenali dan menyembuhkan dirinya sendiri.

Tritunggal sejati adalah Kehidupan, Kebenaran, dan

(8)

Yang mendorong semakin berkembangnya

NRM ini adalah semakin meningkatnya

trend pluralisme pemahaman agama-agama

besar di seluruh dunia baik dalam kaitan

dengan eksternal maupun internal agama.

Di hampir semua agama besar terdapat

aliran-aliran baru seperti Hare Khresna

(Hindu), Zen Center (Budha Jepang) Jemaat

Ahmadiyah (Islam), Buddha Nichiren

(9)

Faktor yang menjadikan banyak orang antusias

masuk ke dalam NRM adalah ketidakpuasan terhadap agama yang dianut sebelumnya, sebaliknya mereka melihat NRM sebagai

agama yang menantang sekaligus menjanjikan untuk menjawab berbagai persoalan hidup

yang mereka hadapi.

Apalagi dalam berbagai pertemuan yang

diselenggarakan NRM, biasanya ada testimoni atau kesaksian dari para anggota yang sudah lama bergabung kepada tamu-tamu baru yang diaundang yang menggambarkan mengenai berbagai keuntungan dan manfaat yang

(10)

• Dalam sudut pandang psykologis,

ketertarikan banyak orang untuk menjadi anggota NRM bisa muncul karena beberapa faktor.

1. Ingin meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani,

2. Mencari kedamaian dalam hidup 3. Mencari persahabatan.

4. Ingin memperluas dan menambah

pengetahuan serta mengejar pencerahan spiritual.

5. Namun tidak sedikit juga ikut karena

(11)

Dalam konteks Islam: kemunculan sekte,

aliran dan madzhab adalah fenomena yang

sudah ada sejak masa-masa awal

perkembangan Islam.

Menurut al Ghazali, latar kemunculannya

terutama dipicu oleh perdebatan siapa yang

paling pantas menggantikan Nabi sebagai

pemimpin kaum muslimin. Meskipun Abu

Bakar akhirnya terpilih, Fatimah ra tidak

mau berbai’at. Ali Bin Abi Thalib juga tidak

mau berbai’at kecuali setelah Fatimah

(12)

Latar lainnya menurut para ulama adalah

karena rumusan teks-teks al Quran dan hadis yang bersifat global sehingga melahirkan

multi intepretasi. Beragam tafsir terhadap

teks-teks ini telah melahirkan madzhab fkih, teologi hingga tasawuf. Tidak jarang antar

madzhab tersebut saling mengkafrkan atau bahkan saling memerangi satu sama lain. • Bahkan menurut Azyumardi Azra, di dalam

Islam juga terdapat madzhab-madzhab sejarah yakni perbedaan madzhab para

(13)

Misalnya Al Zuhri dan Salih Ibnu

Kaisan yang cenderung berpihak

kepada kepentingan Muawiyah.

Sementara Abu Mikhnaf dan Isa ibn

Yazid cenderung pro Ali (Syiah).

juga terdapat madzhab ketiga yang

(14)

Ragam Pendekatan Interpretasi Teks Keagamaan

Jamal al Banna menjelaskan pasca

wafatnya Nabi Muhammad SAW, pola

pemahaman terhadap al Qur’an

mengalami perubahan total. Al Quran yang

menurutnya sangat jelas telah tersapu

oleh tafsir dan ijtihad pada ragam bentuk

pendekatannya seperti: pendekatan

historis, linguistik, dan fkih. Berbagai tafsir

muncul ke permukaan dan tafsir inilah

(15)

Pertanyaannya mengapa semua ini bisa terjadi?

1. karena perkembangan umat Islam begitu pesat. Dalam dua puluh tahun, Islam sudah sampai ke Cina, India, Spanyol dan Afrika, Persia di Irak dan Iran, Mesir dan Suriah.

2. Bahasa Arab mereka lemah dan tidak mampu memahami penyampaian al Quran.

3. Mereka juga masih membawa tradisi lama.

4. Ulama-ulama yang memahami al Quran secara komprehensif juga semakin sedikit, sementara masalah-masalah baru terus bermunculan.

5. Al Quran tidak menyediakan jawaban bagi

(16)

Karena itu muncul beragam model tafsir:

1. tafsir Nabi terhadap al Quran. Namun Nabi tidak banyak menafsir al Quran, bahkan Nabi memerintahkan orang yang menulis al Quran agar dihapus.

2. pendekatan Asbab al Nuzul al Ayah. Namun banyak ayat yang tidak menunjuk pada sebab kasus tertentu. Sehingga muncul anggapan

bahwa mufassirin sering menggunakan hadis israiliyat atau hadis-hadis asbab al nuzul

palsu. Dan inilah yang menurut al Banna

(17)

3. pendekatan

nasikh mansukh

(abrogasi), hal

ini biasanya digunakan dalam menafsirkan

dua hukum yang berbeda di dalam al Quran.

Pendekatan ini memandang bahwa satu ayat

diturunkan untuk satu konteks tertentu dan

ketika konteksnya berubah, maka berlakulah

konsep abrogasi ini.

4. pendekatan bahasa. Hal ini karena bahasa

al Quran menggunakan Bahasa Arab yang

benar-benar baru dimana penyusunan kata

dan peletakan maknanya bagi orang Arab

sendiri dianggap asing. Karena itulah muncul

ilmu balaghah

yang mencakup tiga bagian:

(18)

pendekatan tafsir kontemporer, dengan karakteristik.

1. tafsir harus mampu menemukan fungsi al Quran sebagai sumber petunjuk dan bukan hanya berkutat pada pengertian kata-kata atau kedudukan kalimat-kalimat sebagaimana tafsir-tafsir klasik. Model ini diperkenalkan Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.

2. tafsir hermeneutik. Bahwa upaya tafsir terhadap teks tradisional harus diarahkan agar teks tersebut selalu dapat dipahami dalam konteks kekinian yang

situasinya berbeda. Menurut pendekatan ini, setiap teks (baca: penafsiran) perlu dicurigai, ada ideologi dan kepentingan apa dibalik penafsiran tersebut.

Dalam menafsirkan al Quran, penafsir tidak lagi hanya butuh imlu-ilmu klasik seperti nawhu, sharaf, ushul

(19)

3. berwatak kontekstual dan berorientasi

pada semangat al Quran. Dalam model ini,

penafsiran tidak lagi hanya memahami

teks-teks secara parsial melainkan menyeluruh,

tematik

(maudlu’),

menggunakan

pendekatan interdisipliner .

4. berkarakte ilmian, kritis dan non sektarian.

Disebut ilmiah karena produk tafsirnya

dapat diuji kebenarannya berdasarkan

(20)

Tentang Klaim Kebenaran dan Dakwah

Proses beragama adalah proses mencari kebenaran dan keselamatan. Mereka yang meyakini suatu

agama, sudah tentu meyakini bahwa agama itulah yang paling benar

banyak orang yang berjuang mempertahankan

keyakinannya dan rela mengorbankan apapun demi keyakinan mereka

harus diakui, berbagai kekerasan atas nama agama dan keyakinan terhadap kelompok yang berbeda iman dan keyakinan telah menjadikan agama yang diyakini sebagai pembawa damai dan rahmat

(21)

Klaim kebenaran yang keliru telah

mengakibatkan:

1. penanda batas antara “orang dalam” dan “orang luar”, antara “kami” dan “kalian”,

antara yang diselamatkan dan yang dihukum 2. lalu mewujud dalam perilaku, cara

berpakaian, cara bersembahyang, dan berbagai atribut serta simbol

3. Alat penyingkiran dan tindak kekerasan atas nama agama. Seperti al-Hallaj, pengikut aliran flsafat pada jaman al-Ghazali, atau pengikut

(22)

Dalam konteks Indonesia muncul

dalam bentuk

1. pemaksaan pertobatan,

2. fatwa-fatwa yang secara sepihak

menyatakan kesesatan kelompok

kagamaan tertentu

3. pengadilan (persekusi) baik secara

hukum maupun sosial mereka yang

dinilai menyimpang dari kebenaran.

4. Dakwah yang memicu kebencian

(23)

Agama-agama besar seperti Islam dan Kristen menjadikan penyiaran agama merupakan

bagian dari ajaran agama itu sendiri, karena agama tanpa ada yang menyebarkannya

niscaya tidak dapat berkembang, bahkan akan segera gulung tikar.

Namun harus digarisbawahi bahwa dakwah hanyalah menyampaikan ajaran agama tanpa ada keharusan untuk memaksakannya

Bahkan jika kita meyakini bahwa keimanan adalah hidayah, maka sebesar apapun

(24)

keberhasilan dakwah sangat ditentukan oleh cara dan metode yang digunakan,

Pertanyaannya, apakah di dalam berdakwah tidak

boleh ada klaim kebenaran? Tentu klaim kebenaran adalah sesuatu yang boleh dan wajar, karena tanpa ada pengakuan dan keyakinan mengenai

kebenaran agama sendiri berarti kita meragukan kebenaran agama tersebut.

Klaim kebenaran menjadi problematis apabila

disampaikan dengan cara-cara menyebar

kebencian, disampaikan dengan tutur kata yang kasar, dilakukan dengan cara memaksa serta

melecehkan “Tuhan” agama lain.

Artnya kebenaran akan benar-benar menjadi

(25)

Klaim kebenaran juga tidak berarti

menafkan jalan kebenaran yang

ditempuh orang-orang yang berbeda

keyakinan.

Menurut Nurcholish Madjid, Allah telah

menciptakan cara dan jalan untuk

masing-masing manusia sehingga

antara sesama tidak dibenarkan saling

menyalahkan dan memaksakan

(26)

Allah berfrman

ًَةّمُأ ْمُُكَلََََجَل َُةلَل ٱ َءلاَش ْموَل َ ًًجًَهْمنِمّمَ ًََعْمرِمش ْمُُكنِمّم ًَنِْملََََج ّلُكمل

تَٰرِْميَخْمل ٱ ۟اوُقمبَتْمسٱَف ْمُُكٰيَتاَءل اَّم مف ْمُُكَوُلَْمبَييل نمكَٰل َ ًةَدمحَٰ

Bagi Cak Nur, ayat di atas adalah ajaran

tentang hubungan dan pergaulan

berdasarkan pandangan bahwa setiap

agama dengan cara dan jalannya

sendiri-sendri mencoba berjalan menuju

kebenaran.

Wajah damai pada agama hadir ketika para

penganutnya terbuka bahwa kebenaran

tidak tunggal, dan dalam agama lain

terdapat juga ajaran-ajaran yang

(27)

Wajah damai dalam agama hadir

ketika para penganutnya meyakini

bahwa misi agama adalah

memperjuangkan keutuhan harkat

dan martabat manusia, dan bersedia

bekerjasama dengan umat dari

agama lain untuk membangun

(28)

Faktor-faktor Internal dan Eksternal Konfik Keagamaan

• konfik tidak selalu berarti negatif karena

perbedaan aspirasi dan kepentingan akan selalu ada dimanapun dan kapanpun. Bahkan, konfik dapat juga dipahami sebagai peristiwa budaya

• Namun apabila konfik sudah berubah menjadi

benturan pisik dan kekerasan, konfik semacam ini hanya akan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaa.

• konfik sosial yang membuahkan anarki, seringkali

tidak ada hubungannya dengan agama, tetapi

dalam kenyataannya agama selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari berbagai konfik sosial.

(29)

1. kecenderungan absolutistik yaitu

kecenderungan untuk memutlakkan

keyakinan keagamaannya sebagai kebenaran tunggal

2. watak dari konfik antar agama cenderung mengabaikan kualitas kesalehan individu

bahkan baik yang memerangi maupun yang diperangi sama-sama rendah kualitas

keberagamaannya. Yang ada hanyalah

prejudice (prasangka) yaitu pihak yang

“bukan kelompok kita” harus dimusnahkan. 3. Karena konfik agama sangat emosional dan

(30)

4. adanya keyakinan semu yaitu siapa yang terlibat dan berhasil memusnahkan lawan

akan membuka pintu surga, atau paling tidak akan mendapatkan pahala yang besar. Di

dalam Islam doktrin amar ma’ruf nahi munkar

sering digunakan sebagai pembenaran. 5. semakin menguatnya sikap intoleran dan

permisif terhadap kekerasan. Misalnya:

karena ketidakmauan berdampingan dengan rumah ibadah agama lain dan ketidakrelaan menerima perbedaan dalam cara meyakini agama atau keyakinan tertentu

(31)

Sumber konfik menurut John Lake:

1. sejarah agama yang umumnya merupakan

kronologi perjalanan iman di tengah konfik

antara yang mendaku

the true believers

(penganut sebenarnya) dengan

the

unbelievers.

2. faktor kultural yang paternalistik telah

mempengaruhi sikap paternalistik dalam

beragama. Elit agama selalu menuntut

kepatuhan dari umatnya sebagaimana

raja-raja menuntut loyalitas dari rakyatnya.

(32)

Fenomena konfik keagamaan

1. Terjadi pendangkalan moralitas dan

spiritualitas kemanusiaan.

2. konfik antarumat beragama

senantiasa terfokus pada massa

kalangan bawah yang mungkin

(33)

Kesimpulan &

Rekomendasi

Telah banyak dampak yang timbul dari

fenomena keagamaan di Indonesia,

seperti persekusi (pengadilan) sosial

terhadap sebagian masyarakat, kekerasan

pisik yang berujung penghilangan nyawa,

perusakan properti dan kerugian materi,

dan beragam dampak buruk lainnya

(34)

• Ke depan

1. perlu merubah cara pandang kita dalam melihat “yang lain”. Dalam mencapai Zat Yang Tunggal itu tidak ada “yang lain”

melainkan sama-sama hamba dan khalifah Tuhan.

2. perlu melihat bahwa di samping umat Islam, juga masih banyak orang-orang non-muslim yang juga menjalankan fungsinya sebagai

khalifah. Bahkan dalam pergaulan kita

sehari-hari kita sering menyaksikan orang-orang non-muslim yang sangat taat

(35)

3. menghindari absolutisme penafsiran

agama. Dalam hal ini diperlukan sikap

bijak dan kedewasaan dalam beragama

4. dalam konteks Indonesia, sebagai

bangsa kita telah bersepakat untuk

(36)

5. aparat negara bersikap netral dan

mengawal konstitusi. Aparat negara

dalam institusi apapun

sesungguhnya adalah pengawal

konstitusi dan penegak hukum.

Mereka adalah wujud dari negara

yang dimiliki oleh seluruh warganya,

dimana setiap warga memiliki hak

yang sama untuk mendapat

pelayanan dari mereka, termasuk

(37)

Wallahu a’lam bi al

showab

Referensi

Dokumen terkait

Masih belum bisa diketahui secara pasti mengenai daerah Thani jumput, tetapi beberapa ahli juga mengartikan mengenai nama Thani jumput. Thani jumput adalah petugas

Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS, didapatkan nilai R Square sebesar 0,616 atau 61,6%, yang artinya bahwa iklim

Dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas mendasari penulis untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Mobil Tipe Sedan

Pada dasarnya rumah di desa Tieng tidak memiliki pola secara teratur serta ruang - ruang dalam rumah yang tidak lengkap yang dibuat menggunakan dinding kayu ataupun seng dengan

Pada Mata kuliah Basis Data 1 diperuntukkan pada perncangan ERD dan Normalisasi, sedangkan pada Basis Data 2 yang merupakan lanjutan dari Basis Data 1 yang mana

45 tahun di bisnis jasa migas, Elnusa merupakan market leader pada segmen seismik darat dan.. penyedia jasa

Penegakan s Penegakan sanksi anksi pidana pidana pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Penulisan penelitian hukum (skripsi) dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Kepemilikan Senjata Api Tanpa Hak Oleh Masyarakat Sipil”, ini termasuk