• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Tungku Perapian Dalam Aktivitas Manusia Di Rumah Tinggal Di Desa Tieng Wonosobo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Tungku Perapian Dalam Aktivitas Manusia Di Rumah Tinggal Di Desa Tieng Wonosobo"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN TUNGKU PERAPIAN DALAM

AKTIVITAS MANUSIA DI RUMAH TINGGAL

DI DESA TIENG WONOSOBO

PENGKAJIAN

Oleh :

BERLIN DWI PRASONA

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

i

PERANAN TUNGKU PERAPIAN DALAM

AKTIVITAS MANUSIA DI RUMAH TINGGAL

DI DESA TIENG WONOSOBO

PENGKAJIAN

Oleh :

BERLIN DWI PRASONA

NIM 0911664023

Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana dalam bidang Desain Interior

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Desain Interior, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Dengan segala keterbatasan penulis, skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, dengan segenap hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:

1. Yulyta Kodrat P, M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang telah penuh perhatian dan tanggung jawab memberikan bimbingan, masukan serta saran dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Ivada Ariyani, S.T. M.Des. selaku Pembimbing II sekaligus Ketua jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang selalu memberikan bimbingan, masukan, serta saran yang bermanfaaat bagi penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

3. Artbanu Wisnhu Aji, S.Sn., M.T., selaku cognate

4. Martino Dwi Nugroho, S.Sn., M.A., selaku Ketua Prodi Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

5. Seluruh staff pengajar dan karyawan di Program Studi Desain Interior yang selama ini telah banyak membantu.

6. Bapak Aris Fathoni yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di tempat ini.

7. Bapak Busro, Mas Fatkhulkarim dan keluarga, yang telah memberikan tempat bagi peneliti untuk menginap selama penelitian.

8. Seluruh keluarga di desa Tieng yang telah berkenan untuk dijadikan sebagai objek penelitian

(5)

9. Orang tuaku tersayang, kakakku dan adikku, (terimakasih atas segala doa, dukungan, dan bantuan yang selalu diberikan selama ini)

10. Sahabatku Hannafi alm. terima kasih untuk semuanya yang telah kita lalui selama ini sampai saat penelitian ini berlangsung merupakan perjalanan hidup terbaik yang pernah aku lalui.

11. Sahabat-sahabatku: Faisal, Wahyu, Teddy, Iduy, Leon, Gerda, Tian, Endro, Thomas, Gunawan, Ihwan, (terimakasih atas perhatian, semangat, dukungan, dan bantuannya selama ini, love you guys!).

12. Keluarga besar Artas Bawah (desain interior angkatan 2009) yang telah berjuang bersama dari awal masa perkuliahan. (terimakasih atas segala dukungan dan kenangan yang indah)

13. Keluarga besar Alumni Desain Interior ISI Yogyakarta yang telah memberikan bantuannya.

14. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga Allah SWT akan membalas

segala kebaikan yang telah penulis terima dan mudah-mudahan karya tulis ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 07 Agustus 2014

Penulis

(6)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR FOTO xi ABSTRAK xvii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1 B. Rumusan Masalah ……….. 3 C. Tujuan Penelitian ………... 3 D. Manfaat Penelitian ………. 3 E. Metode Penelitian ……….. 4 1. Metode Pendekatan ……….. 4 2. Lokasi Penelitian ……….. 4

3. Populasi dan Sampel Penelitian ………... 5

4. Alat Penelitian ……….. 10

5. Metode Analisis Data ………... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Fungsi Tungku Perapian ………... 12

B. Bentuk Tungku Perapian ……… 17

BAB III DATA LAPANGAN A. PROSES PENGUMPULAN DATA 1. Lokasi Penelitian ……….. 21

2. Persiapan Pengumpulan Data ……….. 21

3. Pelaksanaan Pengumpulan Data ……….. 22 B. PEROLEHAN DATA

(7)

vi

1. Data Lapangan ………... 22

2. Data Wawancara ……… 111

3. Data Pengamatan ………... 129

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Peranan dan Fungsi Tungku ……… 134

1. Analisis Penggunaan Tungku Ditinjau dari Aktivitas Harian Pengguna ……… 134

2. Analisis Orientasi Dapur dan Tungku ……… 138

3. Analisis Perabot dan tungku pada dapur ……… 143

4. Analisis Zoning di dapur ……… 150

B. Analisis Jenis dan material Tungku yang Digunakan Oleh Masyarakat di Desa Tieng ………. 156

C. Analisis Susunan Posisi Gegenen Berdasarkan Posisi Tungku dan Ketersediaan Ruang di Sekitar Tungku Masyarakat desa Tieng ….. 162

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 168

B. Saran ………. 171

DAFTAR PUSTAKA ……… 172

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aktivitas Harian Kasus 1 ……….. 28

Tabel3. 2 Data perabot dapur kasus 1 ……….. 29

Tabel 3.3 Aktivitas Harian Kasus 2 ……….. 36

Tabel 3.4 Data perabot dapur kasus 2 ………..…… 37

Tabel 3.5 Aktivitas Harian Kasus 3 ……….. 45

Tabel 3.6 Data perabot dapur kasus 3 ………..…… 46

Tabel 3.7 Aktivitas Harian Kasus 4 ………..… 55

Tabel 3.8 Data perabot dapur kasus 4 ………..… 56

Tabel 3.9 Aktivitas Harian Kasus 5 ………..… 64

Tabel 3.10 Data perabot dapur kasus 5 ………..…… 65

Tabel 3.11 Aktivitas Harian Kasus 6 ………..…… 71

Tabel 3.12 Data perabot dapur kasus 6 ………..…… 72

Tabel 3.13 Aktivitas Harian Kasus 7 ………..… 80

Tabel 3.14 Data perabot dapur kasus 7 ………..…… 81

Tabel 3.15 Aktivitas Harian Kasus 8 ………..…… 91

Tabel 3.16 Data perabot dapur kasus 8 ………..…… 92

Tabel 3.17 Aktivitas Harian Kasus 9 ………..…… 100

Tabel 3.18 Data perabot dapur kasus 9 ………..…… 101

Tabel 3.19 Aktivitas Harian Kasus 10 ……… 108

Tabel 3.20 Data perabot dapur kasus 10 ……… 109

Tabel 4.1 Aktivitas Penggunaan Tungku Harian. ……… 135

Tabel 4.2 Letak Tungku pada Rumah tinggal ………..… 138

Tabel 4.3 Data Perabot dan Tungku di Dapur ………..…… 143

Tabel 4.4 Analisis Zoning di Dapur ………..…… 150

Tabel 4.5 Bentuk, Jenis dan Material Tungku yang Digunakan Oleh Masyarakat Desa Tieng ……… 156 Tabel 4.6 Analisis Susunan Posisi Gegenen Masyarakat desa Tieng. … 162

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Api sebagai fokus ………... 13

Gambar 2.2 Tungku api masa Dinasti Qin ……….… 16

Gambar 2.3 Api dengan susunan batu melingkar ………..… 17

Gambar 2.4 Api dengan berlawanan batu ………..… 17

Gambar 2.5 Tungku api dengan dinding paralel ……… 18

Gambar 2.6 Tungku api dengan tripod ………...… 18

Gambar 2.7 Tungku api dengan konstruksi seperti tempat duduk ……… 18

Gambar 2.8 Tungku api dengan konstruksi sendiri ……… 19

Gambar 3.1 Gambar denah posisi tungku dan dapur kasus 1 ……… 23

Gambar 3.2 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 1 ……… 29

Gambar 3.3 Potongan dapur kasus 1 ………..… 29

Gambar 3.4 Denah dari rumah Khusnun dan posisi tungku kasus 2 ………… 30

Gambar 3.5 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 2 ……….. 36

Gambar 3.6 Potongan dapur kasus 2 ………..… 37

Gambar 3.7 Gambar denah posisi tungku dan dapur kasus 3 ……… 39

Gambar 3.8 Gambar dingklik sederhana dan detail ………...… 43

Gambar 3.9 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 3 ……… 46

Gambar 3.10 potongan dapur kasus 3 ………..… 46

Gambar 3.11 Gambar denah posisi tungku dan dapur kasus 4 ……… 48

Gambar 3.12 posisi tungku dan perabot di dapur kasus 4 ………..… 56

Gambar 3.13 potongan dapur kasus 4 ………..… 57

Gambar 3.14 Gambar denah posisi tungku dan dapur kasus 5 ……… 58

Gambar 3.15 posisi tungku dan perabot di dapur kasus 5 ………...… 65

Gambar 3.16 potongan dapur kasus 5 ………..… 65

Gambar 3.17 Gambar denah posisi tungku dan dapur kasus 6 ……… 67

Gambar 3.18 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 6 ……… 72

Gambar 3.19 Potongan dapur kasus 6 ………..… 72

(10)

ix

Gambar 3.21 Planggrangan di atas tungku yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan bahan makanan hasil panen seperti jagung dan

kacang……… 79

Gambar 3.22 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 7 ……….……… 81

Gambar 3.23 Potongan dapur kasus 7 ……….…...… 81

Gambar 3.24 Denah rumah dan posisi tungku kasus 8 ……….… 83

Gambar 3.25 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 8 ……… 92

Gambar 3.26 potongan dapur kasus 8 ……… 92

Gambar 3.27 Gambar denah posisi tungku dan dapur kasus 9 ……… 94

Gambar 3.28 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 9 ……… 101

Gambar 3.29 Potongan dapur kasus 9 ……… 101

Gambar 3.30 Gambar denah posisi tungku dan dapur kasus 10 ………..… 102

Gambar 3.31 Posisi tungku dan perabot di dapur kasus 10 ……….….… 109

Gambar 3.32 Potongan dapur kasus 10 ……….… 109

Gambar 3.33 Jengkok yang dibeli dari penjual keliling dengan konstruksi dibuat seperti kursi dengan ukuran yang kecil ……….. 130

Gambar 3.34 Jengkok yang dibuat dengan menggunakan konstruksi sederhana dari material kayu ……….… 130

Gambar 3.35 Jengkok yang dibuat dengan menggunakan konstruksi sederhana dari material kayu dengan diberi penguat pada bagian sisi ……… 130

Gambar 3.36 Jengkok yang dibuat dengan menggunakan konstruksi sederhana dari material kayu dengan diberi penguat pada bagian tengah ..… 131

Gambar 3.37 Gambar konstruksi tungku almari makan ( kathilan) ………..…… 131

Gambar 3.38 Gambar konstruksi tungku semi permanen dengan menggunakan bahan semen dan dimodifikasi dengan menambah ketinggian pada lubang api bagian belakang yang dipakai oleh keluarga Rochaenah……….…… 131 Gambar 3.39 Gambar konstruksi tungku portabel dengan menggunakan bahan

(11)

x

Gambar 3.40 Gambar konstruksi tungku permanen dengan menggunakan bahan semen dan sistem tanam dalam tanah yang dipakai oleh keluarga Ibnu Jahrir ………... 132 Gambar 3.41 Gambar konstruksi tungku semi permanen dengan menggunakan

bahan semen yang digunakan oleh Bapak Khusnun, keluarga Khusnun, Mbah Khomsin, Haji Amin, Haji Zuhri, Bapak Ibrahim, Keluarga Heru Fulani ……….. 132 Gambar 3.42 Gambar konstruksi tungku portabel untuk mengolah tembakau

dengan bahan batu sistem knockdown ……… 133 Gambar 3.43 Gambar konstruksi tungku rigid portabel dengan memiliki satu

(12)

xi

DAFTAR FOTO

Foto 1.1 Foto satelit desa Tieng ……… 5

Foto 1.2 Rumah tinggal Fatkhulkarim ……….. 6

Foto 1.3 Rumah tinggal Bapak Khusnun ……….. 6

Foto 1.4 Rumah tinggal keluarga bapak Khusnun ………... 7

Foto 1.5 Rumah tinggal keluarga Rochaenah ………... 7

Foto 1.6 Rumah tinggal keluarga Mbah Khomsin ……….……... 7

Foto 1.7 Rumah tinggal keluarga Haji Amin ……….……... 8

Foto 1.8 Rumah tinggal keluarga Haji Zuhri ……… 8

Foto 1.9 Rumah tinggal keluarga Ibnu Jahrir ………... 9

Foto 1.10 Rumah tinggal keluarga Bapak Ibrahim ………... 9

Foto 1.11 Rumah tinggal keluarga Heru Fulani ……….……. 10

Foto 3.1 Area TV dan area tidur dengan beralaskan karpet ……… 24

Foto 3.2 Area kerja dengan rak dan meja kerja sebagai tempat jual beli obat pertanian ……….……. 24

Foto 3.3 Area dapur sebagai tempat memasak yang terdapat berbagai peralatan memasak ………. 25

Foto 3.4 Tempat menyimpan jengkok yang ada di samping kathilan …………. 25

Foto 3.5 Ruang depan televisi yang menjadi tempat tidur, tempat berkumpul keluarga dan ruang makan keluarga ………... 26

Foto 3.6 Bentuk tungku yang digunakan ………. 26

Foto 3.7 Ruang dapur yang menjadi tempat untuk memasak menggunakan kompor gas dan bagian sudut dapur yang dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan peralatan memasak keluarga yang banyak ………. 27

Foto 3.8 Bagian dari atap yang dijadikan sebagai ventilasi asap dari tungku ….. 31

Foto 3.9 Atap yang digunakan sebagai halaman untuk tempat menjemur hasil panen, kayu, pakaian, serta tempat berjemur bagi anggota keluarga pada pagi hari ……….…. 31

Foto 3.10 Bagian pintu samping rumah yang dijadikan akses utama masuk ke area rumah ………... 32

(13)

xii

Foto 3.11 Hasil olahan tembakau garangan ( sweating tobacco) yang sudah siap untuk dijual ……….…. 32 Foto 3.12 Bagian plafon atas bangunan utama yang juga dijadikan sebagai gudang

penyimpanan peralatan dan hasil panen sementara sebelum digunakan sebagai bibit maupun dijual ……….. 33 Foto 3.13 Tungku kayu bakar yang digunakan hanya pada saat kehabisan bahan

bakar gas dan juga pada saat kehujanan atau kedinginan ……….. 33 Foto 3.14 Struktur kayu yang digunakan sebagai tempat meletakkan batang

bambu ……….…….…. 34 Foto 3.15 Rigen yang digunakan sebagai penjepit tembakau agar dapat diasapi

dengan mudah………..……. 34 Foto 3.16 Tempat penyimpanan kayu bakar yang dibeli dari pedagang yang

berada di bagian atas ……….….…….. 35 Foto 3.17 Area ruang tamu yang digunakan sebagai tempat menerima tamu asing,

tempat mengadakan hajatan, berkumpul, tidur, sembahyang ………… 39 Foto 3.18 Area tempat menaruh tembakau yang diletakkan di bagian sisi dinding

akses masuk ke area rumah ………..……… 40 Foto 3.19 Proses persiapan bubak menggunakan kertas, kayu potongan kecil

sebagai sarana penghasil api setelah tidak digunakannya minyak tanah………...….... 40 Foto 3.20 Dapur pernah digunakan sebagai tempat pengolahan tembakau, ditandai

dengan adanya bekas tempat menaruh plangrangan rigen ….. 41 Foto 3.21 Tempat penyimpanan kayu di atas tungku dengan memanfaatkan

batang bambu bekas tempat menaruh rigen tembakau ……….. 41 Foto 3.22 Tempat penyimpanan jengkok yang menggunakan celah antara dinding

kayu dan batu ………...….… 42 Foto 3.23 Dingklik sebagai tempat menyimpan makanan masak dan sebagai

tempat meramu proses masak ……….…… 42 Foto 3.24 Rak piring dan kayu sebagai tempat menyimpan peralatan masak dan

makan, serta kathilan sebagai tempat menyimpan bahan makanan dan makanan yang sudah jadi ………... 43

(14)

xiii

Foto 3.25 Jendela yang menjadi sarana masuknya cahaya dari matahari ke area dapur ………... 43 Foto 3.26 Area gudang di lantai 2 yang digunakan sebagai tempat penyimpanan

bahan dan hasil panen ……….…… 44 Foto 3.27 Area gudang lantai 2 yang kosong yang digunakan sebagai tempat

menyimpan hasil panen ……….. 47 Foto 3.28 Halaman di lantai 2 yang menggunakan seng sebagai lantai sekaligus

atap dapur ……….... 48 Foto 3.29 Tangga kayu yang menuju ke bagian lantai 2 terletak di sudut ruangan

dapur ..………. 49 Foto 3.30 Ibu dari Rochaenah ………. 49 Foto 3.31 Kegiatan berkumpul dengan anak dan cucu menjadi rutinitas di

keluarga ini setelah selesai bekerja di ladang sebagai petani atau buruh..………...…. 50 Foto 3.32 Kompor gas yang digunakan sebagai sarana masak utama..………..… 51 Foto 3.33 Aktivitas di sekitar tungku sebagai sumber kehangatan yang utama di

area dapur ..………..…. 51 Foto 3.34 Aktivitas duduk-duduk di halaman sebagai aktivitas lain selain

menghangatkan badan di sekitar tungku bersama anggota keluarga …. 52 Foto 3.35 Tungku yang ditempatkan menghadap jendela ……….. 52 Foto 3.36 Pangkal dari kayu bakar yang tidak boleh dimasukkan lebih dulu dari

ujungnya yang menjadi mitos di keluarga ini ……….…… 53 Foto 3.37 Kekerabatan antar anggota keluarga di area dapur ……….… 54 Foto 3.38 Lantai 2 yang dijadikan sebagai ruang tidur dan menjadi akses ke

halaman ( balkon ) ……….….. 54

Foto 3.39

Tungku batu yang digunakan sebagai sarana penghangat, memasak, mengeringkan kayu bakar ……….….. 59 Foto 3.40 Tungku kecil yang digunakan sebagai tempat menaruh peralatan masak

yang berisi bahan makanan yang sudah jadi ……….……….. 59 Foto 3.41 Aktivitas mbah Khomsin seputaran area dapur ………. 60 Foto 3.42 Tempat penyimpanan kayu bakar yang terletak di halaman rumah …. 61

(15)

xiv

Foto 3.43 Tempat meramu menggunakan dipan kayu ………... 61 Foto 3.44 Kondisi dapur kedua rumah mbah Khomsin ………. 62 Foto 3.45 Kompor gas di area dapur ke 2 yang tidak digunakan ……….. 63 Foto 3.46 Area dapur yang menjadi akses kebagian lain dalam rumah ………… 63 Foto 3.47 Bagian pintu masuk utama menuju rumah ………. 66 Foto 3.48 Area ruang tamu sekaligus sebagai ruang keluarga menjadi tempat

berkumpul ………... 67 Foto 3.49 Dinding bagian dalam ruang tamu memiliki ukiran floral dan

ornamentasi 2 kepala rusa ……….. 68 Foto 3.50 Lubang lubang pada atap dan dinding dapur lama yang sudah tidak

digunakan lagi ……….…… 69 Foto 3.51 Kondisi tungku dapur baru yang sudah jarang dipakai dan digantikan

oleh kompor gas ……….…. 70 Foto 3.52 Area dapur yang menjadi tempat utama aktivitas mbah Zahiroh dan

mbah Lagi ………... 73 Foto 3.53 Penggunaan tungku kayu bakar sebagai penghangat masih menjadi

kebutuhan yang utama bagi mbah Zahiroh dan mbah Lagi yang tidak dapat digantikan oleh kompor gas ……….. 74 Foto 3.54 Area cuci yang juga digunakan sebagai tempat mandi dan buang air

kecil terdapat di dapur ………. 75 Foto 3.55 Penggunaan abu sisa pembakaran kayu yang dikumpulkan selama

beberapa bulan yang kemudian juga dipakai sebagai abu gosok dan sarana untuk menambal tungku batu atau semen yang sudah rusak ….. 77 Foto 3.56 Peralatan masak yang sehabis dicuci ditempatkan di bagian atas bak

mandi ………... 77 Foto 3.57 Cahaya masuk melalui bagian atap yang dibuat dengan bahan yang

transparan sehingga area dapur menjadi lebih terang ……….….. 78 Foto 3.58 Kondisi area dapur yang tidak tertata dengan baik dan kotor ……….. 78 Foto 3.59 Ruang tamu dengan cat warna kuning dan hijau yang cerah …………. 82 Foto 3.60 Eksterior fasad simetris dengan cat warna abu-abu tua ………. 83

(16)

xv

Foto 3.61 Ruang tamu yang luas sebagai tempat menerima tamu, menyimpan kendaraan bermotor, perkakas pertanian, sebagai tempat sembahyang, berkumpul kerluarga, dan sebagainya ……… 84 Foto 3.62 Gudang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan kayu bakar

sementara, kandang ternak, pengolahan hasil pertanian, penyemaian bibit kentang dan sebagainya ……….……. 85 Foto 3.63 Bagian plafon yang lapuk yang terbuat dari kayu akasia dan bambu … 85 Foto 3.64 Gudang yang menjadi pintu masuk utama penghuni setelah beraktifitas

di luar ruang ……… 86 Foto 3.65 Penyemaian bibit kentang yang ditempatkan di kotak kotak kayu

sebelum ditanam di ladang ………. 86 Foto 3.66 Jengkok yang disimpan di bawah dipan ……… 87 Foto 3.67 Tungku permanen dengan material semen yang dibuat berukuran besar

dan memiliki 2 mulut tungku dan memiliki 4 lubang api ………. 88 Foto 3.68 Tungku ditempatkan di bagian tengah dapur ………. 88 Foto 3.69 Kamar mandi yang dibuat berdekatan dengan area dapur ……… 89 Foto 3.70 Area kompor gas dengan meja yang dibuat sendiri oleh pemilik ……. 89 Foto 3.71 Pintu akses yang menghubungkan antara dapur dan ruang keluarga ... 90 Foto 3.72 Atap bagian atas ruang keluarga yang dibuat dengan bahan transparan

sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruang ……….. 90 Foto 3.73 Jalan samping rumah yang menjadi akses utama menuju halaman dan

rumah tinggal ……….. 94 Foto 3.74 Ruang tamu dan ruang keluarga yang berada di lantai 2 ………... 95 Foto 3.75 Ruang transisi dari lantai dasar yang dihubungkan dengan tangga

kayu………... 95 Foto 3.76 Ruang keluarga yang menggunakan karpet sebagai alas duduknya ….. 96 Foto 3.77 Balkon yang menjadi halaman sebagai tempat untuk menanam

tanaman, berjemur dan sebagainya ………..… 96 Foto 3.78 Tempat penyimpanan hasil panen yang terdapat di lantai 2 dengan dasar

(17)

xvi

Foto 3.79 Kegiatan among geni yang menjadi rutinitas bagi para kalangan orang tua ……….... 97 Foto 3.80 Tempat penyemaian bibit kentang ……….…. 98 Foto 3.81 Pintu menuju area dapur dari ruang penyemaian ………... 99 Foto 3.82 Ruang tamu yang hanya menggunakan karpet sebagai alas duduknya

……….…….. 103 Foto 3.83 Ruang keluarga 1 ……….… 104 Foto 3.84 Area dapur 1 digunakan untuk kegiatan memasak harian menggunakan

kompor gas ………... 104 Foto 3.85 Tungku yang masih digunakan yang ditambal dengan abu dan beri

batang besi ………... 105 Foto 3.86 Tungku yang digunakan sebagai sarana pengolahan tembakau …….… 105 Foto 3.87 Jengkok yang menjadi tempat duduk di area tungku ……….……. 106 Foto 3.88 Semprong yang terbuat dari bambu yang digunakan dalam kegiatan

among geni ………... 106 Foto 3.89 Lubang pada atap yang menjadi saluran keluarnya asap dari tungku … 106 Foto 3.90 Kayu bakar yang disimpan di atas tungku ………..…. 107

(18)

ABSTRAK

Keberadaan tungku perapian di dalam rumah telah memberikan peranan pentingnya dalam kehidupan manusia di dalam ruang. Fungsi dan peranan tungku perapian pada masa kini tidak hanya diperlihatkan dan dipertahankan sebagai tradisi dalam kehidupan masyarakat tradisional saja namun juga menjadi sarana yang dapat memenuhi suatu kebutuhan yang masih belum dapat tergantikan fungsinya dengan peralatan yang lainnya. Masyarakat desa Tieng yang mayoritas bekerja sebagai petani kentang dan tembakau serta buruh tani telah menunjukkan bahwa kehidupan masyarakatnya menjadikan tungku sebagai bagian dari kehidupan mereka di dalam rumah tinggal. Peranan dan fungsi dari tungku perapian juga mengikuti kebutuhan dari manusia yang menggunakannya yaitu sebagai alat masak, sumber hangat, pengawet kayu dan bambu, serta sarana perekonomian. Aktivitas manusia, tata letak, sosial ekonomi masyarakat, dan perkembangan teknologi juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pergeseran fungsi tungku di masa sekarang.

Kata kunci: tungku, aktivitas, rumah tinggal

ABSTRACT

The existence of hearth in house has give it important part in human life inside space, the function and it part hearth in present day just shown and keep only as a tradition in traditional society life but also becoming a tool to fulfill some needs that cannot change with other things yet. The dominant of people in Tieng village that working as potato, and tobacco farmer, also worker, has shown that their society life making hearth as the part of their life inside their house. In other word the part and function of hearth also following human needs who use it such as for cooking, source of warm, wood and bamboo preservatives, also for means of their livelihood. Human activities, lay out, social economic society, and technology growth give significant effect for the function of the hearth at present day.

(19)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peranan perapian di dalam sebuah rumah sangat beragam, yaitu sebagai fokus dari komunitas; untuk menghangatkan badan; untuk kegiatan memasak; untuk mengawetkan bahan makanan dan bahan bangunan. Selain kegunaan fungsional/fisikal dari api, peranan sebuah perapian juga cukup besar dalam memberikan spirit tentang keberlangsungan sebuah kehidupan atau keselamatan pada sebagian besar masyarakat tradisional ( Dewi, 2005).Bagi masyarakat desa Tieng, sebuah tungku erat kaitannya dalam kehidupan dalam rumah tinggal mereka. Sebuah tungku yang juga selain memiliki fungsi secara fisik juga memiliki fungsi secara non fisik.

Pada dasarnya rumah di desa Tieng tidak memiliki pola secara teratur serta ruang - ruang dalam rumah yang tidak lengkap yang dibuat menggunakan dinding kayu ataupun seng dengan atap juga dari seng. Kondisi tanah yang tidak teratur pula yang mengakibatkan hal tersebut terjadi. Namun pada kalangan warga masyarakat dengan latar belakang tertentu memiliki pola rumah yang lebih teratur dan memiliki ruang-ruang yang lebih lengkap di rumah tinggal mereka.

Desa Tieng adalah desa yang terletak di lereng dataran tinggi Dieng yang mempunyai ketinggian kurang lebih 1500 meter dari permukaan laut. desa Tieng masuk ke dalam wilayah kecamatan Kejajar dan kabupaten Wonosobo. Tieng memiliki suhu yang sangat sejuk bekisar 15-20'c namun pada musim tertentu suhu disana bisa mencapai 5oc. desa Tieng adalah desa yang sangat indah. desa ini dikelilingi oleh beberapa gunung diantaranya Gunung Pakuwojo, Gunung Seroja, dan Gunung Sindoro. Selain itu desa ini juga dilewati oleh sungai Serayu yang bersumber dari Dieng dan sungai kecil bernama Kaliputih.

(20)

2

Wilayah desa Tieng dibagi menjadi beberapa wilayah pedukuhan yaitu, pedukuhan Krajan, Sidorejo (masyarakat biasa sebut dengan istilah Ngesong atau daerah Kaliputih), Watugedhe,Wanaaji. Pada awalnya wilayah yang menjadi asal mula desa ini berada di daerah dusun Krajan, yang kemudian berkembang ke area sekitar dusun Krajan dan membentuk perkampungan baru. Perkembangan pembentukan desa baru ini dimulai oleh para orang tua yang rata-rata sebagai kaum buruh pada sekitar tahun 1970an. Mereka tidak memiliki tanah (tempat tinggal), dan bekerja pada petani kaya yang kemudian ditempatkan di rumah kontrakan yang dibangun oleh juragan mereka. Para kaum buruh ini membayar rumah kontrakan mereka dengan cara potong gaji dari upah yang mereka terima di wilayah Krajan sebagai buruh tani baik tembakau maupun kentang, yang kemudian membeli tanah dari para kaum juragan yang dikaplingkan atau juga dibeli oleh kaum buruh sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga tanah pertanian yang tadinya dimiliki oleh para juragan sudah beralih fungsi menjadi pemukiman baru para penduduk.

Para petani kaya di wilayah Krajan merupakan masyarakat dari daerah Serang dan Kreo yang membuka lahan pertanian, kemudian membuat tempat tinggal di daerah ini, mereka adalah cikal bakal para petani kaya di wilayah Krajan. Setelah mereka memiliki lahan pertanian yang cukup luas kemudian mereka memperkerjakan para buruh yang juga kebanyakan berasal dari daerah Serang dan Kreo. Para petani kaya ini kemudian membuat tempat tinggal yang cukup besar sehingga dapat sekaligus digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan, peralatan,hasil panen, maupun pengolahannya.

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti mencoba untuk meneliti lebih lanjut tentang peranan dan fungsi tungku perapian dalam kehidupan rumah tinggal masyarakat desa Tieng kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Ditinjau dari hubungan tungku perapian terhadap aktivitas manusia, letak dan orientasinya di dalam rumah. Selain itu juga meneliti tentang jenis dan tipe tungku yang digunakan, dan konfigurasi atau susunan pengguna di sekitar tungku dalam kegiatan perapian.

(21)

3

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah peran dan fungsi tungku perapian dalam kehidupan di rumah tinggal masyarakat desa Tieng Kecamatan Kejajar Wonosobo ditinjau dari aktivitas manusia, letak dan orientasinya di dalam rumah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Mengetahui peranan dan fungsi tungku perapian dalam kehidupan di rumah tinggal terutama di desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh setelah mengadakan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peranan tungku perapian dalam kehidupan manusia dalam rumah tinggal.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk penelitian yang selanjutnya. Berkaitan dengan fungsi dan peranan tungku terhadap aktivitas manusia dalam ruang. Serta peranan tungku dalam rumah tinggal yang ditinjau dari letak dan orientasinya. Selain itu juga memberikan informasi tentang bentuk serta tipe tungku perapian, konfigurasi atau susunan pengguna dalam aktivitasnya di sekitar tungku.

(22)

4

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitataif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono,2011:9)

Fokus penelitian ini adalah peranan tungku perapian dalam kehidupan manusia dalam rumah tinggal di desa Tieng kecamatan Kejajar kabupaten Wonosobo.

2. Lokasi Penelitian

Desa Tieng dipilih sebagai lokasi penelitian karena di desa ini memiliki kaitan yang erat terhadap ketergantungan mereka pada tungku kayu bakar dalam aktivitas dan kehidupan mereka di dalam ruang. Masyarakat desa yang mayoritas adalah petani kentang dan tembakau dikehidupan mereka tidak lepas dari penggunaan tungku kayu sebagai sarana untuk memenuhi aktivitas dan kebutuhan mereka, serta penggunaanya dalam membantu kehidupan mereka dibidang pertanian dan pengolahanya.

(23)

5

Foto 1.1 Foto satelit desa Tieng (Sumber :www.google.co.uk, 2013)

3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Desa Tieng memiliki sekitar 4500 penduduk dengan kurang lebih sekitar 1500 rumah tinggal yang tersebar di beberapa dusun seperti ; Dusun Krajan, Watu Gedhe, Kaliputih, Wanaaji, Sidorejo, Rawamukti, Rawajali

b. Sampel

Sampel diambil dengan metode purposive sampling atau sampel dengan kriteria. Menurut Sugiyono (2011:2018), Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Peneliti memberikan kriteria dalam pengambilan sampel penelitian yaitu:

1) Rumah tinggal yang memiliki tungku berbahan bakar kayu 2) Rumah merupakan milik penduduk asli yang lahir di desa Tieng 3) Rumah sudah dihuni minimal 5 tahun.

4) Rumah tinggal yang boleh dijadikan sebagai sampel penelitian. Dari kriteria tersebut maka peneliti mendapatkan sampel rumah penduduk sejumlah 10 sampel rumah tinggal yang tersebar di wilayah desa Tieng

(24)

6

1) Tempat tinggal Fatkhulkarim

Terletak di dusun Kaliputih, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Foto 1.2 Rumah tinggal Fatkhulkarim

(Sumber : Survey , 2013)

2) Tempat tinggal Bapak Khusnun

Terletak di dusun Sidorejo, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Foto 1.3 Rumah tinggal Bapak Khusnun

(Sumber : Survey , 2013)

3) Tempat tinggal Keluarga Khusnun

Terletak di dusun Sidorejo, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

(25)

7

Foto 1.4 Rumah tinggal keluarga bapak Khusnun

(Sumber : Survey , 2013)

4) Tempat Tinggal Keluarga Rochaenah

Terletak di dusun Sidorejo, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Foto 1.5 Rumah tinggal keluarga Rochaenah

(Sumber : Survey , 2013)

5) Tempat Tinggal Mbah Khomsin

Terletak di dusun Sidorejo, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Foto 1.6 Rumah tinggal keluarga Mbah Khomsin

(26)

8

6) Tempat Tinggal Keluarga Haji Amin

Terletak di dusun Krajan, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Foto 1.7 Rumah tinggal keluarga Haji Amin

(Sumber : Survey , 2013)

7) Tempat Tinggal Keluarga Haji Zuhri ( mbah Lagi dan Zahiroh ) Terletak di dusun Krajan, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Foto 1.8 Rumah tinggal keluarga Haji Zuhri

(Sumber : Survey , 2013)

8) Tempat Tinggal Keluarga Ibnu Jahrir

Terletak di dusun Krajan, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

(27)

9

Foto 1.9 Rumah tinggal keluarga Ibnu Jahrir

(Sumber : Survey , 2013)

9) Tempat Tinggal Keluarga bapak Ibrahim

Terletak di dusun Krajan, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Foto 1.10 Rumah tinggal keluarga Bapak Ibrahim

(Sumber : Survey , 2013)

10) Tempat Tinggal Keluarga Heru Fulani

Terletak di dusun Krajan, Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

(28)

10

Foto 1.11 Rumah tinggal keluarga Heru Fulani

(Sumber : Survey , 2013)

4. Alat Penelitian

Alat penelitian adalah peneliti sendiri dengan alat bantu berupa kepustakaan dan sumbernya, sebuah buku catatan yang digunakan untuk mencatat semua hasil penemuan pada proses penelitian, kamera dan alat perekam suara dan gambar guna merekam semua proses penelitian dan wawancara.

5. Metode Analisis Data

Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian maka data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono,2011:247)

Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono,2011:249)

(29)

11

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi, atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono,2011:253)

Gambar

Gambar 3.40 Gambar konstruksi tungku permanen dengan menggunakan bahan semen dan sistem tanam dalam tanah yang dipakai oleh keluarga Ibnu Jahrir ………………………………......................................
Foto 1.1 Foto satelit desa Tieng ( Sumber : www.google.co.uk , 2013)
Foto 1.2 Rumah tinggal Fatkhulkarim (Sumber : Survey , 2013)
Foto 1.4 Rumah tinggal keluarga bapak Khusnun (Sumber : Survey , 2013)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan program IbM ini untuk membuat diversifikasi produk yang sebelumnya kelompok usaha hanger hanya mampu membuat satu macam produk dengan dilakukannya pelatihan dan

Meskipun demikian, dapat disimpulkan bahwa situs Tewah Pupuh yang merupakan bagian dari kelompok Banua Lima, salah satu pecahan masyarakat Maanyan dari kekuasaan Nansarunai,

Alur proses deteksi embrio pada telur fertil dengan menggunakan segmentasi watershed Berdasarkan pada Gambar 1, alur proses memiliki 3 tahap utama yaitu hasil akuisisi

Langkah selanjutnya: o Konversi ER_M ke LRS o Pengujian Normalisasi Menganut Menempati Mata_Kuliah Mengikuti Dosen Golongan Mempunyai Mengajar Mahasiswa Angkatan

Sehubungan dengan uraian ini, penulis berpandangan bahwa terdapat benang merah pada penggunaan istilah geolinguistik oleh para linguis tertentu, yakni istilah ini mengacu pada

Ruang berjalan kaki di ruang urban selain dipengaruhi oleh kondisi dari dalam diri pejalan kaki dan dari lingkungan juga dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang diberlakukan

Para Tim sukses juga melakukan pendekatan dengan masyarakat dan perangkat adat, guna menyambung lidah para calon untuk menyebarkan program yang akan dilaksanakan

Berdasarkan hasil uji coba user acceptance yang dilakukan pada Satuan Intelkam Polres Hulu Sungai Selatan Aplikasi ini dibuat sebagai alat bantu dalam proses memberikan informasi