• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V dengan Model Problem Solving Dipadukan dengan Metode NHT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V dengan Model Problem Solving Dipadukan dengan Metode NHT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional. Melalui pendidikan, dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu negara dapat mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas, berkualitas, berpotensi dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat. Era globalisasi ini membutuhkan perubahan, terutama perubahan untuk meningkatkan pendidikan di berbagai jenjang. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan melakukan proses pembelajaran yang mampu menciptakan perubahan dan perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya”. Sedangkan menurut Wahyudin dkk (2008:24) Pendidikan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan. Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara individu maupun kelompok untuk belajar secara aktif melalui pembelajaran untuk mengembangkan potensi, keterampilan, kepribadian pada dirinya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

(2)

menarik perhatian siswa, serta sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif dan emosional siswa. Guru perlu menerapkan model dan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa, sehingga dapat meningkatan hasil belajar siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai (Djam’an, 2008:33). Siswa tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga ikut serta dalam mendapatkan pengalaman dari proses belajar mengajar. Oleh sebab itu dalam belajar, pengalaman lebih penting dari pada hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan (Sanjaya, 2010:7).

(3)

Peneliti melakukan observasi selama dua kali. Yang pertama peneliti mengamati proses pembelajaran IPA di kelas, pada observasi kedua peneliti mewawancarai guru mata pelajaran IPA dan beberapa siswa di kelas V SD Negeri Jetak 01. Hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD N Jetak 01 menunjukkan adanya permasalahan pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Permasalahannya yaitu pembelajaran di kelas masih menggunakan model dan metode yang kurang inovatif. Siswa sekolah dasar membutuhkan perubahan model dan metode yang lebih inovatif agar mereka merespon pembelajaran dengan baik. Tidak hanya menggunakan metode konvensional saja, melainkan metode yang mampu membuat anak berpikir kritis namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga anak lebih tertarik dengan proses pembelajaran. Pembelajaran IPA di kelas kurang memanfaatkan lingkungan sekitar dan alat peraga, hanya sedikit siswa yang aktif bertanya, sebagian siswa saat belajar bermain dengan temannya, mengantuk. dan masih ada beberapa hasil belajar IPA siswa kelas V yang belum mencapai KKM. Pembelajaran di kelas seharusnya memanfaatkan alam sekitar dan alat peraga yang sudah disediakan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar. Siswa menyukai pembelajaran yang melibatkan mereka secara langsung sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan dan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

(4)

berbagai masalah dan dapat mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan cara bekerja sama saling bertukar pemikiran. Model ini menuntut siswa untuk membangun pengetahuan dari berbagi pemikiran dan pengalaman yang berbeda dan menyimpulkan hasil pemikiran antar siswa dalam satu kelompok. Model ini dapat menambah pengetahuan siswa dan membentuk karakter siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam kelompok, berani berpendapat dan menghargai siswa yang lain.

Selain model pembelajaran Problem Solving, pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning merupakan solusi yang lain untuk meningkatkan partisipasi siswa. Menurut Priyanto (dalam Wena, 2012:189) Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu dengan membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dengan pembelajaran kooperatif ini siswa yang pasif dituntut untuk aktif dengan dibantu oleh salah satu teman dalam kelompoknya yang tergolong aktif.

(5)
(6)

sebesar 80. Demikian juga skor maksimal yang diperoleh pada pra siklus sebesar 39, pada siklus 1 sebesar 95, pada diklus 2 sebesar 100 dan pada sklus sebesar 100. Rata-rata yang dicapai pada pra siklus sebesar 29,7 pada siklus 1 naik menjadi sebesar 85,47 pada siklus 2 naik menjadi sebesar 91 dan pada siklus 3 naik menjadi sebesar 93. Mendasarkan hasil penelitian disarankan agar dalam pembelajaran di kelas hendaknya guru dapat mengembangkan desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri dan model pembelajaran NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan hasil penelitian oleh Seselia Sumiati pada tahun 2013 dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Tlompakan 03 Desa Tlompakan Kec. Tuntang Kab. Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.

(7)

Numbered Heads Together (NHT) di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu metode yang digunakan guru sudah baik, namun tidak cocok untuk kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran kurang memanfaatkan alam sekitar siswa, serta tidak menggunakan alat peraga untuk menunjang pembelajaran di kelas, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan. Perlunya inovasi dalam metode mengajar IPA untuk menunjang aktivitas belajar siswa. Akibat yang terjadi yaitu hasil belajar siswa masih ada nilainya yang dibawah KKM pada mata pelajaran IPA. Hal ini terlihat pada hasil tes pra siklus mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Jetak 01 semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 ?

2. Apakah model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan langkah-langkah model Problem Solvingdipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.

(8)

Heads Together (NHT) di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat/kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu dari segi teoritis maupun dari segi praktis. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah mengembangkan ilmu pendidikan tentang model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

b. Praktik

1) Bagi Guru

Mendapatkan pengalaman menerapkan model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPA. Mendapatkan wawasan upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT). Dan dapat memperbaiki pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together(NHT).

2) Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya pembelajaran IPA dan sebagai bahan referensi untuk penelitian guru lain.

3) Bagi Siswa

Referensi

Dokumen terkait

The main strengths of the Market are: (1) the ability to assure trust (given by the partnership performance monitoring and utilization of historical information in

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan

Mahasiswa mampu memahami bagaimana penerapan manajemen yang baik dalam proses produksi sebuah program Acara televisi baik Fiksi maupun Non Fiksi1.

No Nama NIM IPK Lama Studi Jurusan Pembimbing Skripsi Pembimbing

Nilai gaya yang didapat ini belum sesuai dengan teori walaupun nilainya sudah mendekati teori yaitu 39.00 N, 11.09 N, 7.10 N, hal ini mungkin disebabkan karena faktor alat

Dalam rangka melaksanakan tugas konstitusionalnya, anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Telkom University bersepakat untuk menyusun suatu kode etik

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

Tanda pelunasan pajak tahun terakhir (SPT tahun 2013) dan Laporan Bulanan Pajak (PPh pasal 21, PPh pasal 23 bila ada transaksi, PPh pasal 25/29 dan PPN) untuk 3 (tiga) bulan