• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja dan Upaya Pemecahan Masalah Guru Gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat dalam Analisis Fishbone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja dan Upaya Pemecahan Masalah Guru Gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat dalam Analisis Fishbone"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu diupa-yakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sis-tem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendi-dikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4).

Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang ber-kualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Bab1, Ps.1, UU, No.14, 2005).

(2)

2

pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar.

Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur guru pasti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru memiliki tugas dan fungsi sebagai edukator (pendidik) yaitu mendidik susuai materi pelajaran yang diberikan, ilmu merupakan syarat utama dalam menidik. Guru sebagai leader (pemimpin), yang memimpin kelas maka harus mampu menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas dalam pencapaian tujuan pembe-lajaran. Selain itu guru juga sebagai fasilitator, motiva-tor, administrator dan evaluator (Jamal, 2012: 39-54).

(3)

3 Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan selain unsur murid dan fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya (Damsar, 2007 157-158)

Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai ujung tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat tergantung pada kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru (Jamal, 2012:203-212).

(4)

4

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran di sekolah masih tetap memegang peranan yang penting. Peran tersebut belum dapat diganti dan diambil alih oleh apapun. Hal ini disebabkan karena masih banyak unsur-unsur manusiawi yang tidak dapat diganti oleh unsur lain. Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri (Damsar, 2007:162).

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugas-nya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru (Syaiful, 2011: 167).

(5)

5 bidang tugas; Memiliki kompetensi yang diperlukan. sesuai dengan bidang tugas; Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(6)

6

mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju paradigma yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses pembe-lajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya terutama memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menurut Syaiful Sagala (2011:147-150) guru ada-lah merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkem-bangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah dan mempercepat laju perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan kepuasan kepada guru-guru dalam bekerja di sekolah sehingga sebagai pekerja, guru harus berkemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya.

(7)

Lear-7 ning to be, pendidikan mampu memberikan konstribusi untuk perkembangan siswa seutuhnya, jiwa dan raga, intelegensi, kepekaan, rasa etika, tanggung jawab pribadi serta nilai-nilai spiritual (Aunurrahman, 2010:6-8)

Hasil penelitian Sudarwati (2011) menunjukan bahwa kemerosotan mutu hasil belajar murid tidak hanya disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar, kurangnya perhatian orang tua, tetapi disebabkan juga oleh kelemahan-kelemahan pada pihak guru, serta faktor yang cukup kuat mempengaruhi adalah perilaku kepemimpinan yang tidak tepat pakai dan tidak tepat guna.

Hani Nurul Latifah (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) tidak berpengaruh signifikan pada kompetensi paedagogik, kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional pada guru PKn di Bandung.

Moh. Imam Farisi (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Hasil survei yang dilaksanakan Persatuan Guru Repulik Indonesia (PGRI) mengenai dampak sertifikasi terhadap kinerja guru menya-takan bahwa kinerja guru yang sudah lolos sertifikasi belum memuaskan. Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan guru-guru di berbagai jenjang pendidikan yang belum lolos sertifikasi. Harapan mereka adalah segera lolos sertifikasi berikut memperoleh uang tunjangan profesi.

(8)

8

kinerja para guru di SMP Negeri 1 kota Salatiga cukup positif terhadap guru-guru yang memperoleh sertifikat pendidik, baik pada kedisiplinan kerja dan kedisiplinan administratif akademik. Pada sisi lain, program sertifikasi guru tertentu kurang berdampak terhadap kinerja para guru yang belum mendapatkannya. Mereka biasa-biasa saja dalam bekerja, tidak terjadi peningkatan yang berarti akibat program sertifikasi guru.

Hasil wawancara dengan pengawas di UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat pada pra penelitian menyatakan bahwa:

“…Ketika saya melakukan supervisi keliling ke sekolah – sekolah sering saya temukan di lapangan bahwa, Guru belum membuat persiapan mengajar secara rutin, guru jarang melakukan perbaikan ataupun pengayaan dan lebih tegas dinyatakan kepedulian guru terhadap kinerja dan tanggung jawabnya sebagai guru masih kurang, tetapi juga ada sebagian kecil guru yang melaksanakan tugasnya atau kinerjanya sangat baik”.

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian guru di Kecamatan Ungaran Barat ada yang sudah melaksanakan tugasnya dengan baik namun lebih banyak guru yang belum dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

(9)

9 formal. Dengan adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan.

Rendahnya kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Rendahnya kinerja guru harus diidentifikasi penyebabnya. Hal apa saja yang menjadi penyebab hambatan guru dalam melaksanakan tugas akan diamati dalam penelitian.

(10)

10

penelitian menyatakan bahwa banyak guru yang belum membuat persiapan mengajar secara rutin.

Hal sebaliknya diungkapkan Fatchurrohman dalam penelitiannya tahun 2012 menyatakan bahwa dampak sertifikasi terhadap kinerja para guru di SMP Negeri 1 kota Salatiga cukup positif terhadap guru-guru yang memperoleh sertifikat pendidik, baik pada kedisiplinan kerja dan kedisiplinan adminis-tratif akademik.

(11)

11

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana kinerja guru Gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat?

2. Permasalahan apa yang menghambat kinerja guru di Gugus Diponegoro, Kecamatan Unga-ran Barat?

3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kinerja Guru di Gugus Diponegoro, Kecamatan Ungaran Barat?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kinerja guru Gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat.

2. Mencari akar permasalahan yang menghambat kinerja guru di Gugus Diponegoro, Kecamatan Ungaran Barat.

3. Menemukan upaya yang dapat dilakukan un-tuk mengatasi masalah kinerja Guru di Gugus Diponegoro, Kecamatan Ungaran Barat.

1.4

.

Manfaat Penelitian

1.4.1 Aspek teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian adalah:

(12)

12

b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang relevan.

1.4.2. Aspek Praktis

Secara praktis manfaat penelitian adalah:

a. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengawas sekolah dan ketua gugus dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berhu-bungan dengan peningkatan kinerja guru. b.Sebagai bahan pertimbangan guru dalam

upa-ya meningkatkan kinerjanupa-ya.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan di Dusun Sekarbungoh Desa Polasareh Kecamatan Labang Kabupaten

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa program pascasarjana berikut ini adalah mahasiswa yang sedang aktif

[r]

Dengan ini diumumkan sebagai Pemenang untuk Pengadaan Langsung “ Perbaikan Sarana Dan Prasarana Pedesaan Desa Kembang Kecamatan Todanan ” dengan nilai Pagu HPS Rp.

Stroke 3: Combustion (roughly constant volume) occurs and product gases expand doing work Stroke 4: Product gases pushed out of the cylinder through the exhaust valve..