BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar para pendidik bisa memahami perbedaan dari asing-masing peserta didik. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya permasalahan akibat perbedaan itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.
Perkembangan zaman menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dsb. Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan.
II. Rumusan masalah
a. Apa pengertian individu?
b. Bagaimana karakteristik individu? c. Apa saja perbedaan individu? d. Apa pengertian kebutuhan?
e.Bagaimana karakteristik orang dewasa f. Apa saja perbedaan orang dewasa?
III. TUJUAN
a. Menjelaskan pengertian individu
b. Mengetahui dan memahami karakteristik individu c. Mengetahui perbedaan individu
d.menjelaskan pengertian kebutuhan
BAB II PEMBAHASAN
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam faktor yang lain dengan satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban oleh para pendidik adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan tersebut. Diantara berbagai faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami akan situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu sendiri.
Peserta didik sebagai obyek dari pendidikan sangat urgen untuk diperhatikan dari berbagai faktor. Faktor tersebut yang harus diperhatikan adalah tahap perkembangan dari peserta didik tersebut. Diantara perkembangan perserta didik tersebut adalah bagaimana dari individu dan karakteriststiknya
Dari paparan singkat diatas, maka kami akan mencoba menyajikan dalam tulisan ini apakah itu sebenarnya individu, karakteristik dan permasalahannya. Sebab dalam dunia pendidikan kita perlu untuk mengetahui segala perkembangan peserta didik termasuk dari individu-individu dan karakteristik peserta didik tersebut.
PERBEDAAN INDIVIDU ORANG DEWASA DAN KEBUTUHAN ORANG DEWASA
A. Pengertian Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya. Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan
mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.
B. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Sementara karakteristik yang dipengaruhi lingkungan adalah karakteristik yang banyak dipengaruhi dengan keadaan masyarakat sekitar atau faktor-faktor eksternal dirinya.
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Adapun bidang-bidang dari perbedaannya yakni:
Perbedaan Kecakapan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbaha sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicar Perbedaan Latar Belakang
Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan.
Perbedaan Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
Perbedaan Kesiapan Belajar
Perbedaaan Lingkungan Keluarga
Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat.
Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak terhadap matemtika dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini.
Perbedaan Individu Orang Dewasa
1. Perbedaan Dalam Minat
2. Orang dewasa memiliki banyak minat yang berbeda dan dibagi dalam tiga kategori, antara lain :
a) Minat Pribadi
b) Minat pribadi orang dewasa selalu menyangkut kehidupan seseorang tertentu.
1. Penampilan
Penampilan sangat penting terutama untuk laki-laki dan wanita dewasa karena dalam interaksi sosial penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang
menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya. Salah satu contohnya adalah kemudahan dalam berteman.
2. Pakaian dan Perhiasan
Perhatian terhadap pakaian dan perhiasan tetap berperan kuat dalam masa dewasa. Orang dewasa sangat sadar bahwa keberhasilan dalam hubungan sosial dan berbagai bidang kegiatan banyak dipengaruhi oleh penampilan pakaian dan perhiasannya. Disepakati oleh para ahli bahwa pakaian dan perhiasan juga punya makna sebagai simbol status. Pakaian dan perhiasan seseorang menentukan tinggi rendahnhya status seseorang dalam
2. Uang
Orang dewasa lebih tertarik pada uang karena uang dapat memenuhi kebutuhannya. Orang dewasa sangat berminat untuk mempelajari bagaimana cara mendapatkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun keluarga. Mereka berminat
memperhatikan dan mempelah=jari anggaran rumah tangga atau berminat mengelola pendapatan atau pengeluaran keluarga.
3. Agama
Orang dewasa umunya menaruh cukup perhatian terhadap agama. Orang tua sering merasa bahwa mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada anak-anak merupakan tanggung jawab moral sebagai orang tua
4. Minat Rekreasional
Istilah rekreasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan kesegaran atau mengembalikan kekuatan dan kesegaran psikologis
sesudah lelah bekerja atau sesudah mengalami keresahan psikologis. Fungsi rekreasi sama dengan fungsi bermain pada masa kanak-kanak. Meskipun demikian rekreasi orang dewasa lain dari permainan kanak-kanak maupun remaja. Kegiatan rekreasi orang dewasa lebih berorientasi pada keluarga atau lingkungan tetangga dan sangat berbeda dengan rekreasi remaja
5. Minat Sosial
Beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa adalah sebagai berikut :
1. Mobilitas sosial 2. Status sosial ekonomi
3. Lamanya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat
5. Lingkungan
6. Jenis kelamin
7. Umur kematangan seksual
8. Urutan kelahiran
9. Keangotaan dari tempat ibadah
10.Kepribadian
Kepribadian orang dewasa disini mengacu pada kualitas total perilaku orang dewasa yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Ciri-ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksinya dalam lingkungan antara lain
Karakter yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam melakukan aturan etika perilaku, atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, atau konsisten tidaknya tindakan dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa atau berbeda.
1. Temperamen yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan yang datang dar lingkungan.
2. Sikap,
3. Stabilitas emosional
4. Tanggung jawab
5. Sosiabilitas.
Secara implisit dari penjelasan terdahulu telah dikatakan bahwa kepribadian itu
dipengaruhi oleh faktor hereditas dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya antara lain melalui proses belajar
6. Kecakapan
Kecakapan orang dewasa yang satu dengan yang lain berbeda. Orang dewasa yang tampak dapat bertindak secara cepat, tepat, dan dengan mudah lazim disebut orang cakap. Dalam isitlah psikologi orang tersebut disebut sebagai orang yang berperilaku inteligen.
1. Kecakapan nyata dan akurat, yang mengacu pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga. Kecakapan nyata ini merupakan hasil usaha atau belajar dengan cara, bahan, dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya.
2. Kecakapan potensial, yang mengacu pada aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara hereditas (bawaan), yang dapat berupa abilitas dasar umum (intelegensi) dan abilitas dasar khusus (bakat).
A. Masalah kebutuhan individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan.
Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada hakikatnya merupakan perwujudan usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari hal tersebut, baik dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti telah dikatakan di atas, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
B. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:
1) memperoleh kasih sayang 2) memperoleh harga diri
3) untuk memperoleh pengharapan yang sama 4) ingin dikenal
PENGERTIAN KEBUTUHAN
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenhi.
KARAKTER ORANG DEWASA Orang Dewasa Telah Memiliki Lebih Banyak Pengalaman Hidup
Menghubungkan pengalaman-pengalaman dengan konsep-konsep yang ingin dipelajari serta menjadikan pengalaman sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena itu metode yang digunakan berfokus pada diskusi dan aplikasi materi.
Orang Dewasa Memiliki Motivasi yang Tinggi Untuk Belajar
Hal ini dikarenakan mereka ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik. Tujuan mereka lebih nyata bahwa apa yang mereka pelajari haruslah dapat diaplikasikan.
Orang Dewasa Telah Memiliki Banyak Peran dan Tanggung Jawab
Banyaknya peran dan tanggung jawab menyebabkan waktu belajar orang dewasa erbatas. Oleh karena itu, pendidik orang dewasa penting untuk dapat memahami persaingan penggunaan waktu ini.
Kurang Percaya Pada Kemampuan Diri untuk Belajar Kembali
Tekadang orang dewasa enggan untuk melibatkan diri dalam aktivitas pendidikan dalam pendidikan orang dewasa mungkin disebabkan oleh faktor fisik atau kepercayaan
masyarakat yang keliru.
Orang Dewasa Lebih Beragam dari Pada Pemuda
Setiap individu berbeda dalam kemampuan serta kesiapannya menghadapi kelompok-klelompok belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan pertukaran pengalaman.
Pengalaman-pengalaman yang diberikan kepada pebelajar sangatlah penting karena melalui pengalaman itu belajar akan memberikan makna.
Beberapa Asumsi Dasar dan Implikasinya Terhadap Belajar
Mengacu pada pandangan Knowles, Merjan, dan Jarvis andragogi melibatkan ego yang berarti keberhasilan dalam belajar orang dewasa ditentukan pada keterlibatan ego mereka dalam prosesnya.
Konsep Diri
Orang dewasa memerlukan perlakuan yang sifatnya menghargai khususnya dalam pengambilan keputusan karena orang dewasa merasa telah mampu mengatur dirinya. Beberapa impikasi dari asumsi konsep diri:
Iklim belajar diciptakan sesuai keadaan orang dewasa.
Pebelajar dilibatkan dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya.
Pebelajar dilibatkan dalam perencanaan kebutuhan belajarnya.
Proses belajar merupakan tanggung jawab pengajar dan pebelajar.
Evaluasi belajar andragogi menekankan pada evaluasi diri.
Pengalaman
Setiap orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda akibat kehidupan masa mudanya.
Beberapa implikasi adanya perbedaan pengalaman orang dewasa dengan anak-anak dalam proses belajar:
Lebih menekankan pada metode yang sifatnya memanfaatkan pengalaman mereka.
Penekanan proses belajar pada aplikasi praktis.
Penekanan dalam proses belajar ialah belajar dari pengalaman
Kesiapan Untuk Belajar
Orientasi Terhadap Belajar
Implikasi dalam proses belajar orang dewasa:
Pengajar berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar.
Kurikulum pendidikan berorientasikan kepada masalah.
Pengalaman belajar yang dirancang berdasarkan masalah atau perhatian yang ada pada
benak mereka.
Beberapa Asumsi Belajar
Orang Dewasa Dapat Belajar
Irving Lorge memaparkan bahwa penurunan kemampuan belajar sesudah usia 20 tahun hanya dalam kecapatan belajar bukan kekuatan inteleknya.
Belajar adalah Suatu Proses dari Dalam
Belajar merupakan suatu proses dari dalam yang dikontrol langsung oleh peserta sendiri dan melibatkan dirinya.
Kondisi Belajar Dan Prinsip-prinsip Belajar
Ada beberapa kondisi belajar dan prinsip belajar yang bersifat andragogis diantaranya ketika peserta merasa ada kebutuhan belajar maka prinsipnya pengajar mengemukakan kemungkinan baru untuk pemenuhan dirinya dan membantu setiap peserta.
Proses belajar yang bersifat andragogis meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Menciptakan iklim belajar yang cocok untuk orang dewasa
Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat partisipatif
Mendiagnosis kebutuhan belajar
Merumuskan tujuan belajar
Mengembangakn rancangan kegiatan belajar
Melaksanakan kegiatan belajar, dan
Pendidikan Orang Dewasa
Tujuan pendidikan orang dewasa adalah:
Membantu melakukan penyesuaian psikologis dengan kondisi social.
Melengkapi keterampilan yang diperlukan untuk menemukan dan memecahkan
masalah yang menekankan pemecahan dengan keterampilan bukan isi.
Menolong merubah kondisi sosial orang dewasa.
Memberi bantuan agar orang dewasa menjadi individu bebas dan otonom.
Pertimbangan Filosofis Dalam Pendidikan Orang Dewasa
Berpikir filosofis sangat diperlukan, karena cara itu merupakan suatu tahap yang membimbing seseorang “mengetahui prinsip-prinsip apa yang harus atau yang akan dilakukan”.
Lima alasan berpikir filosofis diperlukan:
Adanya acuan pertanyaan untuk menetapkan program
Pendidik bagian sangat kecil dari suatu lembaga yang dipandang sebagai sumber acuan
Pendidikan membutuhkan landasan untuk menilai kaitan antara persoalan atau masalah
Pendidik perlu melihat keterkaitan antara POD dengan aktivitas masyarakat.
Dikembangkan dengan menyiapkan pendidik melalui pendekatan yang terkait erat
dengan pertanyaan mendasar.
BAB III
PENUTUPA. KESIMPULAN
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.
B. SARAN
Syukur alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walupun masih ada kekurangan dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama Dosen. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca, baik bagi siswa,orang tua,guru dan masyarakat.Jika yang membaca adalah seorang siswa,
hendaknya ia mengetahui dan mempelajari tugas-tugas perkembangan dengan baik serta dapat menerapkannya.Jika orang tua, hendaknya ia dapat mengontrol tugas-tugas
perkembangan anak yang belum diselesaikan dan membimbing, mengarahkan serta mengantarkan ke arah yang positif.Orang tua dan guru membantu menyelesaikan tugas perkembangan sehingga mencapai tingkat sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://enikekawati.student.fkip.uns.ac.id/2010/06/24/karakteristik-peserta-didik/ diakses pada tanggal 16 September 2011 pukul 09.00
http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/02/15/perkembangan-peserta-didik/ diakses pada tanggal 16 September 2011 pukul 09.00
Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2008. Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Universitas Terbuka.
1. Yusnadi, (200-). Andragogi, Pendidikan Orang Dewasa. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.