• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Power Point Table Manner Untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Power Point Table Manner Untuk"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TABLE MANNER

2.1 Pengertian Table Manner

Etik Makan atau Table Manner adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap bersama di meja makan. Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan bersama di keluarga besar. Meskipun sebebarnya Etika tersebut telah ada jauh sebelum peradaban Eropa menyebar ke seluruh dunia.

Jika mampu menunjukkan sopan santun di meja makan, sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan kualitas pergaulan, intelektualitas dan etika pergaulan seseorang. Etika makan tidak dibentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak usia anak dan remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika makan yang baik maka merupakan proses pembelajaran yang sangat baik. Bila etika makan dibentuk secara instan maka akan menghasilkan kualitas etika makan yang canggung dan tidak luwes. Bila seseorang diundang di sebuah restoran terkenal atau jamuan makan malam resmi dengan meja makan yang sudah di setting sedemikian rupa harus mengikuti aturan etika makan yang baik.Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda.

Untuk masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan profesional, table manner paling banyak diadopsi dari standar Amerika. Meski tentu saja tetap dicampur dengan adat kebiasaan orang Indonesia itu sendiri.

2.2 Tata Cara Table Manner

Untuk alat makan, Di Indonesia sebagian besar orang biasa makan dengan menggunakan sendok dan garpu. Cara makan yang umum ini di gunakan di Indonesia, selain cara makan langsung dengan tangan, ada banyak cara makan dengan menggunakan peralatan lain di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:

1) Sendok dan garpu

(2)

mengambil makanan dan garpu dapat digunakan untuk menusuk makanan atau membantu mengumpulkan makanan di sendok, begitu mudah. Jika makan mie, bisa menggunakan garpu untuk memilin mie dan memakannya atau bisa juga menggunakan garpu untuk mengangkat sebagian mie lalu menaruhnya dahulu pada sendok. Kesulitan utama dalam makan dengan sendok dan garpu adalah pada saat memakan daging berukuran besar seperti saat makan steak. Jika makan steak dengan sendok dan garpu, maka cara terbaik yang di lakukan adalah menusukkan garpu untuk menahan daging lalu menggunakan ujung sendok untuk membuat potongan kecil dari daging steak, walaupun hal ini mungkin sulit dilakukan kalau daging steak liat / tidak lunak.

2) Pisau dan garpu

Makan dengan garpu dan pisau saat ini menjadi makin umum dengan menjamurnya rumah makan yang menyediakan steak sebagai hidangan utamanya, Cara makan dengan pisau dan garpu tidaklah sulit, tetap memegang garpu di tangan kiri serta pisau di tangan kanan . Garpu digunakan untuk menusuk dan menahan makanan pada tempatnya selagi memotong makanan tersebut menjadi potongan yang lebih kecil menggunakan pisau . Setelah terpotong, maka memakan potongan kecil tadi menggunakan garpu, jangan menggunakan pisau untuk memakan makanan, karena selain tidak benar hal ini juga beresiko menyebabkan lidah teriris pisau secara tidak sengaja. Kekurangan dari penggunaan pisau dan garpu adalah akan kesulitan menyantap makanan yang berkuah, mungkin akan tetap membutuhkan sendok untuk menikmati kuah dari makanan.

Kapan memulai makan:

Para pakar etiket menganjurkan untuk memulai makan tanpa harus selalu menunggu orang lain. Mulailah makan saat makanan hangat disajikan. Untuk makanan dingin atau buffets, tunggulah hingga tuan rumah mempersilakan makan, dan tunggu pula hingga tamu utamanya mulai mengambil makanan.

2.3 Etika Makan Internasional

(3)

pembuka (appetizer), menu utama (main course) sampai penutup (dessert), diwajibkan mengambil hidangan sendiri dan menyantap di atas meja makan yang sudah di set up piranti makannya. Ada juga yang menggunakan american service. Aturan main pelayanannya, tamu duduk di sekeliling meja makan, sedangkan hidangan dikeluarkan secara berurutan oleh waiter.

Dalam jamuan makan, meja makan sudah di set up alat-alat makannya sesuai menu yang akan di sajikan. Standarnya, didepan persis ada show plate, sebuah piring besar yang tidak digunakan untuk makan. Fungsi dari show plate hanya sebagai pemanis meja makan, menempatkan napkin dan sebagai alas piring saji. Tahap pertama, setelah anda duduk, buka napkin dan letakan di pangkuan Anda. Jika ukuran napkin terlalu lebar, bukalah separunya saja. Gunakan alat makan, baik itu garpu, pisau, dan sendok selalu mulai dari arah paling luar atau paling jauh dari piring. Ambil berpasangan kiri dan kanan, kecuali pisau, garpu atau sendok dessert yang letaknya di atas piring (main course).

1. Hidangan Pembuka (Appetizer)

Sebelum hidangan pembuka disajikan, pada B&B Plate ( bread & butter plate/piring roti dan mentega) sudah disajikan roti dan mentega, biasanya dinner roll, soft roll atau brioche. Roti ini disantap dengan mentega sambil menunggu hidangan pembuka tiba (salad/soup). Jangan menyantapnya dengan pisau dan garpu.

Makan dengan menggunakan tangan, sobek roti dengan ukuran sekali suap dan olesi dengan butter (jika tersedia). Pada jamuan makan lengkap, biasanya appetizer terdiri dari dua jenis hidangan. Giliran pertama cold appetizer atau hidangan pembuka dingin. Ragam makanannya berupa aneka salad, shrim coktail atau cold canape (sandwich kecil yang disajikan dingin). Cara makannya dengan menggunakan pisau ditangan kanan dan garpu ditangan kiri. Perhatikan bentuknya, pisau dan garpu untuk salad ukurannya lebih kecil dibandingkan cutelery untuk untuk hidangan utama.

(4)

menghirup soup dari mangkok soup, dengan catatan soup disajikan dengan mangkuk bertelinga (sebaiknya jangan dilakukan). Setelah selesai, letakan sendok soup di atas saucer (alas cup soup) agar waiter lebih mudah melakukan clear up.

2. Hidangan Utama (main course)

Hidangan utama biasanya berupa hidangan dari daging, unggas, sea food maupun telur, baik dilengkapi saus maupun tidak. Ada kalanya main course disajikan bersama olahan sayuran dan kentang sebagai pendamping menu utama. Cara makan main course bisa dilakukan dengan dua cara :

1) Gaya Amerika, makanan dipotong-potong dulu kemudian letakan pisau di sisi kanan piring, kemudian garpu dipindahkan ke tangan kanan untuk menyuap makanan.

2) Gaya Eropa lain lagi, pisau selalu di tangan kanan untuk memotong dan menikmati hidangan dengan garpu menggunakan tangan kiri. Peganglah pisau dan garpu seluwes mungkin, usahakan posisi jari telunjuk tepat di atas punggung garpu atau pisau, ini memudahkan anda saat memotong makanan dan kelihatan tidak kaku.

Hidangan utama biasanya disajikan dengan minuman penyerta. Makanan dari daging disertai dengan red wine sedangkan sea food disertai white wine. Jika tidak mengkonsumsi wine, tolak dengan halus dan katakan minuman pengganti yang anda inginkan.

3. Hidangan Penutup (dessert)

Hidangan penutup banyak sekali ragamnya, ada kalanya disajikan aneka cake, ice cream, pudding, potongan buah-buahan, shorbet atau punch. Alat hidang yang digunakan berupa sendok, garpu dan pisau kecil yang diletakan pada bagian atas piring main course. Jika dessert berupa minuman yang disajikan dengan gelas disertai hiasan di atasnya, santap hiasan terlebih dahulu atau sisihkan sehingga memudahkan anda di saat menikmatinya.

4. Digestif Drink

(5)

atau Whiskey. Untuk para wanita umumnya lebih menyukai Apricot Brandy, Orange Liqueur atau Benedictine.

Jika anda bukan penikmat wine, mintalah dengan sopan kepada pelayan untuk diganti dengan juice, soft drink, kopi maupun teh. Untuk minuman yang disajikan dengan sendok pengaduk, jangan sampai saat mengaduk sendok membentur dasar maupun dinding cangkir sehingga mengeluarkan bunyi. Sedangkan minuman yang disajikan dengan gelas berkaki, pegang dengan posisi jari kelingking, jari manis dan tengah berada dikaki gelas, sedangkan ibu jari dan jari telunjuk menahan keseimbangan pada badan gelas. Adakalanya waiter menawarkan tambahan minuman, cara menolaknya cukup anda menyentuh bibir gelas dengan jari telunjuk dan katakan terima kasih. Jaga jangan sampai ada noda lipstick di bibir gelas atau ujung sedotan.

A. Menghadiri perjamuan makan ala Barat atau Internasional hendaknya memperhatikan etika berikut:

1. Hendaknya menunggu makanan sudah tersedia di depan semua tamu, setelah nyonya rumah memberi isyarat baru mulai bersantap. Sebelum nyonya rumah mengambil sendok atau garpu, para tamu hendaknya tidak mengambil makanan apapun. Ini adalah kebiasaan orang Amerika, yang agak berbeda dengan beberapa negara di Eropa.

2. Serbet makan hendaknya dibentang di atas lutut. Bila agak besar, hendaknya dilipat dan diletakkan di atas paha. Apabila agak kecil, boleh dibuka keseluruhannya. Serbet makan meskipun boleh dikenakan di sekeliling leher atau di depan dada, namun terlihat kurang sedap dipandang, maka sebaiknya jangan dilakukan.

3. Boleh menggunakan serbet makan untuk menyeka mulut ataupun jari tangan, namun jangan dipakai untuk menyeka peralatan makan.

4. Pada saat makan duduklah tegak, jangan terlalu miring ke depan, juga jangan meletakkan ke dua siku di atas meja, agar tidak membentur tamu di samping.

(6)

6. Sewaktu memotong daging jangan menimbulkan suara berisik beradunya pisau dan piring. Ketika makan mie, boleh dimakan dengan dililitkan pada garpu, jangan ditusuk. Di pertengahan jalan bila meletakkan pisau dan garpu, hendaknya diletakkan di atas piring dengan membentuk huruf V terbalik yaitu八.

7. Apabila pisau dan garpu diletakkan bersama memiliki arti telah selesai makan.

8. Roti hendaknya diambil dengan tangan, kemudian diletakkan pada piring kecil di samping atau di bagian pinggir piring besar, janganlah mengambil roti dengan menusukkan garpu. Mentega hendaknya diambil dengan pisau mentega, jangan menggunakan pisaunya sendiri. Mentega yang diambil diletakkan di piring kecil di samping, jangan langsung dioleskan di atas roti. Jangan memotong roti dengan pisau, juga jangan mengoleskan mentega keseluruh permukaan roti, melainkan setiap kali dicabik sedikit, diolesi dan dimakan.

9. Salad dimakan dengan garpu. Garpu dipegang dengan tangan kanan, ujungnya menghadap ke atas. Bila salad dimakan bersama roti atau kue kering, tangan kiri boleh memegang sepotong roti kecil atau kue kering, membantu garpu mengambil salad.

10. Ketika menyantap ikan, tangan kiri boleh memegang roti, tangan kanan memegang pisau untuk menyingkirkan duri. Tulang dan duri ikan yang sudah berada dalam mulut jangan langsung diludahkan ke dalam piring, melainkan ditangkap dengan garpu dan diletakkan di atas piring dengan perlahan. Atau diupayakan tanpa menarik perhatian diambil dengan tangan dan diletakkan dipinggir piring, jangan dibuang di atas meja atau lantai. Biji buah hendaknya.

11. Makanan di dalam mulut hendaknya ditelan dulu sebelum minum, jangan mendorong makanan di dalam mulut dengan air. Perlu diperhatikan untuk menyeka mulut sebelum minum air dari gelas agar tidak mengotorinya.

12. Pada saat menyantap jangan mengangkat mangkuk atau lepek. Minum kuah boleh kopi jangan meletakkan sendok di dalam gelas.

13. Bersantap, terutama minum kuah jangan mengeluarkan suara. Pada waktu mengunyah hendaknya menutup mulut.

(7)

15. Di meja makan jangan mengorek gigi. Bila ada yang mengganjal di sela gigi, terpaksa harus dikeluarkan, hendaknya menutupi mulut dengan serbet makan, sebaiknya menunggu tidak ada orang lain baru dikeluarkan.

16. Waktu makan selalu berdiam diri adalah kurang sopan, hendaknya berbincang dengan orang di sebelah. Namun pada saat mengunyah jangan berbicara. Sekalipun ada yang mengajak Anda berbicara, juga mesti menelan dulu makanan di mulut baru menjawab. Sewaktu berbicara boleh tidak meletakkan pisau garpu, namun jangan sambil menggerak-gerakkannya di udara.

17. Di meja makan, segala makanan hendaknya di-ambil dengan pisau dan garpu. Hanya seledri, buah-buahan, snack kering, buah kering, permen, irisan kentang goreng, jagung, paha katak, roti dan lain-lain, boleh dimakan dengan dipegang tangan.

18. Ketika pelayan membagikan makanan secara berurutan, saat sampai di sebelah kiri, baru merupakan giliran Anda. Bila pelayan masih berdiri di sebelah kanan janganlah mengambil, saat itu merupakan giliran tamu yang ada di sebelah kanan Anda untuk mengambil makanan.

19. Waktu mengambil, sebaiknya setiap macam diambil sedikit, dengan demikian akan menyenangkan nyonya rumah. Kalau memang sangat tidak menyukai makanan tertentu, juga boleh mengatakan, Terima kasih, tidak.

20. Ketika nyonya rumah akan mengambilkan makanan untuk anda. Anda boleh menyodorkan piring bersama pisau dan garpu kepa-danya atau menyerahkan kepada petugas. Bila beliau tidak menawarkan kepada anda, andapun tidak dapat meminta tambah, karena berbuat demikian sangatlah tidak sopan.

21. Beberapa jenis makanan seperti roti, mentega, selei, acar, buah-buahan yang dikeringkan, permen dan lain lain, perlu menunggu nyonya rumah mempersilahkan baru boleh disantap.

22. Para tamu ketika bergilir mengambil makan, tamu pria selayaknya mempersilahkan tamu wanita disampingnya mengambil dahulu, atau menawarkan jasa untuk mengambilkannya. 23. Sewaktu makan, jangan mengambil makanan melintasi muka orang. Bila memerlukan

sesuatu hendaknya disampaikan melalui bagian belakangnya.

(8)

atau ketika perjamuan belum selesai adalah kurang sopan. Setelah berdiri, tamu pria hendaknya membantu kaum wanita untuk mengembalikan kursi ke tempatnya semula. 25. Serbet makan diletakkan di atas meja, jangan dilipat seperti keadaan semula.

26. Agar seluruh perjamuan dipenuhi atmosfir menggembirakan dan harmonis, bukan saja para tamu mesti berperilaku tepat dan sopan, sikap tuan dan nyonya rumah juga sangat menentukan.

27. Setelah perjamuan dimulai, kewajiban tuan dan nyonya rumah adalah memfasilitasi komunikasi yang hidup dan menarik, setiap tamu tidak terabaikan. Bila ada seseorang yang membicarakan topik yang kurang tepat, tuan rumah hendaknya secara cerdik segera mengalihkan topik pembicaraan.

28. Dalam perjamuan, tuan rumah hendaknya menunggu para tamu selesai menyantap sejenis makanan baru melanjutkan dengan jenis berikutnya.

29. Tuan rumah hendaknya tidak makan terlalu cepat, bila kebanyakan orang sudah selesai, sedangkan ada beberapa orang masih belum menyelesaikannya, maka sebaiknya mengurangi kecepatan agar tidak ada tamu yang merasa kurang nyaman.

30. Dalam perjamuan, tuan rumah hendaknya berusaha keras agar setiap tamu merasa

32. Tuan rumah tidak boleh memerinci perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam perjamuan di depan para tamu.

B. Adapun makanan yang dapat dipegang dengan tangan dalam etika makan internasional yaitu :

1. Roti: break slices of bread, rolls and muffins in half or into small pieces by hand before buttering.

(9)

3. Makan dengan tangan: Ikuti pedoman tuan rumah. Jika makanan tersebut disajikan dalam piring, ambil dan letakkan pada piring anda sebelum memakannya.

4. Makanan yang biasanya langsung dimakan dengan tangan: jagung pada ikan tongkol, tulang iga, lobster, kepiting dan tiram dengan cangkang terbuka, sayap ayam dan tulang (untuk situasi tidak resmi), sandwiches, beberapa jenis buah tertentu, buah zaitun, seledri, roti dan kue kering.

C. Jenis – jenis jamuan makan internasional :

Dalam jamuan makan internasional dikenal enam jenis istilah makan. Yakni :

1. Cofee morning diadakan pada pagi hari, pukul 10.00-12.00.

2. Brunch alias breakfast lunch, diadakan antara waktu makan pagi hingga siang. Biasanya di atas jam sembilan, makanan disajikan prasmanan.

3. Lunch diadakan mulai pukul 11.30-17.00.

4. Teatime biasanya acara minum teh yang diadakan pukul 14.30-17.00.

5. Sedangkan cocktail merupakan jamuan berdiri, yang diadakan sebelum makan malam. Yakni, antara pukul 18.00-19.00.

6. Dinner. Yakni jamuan makan yang diadakan pada pukul 19.00.

D. Apabila ada makanan yang terselip dari mulut, dapat disingkirkan dengan cara:

1. Serpihan buah zaitun: keluarkan dengan hati-hati ke telapak tangan sebelum membuangnya ke piring.

2. Tulang ayam: gunakan garpu untuk membuang ke piring. 3. Duri ikan: buanglah dengan jari.

(10)

E. Dalam etika makan internasional terdapat pula tata cara untuk minum, sebagai berikut :

1. MUG (gelas agak besar tanpa kaki) yang digunakan untuk minum kopi, teh atau minuman panas lainnya, biasanya digunakan pada acara tak resmi. Tatakan biasanya disertakan untuk meletakkan sendok kecil, bahkan kadang tidak disediakan sama sekali. Bila disertai

tatakan/lepek, biasanya sendok diletakkan dengan posisi menghadap ke bawah atau di sisi piring mentega atau piring makan. Jangan lupa mengeluarkan sendok dari mug pada waktu akan minum.

2. Letakkan teh celup yang sudah dicelupkan ke dalam cangkir yang berisi air panas pada piring alas/tatakan cangkir.

3. Sebelum mereguk es teh manis, es kopi susu, atau jus, jangan lupa singkirkan sendok pengaduk yang berbentuk panjang. Letakkan di tatakan setelah selesai mengaduk minuman. Bila tak tersedia, jangan lupa memintanya.

4. Bila kopi atau teh tumpah, tanyakan apakah bisa mengganti tatakan. Bila tidak

memungkinkan, gunakan serbet atau tisu untuk membersihkannya. Hal ini untuk menghidari tumpahan yang lebih banyak atau mengenai baju Anda.

5. Jika disuguhi minuman dengan gelas yang biasa digunakan untuk anggur merah, pegang kaki gelas. Untuk anggur putih, pegang badan gelas untuk menjaga kedinginan minuman tersebut. Bila di gelas minuman terdapat hiasan buah seperti stroberi, ceri, dan lainnya tapi Anda tidak ingin memakannya, boleh disingkirkan.

6. Sebaiknya jangan meniup minuman yang panas untuk mendinginkannya. Agar cepat dingin, Anda bisa mengaduk minuman secara perlahan atau tunggu sampai panasnya berkurang.

2.4 Aturan Penempatan Alat Makan (TABLE SETTING)

(11)

F. Keterangan Gambar: 1. Place mate 2. Garpu salad 3. Dinner fork 4. Show plate 5. Dinner plate

6. Napkin (Serbet makan) 7. Cup soup

(12)

10. Soup spoon 11. Dessert spoon 12. Tea spoon 13. Water goblet 14. wine glass

15. Sugar and tea bowl 16. Sallt & pepper shaker 17. Jam & Marmalade bowl 18. Butter spreader

19. B&B plate (bread & butter plate) dan 20. Tea & coffee cup

G. Etiket Penggunaan Napkin

 Di dalam table setting, yang dimaksud napkin adalah serbet makan. Dalam jamuan makan, napkin memiliki fungsi dan kegunaan sebagai berikut;

1. Menghias dan memperindah dekorasi meja makan.

2. Menutupi pangkuan waktu makan, agar makanan dan minuman yang terjatuh tidak mengotori pakaian.

3. Untuk membersihkan atau menyeka mulut. Ketika ada makanan atau noda yang menempel di bibir. Cara menggunakannya, tarik serbet dari pangkuan, kemudian lipat segi empat atau segi tiga. Tekan-tekan ke bibir yang terkena noda makanan. Kembalikan napkin ke pangkuan. Tidak disarankan menggosok atau menyeka bibir terlalu kuat, cukup ditekan-tekan saja.

(13)

Lipat napkin segi empat dan letakan napkin di atas sandaran atau pegangan kursi. Jika kursi tidak memiliki sandaran atau pegangan, letakkan napkin di atas tempat duduk. Ini sebagai tanda kepada pelayan agar alat makan dan hidangan di atas meja makan anda tidak dibersihkan karena anda akan kembali lagi.

5. Ketika selesai makan, lipat napkin segi empat dan letakan di sebelah kanan atau kiri piring makan anda. Jangan membiarkan serbet ditinggalkan begitu saja tanpa dilipat, ini menandakana anda kurang memahami etiket jamuan makan.

6. Jangan menggunakan napkin untuk mengelap ingus/kotoran hidung. Mengalungkan napkin di leher dan menutupi dada dianggap kurang etis di dalam jamuan makan.

7. Napkin juga berfungsi sebagai menutupi mulut saat anda mengeluarkan tulang, biji atau mengambil kotoran yang terselip digigi.

2.5 Aturan Umum Table Manner Dalam Jamuan Makan

A. Ada beberapa aturan table menner yang umum dilakukan yaitu :

1. Cuci tangan sebelum makan atau pergi ke meja

2. Makan dengan tangan kanan Anda saat akan menyentuh makanan anda menggunakan tangan.

3. Jangan mulai makan sebelum tuan rumah menginstruksikan tamu untuk melakukannya. (jika makan di rumah orang).

4. Jika sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dengan wajar, jangan terlalu lama. Segera menunjuk menu yang anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan mempersilakan anda mencicipi menu pembuka atau Appetizer. (Apabila makan di restoran).

(14)

7. Tutupi mulut saat batuk atau bersin.

B. Ada pun beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama jamuan makan yaitu sebagai berikut :

1. Selama jamuan makan berlangsung, jangan duduk membungkuk atau bersandar malas. Duduklah dengan tegak dengan jarak badan dengan tepi meja selebar lima jari. Hindari mengembangkan kedua belah siku dan meletakannya di atas meja makan.

2. Jika jamuan dilakukan di rumah dan anda duduk satu meja dengan host (tuan rumah), jangan buka napkin sebelum tuan rumah melakukannya. Serbet makan hanya digunakan untuk menyeka jari tangan dan bibir. Jangan sekali-kali menyeka keringat, hidung atau membersihkan peralatan makan dengan napkin.

3. Jangan menyuap makanan dengan porsi yang besar, apalagi mengunyah dengan berkecap. Kunyah makanan dengan posisi mulut tertutup dan tanpa kecap. Berbicara ketika mulut masih penuh makanan juga harus dihindari.

4. Minum dilakukan pada saat mulut tidak terisi makanan. Teguklah perlahan tanpa mengeluarkan bunyi.

5. Jangan berbicara atau mengambil hidangan tanpa meletakan peralatan makan terlebih dahulu.

6. Jika anda melakukan kesalahan, seperti menumpahkan minuman atau menjatuhkan alat makan. Jangan panik, segera minta maaf dengan tamu yang diduk disekeliling kita dan panggil waiter untuk membersihkannya.

7. Apabila ada hidangan yang disajikan dengan sumpit, makan dengan posisi kepala agak menunduk agar tidak berjatuhan. Jangan menusuk makanan dengan sumpit atau mengembalikan makanan yang telah di ambil.

(15)

9. Usahakan jangan meninggalkan meja selama jamuan berlangsung. Jika anda terpaksa harus meninggalkan ruangan dan akan kembali lagi, mintalah ijin dan letakan napkin di sandaran atau di dudukan kursi sebagai tanda anda akan kembali lagi.

10. Merokok sebaiknya dilakukan bila semua tamu telah selesai menyantap hidangan penutup. Biasanya dilakukan saat digestif drink pada akhir jamuan.

11. Sebisa mungkin jangan menggunakan tusuk gigi di meja makan, lakukan di toilet. Jika terpaksa dilakukan, tutup mulut anda dengan napkin atau telapak makan sebelah kiri. 12. Di akhir jamuan, sampaikan sedikit pujian kepada tuan rumah atau pihak penyelenggara,

seperti makananya lezat atau suasana pestanya meriah. Ucapkan terima kasih dengan memberi senyuman dan berpamitlah.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Table Manner adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap bersama di meja makan. Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan bersama di keluarga besar.

3.2 SARAN

(16)

DAFTAR PUSTAKA

 http://table-manner.html

(17)

 http://Belajar%20Table%20Manner,%20yuuuk%E2%80%A6..%20_%20Marchei%27s %20Journey.htm

 http://belajar-etiket-jamuan-makan.html

 http://Cara%20Makan%20_%20informasi%20berbagai%20tata%20cara%20makan %20di%20Indonesia%20_%20Aku%20Peta.htm

 http://etika-makan-table-manners.html

 http://Table%20Manner%20-%20konsultankarir.com.htm

Referensi

Dokumen terkait

 berusia 60 60 tahun tahun berhubungan berhubungan dengan dengan peningkatan peningkatan risiko risiko /,$ /,$ kali kali lipat lipat untuk untuk terjadi terjadi

Persiapan yang dilakukan pada siklus I antara lain: mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan tindakan

Perbedaan pertambahan jumlah tangkai daun stum bibit karet dari masing- masing perlakuan, pemberian pupuk organik cair (urine kambing) dapat terlihat dengan jelas seperti

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 64 Tahun 2019 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Bupati, Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota Dewan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga

Masalah yang melatarbelakangi diadakannya penelitian ini yaitu status dari Terminal Terpadu Amplas yang merupakan salah satu dari dua terminal resmi yang ada di

kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain, (%) yang minimal disimpan sebagai lemak, dan (3) memberikan kontribusi untuk meningkatkan metabolisme untuk membakar lebih

2. The Interim Agreement shall specify, among other things, the structure of the Council, the number of its members, and the transfer of powers and responsibilities from the Israeli