BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Kesehatan
Menurut Kusumadewi, dkk (2009) yang mengutip pendapat Van de Velde (2003) dan Degoulet, Sistem Informasi Kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif yaitu perspektif fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dimana dua perspektif ini bersifat generic dan tidak hanya berlaku untuk Sistem Informasi Kesehatan saja, tetapi juga untuk sistem informasi lainnya.
Menurut Kusumadewi, dkk (2009), secara fungsional Sistem Informasi Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam Sistem Informasi, yaitu :
1. Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang mampu melakukan integritas dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Sistem informasi ini meliputi : sistem rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, dan lain sebagainya yang terdapat pada fungsi dukung operasional dan medis di ruang lingkup rumah sakit.
2. Sistem Informasi Kesehatan Publik, jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis dilingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit.
meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi Kesehatan Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan, yang diantaranya membantu dalam diagnosa penyakit dan menentukan tindakan medis.
Sementara Menurut Kusumadewi, dkk (2009), dalam perspektif arsitektur teknologi pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah mobilitas pengguna, ada tiga pengembangan terpenting dalam Sistem Informasi Kesehatan yaitu:
1. Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek, teknologi bebasis pada komponen objek mengubah paradigma teknologi berbasis pada perpindahan data (data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses penyelesaian masalah.
2. Sistem Terdistribusi, dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka diperlukan mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem dengan sistem yang lain.
2.2 Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem Informasi Kesehatan sangat erat kaitannya dengan Sistem Informasi Rumah Sakit (Hospital Information System atau HIS). Sistem informasi rumah sakit adalah sistem yang mampu melakukan integrasi dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit (Kusumadewi, 2009).
Salah satu sub sistem dari sistem informasi kesehatan adalah sistem rekam medis. Perekaman data pasien mutlak diperlukan untuk menunjang proses peningkatan perawatan kesehatan terhadap pasien. Electronic Medical Record (EMR) adalah suatu media elektronik yang digunakan untuk menyimpan informasi klinis. Fungsi utama EMR adalah untuk merekam informasi, mengakses informasi, membantu pengambilan keputusan, menggunakan data atau informasi secara bersama-sama, identifikasi pasien, menangani keamanan dan otentifikasi data, serta membantu auditing. Melalui sistem perekam medis yang baik dan efektif diharapkan kualitas perawatan kesehatan bagi seorang pasien juga akan meningkat, memudahkan manajemen dan profesional dalam menetapkan keputusan.
2.3 Rekam Medis
2.3.1 Pengertian Rekam Medis
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Kalau diartikan secara dangkal, seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien. Namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna lebih luas dari pada hanya catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit.
Rekam medis juga sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan pencatatan rekam medis hanya sebagai salah satu kegiatan dari penyelenggaraan rekam medis. Menurut Muslihuddin (1997), penyelenggaraan rekam medis mempunyai arti proses kegiatan dimulai dari diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
2.3.2 Tujuan Rekam Medis
Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan rekam medis secara rinci akan terlihat dan analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.
2.3.3 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yang akan diuraikan dibawah ini, yaitu :
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi sipemakai.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
2.3.4 Rekam Medis Elektronik
Sistem informasi rekam medis memungkinkan pengguna untuk mengisikan, menyimpan, memanggil ulang, mentransmisikan, dan memanipulasi/mengelolah data pasien secara spesifik, baik per individu maupun secara kelompok, termasuk data klinis, administratif, dan demografi. Hal ini akan meminimalkan potensi duplikasi data, dan mengurangi biaya dalam pengelolahan.
Sistem informasi ini digunakan di lingkungan rumah sakit atau lembaga penyedia layanan kesehatan lain yang menangani pasien secara langsung. Pada masa yang akan datang, sistem informasi ini seharusnya dapat terjadi inter-operabilitas antar rumah sakit. Rekam medis ini terkait dengan banyak aktivitas pelayanan kesehatan dan pengembangan sistem informasi kesehatan lain.
2.3.5 Pasien
patient dari Patient diturunkan daripatiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita".
Menurut Iskandar (1998), yang dimaksud dengan pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter), penderita (sakit). Pasien dalam praktek sehari-hari sering dikelompokkan kedalam berikut ini:
1. Pasien dalam, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau dirawat pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu, atau dapat juga disebut dengan pasien yang dirawat di rumah sakit.
3. Pasien opname, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit atau disebut juga denga pasien rawat inap.
Dimana pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan memiliki dua hak yaitu dapat dilihat di bawah ini :
1. Hak atas pelayanan kesehatan, yaitu perawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan atas dasar kemampuan dan kecakapannya dalam menerapkan ilmu dan teknologi kesehatan.
2. Hak mandiri sebagai manusia atau hak untuk menentukan nasib sendiri, yaitu hak atas pelayanan kesehatan merupakan aspek sosial, sedangkan hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan aspek pribadi.
Salah satu kunci penunjang keberhasilan pelayanan kesehatan adalah terjalinnya komunikasi yang serasi antara pasien dengan pihak tenaga kesehatan, oleh karena itu pasien harus menyerahkan kepercayaan kepada kemampuan profesional tenaga kesehatan. Sebaliknya pihak tenaga kesehatan yang menerima kepercayaan itu memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi serta berpegang teguh pada kerahasiaan profesi.
2.3.6 Rumah Sakit
Batasan dari rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik dilakukan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Rumah sakit itu sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Tempat menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi, dan pelayanan pencegahan penyakit.
b. Tempat pendidikan medis maupun paramedis.
c. Tempat penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran. 2.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer
Menurut Parker yang dikutip oleh Kumorotomo dan Margono 1994, sistem informasi berbasis komputer (computer-based management information system) terdiri dari manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, dan prosedur-prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk menyediakan data dan informasi yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di dalam maupun di luar organisasi yang berkompeten.
merupakan perkakas yang sangat penting di dalam Sistem Informasi Manajemen moderen yaitu:
1. Kemampuan komputer untuk mengolah data.
Perangkat otomatis ini dalam beberapa hal ternyata lebih unggul sebagai penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan daya ingat manusia, sekalipun keputusan tetap dilakukan oleh manusia. Dimana ciri-ciri kemampuan komputer dan kemampuan manusia dapat diuraikan pada tabel di bawah ini yaitu :
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Kemampuan Komputer dan Kemampuan Manusia Kemampuan Komputer. Kemampuan Manusia
Pengolahan cepat. Instuisi dan penilaian. Akurasi. Fleksibilitas dan adaptivitas. Kapasitas penyimpanan (storage)
yang besar.
Responsif terhadap kejadian-kejadian yang tidak terduga. Efektif untuk tugas-tugas yang
berulang-ulang (repetitif).
Pemikiran abstrak.
Otomatis. Perencanaan dan penetapan tujuan (goal-setting).
Dapat berfungsi secara terus menerus.
Mampu mengenali pola tindakan.
Teliti dalam mendeteksi situasi menyimpang.
Mampu menetapkan prossedur dan kontrol.
Dapat diperbaiki dan ditingkatkan (up-grade).
Dapat mengemukakan argumentasi.
Bekerja hanya kalau diperintah. Dapat membaca majalah “Newsweek”.
fantastis di dalam mengelolah informasi, penggunaan informasi itu tetap tergantung kepada manusianya.
2. Teknologi otomatis melalui komputerisasi sudah tersedia dimana-mana dan dapat diperoleh dengan mudah dan murah.
Pengadaan data dan informasi di dalam organisasi merupakan suatu sistem. Secara garis besar Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer mengandung unsur-unsur berikut:
1. Manusia. Setiap Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer harus memperhatikan unsur manusia supaya sistem tetap bermanfaat. Hendaknya diingat bahwa manusia merupakan penentu dari keberhasilan suatu Sistem Informasi Manajemen dan manusialah yang akan memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen. Unsur manusia dalam hal ini adalah para staff komputer profesional dan para pemakai (computer users).
2. Perangkat keras (hardware). Perangkat ini merupakan perangkat mesin yang terkadang disebut sebagai CPU (central processing unit) beserta semua perangkat pendukungnya yaitu perkakas keluaran (output devices), perkakas penyimpanan (memory), dan perangkat komunikasi.
4. Data. Hal ini merupakan fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi yang bermanfaat. Data inilah yang akan dipilahkan, dimodifikasi, atau diperbarui oleh program-program supaya dapat menjadi informasi tersebut.
5. Prosedur. Hal ini merupakan peraturan peraturan yang menentukan operasi sistem komputer.
Secara teknis pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer meliputi empat bagian, yakni input, pengolahan, penyimpanan (di dalam storage devices maupun di dalam memory). Dimana perkakas input berfungsi untuk menyediakan data mentah ke komputer sistem. Data itu kemudian diolah/diproses oleh CPU (Central Processing Unit) sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh perangkat lunaknya. Setelah itu, informasi dihasilkan dan diberikan kepada perangkat output. Pada saat komputer menjalankan fungsinya, komputer tersebut mengalirkan, memakai, dan menimpan data dalam ruang elektronik yang disebut memory.
2.4.1 Database
Menurut Murdick (1986) yang dikutip oleh Kumorotomo dan Margono (1994), di dalam organisasi-organisasi publik, tuntutan akan pengelolahan data yang semakin besar juga mengakibatkan keharusan untuk mengelolah suatu database. Secara sederhana database dapat didefenisikan sebagai koleksi terpadu dari data yang disusun secara logis dan dikendalikan secara sentral.
data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu
sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data (controlled redundancy) dengan cara tertentu sehingga mudah ditampilkan atau digunakan kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.
2.4.2 Microsoft Visual Basic 6.0
Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan dari Basic sejak tahun 1962 dengan bahasa pemrograman yang populer. Bertujuan untuk membuat program cepat dengan tampilan GUI (Graphical User Interface), yang sering disebut dengan RAD (Rapid Application Development). Sampai saat ini program Visual Basic masih bertahan kuat karena kemudahan, ringan, dan kehandalannya (Supardi, 2011).
Adapun terminologi perkembangan Visual Basic adalah sebagai berikut (Supardi, 2011; Leong, 2006).
1. Bahasa Basic mulai dikembangkan mulai tahun 1963.
Akronim dari Basic adalah Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code yang hingga sekarang masih digunakan untuk menyusun aplikasi.
2. Visual Basic 1.0 (Versi 1) dirilis tahun 1991.
3. Visual Basic 2.0 (Versi 2) tahun 1992.
Dibandingkan dengan versi 1.0, Visual Basic 2.0 dibuat dengan penambahan pada kecepatan dan lebih mudah. Selain dirilis dalam edisi standar dan profesional juga tersedia Primer Edition yang gratis.
4. Visual Basic 3.0 (Versi 3) tahun 1993.
Pada Visual Basic 3.0 menggunakan teknologi DAO (Data Access Object) sehingga dapat mengakses database secara langsung ketika membuat program.
5. Visual Basic 4.0 (Versi 4) tahun 1995.
Visual Basic versi 4.0 mendukung sistem operasi yang berjalan 16 bit (Windows 3.1) dan 32 bit (Windows 95) dan memiliki fasilitas baru, yaitu Visual Basic Scripting (VBScript) yang banyak digunakan untuk web.
6. Visual Basic 5.0 (Versi 5) tahun 1997.
Visual Basic versi 5.0 mengalami perubahan tampilan utama program yang
disebut IDE (Intergrated Development Environment). Pada versi ini juga digabungkan dalam satu paket dengan Visual C dan Visual FoxPro menjadi paket Visual Studio yang dikemas dalam tiga edisi, yaitu standar, profesional, dan enterprise. Selain itu, juga tersedia Control Creation Edition yang merupakan versi gratisnya.
7. Visual Basic 6.0 (Versi 6) tahun 1998.
banyak, kemampuan untuk membuat kontrol sendiri, dan wizard yang menyebabkan versi ini sangat populer dan bertahan lama.
Visual Basic terdiri dari tiga edisi yang menunjukkan fasilitas dan
kemampuannya (Hanafi, 2010). 1. Visual Basic Learning Edition
Versi ini digunakan bagi mereka yang hanya sekedar ingin mencoba dan mempelajari bahasa Visual Basic. Versi ini sekaligus mengemas sekumpulan kontrol- kontrol standar dan memperbolehkan kita membuat program .EXE dan COM DLL.
2. Visual Basic Professional Edition
Versi ini ditujukan bagi mereka yang membuat aplikasi atau program yang
sederhana. Versi ini terdiri dari banyak kontrol-kontrol standard dan sekaligus
mengemas model objek ADO yang lebih lengkap dibandingkan dengan versi
learning edition yang hanya menyertakan ADO Data Control. Versi ini
mampu menghasilkan native code .EXE, ActiveX Control, ActiveX Document
dan Active EXE atau DLL. Pada versi ini juga terdapat wizard yang membantu
dalam pengembangan aplikasi.
3. Visual Basic Enterprise Edition
Versi ini mencakup semua fasilitas fitur yang terdapat di dalam Visual Basic
Proffessional Edition dan juga tools lain yang dapat membantu untuk
menghasilkan suatu aplikasi enterprise yang lebih kompleks. Versi ini
ditujukan untuk mereka yang akan membangun sebuah aplikasu yang lebih
datang dengan banyak kontrol-kontrol standard dan juga SQL Server 6.5
Developer Edition, Microdoft Transaction Server, Visual SourceSave, Visual
Database Tools, Intergrated T-SQL Server Debugger, dan lain-lain.
Microsoft Visual Basic 6.0 mempunyai banyak kelebihan dibandingkan software atau bahasa pemrograman lainnya, di antara kelebihan dari Visual Basic adalah sebagai berikut (Hanafi, 2010).
1. Kurva pembelajaran dan pengembangan yang lebih singkat dibandingkan bahasa pemrograman yang lain seperti C/C++, Delphi atau bahkan PowerBuilder sekalipun.
2. Menghilangkan kompleksitas pemanggilan fungsi Windows API, karena banyak fungsi-fungsi tersebut sudah di-embedded ke dalam syntax Visual Basic.
3. Cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi/ program yang bersifat Rapid Application Development.
4. Sangat cocok digunakan untuk membuat program atau aplikasi bisnis.
5. Digunakan oleh hampir seluruh Microsoft Office sebagai bahasa macro dan segera akan diikuti yang lainnya.
6. Dapat membuat ActiveX Control.
7. Dapat menggunakan OCX atau komponen yang disediakan oleh pihak ketiga (Third Party) sebagai tools pengembang.
8. Menyediakan wizard yang sangat berguna untuk mempersingkat atau mempermudah pengembangan aplikasi.
10.Dapat diintegrasikan dengan internet, baik itu sisi client maupun pada sisi server.
11.Dapat membuat ActiveX Automation Server. 12.Integrasi dengan Microsoft Transaction Server.
13.Dapat menjalankan server tersebut dari mesin yang sama atau bahkan dari mesin atau komputer lain.
2.4.3 Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)
Pemrograman berorientasi objek adalah suatu cara baru dalam berpikir serta berlogika untuk menghadapi masalah-masalah dengan bantuan komputer. OOP tidak seperti pendahulunya (pemrograman terstruktur), mencoba melihat permasalahan lewat pengamatan dunia nyata yang setiap objeknya adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Hal ini kontras dengan pemrograman terstruktur yang struktur data dan fungsinya didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan secara erat. Pada perkembangannya, filosofi OOP menciptakan sinergi yang luar biasa sepanjang siklus pengembangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, serta pengujian) (Nugroho, 2011). 2.4.4 Kompilasi Kode
yang singkat, sedangkan compiler unggul di dalam menjalankan program yang sudah jadi (.exe).
Bahasa interpreter harus menterjemahkan setiap baris dari source code ke
dalam bahasa mesin (1 dan 0), setiap kali baris kode tersebut dieksekusi. Jadi jika ada
sebuah baris kode yang dieksekusi 100 kali maka interpreter harus
menerjemahkannya 100 kali pula. Untuk menulis bahasa interpreter, perlu dituliskan
baris source-codenya dan menjalankannya.
Bahasa compiler akan menerjemahkan semua baris source code sekaligus ke
dalam bahasa mesin. Untuk menulis program yang bersifat compiler kita hanya
tinggal menuliskan source-codenya, melakukan compile dan menghubungkannya lalu
kemudian menjalankan.
P-Code adalah gabungan dari bahasa interpreter dan compiler. Program akan
melakukan compile source code dan membentuk suatu baris dari kode yang
mempunyai lima kata ke dalam satu atau dua karakter. Ketika menjalankan program
tersebut, maka interpreterP-Code akan menerjemahkan setiap baris tersebut kedalam
bahasa mesin.
Visual Basic juga mempunyai kemampuan untuk menghasilkan file native
code .exe yang dapat meningkatkan tampilan dari aplikasi yang menggunakan
perhitungan yang intensif. Atau juga dapat menghasilkan native code untuk membuat
2.5Bagan Alir (Flowchart)
Bagan alir (flowchart) adalah bagan yang menggambarkan urutan instruksi proses dan hubungan satu proses dengan proses lainnya menggunakan simbol-simbol tertentu. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi (Yakub, 2012).
Tabel 2.2 Simbol flowchart
No Simbol Keterangan
1 Proses, digunakan untuk pengolahan aritmatika dan pemindahan data
2 Terminal, digunakan untuk menunjukkan awal dan
akhir dari program
3 Preparation, digunakan untuk memberikan nilai awal pada suatu variabel
4 Keputusan, digunakan untuk mewakili operasi
perbandingan logika
5 Proses terdefinisi, digunakan untuk proses yang
detailnya dijelaskan terpisah
6 Penghubung, digunakan untuk menunjukkan hubungan arus proses yang terputus masih dalam halaman yang sama
7 Penghubung halaman lain, digunakan untuk
menunjukkan hubungan arus proses yang terputus masih dalam halaman yang sama
8 Manual, untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual)
9 Terminal, untuk menyatakan permulaan atau akhir
Sumber: Yakub, 2012; Ladjamudin, 2005 Tabel 2.2 Lanjutan
No Simbol Keterangan
10 Off-line storage, untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.
11 Manual input, untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard
12 Input-Output, untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya 13 Punched Card, untuk menyatakan input berasal dari
kartu atau output ditulis ke kartu
14 Disk storage, untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk
15 Document, untuk mencetak laporan ke printer
16 Display, untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layar.