• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Usaha Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Usaha Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai analisis

pengaruh usaha tanaman hias terhadap pengembangan wilayah, antara lain :

1. Hermanto (2003) dalam penelitiannya “Prospek Pengembangan Agribisnis

Bunga Potong Di Kabupaten Karo”, menyimpulkan bahwa usahatani bunga

potong di Kabupaten Karo secara ekonomis layak untuk dikembangkan, angka

perbandingan penerimaan dan biaya produksi lebih besar dari 1. Nilai ekonomis

masing-masing bunga potong dipengaruhi oleh jumlah permintaan yang berkaitan

dengan hari besar keagamaan dan event-event budaya pada masyarakat. Bunga

krisan memiliki nilai ekonomis tertinggi yang disusul oleh gladiol dan sedap

malam, sedangkan bunga ester merupakan bunga dengan nilai ekonomis lebih

kecil. Namun secara umum tampak bahwa masing-masing jenis bunga potong

memiliki prospek yang cukup baik dikembangkan. Hanya saja perlu adanya

dukungan dari subsistem secara terpadu.

2. Nasution (2004) dalam penelitiannya “Pengaruh Pembudidayaan Ikan Terhadap

Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Simalungun. (Studi Kasus : Desa Nagori

Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan)”, menyimpulkan bahwa kenaikan

pendapatan peternak ikan lebih besar dibandingkan dengan harga ikan yang

berlaku di pasar. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa semakin besar jumlah modal,

luas lahan, tenaga kerja dan harga ikan, maka pendapatan peternak ikan akan

(2)

kerambah. Pertambahan pendapatan petani dengan adanya usahatani

pembudidayaan memiliki hubungan antara pendapatan yang meliputi : besarnya

modal, luas lahan dan tenaga kerja, kecuali harga ikan yang tidak memiliki

hubungan dalam usahatani pembudidayaan ikan. Dari hasil persamaan regresi

linier berganda yang telah diperoleh bentuk hubungan antara variabel-variabel

yang berpengaruh terhadap perubahan pendapatan peternak ikan di Desa/Nagori

Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan, dimana modal, luas lahan dan tenaga

kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap pendapatan peternak ikan

kecuali harga ikan.

3. Murni (2003) dalam penelitiannya “ Analisis Usahatani Kol dan Kaitannya

dengan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo”, menyimpulkan bahwa analisis

yang telah dilakukan terhadap usahatani kol diperoleh koefisien elastisitas dari

masing-masing variabel yang dianggap berpengaruh terhadap produksi kol.

Variabel penelitian yang mempunyai nilai elastisitas positif adalah luas lahan,

bibit, pupuk organik dan pupuk anorganik. Sedangkan yang mempunyai koefisien

elastisitas negatif adalah obat-obatan dan tenaga kerja. Berdasarkan nilai F-hitung

diketahui bahwa secara serempak seluruh variabel yang dianalisis berpengaruh

sangat nyata terhadap hasil produksi kol, yang artinya tingkat produksi kol

dipengaruhi oleh : luas lahan, benih, pupuk (organik dan anorganik), obat-obatan

dan tenaga kerja. Berdasarkan analisis mengenai keterkaitan komoditi kol

terhadap sektor perekonomian dan kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Karo

dapat diketahui bahwa nilai total keterkaitan kebelakang adalah sebesar 1.78445.

komoditi kol mempunyai indeks penyebaran 0,91349. Yang berarti bahwa sektor

(3)

kegiatan produksinya. Sedangkan untuk keterkaitan kedepan sektor kol

mempunyai nilai keterkaitan ke depan sebesar 1,09150. Komoditi kol mempunyai

indeks kepekaan 0,55876, artinya bahwa daya dorong sektor tanaman kol terhadap

perekonomian Sumatera Utara cukup lemah dibandingkan dengan sektor lain

karena nilainya cukup kecil.

4. Damayanti (2013) dalam penelitiannya “Analisis Pengaruh Komoditi Jagung

Terhadap Pengemabangan Wilayah Di Kabupaten Dairi”, menyimpulkan bahwa

komoditi jagung menjadi basis dalam perekonomian Kabupaten Dairi. Kecamatan

Tanah Pinem menjadi salah satu sentra produksi jagung di Kabupaten Dairi,

dimana Kecamatan Tanah Pinem memberikan kontribusi sebesar 29,27% terhadap

luas panen dan sebesar 37,78% terhadap produksi jagung. Komoditi jagung

berpengaruh positif terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanah Pinem

Kabupaten Dairi, dimana perubahan produksi dan harga jagung akan

mempengaruhi perubahan pendapatan masyarakat di Kecamatan Tanah Pinem

sebesar 85,9%. Secara parsial menunjukkan bahwa produksi dan harga jagung

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Artinya, setiap

peningkatan produksi dan harga jual jagung akan meningkatkan pendapatan

masyarakat. Juga dapat dilihat bahwa variabel yang lebih tinggi pengaruhnya

terhadap pendapatan masyarakat adalah produksi jagung. Komoditi jagung

berdampak positif terhadap pengembangan wilayah Kecamatan Tanah Pinem

Kabupaten Dairi. Hal ini dapat dilihat dari keterkaitan kebelakang (backward

linkage), yaitu pengembangan usaha-usaha penyediaan sarana produksi pertanian

serta keterkaitan ke depan (forward linkage) yaitu berdirinya usaha penggilingan

(4)

5. Arumsari (2000) dalam penelitiannya “ Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap

Tingkat Pendapatan Petani Anggrek Dendrobium SPP Di Wilayah Kecamatan Kebun Jeruk dan Kecamatan Serpong”, menyimpulkan bahwa bisnis anggrek

sebagai bagian dari bisnis florikultura memiliki potensi besar untuk

dikembangkan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun

1997, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis anggrek.

Pendapatan tunai dan total yang diperoleh oleh petani tanaman hias anggrek

Dendrobium sebelum masa krisis, selama satu periode produksi sebesar Rp

21.207.166,7 dan Rp 16.288.233,8. Di masa krisis besarnya pendapatan tunai

meningkat sebesar 15,98 persen sedangkan pendapatan total menurun 10,47

persen. Dan hasil R/C rasio sebelum masa krisis adalah sebesar 3,06. Di masa

krisis nilai rasio ini menjadi 1,93 yang menandakan usahatani tanaman hias

anggrek Dendrobium masih layak untuk diusahakan.

2.2. Tanaman Hias

(5)

menggerakkan pertumbuhan industri barang dan jasa, berkembangnya kegiatan usahatani tanaman hias di indonesia disebabkan karena meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata, pembangunan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran. Dengan meningkatnya permintaan pasar akan tanaman hias, maka hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan petani tanaman hias.

Kehadiran tanaman hias pada suatu tempat dapat menambah keindahan

atau menghiasi halaman maupun ruangan di dalam rumah. Walaupun tanaman

hias termasuk kebutuhan sekunder, tetapi pesonanya dapat menambah gengsi

seseorang. Ada pula beberapa jenis tanaman hias yang dipercaya dapat membawa

keberuntungan, misalnya pachira (money tree) dan bambu emerald. Untuk

tanaman sejenis ini, banyak orang akan berusaha memperoleh dan memilikinya

(Prihmantoro, et al, 2001).

Tanaman hias adalah jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari

tanaman daun atau tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah

lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik. Rahardi, et al

(1994) menjelaskan bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai

nilai keindahan dan daya tarik tertentu. Di samping itu, juga mempunyai nilai

ekonomis untuk keperluan hiasan di dalama dan di luar ruangan. Karena

mengandung arti ekonomi, tanaman hias dapat diusahakan menjadi suatu bisnis

yang menjanjikan keuntungan besar.

Tanaman hias biasanya ditanaman di dalam pot dengan media yang

terbatas. Padahal media tersebut harus mampu menyediakan nutrisi, air, dan

oksigen bagi tanaman, serta memiliki porositas yang baik. Kondisi ini sering

(6)

tergenang menyebabkan akar membusuk, terutama bagi jenis-jenis tanaman

sekulen yang bonggol dan perakarannya mengandung banyak air, seperti adenium

dan euphorbia. (Redaksi Agromedia, 2007).

Keanekaragaman jenis tanaman hias di Indonesia sangat berlimpah.

Tanaman hias dapat dijumpai, mulai dari bentuk rerumputan dan penutup tanah,

herba daun dan bunga, semak dan perlu yang menggerombol, liana yang menjalar,

merambat dan menjuntai berenda-renda, hingga tanaman besar dalam bentuk

pohon yang menjulang tinggi. Tanaman hias tersebut bebas dipilih dengan

memperhatikan tampilan fisik (ukuran, bentuk, tekstur dan warna) dan persyaratan

lingkungan (Arifin, 2004).

Tanaman hias mempunyai manfaat sebagai sumber pendapatan petani

maupun pedagang tanaman hias, serta memperluas lapangan kerja. Manfaat lain

menciptakan kesegaran (kenyamanan), kesejukan dan keindahan maupun

kesehatan lingkungan. Tanaman hias mempunyai nilai keindahan tajuk juga

bentuk, warna bunga dan kerangka tanaman.

Dalam hal ini harus diakui bahwa penilaian terhadap keindahan suatu

tanaman kadang-kadang sangat subjektif. Namun secara umum keindahan suatu

tanaman terletak pada organ tanaman itu sendiri, terutama pada daun dan

bunganya. Dan dari sinilah muncul istilah tanaman hias daun dan tanaman hias

bunga (Sudarmono, 1997).

Menurut Hanum (2008) Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam

budidaya tanaman hias adalah

1. Menyiapkan media tanam yang baik dan gembur yang memiliki unsur hara

(7)

Bagi tanaman dalam pot, maka dasari pot dengan beberapa pecahan genting atau

batu bata sebagai pengikat air ketika disiram.

2. Lalu dapat menanamkan bibit tanaman atau tanaman muda ke dalam tanah.

Bagi tanaman pot, sebaiknya anda menanamnya dengan menyisakan 2-3 cm pada

bibir pot, sehingga dapat memudahkan penyiraman, dan pastikan pot memiliki

lubang drainase yang cukup. Dinding pot juga harus dibersihkan sebelum

dimasukkan dalam ruangan.

3. Selanjutnya proses penyiraman dilakukan dengan menggunakan air bersih, dan

lebih baik menggunakan semprotan sehingga air tersiram menyeluruh pada

tanaman. Penyiraman pun dapat dilakukan melalui alas pot bagi tanaman pot,

sehingga air dapat naik ke atas ke media tanam yakni melalui sistem kapiler.

4. Usahakan agar tanaman memperoleh cahaya matahari yang cukup untuk

pertumbuhannya.

Selanjutnya perlu diketahui teknik budidaya tanaman hias secara umum,

sehingga tanaman dapat tumbuh subur, cepat berbunga dan dapat tumbuh dalam

waktu lama, yatiu:

1. Pemupukan

Pemupukan dapat dilakukan sebulan sekali dengan dosis yang cukup dan

(8)

2. Penyiraman

Proses penyiraman dapat dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, dan

terdapat beberapa jenis tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air,

maka sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tidak berlebihan.

3. Penyemprotan hama

Penting dilakukan agar tanaman tidak terserang penyakit, ini pun dapat

dilakukan 3-4 hari sekali, dengan penyemprotan pestisida.

4. Pemotongan/Pemangkasan

Yakni khusus untuk tanaman yang tumbuh bercabang seperti tanaman

perdu, sehingga perlu melakukan pemotongan pada cabang atau dahan yang mulai

mengering, sehingga pertumbuhan bunganya tidak terhambat, dan pemotongan

sebaiknya menggunakan gunting kebun.

2.3. Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1987) Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan

pendapatan bersih. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang

dijual atau yang tidak dijual. Pendapatan bersih (net farm income)

Dalam meningkatkan pendapatan, maka petani harus berusaha

meningkatkan hasil-hasil produksi agar memperoleh peningkatan pendapatan

dengan memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi. Menurut

Hernanto (1993), ada beberapa ukuran pendapatan petani yaitu:

didefinisikan

(9)

a. Pendapatan kerja petani (operator labor income), diperoleh dengan menghitung semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi keluarga dan

kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran baik

yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan.

b. Penghasilan kerja petani (operator farm labor earning), diperoleh dari menambahpendapatan kerja petani ditambah denganpenerimaan tidak tunai.

c. Pendapatan kerja keluarga (family farm labor earning), merupakan hasil balas jasadari petani dan anggota keluarga.

d. Pendapatan keluarga (family income), yaitu dengan menjumlahkan semua pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.

Keuntungan/profit adalah selisih antara total penerimaan (TR) dan total biaya (TC). Tujuan ini dapat diformulasikan sebagai berikut : π = pq – c(q).

Keuntungan juga merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan proses

produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk mengalokasikan

sumber daya ke proses produksi tertentu. Produsen bertujuan untuk

memaksimumkan keuntungan dengan kendala yang dihadapi (Sunaryo, 2001).

Tingkat keuntungan dapat diukur dengan pendapatan yang umumnya

digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usahatani dengan tujuan untuk

membantu perbaikan pengelolaan usahatani. Analisis pendapatan bertujuan untuk

menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan dapat menggabarkan

(10)

Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar

usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka

pengusaha seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya.

Melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan selanjutnya menentukan

harga pokok hasil usahataninya, keadaan ini tidak dapat dilakukan oleh

pengusaha, akibatnya efektivitas usahatani menjadi rendah. Volume produksi,

produktivitas serta harga yang diharapkan jauh di luar harapan yang dikhayalkan.

(Fhadoli, 1991).

Untuk dapat meningkatkan pendapatan sangat tergantung pada cepat

tidaknya mengadopsi inovasi tergantung dari faktor ekstern dan faktor intern itu

sendiri, yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor ekonomi itu diantaranya jumlah

tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang

dimilikinya. Sedangkan faktor sosial diantaranya umur, tingkat pendidikan dan

pengalaman. (Soekartawi, 1989).

Menurut Suratiyah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

biaya dan pendapatan sangatlah komplek. Namun demikian, faktor tersebut dapat

dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut :

1. Faktor internal dan faktor eksternal

(11)

Gambar 2.1. Faktor Internal dan Eksternal

Faktor manajemen juga sangat menentukan dimana petani sebagai manajer

harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis

sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal.

Menurut Tjakrawiralaksana (1983), pendapatan usahatani adalah jumlah

yang tersisa setelah biaya, yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang

benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari

penerimaan. Pendapatan pengelola itu sendiri terdiri dari 2 unsur, yaitu:

1. Imbalan jasa manajemen, upah atau honorarium petani sebagai pengelola.

2. Sisanya atau laba, yaitu net profit, merupakan imbalan bagi resiko usaha. Inilah

yang sebenarnya merupakan keuntungan atau laba, dalam pengertian ekonomi

perusahaan.

(12)

Pendapatan diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan

dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari pendapatan, adalah:

Pd = TR – TC

Dimana :

Pd = Pendapatan

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga

jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR1 = Y1 . Py

Yaitu: TR = Total Penerimaan

1

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py = Harga y (Soekartawi, 2002).

Menurut Soekartawi (1987), dalam usahatani tentunya para petani

memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan serta memperhitungkan

penerimaan yang diperoleh. Biaya atau pengeluaran total usahatani adalah semua

nilai masukan yang habis dipakai atau dikeluarkan dalam kegiatan produksi

usahatani. Biaya usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya yang

diperhitungkan.

1. Biaya tunai

Biaya tunai usahatani didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan

(13)

2. Biaya yang diperhitungkan

Biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran secara tidak tunai

yang dikeluarkan oleh petani, biaya ini dapat berupa faktor produksi yang

digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang

diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga,

dan penyusutan peralatan.

Berdasarkan sifatnya biaya produksi usahatani biasanya diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu: (1) Biaya tetap (fixed cost); dan (2) Biaya tidak tetap (variabel cost).

1) Biaya tetap

Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit atau

banyak. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya

produksi yang diperoleh. Contoh biaya tetap: sewa tanah, pajak dan alat-alat

pertanian.

2) Biaya variabel

Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan

sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.

Contohnya biaya untuk sarana produksi: tenaga kerja, pupuk, pestisida. Jika ingin

menambah jumlah produksi, maka jumlah sarana produksi juga harus ditambah.

Menurut Tjakrawiralaksana (1983), biaya adalah semua pengeluaran,

dinyatakan dengan uang, yang diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk

dalam satu periode produksi. Biaya disebut pula “ongkos-ongkos” yang

(14)

“input”. Termasuk biaya-biaya tersebut adalah: sarana produksi yang habis

terpakai, lahan, biaya alat-alat produksi tahan lama, tenaga kerja, dan biaya

lain-lain.

2.4. Pengembangan Wilayah

Wilayah merupakan suatu unit geografi yang membentuk suatu kesatuan.

Unit geografi disini adalah ruang sehingga bukan merupakan aspek fisik tanah

saja melainkan meliputi aspek-aspek lain, seperti biologi, ekonomi, sosial dan

budaya. Suatu wilayah sering dilakukan berdasarkan korelasi yang kuat dari

bagian-bagian (baik fisik maupun non fisik) yang membentuk wilayah tesebut.

Proses pengelompokkan ke dalam wilayah akan bermanfaat untuk membuat suatu

deskripsi (Wibowo, et al, 2004).

Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan mengembangkan

wilayah atau membangun daerah/ kawasan dalam rangka usaha memperbaiki

kesejahteraan hidup masyarakat. Pengembangan wilayah ini juga adalah upaya

memajukan atau memperbaiki serta meningkatkan sesuatu yang sudah ada, juga

suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana

(Hadjisarosa, 1995).

Pengembangan wilayah adalah upaya untuk memperbaiki tingkat

kesejahteraan kualitas hidup masyarakat dari suatu wilayah tertentu. Tujuan

pengembangan wilayah mengandung dua sisi yang saling berkaitan, yaitu sisi

sosial ekonomi dan sisi ekologis. Menurut Triutomo (1999) pengembangan

wilayah merupakan program yang menyeluruh dan terpadu dari semua kegiatan

(15)

pembangunan suatu wilayah Beberapa kata kunci yang terdapat dalam

pengembangan wilayah, yaitu:

• Program yang menyeluruh dan terpadu.

• Sumber daya yang tersedia dan kontribusinya terhadap wilayah.

• Suatu wilayah tertentu.

Pada umumnya pengembangan wilayah mengacu pada perubahan

produktivitas wilayah, yang diukur dengan peningkatan populasi penduduk,

kesempatan kerja dan tingkat pendapatan. Selain defenisi ekonomi,

pengembangan wilayah mengacu pada pengembangan sosial, berupa aktivitas

kesehatan, pendidikan, kualitas lingkungan, kesejahteraan dan lainnya.

Pengembangan wilayah lebih menekankan pada perbaikan wilayah secara

bertahap dari kondisi yang kurang berkembang menjadi berkembang.

Pembangunan pengembangan wilayah, yang terpenting bagaimana

memberdayakan dan memanfaatkan potensi wilayah, baik potensi alam maupun

buatan, yang harus dilaksanakan secara penuh dan efisien agar pemanfaatan

potensi benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara maksimal

sebagai akhir dari pembangunan dan pengembangan (Miraza, 2005).

Dalam pengembangan wilayah, peranan tata ruang wilayah-wilayah

ditinjau dari perkembangan historis yang telah mengalami perubahan dan

pertumbuhan. Beberapa kasus spasial (tata ruang wilayah) dapat dikemukakan

seperti terjadinya pemusatan kegiatan-kegiatan industri dan urbanisasi ke

kota-kota besar, terbentuknya pasar-pasar dan pusat-pusat baru yang menimbulkan

perubahan dalam wilayah pengaruh atau wilayah pelayanan, antara kota dan

(16)

Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan

manfaat wilayah bahi suatu masyarakat pada wilayah tertentu, mampu

menampung lebih banyak penduduk dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik,

bertambahnya sarana dan prasarana, tersedianya barang atau jasa yang dibutuhkan

masyarakat dan meningkatnya aktifitas usaha-usaha masyarakat baik dalam jenis,

intensitas, pelayanan maupun kualitasnya (Sirojuzilam, 2006).

Menurut Hanafiah (1982), beberapa indikator yang dapat dipakai dalam

mengidentifikasikan perkembangan suatu wilayah antara lain :

a. Jumlah penduduk

b. Pasar tradisional

c. Jumlah perusahaan kecil

d. Persepsi penduduk dan peran sertanya

e. Tingkat kesejahteraan

f. Jumlah relatif pengusaha

g. Jumlah relatif sarana dan prasarana transportasi

2.5. Kerangka Pemikiran

Usahatani tanaman hias merupakan jenis usahatani yang belakangan ini

banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Usahatani ini dapat berupa

budidaya tanaman hias dan perdagangan tanaman hias. Pada umumnya usahatani

ini terletak di pinggir jalan terutama di Desa Bangun Sari Gg. Madirsan dan

membentuk sentra usaha. Keberadaan usahatani tanaman hias dipinggir jalan

secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kesejukan, keasrian dan

kebersihan udara di sekitar lokasi usaha, disamping dapat menjadi sumber

(17)

Produksi adalah total fisik yang diperoleh produsen dalam melakukan

kegiatan usahatani. Dalam memperoleh produksi yang maksimal, seorang

pengusaha/petani akan mengalokasikan input atau faktor produksi seefisien

mungkin guna tercapainya keuntungan yang maksimal. Biaya produksi

merupakan nilai dari semua korbanan ekonomi yang diperlukan dan dapat diukur

ataupun diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk. Cara pengukurannya

dilakukan dengan menjumlahkan antara biaya variabel dengan biaya tetap. Dalam

mengahasilkan suatu produk itu sendiri diperlukan juga sarana produksi seperti

lahan, pupuk, bibit, pestisida, modal dan tenaga kerja.

Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga

satuan, sedangkan pengeluaran adalah nilai penggunaan sarana produksi atau

input yang diperlukan pada proses produksi yang bersangkutan.

Pendapatan yang diperoleh adalah total penerimaan yang besarnya dinilai

dalam satuan rupiah dan dikurangi dengan nilai total seluruh pengeluaran selama

proses produksi berlangsung.

Pendapatan Petani sendiri dipengaruhi oleh luas lahan yang diusahai,

modal kerja yang dikeluarkan, tenaga kerja yang dipakai dan pengalaman

berusahatani.

Pada umumnya pengembangan wilayah adalah suatu tindakan atau upaya

membangun daerah/ kawasan untuk memacu perkembangan sosial ekonomi,

memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat, mengurangi kesenjangan antar

wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan pada suatu wilayah. Pengembangan

wilayah ini juga adalah upaya memajukan atau memperbaiki serta meningkatkan

(18)

Untuk lebih mempermudah pemahaman, maka disusun skema kerangka

pemikiran yang digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran Usahatani Tanaman Hias

Produksi

Penerimaan

Pendapatan Petani Tanaman Hias - Modal Kerja

- Upah Tenaga Kerja - Biaya Bibit

- Biaya Pupuk - Biaya Pestisida

Pengembangan Wilayah Penyerapan Tenaga Kerja

(19)

2.6. Hipotesis Penelitian

1. Modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh positif

terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang.

2. Usahatani tanaman hias berdampak terhadap pengembangan wilayah di

Gambar

Gambar 2.1. Faktor Internal dan Eksternal

Referensi

Dokumen terkait

Metode Evaluasi : Pagu Anggaran Kualitas Maka dapat kami umumkan hasil sebagai berikut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan beam-column joint pada struktur Gedung Dekanat Fakultas Teknik akibat gaya geser gempa dan mendapatkan detail

isian kualifikasi tidak lengkap (tidak ada Surat Pernyataan Tenaga Ahli tidak terikat Kontrak Lain dan Surat Pernyataan tenaga ahli bukan pegawai negeri sipil (PNS)).

Garis Panduan ini juga adalah selaras dengan keputusan Mesyuarat Pengurusan Universiti Ke 89 telahpun meluluskan Garis Panduan Perbelanjaan Berhemah Tahun 2014 dan di

Based on from the researches above and supported by this research, the researcher concludes that there is a slightly significant difference of the comparison

Gas dari kawah Candradimuka merupakan gas vulkanik sedangkan gas dari Sumber dan gua Jimat merupakan gas suatu subduction dimana gas tersebut mempunyai nilai isotop sebesar -

Dalam proses pembelajaran berpikir, Piaget mengemukakan tiga faktor berikut: (1) perlunya memperhatikan mengapa seorang anak berpikir dengan cara tertentu, (2) perlu

beberapa sumber sehingga data yang diperoleh merupakan data yang absah. Triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan triangulasi metode. Triangulasi