• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Sebagai Penyedia Layanan Informasi Publik (Studi Kasus Di Pemerintah Kota Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Sebagai Penyedia Layanan Informasi Publik (Studi Kasus Di Pemerintah Kota Bandung)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

H a la m a n 1

Peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

Sebagai Penyedia Layanan Informasi Publik

(Studi Kasus Di Pemerintah Kota Bandung)

Muhaqqiq Priyadharsana Mushthafa Rohanda

Asep Saeful Rohman

Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Padjadjaran

Email: muhaqqiqm@gmail.com, r_rohanda@yahoo.com, asep.saefulr@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the role of Information and Documentation Management Officer (PPID) in Bandung City Government as manager and provider of publik information services. The research methodology used in this study is a qualitative method with case study approach. The data collection was done by participating observation, interviews, literature review and documentation. Informants in this study were selected using purposive sampling technique by taking multiple data sources through a particular consideration to the purpose of research. The results showed that the role of which is held by the Official Information and Documentation (PPID) Government of Bandung, especially in managing and serving the publik information, significantly visible from the many people who use publik information services from year to year, either by visiting the office of PPID in meupun directly access online media. PPID Government of Bandung has a service standard of publik information that is good enough to follow the rules and criteria established by the Information Commission Regulation No. 1 of 2010 about Publik Information Service Standards. Handling objections are handled by PPID Government of Bandung is considered good enough to provide convenience to the publik in accordance related regulations. Reporting and evaluation of the role and duties of PPID is done through a method of monitoring and evaluation (M & E) organized by the Information Commission of West Java Province and research to the publik through the website. Efforts are made in order to create good governance and transparency (good governance).

Keywords: The Role of PPID, Publik Information, publik services, Bandung City.

PENDAHULUAN

Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu semacam demokratisasi, hak asasi manusia, hukum, transparansi, korupsi, civil society, good corporate

governance, perdagangan bebas, pasar

terbuka, dan lain sebagainya menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa yang bersangkutan

tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia. Jika dahulu di dalam sebuah negara kekuasaan lebih berpusat pada sisi pemerintahan (supply side), maka saat ini bergeser kearah masyarakat

(demand side), sehingga tuntutan

(2)

H a la m a n 2

negara lain, masyarakat di sebuah negara harus memiliki sebuah lingkungan yang kondusif dimana hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah).

Pemerintahan yang terbuka

(open government) merupakan salah

satu fondasi sebagai akuntabilitas demokrasi. Dalam pemerintahan yang terbuka, keterbukaan informasi publik adalah salah satu keharusan karena dengan adanya keterbukaan informasi publik, pemerintahan dapat berlangsung secara transparan dan partisipasi masyarakat terjadi secara optimal dalam seluruh proses pengelolaan pemerintahan.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju menuntut semua organisasi harus mampu memberikan informasi dengan cepat dan tepat. Informasi yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya sebuah informasi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya digunakan istilah UU KIP) hadir sejak tanggal 30 April 2008. Berdasarkan ketentuan Pasal 64 ayat (1) UU KIP ditetapkan bahwa undang-undang ini mulai berlaku dua tahun sejak tanggal diundangkan atau dengan kata lain UU KIP tersebut mulai efektif berlaku pada tanggal 30 April 2010. Regulasi ini tentu membawa dampak positif sebagai sebuah tuntutan bahwa setiap lembaga publik perlu menerapkan sistem pemerintah yang terbuka dengan menyelenggarakan layanan informasi publik.

Kemudahan akses terhadap informasi yang diinginkan oleh setiap orang, khususnya yang berkaitan

dengan ranah publik menjadi begitu penting karena dilatar belakangi oleh beberapa alasan, salah satunya yaitu dengan adanya kemudahan akses dan keterbukaan terhadap informasi publik memungkinkan terjadinya perubahan pelayanan publik menuju terciptanya

good governance. Informasi sejatinya

merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Oleh karenanya, hak memperoleh informasi termasuk hak asasi manusia. Bahkan, keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.

Pejabat Pelayanan Informasi dan Dokumentasi (PPID) sebagai badan yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik termasuk salah satunya yaitu di Pemerintahan Kota Bandung. PPID Pemerintah Kota Bandung memiliki peranan penting dalam hal pelayanan dan pengelelolaan informasi publik di Kota Bandung yang bisa menjadi tolak ukur dalam terlaksananya good

governance sudah berjalan baik atau

tidaknya di Indonesia itu sendiri. Masyarakattelah memanfaatkan pelayanan publik dari PPID Pemerintah Kota Bandung. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya masyarakat yang meminta permohonan informasi publik kepada PPID Pemerintah Kota Bandung baik dari berbagai instansi maupun perseorangan. Berikut jumlah data pemohon informasi di PPID Pemerintah Kota Bandung:

(3)

H a la m a n 3

No Bulan Jumlah

1 Januari 17 2 Februari 19 3 Maret 28 4 April 10

5 Mei 13

6 Juni 25

(Sumber: PPID Pemerintah Kota Bandung)

Penulis sendiri tertarik meneliti mengenai PPID di Pemerintah Kota Bandung karena PPID kota bandung sendiri sudah menerapkan Open data dimana keterbukaan terhadap semua data yang termasuk dalam UU KIP dan di publish di dalam website www.

ppid.bandung.go.id. Selain itu PPID

Pemerintah Kota Bandung menggunakan social media seperti:

Facebook, Twitter, Instagram bahkan

Youtube untuk memperbarui informasi

kegiatan yang cenderung bersifat informasi setiap saat baik yang dilakukan maupun yang didapat oleh PPID Pemerintah Kota Bandung.Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu kajian mengenai peranan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Pemerintahan Kota Bandung yang berperan sebagai penyedia dan pengelola layanan informasi publik khususnya di Kota Bandung?

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, bahwa Pemerintah merupakan organisasi yang berwenang memproses pelayanan publik dan berkewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap warga masyarakat (penduduk) melalui hubungan pemerintahan sehingga setiap anggota masyarakat yang bersangkutan menerimanya pada saat diperlukan, sesuai dengan tuntutan dan harapan

yang diperintah. Dalam hubungan itu, bahkan warga negara asing atau siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di wilayah Indonesia berhak menerima layanan civil (sipil) tertentu, dan pemerintah wajib melayaninya.

Fungsi pemerintah di jelaskan dalam buku Memahami Ilmu Pemerintahan (2006:27), Soewargono dan Djohan menyatakan bahwa:

„Salah satu fungsi utama dari

pemerintahan yaitu membuat kebijakan publik. Argumentasi terpenting dalam hal ini adalah bahwa semua Negara akan senantiasa bersentuhan dengan kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah karena yang diatu oleh kebijakan publik tentunya yang menyangkut kepentingan umum. Dengan demikian, dalam pemenuhan atau pelayanan kebutuhan hidup masyarakat, pemerintah memiliki peranan yang penting dan menentukan. Eksistensi pelayanan pemerintah terhadap masyarakat merupakan suatu kebutuhan dan keharusan karena rakyat pemegang saham (sumber-sumber) Negara, dimana posisi rakyat adalah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan atas

Negara‟. (Labolo,2006:27)

(4)

H a la m a n 4

pemerintah dalam melayani kebutuhan publik berkaitan dengan kredibilitas organisasi pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa misi utama kehadiran pemerintah adalah untuk keperluan terpenuhinya kebutuhan masyarakat dan kepentingan masyrakat, yang salah satunya adalah hak dalam mendapatkan informasi.

Peran pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) diantaranya bertugas untuk melakukan penyimpanan, pengklasifikasian, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik sebagaimana telah dimandatkan oleh Undang-undang Keterbukaan Informasi publik pasal 1 ayat 9, demi menjamin hak warganegara untuk memperoleh informasi publik sebagaimana telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28F yang berbunyi:

“Setiap orang berhak untuk

berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala

jenis saluran yang tersedia”.

Dalam pengelolaan informasi, disisi lain PPID juga memiliki peran dalam menjaga kerahasiaan informasi apabila informasi tersebut bisa mengganggu jalannya pemerintahan dan memiliki dampak yang negatif bila diketahui oleh masyarakat luas. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2010 pasal 15 yang berbunyi:

“Pengecualian Informasi

Publik didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan serta setelah dipertimbangkan dengan seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada

membukanya atau

sebaliknya”.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses Penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk Penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel.

Siapa pun yang terlibat dalam bentuk Penelitian ini harus menerapkan cara pandang Penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (diadaptasi dari Cresswell, 2013). Sedangkan untuk pendekatan Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu

purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik pengambilan

(5)

H a la m a n 5

sumber data melalui pertimbangan- pertimbangan tertentu.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Standar dan Mekanisme Pelayanan Informasi Publik

Dalam pelaksanaannya, pelayanan informasi publik di PPID Pemerintah kota Bandung itu sendiri sudah cukup baik mengingat sudah tersedianya layanan baik itu berupa layanan langsung maupung layanan melalui media (website). Selain itu berdasarkan waktu pelayanan informasi publik sendiri PPID melayani permintaan Informasi publik kepada masyarakat sesuai dengan jam dan hari kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jangka waktu penyelesaian sesuai dengan apa yang telah diatur dalam UU KIP dan Peraturan Komisi Informasi, serta memiliki staff yang berkompetensi baik itu staff ahli maupun staff fungsional.

Dalam hasil wawancara dengan Ketua Komisi Informasi Jawa Barat beliau memaparkan apa saja yang harus dipenuhi badan publik dalam melayani informasi publik, yaitu sebagai berikut:

“…bahwa aturan-aturan yang

menyangkut pengelolaan informasi itu terdiri dari waktu yang harus diatur, kapan dia masuk dan bagaimana si badan publik mengelola permintaan itu yang kedua siapa yang bertanggung jawab yang ketiga alat-alat atau tools yang harus disediakan apa termasuk formulir dll, yang keempat adalah biaya, berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggandakan,

memperbanyak, mengkopi dll.

Yang terakhir selain biaya adalah standar untuk kalo dia tidak puas dengan layanan ini keberatannya diajukan ke atasannyaa siapa, setidaknya standar pelayanan itu harus memuat empat atau lima kategori ini, kalau ini tidak jelas maka sulit bagi ppid dan juga bagi masyarakat untuk

meminta informasi.”

Sedangkan dalam mekanisme pelayanan informasi publik di PPID Pemerintah Kota Bandung sendiri memberikan opsi kepada pemohon informasi publik yaitu dengan cara langsung yaitu dengan datang ke bagian desk layanan informasi publik PPID Utama Pemerintah Kota Bandung yang beralamat di Jl. Wastukencana No 2 Bandung. Dinas Komunikasi dan Informatika berada di lantai 2, disana pemohon informasi akan dibantu oleh petugas desk layanan informasi publik sesuai dengan standar pelayanan yang ada, opsi selanjutnya yaitu dengan menggunakan media online yaitu melalui website ppid.bandung.go.id. pemohon informasi bisa langsung melihat daftar informasi apa saja yang tersedia di website tersebut, apabila informasi yang di inginkan tidak tersedia di website, pemohon bisa mengajukan permohonan informasi melalui website tersebut dengan terlebih dahulu mengisi formulir online di website PPID Pemerintah Kota Bandung. Dengan adanya opsi untuk pemohon informasi dalam mendapatkan informasi diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pelayanan informasi sebagaimana tercantum dalam UU KIP pasal 21 yang berbunyi:

“Mekanisme untuk

(6)

H a la m a n 6

tepat waktu, dan biaya

ringan”.

Berdasarkan temuan penelitian, apabila pemohon informasi atau masyarakat yang meminta informasi memenuhi salah satu syarat sebagaimana yang disebutkan diatas, maka pemohon informasi bisa mengajukan surat perihal keberatan informasi kepada PPID dengan catatan melampirkan formulir permohonan informasi yang pertama atau sebelumnya, proses dari tanggapan perihal keberatan informasi di PPID Pemerintah Kota Bandung ini memakan waktu paling lambat 30 hari sejak diajukannya keberatan atas informasi tersebut, hal ini berdasarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 34 ayat 1 yang berbunyi:

“Atasan PPID wajib

memberikan tanggapan dalam bentuk keputusan tertulis yang disampaikan kepada Pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan atau pihak yang menerima kuasa selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak dicatatnya pengajuan keberatan tersebut dalam buku register

keberatan”.

Apabila pemohon informasi masih belum puas dengan hasil atas keberatan informasi yang diajukannya kepada PPID, pemohon informasi berhak mengajukan permohonan untuk sengketa informasi kepada komisi informasi dengan tempo waktu paling lambat 14 hari sebagaimana tercantum dalam UU KIP pasal 35 ayat 1 sebagai berikut:

“Pemohon Informasi

Publik yang mengajukan keberatan atau pihak yang menerima kuasa yang

tidak puas dengan keputusan atasan PPID berhak mengajukan permohonan penyelesaian sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya

keputusan atasan PPID”.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil Penelitian, maka kesimpulan yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini adalah sebagai berikut. Pertama, peran PPID Pemerintah Kota Bandung dapat dilihat dari tugas, fungsi, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya dalam mengelola dan melayani informasi publik di Pemerintah Kota Bandung.Selain bertanggung jawab dalam memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat melalui website ppid.bandung.go.id dan menjawab permohonan informasi yang diajukan oleh pemohon informasi, PPIDPemerintah Kota Bandung juga berperan dalam mengelola dan menjaga kerahasiaan informasi dengan melakukan uji konsekuensi dimana dengan mempertimbangkan baik/buruknya informasi tersebut jika dibuka kepada publik. UU KIP selalu menjadi acuan utama dan pelaksanaan tupoksi selalu diawasi langsung oleh Komisi Informasi di tingkat Provinsi.

Kedua, standar layanan yang

dilakukan PPID Pemerintah Kota Bandung yaitu dengan memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat baik secara langsung yaitu melalui desk layanan informasi dan melalui media online, baik itu melalui

website maupun melalui media sosial

(7)

H a la m a n 7

berbagai lapisan masyarakat.Selain itu berdasarkan waktu pelayanan informasi publik, PPID telah melayani permintaan informasi publik kepada masyarakat sesuai dengan jam dan hari kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan jangka waktu penyelesaian sesuai dengan apa yang telah diatur dalam UU KIP dan Peraturan Komisi Informasi. PPID Pemerintah Kota Bandung juga ditunjang dengan jumlah staff yang cukup kompeten baik itu staff ahli maupun staff fungsional. Dalam hal mekanisme mendapatkan informasi publik, masyarakat cukup dimudahkan hanya dengan datang ke desk layanan informasi dan mengisi formulir permintaan informasi dengan melampirkan persyaratan sesuai dengan ketentuan yang jelas.

Ketiga, dalam hal tata cara

penanganan keberatan informasi publik di PPID Pemerintah Kota Bandung sudah dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2010.Dalam aturan tersebut dijelaskan apabila pemohon informasi merasa tidak puas dengan informasi yang di dapatkan atau dengan pelayanan yang diberikan, pemohon informasi tersebut berhak untuk mengajukan keberatan informasi yang selanjutnya akan ditangani oleh PPID Pemerintah Kota Bandung dengan batas waktu 30 hari kerja sesuai dengan Peraturan Komisi Informasi No 1 tahun 2010 pasal 34 ayat 1, dan apabila si pemohon informasi tersebut masih belum puas dengan hasil yang didapat, maka si pemohon tersebut bisa mengajukan sengketa informasi kepada Komisi Informasi Jawa Barat.

Keempat, mengenai laporan

dan evaluasi pelaksanaan layanan informasi publik oleh PPID Pemerintahan Kota Bandung. Laporan pelaksanaan layanan informasi publik sebenarnya ditujukan kepada masyarakat untuk melihat kinerja pemerintah dalam melayani informasi publik kepada masyarakatnya, apakah pelayanan informasi tersebut telah berperan dalam membantu terlaksananya undang-undang keterbukaan informasi publik demi

terciptanya “good governance”.

Sedangkan evaluasi pelaksanaan layanan informasi publikoleh PPID terus dilakukan dengan harapan pengelolaan dan pelayananan informasi publik baik itu ditinjau dari segi teknis dan non-teknis dapat lebih baik sesuai dengan aturan yang diberlakukan dan mampu memenuhi harapan publik.

(8)

H a la m a n 8

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1995. Pengantar dan

Praktek Komunikasi. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Affandi, Wahyu.1982.Berbagai Masalah Hukum di Indonesia. Bandung: Alumni

Creswell, John W. Research Design

Pendekatan kualitatif,

Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dwiyanto.2005. Mewujudkan Good

Governance Melalui Pelayanan

Publik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Hanif Nurcholis. 2005.Teori dan Praktek Pemerintahan dan

Otonomi Daerah. Jakarta:

Grasindo

Indrawijaya, A. I. 2010. Teori,

perilaku, dan budaya

organisasi. Bandung: PT. Efika

Aditama.

Mangkunegara, A. P. 2007. Evaluasi

kinerja SDM. Bandung: Refika

Aditama.

Dwiyanto.2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan

Publik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Hanif Nurcholis. 2005.Teori dan Praktek Pemerintahan dan

Otonomi Daerah. Jakarta:

Grasindo.

Indrajit, EkoRichardus. 2006.

Electronic Government

Strategi Pembangunan Dan

Pengembangan Sistem

Pelayanan Publik Berbasis

Teknologi Digital. Yogyakarta

: Penerbit ANDI.

Ibrahim, Buddy, 1997, Total Quality Management- Panduan Praktis Untuk Menghadapi Persaingan

Global. Jakarta : Djambatan

Jogiyanto.2008.Metodologi Penelitian

System Informasi.Yogyakarta:

CV Andi Offset..

Koswara, E. dkk. 1998. Dinamika

Informasi Dalam Era Global.

Bandung: Rosdakarya

Kansil. 1984. Pokok-Pokok

Pemerintahan Di Daerah.

Jakarta : Aksara Baru.

Labolo, Muhadam. 2006. Memahami

Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen

Kualitas Pelayanan. Jakarta:

STIA LAN Press.

Moenir, 2001. Management

PelayananUmum di Indonesia.

Jakarta : PT Rineka Cipta. ... 2002. Manajemen Pelayanan

Umum di Indonesia. Jakarta :

Bumi Aksara.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi

Penelitian Kualitatif

(EdisiRevisi). Bandung:

Remaja Rosdakarya

Moloeng, Lexy J. 2008. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosda karya.

Mustafa, Delly. 2014. Birokrasi

Pemerintahan. Bandung:

Alfabeta.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology

(IlmuPemerintahanBaru). Jilid 1. Jakarta : PT Rineka Cipta.

. , 2011. Kybernology

(IlmuPemerintahanBaru).

Jakarta: Rineka Cipta.

Parasuraman, A. dkk. 1988.

Manajemen Pelayanan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pasolong, Harbani. 2008.

Kepemimpinan Birokrasi.

(9)

H a la m a n 9

Rachmadi, F. 1994. Publik Relation

Dalam Teori dan Praktek.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ratmino & winarsih, Atik.2010.

Manajemen Pelayanan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rasyid. Ryias, 2000. Otonomi Daerah

Negara Kesatuan,

Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ridwan,2011. Hukum Administrasi

Negara dan Kebijakan

Pelayanan publik. Bandung:

Nuansa.

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi pelayanan publik (Teori,

Kebijakan, dan Implementasi).

Jakarta: PT Bumi Aksara ...2008. Reformasi

Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi

Aksara.

...2010. Reformasi

Pelayanan Publik: Teori,

Kebijakan, Dan Implementasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem

Informasi. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Syafii, Inu Kencana. 2004. Birokrasi

Pemerintahan Indonesia.

Bandung: Bandar Maju.

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik

(Konsep,strategi dan Kasus).

Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI.

Thoha,Miftah. 1995. Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan

Aplikasinya. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan

Madrasah (Berbasis Integrasi).

Jakarta: Rajawali Pers.

Tjiptono, Fandy. 1998. Manajemen

Jasa. Yogyakarta: Andi

.

...2004, Strategi Pemasaran. Edisi 2. Yogyakarta: Andi. ...2005. Pemasaran Jasa.

Malang: Bayu Media Publishing.

Triguno, 1997. Budaya Kerja,

Meningkatkan Lingkungan

yang Kondusif untuk

Meningkatkan Produktifitas

Kerja. Jakarta: Golden

Terayon Press.

Wasistiono,Sadu. 2002. Evaluasi Pelaksanaan Otonomi Daerah Sebagai Upaya Awal Merevisi UU Nomor 22 dan 25 Tahun 1999. Bandung: Alqaprint. Yamit, Zulian. 2005. Manajemen

Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: Ekonisia Kampus

Fakultas Ekonomi.

Yogyakarta: UII.

Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus

Desain dan Metode. Jakarta:

Raja Grafindo Persada

Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi dan

Kepustakaan. Jakarta: Bumi

Aksara.

...dan Subekti, Priyo. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran

Informasi (Information

Retrieval). Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

...2012. Perspektif

Manajemen Pengetahuan

Informasi, Komunikasi,

Pendidikan, dan Perpustakaan.

Referensi

Dokumen terkait

Produk lebah madu yang lain selain menghasilkan madu dari nektar bunga, lebah madu juga menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, antara

Hal mi berarti meninggalkan tanaman tetap di dalam tanah setelah tanaman mencapal ukuran tertentu (untuk ubi lalar dan taro) dan telah masak (untuk kentang). Ubi jalar akan

Setelah selesai melakukan Payment Plan atau Installment (Cicilan) pilih Main Menu  Self Service  Campus Finance  Enroll in Payment Plan Account Inquiry maka akan keluar

Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default), sehingga semakin baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap

Dalam berbagai penelitian dapat diketahui bahwa aspek kepribadian memegang peranan penting dalam penempatan individu di suatu organisasi, dimana kesesuaian antara

• Surat Edaran Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: SE-02/1.02/PPATK/03/2014 tentang Tata Cara Penyampaian nformasi Pengguna Jasa Terpadu...

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan

Transportasi atau perangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakan oleh tenaga