• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perspektif Budaya Minang Terhadap Kehamilan di Lingkungan II Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perspektif Budaya Minang Terhadap Kehamilan di Lingkungan II Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

dibagi dalam 3 trimester dimana trimester kesatu dalam 12 minggu, trimester kedua

15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu

ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2008).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis, setiap wanita

yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan

melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat,

sangat besar kemungkinannya mengalami kehamilan (Mandriwati,2008, hal.3).

Kehamilan bukan merupakan suatu penyakit meskipun begitu wanita hamil

akan mengalami perubahan besar selama kehamilan, apabila seorang wanita

memiliki kesehatan yang baik sebelum kehamilan dapat membantu menghadapi

tekanan fisik dan emosional selama masa kehamilan, persalinan dan membantu

wanita tersebut mempersiapkan untuk mengurus bayinya yang baru lahir (Stoppard,

2008, hal. 1)

Dalam kehamilan untuk menentukan tuanya atau lamanya kehamilan

makanya ditentukan dengan trimester atau triwulan. Kehamilan trimester pertama

antara 0 sampai 12 minggu, kehamilan triwulan kedua antara 12 sampai 28 minggu,

(2)

organ-organ mulai terbentuk, triwmester kedua organ-organ sudah terbentuk tapi

belum sempurna dan triwulan ketiga semua organ tubuh janin telah sempurna.

B. Tanda-tanda Kehamilan

Kehamilan membawa perubahan tubuh secara fisiologis, wanita hamil akan

merasakan ketidak nyamanan baik fisik maupun psikis, pada wanita hamil terdapat

beberapa tanda atau gejala yang sering terjadi pada masa kehamilannya, tanda atau

gejala ini juga yang dapat menentukan terjadi atau tidaknya kehamilan yaitu:

a. Tanda yang tidak pasti

1). Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini sangat penting karena umumnya

wanita hamil tidak dapat haid hamil lagi, penting diketahui tanggal haid hari pertama

terakhir ini dimaksudkan untuk mengetahui tuanya kehamilan dan mengetahui

taksiran persalinan.2) Nausea dan emesis yaitu mual dan muntah yang biasanya

terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, terkadang dapat terjadi pada pagi hari

yang disebut morning sickness, dalam batas tertentu keadaan ini masih fisiologis

tetapi apabila terlalu sering terjadi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang

disebut hiperemesis gravidarum. 3)Perubahan pada mamae atau payudara yang biasanya akan membengkak dan nyeri bila ditekan, ini terjadi karena meningkatnya

hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus avioli di payudara.

4)Sering buang air kecil, ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama

kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar, pada trimester kedua

umumnya keluhan ini akan hilang ini disebabkan uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul, dan pada akhir triwulan gejala ini kembali terjadi karena janin mulai

masuk rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.5) Anoreksia atau tidak

ada nafsu makan, pada trimester pertama biasanya akan terjadi anoreksia, akan tetapi

(3)

buang air besar), obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid.7)Mengidam atau menginginkan suatu hal. Mengidam

sering terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi akan hilang dengan tuanya kehamilan.

8)Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan

dahi kadang-kadang tampak warna pigmen yang berlebihan yang lebih dikenal

kloasma gravidarum. 9)Pingsan, triwulan pertama pada beberapa wanita hamil akan mengalami pingsan pada saat berada ditempat ramai (prawihardjo, 2008, hal. 128)

b. Tanda pasti kehamilan

1).Denyut jantung janin(DJJ), dapat didengar dengan stetoskop ultrasonik

(doppler) sekitar minggu ke-12. Atau melakukan auskultasi pada janin bisa juga

mengidentifikasi bunyi-bunyi lain seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.

2)Palpasi, adanya gerakan janin yang dirasakan. 3) Janin terlihat pada pemeriksaan

ultrasonografi atau sinar x (Sinclair 2010, hal 15).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

a. Status kesehatan atau penyakit

Ada dua hal yang mempengaruhi status kesehatan atau penyakit yaitu

penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamialan seperti Hyperemesis gavidarum, Preeklmpsia atau Eklampsi. Penyakit atau kelainan yang tidak langsung

berhubungan dengan kehamilan tetapi dapat mempengaruhi kehamilan seperti Torch, Diabetes mellitus, kelainan pembekuan darah.

b. Gizi

Status gizi merupakan hal yang sangat penting terutama dalam kehamilan,

hubungan antara gizi ibu hamil selama masa kehamilan merupakan hal yang sangat

penting untuk diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap perumbuhan dan

(4)

secara prematur atau BBLR. Rata-rata kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah

10-20 kg atau 20% dari berat badan ideal sebelum hamil, adapun proporsi kenaikan

berat badan selama kehamilan adalah: 1)Kenaikan berat badan trimester I lebih

kurang 1 kg, kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat

badan ibu.2)Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg perminggu,

hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan jaringan pada janin.3)Kenaikan berat

badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg perminggu, kenaikan ini disebabkan

karena pertumbuhan janin yang semakin berkembang serta timbunan lemak pada ibu

sendiri.

Kebutuhan zat gizi ibu hamil diantaranya adalah asam folat yang berfungsi

untuk menurunkankan resiko cacat otak pada janin, zat besi yang berguna untuk

menambah atau meningkatkan volume sel darah merah, selama masa kehamilan di

butuhkan minimal 90 tablet zat besi, kalsium berguna untuk pembentukan tulang dan

gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500 mg perhari, protein berguna untuk

pembentukan jaringan baru pada janin, karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber

energi pada ibu hamil dibutuhkan 285 kalori perhari.

c. Gaya hidup

Gaya hidup juga berperan penting dalam masa kehamilan, salah satunya

adalah pekerjaan pada saat ini banyak di jumpai wanita yang bekerja, bukan tidak

boleh seorang wanita melakukan aktivitas atau bekerja, tetapi terkadang karena

tuntutan ekonomi keluarga wanita juga bekerja tanpa memikirkan resiko serta lupa

memperhatikan kehamilannya karena mereka telah merasa lelah setelah beraktivitas

atau bekerja. Bahkan sekarang banyak wanita hamil yang menggunakan obat-obatan

terlarang, merokok, meminum alkohol yang dapat membahayakan dirinya sendiri

(5)

d. Faktor psikologis

Status emosional dan psikologis seorang wanita sangat menentukan keadaan

kehamilannya. Salah satunya adalah kehamilan diluar pernikahan atau kehamilan

yang tidak diinginkan, baik itu akibat pemerkosaan maupun hubungan seks diluar

pernikahan, hal ini sangat berpengaruh terhadap kehamilan seorang wanita, karena

kehamilan yang diingin dan diharapkan tentunya membawa respon positif terhadap

psikologis wanita tersebut dalam merawat serta menjaga kehamilannya (kusmiyati,

2008, hal 80).

D. Pelayanan Antenatal Pada Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2007), kebijakan operasional dalam pelayanan antenatal

pada ibu hamil yaitu, Menemukan kehamilan resiko tinggi sedini

mungkin,Melakukan upayah pencegahan neonatal tetanus dengan imunisasi

TT,Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada setiap ibu hamil selama kehamilanya,

Melakukan pemerikasaan kehamilan minimal 4 kali, Pemeriksaan laboratorium

hanya dilakukan atas indikasi,Setiap ibu hamil di buat kartu ibu untuk mencatat hasil

pemeriksaan kehamilan, diberikan KMS ibu hamil dan imunisasi, Menyediakan

sarana pelayanan kesehatan antenatal yang sesuai dengan standar pada jenjang

pelayanan, Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, keluarga, suami mengenai

cara hidup sehat, Memberikan pelayanan antenatal di puskesmas pada setiap hari kerja, Melakukan rujukan interen di dalam puskesmas untuk menjaring ibu hamil

yang datang dengan keluhan lain.

Dalam program kesehatan ibu dan anak melalui pendekatan tim kesehatan

(6)

pelayanan yaitu : meningkatkan peran serta masyarakat (suami, keluarga, dan kader)

dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan antenatal dan pencegahan resiko tinggi melalui kegiatan bimbingan dan penyuluhan kesehatan, meningkatkan mutu

dan jumlah tenaga pelaksana maupun peralatan fasilitas pelayanan antenatal, melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali yaitu pada triwulan pertama 1

kali, triwulan kedua 1 kali, dan pada triwulan ketiga 2 kali, serta meningkatkan

system rujukan kehamilan resiko tinggi (Depkes, 2007).

Kunjungan ibu hamil adalah kontak anatara ibu dan petugas kesehatan yang

memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan standar pemeriksaan

kehamilan.Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang

datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaiknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi

petugas kesehatan di rumahnya atau di posyandu (Depkes, 2007).

Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali keuntungan selama

kehamilan yaitu : satu kali kunjungan selama trimester pertama. Satu kali kunjungan

selama trimester kedua. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga. Pada setiap kali

kunjungan pemeriksaan kehamilan, perlu didapatkan informasi yang penting yaitu :

trimester pertama, membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan

dan ibu hamil.

Pemeriksaan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan pemeriksaan

kehamilan seperti yang ditetapkan dalam Buku Pedoman Pelayanan Antenatal Bagi

Petugas Puskesmas. Walaupun pelayanan pemeriksaan kehamilan selengkapnya

mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan

(7)

(sesuai resiko yang ada), namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar

minimal 7 T untuk pelayanan pemeriksaan kehamilan.

E. Konsep Sosial Budaya

a. Pengertian Budaya

Budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang

bersangkutan dengan akal, ada juga ahli yang mengatakan budaya berasal dari kata

budi-daya yang berarti daya dari budi. Jadi, kata budaya atau daya dari budi itu

berarti cipta, rasa dan karsa (Mulyadi, 2000).

Berdasarkan ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem

gagasan, tidakan dari hasil karya manusia dalam rangka membangun kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Para ahli umumnya

(Sajidiman, 1999) sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri

manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari atau learning behavior (Wahit Iqbal,

2009). Kebudayaan menurut E. B Tylor adalah kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaa, kesenian, moral, hokum, adat istiadat,

kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai

anggota masyarakat. Sedangkan manusia sebagai makhluk Bio-Psiko-Sosial-Spititual

yang utuh dan unik.

Teori kebutuhan manusia, memandang manusia sebagai keterpaduan,

keseluruhan yang terorganisir karena pengetahuan Sosial Budaya penting sekali

dikuasai oleh profesi bidan dalam menjalankan tugasnya karena bidan akan

berhadapan dengan berbagai macam kelompok sosial dengan beragam latar belakang

agama, status pendidikan, dan sebagainya. Sosial Budaya sangat berkaitan dengan

(8)

kaitannya dengan masalah-masalah kependudukan karena proses perkawinan dapat

mengakibatkan kelahiran dimana kelahiran itu merupakan resiko yang tinggi bagi

ibu-ibu di seluruh dunia (Syafrudin, 2009).

Seorang ahli sosiologi, Talcott Parsons yang bersama dengan seorang ahli

antropologi, A. L. Kroeber mengemukakan perbedaan secara tajam wujud

kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.

Sama halnya dengan J. J. Honigmann yang dalam buku pelajaran antropologinya

berjudul The World of Man (1959) membedakan tiga “gejala kebudayaan”, yaitu ide,

aktivitas, dan artifak. Terdapat tiga wujud kebudayaan, yaitu wujud kebudayaan

sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya;

wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat; wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya

manusia (Noorkasiani, dkk, 2009).

Secara awam sering terjadi kerancuan pengertian antara perubahan budaya

dan perubahan sosial. Hal ini disebabkan adanya kenyataan bahwa setiap terjadi

proses perubahan budaya mengakibatkan stuktur dan fungsi masyarakatnya akan

berubah juga. Itulah sebabnya, orang sering menyatakannya sebagai perubahan sosial

budaya. Para ahli ilmu sosial, temasuk antropologi, secar tegas membedakan

pengertian perubahan budaya dan perubahan sosial. Pada perubahan budaya, hal

yang berubah itu adalah unsur-unsur budayanya, seperti pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan

manusia sebagai warga masyarakat. Adapun pada perubahan sosial, hal yang berubah

adalah struktur dan sistem sosial yang mengatur pola kehidupan masyarakat

(9)

Mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.

Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan sosial,

kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola

budaya (Mulyana, 2002).

Maka kebudayaan berfungsi sebagai “alat” yang paling efektif dan efisien

dalam menghadapi lingkungan Kebudayaan bukan sesuatu yang dibawa bersama

kelahiran, melainkan diperoleh dari proses belajar dari lingkungan, baik lingkungan

alam maupun lingkungan sosial. Dengan kata lain, hubungan antara manusia dengan

lingkungannya dijembatani oleh kebudayaan yang dimilikinya.

Di lihat dari segi kebudayaan dapat dikatakan bersifat adaptif karena

melengkapi manusia dengan cara-cara menyesuaikan diri pada kebutuhan fisiologis

dari diri mereka sendiri, penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik geografis

maupun lingkungan sosialnya. Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan malah

berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh

suatu masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari

lingkungannya. Dengan kata lain, kebiasaan masyarakat manusia yang berlainan

mungkin akan memilih cara-cara penyesuaian yang berbeda terhadap keadaan yang

sama. Kondisi seperti itulah yang menyebabkan timbulnya keaneka ragaman budaya

(Sutrisno,M. 2006).

Penyebaran orang Minangkabau jauh dari daerah asalnya ini disebabkan oleh

adanya dorongan pada diri mereka yang merantau, yang disebabkan oleh dua hal.

Pertama, ialah keinginan mereka untuk mendapatkan kekayaan tanpa

mempergunakan tanah-tanah yang telah ada. Ini dapat dihubungkan sebenarnya

dengan keadaan bahwa seorang laki-laki tidak mempunyai hak menggunakan tanah

(10)

menyebabkan bahwa orang yang merasa dikalahkan akan meninggalkan kampung

dan keluarga untuk menetap di tempat lain. Keadaan ini kemudian ditambah dengan

keadaan yang diciptakan oleh perkembangan yang berlaku pada masa akhir-akhir ini.

Pendukung kebudayaan Minangkabau dianggap sebagai suatu masyarakat

dengan sistem kekeluargaan yang ganjil di antara suku-suku bangsa yang lebih

dahulu maju di Indonesia, yaitu sistem kekeluargaan yang matrilineal. Inilah

biasanya dianggap sebagai salah satu unsur yang memberi identitas kepada

kebudayaan Minangkabau, yang terutama dipopulerkan oleh roman-roman Balai

Pustaka, pada bagian pertama dari abad ke-20 (Koentjaraningrat, 2007).

b. Kehamilan Menurut Adat Istiadat

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, Di antara

kebudayaan maupun adat istiadat ada kebiasaan yang merugikan bagi status

kesehatan ibu hamil. Ini di pengaruhi karena ilmu pengetahuan yang kurang sehingga

timbulah mitos yang sering kali kita temui bahkan dipercayai dalam kehidupan

sehari-hari. Saat seorang wanita suku minang mengandung mereka mempercayai

untuk membawa bawang putih sebagai penangkal dari makhluk halus

Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan :

1). Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan sosial yaitu interaksi masyarakat, adat istiadat, pendidikan,

dan tingkat ekonomi. Contoh : ibu hamil pada suku Jawa biasanya akan melakukan

upacara adat 7 bulanan, ini dipercaya agar bayi yang dikandung sehat jasmani dan

rohani serta menjadi anak yang bermanfaat bagi orang tua, agama dan masyarakat.

(11)

Faktor budaya setempat dan budaya sendiri. Contoh : bagi ibu yang akan

melahirkan meminum dan mengolesi minyak kelapa di vagina akan mempercepat

proses kelahiran, faktanya minyak kelapa dalam dunia kedokteran tidak ada

hubunganya dalam proses kelancaran persalinan, pada dasarnya makanan akan

diolah dalam usus halus menjadi asam amino, glukosa, dan asam lemak yang

kemudian diserap oleh usus.

3). Faktor Pelayanan kesehatan

Merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Contoh :

seorang ibu hamil akan bersalin, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan harus

melintasi jarak berkilo meter dengan jalan kaki. Artinya pusat pelayanan kesehatan

sangat berpengaruh dari segi jarak pemukiman, kelengkapan alat-alat dan obat yang

tersedia serta tenaga ahli yang trampil menguasai teknologi kesehatan.

4). Faktor Keturunan

Faktor yang telah ada pada diri manusia yang di bawa sejak lahir. Contoh:

asma, diabetes militus, hipertensi dan lain-lain (Syafrudin, 2009).

Menurut pendekatan biososiokultural, kehamilan bukan hanya dilihat

semata-mata dari aspek biologis dan fisiologisnya saja. Lebih dari itu, fenomena ini

juga harus dilihat sebagai suatu proses yang mencakup pemahaman dan pengaturan

hal-hal, seperti pandangan budaya mengenai kehamilan dan kelahiran, persiapan

kelahiran, para pelaku dalam pertolongan persalinan, wilayah tempat kelahiran

berlangsung, cara-cara pencegahan bahaya, penggunaan ramuan atau obat-obatan

dalam proses kelahiran, cara menolong persalinan, dan pusat kekuatan dalam

perawatan bayi dan ibunya .

(12)

Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan keluarga yang

menyambut masa-masa kehamilan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai

dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam

menurut adat istiadat daerah masing-masing (syafrudin, 2009).

Si calon ibu mulai saat itu harus menuruti beberapa pantangan makanan dan

pantangan lain. Demikian pula bagi calon ayah pun berlaku pantangan untuk

perbuatan yang akan berakibat kurang baik bagi calon bayi mereka. Selamatan ini

dimulai sejak bulan pertama sampai bulan ke sembilan bahkan sampai bulan

kesepuluh apabila ada kehamilan mencapai sepuluh bulan.

Di Bali mempunyai kebiasaan pada waktu hamil tua diberi makanan pelusuh

(jantung pisang yang direbus) dan diberi doa-doa. Bila waktu melahirkan, tiba dukun

bayi membawa calon ibu keruangan khusus dekat dapur untuk melahirkan.

Presepsi ini terbentuk berdasarkan kepercayaan dari simbol-simbol yang

dimiliki masyarakat. Proses kehamilan dan persalinan dan bagaimana pengelolahan

kehamilan dan persalinan ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dari dalam

daripada lingkungan perawatan dari luar, oleh karena itu sebagian masyarakat

memandang bahawa hal yang lebih penting dilakukan adalah memenuhi tuntutan

atau kepercayaan dari perawatan kesehatan .

G. Metode Penelitian Kualitatif Fenomenologi

Penelitian fenomenologi bersifat induktif.pendekatan yang dipakai adalah

deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat

fenomenologi adalah pemahaman tentang respons kehadiran atau keberadaan

manusia, bukan sekedar pemahaman bagian-bagian yang spesifik atau perilaku

khusus. Tujuan penelitian fenomenologi adalah menjelaskan pengalaman apa yang

(13)

Contoh penelitian fenomenologi adalah studi mengenai daur hidup masyarakat

tradisional dilihat dari perspektif kebiasaan hidup sehat, misalnya menggunakan air

bersih, menu makanan, kepedulian terhadap usaha pengobatan anggota keluarga

yang sakit, dan lain-lain. Penelahaan masalah dilakukan dengan multiperspektif atau

multi sudut pandang (Sudarwan, 2003).

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti

kata-kata, laporan terinci dari pandangan partisipan, dan melakukan studi pada

situasi yang alami (Bungin, 2007)

Bogdan dan Taylor (1975, dalam Moleong, 2007) mengemukakan bahwa

metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah dan bersifat

penemuan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pengalaman, perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.

Menurut Denzin dan Lincoln (1987 dalam Moleong, 2006, hal. 5) menyatakan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada. Dari segi pengertian ini, latar alamiah dengan

maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk dapat menafsirkan fenomena dan yang

(14)

dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara,

pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen

kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,

teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi (Sugiono, 2009).

Bogdan dan Biklen (1982, dalam Sugiono, 2009, hal.21) mengemukakan

bahwa penelitian kualitatif memiliki karakteristik, yaitu : dilakukan pada kondisi

yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan

peneliti adalah instrumen kunci, penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data

yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada

angka. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian semakin sesuai gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin, semakin baik kompetensi pegawai dan semakin baik motivasi kerja pegawai, maka semakin

Dari tabel 1 di atas bisa dikelompokkan bahwa nama yang memiliki kesamaan karakteristik dengan tulisan pada teks terjemahan adalah Selinuntius dan Zeus saja, sedangkan yang

Oleh karena itu, pendaftaran merek secara internasional menjadi penting, karena memfasilitasi pemilik merek dari suatu negara untuk mendapatkan perlindungan atas mereknya di

Jenis ektoparasit yang ditemukan menginfeksi ikan nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Budidaya Kampung Hiung, Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, adalah

Kedudukan Kompilasi Hukum Islam (KHI) menurut sistem hukum Indonesia dalam penyelesaian perkara di pengadilan agama hingga saat ini masih lemah, karena instrumen hukum

Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang

Tokoh tipikal menurut Nurgiyantro(2015:274) adalah “tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan

Kesimpulan penelitian adalah pada keluarga miskin perkotaan, status gizi bayi lebih terkait dengan keadaan sanitasi rumah dibandingkan pemberian Makanan Pendamping