BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi
Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang
beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk
dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Hadikusuma, 2002).
Menurut undang-undang Koperasi No.25 Tahun 1992, Bab I pasal 1
dikatakan “Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan “.
Undang-undang koperasi No.25 Tahun 1992 dalam definisinya tidak
menyebut secara eksplisit adanya unsur sosial dalam koperasi, tetapi secara
implisit tersirat dalam prinsip ekonomi dan dalam asas kekeluargaan.
Dari beberapa perumusan pengertian koperasi diatas dapat disimpulkan
bahwa pada tiap-tiap organisasi koperasi akan terlihat memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
• Adanya sekelompok orang yang mempunyai kepentingan ekonomis yang
sama.
• Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama dari
kelompok.
• Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan
individu/anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka.
2.1.2 Tujuan dan Prinsip Koperasi
Menurut undang-undang Koperasi No.25 Tahun 1992, Bab II pasal 3
dikatakan “ Tujuan koperasi adalah menuju kesejahteraan aggotanya pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
Dalam bab III, bagian kedua, Pasal (5) UU No.25 Tahun 1992 diuraikan
bahwa :
1. Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut :
• Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
• Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
• Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
• Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
• Kemandirian
2. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip
koperasi sebagai berikut :
• Pendidikan perkoperasian
Dalam penjelasan dari Pasal (5) UU No.25 Tahun 1992 tersebut, diuraikan
bahwa prinsip koperasi adalah merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan
prinsip tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat berwatak sosial.
Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai
badan usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi. Dengan adanya
prinsip tersebut, koperasi dapat dibedakan dari badan usaha lainnya, karena
adanya :
a. Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi.
Sikap kesukarelaan dalam anggota koperasi mengandung makna bahwa
menjadi anggota koperasi tidak dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan
juga mengandung makna bahwa seseorang dapat mengundurkan diri dari
koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi.
Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak
dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.
b. Adanya prinsip demokrasi.
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelola koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan anggota. Para anggota itulah yang memegang dan
melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
c. Pembagian sisa hasil usaha berdasarkan atas prinsip keadilan dan asas
kekeluargaan. Pembagian hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak
berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan
yang dimiliki ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
d. Koperasi bukan merupakan akumulasi modal.
Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk pemanfaatan
anggotanya, bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas
jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggota juga terbatas, dan tidak
didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud
dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang
berlaku dalam pasar.
e. Prinsip kemandirian dari koperasi.
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa bergantung
pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan,
keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung
pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani
mempertanggung jawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola
diri sendiri (Djumhana, 1994).
2.1.3 Jenis Koperasi di Indonesia
Dalam ketentuan pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa jenis
koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Sedangkan dalam penjelasan pasal tersebut, mengenai jenis koperasi
2.1.3.1 Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi ialah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi
(Hadhikusuma, 2002 ).
Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggota dapat membeli
barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga layak. Untuk melayani
anggota-anggotanya, maka koperasi konsumsi mengadakan usaha-usaha yaitu
membeli barang-barang konsumsi keperluan sehari-hari dalam jumlah yang besar
sesuai dengan kebutuhan anggota, menyalurkan barang-barang konsumsi kepada
para anggota dengan harga yang layak dan membuat sendiri barang-barang
konsumsi untuk keperluan anggota. Barang konsumsi yang disediakan koperasi
adalah barang-barang yang dibutuhkan setiap hari seperti barang-barang pangan,
barang-barang sandang dan barang-barang pembantu keperluan sehari-hari.
2.1.3.2 Koperasi Kredit (Koperasi Simpan Pinjam)
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang
bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan
para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan
kembali kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk
tujuan produktif dan kesejahteraanya. Sesuai dengan undang-undang koperasi
No.25 Tahun 1992 Bab IV, pasal 44 tentang lapangan usaha disebut bahwa
koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan simpan
pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan , koperasi lain atau
satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. Pelaksanaan koperasi simpan
pinjam diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Dalam memberikan pelayanan-pelayanan, koperasi simpan pinjam berusaha
supaya bunga ditetapkan serendah mungkin agar dirasakan ringan oleh para
anggotanya.
Tujuan Koperasi Kredit:
• Membantu keperluan kredit kepada para anggotanya yang sangat
membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan
• Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga
membentuk modal sendiri
• Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka
• Menembah pengetahuan tentang perkoperasian.
2.1.3.3 Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah Koperasi yang dibentuk oleh kelompok
masyarakat yang bersama-sama dalam bidang penghasilan barang seperti hasil
pertanian, hasil laut, hasil hutan dan lain-lain (Lubis, 2008)
2.1.3.4 Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang aktifitasnya bergerak dibidang
penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.
Contohnya koperasi angkutan, koperasi jasa audit, koperasi perencanaan dan
2.1.3.5 Koperasi Serba Usaha
Koperasi serba usaha merupakan koperasi yang jenis usahanya memiliki
kegiatan lebih dari suatu macam, misalnya koperasi yang melakukan kegiatan
produksi dan konsumen (Ninik, 1993).
Intinya kegiatan koperasi serba usaha ini memiliki aktifitas lebih dari suatu
macam kegiatan dari keempat lapangan jenis usaha koperasi yang dikemukakan
diatas.
2.1.3 Aspek Permodalan Koperasi
Sumber permodalan koperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 menyatakan
bahwa modal koperasi itu terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Yang
dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau
disebut modal equity, ini dapat berasal dari :
a. Simpanan pokok ialah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk
diserahkan kepada koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi anggota
koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. Simpanan pokok
ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota. Simpanan pokok ini ikut menanggung kerugian.
b. Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota
untuk membayarkan kepada koperasi pada waktu tertentu, misalnya pada
waktu anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan wajib
c. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugian koperasi jika diperlukan.
d. Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya
orang tersebut. Hibah ini dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut
diucapkan/ditulis oleh seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak
terakhir sebelum dia meninggal dunia.
2.2 Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Dalam bahasa latin kredit disebut “credera” yang artinya percaya.
Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit
yang disalurkanya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si
penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban
untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh
karena itu, untuk meyakinkan koperasi bahwa si anggota benar-benar dapat
dipercaya, maka sebelum kredit diberikan, terlebih dahulu koperasi mengadakan
analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang anggota atau perusahaan,
prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan
analisis ini adalah agar koperasi yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar
aman (Kasmir, 2003).
Kredit atau kepercayaan (believeness) adalah penyedia uang atau
dengan pihak lain dimana jika pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu bersama dengan kadar bunga yang ditetapkan (Lubis, 2008).
Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain
dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga
jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang termasuk
didalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut:
• Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu
yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh
koperasi, dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang
anggota baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan
tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap anggota pemohon kredit.
• Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan
ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini
kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditanda tangani kedua belah
• Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah di sepakati. Jangka waktu
tersebut bisa jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Jangka
waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah
disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat
diperpanjang sesuai kebutuhan.
• Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko
tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu jangka
waktu kredit semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini
menjadi tanggungan kreditur (pemberi kredit), baik resiko yang di sengaja
oleh anggota, maupun oleh resiko yang tidak di sengaja. Misalnya, terjadi
bencana alam atau bangkrutnya usaha anggota tanpa ada unsur kesengajaan
lainnya, sehingga anggota tidak mampu lagi melunasi kredit yang
diperolehnya.
• Balas Jasa
Merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga
2.2.2 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pemberian kredit ini tidak akan terlepas dari misi lembaga keuangan tersebut.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain:
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh kreditur sebagai
balas jasa dan biaya administrasi kredit yang di bebankan kepada anggota. Di
sisi lain anggota juga akan bertambah maju dalam usahanya.
2. Membantu usaha anggota
Tujuan lainnya yakni untuk membantu usaha anggota yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut,
maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang di sebarkan akan semakin baik,
karena dengan kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai
sektor. Keuntungan tersebut berupa, penerimaan pajak, membuka kesempatan
kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara karena
mengurangi impor dan bahkan meningkatkan devisa negara apabila kredit
yang di berikan untuk keperluan ekspor.
2.2.3 Fungsi Kredit
Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika
uang hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang
berguna. Dengan diberikannya kredit, maka uang tersebut menjadi berguna
untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Dalam hal ini uang yang di berikan atau di salurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang.
Kredit yang diberikan oleh koperasi akan dapat di gunakan oleh si debitur
untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
Misalkan seorang petani yang hanya memiliki sebidang tanah tanpa
mempunyai modal untuk mengolah sawah, baik itu untuk membeli bibit,
pupuk dan pestisida, maka sawah tersebut tidak akan berguna. Jadi, dengan
memperoleh kredit, maka petani tersebut akan memiliki modal untuk
mengolah sawah tersebut dan dapat berproduksi.
4. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dapat menjadi alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang di
berikan akan menambah jumlah barang yang di perlukan oleh masyarakat.
Dan kredit tersebut juga dapat membantu dalam mengekspor barang dari
5. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat menigkatkan kegairahan berusaha,
apalagi bagi si anggota yang memang modalnya pas-pasan. Dengan
memproleh kredit, anggota bergairah untuk memperbesar atau memperluas
usahanya.
6. Untuk meningkatan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang di salurkan, maka akan semakin baik, terutama
dalam hal pemerataan pendapatan. Jika kredit di berikan untuk membangun
pabrik, maka pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja sehingga mengurangi
pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat
memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan
membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi
masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pabrik.
7. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling
membutuhkan antara si penerima dan si pemberi kredit. Sehingga dapat pula
tercipta perdamaian dunia.
2.2.4 Jenis-Jenis kredit
Beragam jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana.
Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam.
Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan anggota.
Dalam prakteknya kredit yang diberikan koperasi untuk masyarakat terdiri dari
Secara umum jenis-jenis kredit dapat di lihat dari berbagai segi antara lain:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi yang masa pemakainnya
untuk suatu periode yang relatif lama. Contohnya, untuk membangun pabrik
atau membeli mesin-mesin.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
Misalnya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau
biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit yang di gunakan untuk peningkatan usaha atau produksi ataupun
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai
contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan
barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit
pertambangan akan menghasilkan bahan tambang atau industri lainnya.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang di hasilkan, karena memang
contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga
dan kredit konsumsi lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya di harapkan dari hasil penjualan barang
dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh, kredit
ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling
lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam, atau untuk
pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi. Sebagai contoh untuk pertanian seperti jeruk, atau
peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka
panjang masa pengembaliannya di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya kedit ini
untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk
barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit
yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon
debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta
loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usaha tediri dari:
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang di biayai untuk sektor perkebunan
atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau
jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan
ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau
besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam
jangka panjang, seperti tambang emas, timah dan minyak.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana
f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para profesional,
seperti dosen, dokter, atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian rumah.
2.2.5 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum memberikan suatu fasilitas kredit, maka kreditur harus merasa
yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian
ini dilakukan dengan berbagai cara, prosedur dan kriteria yang telah di tetapkan
sebagai standar penilaian setiap kreditur.
Biasanya, kriteria penilaian yang harus di lakukan oleh koperasi untuk
mendapatkan anggota yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5C dan 7P kredit.
Adapun analisis singkat 5C kredit adalah sebagai berikut:
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberi kredit
benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si anggota
baik yang bersifat pribadi seperti pola hidup, keadaan keluarga, hobi dan jiwa
sosial. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar.
2. Capacity
Untuk melihat anggota dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang di
hubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
Begitu juga dalam kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk
kekuatan yang ia miliki. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam
mengembalikan kredit yang di salurkan.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi). Capital juga harus dilihat dari sumber mana
saja modal yang ada sekarang ini.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon anggota baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dieksekusi secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi ekonomi sekarang dan
kemungkinan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing,
serta di akibatkan dengan prospek usaha yang di biayai hendaknya
benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
1. Personality
Yaitu menilai anggota dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku,
dan tindakan anggota dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan anggota ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan anggota dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang di inginkan anggota. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam-macam, apakah untuk modal kerja, konsumtif atau produktif dan
lain sebagainya.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha anggota di masa yang akan datang apakah akan
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara anggota di masa yang akan datang
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana
untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka
akan semakin baik.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan anggota dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan
semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
2.2.6 Jaminan Kredit
Untuk melindungi uang yang dikucurkan lewat kredit dari resiko kerugian,
maka pihak koperasi membuat pagar pengamanan. Dalam kondisi sebaik apa pun
atau analisis sebaik mungkin, resiko kredit macat tidak dapat dihindari. Pagar
pengamanan yang dibuat biasa berupa jaminan yang harus disediakan debitur.
Tujuan jaminan adalah untuk melindungi kredit dari resiko kerugian, baik
disengaja maupun tidak disengaja (Kasmir, 2003).
Adapun jaminan yang dapat di jadikan jaminan kredit oleh calon debitur
adalah sebagai berikut.
1. Dengan Jaminan
a. Jaminan benda
Yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti : Tanah, kebun,
sawah, Bangunan, rumah, pabrik, Kenderaan bermotor,
b. Jaminan surat-surat berharga
Yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan
seperti: Sertifikat saham, Sertifikat obligasi, Sertifikat tanah, Sertifikat
deposito, Rekening tabungan yang di bekukan, Rekening giro yang di
bekukan, Wessel, Bukti Pemilikan Kenderaan Bermotor (BPKB), dll.
c. Jaminan orang
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet
maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.
2. Kredit Tanpa Jaminan
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan
dengan jaminan barang tertentu. Biasanya kredit ini diberikan untuk perusahaan
yang benar-benar bonafit dan profesional, sehingga kemungkinan kredit tersebut
macat sangat kecil. Kredit tanpa jaminan hanya mengandalkan kepada penilaian
terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk