• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angular Cheilitis Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, ny

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angular Cheilitis Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, ny"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Angular Cheilitis

Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang

ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan,

mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut.

Pada kasus yang parah, retakan tersebut dapat berdarah ketika membuka mulut dan

menimbulkan ulser dangkal atau krusta.5

Menurut Stannus, lesi ini dutandai dengan adanya fisur-fisur dan eritema pada

sudut mulut yang menyebar sampai ke bawah bibir dan kemungkinan meluas ke

mukosa pipi. Angular cheilitis memiliki nama perleche, angular cheilosis dan angular

stomatitis.6 Istilah perleche sebenarnya digunakan untuk angular cheilitis yang disebabkan defisiensi vitamin B kompleks, namun sekarang telah digeneralisasikan

untuk semua angular cheilitis dengan berbagai etiologi.22

2.2. Etiologi

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya angular cheilitis yaitu infeksi, trauma

mekanis, defisiensi nutrisi atau menurunnya sistem imun. Dalam proses terjadinya

angular cheilitis, faktor-faktor penyebab tersebut bisa berdiri sendiri atau

berkombinasi dengan faktor lain. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

angular cheilitis dapat disebabkan oleh defisiensi riboflavin (vitamin B2) yang

(2)

cheilitis pada orang dewasa disebabkan oleh agen infeksi atau faktor mekanikal

sedangkan pada anak-anak yang lebih menonjol disebabkan defisiensi nutrisi dan

menurunnya sistem imun. Biasanya pada anak, angular cheilitis sering diikuti dengan

demam.6 Defisiensi dari vitamin B yang menyebabkan angular cheilitis adalah akibat dari kekurangan riboflavin (vitamin B2), asam folat dan piridoksin (vitamin B6).

Sedangkan vitamin lainnya yang juga tergabung di dalam vitamin B kompleks tidak

menyebabkan terjadinya angular cheilitis walaupun menimbulkan lesi-lesi di rongga

mulut. Candida albicans dan Staphylococcus aureus banyak terdapat dalam lesi

angular cheilitis.22

2.2.1. Infeksi

Agen infeksi merupakan penyebab utama dan dapat diisolasi pada lebih 54%

dari lesi, dimana sebagian besar adalah Candida albicans dan Staphylococcus aureus.6 Angular cheilitis sering dikaitkan dengan keberadaan Oral Candidiasis, yang

umumnya terjadi pada pasien yang memakai gigi tiruan, terutama pada pasien yang

mengalami denture stomatitis. Candida sp dapat diisolasi kurang lebih dua pertiga

dari pasien yang menderita angular cheilitis, terjadi karena satu faktor saja atau

merupakan kombinasi dengan Staphylococcus sp.22 dan Streptococcus sp. Menurut Lewis, secara umum pasien yang menderita angular cheilitis yang memakai protesa

lebih cenderung mempunyai Candida sp. yang berkolonisasi dalam flora oral. Adanya

pengelupasan kulit yang berwarna kuning menunjukkan infeksi dari Staphylococcus

aureus yang dapat membedakannya dengan Candida sp.2

(3)

Faktor mekanis dapat terjadi pada orang tua dan anak-anak. Pada orang tua

dapat disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan yang tidak pas atauakibat proses

penuaan sedangkan pada anak-anak seperti menjilat sudut bibir, menghisap jari dan

menggunakan dot. Pada orang tua, bila terjadinya kehilangan ketinggian oklusal

disebabkan karena kehilangan gigi atau pasien dengan gigi tiruan yang tidak pas akan

menyebabkan kurangnya dimensi vertikal, dan seterusnya membentuk lipatan-lipatan

pada sudut mulut. Saliva akan berakumulasi pada lipatan tersebut, menyebabkan

lembab dan menyediakan habitat yang sempurna untuk Candida albicans. Pada

anak-anak, kebiasaan menjilat sudut bibir dan menghisap jari akan menyebabkan saliva

berkumpul pada sudut mulut dan terbentuklah lingkungan yang sesuai untuk

proliferasi organisme. Keadaan ini dapat menjadi lebih parah dengan membiarkan

bibir yang basah dikeringkan oleh angin dan sinar matahari. Penyebab angular

cheilitis lainnya pada anak adalah kebiasaan bernafas melalui mulut dan sering

mengeluarkan air liur (mengences).

2.2.3. Defisiensi Nutrisi

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), malnutrisi adalah

ketidakseimbangan selular antara suplai makanan dan energi dengan kebutuhan tubuh

untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi-fungsi spesifik. Malnutrisi

dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrition atau defisiensi nutrisi)

maupun kelebihan gizi (overnutrition).19

Defisiensi nutrisi yang sering terjadi pada pasien penderita angular cheilitis

(4)

zat besi, dan asam folat. Dimana sumber vitamin dan mineral tersebut banyak

terdapat pada buah, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran, khususnya sayuran hijau.11 Masukan makanan yang tidak seimbang sebagai hasil dari kondisi rumah

tangga yang buruk merupakan salah satu penyebab malnutrisi pada anak. UNICEF

juga menyatakan bahwa penyakit dan kebiasaan makan yang tidak baik sama

berperannya dalam menyebabkan malnutrisi. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta

menunjukkan bahwa terdapat 6.516 balita yang kekurangan gizi sepanjang tahun

2006 dan 2,38% dari 281.131 balita di lima wilayah ibu kota DKI Jakarta menderita

kurang gizi.20 Selain faktor ekonomi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nutrisi yang baik dapat menyebabkan kurangnya kualitas asupan gizi mereka,

masyarakat tidak mengerti bagaimana memilih makanan yang berkualitas baik

dengan harga murah yang dapat mereka konsumsi. Masyarakat tidak memanfaatkan

sumber yang tersedia dengan baik karena kekurangan informasi atau pengetahuan

mengenai bagaimana cara pemberian makanan sehingga mereka lebih mengutamakan

rasa kenyang tanpa memperhatikan kualitas dan variasi makanan.20 Penyebab lain terjadinya malnutrisi ialah pengaruh adat dan kebiasaan masyarakat yang tidak sesuai

dengan praktek mengenai cara pemberian makanan yang benar.9

Pada pasien angular cheilitis yang dihubungkan dengan defisiensi nutrisi dapat

terlihat penipisan papilla lidah (depapillated tongue) pada pasien dengan defisiensi

asam folat, atau lidah ungu kemerahan (reddish-purple depapillated tongue) pada

defisiensi vitamin B. Angular cheilitis yang disertai alopesia, diare dan ulserasi oral

non-spesifik yang biasanya terdapat di lidah dan mukosa bukal, dapat diduga karena

(5)

2.2.4. Defisiensi Imun

Defisiensi imun merupakan gangguan kemampuan sistem pertahanan tubuh

untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Pada

defisiensi imun sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi

lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama

dari biasanya. Defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif dari

biasanya.18

Angular cheilitis juga disebabkan oleh defisiensi imun. Angular cheilitis yang

dikaitkan dengan kandidiasis merupakan manifestasi awal defisiensi imunologis

seperti Diabetes Mellitus atau infeksi HIV. Pada anak-anak, angular cheilitis mudah

terjadi akibat sistem imun yang belum matang. Pada orang-orang tua dengan daya

tahan yang lemah akan memudahkan pertumbuhan jamur atau bakteri lain

berkembang secara pathogen yang akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya lesi

angular cheilitis.6

2.3. Gambaran Klinis

Secara umum angular cheilitis mempunyai simtom utama bibir kering, rasa

tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur yang diikuti dengan rasa

terbakar pada sudut mulut. Yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema

yang berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema, ulser,

krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi jangka

panjang, terjadi supurasi dan jaringan granulasi. Kadang-kadang lesi dapat

(6)
(7)

2.4 Diagnosis

Angular cheilitis secara klinis mudah dkenali, gambaran klinisnya cukup jelas.

Untuk pemeriksaan laboratorium, dapat mengukur Candida sp dan Staphylococcus

aureus yang diambil dari lesi angular cheilitis. Pada pemakai gigi tiruan, dapat

diisolasi Candida sp dari lesi angular cheilitis dan juga dari palatum, juga dapat dari

air kumur-kumur dari pemakai gigi tiruan tersebut. Angular cheilitis biasanya diikuti

dengan alopesia di lokasi lesi berada dan disertai non-spesifik lesi-lesi oral yang

terdapat di lidah dan mukosa bukal, kemungkinan diakibatkan kekurangan zat besi.23 Ada beberapa differential diagnosis angular cheilitis namun sangat jarang dijumpai,

yaitu acanthosis nigricans, acrodermatitis enteropathica, glucagonoma dan pemphigus

(8)

Kerangka Teori:

Inflamasi gingiva

Sel terlibat dalam inflamasi:

sel mast, aktifasi sistem protein plasma dan pelepasan produk seluler

Histamin, neutrofil, monosit, Bradikinin,

IL-1, IL-2, IL-4, IL-6, IL-8, IFN, TNF- α., Prostaglandin E2 (PGE2) ,

Tea Tree Oil 

 terpinen-4-ol, α-terpineol , dan 1,8-cineole dapat menekan produksi superperoksida dari sel monosi

 terpinen 4-ol mampu menghilangkan komponen utama dari TNFα, IL-1β, IL 8, IL 10, dan prostaglandin E2

 terpinen 4-ol memodulasi vasodilatasi dan ekstravasi plasma yang dihubungkan dengan inflamasi yang induksi histamin pada manusia.

Penurunan inflamasi

Gambar

Gambar ConpendDisease.U2: Serangkadium of ContiUSA: Medicaaian proses inuing Educatal World Busininflamasi (Ction in Dentistness Press,200ohen DW,Botry

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat, proyeksi dan estimasi sehubungan dengan produk reksa dana yang dimaksud dalam dokumen ini: (a) adalah milik SCB, (b) tidak dimaksudkan untuk memberikan saran keuangan

Pada kesempatan ini saya meng- ucapkan terima kasih kepada (1) para pengurus yayasan dan para pendiri Pendidikan Islam Abu Bakar Yogya- karta; (2) para pimpinan

pihak Unit Jasa Keuangan Syari’ah pada Koperasi Serba Usaha Alhambra Surabaya untuk pengunaan keperluan pembiayaan modal kerja dengan mengunakan skema murābaḥah dan

Pada pengujian kecepatan putar motor stepper pada proses interpolasi, pengujian kecepatan putar motor stepper dilakukan dengan mengatur berdasarkan tinggi rendahnya

pada kategori berkembang baik. 3) Prestasi belajar anak pada siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Dan bisa dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan hasil

Results showed that the improved algorithm has higher feature recurrence rate, matching correct rate and speed of matching dealing with different scale, large rotation

Menghasilkan barang di jaman sekarang mudah (manajemen produksi) yang jauh lebih penting adalah memasarkan barang (manajemen pemasaran) Bagaimana langkah-

Two proposed 3D spatial indices describe the relationship between the volume of the high vegetation and volume of buildings (VV2BV) or a relationship between the volume and area