BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Kajian tentang pola kalimat shi…de sudah banyak diteliti di Cina.Pola shi…de sangat menarik minat para ahli bahasa. Di Indonesia belum ada yang meneliti tentang pola kalimat shi...de. Berikut penulis akan menjabarkan mengenai penelitian sebelumnya.
Wang Ling Yun (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Shì…De” Jù Yánjiū Jí Qí Zài Duìwài Hànyǔ Jiàoxué Zhōng De Yìngyòngmembahas dari aspek semantik dan sintaksis. Beliau meneliti pola kalimat shi…dedan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan pelajar asing. Hal ini disebabkan shi...de tidak memiliki arti yang sesuai dalam bahasa Inggris, oleh karena itu pelajar asing menemukan kesulitan dalam penggunaan pola kalimat shi…de.
Jin Ya Ming (2011) dalam penelitian yang berjudul “Shì…De” Jù Shì Xiǎo Yì membagi struktur shi…de menjadi dua bagian yaitu shi (kata kerja) + de ( kata kerja bantu) dan shi (kata keterangan) + de (partikel). Adapun yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian tersebut yaitu shi
Han Yu (2011) dalam penelitiannya yang berjudulQiǎn Xī “Shì…De” Jù Shì De Lìshí Fāzhǎn meneliti dari aspek sejarah mengenai perkembangan pola kalimat shi…de. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa sejak zaman dinasti Song penggunaan shi…de sudah mulai muncul sampai pada dinasti Ming berkembang dengan sempurna. Penggunanshi…de dari zaman dulu sampai zaman modern seperti sekarang ini tidak jauh berbeda.
2.2 Konsep
Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 2007:588). Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu konsep kalimat, penegasan dalam kalimat dan shi…de.
2.2.1 Kalimat
terdiri atas klausa. Dalam penggunaannya, kalimat merupakan bagian yang terkecil dari bahasa.
2.2.1.1 Jenis-jenis Kalimat
Kalimat dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menurut jumlah klausa pembentuknya, fungsi isinya, kelengkapan unsurnya, dan susunan subjek predikatnya. (Finoza, 2002: 119)
Berdasarkan jenis klausa, kalimat dapat dibedakan menjadi: a. Kalimat tunggal
b. Kalimat majemuk
Berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya a. Kalimat berita atau deklaratif
b. Kalimat perintah atau imperatif c. Kalimat tanya atau interogatif d. Kalimat seru atau ekslamatif
Berdasarkan kelengkapan unsur a. Kalimat lengkap atau kalimat mayor b. Kalimat tak lengkap atau minor
a. Kalimat biasa b. Kalimat inversi
2.2.2 Penegasan dalam Kalimat
Menurut Chaer (2006: 364) dalam buku Tatabahasa Praktis Bahasa Indonesiapenegasan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.
Penegasan ini dapat dilakukan antara lain dengan: 1. Intonasi
2. Partikel
3. Kata keterangan 4. Kontras makna 5. Pemindahan unsur 6. Pemindahan predikat
(1) Penegasan dengan Intonasi
Contoh: kakak membaca novel di kamar
Kalau tekanan diberikan pada kata kakak maka kalimat tersebut berarti ‘yang membaca novel adalah kakak, bukan orang lain’; kalau tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat tersebut berarti ‘yang dilakukan kakak di kamar adalah membaca, bukan pekerjaan lain’; kalau tekanan diberikan pada novel maka kalimat itu berarti ‘yang dibaca kakak adalah
novel bukan bacaan lain’; dan kalau tekanan diberikan pada kata di kamar
maka kalimat tersebut berarti ‘tempat kakak membaca adalah di kamar, bukan di tempat lain’.
(2) Penegasan dengan Partikel
Partikel penegas yang ada dalam bahasa Indonesia adalah : yang, lah- yang, dan pun – lah.
a. Partikel yang ditempatkan di antara subjek dan predikat dalam kalimat verbal (kalimat yang predikatnya kata kerja) atau kalimat ajektival (kalimat yang predikatnya kata sifat).
b. Partikel lah – yang digunakan di antara subjek dan predikat pada sebuah kalimat verbal atau kalimat ajektival. Partikel lah – yang ini lebih tegas maknanya daripada partikel yang.
Contoh:Dialah yang mengambil bukumu.
c. Partikel pun – lah digunakan: pun di antara subjek dan predikat, sedangkan –lah dirangkaikan pada predikat yang berupa kata kerja intransitive
Contoh: Dia pun keluarlah dari persembunyiannya.
(3) Penegasan dengan Kata Keterangan
Keterangan penegas yang lazim digunakan untuk memberi penegasan adalah kata memang.
Kata memang ini dapat memberi penegasan pada predikat dan dapat pula pada subjek.
Contoh:
a. Memang dia belum tahu.
Penegasan kalimat dengan kata keterangan penegas masih dapat pula lebih ditegaskan lagi dengan partikel penegas. Misalnya : Memang dialah yang belum tahu (sedangkan kami semua tahu).
Pemberian keterangan penegas ini dapat pula dilakukan dalam bentuk anak kalimat yang diawali dengan kata penghubung seperti apalagi, lagipula, bahkan, dan lebih – lebih lagi.
Contoh:
a. Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang kamu bayangkan
apalagi kalau kamu tidak punya koneksi.
b. Lebih baik uang ini kita pakai dulu untuk membeli beras daripada untuk membayar langganan listrik, lagipula sekarang baru tanggal sepuluh. c. Kikirnya bukan main bahkan untuk makan sendiri pun dia enggan mengeluarkan uang.
(4) Penegasan dengan Kontras Makna
Penegasan dengan kontras makna dilakukan terhadap kalimat majemuk setara. Makna klausa pertama dari kalimat tersebut menjadi terasa lebih tegas karena dikontraskan atau dipertentangkan dengan makna pada klausa kedua.
a. Nurmala berurai air mata pada saat orang bergembira.
b. Dia dengan mudah mendapatkan uang seratus ribu sehari, kita mencari seribu rupiah saja sulit.
c. Rata – rata penduduk di negeri itu kaya raya padahal tanah mereka tandus dan gersang.
(5) Penegasan dengan Pemindahan Unsur
Yang dimaksud dengan pemindahan unsur adalah memindahkan unsur atau bagian kalimat ke posisi awal kalimat.
(6) Pemindahan Predikat
Kalau tekanan sebuah kalimat ingin diberikan kepada unsur predikat maka unsur predikat itu harus ditempatkan pada awal kalimat. Namun pemindahan unsur predikat ini tidak begitu saja dapat dilakukan, melainkan harus diperhatikan dulu jenis kata yang menduduki unsur predikat itu.
a. Kalau predikatnya berupa kata kerja intransitif maka pemindahan predikat itu dapat dilakukan.
b. Kalau predikatnya berupa kata kerja transitif, maka predikatbeserta objeknya harus dipindahkan sekaligus; dan bila ingin diberi partikel –lah partikel itu harus dirangkaikan di belakang objek tersebut. c. Kalau predikatnya berupa kata sifat atau frase sifat, maka predikat
ini hanya dapat dipindahkan ke posisi awal kalau subjeknya bersifat khas atau tertentu.
d. Kalau predikatnya berupa kata benda, maka predikatnya dapat dipindahkan ke posisi awal kalau subjeknya bersifat khas atau tertentu.
e. Kalau predikat berupa kata bilangan atau frase bilangan, maka predikat itu dapat dipindahkan ke posisi awal.
2.2.3 Shi…De
Pola kalimat shi…de digunakan untuk menegaskan waktu, tempat, cara, dan lain-lain; dari suatu tindakan yang sudah terjadi. Pola kalimat
shi…de, shidiletakkan di depan bagian yang akan ditegaskan dandediletakkan di akhir kalimat (Yong Xin, 2005: 101). Pola kalimat
shi…de tidak selalu digunakan secara bersamaan, salah satu unsurnya yaitu
shi dapat dihilangkan, tetapi de tidak bisa dihilangkan. Berikut adalah contoh penggunaan pola kalimat shi…de berdasarkan waktu, tempat, cara, tujuan dan pelakunya.
Contoh:
1. Menegaskan waktu
我 是 2008 开始 学习 汉语 的
wǒ shì 2008 kāi shǐ xué xí hàn yǔ de saya adalah 2008 mulai belajar mandarin partikel
Saya mulai belajar bahasa Mandarin tahun 2008.
2. Menegaskan tempat
客人 是 从 上海 来 的
kè rén shì cóng shàng hǎi lái de tamu adalah dari Shanghai datang partikel
3. Menegaskan cara
我们 是 坐 飞机 来 的
wǒ men shì zuò fēi jī lái de kami adalah naik pesawat datang partikel
Kami datang naik pesawat.
4. Menegaskan tujuan
我 是 去 旅行 的
wǒ shì qù lǚxíng de saya adalah pergi liburan partikel
Saya pergi liburan. 5. Menegaskan pelakunya
这 件 事 是 他 告诉 我 的
zhè jiàn shì shì tā gàosu wǒ de
ini Kt. bilangan masalah adalah dia memberitahu saya partikel Masalah ini dia yang memberitahu saya.
Dalam penggunaan pola kalimat shi…de, bila kata kerjanya mempunyai objek dan objeknya berupa kata benda maka de dapat diletakkan sebelum objek.
7.
他 是 在 广州 上 的 飞机
ta shì zai guang zhou shang de fei ji dia adalah di Guangzhou naik partikel pesawat
Dia naik pesawat di Guangzhou.
Kata de bisa diletakkan dibagian belakang kalimat, seperti kalimat pertama berubah menjadi我是从外文书店买这些书的 dan kalimat kedua berubah menjadi他是在广州上的飞机的. Arti dari kedua kalimat tersebut tidak mengalami perubahan.
Pola kalimat shi...de juga dapat digunakan apabila objeknya berupa kata ganti atau dibelakang objek ada pelengkap arah, de harus diletakkan di akhir kalimat.
Kami bertemu dia di jalan.
Bentuk negatif dari pola kalimat shi…deadalah bu shi…de. Contoh :
10.
我们 不 是 坐 汽车 来 的
wo men bu shì zuo qi che lai de kami tidak adalah naik mobil datang partikel
Kami datang bukan/tidak naik mobil.
11.
它 不 是 从 广州 来 的
ta bu shì cong guang zhou lai de dia tidak adalah dari Guangzhou datang partikel
Dia bukan datang dari Guangzhou.
shi…dejuga bisa menegaskan tujuan, kegunaan/manfaat, asal, dan lain-lain. Contoh:
12.
他 是 为 学习 汉语 来 北京 的
ta shì wei xue xi han yu lai bei jing de dia adalah untuk belajar mandarin datang Beijing partikel
Dia datang ke Beijing untuk belajar mandarin. (tujuan)
13.
笔 是 用 来 写 字 的
bi shì yong lai xie zi de
14. Pabrik itu yang memproduksi jenis TV ini. (asal)
Dalam kalimat-kalimat untuk menegaskan tujuan, kegunaan, manfaat, asal dan lain-lain. Kata deharus diletakkan di akhir kalimat.
2.3 Landasan Teori
Sebuah penelitian perlu ada landasan teori yang mendasarinya karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang digunakan diharapkan mampu menjadi dasar tumpuan seluruh pembahasan.
Dalam penelitian ini penulis berdasarkan tatabahasa Mandarin yang diambil dari buku Wai Guo Ren Shi Yong Han Yu Yu Fayang memaparkan dan mendeskripsikan pengertian dari tatabahasa dan jenis kalimat dalam tatabahasa Mandarin.
Dalam buku Wai Guo Ren Shi Yong Han Yu Yu Fa Li De Jin (2010: 2) mengatakan “语法是构成语言的要素之一。外国人学习现代汉语, 除了必须掌握语言、汉字(汉语的书写符号)、词汇以外,还要很好
(Grammar is one of the elements of language, foreigners learning modern Chinese must have a good understanding of characteristics of its grammar,
in addition to the command of pronounciation, Chinese characters (the
written symbols of Chinese) and vocabulary, before they can acquire a
mastery of the rules of sentence making and work usage).
Menurut Qi Hu Yang (2009:18), “yang menjadi bagian dari tata bahasa Mandarin adalah morfem, kata, gabungan kata, dan kalimat yang merupakan hal yang penting dalam tata bahasa Mandarin”.