• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Sosialisasi kepada Penduduk dalam Menjaga Populasi Biawak di daerah Sekitar Aliran Sungai Opak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pentingnya Sosialisasi kepada Penduduk dalam Menjaga Populasi Biawak di daerah Sekitar Aliran Sungai Opak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pentingnya Sosialisasi kepada Penduduk dalam Menjaga Populasi

Biawak di daerah Sekitar Aliran Sungai Opak

Nur Hanifah Widiastuti

Universitas Ahmad Dahlan

Jl. Prof. Dr. Soepomo, S. H., Janturan, Warungboto, Yogyakarta 55164 Email: nhanifahw@gmail.com

Abstrak

Biawak adalah hewan dari famili Varanidae yang menyukai habitat dekat dengan sumber air dan terbuka. Pada umumnya, hewan ini memakan berbagai jenis serangga, ikan, kadal, siput, dan beberapa macam hewan pengerat. Sungai Opak adalah nama sungai yang mengalir di Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Di daerah sekitar aliran sungai Opak menjadi habitat bagi beberapa biawak. Akan tetapi, populasi biawak di sepanjang aliran sungai Opak kini semakin menurun.

Penulis mengadakan pengamatan di daerah sekitar aliran sungai Opak, tepatnya di daerah Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dari hasil pengamatan penulis, beberapa daerah sekitar aliran sungai Opak telah rusak akibat adanya penambangan pasir liar, kotor akibat sampah rumah tangga, dan kedalaman sungai juga bertambah. Selain itu, penulis juga melihat adanya penangkap liar biawak. Hal ini, disinyalir sebagai penyebab menurunnya populasi biawak di area itu dan membuat biawak memasuki kawasan penduduk. Meskipun biawak bukan termasuk hewan hiperaktif, tetapi kehadirannya di kawasan penduduk membuat penduduk resah.

Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka wajar saja jika populasi biawak menurun. Oleh karena itu, sebelum mencapai kemusnahan perlu diadakannya sosialisasi kepada penduduk akan pentingnya menjaga populasi biawak. Sehingga, diharapkan tidak ada lagi pembunuhan biawak yang memasuki kawasan penduduk, dan daerah di sekitar aliran sungai Opak menjadi bersih. Selain itu, perlunya dibuat sanksi pagi para penangkap satwa liar agar mereka tidak berani lagi menangkap biawak.

Kata kunci: Biawak, Sungai Opak, Penangkapan Satwa Liar, Sosialisasi

(2)

Bawak asia merupakan jenis kadal yang mempunyai daerah penyebaran paling luas, yaitu dari Sri Lanka, India, Bangladesh, Burma, Vietnam dan Hainan (China), Malaysia, Philipina, dan Indonesia (de Lisle, 2007). Minimal terdapat empat jenis biawak di Indonesia, yaitu Varanus salvator yang tersebar mulai dari Sumatera, Jawa sampai Sulawesi dan Maluku, V. indicus (biawak mangrove) yang mempunyai daerah penyebaran di Papua dan Australia, sementara jenis yang lain adalah V. comodoensis (komodo) yang mempunyai penyebaran di Pulau (P.) Komodo, Nusa Tenggara Timur (Koch & Acciaioli, 2007) serta V. auffenbergi yang penyebarannya di Pulau Roti (de Canto, 2007).

Dusun sanan adalah dusun yang terletak di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta. Dusun Sanan berada di Jalan Alternatif Yogya-Wonosari dan berada di samping sungai Opak (Gambar 2). Sungai Opak adalah sungai yang menjadi salah satu tempat habitat bagi biawak Varanus salvator. Selain itu, sungai opak juga menjadi mata pencarian bagi beberapa penduduk dusun Sanan.

Akan tetapi, semenjak terjadinya penambangan pasir liar dalam skala besar di area sepanjang aliran sungai Opak yang bersebelahan dengan dusun Sanan, daerah disekitar area sungai opak menjadi rusak. Selain itu, akhir-akhir ini masyarakat dusun Sanan diresahkan karena biawak-biawak yang mulai memasuki perkampungan dan rumah penduduk. Adanya pemburu satwa liar dari luar desa yang sering menangkap beberapa biawak yang tinggal di daerah sekitar Sungai Opak juga tak begitu menjadi sorotan masalah penduduk. Terancamnya jumlah populasi biawak dan kurangnya perhatian penduduk pada biawak di area sepanjang Sungai Opak merupakan fenomena yang yang menarik untuk dikaji, sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya sosialisasi kepada penduduk dalam menjaga populasi biawak di daerah sekitar aliran Sungai

Opak. Gambar 2. Peta lokasi Dusun Sanan dari satelit (maps/google.com).

II. METODE

(3)

Selain itu, aliran sungai Opak ini adalah pembatas antara kecamatan Kalasan dengan kecamatan Prambanan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, yaitu mengamati obyek penelitian secara langsung. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan penduduk lokal Dusun Sanan yang sering beraktivitas di daerah sepanjang aliran sungai sebagai pencari rumput atau penambang pasir di sungai dan wawancara terhadap beberapa penduduk desa Sanan. Selain itu, pengumpulan data juga didapatkan dari pengamatan kondisi daerah sepanjang aliran sungai secara langsung.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Kondisi Sungai Opak

Sebelum terjadi erupsi merapi pada tahun 2010, daerah sepanjang aliran Sungai Opak masih rindang dan tepian sungai masih berdiri pohon-pohon bambu, bahkan air di Sungai Opak juga masih bersih. Setelah erupsi merapi berakhir, panyak penambang pasir yang datang untuk menambang pasir di Sungai Opak. Daerah sekitar aliran Sungai Opak semakin parah setelah beberapa orang menambang pasir dengan mesin berat seperti bulldozer. Sehingga banyak area sekitar Sungai Opak yang rusak, kedalaman sungai menjadi lebih dalam dan air menjadi keruh. Tetapi, sayangnya warga baru menyadari dampak dari rusaknya ekosistem Sungai Opak baru sekitar 1 tahun ini.

(4)

Gambar 4. Sebagian daerah di sekitar aliran Sungai Opak sudah dialih fungsikan menjadi sawah dan lahan bercocok tanam.

Gambar 5. Sampah-sampah yang tersangkut di pohon bambu.

(5)

Gambar 7. Penduduk Dusun Sanan yang akan pergi mencari ikan di Sungai Opak.

Gambar 8. Rusaknya beberapa pohon dan area disekitar aliran Sungai Opak.

(6)

Varanus salvator merupakan biawak air yang mempunyai distribusi yang sangat luas di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara. Biawak merupakan anggota dari Varanidae. Akan tetapi, sebenarnya pengklasifikasian tentang biawak membutuhkan investigasi taksonomi ulang. Sampai saat ini, kebenaran akan beberapa subspecies masih belum bisa meyakinkan orang (Pianka, 2004). Pemeriksaan yang paling komprehensif dari pengelompokan Varanus salvator itu dilakukan oleh Mertens, dimana spesies Varanus salvator dibedakan menjadi enam subspesies pada tahun 1942 (salvator, togianus, cumingi,

nuchalis, marmoratus, dan scutigerulus). Bentuk tubuh bivittatus, dianggap sebagai sinonim dari V. s. salvator (Mertens, 1942).

Menurut Taylor (1966), Varanus salvator hidupnya semi-akuatik dan dapat hidup di berbagai habitat. Mereka sering terlihat di tepi sungai dan di rawa-rawa. Varanus salvator adalah spesies yang tergantung air dan dikenal dapat menyeberangi bentangan air yang luas, sehingga hal ini menjelaskan bahwa Varanus salvator memiliki distribusi yang luas.

Meskipun begitu, Varanus salvator juga ditemukan di tanah datar, liang atau lubang di tepi sungai. Pintu masuknya dimulai pada kemiringan ke bawah tetapi kemudian meningkat membentuk cekungan sepeti kolam. Panjang rata-ratanya sekitar 9,5 m, kedalaman rata-rata sekitar 2 m, dan suhu rata-rata sekitar 26 derajat Celsius (Traeholt, 1995).

Dahulu, Varanus salvator banyak ditemukan di sekitar rerumpunan pohon bambu maupun semak-semak di daerah pinggiran Sungai Opak. Tetapi kini biawak ini semakin sulit ditemukan. Saat penulis melakukan pengamatan selama beberapa hari di area sekitar aliran Sungai Opak, penulis tidak mendapati adanya spesimen biawak yang menghuni ditempat-tempat itu.

Saat penulis mewawancarai penduduk Dusun Sanan yang sedang menambang pasir, beliau mengatakan bahwa sekarang cukup sulit untuk menemukan biawak karena sekarang sudah terlalu banyak aktivitas di daerah sekitar aliran Sungai Opak seperti bercocok tanam dan menambang pasir. Selain itu, hampir beberapa bulan sekali adanya pemburu biawak liar yang sering menangkap beberapa ekor biawak dengan panjang sekitar 1m. Menurut Shine (1996), ukuran tubuh biawak Varanus salvator usia produktif sekitar 1 meter dan betina sekitar 50 cm. Musim kawin berlangsung dari bulan April hingga bulan Oktober. Sehingga dikhawatirkan, apabila biawak yang ditanggap pemburu adalah biawak usia produktif, maka berkurangnya populasi biawak dikawasan Sungai Opak akan semakin besar dengan tidak adanya regenerasi.

(7)

hadirnya biawak, ada penduduk yang jika melihat biawak di kawasan rumahnya dia langsung membunuhnya. Jika hal ini dibiarkan maka juga dapat mengancam populasi biawak.

IV. KESIMPULAN

Daerah sepanjang aliran Sungai Opak merupakan daerah habitat bagi salah satu jenis biawak seperti Varanus salvator. Sehingga adanya sosialisasi kepada penduduk Dusun Sanan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang konservasi maupun pejabat dirasa perlu agar penduduk Dusun Sanan sadar betapa pentingnya menjaga populasi biawak di daerah sekitar aliran Sungai Opak, menjaga populasi biawak di daerah sekitar aliran Sungai Opak, dan menjaga ekosistem Sungai Opak. Jika populasi biawak terjaga, maka rantai makanan di Sungai Opak juga akan terjaga; jika adanya larangan keras dari penduduk setempat untuk tidak membiarkan perburuan liar biawak, maka populasi biawak tidak akan terganggu; dan jika ekosistem Sungai Opak dijaga maka biawak tidak akan memasuki kawasan penduduk, sungai menjadi bersih, dan akan banyak ikan di Sungai Opak sehingga warga penduduk dapat mencari ikan disungai lagi.

V. DAFTAR PUSTAKA

Byers, D. 2000. Varanus salvator (On-line), Animal Diversity Web, (http://www.animaldiversity.org, diakses 18 Maret 2015).

de Canto, R. 2007. Notes on The Occurrence of Varanus auffenbergi on Roti island. Biawak. Quarterly Journal of Varanid Biology and Husbandry. 1 (1): 24 - 25.

de Lisle. F.H. 2007. Observations on Varanus s. salvator in North Sulawesi. Biawak . Quarterly Journal of Varanid Biology and Husbandry. 1(2): 59-66.

IUCN. 2010. Varanus salvator. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3, (Online), (http://www.iucnredlist.org,diakses 17 Maret 2015).

Koch, A. & Acciaioli, G. 2007.The Monitor twins:A Bugis and Makassarese tradition from SW Su-lawesi, Indonesia. Biawak . Quarterly Journal of Varanid Biology and Husbandry. 1(2): 77-82.

Mertens,R. 1942. Die Familie der Warane (Varanidae). Abb. Senck. Naturf. Ges. 462, 466, 467:1-391. Pianka, Eric R., King, Dennis R., and King Ruth Allen. 2004. Varanoid Lizards of the World.

Bloomongton: Indiana University Press.

Shine, R., P. Harlow, J. Keogh, Boeadi. 1996. Commercial harvesting of the giant lizards, the biology of the water monitor in Southern Sumatra. Biological Conservation. 77: 125-134.

Gambar

Gambar 1. Persebaran biawak Varanus salvator di dunia (IUCN, 2010)
Gambar 2. Peta lokasi Dusun Sanan dari satelit (maps/google.com).
Gambar 3. Sampah di sepanjang tepi sungai Opak.
Gambar 4. Sebagian daerah di sekitar aliran Sungai Opak sudah dialih fungsikan menjadi sawah dan lahan bercocok tanam
+2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah brokohan tradisi lanjutan adalah Aqiqah yang biasanya dilaksanakan 7 hari setelah bayi lahir dan hal ini dilakukan bagi kalangan yang mampu, untuk keluarga yang

Beberapa pemikiran yang dapat menjadi alternatif muatan kebijakan sekolah tersebut, antara lain berkenaan dengan: pemahaman orang tua tentang pendidikan multikultural, layanan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) untuk mengetahui kesiapsiagaan siswa Kelas II IPS SMAN 1 Cawas Kabupaten Klaten terhadap bencana gempabumi di Kabupaten Klaten,

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul: “PENGARUH PENDEKATAN

Materi penelitian berupa babi betina fase grower yang berumur kurang lebih 2 bulan merupakan keturunan landrace (hasil perkawinan silang menggunakan inseminasi

Sebelumnya diketahui kesadahan awal yang digunakan adalah kesadahan optimum hasil uji tahap pertama yang didapatkan dosis optimum adalah 0,5 gram dengan kadar Ca

• Koefisien Korelasi Parsial : Koefisien korelasi antara dua variabel dalam regresi berganda yang bebas dari pengaruh variabel lain (variabel lain konstan). Isaac Asimov dalam

Hasil penelitian ini menemukan bahwa fenomena atau kasus yang terjadi di Desa Seberang Pulau Busuk tersebut, sebagaimana yang telah penulis kelompokkan menjadi dua