• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAUD 1104763 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAUD 1104763 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

73

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN dan REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode bercerita

dengan media wayang sebagai upaya untuk mengurangi perilaku agresif pada

anak kelompok B PAUD BR, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi objektif perilaku agresif pada anak kelompok B PAUD BR sebelum

diterapkan metode bercerita menggunakan media wayang menunjukan

bahwa 3 dari 9 anak berperilaku agresif. Hal tersebut terlihat dari beberapa

karakteristik perilaku agresif yang muncul pada anak, bentuk agresif yang

muncul pada anak diantaranya agresif fisik aktif langsung (anak saling

dorong, menyiku, menaiki bangku, mendorong, merebut mainan,

membanting pintu, menaiki meja, menjaili teman, bersikap kasar, serakah,

saing tendang, berebut alat tulis, menghentakan tangan orang lain, melempar

barang, melempar balok, menggigit, menyiku), agresif fisik pasif langsung

(tidak kondusif saat belajar, mengikuti perilaku teman, melototi teman,

mencari perhatian, bermain main), dan agresif verbal aktif langsung

(berbicara kasar, beradu mulut, membentak, memilih-milih teman, merubah

nama teman, berteriak-teriak, meledek teman, membela diri, menangis.).

2. Penerapan metode bercerita menggunakan media wayang dapat mengurangi

perilaku agresif yang muncul pada anak kelompok B PAUD BR dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a) penerapan metode bercerita tidak

lebih dari 10 menit, b) penerapan aturan yang telah disepakati dengan

sebelum dilakukan tindakan, agar anak lebih kondusif, c) menggunakan

cerita-cerita yang menarik bagi anak serta beragam agar anak tidak mudah

bosan, d) menasehati anak dan mengingatkannya pada tokoh agresif dalam

cerita ketika anak berperilaku agresif atau berperilaku tidak baik.

3. Perilaku agesif pada anak kelompok B PAUD BR setelah diterapkan metode

(2)

74

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

arah yang lebih positif. Adapun perubahan tersebut yakni a) anak sudah mau

meminta maaf jika berbuat salah pada temannya dan mau mendengarkan

nasihat dari guru, serta enggan disamakan dengan perilaku agresif pada tokoh

cerita, b) anak tidak lagi membalas perilaku temannya yang berisap tidak

baik bahkan anak menasehati temannya yang berperilaku tidak baik, c) anak

sudah jarang bahkan tidak melakukan tindakan fisik yang membahayakan

teman d) anak mulai menunjukan perilaku yang baik seperti mau mengalah

dan membantu guru, e) anak memahami perilaku baik akan mendapat balasan

baik sedang perbuatan buruk mendapatkan balasan yang buruk.

a. Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku agresif yang muncul pada anak masih

ada dan tidak hilang sepenuhnya, tetapi perilaku yang muncul masih dapat

ditoleransi dan anak berhenti jika dinasehati. Perilaku agresif yang masih

muncul diantaranya anak masih bersikap jail terhadap temannya, berebut

mainan, atau mengolok teman.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian upaya

mengurangi perilaku agresif anak melalui metode bercerita dengan media

wayang pada kelompok B PAUD BR, peneliti akan mengemukakan beberapa

rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihat-pihak terkait

dengan pendidikan anak usia dini. Adapun rekomendasi tersebut antara lain

diajukan bagi:

1. Sekolah

Berdasarkan kelemahan lapangan bahwa masih kurangnya dukungan

pihak kepala sekolah, maka hendaknya kepala sekolah mampu mendorong

serta mendukung guru untuk lebih aktif dalam mendeteksi masalah-masalah

perilaku yang muncul pada anak sehingga guru dapat mengupayakan agar

masalah perilaku pada anak dapat ditangani sejak dini, serta membantu guru

(3)

75

Yayu Mega Purnamasari, 2015

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi anak-anak yang khususnya mengalami masalah perilaku. Salah satu

tindakan praktis yang dapat dilakukan sekolah yakni membuat program

pelatihan yang kreatif bagi guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan seperti kegiatan bercerita, pihak sekolah juga bisa membantu

guru dalam menyediakan media-media yang beragam sehingga dapat

menunjang pembelajaran atau kegiatan yang menyenangkan.

2. Guru

Berdasarkan kelemahan penelitian bahwa perilaku agresif yang muncul

pada anak bersifat fluktuatif, peneliti merekomendasikan agar guru mampu

konsisten dalam mengupayakan dan meminimalisir terjadinya perilaku agresif

salah satunya dengan pemberian nasihat kepada anak melalui metode bercerita

dengan media wayang. Guru dapat mengeksplor lebih jauh mengenai berbagai

metode lainnya dalam menanamkan pesan moral kepada anak sehingga

perilaku agresif tidak lagi muncul. Selanjutnya guru dapat bekerja sama

dengan rekan sejawat serta orang tua dalam memperlakukan anak sehingga,

perilaku agresif yang berkurang pada anak tidak hanya terjadi di kelas tetapi

juga dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Berdasarkan waktu yang ditempuh penelitian ini masih sangat terbatas

yakni selama kurang dari dua bulan dari tanggal 27 April 2015 hingga 1 Juni

2015, maka dari itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih

mempertimbangkan waktu yang ditempuh dengan rentan waktu minimal 4

hingga 6 bulan, karena penelitian yang berkaitan dengan perilaku dibutuhkan

waktu yang cukup lama sehingga perubahan yang terjadi akan lebih banyak

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

(1) Dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan kualitas hasil pelaksanaan tugas, Komite Nasional Habitat II dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-

Seorang ibu hamil dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat, penggunaan obat perlu diawasi guna menghindari bayi lahir cacat dan

Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan berusaha meningkatkan nilai pencapaian KPI yang berada pada level rendah masittg-masing stakeholder seperti yang telah

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Garpersz, Vincent, manajemen Productive Maintenance, Successful Equipment atAgilentTechnology, Productivity Press, inc., 1988.. Geza Gruenwald, Thermoforming: A plastic

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMAN 21 BANDUNG. Oleh

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba