• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPLOAD 4PENILSMK B UPLOAD 4.PENILSMK B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPLOAD 4PENILSMK B UPLOAD 4.PENILSMK B"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KELAS SEBAGAI MEKANISME UMPAN BALIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN

Oleh: Edy Supriyadi

Abstrak

Based on Standar Isi (SI) and Standar Kompetensi Lulusan (SKL) for basic and middle education, each school has developed Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP is used as guidance, especially in teaching and learning activities. To make continuous improvement of teaching and learning quality and student learning achievement, classroom based assessment must be developed and integrated into teaching and learning process.

Classroom based assessment is designed and conducted by teachers. Its results are used as inputs to increase teaching and learning effectivity. The techniques used in classroom based assessment are paper and pencil test, performance test, portfolio, individual oral presentations, quiz, debates, field work reports, mind maps, talk and answer sessions, projects. There are four main steps to implement classroom based assessment; (a) designing, (b) developing assessment instruments, (c) conducting assessment, and (d) using assessment results to improve teaching and learning quality. Classroom based assessment is conducted in the begining, during and in the end of teaching and learning process. It should be developed together with the designing of KTSP. Teachers are supposed to increase their skills in developing and conducting classroom based assessment relevant to their own subject matters. It can be done by participating in the job training, actively involving in MGMP activities, and reading books or documents related to the classroom based assessment.

Key word: classroom based assessment, penilaian kelas

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dilakukan melalui

penetapan standar nasional pendidikan. Sesuai Undang-Undang No 23 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 35, standar nasional pendidikan terdiri atas standar

isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai

acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

dan pembiayaan.

Berkaitan dengan standar nasional pendidikan tersebut, pemerintah mengeluarkan

(2)

tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, serta No 24 tahun 2006 tentang

implementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk pendidikan dasar dan

menengah. Selanjutnya, setiap sekolah pada satuan pendidikan dasar dan menengah, yaitu

TK, SD, SMP, dan SMA/SMK mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) berdasarkan potensi masing-masing sekolah dan peraturan-peraturan tersebut.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan. KTSP disusun bersama-sama oleh Guru, komite sekolah/yayasan,

konselor (Guru BK/BP), dan narasumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap

anggota, dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Untuk mengetahui sejauhmana

tujuan pendidikan telah dicapai perlu dilakukan penilaian. Penilaian merupakan proses

pengumpulan informasi tentang hasil-hasil belajar siswa yang digunakan sebagai pedoman

untuk mengambil keputusan akademik tentang siswa, memberikan informasi pada siswa,

orang tua siswa, para Guru, atau pihak-pihak terkait lainnya tentang kemajuan belajar

siswa, keunggulan dan kelemahannya, untuk menentukan efektivitas pembelajaran dan

kurikulum, serta menginformasikan kebijakan (Gronlund and Linn, 1990).

Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan internal. Penilaian eksternal merupakan

penilaian yang dilakukan pihak lain yang tidak melaksanakan pembelajaran. Ujian

Nasional merupakan salah satu contoh penilaian eksternal. Penilaian internal adalah

penilaian yang direncanakan dan dilaksanakan oleh Guru. Penilaian kelas merupakan

bagian dari penilaian internal. Selama ini, penilaian kelas belum dapat dirancang dan

dilaksanakan serta dimanfaatkan hasilnya untuk pengelolaan pembelajaran secara

sistematis oleh Guru. Hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya penguasaan dan

(3)

32 propinsi yang dilakukan Depdiknas (2003) menunjukkan bahwa penguasaan Guru

dalam penilaian hasil belajar masih relatif rendah. Hal ini mengindikasikan perlunya

peningkatan pengetahuan dan keterampilan Guru dalam mengembangkan dan

melaksanakan penilaian kelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penilaian kelas, baik yang dilakukan melalui pendekatan formal maupun informal,

perlu dilakukan secara berkelanjutan sepanjang kegiatan belajar mengajar. Melalui

penilaian kelas akan diperoleh berbagai informasi mengenai efektivitas pembelajaran

sebagai masukan yang berguna bagi Guru untuk menyempurnakan pembelajaran. Demikian

juga melalui penilaian kelas akan diketahui sejauhmana siswa memperoleh kemajuan

belajar dalam menguasai substansi pelajaran, pada bagian mana yang belum, dan kendala

apa yang dihadapinya. Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan siswa dapat

menguasai substansi pelajaran sesuai yang direncanakan, maka penilaian kelas perlu

dikembangkan dan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai umpan balik untuk

meningkatkan mutu pembelajaran.

KONSEP PENILAIAN KELAS

1. Pengertian dan tujuan

Menurut Gronlund dan Linn (1985), penilaian kelas merupakan proses sistematis

dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi untuk menentukan

sejauhmana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian kelas dirancang dan

dilaksanakan oleh masing-masing Guru sesuai mata pelajarannya. Hampir senada dengan

pendapat tersebut, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2006) menyatakan bahwa

penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal yang digunakan untuk menilai

(4)

berlangsung dan akhir pembelajaran. Hal ini berarti, penilaian kelas dirancang dan

dilaksanakan terpadu dengan proses pembelajaran.

Berkaitan dengan proses pembelajaran, penilaian berbasis kelas didefinisikan

sebagai suatu penilaian berkelanjutan yang dirancang, dilaksanakan, dan hasilnya

dimanfaatkan oleh Guru dan siswa untuk mengoptimalkan efektifitas pembelajaran di kelas

(Duncan dan Chris, 1994). Penilaian kelas terutama ditujukan untuk memberdayakan Guru

dan siswa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Melalui penilaian kelas

yang berkelanjutan, dapat dilakukan pemantauan terhadap kegiatan siswa selama

pembelajaran, memperoleh umpan balik mengenai kemajuan belajar siswa, bagaimana

siswa belajar, tanggapan siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang dilakukan Guru.

Umpan balik ini dapat digunakan Guru untuk lebih memusatkan pendekatan pembelajaran

yang digunakan, membantu siswa untuk belajar sehingga menguasai seluruh substansi

pelajaran sesuai yang direncanakan.

Penilaian kelas sebagai bagian integral dari penilaian hasil belajar pada dasarnya

merupakan upaya untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pembelajaran, meningkatkan

fungsi dan manfaat penilaian sehingga memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran

secara optimal. Tujuan penilaian berbasis kelas antara lain untuk: a) mengetahui kemajuan

dan kesulitan belajar siswa, serta membantu siswa mengoptimalkan proses pembelajaran,

b) memperoleh umpan balik guna menyempurnakan proses pengajaran dan pembelajaran,

c) mengaktifkan partisipasi siswa dalam penilaian sehingga siswa dapat mengetahui

kemajuan dan kesulitan belajar, dan d) mengembangkan cara belajar dan motivasi untuk

(5)

2. Karakteristik

Penilaian kelas dirancang untuk membantu para Guru dalam memperoleh informasi

yang akurat tentang apa yang dipelajari siswa, dan sejauhmana mereka berhasil menguasai

materi pembelajaran. Penilaian kelas memiliki setidaknya tujuh ciri, yaitu: a). berpusat

pada siswa, b). otonomi Guru, c). bermanfaat ganda, d). formatif, e). kontekstual, dan f).

berkelanjutan (Angelo dan Cross, 1993).

Penilaian kelas terutama memusatkan perhatian pada siswa, yaitu mengamati kegiatan dan kemajuan belajar serta membantu siswa untuk menguasai substansi pelajaran.

Partisipasi aktif dari siswa dalam penilaian sangat ditekankan. Guru memiliki kewenangan

penuh untuk merancang dan melaksanakan penilaian karena menguasai secara substansial

apa yang diajarkan dan memiliki tanggungjawab terhadap keberhasilan pembelajaran.

Penilaian kelas memerlukan peran serta dari siswa. Keterlibatan siswa dalam

penilaian lebih memungkinkan siswa untuk melakukan self assessment (penilaian sendiri) terhadap substansi yang dipelajari. Di samping itu, siswa memahami bahwa penilaian kelas

tersebut untuk kepentingan bersama antara Guru dan siswa. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Guru akan membantu bagaimana agar para siswa dapat belajar dengan lebih baik.

Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti penilaian dan memanfaatkan

hasilnya untuk belajar dengan lebih giat.

Tujuan utama penilaian kelas adalah meningkatkan kualitas pembelajaran siswa

(formatif), dan tidak sekedar menilai atau memberikan angka pencapaian hasil belajar siswa untuk kenaikan kelas atau sejenisnya. Penilaian kelas bersifat kontekstual, sesuai dengan karakteristik substansi pelajaran, Guru, dan siswa. Pendekatan pembelajaran atau penilaian

yang sesuai untuk kelas tertentu mungkin tidak sesuai untuk kelas lain. Penilaian kelas

(6)

dan mudah dilakukan, memungkinkan Guru memperoleh umpan balik dari hasil penilaian

tersebut sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran.

3. Jenis dan Teknik Penilaian Kelas

Penilaian kelas menekankan pada kegiatan pembelajaran di kelas sehingga beberapa

jenis penilaian dapat dilakukan. Berdasarkan sifat dan pendekatannya, jenis penilaian

dibedakan menjadi penilaian formal dan informal (Angelo and Cross, 1993). Penilaian

informal merupakan penilaian yang rancangan dan pelaksanaannya kurang terstruktur,

tidak secara khusus disusun secara sistematis oleh Guru. Penilaian ini cenderung bersifat

formatif dan kualitatif, dilakukan oleh Guru secara terus menerus selama pembelajaran

tanpa menggunakan instrumen penilaian baku. Guru sebagai life instrument mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran, memantau kemajuan belajar, memeriksa tugas-tugas

(pekerjaan rumah), memberikan tanggapan terhadap pertanyaan siswa, dan kegiatan

penilaian lain selama pembelajaran. Melalui penilaian informal memungkinkan siswa dapat

mendemonstrasikan apa yang diketahui dalam situasi yang nyaman, dan Guru dapat

melihat dan mendokumentasikan kemajuan belajar siswa. Penilaian formal merupakan

penilaian yang rancangan dan pelaksanaannya disusun secara terstruktur dan sistematis

(7)

KONTINUM PENILAIAN

Informal Formal

Perilaku yang Perilaku yang

mudah diamati sulit diamati

Pendekatan Penilaian

Observasi Analisa Sampel Sampel Kerja Tes

Kerja Terstruktur

Gambar 1. Kontinum penilaian formal dan informal

Berdasarkan penggunaannya dalam pembelajaran, penilaian dibedakan menjadi penilaian penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif (Gronlund dan Linn, 1985). Penilaian penempatan umumnya dilakukan pada awal pembelajaran, yaitu untuk menentukan kesesuaian kemampuan yang disyaratkan, tingkat penguasaan tujuan pelajaran, dan model pembelajaran terbaik. Penilain formatif umumnya dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran, yang bertujuan untuk memberikan umpan balik guna meningkatkan pembelajaran, dan memperbaiki kekeliruan pembelajaran. Penilaian diagnostik digunakan untuk menentukan penyebab-penyebab (intelektual, fisik, emosi, lingkungan) kesulitan-kesulitan belajar yang seringkali ditemui. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan pencapaian hasil akhir pembelajaran, penentuan nilai atau sertifikasi penguasaan tujuan-tujuan pembelajaran tersebut

(8)

berbagai saran yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran. Penilaian diri tidak terkait dengan pemberian nilai penguasaan atau prestasi belajar. Penjelasan penilaian diri yang ada dalam buku siswa memberikan umpan balik kepada Guru sebagai masukan untuk membantu siswa dalam belajar dan menyempunakan pembelajaran.

Tanya jawab dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami substansi pelajaran. Tanya jawab hendaknya bersifat informal, terbuka, dan mendorong serta memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Diskusi di antara siswa dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami konsep atau menggunakan berbagai konsep untuk memecahkan suatu masalah. Melalui diskusi, Guru dapat mengamati dan memperoleh informasi yang terkait dengan penguasaan siswa terhadap substansi pelajaran, termasuk tanggapan siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan Guru.

Apabila dikaitkan dengan materi kompetensi yang dinilai, teknik penilaian dapat dilakukan menggunakan penilaian sikap, unjuk kerja, tertulis, proyek, produk dan portofolio (Pusat Kurikulum, 2006). Penilaian sikap digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang terkait dengan kecenderungan seseorang (suka atau tidak suka) dalam merespon sesuatu atau objek tertentu. Penilaian unjuk kerja digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test), yaitu melalui serangkaian butir soal dalam bentuk tertulis. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa suatu penelitian sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian produk merupakan penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Hal ini meliputi penilaian kompetensi membuat produk-produk teknologi dan seni serta produk lainnya. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.

4. Lingkup Materi Kompetensi yang Dinilai

(9)

Salah satu komponen KTSP adalah silabus, yang merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Silabus disusun oleh Guru kelas/mata pelajaran, atau kelompok Guru kelas/mata pelajaran, atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan. Silabus memuat antara lain: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

Satu standar kompetensi terdiri atas beberapa kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar yang dikembangkan oleh Guru dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi sekolah. Indikator merupakan kriteria pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Teknik penilaian yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pada materi yang diajarkan Guru. Berbagai teknik penilaian dapat digunakan sesuai dengan ranah kompetensi yang hendak dinilai.

LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN KELAS DAN PEMANFAATAN

HASILNYA

1. Menyiapkan rancangan penilaian yang terpadu dalam pembelajaran

Pada dasarnya, penilaian dirancang dan dilaksanakan terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Langkah awal dalam penilaian kelas adalah mengidentifikasi indikator pencapaian hasil belajar dari mata pelajaran yang telah dikembangkan dalam silabus.

(10)

penilaian yang terdapat dalam silabus tetapi harus lebih rinci dan lengkap. Penilaian dalam silabus dituliskan hanya contoh instrumen, sedangkan dalam RPP semua instrumen/soal ditulis lengkap sesuai KD dan indikator dalam RPP. Berbagai teknik penilaian dapat digunakan sesuai ranah kompetensi yang hendak diukur dan karakteristik standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pada materi yang diajarkan.

Sesuai dengan pendekatan penilaian yang digunakan, perlu mengembangkan instrumen penilaian. Meskipun Guru sebagai life instrument, namun instrumen seperti pedoman pengamatan, daftar periksa (check list), tes tertulis dan lain-lainnya perlu disiapkan dengan baik. Hal ini dapat digunakan oleh Guru sebagai pedoman yang akan mempermudah melaksanakan penilaian dalam pembelajaran.

2. Melaksanakan penilaian kelas dan memanfaatkan hasilnya

Penilaian kelas dilakukan terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, penilaian dilakukan sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan setelah selesai pembelajaran. Proses pelaksanaan penilaian dan pemanfaatan hasilnya sebagai umpan balik untuk menyempurnakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Sebelum & Awal pembelajaran

■ Melakukan penilaian awal berkaitan dengan kesesuaian pembelajaran dengan siswa, antara lain: kemampuan awal yang disyaratkan, penguasaan terhadap materi, minat dan motivasi belajar siswa, dllnya. Penilaian ini dilakukan melalui: pemeriksaan hasil pekerjaan rumah, secara informal memberikan pertanyaan-pertanyaan baik menyangkut materi maupun motivasi belajar siswa, dan mengamati respon siswa

■ Temuan yang diperoleh dapat digunakan untuk: mengembangkan rancangan remedi atau pengayaan; menjelaskan lagi materi yang dipandang sesuai; menyesuaikan tempo (kecepatan) penyampaian materi; penempatan siswa pada kelompok kelas yang sesuai. b. Selama pembelajaran

Kegiatan Guru dalam penilaian kelas selama pembelajaran antara lain meliputi: ■ Menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai temuan pada penilaian awal

■ Memantau kegiatan belajar siswa, pada saat mereka memperhatikan penjelasan Guru, membaca, bekerjasama dengan teman lainnya, mengerjakan tugas-tugas, memecahkan masalah, dan kegiatan lainnya.

(11)

■ Memperhatikan tanggapan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan memberikan penjelasan jika diperlukan

■ Mengidentifikasi kemajuan dan kesulitan-kesulitan belajar siswa ■ Memberikan umpan balik dan membantu siswa belajar

■ Menentukan sejauhmana pencapaian tujuan pembelajaran ■ Mendokumentasikan hasil penilaian

c. Akhir & Setelah pembelajaran

Kegiatan Guru setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran antara lain meliputi:

■ Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penilaian diri, mencakup kemajuan belajar, kesulitan, bantuan yang diperlukan untuk menguasai pelajaran, dan saran-saran lainnya

■ Memberikan tugas terstruktur kepada siswa, dapat berupa pekerjaan rumah, tugas proyek, dan tugas lain yang sistematis dan terkait erat dengan substansi pelajaran. ■ Menganalisis informasi penilaian yang diperoleh sebelum dan selama pembelajaran

untuk memahami setiap siswa, kemajuan belajar, dan memberikan informasi untuk rancangan pembelajaran selanjutnya

■ Menjelaskan sejauhmana tujuan pembelajaran, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, telah dikuasai siswa

■ Mengevaluasi efektivitas pembelajaran

■ Mencatat dan melaporkan hasil-hasil penilaian untuk analisa, evaluasi dan pembuatan keputusan di tingkat sekolah

■ Mengkomunikasikan berbagai keunggulan dan kelemahan berdasarkan pada hasil-hasil penilaian pada siswa dan orang tua

KERANGKA PENILAIAN KELAS SEBAGAI MEKANISME UMPAN BALIK UNTUK MEMANTAU KEMAJUAN BELAJAR SISWA

(12)

TEKNIK

(Formatif dan Diagnostik) AKHIR & SETELAH PEMBELAJARAN (Sub. & Sumatif)

OBSERVASI ▪ Guru melakukan pemeriksaan terhadap dokumen belajar siswa, meliputi: prestasibelajar materi sebelumnya, kesulitan belajar, hasil pekerjaan rumah, penilaian orang tua/wali terhadap kemajuan belajar siswa dan hal-hal terkait lainnya. ▪ Guru melakukan pengamatan terhadap siswa pada saat mereka memperhatikan

penjelasan Guru, membaca, bekerjasama dengan teman lainnya, mengerjakan tugas-tugas, memecahkan masalah, dan kegiatan lainnya.

▪ Melalui teknik penilaian lainnya (diskusi, Tanya jawab, tes, dll), Guru mengamati motivasi dan kemajuan belajar siswa, serta kendala yang dihadapi siswa maupun Guru dalam pembelajaran

▪ Hasil pengamatan berupa informasi mengenai kesiapan, motivasi,

▪ Komunikasi, termasuk dalam bentuk tanya jawab dilakukan pada saat-saat tertentu selama pembelajaran untuk mengetahui sejauhmana siswa memiliki kesiapan belajar, kemampuan memahami pelajaran, kemajuan dan kesulitan belajarnya. Guru juga memberikan saran dan bimbingan belajar kepada siswa yang memerlukan.

▪ Berdasarkan komunikasi Guru dengan siswa dapat diketahui

(13)

FORMAL

▪ Hasil penilaian diri siswa akan lebih memperkuat informasi atau masukan

▪ Guru memberikan tuags terstruktur kepada siswa, dapat berupa pekerjaan rumah, tugas proyek, dan tugas lain yang sistematis dan terkait erat dengan substansi pelajaran.

▪ Hasil tugas terstruktur sebagai masukan untuk penyempurnaan pembelajaran, bagian dari portfolio untuk pemberian nilai pencapaian belajar.

TES ▪ Guru mengadakan tes penempatan dan kesiapan belajar untuk

▪ Hasil tes memberikan indikasi yang lebih akurat mengenai subatnasi yang dikuasai dan yang belum dikuasai siswa.

(14)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan siswa dapat menguasai substansi pelajaran sesuai yang direncanakan, penilaian kelas perlu dikembangkan dan dilaksanakan secara terpadu dan sistematis dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah penilaian kelas meliputi perencanaan, pengembangan perangkat instrumen, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil. Penilaian kelas dilakukan pada saat sebelum pembelajaran, selama proses pembelajaran, dan setelah selesai pembelajaran. Melalui penilaian kelas yang berkelanjutan akan dapat dicapai hasil belajar yang optimal karena dilakukan penyempurnaan rancangan dan pembelajaran secara sistematis dan komprehensif sesuai masukan hasil penilaian kelas. Penilaian kelas akan dapat dikembangkan dan dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh kompetensi dan dedikasi Guru, serta dukungan pimpinan sekolah yang memadai.

Saran

(15)

Daftar Pustka

Aiken, Lewis R., Psychological Testing and Assessment. New Jersey:         Prentice­Hall, 1998.

Angelo, T.A. & Cross, P.K., Classroom Assessment Techniques. A Handbook for College Teachers (2nd Ed.), Jossey-Bass 1993.

Direktorat Pembinaan SMP. Buku Saku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Depdiknas, 2006.

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Hasil Need Assessment Guru SMP. Jakarta: Depdiknas, 2003.

Eder, Douglas, Southern Illinois University, "Classroom Assessment Techniques.", http://www.siue.edu/assess/catmain.html

Gronlund, Norman E., dan Linn Joyce E., Measurement and Evaluation in Teaching New Jersey: Mcmillan Publishing Company, 1990.

Harris Duncan dan Bell Chris, Evaluating and Assessing for Learning. New Jersey: Nichols Publishing Company, 1994.

Media Informasi Online Stikom. (http://www.smu-net.com.), 2003. Paradise Valley Community College. Classroom based assessment.

Gambar

Gambar 1. Kontinum penilaian formal dan informal
Gambar 2. Kerangka  penilaian  kelas  sebagai  mekanisme  umpan  balik  untuk memantau                   kemajuan belajar siswa dan menyempurnakan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini telah dibahas mengenai suatu model persediaan deterministik dengan mempertimbangkan waktu kadaluarsa dan faktor incremental discount, dimana dalam model ini

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Tuhan yang diyakini sebagai credo menurut orang Kristen, dengan segala perintah dan laranganNya yang sewenang-wenang, tidak akan lagi menghalangi perilaku manusia, sehingga

Dikatakan oleh Sarman (2001) bahwa kombinasi yang memberikan hasil baik pada tumpangsari adalah jenis-jenis tanaman yang mempunyai kanopi daun yang berbeda, yaitu

Bukit Asam dalam Perkembangan Pendidikan di Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim Tahun 2006-2018 (Sumbangan Materi Pada Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Universitas Sriwijaya)”..

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Perkembangan teknologi komunikasi seperti internet telah mengarahkan sejarah teknologi ekonomi sekarang ini maju pada alur yang baru (layanan online) dimana hal ini

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi apendik, memahami patogenesa abses apendik, memahami dan mengerti diagnosa, pengelolaan