ARTIKEL PENELITIAN
HUBUNGAN PELAKSANAAN MENYUSUI DINI DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
TANAH GARAM KOTA SOLOK
Vetty Priscilla*,
Elmatris
Sy**ABSTRAK
PemberianASI eksklusifsecara umum menurundibeberapa daerah di SumatraBaratpada th 2008, tetapi di Kota Solok terjadi peningkatan pemberian ASI eksklusif. Untuk mengetahui salah satu penyebab meningkatnya pemberianASIeksklusifdi KotaSolokmaka dilakukanpenelitiantentanghubunganpelaksanaan menyusudinidenganASIeksklusifdiwilayah kerjaPuskesmas Tanah GaramKotaSolokTahun2010.
Penelitianinimenggunakan desaincasecontrol,pengambilan sampelsecarapurposif.Datadikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dimulai BulanMaret sampai dengan Mei 2010 dengan jumlah responden 189 orang (110responden sebagaikasusdan79 responden sebagaicontrol). Datadiolahsecara komputerisasidenganmenggunakananalisa univariatdanbivariat.
Hasil penelitian didapatkan dari 110 responden yang memberikan ASI eksklusif 5,8% responden melaksanakan inisiasimenyusudini dan 52,4%responden tidak melaksanakan inisiasimenyusudini. Responden yangtidakmemberikanASI eksklusif 79orang,40,7%responden melaksanakan inisiasimenyusudini dan 1,1% responden tidak melaksanakan inisiasimenyusudini. Setelahdilakukan uji statistik terdapat hubunganyang signifikan (p= 0,045) antara inisiasi menyusui dini dengan pemberian ASI Eksklusif. Pelaksanaan inisiasi menyusudini 4,3 kali akan berhasil memberikanASIeksklusifbiladibandingkan dengan tidak melaksanakan inisiasimenyusudini.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak melaksanakan inisiasimenyusudini,namundari sebagian kecilyangmelaksanakan inisiasi menyusui dini, sebahagian besar respondenmemberikanASI Eksklusif.
Kata kunci: menyusuidini,ASIeksklusif,inisiasi
ABSTRACT
Generally,the total number ofgivingexclusive breastfeedingwas decreasedamong somedistrictsin
West Sumateraon2008. But,in Solok district,therewas anincreasing number ofexclusivebreastfeeding.To know oneofthecauses onexclusive brestfeeding succesfully,astudywasdone whichaimtoseethe correlation between early initiation ofbreatfedingwith exclusive breastfeeding practicein Primary Health Care Tanah Garam, solokdistrict in2010.
This study usedcasecontrol design. Thesamplewastakenbypurposive sampling.Datawascollected betweenMarchuntil May 20 10 withtotallysample is 189 (110casesand79 controls). Datawasanalizedby using computerize with univariatand bivariatanalysis.
The result shows from 110respondents who gave exclusive breastfeeding,5,8%did early initiation breastfeedingand 52,4% didnot executeofearlyinitiation of breastfeeding.Then,from 79respondentwho did
notgive exclusive breastfeeding, around 40,7% respondentcarryoutearly initiationbreastfeedingpracticeand 1,1% respondent didnotachieve early initiation of breastfeeding. There isacorrelationsignificantly (p=0,045) between early initiation of breastfeeding with exclusive breastfeeding. The implementation of early breastfeedinginitiation4.3 times will be successful exclusive breastfeedingwhen comparedwithnotcarryingout anearly initiationofbreastfeeding.
Jumal KesehatanMasyarakat, September2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l
Pendahuluan
Millenium Development Goals (MDGs)
merupakan agenda serius untuk mengurangi kemiskinandanmeningkatkantarafkehidupanyang disetujui olehparapemimpin dunia pada millenium
summit(pertemuan tingkattinggi millenium)pada bulan September 2000.Pertemuanini dihadiri oleh
189 negara yang menghasilkan millenium
declaration yangmengandung delapan poinyang harus dicapai sebelum tahun 20
15.'
Delapan poinMDGs yang disetujui salah satunya adalah
penurunan angka kematian anak. Target ditahun 20 15 mengurangidua pertigakematiananak-anak usia dibawah 5 tahun. Setiap tahunnya hampir 11 juta anak-anak meninggal dunia sebelum usia 5
tahun2.
Hal ini di dukung oleh fakta lain yang mengatakan bahwaempatjuta bayi berusia28hari meninggal dunia dalam kurun waktu 1 tahun. Padahal kematianbayi dapat dicegahapabilasemuabayi diduniasegeradiberikan air susuibusetelah lahirsertamembiarkankontak kulit ibuke kulit bayi setidaknya selamasatujam makasatujuta nyawa bayiinidapat diselamatkan.Disampingitu,tindakan inidapat menyukseskanpemberianASI
eksklusif.3'4
Pemberian ASI secara eksklusifadalahbayi hanya diberiASI saja tanpatambahan cairan lain sepertisusuformula, jeruk,madu,airteh, airputih dantanpatambahan makananpadat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. PemberianASI eksklusif inidianjurkan selama 6 bulan merupakan rekomendasi terbaru UNICEF bersamaWorldHealthAssembly(WHA)danbanyak negara
lainnya.5
Memberikan ASI pada bayi adalah sesuai dengan dorongan alamiahnya baik siang maupun malam (8-10 kaliataulebihdalam24jam) selama bayimenginginkan6.
Manfaat pemberian ASI eksklusif adalah sebagai nutrisi pada bayi, meningkatkandayatahan tubuhbayi,meningkatkan kecerdasanbayi serta meningkatkanjalinan kasih sayangantaraibudanbayi.3,4
Prosesbayimenyusu dalamwaktusatujam pertama setelah kelahiran dikenal dengan istilah menyusu
dini.7
Menyusudini dilakukan dengandua teknik, inisiasi menyusudini dan tidak inisiasi menyusudini. Kedua teknik ini dilakukan pada bayi yanglahir dengan persalinan normal dan persalinan abnormal asalkan bayi dan ibu dalam kondisisehat34.
Inisiasi menyusu dini mempunyai arti penting dalam merangsang produksi ASI dan memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalambeberapa jam pertama setelah lahir dan
meningkatkan lamanya bayi disusui. Oleh karena itu, inisiasi menyusui dini akan lebih bermanfaat
untukkeberlanjutanpemberianASI dibandingkan tidak inisiasimenyusui
dini.5
Tahun 2003 Nagasaki University Graduate School
of
BiomedicalSciences di Jepang meneliti tentanginisiasi menyusuidalamwaktu 120 menit setelah kelahiran terkait dengan empat bulan menyusui dikalangan wanita Jepang. Kuesioner diberikan kepada 391 responden. Responden merupakan ibu-ibu yang menyusui bayi sampaiempat bulan. Hasil penelitian ini ada hubungan menyusudinidengan menyusuipenuhselamaempat
bulan.8
MenurutRoesli (2008dikutipdaripenelitian Sose dkk CIBAfoundation, 1978)hasilpenelitian menunjukkanhubunganantarasaatkontak ibu-bayi
pertama kaliterhadap lama menyusui. Bayiyang diberi kesempatanmenyusudinidengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknyasatu
jam, hasilnya dua kali lebihlamadisusui. Pada usia
enam bulan dan setahun, bayi yang diberi
kesempatan untuk menyusui dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayiyang tidak diberi kesempatan menyusui dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui diusia yang sama. Penelitian lainnya dikutip dari Fika dan Syafiq, Jurnal Kedokteran Trisakti, 2003 bahwa penelitian di Jakarta-Indonesia menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untukmenyusudini, hasilnya delapan kalilebihberhasilpemberianASIeksklusif.3,4
PemberianASI eksklusif di Sumatra Barat meningkat dari tahun ke tahun meskipun belum mencapaitarget yangdiinginkanolehpemerintah. Hasil survei gizi di Sumatra Barat tahun 2004
mencatat hanya 19,3%ibuyangmemberikanASI eksklusif. Dalamj angka waktu 4 tahunmeningkat menjadi 56,6% pada tahun 2008. Kota Solok merupakan kota dengan angka memberikan ASI ekslusif paling tinggi. Sedangkan wilayah PuskesmasTanah Garammerupakanwilayah yang paling tinggi pemberian ASI eksklusif dimana cakupannya mencapai47,1 dibandingkan wilayah laindiKota
Solok.9
Berdasarkanhasil wawancara tim peneliti pada pengambilan data awal dengan ibu-ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Tanahgaram KotaSolok,didapatkan data bahwa ibu-ibu tersebut mengetahui tentang ASI eksklusif. Tapi karena hisapanbayiyangkurangdanibumerasabayimasih gelisah dan rewel setelah menyusu maka diberisusu
botol. Selain ituditemukan data bahwamasihada bayi yang diberikan susu formula oleh tenaga
kesehatan dimana bayi tersebut dilahirkan. Tim penelitijuga melihat adanya bayiyangbaruberusia
r
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September2011-Maret2011,Vol.6,No.l
sebagai tambahanASI.Padapertolonganpersalinan ada sebagian bidan yang menerapkan Asuhan Persalinan Normal dan ada jugayang tidakseperti penolong persalinan selalu memisahkan bayi dari ibunya segera setelah lahir untuk dibersihkan, ditimbang, ditandai dan diberi pakaian. Padahal
kegiatan ini bisa di tunda karena sangat
menggangguproses alamibayiuntuk menyusui. Berdasarkan latar belakang diatas, maka tim peneliti sangat tertarik melakukan penelitian
tentang "Hubungan pelaksanaan menyusui dini denganpemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Solok".
Metode
Penelitian ini menggunakan desain
komparatif (case control) dengan pendekatan penelitian survei analitik bersifat retrospektif untuk mengetahui pelaksanaanpemberianASIeksklusif berdasarkan menyusui dini baik inisiasi maupun tidak inisiasi. Data yang menyangkut variabel dependen dikumpulkan terlebih dahulu sedangkan variabel independent ditelusurisecararetrospektif untuk menentukan ada tidaknya faktor (variable independent)yangberperan.10,11
Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitasdankarakteristiktertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya.12
Populasi dalam penelitian iniadalah ibu-ibu yangmempunyai bayiumur6 -12 bulan sebanyak 254 orang diwilayah kerja PuskesmasTanah Garam.Penelitiandilakukan padasemuapopulasi penelitian dengan mengunakan teknik pengambilan sampelyaituTotal Sampling,dengan kriteria yang telah ditentukan.
Instrumenpenelitianyangdigunakan adalah berupa lembaran kuesioneryangberisikantentang
biodata respondendanpertanyaan.Jenis kuesioner ini adalah dipandang daricaramenjawabnya yaitu kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih.13
Penilaian ASI eksklusif dimulai saat bayi lahir hanyadiberiASI sajatanpatambahan minumandan makanan lain sampai usia6bulan. PenilaianIbu yang melaksanakan menyusu dini dengan teknik inisiasi adalah setelahbayi lahir diletakkan diatas
perut ibu, bayi dikeringkan kecuali keduatangan,
dipotong talipusat,dandiikatdantanpadibedong ditengkurapkan diperut ibu kemudian bayi mencari sendiri putingsusuibu.Bayi dapatmenyusudalam waktu kurang lebih 1 jam. Penilaian Ibu yang melaksanakan menyusu dini dengan teknik tidak inisiasi adalah setelah lahir bayi di keringkan, tali
pusat dipotong, lalu diikat, bayi dibedong dan diletakkan diatasperutibu, setelahbeberapa lama bayidisusukanke ibunya dengancaramemasukkan putingsusuibu kemulut bayi. Bayi dapatmenyusu dalam waktukuranglebih 1jam.
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa data primer, yaitu datayangdiambilsecara
langsungdari responden.Carapengumpulan data yang dilakukanolehpenelitimenggunakan metode memberikan kuesioner dan penjelasan tentang pertanyaan serta jawaban, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan menyusu dini dengan keberhasilan ASI eksklusif. Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memperkenalkan diri pada responden dan menunjukkansuratizinpenelitian
b. Membina hubungan saling percaya dengan responden.
c. Memberikan informasi kepada responden
tentangtujuan penelitian
d. Mempersilahkan responden menandatangani
surat persetujuan bila bersedia menjadi responden.
e. Memberi penjelasan tentang pengisian
kuesioner.
f. Memberi kesempatan untuk mengisi dan bertanyajika ada keraguan.
g. Mengumpulkankuesioneryangtelah diisi.
Data Sekunder didapat dari laporan bulan
Puskesmas Tanah Garam mengenai jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 6-12bulansebanyak
189orang.
Analisa data dilakukan dengan duacarayaitu: analisa univariat danbivariat.
Analisaunivariatyaitu: analisayangdilakukanpada masing-masing variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi disajikan dalambentuktabel. a. Variabel inisiasimenyusudini
Untukmengetahui pelaksanaan inisiasi dibuat kunci jawaban pada setiap item pertanyaan. Jawaban responden Ya berarti responden melaksanakan inisiasimenyusudini, jawaban tidak berarti responden tidak melaksanakan inisiasimenyusudini.
b. Variabel ASI eksklusif
Untuk mengetahui pelaksanaan ASI eksklusif dibuat kunci jawaban. jawaban Ya berarti responden memberikanASI eksklusif,jawaban tidak berartitidak memberikanASI eksklusif.
f
Jurnal Kesehatan Masyarakat,September2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l
Analisa Bivariatyaitu bertujuan untukmenguji
hipotesa adakah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen dengan menggunakan Chi-Square Untuk melihat perbedaan tingkat keberhasilan ASI eksklusif dengan inisiasi dan tidak inisiasi menyusu dini
menggunakan Odds Ratio. Odd Ratio adalah
peluangpada kasus dibagi peluang pada kontrol.
Pengolahan data menggunakan sistem
komputerisasi.
Hasildan Pembahasan
DariPenelitianyang telah dilakukan diperoleh hasilseperti tabelberikut:
Tabel1:Distribusi Frekuensi Responden yang Memberikan ASI Ekslusif diWilayah Kerja Puskesmas TanahGaram Kota Solok
Pemberian ASI Frekuensi %
ASIEksklusif 110 58,2
ASI TidakEksklusif 79 41,8
Total 189 100
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa sebagian responden yaitu 110(58,2%) memberikan ASIEksklusif.
Hasil penelitian pada tabel 1
memperlihatkan bahwa dari 189 ibu yang
menjawab kuesioner hanya sebagian(58,2%) yang memberikanASIEksklusif.Banyaknya responden yangmemerikanASI Eksklusifinidipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Afifah (2007), komitmen ibu untuk menyusui dari awal sejak kehamilan merupakan faktor penting dalam pemberianASI Eksklusif. Disamping itu, beberapa penelitian mengatakanbahwa pemberian ASI Eksklusif tidak terlepas dari pemberian ASI secara dini kepada
bayi.14
Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (20 10)yangmengatakan bahwadengan melakukan manajemen laktasi maka upaya pemberian ASI Eksklusif akan lebih mudah dilakukan. Apalagi adanya penyuluhan tentang keuntungan dari ASI
Eksklusif yang sudah dimulai sejak masa
kehamilan.Kegiatan penyuluhan kepada ibu hamil
tentangmanfaat ASI Ekslusif sudah dilakukan oleh tenagakesehatan di Puskesmas Tanah GaramKota Solokdengan membukakelas ibuhamildan
balita.14
Sebagian responden yang tidak
memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti air susu
kurang sehingga bayi sering rewel dan menangis. Pada Stranas 2010, ditemukan beberapa kendala
dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian makanan dan minuman kepada bayi sebelum ASI
keluar seperti madu dan susu formula dan
ketidakpercayaanibumemberikanASI kepadabayi. Disamping itu, gencarnya promosi susu formula juga termasuk salahsatugagalnya pemberian ASI
Eksklusif.
Roesli (2000) mengatakan
ketidak-berhasilan pemberianASI Eksklusif tidak hanya dengan alasanASI yang tidakcukup sajaakantetapi sikap ibuyangtidakmaumenyusui bayinyadengan alasan takut di tinggal suami karena adanya mitos bahwa menyusui akan merusak bentuk payudara sehingga payudara tidak kelihatan bagus
lagi.3
4Hal ini seiring dengan penelitianyangdilakukan oleh Vetty(2006) bahwaibu menunda memberikanASI ataupun gagal memberikan ASI kepada bayinya adalahkarenatakutpayudaranyakendor, disamping ituibuakanterlihatgemuk
.
Tabel2:Distribusi Frekuensi Responden yang
Melakukan InisiasiMenyusuiDini di Wilayah Kerja PuskesmasTanahGaramKota Solok
Menyusui Dini Frekuensi %
Inisiasi 12 6,3
TidakInisiasi 176 93,7
Total 189 100
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 176 (93,7%)tidak melakukaninisiasimenyusui dini.
Menyusu dini terdiri dari dua cara yaitu inisiasi dan tidak inisiasi.Carainisiasiyaitudimana bayiberinisiatifmenyusu secaradinikepada ibunya dalam30-60menitpertamakelahiran.DariTabel 2 diatas memperlihatkanbahwa dari 189responden hanya sebagian kecil responden yaitu 12 (6,3%) yang melakukan inisiasi menyusu dini. Angka inisiasimenyusudinipada tabel 2 ini cukup kecil bila kita merujuk kepada teori yangdikemukakan oleh Roesli (2008) bahwa seharusnya pelaksanaan inisiasimenyusudini harus dilakukan padasemua persalinan. Respondenyang melaksanakaninisiasi menyusu dini karena bersalin melalui persalinan normal dan dibantu oleh tenaga kesehatan yang telahterpapardan mengikuti pelatihan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Hal lain karena ibu yang bersalin tidak memilikimasalah fisik danpsikologis sehinggatidak menolakbayinya diletakkan diatas dada. Kondisi bayi yang lahir sehat sehingga mampu mencariputing susuibusecara aktif dan mandiri.3,4
JurnalKesehatanMasyarakat, September2011-Maret2011,Vol.6,No.l
Halinididukung dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh LebangMT(2009) disadur dari hasilpenelitianRighard&Alade(1990)terhadap80 ibuyangmelahirkan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa hanya 15 ibu yang melaksanakan inisiasi menyusudini. Ibu-ibu tersebut melahirkansecara normaldansegeradibiarkan kontak dengan kulit ibu agar bayi dapat mencapai payudara ibu dan menyususendiridengan baik. Jadi bayiyanglahir sehat melalui persalinan normal yang langsung diletakkan olehtenaga kesehatan diatas dadaatau
perut ibu dan ibupuntidak menolak makadapat dipastikan bayi tersebut akan mampu secara mandiri,menemukan putingsusuibu dan menyusui denganbaik.15
Penelitianlainnya dilakukan oleh Zaghloul dkk(2003) di Arkansas. Penelitianini melibatkan 1.280 ibu-ibu yang melahirkan. Hasilpenelitian menunjukkanhanya 8%dari ibu-ibu tersebutyang melaksanakan inisiasimenyusudini dandiketahui beberapa faktoryangmempengaruhi tingkat inisiasi yaitu dukungan sosial, pengetahuan dan percaya
diri18.
Semetaraitu, hasil penelitianyangdilakukan olehDeepeshwara dkk (2009) di Nepal menemukan bahwa usiaibu, pendidikan,statussosial ekonomi,pekerjaan, kehamilan dan konseling tidak
mempengaruhi tindakan inisiasi menyusu dini
.
Hasil yang ditemui di lapangan ibu-ibu yang melaksanakan inisiasi menyusu dini melahirkansecara normal dan penolong persalinan adalah petugas yang telah mendapat pelatihan tentang
inisiasimenyusudini. Bayiyangdilahirkandalam keadaan sehat. Tenaga kesehatan juga memberi dorongan kepada keluarga untuk melaksanakan inisiasimenyusudini. Sementara, inisiasimenyusu dini tidak dilakukan karenaproses persalinanibu dengan sectio caesaria yang biasanya bayi bermasalah sehingga bayi diserahkan ke dokter anak untukperawatanselanjutnya. Jadi bayi akan kehilangankontak kulit dengan ibunyadalamwaktu
yang cukup lama hingga pemeriksaan yang
dilakukan oleh tenaga medis selesai. Bagi yang telah selesai dilakukan pemeriksaan harus menunggu kontak kulit dengan ibuhinggaproses menjahit luka operasi selesai dilakukan. Suhu kamar operasi yang dingin menyebabkan tidak dilakukannya inisiasimenyusudini. Karenatakut bayi kedinginan maka bayi segera dibedong dan dibawa keruang bayi. Halinididukung denganhasil penelitian Lebang. MT (2009) disadur dari hasil penelitian Righard&Alade(1990)bahwabayiyang lahirdengan obat-obatan dan ditunda kontak kulit dengan
ibunya.8
Beberapa hal diatas paling banyak muncul sebagai penghambat inisiasi menyusu dini pada
persalinancaesar.Prosedurtindakan(protap)yang dipakai di RSU, RSB, Puskesmas danBPSselama ini belum mengikut sertakan pelaksanaan inisiasi menyusudinisebagai salahsatupointnya. Beberapa faktor penghambat inisiasi menyusu dini yang dikemukakan diatas sesuaidenganpendapatyang dikemukakan Roesli (2008) beberapa pendapat
yaitu, adanya anggapan bahwa bayi akan
kedinginan jika diletakkan diatas perut ibu, ibu terlalu lelahsetelah melahirkan,tenagakesehatan yang kurang tersedia, kamar bersalin atau kamar operasiyangsibuk, ibuyangharusdijahit,bayiyang harussegeradiberitetes matadan vitamin K, bayi yangharus dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur, bayi yang kurang siaga, kolostrum yang tidak keluar dananggapanbahwakolostrum tidak baik danberbahayabagibayi.3,4
Pendapat-pendapat tersebut adalah tidak benar. Tapimemangbanyakkita temuidilapangan. Pada persalinan normal dimana ibumerasabayinya nanti kedinginan karena tidak dibedong. Setelah lahir bayi akan berada dalam suhuyangamanjika melakukan kontak kulit dengan ibu. Dimana suhu payudara ibu akan meningkat 0,5°C dalam 2 menit jika bayi diletakkan didada ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergman (2005) ditemukan bahwasuhu dada ibuyangmelahirkanmenjadi 1°C lebihpanas dari pada suhu dada ibuyang tidak melahirkan. Jika bayiyangdiletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akanturun 1°C.Jika bayikedinginan, suhu dada ibuakanmeningkat 2°C untuk menghangatkan
bayi.16
Alasan ibu terlalu lelah setelah melahirkan tidak bisa diterima karenaseorangibujarang terlalu lelah untuk memeluk bayinyasegera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saatkontak kulit ke kulitserta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.Ibu-ibu masih beranggapan bayi dimandikan, ditimbang dan diukur ini tidakbenarkarenadengan menundakan memandikan bayi berarti menghilangkan panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkansegerasetelah lahir.Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusui awal
selesai.17
Adanya hasil penelitianyangdikemukakan Roesli (2008)tentangpenghambat inisiasimenyusu dini. Pendapat-pendapat tidakbenar inidapat kita atasi dengan mensosialisasikan program inisiasi menyusu dini yang termasuk salah satu point manajemen laktasi .Upaya untuk meningkatkan pelaksanaan inisiasimenyusudinidapat dilakukan seperti upaya yang dikemukakan oleh Siregar.A (2010)yaitu melakukankegiatan penyuluhan dan
Jurnal KesehatanMasyarakat, September2011-Maret 2011, Vol.6,No.l
sosialisasipelaksanaan inisiasimenyusudini pada
saat segera setelah lahir dan diajarkan cara
menyusuiyangbaik dan benar.Kegiatanini sudah dilaksanakan di Kota Solok sejak tahun 2008 dengan memberi penyuluhan dan sosialisasi ditujukan pada ibu hamil, melahirkan dan ibu-ibu yang mempunyai balita. Penyuluhan tersebut dilakukan dalam bentuk kelas ibuhamil, kelas ibu menyusuidankelas
ibu.3'4
Upayalainuntuk mendukung pelaksanaan inisiasimenyusudinimenurutRoesli(2008) adalah
tenagakesehatanyangsupportif.Tenagakesehatan inilahyang akan melaksanakan dan memberikan dorongan kepada keluarga untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini. Dilapangan para petugas
kesehatan (bidan) sudahmendapat pelatihan APN tapi belumsemuanya yang melaksanakaninisiasi menyusu dini. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para bidan di Kota Solok ini mereka dikirimsecara bertahap mulai dari tahun
2008 ke RSIA. Budi Kemulyaan untuk
mendapatkan praktek APN dengan inisiasi
menyusudini.3,4
Tabel3: HubunganPelaksanaan MenyusuiDini
dengan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah KerjaPuskesmas TanahGaram Kota Solok
Pelaksanaan Menyusui Dini
Pemberian ASI ASI Eksklusif
T,i,da1k,
Eksklusif Total OR
Inisiasi 11 5,8 2 1,1 13 6,9
Tidak Inisiasi 99 52,4 77 40,7 176 93,1 4,3
Total 110 58,2 79 41,8 189 100
Dari tabel 3diatas dapat dilihat bahwa dari 110 (58,2%) responden yang memberikan ASI Eksklusif, hanya 11 responden (5,8%) yang melakukan inisiasi menyusui dini. Sedangkan dari 79responden(41,8%) yang tidakmemberikan ASI Eksklusif, sebanyak 77 responden (40,7%) tidak melakukan inisiasimenyusui dini. Hasiluji statistik
menunjukan bahwa ada hubungan antara
pelaksanaanmenyusudini dengan pemberianASI eksklusifdimanaP=0,045atauP<0,05.Responden yang melakukan inisiasi menyusui dini akan berperilaku 4,3 kali memerikan ASI Eksklusif
dibandingkan dengan responden yang tidak
memberikanASIEksklusif.
Hasil uji statistik pada tabel 3
memperlihatkanbahwa P<0,005 yang berarti ada hubungan antara menyusu dini (teknik inisiasi menyusudini)dengan pemberianASIEksklusifdi wilayah kerja Puskesmas TanahGaram KotaSolok. Hasilpenelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Roesli (2008) bahwa, Inisiasi
menyusui dini akan mempengaruhi seorang ibu untuk memberikan ASI selanjutnya termasuk ASI Eksklusifsampai dengan6bulansertaASIdengan makanan tambahan sampai dengan 2 tahun. Disamping itu, konsumsi makanan ibu yang cukup juga mempengaruhi pemberian ASIeksklusif.Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Curningham.G, (2005) dimana seorang ibu yang menyusuidapat dengan mudah memproduksi 600 mlASI perhari. Semua vitamin kecuali vitaminK terkandung dalamASI tetapi dalam jumlah yang bervariasi danpemberian makanan tambahan pada ibuakanmeningkatkan sekresinya.
'
8Tabel 3jugamemperlihatkanbahwasedikit ibu- ibuyangmelaksanakan inisiasimenyusudini tetapi berhasil dalam memberikanASI eksklusif. Ibu-ibuyangmelaksanakan inisiasimenyusudini iniakan meningkatkanproduksiASIdengan adanya rangsangandari reflekhisap bayiyang kuat.Hallain karena bayi diletakkan di dada atau perut ibu, adanya sentuhan kulit bayi kekulit ibu, ibu-ibu
merasatidak stress lagi melihat bayi lahir dengan selamat dan sehat sehingga memicu produksi hormonprolaktin.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yangditulis olehGuyton.A, (2005) setiap kali ibu menyusui bayinya, sinyal saraf dari putingsusuke hipotalamus akan menyebabkan lonjakan sekresi prolaktin sebesar 10 sampai 20 kali lipat yang berlangsung kira-kira1jam.Tapi bilalaktasitidak dilakukanterusmenerus payudaraakan kehilangan kemampuan untuk memproduksi airsusuibudalam waktusatumingguataulebih.24
Produksi ASI dapat berlangsung terus menerus bila anak terus menghisap. ASI secara
kontinu disekresikan kedalam alveoli payudara.
Isapan bayi menyebabkan impuls sensorik
ditrasmisikan melalui syaraf somatik dari puting susu ibu ke medula spinalis dan kemudian ke hipotalamus ibu,yangmenyebabkan sinyal syaraf yang membantusekresi oksitoksinyangpadasaat
bersamaan ketika hipotalamus menyereksikan prolaktin. Pengisapan padasatukelenjer payudara tidak hanya menyebabkan aliran air susu pada kelenjer payudara itu tetapi juga pada kelenjer payudara lain.Yang menarikialahbahwa dengan membelai,menatapdanmendengar bayi menangis sering memberi cukup sinyalke hipotalamus ibu untukmenyebabkanpengaliranairsusu.19
Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Roesli (2008) bahwa
memberikan kesempatan pada bayi untukmenyusu sendiri dengan mengadakankontak kulit dengan ibu
Jumal Kesehatan Masyarakat, September2011-Maret2011,Vol. 6, No.l
keberhasilanmenyusu eksklusif dan lamamenyusu sampai 2tahun.JaringanNasional
PelatihanKlinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR,2007)
mengemukakan bahwa dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari putingsusu sendiri dan berhasil menyusu sendiri memberi
keuntungan untuk ibu merangsang produksi
oksitosin dan prolaktin, merangsangproduksi ASI dan untukbayi memperkuat refleks menghisap bayi danberhasilmenyusuisecaraeksklusif.
Penelitianinisesuaidenganpenelitian Sose dkk CIBA Foundation (1978) hasilnyabayiyang diberi kesempatan melakukan inisiasi menyusu dini, persentase masih menyusunya bayi sampai usiaenambulan adalah 59 % dan sampai bayi usia 12 bulan adalah38 %.Pada bayiyangtidak diberi kesempatan inisiasi menyusu dini,persentaseyang masih menyusunya hanya 19 % untuk bayi usia enam bulan dan 8 % untuk bayi usia 12 bulan. Menuruthasilpenelitian Syafiq dan Fika bayiyang diberikesempatanmenyusudini akandelapan kali lebihberhasildalam menyusu
eksklusif.20
Hal inijuga sesuai dengan penelitianyang dilakukan oleh Nagasaki University Graduate School
of
Biomedical Sciences di Jepang (2008) yangmenelititentanghubungan inisiasi menyusui dini selama 120menit setelah melahirkan dengan pemberian ASI selama empat bulan dikalangan wanita Jepang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwajumlah ibu-ibuyangterus menyusupenuh selamaempatbulan lebih tinggi pada ibu-ibuyang menyusui bayinya selama 120 menit setelah melahirkan. Penelitian lain dari LiqianQiu
dkk (2009) diZhejiang University Cina, yang menelititentanginisiasimenyusuidan prevalensipemberian ASIeksklusif di rumah sakit perkotaan, pinggiran kota dan daerah pedesaan Zhejiang Cina. Hasil penelitianinidari 1.520 ibu-ibuyang pulang dari rumah sakit, dari 96,9% ibu yang sebelumnya mulai menyusui, 50,3% dari ibu-ibu tersebut menyusuibayimerekasecara
eksklusif.20
Beberapa responden memberikan ASI eksklusiftapi tidakmelaksanakan inisiasi menyusu dini. Hal ini disebabkan karena responden mengetahui tentang ASI eksklusif. Informasi didapatkan daripetugaskesehatan, membaca buku-buku tentang ASI eksklusif dan informasi dari media elektronik.Akibatnya ibu-ibu sudah bemiat untukmenyusui bayinya selama6bulan. Konsumsi makananjuga ikut diperhatikan oleh ibu-ibu untuk menambah air susu. Seringnya bayi disusui dan posisimenyusu yangbenar juga dapat membantu pemberianASIeksklusif
Dari hasilanalisis diperoleh pulanilaiOR=
4,3 artinyabahwarespondenyang melaksanakan inisiasi menyusu dini 4,3 kali akan berhasil memberikan ASI eksklusif bila dibandingkan dengan respondenyangtidak melaksanakan inisiasi menyusu dini. Inisiasi menyusu dini adalah permulaan menyusu yang dilakukan oleh bayi dalam 30-60 menit pertama setelah dilahirkan. Setelahdilahirkan bayi diletakkan diperut/dada ibu lalu sisa air ketuban ditubuh bayi dikeringkan kecuali keduatanganbayi.Bauair ketubanpada tangan inilah yang akan menuntunbayi mencari putingsusuibu.Bauair ketubansamadengan bau
yang dikeluarkan payudara ibu. Setelah
menemukan payudara maka bayi akan menjilat, mengulumputing susu, membuka mulut lebar-lebar dansetelah melekat dengan baik maka bayi akan mrnghisapdengan
kuat.3'4
Pengalamanpertamabayimenyususendiri inisangat berguna dalammerangsangbayi untuk melakukan kegiatan itu kembali. Jika bayi
menemukan bau yang sama maka bayi akan
mengulang kembalikegiatanyangsudah dilakukan tersebut. Reflek hisap akan bertambah kuat dan prolaktin semakinterangsanguntuk menghasilkan airsusu.21
Hasilpenelitian terkait dengan penelitian Syafiq dan Fika yang menyebutkan bahwa bayi yangdiberikesempatanmenyusudini akandelapan kali lebih berhasil dalam menyusu eksklusif. Kenyataandilapanganbayiyangpemahmelakukan inisiasimenyusudini mempunyai dayahisapyang kuat dan lama menyusuinya. ASI ibu bertambah banyak dan bayi tertidur setelah disusui. Sehingga ibu-ibu tidak perlulagimemberikan makananatau
minumantambahanpadabayinya. KesimpulandanSaran
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa : Sebagian besar responden tidak
melaksanakan inisiasi menyusu dini, namun dari sebagian kecil yang melaksanakan inisisasi menyusui dini, sebahagian besar responden memberikan ASI Eksklusif. Ada hubunganantara
pelaksanaanmenyusudinidengan pemberian ASI
eksklusif dimana P=0,045 atau P<0,05.
Pelaksanaan inisiasi menyusu dini 4,3 kali akan
berhasil memberikan ASI eksklusif bila
dibandingkan dengantidak melaksanakan inisiasi menyusudini.
Disarankan bagi petugas kesehatan
mengikuti pelatihan pertolongan persalinan dengan inisiasi menyusui dini. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi laktasi,untukpersiapanapabilamenemuikesukaran
JurnalKesehatan Masyarakat,September2011-Maret 2011,Vol. 6, No.l
terkait pelaksaan inisiasi menyusui dini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna danperlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan beberapa wilayah, waktu yang lebihterencanadengan baik dan kuesioner yang lebih baik. Bagi peneliti lain disarankan untuk
mengembangkandanmenambah variabel-variabel lain yang dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif. Meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya pelaksanaan inisiasi menyusudini.
Daftar Pustaka
1. United Nations Development Program
(UNDP). Tujuan pembangunan millenium. 2009.Diaksespada tanggal 5 Januari2010dari http://www.undp.org/mdg/goals.pdf.
2. Gelang putih. Millenium development goals (MDGs). 2009.Diakses pada tanggal 5 Januari 2010 dari http://www.un.org/millenium/ summit.htm.
3. Roesli,U. MengenalASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.2005.
4. Roesli, U. Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif.Jakarta: PustakaBunda.2008. 5. Kristiyanasari, W. ASI, menyusui dan sadari.
Jogjakarta. NuhaMedika.2009.
6. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Asuhan persalinan normal dan inisiasi menyusui dini. Jakarta: JHPIEG0.2008
7. Eman.Inisiasimenyusudini untuk awali ASI eksklusif. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2009dari http://www.gizi.net.2008.
8. Breastfeedingjournal. Inisiasimenyusuwaktu 120 menit setelah kelahiran adalah terkait dengan empat bulan menyusu dikalangan wanita Jepang. 2008 Diakses tanggal 7 Februari 2010 dari http://www.internasional breastfeedingjoumal.com/content/3/1/ 1
.
9. PPKDinas Kesehatan PropinsiSumatraBarat,2008.
10. Notoatmodjo, S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: RinekaCipta. 2005.
11. Nursalam.Konsep dan penerapanmetodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.2008.
12. Sugiyono. Statistika untuk penelitian.
Bandung:ALFABETA.2009.
13. Arikunto, S. Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
14. Siregar,A. PemberianASI eksklusifdan faktor-faktor yangmempengaruhinya.2010.Diakses
tanggal 10 Februari 2010 dari
http://multiply.com/ About/ Blog/
Terms/Privacy/Corporate/Advertise
15. Breastfeeding.. Kiat sukses menyusui bayi sehat communiti. 2008. Diakses tanggal 10 Februari 2010 dari http://www.bayisehat. com/breastfeeding.mainmenu. 33/127kiat-sukses-menyusui.html
16. Handerson,C. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta:EGC.2005.
17. Johnson,R & Taylor,W. Buku ajar praktek kebidanan. Jakarta: EGC.2004.
18. Curningham,G.Obstetri william ( Edisi 21). Jakarta:EGC.2005.
19. Pillitteri,A. Buku saku perawatankesehat-an ibudan anak. Jakarta: EGC. 2002.
20. Rianti,E, Triwinarto,A & Rusumawati. Buku ajar epidemiologi dalam kebidanan. Jakarta: TransInfoMedia.2009.
2 1