EFEKTIVITAS PERANGKAP WARNA DENGAN
SISTEM PEMAGARAN PADA SERANGGA HAMA TANAMAN
Syafrizal HasibuanFakultas Pertanian Universitas Asahan Numberone999@ymail.com Fakultas Pertanian Universitas Asahan
RINGKASAN
Syafrizal Hasibuan "
Efektivitas Perangkap Warna Dengan Sistem Pemagaran Pada
Serangga Hama Tanaman ". This research was conducted in jalan Durian Kelurahan
Kisaran Naga LK II Kecamatan Kisaran Timur and desa Gajah Kecamatan Meranti
Kabupaten Asahan Provinsi North Sumatra at altitude + 12 m above sea level with a flat
topography. This research was conducted in Mei and ended in September 2017. This
study use methode Rancangan Randomized (RAK) Non Faktorial with factors, factor
consisted of 5 levels Colors, namely: W0 = transparant; W1 = white; W2 = Red; W3 =
Yellow ; W4 = Green.. With the number of repetition as much as 3 replication. This
research get of treatment trap is colours yellow and gren and efektif sistem spacing
plants trap with plant close. This is exactlly for see frekuensi intensity low.
Kata kunci :
Pest, Colour, Plant
1. PENDAHULUAN
Tanaman tetap mendapat gangguan dari mulai makhluk hidup mulai makhluk hidup mikroorganisme sampai makhluk hidup makroorganisme, umumnya gangguan tersebut dari golongan hewan. Untuk mengatasi gangguan tersebut biasanya petani menggunakan pestisida dalam penggunaan pestisida harus efektif dan efisien dan digunakan sebagai pengendalian terakhir agar tidak menimbulkan resistensi pada serangga hama tersebut.
Warna adalah sebuah sensasi yang dihasilkan ketika suatu energi cahaya mengenai suatu benda. Panjang gelombang yang ditangkap oleh mata manusia sebagai berikut violet 400 – 450 nm blue 400 – 480 nm green 480 – 560 nm Yellow 560 – 590 nm orange 590 – 630 nm red 630 – 700 nm (Anonim 2016).
Serangga memiliki mata tunggal dan mata majemuk yang mana merupakan alat penerimaan rangsangan cahaya untuk membedakan warna. Mata tunggal berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya yang diterima sedangkan mata majemuk berfungsi pembentuk bayangan yang berupa mozaik. Gerakan makhluk hidup yang bereaksi terhadap cahaya atau warna disebut phototaksis. (Anonim 2016).
Serangga hama memiliki
kemampuan inang. Menurut Sunarno (2011) kesesuaian isyarat visual maupun isyarat kimia akan menyebabkan serangga lebih tertarik menemukan inang. Respon dapat berupa gerak mendekat menjauh maupun mematikan serangga secara perlahan (Schimoda & Honda, 2013). Daya tarik terhadap warna dan sistem pemagaran yang menjadikan landasan penelitian ini.
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan warna yang disukai serangga dan sistem pemagaran dalam mengendalikan hama pada tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih) identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang. Panjang gelombang yang tertangkap oleh mata manusia berkisar antara 380 – 780 nanometer wikipedia, 2017)
Serangga selalu tertarik pada cahaya, disebabkan cahaya dapat membantu sebagai penunjuk jalan. Serangga dapat melihat panjang gelombang cahaya yang lebih pananjang dibandingkan dengan manusia panjang gelombang yang dapat dilihat 300 – 400 nm (mendekati ultraviolet) sampai 600 – 650 nm (orange) serangga menyukai warna ultra violet disebabkan caha diabsorbsi oleh alam terutama oleh daun, (James dan Smith, 2000)
Menurut penelitian Asyaroh, 2007 dari 5 warna diperoleh pengaruh yang nyata antara panjang gelombang terhadap jenis serangga dan intensitas tidak berpengaruh terhadap jumlah serangga warna yang mempengaruhi kepekaan penglihatan serangga antara 254 – 600 nm
Salah satu cara mengendalikan serangga hama adalah dengan menggunakan perangkap warna. Perangkap ini memanfatkan ketertarikan serangga pada warna tertentu. Perangkap ini cukup banyak digunakan karena praktis, mudah dan murah. (Kurniawati, 2017)
Serangga menyukai warna-warna yang kontras. Cara serangga melihat suatu warna tidak seperti cara kita melihat. Seperti halnya warna hijau daun bagi serangga itu adalah warna kuning dan biru secara terpisah, mengingat hijau adalah gabungan warna biru dan kuning. (Kurniawati, 2017)
Serangga yang tertarik dengan warna ini biasanya hama yang menyerang pada daun. Dan serangga juga menyukai warna-warna yang berbias ultraviolet, serangga yang tertarik dengan warna seperti merah atau biru biasanya lebah. Maka dari itu perangkap warna yang digunakan untuk menangkap serangga hama kebanyakan berwarna kuning. Karena serangga hama
biasanya paling banyak menyerang daun. (Kurniawati, 2017)
Warna biru juga bisa di gunakan untuk menarik trips yang menyerang bunga dan daun yang sudah tua. Hama daun lebih suka daun yang masih muda. Bagi mereka kertas/apapun yang berwarna kuning terlihat seperti kumpulan daun-daun muda. (Kurniawati, 2017)
Warna kuning juga bagi serangga menandakan buah-buahan itu sudah masak, maka dari itu warna kuning menarik serangga untuk hinggap paling banyak. Perangkap warna dapat dimaksimalkan untuk focus menangkap serangga tertentu, misalnya lalat buah, bisa menggunakan buah tiruan yang berwarna kuning kemudian di beri pelekat, atau bisa juga papan/mika kuning ditambahkan meti eugenol sebagai zat penarik melalui aroma untuk memperkuat daya tarik (Kurniawati, 2017)
Salah satu sifat serangga adalah memiliki ketertarikan terhadap cahaya, dalam praktek secara tradisional hal ini telah lama diaplikasikan misalnya menggunakan lampu petromak untuk menangkap laron (serangga), menangkap lalat buah dengan warna kuning, menangkap lalat dengan warna-warni yang mencolok dan menangkap nyamuk mengunakan cahaya ultraviolet. Bahkan di Malaysia dalam beberapa aplikasi yang terbatas juga telah diterapkan dalam bidang pertanian.
Namun belum ada yang meneliti secara komprehensip mulai dari ukuran intensitas cahaya dan pengaruhnya terhadap perilaku serangga. Kenyataan ini sangat menantang untuk dapat diteliti secara khusus seberapa besar intensitas cahaya yang diperlukan untuk dapat menarik perhatian serangga secara optimal, hal ini akan sangat berpengaruh untuk menentukan sumber energi yang diperlukan guna membangkitkan cahaya yang dibutuhkan seefektif mungkin.
Sumber cahaya pada suatu flowcytometer adalah laser. Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-komponen fluidics terkait. Laser
memancarkan cahaya koheren, dan merupakan berkas sangat paralel. Hal ini memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter). Batasan prinsip bagi lasers ditentukan oleh panjang gelombang yang dapat menimbulkan eksitasi. Secara virtual semua cytometers mengikuti standar laser argon, yang memancarkan cahaya pada 488 nm. Selanjutnya lasers lain dapat digunakan, untuk mendapatkan panjang gelombang eksitasi lainnya. Cahaya adalah suatu bentuk energi yang terdiri dari sejumlah partikel yang disebut photons, tetapi memiliki sifat-sifat gelombang. Panjang gelombang cahaya/photon sebanding dengan energi yang dimilikinya. Bertambah panjang gelombangnya akan bertambah kurang energinya. yang dapat diukur setiap saat.
Sumber cahaya pada suatu
flowcytometer adalah laser. Alasan
penggunaan
laser,
karena
kemampuannya untuk difokuskan
menjadi berkas cahaya elliptis. Ini
terkait dengan komponen-komponen
fluidics
terkait. Laser memancarkan
cahaya koheren, dan merupakan berkas
sangat paralel. Hal ini memungkinkan
dasar pengukuran yang berbasis pada
gangguan berkas (
beam disturbance
)
dapat dilakukan (
forward scatter, side
scatter)
. Batasan prinsip bagi lasers
ditentukan oleh panjang gelombang
yang dapat menimbulkan eksitasi.
Secara virtual semua cytometers
mengikuti standar laser argon, yang
memancarkan cahaya pada 488nm.
Selanjutnya lasers lain dapat digunakan,
untuk mendapatkan panjang gelombang
eksitasi lainnya.
Gambar 1. Karakteristik Cahaya
Cahaya adalah suatu bentuk energi yang terdiri dari sejumlah partikel yang disebut photons, tetapi memiliki sifat-sifat gelombang. Panjang gelombang cahaya/photon sebanding dengan energi yang dimilikinya. Bertambah panjang gelombangnya akan bertambah kurang energiny
Menurut Hasyim dan Hilman
(2010) bahwa lalat buah menggunakan
isyarat visual. Beberapa penelitian telah
dilakukan antara lain bentuk, ukuran
dan warna perangkap yang merupakan
stimulus visual serta memberikan
tanggapan tertentu terhadap lalat buah.
Dari uraian diatas maka peneliti tertarik
meneliti
bagaimana
dengan
menggunakan warna dan sistem
pemagaran agar lalat buah yang berada
di dalam areal pertanaman tertarik dan
keluar dari areal pertanaman dan dari
luar langsung terperangkap tertarik
masuk kedalam perangkap
Imago banyak ditemukan pada
siang atau sore hari terbang di sela-sela
tanaman. Lalat buah merupakan
serangga
krepuskuler,
artinya
melakukan kopulasi setelah tengah hari
sebelum senja. Aktifitas lalat buah
dalam mencari tanaman inang
ditentukan oleh warna dan aroma dari
buah.
Bactrocera
spp. Lebih menyukai
warna kuning dibandingkan dengan
warna yang lainnya. Bila buah
menjelang masak dan warna kuning
mulai tampak, lalat buah betina dapat
mengenali inangnya untuk bertelur
(Forester, 2012)
Dari penelitian Litbang UMS
diketahuai bahwa kertas perangkap
berwarna kuning berhasil menjerat lalat
paling banyak, disusul kertas perangkap
berwarna putih, hijau dan biru. Hasil
penelitian ini yang menyatakan bahwa
lalat tertarik pada permukaan yang
berwarna putih dan warna kuning, serta
Azrul Azwar (1989) menyatakan bahwa
salah satu sifat lalat yang terpenting
adalah takut dengan warna biru
.Hal ini masih
menjadi
perdebatan, namun diduga intensitas
sinar yang tinggi (kuat) lebih mudah
ditangkap oleh mata serangga (lalat).
Warna putih dan kuning memiliki
intensitas yang lebih tinggi dibanding
hijau dan biru, sehingga lebih mudah
dikenali lalat untuk dihinggapi
(Mardhotillah, 2012).
Aktivitas lalat buah dalam
menentukan tanaman inangnya
ditentukan oleh warna, dan aroma dari
buah. Lalat buah jantan mengenal
pasangannya selain melalui feromon,
juga melalui kilaan warna tubuh dan
pita atau bercak pada sayap. Lalat buah
aktif pada sore hari menjelang senja.
Untuk bactrocera spp kopulsi biasanya
terjadi pada senja hari. Lalat buah
banyak beterbangan diantara pohon
buah-buahan bila buah sudah hampir
matang dan masak (Novik, 2013)
Umumnya serangga tertarik
pada soektrum kuning – hijau (500 –
600 nm) yang merupakan kisaran
panjang gelombang khusus dari buah
yang matang. Warna kuning yang
menarik perhatian lalat buah sering
digunakan sebagai perangkap (Metcalf
dan Metclaf, 1992 ; Nonik 2013)
Aktivitas lalat buah dalam
mencari tanaman inangnya juga
ditentukan oleh warna dan aroma dari
buah. Bactrocera spp, lebih menyukai
warna kuning dan putih dibandingkan
dengan warna yang lainnya. Bila buah
menjelang masak dan warna kuning
mulai tampak, lalat buah betina dapat
mengenali inangnya untuk bertelur
(Adi, 20014). Lalat buah betina sering
ditemui di tanaman buah-buahan dan
sayuran pada pagi dan sore, sedangkan
lalat buah jantan mengenal pasangan
melalaui feromon, kilatan warna tubuh
dan pita atau bercak pada sayap lalat
buah betina (Siwi, 2005).
Umumnya serangga tertarik
dengan cahaya, warna, aroma makanan
atau bau tertentu. Metode penggunaan
perangkap dikembangkan dengan
memanfaatkan kelemahannya, cara
dengan merangsang agar serangga
berkumpul pada perangkap yang
disesuaikan dengan kesukaannya
sehingga serangga yang terperangkap
tersebut tidak dapat terbang dan
akhirnya mati. Perangkap hanya bisa
digunakan pada siang hari sebab hama
lalat buah ini aktif pada siang hari.
Perangkap warna kuning tersebut cukup
efisien sebab siang hari identik dengan
warna kuning. (Firmansyah 2008)
2. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi yaitu di jalan Durian Kelurahan Kisaran Naga LK II Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten dan di desa desa gajah kecamatan meranti Kabupaeten Asahan Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian tempat + 12 m di atas permukaan laut dengan topografi datar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei dan berakhir pada bulan September 2017.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan :
Adapun bahan yang digunakan : Benih Paria, Terung, Cabai, Pupuk Urea, SP 36, KCl, Pupuk Kandang, Air.
2. Alat
Adapun alat yang digunakan : Parang, cangkul, gergaji, Garuk , martil, Papan, kuas, cat, triplek, paku. Ember, Bambu, Kayu, Gembor dan Tugal. Lup/Mikroskop, Alat – alat tulis dan alat – alat lainnya yang mendukung.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Nonfaktor yaitu Warna terdiri dari 4 taraf, yaitu : W0 = Bening ; W1 = putih ; W2= Merah ; W3 = Kuning W4 = Hijau. Dengan jumlah ulangan sebanyak 3 Ulangan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan lahan, pemberian pupuk dasar pupuk kandang, pembuatan perangkap, penanaman, pemeliharaan, pemasangan perangkap, dan panen.
3.5. Parameter Pengamatan
1. Distribusi serangga yang tertangkap Serangga hama yang terperangkap di identifikasi sampai tingkat ordo menggunakan kunci identifikasi yang dibantu dengan lup atau mikroskop. Serangga hama yang diamati dan dihitung pada masing-masing perangkap tiap hari.
2. Populasi imago hama
Pengamatan jumlah yang tertangkap dimulai dari satu hari setelah pemasangan perangkap sampai penelitian selesai
3. Intensitas Serangan hama pada tanaman
Intensitas gejala serangan pada buah dihitung dimulai dari satu hari setelah pemasangan perangkap sampai penelitian selesai. Dengan rumus
I =
A
B
× 100 %III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh serangga yang tertangkap paling banyak berwarna hijau dan kuning hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Transparan Putih Merah Kuning Hijau 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 45.6 35.8 37.8 77.9 68.4
Jumlah Terperangkap
Warna Ra ta -ra taDari grafik diatas terlihat jumlah serangga yang tertangkap terdapat pada warna kuning dan kemudian disusul warna hijau hal ini membuktikan bahwa warna
tanaman pada masa vegetatif berwarna hijau dan pada masa generatif umumnya banyak berwarna kuning walaupun ada bercampur warna merah.
Dari karakteristik warna bahw warna kuning berada ditengah, kemudian disusul warna hijau dan merah hal ini membuktikan warna yang paling baik untuk perangkap warna kuning. Hal ini sesuai dengan literatur annonim 2017. Bahwa panjang gelombang yang dapat diterima makhluk hidup untuk green 480 – 560 nm ; Yellow 560 – 590 nm ; red 630 – 700 nm dan menurut (James dan Smith, 2000) panjang gelombang yang disenangi oleh serangga Serangga dapat melihat panjang gelombang cahaya yang lebih pananjang dibandingkan dengan manusia panjang gelombang yang dapat dilihat 300 – 400 nm (mendekati ultraviolet) sampai 600 – 650 nm (orange) serangga menyukai warna ultra violet disebabkan cahaya diabsorbsi oleh alam terutama oleh daun. Jadi jelas bahwa warna kuning dan hijau sangat disenangi serangga sebagai menjalankan aktivitas hidup seperti sumber makanan, peletakan telur dan perkawinan
Dari hasil penelitian bahwa populasi imago hama yang tertangkap dapat dilihat pada tabel berikut :
N
o anaman T rdo O
Perangkap T
ransparan utih P erah Muning K ijau H
1 C abai H ymenoptera 2 1 1 1 1 9 C oleoptera 1 2 8 7 D iptera 0 2 5 7 2 2 6 1 A carina 2 2 3 1 1 T hysanoptera 1 1 2 2 1 H omoptera 5 4 8 9 2 7 L epidoptera 2 2 6 7 5 2 S awi ymenoptera H - 1 3 1 9 A carina 1 1 2 2 1 H omoptera 2 5 6 2 1 8 1 D iptera 2 2 8 0 1 8 3 P aria H ymenoptera - 1 1 1 3 9 C oleoptera 3 0 1 0 2 0 1 D iptera 0 2 8 5 4 0 6 3 4 A carina 2 2 2 2 2 T hysanoptera 1 1 2 1 H omoptera 2 5 6 2 1 8 1 L epidoptera 2 2 8 7 8 4 T imun ymenoptera H - 1 1 3 1 9 C oleoptera 1 1 2 2 1 D iptera 2 5 2 8 A carina 2 2 8 1 8 T hysanoptera 2 5 6 2 8 H omoptera 2 2 7 8 8 5 T erung ymenoptera H - 1 1 3 1 9 C oleoptera 1 1 2 2 1 D iptera 5 6 2 3 A carina 2 2 - 1 1 T hysanoptera 1 1 2 2 1 H omoptera 2 5 6 2 1 8 1 L epidoptera 2 2 2 4 2 J umlah 8 8 3 8 69 1 97 2 70 2
Dari Hasil penelitian diperoleh
serangga hama yang paling banyak
dijumpai adalah ordo diptera hal ini
membuktikan bahwa ordo diptera sangat
mendominasi sebagai hama tanaman
mulai dari mulai tanaman dari fase
vegeetatif sampai dengan fase generatif.
Pada fase generatif untuk tanaman
buah-buahan hama lalat buah paling
dominan dari berbagai genus ttergantung
darerah tempat tanaman itu
dibudidayakan. Umumnya untuk daerah
kabupaten asahan hama lalat buah yang
dominan adalah jenis lalat
buah adalah
Bactrocera dorsalis
hal ini
sesuai dengan peneltian syafrizal 2016
bahwa lalat buah yang banyak
teridentifikasi adalah lalat buah
Bactrocera dorsalis.
Dari hasil analisis statistik bahwa intensitas serangan rendah hal ini disebakan metode sistem pemagaran sangat efektif dimana ada pembatas dari tanaman tersebut sehingga serangga tersebut tertarik untuk keluar dari areal pertanaman dan tidak masuk ke areal pertanaman sudah terperangkap hal ini sesuai dengan peneltian syafrizal tahun 2016 menyatakan bahwa dengan sistem pemagaran, serangga akan terperangkap pada perangkap sesuai lalat buah jantan hanya sedikit mengadakan kopulasi demikian hal nya lalat
warna yang disukai oleh serangga tersebut dalam hal ini umumnya warna yang disukai adalah warna kuning dan hijau.
Hal ini sesuai peneltian syafrizal 2016 dengan hasil penelitian didapatkan bahwa perangkap warna kuning dapat menangkap lalat buah paling banyak dan yang paling rendah adalah pada perangkap warna taransparan, hal ini menunjukkan bahwa serangga hama lalat buah lebih tertarik pada warna kuning dibandingkan dengan warna transparan, merak dan hijau.
Serangga lebih tertarik pada warna kuning, karena warna kuning mempunyai kisaran panjang gelombang 424-491 nm dan serangga mempunyai kisaran panjang gelombang yang dapat diterima berkisar 540-600 nm . Selain karena panjang gelombang yang dapat diterima oleh serangga, karena serangga dapat membedakan warna-warna kemungkinan karena adanya perbedaan pada selsel retina mata serangga. Serangga lalat buah menggunakan sejumlah isyarat visual ataupun isyarat kimia (chemical cues) untuk menemukan inang berupa buah atau sayuran. Kesesuaian isyaratvisual maupun isyarat kimia akan menyebabkan hama lebih tertarik untuk menemukan inangnya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Dari Hasil Peneltian diperoleh warna yang paling disukai oleh serangga adalah warna kuning dan warna hijau terutama pada ordo diptera dan homoptera.
2. Sistem pemagaran sangat efektif untuk pemasangan perangkap pada areal pertanaman.
5.2. Saran
Sebaiknya untuk mengendalikan serangga hama dengan menggunakan perangkap warna kuning dan warna hijau dengan diletakan di luar tanaman atau sistem pemagaran serta dipasang dari mulai penanaman dilahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anto, 2014. Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman Pare. Deptan.go.id Diakses
Tanggal 15 juni 2014
Ashburner, Michael. 2002. Drosophila Genomics and Speciation.
http://www.gen.cam.ac.uk/Research /ashburner(diakses tanggal 12 September 2008)
Denise. 2009. Kajian Beberapa Metode
Perangkap Lalat Buah
(Diptera;Tephritidae) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo. Repository Universitas Sumatera Utara
Deptan, 2007 pengenalan lalat buah, Available
at http:/ditlin. Hortikultura.go.id/ buku_peta bagian_03.htlm. Diakses
8 Nopember 2015
Firmansyah, E., 2008., Mengurangi Populasi
Hama Serangga Tanpa Merusak Lingkungan. Available
at.http:/www.Tanindo.com/Abdi 9.html. Diakses tanggal 15 Juni 2004)
Forester. 2012. Teknik Pengendalian Lalat
Buah.
http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/teknik -pengendalian-lalat-buah.html
(diakses 22 November 2012) Kalshoven. L.G.E, 2001. Pest of Crops in
Indonesia, Revised and Translated by
Van swr Laan. PT Icthiar Baru Van Hoeve. Jakarta Hlm 88-79
Laksamana, D. 2013. Morfologi Tanaman Paria.http://www.petani
hebat.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-timun.html (diakses 06 Oktober 2013).
Mardhotillah, S. 2012. Pengaruh Warna Kertas Pada Perangkap Lalat. http://jurnal.unimus.ac.id. Jurnal
Litbang Universitas
Muhammadiyah Semarang. Vol: 25 .No: 23. Hal 13.
Rukmana. R., 2007, Budidaya Cabai, Penerbit Kanisius, Jakarta
Rusajun, Alim. 2011. Laporan penelitian
perangkap lalat buah.
http://alimrusajun.blogspot.com/20
11/07/laporan-penelitian-perangkap-lalat-buah.html (diakses 09 Juli 2011)
Susanto. 2010. Estimasi dan Dinamika Populasi Lalat Buah, Bactrocera dorsalis Kompleks (DIPTERA : TEPHRITIDAE) pada Pertanaman Paria. Disertasi. Universitas gajah mada.
Warthen, J.R. 2002. Volatile Potential Attractants from Ripe Coffee Fruit for
Fruit Fly. USDA Subtropical Agriculture Research, Weslaco, USA. 6pp.. Posted in Academic http://rizky haerunisa08. student.ipb.ac.id /2010/06/19/ laporan-ilmu-hama-tumbuhan-dasar-atraktan/
Wati. R., Sumarmin, R., Wati. 2010. Pengaruh Kombinasi Petrogenol dan
Ekstrak Belimbing (Averrhoa carambola L ) Terhadap Prilaku Lalat
Buah. Jurnal FMIPA Padang. Halaman 34 – 36
Ahsol Hasyim, Muryanti dan Willem Jan de Kogel. 2003. Efektifitas Model dan Ketinggian Perangkap Dalam
Menangkap Hama Lalat Buah Jantan,
Bactrocera spp. Solok
Bes & Haromoto, 1961. Contribution To The
Biologi and Ecology Of Oriental Fruit
Fly DacusDorsalis. Universitas Of
Hawaii. Honolulu
Deptan 2007 , Laporan Pelaksana Kelompok
Kerja ( POKJA ), Penanggulangan Hama Lalat Buah Bali. 22-25 Mei. Available at
Gustilin,2008. www.infonet-biovision.org, diakses tanggal 20 Desember 2010 Meyer, R.J. 2006. Color Vision.
Departemen
of Entomology NC State University.
Available online at:
http://www.cornell.go.id diakses Juni
2009.
Nurdin, F., Syafril., Nusyirwan H. dan Yulimasni. 1999. Efektivitas perangkap kuning dalam pengendalian
hama lalat korok daun (Liriomyza spp)
pada Kentang. Prosiding Seminar Nasional Peranan Entomologi dalam
Pengendalian Hama yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis. PEI Cabang Bogor
Van Sauers-Muller, A. 2005.. Host Plants of the Carmbola Fruit Fly, Bactrocera carambolae, in Suriname, South America. Neotrapical Entomology. Yang,. W. Y. Wu. Y.P. Cheng, 2005. Chromatic Cues to Trap the Oriental Fruit Fly, Bactrocera
dorsalis. Journal of Insect Physiology.
Hilal Isna Asyaroh, 2007 Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya Tampak Terhadp
Serangga, Universitas Air Langga 1001 Cara Menanam.Com 2016. Perangkap
Warna diakses 15 september 2017 (Schimoda & Honda, 2013) Review Insect
Reaction to Light and Its Aplications
to Pest Managemen. Springer APPL
entomol Zool, (48) 413 – 421 Sunarno 2011 Ketertarikan Serangga Hama
Lalat Buah Terhadap Berbagai Papan
Perangkap Berwarna Sebagai Salah Satu Teknik Pengendalian.
Politeknik
Pertanian Perdamaian Halmahera-tobelo agroforesteri 4(2) : 131 – 136
https//idwikipedia.org/wiki/warna
Rika Wahyu Kurniawati, 2017 -THL TBPP BP3K SRENGAT
Laporan Hasil Tahun Pertama Penelitian Hibah Bersaing UHAMKA