• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERHASILAN SOFT POWER JEPANG DALAM PENGARUH DAN PERKEMBANGAN KOMIK JEPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBERHASILAN SOFT POWER JEPANG DALAM PENGARUH DAN PERKEMBANGAN KOMIK JEPANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERHASILAN SOFT POWER JEPANG DALAM

PENGARUH DAN PERKEMBANGAN KOMIK

JEPANG

Disusun Oleh :

Ajeng Priendarningtyas

0906642153

Sastra Jepang

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

2012

(2)
(3)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Ajeng Priendarningtyas, menyatakan bahwa penelitian

ini dengan judul : KEBERHASILAN SOFT POWER JEPANG DALAM PENGARUH DAN

PERKEMBANGAN KOMIK JEPANG, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis

lain.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas, baik disengaja

maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik tugas akhir yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Apabila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau

meniru tulisan orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan oleh Universitas

Indonesia.

Jakarta, 25 Februari 2013

Ajeng Priendarningtyas

(0906642153)

(4)

KEBERHASILAN SOFT POWER JEPANG DALAM PENGARUH DAN

PERKEMBANGAN KOMIK JEPANG

Ajeng Priendarningtyas

Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia

E-mail :

ajeng_1511@yahoo.co.id

Abstrak

Makalah ini membahas mengenai budaya populer Jepang, yakni manga sebagai bentuk keberhasilan soft power Jepang. Penelitian dalam pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh Hidetoshi Kato dan konsep soft power oleh Joseph S. Nye Jr, serta difokuskan pada penggunaan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian dari masyarakat Jepang terhadap budaya populer dapat dimanfaatkan menjadi sumber „soft power‟, salah satunya keberhasilan komik Doraemon yang berkembang pesat baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan memberikan penjelasan akan keberhasilan soft power Jepang dalam pengaruh perkembangan komik Jepang pada era globalisasi saat ini, serta memberikan gambaran akan peranan penting dalam mendukung dan menyokong perkembangan komik Jepang hingga ke seluruh penjuru dunia.

Kata kunci : Budaya Populer, Manga, Soft Power.

Abstract

This thesis discusses about pop culture in Japan, which is called manga as a form of soft power as an achievement for Japan. This research uses the concept of pop culture by Hidetoshi Kato and the concept of soft power by Joseph S. Nye Jr. in addition; this research focuses on qualitative method with descriptive analysis technique. Concern from Japanese people towards the popular culture can be used as a source for 'soft power', one of the most successful works is Doraemon a comic that expands rapidly in Indonesia and worldwide. This research aims to give explaination of Japan's soft power achievment in comic the expansion in globalization era, in particular to illustrate how important it is to give support and reinforcement in comic expansion through out the wotrld.

(5)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jepang dikenal sebagai negara maju yang tetap mempertahankan dan memelihara budayanya. Selain memelihara budaya tradisional, Jepang juga mengembangkan budaya populernya. Budaya popular Jepang atau yang sering disebut Japanese Popular Culture telah berhasil menarik perhatian masyarakat, salah satunya adalah manga (komik Jepang) yang sangat laris dipasaran baik di Jepang maupun di negara lain, yakni dengan kehadiran manga di Indonesia yang semakin memperkenalkan Jepang kepada masyarakat dunia. Manga diibaratkan seperti pendukung dari suatu kesebelasan dimana kehadirannya mendukung keberhasilan dan kepentingan nasional Jepang. Manga yang merupakan sub-kultur yang semakin dikenal luas dan diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja. Jepang melalui manga telah berdiri sejajar dengan Amerika Serikat dan film Hollywood-nya dalam segi popularitas dan pengaruh budaya.

Di dalam buku Handbook of Japanese Popular Culture, Hidetoshi Kato memberikan penjelasan mengenai budaya populer Jepang. Menurutnya, istilah tersebut dalam bahasa Jepang disebut sebagai taishuu bunka atau “budaya massa”. Definisi budaya populer sebagai budaya massa memiliki pengertian budaya yang diproduksi secara massa untuk dikonsumsi massa. Definisi ini menjelaskan bahwa budaya populer merupakan budaya yang memang diproduksi secara massa, sehingga dapat dinikmati oleh banyak orang dari kalangan manapun. Saat ini budaya popuer Jepang sangat pesat beserta dengan keunikan, kreativitas, dan inovasi yang semakin berkembang. 1

Budaya populer Jepang berkembang pesat sejak tahun 1990-an. Jepang kembali menunjukkan kemampuannya untuk menarik perhatian dunia, bukan dengan kekuatan ekonomi atau militer melainkan dengan menggunakan kekuatan budaya, khususnya budaya populer. Menurut Tsutomu Sugiura, Direktur Marubeni Research Institute mengatakan : "Japan is finding a new place in the world, and new benefits, through the worldwide obsession with its culture -- especially pop culture”. 2 Pengaruh produk kultural populer Jepang yang secara perlahan namun pasti sudah menyebar

di seluruh dunia. Tanpa kita sadari, banyak masyarakat saat ini sudah mendengar, melihat, memakai, membaca, dan menggunakan produk-produk pop Jepang. Mulai dari anime, manga, alunan merdu bernuansa R&B Utada Hikaru, makanan berupa isntant ramen, dan Harajuku style yang saat ini sedang in di kalangan anak muda Asia. Joseph S. Nye, seorang dosen ahli politik internasional dari Harvard menemukan istilah „soft power‟ di pertengahan tahun 1980-an, ia juga membahas mengenai budaya pop kontemporer Jepang sebagai sumber „soft power‟ Jepang yang baru. Ia melihat „soft power‟ Jepang bukan hanya berasal dari budaya tradisional Jepang seperti Zen, karate, tetapi juga berasal dari manga, anime, dan lain-lain. 3

Di dunia internasional, Jepang telah lama dikenal sebagai salah satu negara industri maju dengan sistem ekonomi yang kuat. Penguasaan teknologi yang canggih, Jepang mampu mengembangkan industri otomotif dan manufaktur lainnya yang mampu menguasai dunia. Kekuatan ekonomi Jepang telah menjadikan Jepang sebagai negara yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia, pengaruh Jepang dalam bidang budaya popular yang telah banyak menarik perhatian masyarakat merupakan suatu bentuk dari soft power. Budaya popular Jepang yang saat ini telah diterima dengan baik oleh masyarakat di wilayah Asia maupun di dunia saat ini tanpa adanya paksaan dalam penerimaannya, melainkan bersifat lebih “lunak”.

Soft power Jepang telah mempengaruhi Asia selama beberapa dekade melalui budaya populer, seperti kesenian, pakaian, gaya rambut, makanan, film animasi, dan komik4. Produk-produk budaya ini menonjol dengan dua sifat, yakni bersifat Jepang dan diterima secara universal di antara kaum muda, dimana kementerian luar negeri Jepang bekerja sama dengan sektor swasta melalui jalur diplomasi dan Japan Foundation, bersama-sama mempromosikan produk-produk budaya ini untuk meningkatkan citra dan minat terhadap Jepang. Pada akhirnya ditemukan bahwa Jepang menggunakan diplomasi budaya melalui anime dan manga untuk menekankan bahwa "Jepang sudah berubah", dengan maksud untuk memberikan pandangan yang lebih baik mengenai Jepang, visi dan misinya, cara hidup mereka, serta nilai-nilai budaya demi tercapainya kepentingan nasional.

1 Hidetoshi Kato, Handbook of Japanese Popular Culture, (Westport: Greenwood Press, 1989), xvii 2http://japancultureinside.com (Budaya Pop Jepang Kontemporer/2012/08/05/Noriko)

3

Irsan, Abdul. Budaya dan Perilaku Politik Jepang di Asia. Grafindo ; Jakarta. 2007

(6)

Soft power bergantung kepada kemampuan institusi negara untuk mengatur agenda politik dengan cara yang tepat dan dapat menjadi pilihan (preference) bagi negara lainnya. Melalui institusi negara, sebuah negara dapat membuat kemampuan (power)-nya dengan memperlihatkan daya tarik budaya dan ideologinya. Membentuk peraturan yang sesuai dengan ketertarikan dan nilai-nilai, agar sebuah negara akan terlihat dapat dipercaya di mata negara lain. Sumber utama soft power adalah pada budaya, nilai, dan kebijakan. Budaya merupakan “the set of values and practices that create meaning for a society” (Nye, 2004: 11). Budaya dalam hal ini tidak selalu “high culture” yang menarik untuk kalangan elit, tetapi juga budaya populer yang lebih berupa hiburan. Budaya populer dapat menghasilkan soft power dalam konteks yang tepat, seperti halnya sumber power yang lain. Misalnya, film Amerika berhasil membawa citra baik bagi negara tersebut di daerah Asia, tetapi tidak di Saudi Arabia atau pun Pakistan (Nye, 2004).

Sumber-sumber soft power lainnya adalah kebijakan pemerintah baik untuk masalah dalam negeri atau pun internasional. Kebijakan yang diambil memperlihatkan nilai-nilai yang dianut oleh suatu negara, sehingga jika kebijakan yang dibuat dinilai baik, maka suatu negara dapat dilihat baik di dunia internasional. Sumber-sumber tersebut merupakan nilai yang dianut pemerintah dalam perilaku sehari-hari serta pengambilan kebijakan internasional yang sangat mempengaruhi preferensi pihak lain. Namun, soft power tidak selalu berada di bawah pengaruh pemerintah seperti halnya dengan hard power, beberapa sumber hard power seperti pasukan militer yang dikendalikan pemerintah, meskipun ada juga yang merupakan hak kekayaan nasional seperti sumber daya alam dan berbagai sumber lain yang berada di bawah kontrol kolektif (Nye, 2004). 5

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah Pengaruh Soft Power Jepang terhadap Komik Jepang Masa Kini, penelitian ini dapat dirumuskan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses perkembangan komik Jepang masa ini?

2. Bagaimana pengaruh soft power Jepang dalam perkembangan komik Jepang saat ini?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah memberikan penjelasan akan keberhasilan soft power Jepang dalam pengaruh perkembangan komik Jepang pada era globalisasi saat ini, serta memberikan gambaran akan peranan penting dalam mendukung dan menyokong perkembangan komik Jepang hingga ke seluruh penjuru dunia.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis (Lexy J Moleong, 2004 : 131). Dalam hal teknik pengumpulan data, penulis menggunakan metode studi kepustakaan. Bahan bacaan yang digunakan adalah berupa buku-buku teks, artikel, dan publikasi elektronik.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dalam tiga bab yang disusun secara sistematis, Bab I merupakan pendahuluan yang membahas konsep manga dalam budaya popular Jepang dan konsep soft power yang dikemukakan oleh Joseph S.Nye Jr. Bab II memuat analisis budaya popular manga sebagai salah satu bentuk keberhasilan soft power Jepang. Bab III merupakan kesimpulan dari makalah ini.

5

(7)

SOFT POWER JEPANG DAN KOMIK JEPANG

2.1 Soft Power Jepang

Kekuatan (Power) dihasilkan oleh adanya sumber-sumber power. Akan tetapi, memiliki banyak sumber power atau power resources tidak menjamin mendapatkan hasil yang dinginkan. Sumber-sumber tersebut bukan uang yang bisa langsung ditukar dengan barang yang diinginkan, melainkan sumber yang dapat menghasilkan power yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu masalah, namun tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lain. Memiliki sumber power yang tepat tidak menjamin mendapatkan hasil yang diinginkan, apabila tidak mengerti bagaimana menggunakannya.

Kekuatan dikenal karena adanya perintah dan paksaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, namun Soft power secara harfiah dapat diartikan sebagai kemampuan suatu negara untuk menjadikan negara-negara lain memiliki keinginan yang sesuai dengan keinginan-keinginan negara tersebut melalui kebudayaan dan ideologi yang dimilikinya. Jika kebudayaan dan ideologi suatu negara baik, maka negara-negara lain akan mengikuti pola kepemimpinannya. Soft power memiliki peran yang sama pentingnya dengan hard power (kebijakan yang bertumpu pada kekuatan ekonomi dan militer). Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang ekonomi dan militer (hard power) akan membuahkan keyakinan diri terhadap superioritas kebudayaan atas kebudayaan-kebudayaan yang mengandung daya tarik untuk masyarakat lain. 6

Adanya perintah dan paksaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan disebut dengan hard power. Nye mendefinisikan soft power sebagai “the ability to get what you want through attraction rather than through coercion or payments” (Nye, 2004). Soft power berdasarkan pada kemampuan membentuk preferensi orang lain (Nye, 2004). Kemampuan untuk membentuk preferensi orang lain ini cenderung dikaitkan dengan kepribadian, budaya, nilai, dan institusi politis serta kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada hukum yang adil dan otoritas moral. Hard power dan soft power saling terkait, karena keduanya merupakan cara untuk mencapai tujuan dengan cara mempengaruhi perilaku orang lain, perbedaannya terletak pada sifat dari perilaku. Command power (power yang didapat dengan memerintah) dihasilkan oleh koersi dan induksi, sedangkan co-optive power (power yang didapat dengan bekerjasama) yang dihasilkan oleh daya tarik terhadap budaya dan nilai suatu bangsa. Rentang tipe perilaku kedua jenis power tersebut berdasarkan koersi (paksaan), induksi ekonomi, pengaturan agenda, daya tarik murni (Nye, 2004). Hal tersebut menjadikan Jepang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia dan sebagai salah satu negara industri dengan perekonomian yang kuat. Perekonomian Jepang dapat disejajarkan dengan negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman khususnya dalam bidang teknologi. Soft power Jepang dalam penggunaan elemen budaya digunakan sebagai alat diplomasi, yang merupakan gaya baru dalam menciptakan hubungan kerjasama Jepang dengan negara-negara di dunia.7

2.2 Komik Jepang

Pada tahun 1969-1970, “Doraemon”karya Fujiko F. Fujio terbit dan menjadi manga favorit yang ber-genre untuk anak-anak. Kesuksesan Doraemon yang pada awalnya dari manga, telah berkembang menjadi seri anime, film anime, video games, hingga teater musikal8. Perkembangan semakin pesat dengan terbitnya majalah manga, berawal dari majalah pertama yaitu “Manga Shonen” yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1947. Kemudian dilanjutkan dengan majalah“Garo” pada tahun 1964 yang merupakan penampung dan pelopor manga bertema dewasa. Kemudian majalah “Shonen Magazine” dan “Shonen Sunday” yang pada tahun 1966 meraih rekor satu juta eksemplar dalam penjualannya. Pada tahun 1967 terbit majalah “Manga Action” dan “Young Comic”, diikuti dengan“Big Comic” pada tahun 1968 yang ditujukan untuk pembaca remaja. Lalu, terbit juga majalah “Shonen Jump” yang bersaing dengan “Shonen Magazine” dan “Shonen Sunday” yang sudah populer. Kemudian majalah “Golgo 13” terbit pada tahun 1969 dan menjadi salah satu yang paling populer dan paling panjang di Jepang, serta masih banyak lagi majalah-majalah manga Jepang yang membuat manga semakin populer bukan hanya di Jepang melainkan di dunia. Majalah-majalah tersebut rata-rata mempunyai tebal antara 200 hingga 850 halaman yang terdiri atas sekitar banyak judul manga dan terdiri dari beberapa bagian dari setiap judul manga. Judul-judul manga yang sukses dapat diterbitkan hingga bertahun-tahun dalam majalah itu. Manga yang sukses tersebut biasanya dalam waktu tertentu akan dicetak kedalam

6 Joseph S. Nye, The Changing Nature of World Power, Political Science Quarterly of Chicago Press, 1963; 545 7

Alan Rix, Japan‟s Economic Aid : Policy Making and Politics, London, Croomhelm, 1980, hal.151

(8)

versi tankoubon, yakni buku dengan ukuran biasa yang biasanya disebut dengan volume. Tankoubon biasanya dicetak dengan kertas berkualitas tinggi, dengan tujuan agar berguna bagi orang-orang yang malas untuk membeli majalah manga mingguan yang menampilkan banyak judul dan sedikit chapter. Tankoubon inilah yang diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa lain dan kemudian diterbitkan ke masing-masing negara. Manga yang sudah dicetak menjadi tankoubon juga kebanyakan diangkat menjadi anime (animasi Jepang).

Manga memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang dan terus berkembang hingga saat ini, sehingga dapat berkembang sangat pesat diseluruh dunia. Salah satu negara dengan produksi komik terbesar adalah Jepang. Komik di Jepang disebut dengan manga, sedangkan orang yang menggambar manga disebut mangaka. Perkembangan komik Jepang (manga) telah menjadi sebuah fenomena dalam perkembangan dunia komik diseluruh dunia. Manga berkembang di dunia komik sebagai sebuah gaya gambar yang mempunyai ciri tersendiri. Karakter yang unik dari komik Jepang, seperti mata besar dan model rambut sudah menjadi ketertarikan tersendiri bagi kalangan penggemar komik. Karakter lain yang lebih hebat dari gaya manga ini adalah masuknya karakter manga yang dominan ke dalam masing-masing wilayah dan manga mampu mewakili budaya dari mana komik itu berasal, yaitu Jepang.

Pada awal abad ke-19, tahun 1905, majalah kartun atau manga pertama Jepang didirikan pertama kali oleh Kitazawa Yasuji atau lebih dikenal sebagai “Rakuten” yang berjudul “Tokyo Puck”. Hingga tahun 1947, terbit “Akabon” yang populer di Jepang. Akabon merupakan manga yang dicetak dengan biaya murah, berukuran kecil sebesar buku saku, dan dijual di toko-toko di Jepang. Harganya yang berkisar dari 10 sampai 15 yen membuat akabon laris pada saat itu. Akabon membawa manga melewati masa juangnya, dan membuat perkembangan manga selanjutnya semakin membaik. Manga yang biasa disebutkan “man-ga” merupakan istilah bahasa Jepang yang artinya adalah komik. Manga sendiri dikenal sebagai komik Jepang. Manga mulai berkembang sudah dimulai sejak zaman Edo, yang pada saat itu bentuk dan rupa manga masih sangat jauh dari manga yang diketahui dunia sekarang. Katsushika Hokusai seorang pelukis serta pemahat kayu, menciptakan istilah “Hokusai Manga” pada salah satu serial sketsanya yang berjumlah 15 volume pada tahun 1814, saat Katsushika berumur 55 tahun. Hokusai manga atau sebutan lainnya Sketsa Hokusai adalah sekumpulan sketsa yang berdasarkan tema tertentu yang dibuat oleh seniman Jepang. Tema-tema dari sketsa-sketsa tersebut antara lain berupa pemandangan, hewan dan tumbuhan, gambaran kehidupan sehari-hari, kehidupan supernatural, dan lain-lain. Manga terus berkembang seiring dengan bertambahnya orang Jepang yang membuatnya sampai terbentuk sebagai buku komik yang pada saat itu berupa urutan gambar yang merupakan sebuah cerita dengan narasi sebagai penjelasan cerita di samping gambar.9

2.3 Pengaruh Komik Jepang dalam Perkembangan di Indonesia

Perkembangan manga yang semakin maju diseluruh dunia, ternyata berdampak pada negara asalnya Jepang. Manga dan Anime sebagai hasil dari industri kreatif menjadi senjata baru bagi Jepang untuk menciptakan image-nya dihadapan negara-negara di dunia. Menurut Lam (2007) Jepang membangun soft power melalui manga dan anime. Istilah „soft power‟ sendiri dipopulerkan oleh Joseph S. Nye pada tahun 1990-an, soft power berarti mengajak orang lain menginginkan apa yang kamu inginkan melalui atraksi budaya dan ideologi tanpa harus menggunakan kekuatan militer. (Lam, 2007: 352),”What is new is the latest incarnation of Japanese cultural diplomacy: the use of manga and anime as novel instruments of global outreach and appeal”10.

Manga telah menjelma menjadi free flow of information, yang berarti komik Jepang digunakan sebagai alat untuk tujuan ekonomi dan politik. Free flow merupakan konsep yang liberal, pasar bebas akan memenangkan hal media untuk memasarkan dimana dan apa yang mereka inginkan. Karena sebagai tujuan ekonomi, usaha mengglobalkan manga akan menghasilkan income yang lebih besar kepada Jepang. Sedangkan untuk tujuan politik, manga yang berasal dari negara maju digunakan untuk mencitrakan dirinya di hadapan negara lain, “A globalized culture admits a continuous flow of ideas, information, commitment, values, and tastes mediated through mobile individuals, symbolic tokens, and electronic simulations” (Waters, 2005: 126). Namun di sisi lain, manga menjadi counter flow media bagi negara-negara yang telah mengekspor industri kreatifnya, salah satu contohnya adalah Amerika Serikat yang lebih awal booming dengan komik dan film seperti Superman, James Bond, dan lain-lain. Manga sebagai industri kreatif dari Asia telah membuktikan dapat melawan arus kuat industri kreatif dari negara dominan Amerika Serikat. Manga dan urutan industri kreatif Jepang lainnya telah menjadi pemain baru dalam media di dunia. Tidak ada orang yang tidak tahu

9http://duniagrafiskita.com (Sejarah Manga Jepang /2011/04/10/ Otakublog) 10Lam 2007, p.353 Waters, Malcolm 1995, Globalization, Routledge, London

(9)

seperti halnya Dragon Ball, Conan, Doraemon, dan sebagainya yang seolah-olah telah terpisah dari komik negara lain yang sudah terlebih dulu ada11.

Di Indonesia, perkembangan manga (komik Jepang) berawal sekitar tahun 90-an, ketika itu ada banyak komik Jepang yang hadir di pasaran Indonesia salah satunya komik Doraemon yang semakin lama semakin pesat. Hal ini tercatat dari tingginya angka penjualan komik Jepang yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai semakin mengenal dan tertarik pada Jepang baik di bidang ilmu pengetahuan, budaya, maupun gaya hidup. Jepang seakan-akan terus mengundang rasa kagum masyarakat Indonesia, salah satu aspek yang cukup berperan dalam kesuksesan diplomasi Jepang di Indonesia adalah kehadiran komik Jepang (manga) ke tengah-tengah masyarakat. Manga dengan mudah dapat ditemui di setiap toko buku dan gerai komik di Indonesia, bahkan dapat dengan mudah ditemui di berbagai tempat bacaan dan tempat penyewaan komik. Komik Jepang sangat mempengaruhi aspek fashion dan lifestyle khususnya pada kehidupan remaja, pengaruh ini dapat berupa gaya bicara, model pakaian, aksesoris, baju, sepatu, dan lain-lain. 12

Kesuksesan manga dalam memenangi hati dan pikiran masyarakat Indonesia menjadikannya mitra dalam diplomasi Jepang. Hal ini diungkapkan Taro Aso ketika menjabat sebagai menteri luar negeri dalam rangka untuk menggunakan media dan budaya populer yang sangat efektif dalam mempenetrasi masyarakat dalam diplomasi. Jepang mulai memanfaatkan manga sebagai alat berdiplomasi ke berbagai negara. Manga hadir dan digunakan untuk mendukung multitrack diplomacy pada lapisan masyarakat yang merupakan media pendukung soft power Jepang dalam hubungan antar negara, terutama di Indonesia. Saat ini manga telah menjadi sesuatu yang identik dengan Jepang, masyarakat seketika akan terbayang ketika berpikir tentang Jepang dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat pada sosok ikonik dari Doraemon. Masyarakat Indonesia sangat mengenal Doraemon dan mengetahui sosoknya dari mana ia berasal. Oleh karena itu, tokoh yang berasal dari manga yang sangat laris di Indonesia dijadikan sebagai ikon duta diplomasi budaya Jepang, yakni Doraemon yang berhasil menunjukan manga dapat disebut sebagai unsur diplomasi Jepang masa kini.

2.4 Komik Doraemon di Indonesia

Komik telah muncul sejak ratusan tahun yang lalu, yang terdiri dari gambar-gambar atau simbol-simbol dengan tujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi (McCloud, 2001: 9). Komik menggambarkan banyak hal tentang apa yang terjadi dalam masyarakat selama periode tertentu. Komik merupakan bagian dari pendidikan dan alat untuk menyebarkan informasi termasuk ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Pengetahuan yang dikirim secara tepat dan efektif adalah melalui komik (Masdiono, 1998: 8).

Komik Doraemon diciptakan ketika Jepang sedang mengusahakan perbaikan ekonomi antara lain usahanya di bidang industri dan teknologi. Sejak tahun 1960-an mulai muncul kemajuan besar, tercatat dalam hal pemerataan standar hidup dan dikembangkan banyak penemuan serta penggunaan alat-alat listrik modern yang dapat meningkatkan taraf hidup orang Jepang (Tsurumi, 1987: 28). Komik Doraemon sangat sesuai dengan semangat zaman, yakni kemajuan di bidang teknologi dan industri sebagai hasil dari masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Sehingga komik Doraemon dapat dikatakan sebagai simbol masyarakat Jepang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhasil bangkit dari kehancuran dan tumbuh menjadi masyarakat yang maju.

Doraemon merupakan cerita mengenai seekor robot kucing memiliki kantong ajaib yang diciptakan oleh Hiroshi Fujimoto dan Motoo Abiko. Robot kucing yang tanpa telinga menggunakan energi atom, robot tersebut akan berhenti bekerja apabila ditarik ekornya. Didalam komik ini, sang tokoh utama dilahirkan pada tanggal 3 September 2112 di sebuah pabrik robot dengan tinggi 129,3 cm dan berat 129,3 kg, kemampuannya adalah menyediakan alat-alat yang canggih dan dapat mengatasi segala macam masalah, seperti mesin waktu, pintu kemana saja, baling-baling bambu, dan lain-lain. Komik Doraemon memiliki karakter yang berbeda dengan karya-karya barat, seperti Walt Disney dan Waner Bros.

Di Indonesia komik Doraemon dapat melekat di kalangan anak-anak dan dapat membuat imajinasi tentang benda-benda yang dikeluarkan dari kantong ajaibnya (Shiraishi, 2000). Didalam komik Doraemon mempunyai dua tokoh sentral, yaitu Doraemon dan Nobi Nobita, seorang pelajar kelas 4 SD. Doraemon memiliki sikap yang sabar dan selalu

11 Condry Ian, 2009, „Anime Creativity: Character and Premises in the Quest for Cool Japan‟, Theory, Culture &

Society, vol 26, pp. 139-163, diakses pada tanggal 25 Januari 2013, diambil dari e-journa lUniversitas Airlangga

.

12http://perkembanganmangadidunia.com (2011/01/29/Jovan Kiz)

(10)

mengalah untuk Nobita, sehingga diciptakan khusus untuk mendampingi Nobita. Sedangkan tokoh Nobita digambarkan sebagai anak yang lemah, malas belajar, tidak suka olah raga, dan senang bermain lompat tali dengan anak perempuan. Masyarakat Indonesia menyukai komik Doraemon, karena didalam komik tersebut memiliki pesan moral yang terdapat nilai-nilai didalamnya, yakni pentingnya belajar, budi pekerti, bekerja keras, menggali ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan alam, dan pengetahuan sejarah. Komik ini juga telah membawa karya manusia yang penuh dengan simbolisme, yakni sesuai dengan tata pemikiran atau pemahaman yang mengarahkan pola-pola kehidupan sosialnya. Komik tersebut mengandung unsur kehidupan, mimpi, dan tema yang diangkat ke dalam manga tersebut sangat berhubungan dengan kehidupan manusia. Kehidupan tersebut mencakup cinta kasih, kebaikan dan keburukan, hubungan manusia dengan sesama, hingga mimpi untuk masa depan. Selain itu, manga ini juga terdapat idealisme yang kuat dalam peran untuk berjuang meraih tujuan. Komik Doraemon dapat tumbuh dengan pesat di Indonesia dikarenakan Jepang memiliki kreativitas dan kualitas tinggi dalam membentuk budaya populernya, sehingga Jepang menuangkan kreativitasnya yang tinggi dan ditunjang dengan kualitas yang baik. Manga telah memiliki daya “magis” yang ditinggi, dikarenakan mengandung nilai-nilai moral yang digambarkan oleh masing-masing karakter dan dapat dijalankan sebagai panutan. 13

Nilai-nilai moral yang dapat menjadi panutan yang terkandung dalam komik Doraemon, salah satunya komik yang berjudul “Catatan Harian Nobita” seri ke-15, diantaranya sebagai berikut:

1. Nilai ketergantungan yang digambarkan dari sikap manja Nobita kepada Doraemon dan ketergantungan Nobita kepada orangtuanya. Namun, hampir didalam keseluruhan cerita manga Doraemon, Nobita selalu manja (meminta bantuan) kepada Doraemon. Sisi negatif yang ditimbulkan dari sikap manja Nobita pada Doraemon, yaitu Nobita menjadi anak yang malas dan tidak mau melakukan sesuatu dengan mandiri dan selalu mengandalkan Doraemon.

2. Rasa utang budi yang tercemin dari perilaku leluhur Suneo yang pergi berperang demi menjaga nama baik keluarga, serta kepatuhan Nobita sebagai anak kepada ibunya.

3. Nilai kemanusiaan yang terlihat pada saat Nobita beranjak menjadi anak-anak, terlihat kasih sayang ibunya kepada Nobita. Nilai tersebut juga tercermin pada perilaku Doraemon yang tidak rela meninggalkan Nobita dan Nobita pun tidak mau ditinggalkan oleh Doraemon. Sikap ini muncul karena Nobita dan Doraemon sudah terjalin perasaan kasih dari dalam hati mereka yang tulus.

4. Nilai kesetiaan yang terlihat pada sikap Doraemon yang selalu menemani Nobita kemanapun ia pergi untuk melindunginya dari kesusahan. Sikap kesetiaan pun terlihat dari perilaku Doraemon yang selalu membela Nobita dan senantiasa menjaga dari bahaya apapun yang menimpanya.14

Manga Doraemon dapat dijadikan sebagai media yang praktis untuk mempelajari nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya serta sebagai sarana yang baik bagi pendidikan moral anak-anak. Komik ini pun dapat dijadikan sebagai sarana pengingat untuk masyarakat secara umum, karena mengajarkan nilai-nilai moral yang dapat diterapkan dan sebagai landasan dalam berperilaku sehari-hari.

13

Putri Andam Dewi, Manga Sebagai Budaya Populer Dalam Masyarakat, Manbu Vol.2 No.1, Juni 2007

(11)

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Jepang, salah satu sumber soft power potensialnya adalah daya tarik budaya populernya. Beragam bentuk budaya populer Jepang yaitu manga telah menarik banyak perhatian masyarakat di seluruh dunia. Melalui manga, Jepang dapat menyampaikan pesan-pesan yang dimilikinya seperti kebebasan mengekspresikan budaya, kebiasaan hidup, dan pandangan masyarakat. Keseriusan pemerintah Jepang dalam memanfaatkan budaya populer sebagai soft power negaranya adalah dengan memiliki diplomasi khusus dalam memperkenalkan budaya Jepang dan memperdalam pemahaman negara lain terhadap Jepang agar dapat menjalin persahabatan yang baik. Budaya populer yang merupakan budaya massa, manga dapat dinikmati oleh banyak orang yang dapat dilihat dari tingginya angka penjualan komik Jepang di seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena manga tidak hanya terdiri dari bermacam jenis dan tema cerita, tetapi juga dapat dinikmati sebagai kesenangan.

Manga dengan bermacam jenisnya yang sangat laris dipasaran baik di Jepang maupun di negara lain, salah satu contohnya adalah Doraemon. Komik Doraemon yang direkomendasikan menjadi budaya pop Jepang sebagai tokoh yang layak masuk sebagai duta budaya animasi, karena di dalam manga Doraemon, khususnya masyarakat yang berasal dari luar Jepang dapat melihat berbagai aspek seperti kebudayaan Jepang, cara berpikir, dan keseharian orang Jepang. Pemanfaatan budaya populer Jepang seperti manga sebagai soft power dapat bertujuan agar Jepang dapat membangun citra positifnya dimata dunia internasional dan untuk dapat membangun kerja sama yang baik dengan negara lain. Melalui soft power, Jepang dapat memberikan pemahaman yang baik mengenai masyarakat dan kebudayaan kepada masyarakat internasional. Pengembangan budaya populer Jepang sebagai soft power ini pun juga merupakan pengembangan dari alat diplomasi yang digunakan Jepang dalam mengembangkan tujuannya.

Masuknya unsur-unsur budaya Jepang ke dalam masyarakat Indonesia secara tidak langsung dapat mempengaruhi nilai-nilai dan kearifan budaya lokal yang dapat berakibat kepada lunturnya eksistensi jati diri bangsa. Namun, sedikit demi sedikit dewasa ini anak-anak dan remaja muda Indonesia gemar mengadopsi budaya Jepang, seperti menggunakan pakaian tradisional Jepang dan sebagainya. Kebudayaan Jepang telah memiliki kontruksi yang unik yang dapat memikat perhatian setiap kalangan. Kebudayaan tradisional maupun kebudayaan populernya telah memiliki karakteristik tersendiri yang didalamnya mengandung nilai sosial budaya Jepang dari masa ke masa yang terus berkembang. Berkembangnya komik Doraemon di Indonesia sebagai salah satu bentuk budaya populer Jepang yang membawa arah baru dalam dunia globalisasi saat ini. Komik Doraemon lebih diminati oleh kalangan anak, karena masih memiliki gaya imajinasi dan pesan-pesan yang ingin disampaikan yang mencerminkan perilaku sehari-hari dalam kehidupan. Imajinasi yang kreatif dapat membuat anak-anak yang membaca komik tersebut menjadi gemar untuk terus membacanya, sehingga manga tersebut telah berhasil menarik perhatian masyarakat Asia khususnya Indonesia. Manga Doraemon sudah menjadi bacaan anak-anak yang terkenal di seluruh masyarakat baik di Jepang maupun diluar Jepang. Keberadaan komik Doraemon yang sangat fenomenal ini tidak terlepas dari faktor pendukungnya, yaitu : kecintaan masyarakat terhadap manga Doraemon karena setelah melihat dan membaca komiknya yang menarik, cerita Doraemon tidak sulit untuk dipahami dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak, pengetahuan baru mengenai masyarakat dan budaya Jepang yang didapatkan dengan membaca komik tersebut. Hal ini menambah kecintaan terhadap manga Doraemon, serta ajaran-ajaran moral yang terkandung didalamnya yang mencerminkan perilaku sehari-hari.

(12)

Daftar Acuan

Alan Rix, Japan‟s Economic Aid : Policy Making and Politics, London, Croomhelm, 1980

Condry Ian, 2009, „Anime Creativity: Character and Premises in the Quest for Cool Japan‟, Theory, Culture & Society, vol 26, pp. 139-163, diakses pada tanggal 25 Januari 2013, diambil dari e-journa lUniversitas Airlangga

Hidetoshi Kato, Handbook of Japanese Popular Culture, (Westport: Greenwood Press, 1989), xvii Irsan, Abdul. Budaya dan Perilaku Politik Jepang di Asia. Grafindo ; Jakarta. 2007

Jablonsky, David. Chapter 8: National Power

Joseph S. Nye, The Changing Nature of World Power, Political Science Quarterly of Chicago Press, 1963; 545

Lam 2007, p.353 Waters, Malcolm 1995, Globalization, Routledge, London

Putri Andam Dewi, Manga Sebagai Budaya Populer Dalam Masyarakat, Manbu Vol.2 No.1, Juni 2007

Popular Culture as Soft Power Instrument for Japan's Foreign Policy, http://dspace.library.uph.edu di akses pada tanggal 2 Februari 2013 pk. 5.55 pm

http://duniagrafiskita.com (Sejarah Manga Jepang 1/2011/04/10/ Otakublog) di akses pada tanggal 6 Februari 2013 pk. 10.45 am

http://dhammacitta.org/forum/index(Sejarah Singkat Komik Doraemon/2012/2/18/Khalen_Shali) di akses pada tanggal 7 Februari 2013 pk. 09.12 am

http://perkembanganmangadidunia.com (2011/01/29/Jovan Kiz) di akses pada tanggal 10 Februari 2013 pk.11.00 am

http://www.polping.com (komikdoraemonyangmendunia /2012/10/25/Marlistya Citraningrum) di akses pada tanggal 17 Februari 2013 pk. 2.22pm

http://japancultureinside.com (Budaya Pop Jepang Kontemporer/2012/08/05/Noriko) di akses pada tanggal 19 Februari 2013 pk. 7.22 pm

Referensi

Dokumen terkait

PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK 1. Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar. Dalam hal Kontrak dihentikan, maka PIHAK

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa alternatif pertama yaitu produk jamu serbuk mempunyai nilai paling tinggi bila dibandingkan alternatif yang lain, dengan

Dini juga mengingatkan akan pentingnya usaha manusia, baik laki-laki maupun wanita untuk selalu meningkatkan diri, pentingnya membangun hubungan dengan berbagai pihak dan

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak usia dini, di antaranya faktor internal (biologis, jenis kelamin, usia, kecerdasan) dan faktor eksternal (pola asuh,

Abstrak: Kajian deskriptif ini adalah bertujuan untuk mengenal pasti kesediaan belajar pelajar dalam mata pelajaran vokasional di sekolah harian luar bandar di

Pada dasarnya Dana Pihak Ketiga yang terdiri dari Tabungan, Giro dan Deposito memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga respon yang

Jumlah badan buah jamur terbanyak terdapat pada perlakuan P2 hal ini disebabkan pada perlakuan tersebut unsur fosfor yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan

Hipotesis 2 yang menyatakan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth (WOM) pasien pasien rawat inap di Paviliun Praja Amerta RSUD