• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terhdapa Dampak Budaya Populer Jepang

N/A
N/A
Mhmmd Hasimi

Academic year: 2024

Membagikan "Penelitian Terhdapa Dampak Budaya Populer Jepang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bahasa Indonesia Nama : M. Hasimi NIM : 43131520230071

Wawancara :

Ketua dan anggota Soshonbun Komunitas Bandung

Mahasiswa melalukan penelitian terhdapa dampak budaya populer Jepang Kerangka analisis :

1. Pengaruh budaya populer jepang dalam era digital 2. Mengapa budaya jepang sangat populer

3. Dampak dari budaya populer

4. Solusi untuk pengaruh budaya populer Ringkasan

Jepang negara yang selalu menjadi topik pembicaraan dari mulai tentang kamjuan teknologi, hingga mengembangkan budaya populernya. Budaya populer sendiri muncul dari interaksi sehari-hari kebutuhan masyarakat yang mencakup seluruh kehidupan sehari-hari mulai dari gaya berpakaian, memasak, olahraga, hingga dunia hiburan tersebut telah berhasil menarik perhatian masyarakat internasional.

Beberapa contoh budaya populer Jepang adalah 漫画 (manga) atau komik, アニメ (anime) atau animasi Jepang, game, J-musik, dan dorama atau drama televisi. Manga sangat laris di pasaran, baik di negara Jepang maupun di negara-negara lain. Begitu pula dengan animasi Jepang yang biasa disebut anime, menarik banyak penonton di seluruh dunia. Selain itu, jenis musik dari Jepang juga telah memiliki penggemarnya

(2)

sendiri. Banyak penyanyi atau pun grup band Jepang yang telah dikenal baik di negara-negara lain. Hasil kebudayaan ditampilkan dalam jumlah besar menggunakan teknologi produksi, distribusi, dan pengadaan masal sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Akibat tingginya minat terhadap budaya populer jepang yang lain ikut diminati karena budaya tersebut juag diselipkan kebutuhan pokok masyarakat.

disamping hiburan yang seru terdapat dampak negatif yang diberikan salah satu nya dari sisi nasionalisme masyarakat indonesia.

Semagat rasa kebangsaan warga negara muda saat ini diragukan. Khususnya pelajar yang terjebak masa mudanya dan melupakan tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Banyak faktor yang menyebabkan melemahnya nasionalisme pelajar indonesia. Berkembangnya globalisasi menjadi faktor pentinga dalam berubahnya gaya hidup dan menjadi pola hidup menjadi lebih mudah dan cepat, kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi memudahkan dalam berinteraksi dengan warganegara lain. Hal ini yang membuat rasa keingintahuan menjadi semakin tinggi sehingga membuat pelajar lebih menggemari budaya dari negara lain dari pada negara sendiri. Penelitian ini langsung mengarah kebangkitan infomastion communication tecnologies (ICT) era digital memberi pengaruh terhadap budaya negaralain. Kedua, Pelajar SMA maupun mahasiswa belum memiliki jatidiri yang matanag senbagai warganegara. Ketiga generasi muda mengikuti budaya populer jepang, dikhawatirkan nialai yang tidak sesuai dengan nilai yang ada di indonesia apa bila tidak memiliki self-control yang baik. Keempat pendidikan kewarganegaraan di Indonesia belum diterapkan sebagai kehidupan sehari hari.

Dari beberapa alasan, diketahui diperlukan suatau filter yang dapat menyaring nilai nilai baik dan buruk dari pemgaruh masuknya budaya lain. Penelitian ini mengarah dampak yang dapat ditimbulkan budaya populer jepang dalam era digital serta solusi dayang dapat memecahkan dari permasalahan tersebut. Bandung sebagai salah satu kota yang terkenal dengan kreativitas remajanya bahkan mereka tak segan untuk mengeluarkan dana yang tidak sedikit demi memuaskan hobinya. Di Bandung ada komunitas budaya jepang yang sangat banyak, dalam event yang berkaitan dengan jepang ada komunitas dan sangat diminati pelajar dikota bandung. https://jadwalevent.web.id/ dapat dilihat banyak event skala kecil dan besar yang telah terlaksana di Bandung.

(3)

Gambar. event cosplay chiwalk di Bandung

Subjek penelitian ini

adalah siswa SMA yang tergabung

dalam Soshobun Bandung

perkumplan pelajar berasal dari

ekstrakulikuler japanese club di

sekolah masing- masing. Dalam

penelitian ini yang menjadi partisipasi penelitian 4 pelajar SMA di kota Bandung yang tertarik dengan anime jepang yang tergabung dalam komunitas Soshonbun Bandung.

dipandang memahami seluk seluk kegiatan warganegara muda yang memiliki kecederungan menyukai budaya populer Jepang. Melakukan kepada ketua komunitas dan anggotanya Soshonbun Bandung untuk mengetahui seberapa banyak anggota komunitas dan latar belakang komunitas ini terbentuk. https://komunita.id/2017/09/14/soshonbu-komunitas- pertama-untuk-para-pecinta-budaya-jepang-di-bandung/#prettyphoto/0/ penelitian mendeskripsikan sepenuhnya fenomena yang dialami subjek penelitian. Seluruh rekaman hasil wawancara mendalam dengan subjek penelitian ditransipkan ke dalam bahasa tulisan.

Dari hasil transkripsi, penelitian mengiventarisasi pertanyaan penting yang relevan dengan topik. Selanjutnya penelitian mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan yang tumpang tindih dilakukanya deskripsi tekstural dan deskripsi struktural.

Berikut merupakan tabel konsep diri yang disusun berdasarkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh narasumber dan kesimpulan peneliti:

Narasumber Konsep Diri

Ru Ramai, Semangat, Ceria, Tidak canggung/minder “Gila”, Rambut pendek, agak ikal, , Berkacamata,Aktif, Sporty, Cuek, Santai, Aneh, Moody , Tidak egois, Cinta kebebasan, Pemberontak, Kritis, Tegas, Bertubuh kecil, Kekanak-kanakan, Manja, Suaranya seperti anak kecil Agak tertutup, Punya power syndrom, Apik, Apa adanya Nrim

Dirck Cukup terbuka, Senang bercerita, Tidak canggung, Narsis Ingin eksis, Hemat, Bertubuh kecil, Pendek, Kurus, “Ga jelas”, Namanya aneh, Kekanak-kanakan, Emosi labil,, Gigi tonggos, Pemalu, Susah mengungkapkan pikiran, Ceplas- ceplos, Anak rumahan, “Gila”, Suka memendam masalah, Tidak terencana, Santai, Tidak disiplin, Cuek, Rambut agak gondrong, Tidak suka dibandingbandingkan

(4)

Aira Kekanak-kanakan, Cengeng, Narsis, Tinggi 160, Berkacamata,Kulit sawo matang, Rambut panjang, bergelombang, dan kering,, Moody, Suka belanja, Spontan,,, Boros, Mudah dipengaruhi/terpengaruh, Ramai, Senang bercerita, Mudah curhat,

“Gila”, Suka lari dari, masalah, Nrimo, Serius dalam berhubungan,, Cuek Senang jadi pusat perhatian, Tidak suka repot,Tidak tegas, Plinplan, Keras kepala

Kuo Diam,, Tertutup, Agak sadis, Pemberontak, Nakal, Suka, berkelahi/ tawuran, Tidak mau diperintah, Tidak bisa, dimarahi, Susah diberi tahu, Gengsian, Anime banget, Aneh, Berani, Beda, Pelopor, Apa adanya, Setia, Kulit coklat, Berkacamata, Rambut panjang, agak ikal, diurai, jarang disisir, Cuek, Percaya diri, Eksis, Terbiasa sendiri Narsis, Fleksibel, Menghargai waktu, Hemat, Sederhana Suka makan, Blak-blakan/terus terang, Tegas, Keras kepala, Bermuka dua

Untuk menyimpulkan apakah keempat narasumber peneliti memiliki konsep diri positif.kesimpulan ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap narasumber baik pernyataan maupun perilakunya.konsep diri mereka peneliti menganggap positif bila sesui dengan 6 karateristik Hamachek.

Karakteristik Ru Dirck Aira |

Kuo 1. Ia meyakini betul-betul nilai-nilai dan prinsipprinsip tertentu

serta bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. Tetapi, dia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan dia salah.

 

2. Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya.

 

3. Ia tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi di waktu yang lalu, dan apa yang sedang terjadi di waktu sekarang.

   

4. Ia memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran.

 

5. Ia merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, bentuk fisik, atau

   

(5)

sikap orang lain terhadapnya.

6. Ia sangggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya.

   

7. Ia dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah.

   

8. Ia cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.

  

9. Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.

  

10. Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu.

   

11. Ia peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain

   

Berdasarkan karakteristik konsep diri dikemukan keempat narasumber ini memiliki diri yang positif. Empat hal pokok dari anggota komunitas yakni: Latar belakang kehidupan,konsep diri, bagaimana mereka berekpresi dalam event cospaly dan kehidupan keseharian, serta pengaruh nilai nilai cosplay pada mereka. Dari temuan lapangan dapat disimpulkan bahwa:

Informan memiliki latar belakang kehidupan yang beragam, namun bahi informan keluarga dan teman merupakan significan other yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan konsep diri mereka. Adapun kesimpulan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Prosese budaya populer Jepang di era di gital dalam mempengaruhi nasionalisme warganegara muda adalah: penggemar anime telah mengenal anime Jepang sejak dini, televisi berperan penting dalam mengenalkan budaya populer anime Jepang kepada warganegara muda Indonesia.

Dampak dari budya populer anime Jepang dalam era digita menjadi awal dari kesukaan terhadap Jepang sehingga mempengaruhi nasionalisme generasi muda. Perubahan sikap

(6)

terjadi mulai dari lebih mengikuti perkembangan Jepang.memiliki ikatan emosional dengan Jepang, berpenampilan mencirikan gaya Jepang, gaya hidup yang cederung meniru warganegara Jepang.

Solusi untuk dampak yang ditimbulkan budaya populer Jepang dalam era digital terhadapt nasionalisme generasi muda adalah:

1. Dengan cara memberikan tempat dan ruang bagi mereka untuk berkembang

2. Mengarahkan pengemar budaya Jepang untuk meniru hal yang baik tentang Jepang untuk diaplikasikan di Indonesia seperti nilai-nilai dai semangat bushido.

3. Mengarahkan agar tidak hanya menjadi konsumen dari produk budaya negara lain, tetapi menjadi produsen atau kreator bagi bangkitnya kebudayaan Indonesia melalui semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

4. Penguatan semangat kebangsaan dalam pembelajaraan PKN serta penerapan pendidikan pancasila.

5. Menanmkan kesadaran bahwa pancasila sebagai center of values dari negara Indonesia.

Sumber referensi

Condry, Ian. (2011). Touching Japanese Popular Culture: From Flows to Contact for Ethnographic Analysis. Publisher: Routledge. Tersedia: http://www.tandfonline.com/loi/cjst20

Otmazgin, Nissim Kadosh. (2012). Geopolitics and Soft Power: Japan's Cultural Policy and Cultural Diplomacy in Asia. Publisher: Routledge. Tersedia:

http://www.tandfonline.com/loi/capr20

Wisnu Hatami, 2017 DAMPAK BUDAYA POPULER ANIME JEPANG DALAM ERA DIGITAL TERHADAP RASA KEBANGSAAN WARGANEGARA MUDA INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Band dengan konsep seperti ini menjadi sangat populer di Jepang pada pertengahan 80-an bersamaan dengan berkembangnya glam metal yang memiliki. ciri khas

Namun meski masuknya budaya Jepang dalam bentuk budaya populer anime dan manga bisa diterima oleh masyarakat Jepang hal ini tidak mengubah kesan Jepang

Pengaruh budaya dan sosial seperti kelompok acuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, sehingga penelitian ini menguji variabel budaya populer

Penggemar budaya populer BTS memiliki pemaknaan yang berbeda dimana makna-makna yang diberikan oleh penggemar boyband BTS ini kemudian diolah menjadi bahan untuk

Para penggemar Anime, Cosplay, seluruh permainan/Games dan tak lupa semua tentang budaya Pop Jepang akan hadir disini dan bertemu langsung dengan para penggemar

Menurut informan kunci, dalam proses akulturasi hendaknya memilih nilai- nilai positif yang dapat diambil dari budaya Jepang tanpa harus meninggalkan nilai-nilai

Berdasarkan penjelasan di atas, Pusat Studi Bahasa dan Budaya Jepang adalah bangunan sebagai tempat yang secara khusus mewadahi aktivitas–aktivitas yang berhubungan dengan

221 – 224 p-ISSN: 1410-9859, e-ISSN: 2580-8524 https://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb ■Page 221 Komodifikasi Budaya Populer di Generasi Z Studi Kasus Anak Muda Sidoarjo Popular