• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi saat ini setiap organisasi dituntut untuk mampu bersaing secara kuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kondisi ini, kelangsungan hidup dan keunggulan bersaing perusahaan untuk memenangkan pasar sangat ditentukan oleh intangible asset (aset tanwujud) yang melekat dalam diri sumber daya manusia (SDM) baik keterampilan maupun pengetahuan dan bukan lagi pada kemampuan untuk mendapatkan dan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. Suatu perusahaan yang sukses sangat ditentukan oleh kemampuan mereka beroperasi dalam lingkungan bisnis global yang mengalami perubahan cepat dan tidak dapat diprediksi dengan memfokuskan pada pengembangan sumber daya manusia yang berbasis pengetahuan (knowledge based worker).

Pengetahuan telah menjadi modal yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang dapat membuat perusahaan terus berkembang di era globalisasi saat ini. Perusahaan mengharapkan seluruh karyawannya mampu mengembangkan diri dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan (kompetensi) yang dimiliki. Sehingga diharapkan seorang karyawan dapat bertindak efektif dan efisien serta dapat berkreatifitas menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menguntungkan perusahaannya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan karyawan, maka mereka semakin mengerti dan memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka. Hal ini dapat sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Saat ini keberhasilan suatu perusahaan ditentukan pula oleh keterampilan mereka dalam menciptakan pengetahuan organisasinya. Penciptaan pengetahaun tercapai melalui desain proses sosial yang menciptakan pengetahuan baru dengan mengalihkan tacit knowledge ke dalam explicit knowledge atau sebaliknya, hal tersebut dilakukan berdasarkan learning process. Menurut Nanako dan Takeuchi yang dikutip Setiarso (2009)

(2)

keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam menciptakan knowledge dalam organisasinya.

Banyak perusahaan belum atau tidak mengetahui potensi pengetahuan (pengetahuan + pengalaman) tersembunyi yang dimiliki oleh karyawannya. Riset Delphi Group menunjukkan bahwa pengetahuan dalam organisasi tersimpan dalam struktur, 42% dipikiran (otak) karyawan, 26% dokumen kertas, 20% dokumen elektronik, 12% knowledge base elektronic. Fakta umum ini terjadi dimana-mana, bahwa asset knowledge sebagian besar tersimpan dalam pikiran kita, yang disebut tacit knowledge. Tacit knowledge adalah sesuatu yang kita ketahuai dan alami, tetapi sulit untuk diungkapkan secara jelas dan lengkap (Setiarso, 2009). Tacit knowledge sangat sulit dipindahkan kepada orang lain karena pengetahaun tersebut tersimpan dipikiran masing-masing individu dalam organisasi.

Tidak dapat dipungkiri dalam organisasi sering terjadi pengetahuan yang dimiliki karyawan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi, hal ini mengakibatkan munculnya kesenjangan pengetahuan (knowledge gap). Gap dalam manajemen pengetahuan terjadi antara apa yang perusahaan harus ketahui dan apa yang perusahaan ketahui. Kesenjangan pengetahuan (knowledge gap) secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan organisasi, untuk itu diperlukan pemanfaat dan pengembangan pengetahuan secara benar. Oleh karena itu Knowledge Management dibutuhkan untuk menjawab persoalan-persoalan ini.

Indonesia sebagai Negara maritim memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan usaha dibidang pelayaran, usaha pelayaran mau tidak mau, suka atau tidak suka harus mengikuti perkembangan dunia karena usaha pelayaran ilmunya senantiasa berkembang sesuai perkembangan zaman, serta kebutuhan akan sarana transportasi laut yang semakin canggih. Tingginya potensi angkutan dalam negeri akan memberikan tantangan kepada perusahaan pelayaran Indonesia untuk berlomba-lomba menjadi unggul untuk menguasai pasar. Salah satu keunggulan yang belum banyak didayagunakan adalah manajemen pengetahuan.

(3)

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa maritim adalah PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) didirikan pada tanggal 9 September 1969 di Jakarta dengan status Anak Perusahaan PT Pertamina. Dengan pembagian saham kepemilikan sebesar 99,99% dimiliki oleh Pertamina dan 0,01% dimiliki oleh PT Patra Dok Dumai..

Perusahaan ini pada mulanya bergerak sebagai Perusahaan Pelayaran yang bertugas mengangkut barang-barang keperluan khusus Pertamina. Namun semenjak tahun 1978 PT PTK tidak lagi hanya melayani Pertamina semata tetapi juga melayani pihak-pihak lain, dan mengubah model bisnisnya menjadi sebuah bisnis berorientasi profit.

PT. Pertamina Trans Kontinental tahun ini akan menambah satu unit kapalnya guna mendukung operasi perusahaan. Adapun jenis kapal yang akan ditambah adalah kapal Tug & Oil Barge. Hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa perusahaan pelayaran di Indonesia seperti Humpuss Intermoda, PT Wintermar Offshore Marine, PT Buana Listya Tama.

Untuk mewujudkan keinginan perusahaan untuk go international, menajemen jauh-jauh hari harus mempersiapkan SDM yang siap bertarung. Sebagai sebuah perusahaan pelayaran Indonesia yang berorientasi profit, PT Pertamina Trans Kontinental harus memandang pengetahuan sebagai sumberdaya stratejik terpenting sehingga dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing yang tahan lama. Tidak hanya di pasar regional, tetapi juga di pasar global. Salah satunya diperlukan mengoptimalkan pengetahuan yang dimiliki karyawan dengan mengembangkan SDM yang berkelanjutan.

Mengelola pengetahuan sebenarnya sebagaimana perusahaan mengelola karyawannya karena pengetahuan melekat pada perusahaan dan individu dalam perusahaan. Dalam perusahaaan pengetahuan dapat dilihat jelas dari prosedur, peraturan serta kebijakan yang dibuat oleh peusahaan. Sedangkan dalam individu tersimpan dalam pengetahuan yang dimiliki. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pengembangan SDM adalah mengetahui adanya kesenjangan pengetahuan (knowledge gap) yang ada diantara karyawan. Dengan pemanfaatan serta pengembangan pengetahuan secara benar perusahaan dapat membuat langkah-langkah yang dapat menciptakan

(4)

inovasi-inovasi yang bernilai tinggi bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan go international.

1.2 Perumusan Masalah

Pengetahuan sangat berperan penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dapat menjadi keunggulan kompetitif yang tahan lama bila organisasi mengetahui lebih banyak akan sesuatu dibandingkan pesaing. Tidak seperti sumberdaya tradisional lainnya yang dapat berkurang saat digunakan, pengetahuan justru akan meningkat pada saat digunakan. Pengetahuan yang semakin sering digunakan akan semakin bernilai bagi organisasi. Untuk mempertahankan keberlangsung keunggulan kompetitif, organisasi dapat melakukan dengan menambah pengetahuan baru. Gabungan pengetahuan lama dan baru menciptakan keunikan baru yang akhirnya menciptakan kesempatan untuk melakukan sinergi pengetahuan.

Saat ini PT Pertamina Trans Kontinental belum menerapkan manajemen pengetahuan untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan, PT Pertamina Trans Kontinental dalam kegiatan sehari-harinya menerapkan sistem manajemen kinerja yang disingkat dengan SMK. Dalam penerapan sistem ini perusahaan mengidentifikasi, mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan memberikan penghargaan terhadap kinerja karyawan. Hasil evaluasi yang dilakukan perusahaan terhadap karyawan dapat melihat adanya kesenjangan capaian kinerja karyawan individu dibandingkan dengan harapan perusahaan. Dalam hal perusahaan menginginkan karyawannya bukan saja mencapai tujuan individunya tetapi karyawan ikut berperan serta dalam pencapaian harapan perusahaan. Oleh karena itu analisis tentang kesenjangan pengetahuan (knowledge gap) dapat dijadikan bahan acuan bagi organisasi untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan individu dengan melihat tingkat kesenjangan pengetahuan yang ada pada perusahaan dan sebagai langkah awal untuk menerapkan manajemen pengetahuan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

(5)

1. Darimana saja sumber-sumber pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan PT Pertamina Trans Kontinental?

2. Aset pengetahuan apa saja yang dimiliki PT Pertamina Trans Kontinental? 3. Pengetahuan apa saja yang diharapkan dimiliki dan dikuasai oleh

karyawan PT Pertamina Trans Kontinental?

4. Apakah terjadi kesenjangan pengetahuan pada PT Pertamina Trans Kontinental?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan yang dimiliki oleh

karyawan PT Pertamina Trans Kontinental.

2. Mengidentifikasi aset pengetahuan yang dimiliki PT Pertamina Trans Kontinental

3. Mengidentifikasi pengetahuan yang diharapkan dimiliki dan dikuasai oleh karyawan PT Pertamina Trans Kontinental.

4. Menganalisis kesenjangan pengetahuan (knowledge gap) pada PT Pertamina Trans Kontinental.

1.4 Manfaat Penelitian.

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menyumbangkan ide dan pertimbangan bagi perkembangan perusahaan dengan menciptakan manajemen pengetahuan didalam PT Pertamina Trans Kontinental. 2. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan serta bahan rujukan tentang manajemen pengetahuan dalam organisasi.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber pengetahuan karyawan, aset pengetahauan yang dimiliki dan pengetahuan yang diharapkan dimiliki karyawan pada PT Pertamian Trans Kontinental. Dilakukan tabulasi silang untuk mengetahui hubungan karakteristik respon terhadap sumber pengetahuan dan aset pengetahuan perusahaan Selanjutnya dianalisis mengenai kesenjangan pengetahuan. Penelitian ini dilakukan

(6)

dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT Pertamina Trans Kontinental dan wawancara terhadap pihak internal dan didukung dengan studi literatur.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pencarian Industri Pabrik Di Kemcamatan Caringin Dan Cibinong Berbasis

Menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus ( special event ) adalah salah satu kiat untuk menarik perhatian dari media pers dan publik terhadap perusahaan atau produk

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Minahasa dalam pelaksanaan tahapan pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam penyelenggaraan Pemilihan Gubernur Dan Wakil

Menurut (Harahap, 2009) rasio keuangan adalah “ angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan

Dengan demikian, pendekatan kerjasama yang dilakukan tersebut diharapkan menjadi alat bantu Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dalam proses

• Dalam keadaan tertentu, seperti kondisi stress metabolik, aktivitas fisik yang berat, dan proses penuaan, tubuh mungkin memerlukan asam-amino dalam jumlah yang lebih banyak

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP),

Sebagai tambahan, Anda akan membuat sebuah ObjectDataSource yang berparameter sehingga dapat melewatkan item yang yang terpilih pada DropDownList ke data komponen untuk