• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

c

c

c

c

(2)

c

c

i Ketrampilan yang diberikan pada

pelatihan ini bukan merupakan satu-satunya teknik bedah yang ada.

i Pelatihan ini diberikan suatu teknik

bedah yang lebih mengutamakan segi keamanan dari tim bedah dan juga

pasien.

i Pembedahan yang aman lebih baik dari

pada pembedahan yang cepat tetapi memiliki resiko mencederai pelaksana pembedahan..

(3)

i Penguasaan teknik bedah dapat dinilai

dari:

Efisiensi tenaga dan gerakan

Gerakan-gerakan yang luwes dan wajar

i Bagi peserta yang sudah terbiasa

dengan gerakan yang kurang benar

diharapkan selama kursus dapat diubah menjadi gerakan yang benar.

i Setelah menjalani kursus ini harus

ditindaklanjuti dengan pemahiran di institusi masing-masing yang menjadi tanggung jawab dari para instruktur setempat.

c

c

(4)

c

c

i Pengenalan instrumen i Teknik menyimpul

i Teknik insisi dan penjahitan i Hemostasis dan diseksi tajam

i Penanganan cedera usus (anastomosis) i Penanganan cedera vaskuler (patching

& anastomosis)

i Penanganan cedera traktus urinarius

(5)

c

c

i

Pisau

i

Pinset

i

Hemostat

i

Gunting

i

Pemegang

jarum (needle

holder)

(6)

Õ

Õ

Operate at level at which forearm is approximately horizontal

(7)

½

(8)

c

c

Ô

enis pisau :

1.

Pisau yang gagang dan matanya

disposable

2.

Pisau yang matanya disposable

dengan gagang reusable

3.

Pisau yang gagang dan matanya

merupakan suatu kesatuan dan

reusable

(9)

c!

c!

(10)

c

c

½Õc" i ipegang seperti

memegang pisau dapur

i Tekanan jari telunjuk

merupakan penentu kedalaman insisi

i Dua jari (telunjuk dan ibu

jari) tangan lainnya dapat dipakai untuk fiksasi kulit atau counter traksi

i Pisau lebih mengarah ke

horizontal, karena bagian yang menyayat adalah perut pisau.

½

#$!

i Dipegang seperti memegang pena i Pisau mengarah ke vertical karena yang menyayat adalah ujung mata pisau i Kelingking tangan yang sama merupakan alat fiksasi

(11)

Õ

c%c

(12)

Õ

% &'

(13)

(14)

(15)

c c

c c

c

(16)

c c

c c

c

(17)

(18)

()

()

(19)

c (*

c (*

i

Pinset ada yang bergigi dan tidak

bergigi

i

Penggunaanya tergantung dari jenis

jaringan yang akan dipegang

dengan pinset bergigi sedangkan

usus dengan pinset tanpa gigi

(20)

c (

c (

i

Pinset harus dipakai dengan prinsip

memegang sumpit, dimana pinset

itu harus merupakan perpanjangan

dari jari telunjuk dan ibu jari

i

Pinset merupakan suatu alat yang

serbaguna dan biasanya dipegang

oleh tangan kiri

(21)

c (+

c (+

i

Selama melakukan pembedahan

sebaiknya pinset tidak dilepas dan

kemudian diambil kembali tetapi

biasakanlah´menyimpan´ pinset di

tangan kiri dengan menjepitnya

dengan menggunakan jari manis

dan kelingking, sehingga ibu jari

telunjuk dan jari tengah bebas

bekerja (lihat gambar).

(22)

(23)

(24)

c c

(,

(25)

(26)

i

Dikenal 2 macam yaitu:

Bergigi (Kocher)

Tidak bergigi (Pean)

Keduanya dapat berbentuk

lurus atau bengkok. Diajarkan

cara membuka klem dengan

tangan kanan dan tangan kiri

(27)

% % ( (

i Ôari tidak boleh

masuk lebih dari satu phalanx i Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawanan dari ibu jari dan jari tengah ! i Ôari tidak dimasukkan ke dalam lubang pegangan i Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawanan dari ibu jari dan jari manis

(28)

(29)

(30)





i

Ô

enis gunting:

Kasar dan halus

Lurus dan bengkok

Kedua ujungnya tajam

atau tumpul

(31)





i £emegang gunting jari juga tidak boleh

masuk lebih dari satu phalanx.

i Pada saat memotong benang dengan

memakai gunting kasar, gunting harus dimiringkan sedemikian rupa sehingga dapat terlihat panjang benang yang ditinggal.

i Apabila menggunakan gunting yang

bengkok, maka posisi harus sedemikian rupa sehingga ujungnya harus tetap

(32)

(33)



(34)





()

()

(35)



(36)

+





+





1.

Gerakan menggunting

2.

Gerakan membuka

3.

Gerakan mendorong

sambil mengunting

(37)

()

()

%

(38)

i Ôarum TIDAK BOLEH DIPEGANG

DENGAN ÔARI.

i Ôarum dipegang pada sepertiga pangkal,

kurang lebih 1-2 mm dari ujung needle holder.

i Posisi needle holder dapat berada

dalam:

PRONASI pada waktu menusuk dan mengambil jarum

£ID POSITION pada waktu pengambilan

jarum siap pakai

SUPINASI tidak dianjurkan dipakai untuk pengambilan jarum

(39)

(40)

(41)

$

--.

.

(,

(42)

(

(43)

(

½

(44)

(%

(45)

(

½

(46)

(c

(47)

i Diajarkan cara memutar jarum dan posisi

forehand ke posisi backhand

i Dengan memakai pincet di tangan kiri,

dan needle holder tangan kanan

i Dengan cara memutar tangan kiri ke

arah supinasi dan tangan kanan ke arah pronasi dan cara sebaliknya jika ingin

memutar jarum dari posisi backhand ke forehand.

i ³Pergerakan ini merupakan gerakan

pergelangan tangan tanpa mengikutsertakan siku´

(48)

(49)

i Perhatikan Alur

£ekanik Needle Holder, agar saat mengikat dengan benang tidak

tersangkut

(50)

c

c

(51)

c

c

(52)

--Õ

%

(53)

½

.

. --

Õ

Õ

%

%

(54)

. ..

.

(55)

%

%

(56)

½

½

1.

Reef knot

2.

Surgeon¶s knot

3.

Deep Tying

4.

Slip knot

(57)

Semua simpul memakai Reef knot,

kecuali:

i

Ada regangan: Surgeon¶s knot

i

Simpul di dalam (Deep Tying) :

Reef knot

Slip knot & Harus diakhiri reef knot

ÿ Sebaiknya tidak menggunakan instrumen

(58)

c

c

i

Reef Knot dapat dikerjakan

setiap waktu apabila tidak ada

regangan

i

Surgeon¶s Knot dipakai kalau

ada regangan

i

Reef knot & Slip Knot dapat

dipakai untuk penyimpulan

dalam

(59)

i Semua simpul

Terdiri dari 2 macam gerakan

i Gerakan simpul ke 1 harus sama dengan 3, 5, 7 dst.

i Gerakan simpul ke 2 harus sama dengan 4, 6, 8 dst.

i Simpul 1 : Benang harus ditarik berlawanan arah dengan arah datangnya benang

i Simpul 2 : Setelah simpul pertama kedua tangan harus menyilang

Kecuali Slip knot : 1 macam gerakan

(60)

!

!

i

£

erupakan simpul dasar dan harus

dikuasai dengan benar.

i

Dapat dikerjakan dengan :

Satu tangan

Dua tangan Instrumen

(61)

!

(

!

(

i Satu tangan

Simpul 1 : jari telunjuk Simpul 2 : jari tengah

i Dua tangan

Simpul 1 : jari telunjuk (tangan kanan) Simpul 2 : jari telunjuk (tangan kiri )

Ê Ê

Simpul 1 : jari tengah (tangan kanan) Simpul 2 : jari tengah (tangan kiri)

(62)

!

(

!

(

Dengan instrumen

1. Pengambilan benang dari atas

benang ditarik ke bawah

2. Pengambilan benang dari bawah

benang ditarik ke atas

Catatan:

(63)

!

(

!

(

+

1. Gerakan 1 : jari telunjuk tangan terjauh

2. Gerakan 2 : jari tengah tangan terdekat

3. Gerakan 3 : ibu jari bertemu dengan telunjuk (TIDAK DIAÔARKAN)

- Simpul 1 : Benang harus ditarik

berlawanan arah dengan arah datangnya benang

- Simpul 2 : Setelah simpul pertama

(64)

 *  * ½ * ½ *

(65)

 *  * ½ ½

(66)

 *  * ½ + ½ +

(67)

 *  * ½ / ½ /

(68)

  . . ½ * ½ *

(69)

  . . ½ ½

(70)

  . . ½ + ½ +

(71)

  . . ½ / ½ /

(72)

!

!

(

(

½

1. Gerakan 1 + gerakan 2 atau

2. Gerakan 2 + gerakan 1

1. Gerakan 1 yang dikerjakan oleh kedua tangan bergantian atau

2. Gerakan 2 yang dikerjakan oleh kedua tangan bergantian

3. Gerakan 3 dikerjakan oleh kedua tangan bergantian (TIDAK

(73)

!

!

(74)

½

½

½

½

(

½

0

(75)

 +  + ½ * ½ *

(76)

 +  + ½ ½

(77)

 +  + ½ + ½ +

(78)

 +  + ½ / ½ /

(79)

 +  + ½ 1 ½ 1

(80)

 +  + ½ 2 ½ 2

(81)

 +  + ½ 3 ½ 3

(82)

 +  + ½ 4 ½ 4

(83)

 +  + ½ 5 ½ 5

(84)

 +  + ½ *6 ½ *6

(85)

 +  + ½ ** ½ **

(86)

!

!

lanjutan)lanjutan)

Dengan instrumen

1. Pengambilan benang dari atas

benang ditarik ke bawah

2. Pengambilan benang dari bawah

benang ditarik ke atas

Catatan:

(87)

½

7

½

7

1.

Dapat dilakukan dengan

i Satu tangan i Dua tangan i Instrumen

2.

Perbedaan dengan Reef knot

i Hanya pada benang yang

(88)

Dapat dibuat dengan 2 cara :

1.

SATU TANGAN : Gerakan 1

atau 2 dilakukan 2 kali.

2.

DUA TANGAN : Gerakan 1

DAN

2 dilakukan

bersamaan

oleh kedua tangan.

½

7

(89)

Perbedaan dengan Reef Knot:

i

Pada

pengencangan

simpul

Benang tidak boleh ditarik ke atas Harus didorong ke bawah

(90)

½

*

(91)

½

(92)

½

+

(93)

½

/

(94)

½

1

(95)

½

2

(96)

½

3

(97)

½

4

(98)

½

½

Terdiri atas :

1.

2 kali gerakan yang sama (dengan

telunjuk atau jari tengah)

ATAU

Gerakan reef knot yang ditarik ke

arah yang sama (tanpa

penyilangan)

2.

Harus diakhiri dengan

reef knot

(99)

½

½

(100)

½

(101)
(102)

½

*

(103)

½

(104)

½

+

(105)

½

/

(106)

½

1

(107)

½

2

(108)

.

½

.

½

(

(

½

½

0

0

Dianjurkan

1.

Tiga kali: Benang biasa

ÿ

Reef knot + gerakan 3=1

2.

Tujuh kali: Benang

monofilamment

(109)

c

c

c

c

(110)

%

%

1.

Insisi Linear

2.

Insisi Elips

(111)

i Dianjurkan pada penutupannya dimulai

di tengah dan dilanjutkan setiap

pertengahan dari incisi yang tersisa.

i Arah jarum yang tegak lurus dengan

permukaan kulit dan juga tegak lurus sayatan kulit

i Ôarak masuk dan keluarnya jarum dari

tepi sayatan sama dengan dalamnya

jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak

(112)

½

(113)

½

(114)

½

(115)

½

½

(116)

½

½

(117)

c

c

(118)

(119)

(

(120)

(

½

(121)

oreksi Dog Ear)

(122)

½

*(

(123)

½

*(

(124)

½ ½

(

½

(

½

(125)

½ ½ . !

(

½

(

½

(126)

"

"

i

Pada pembuatannya tentukan lebih

dulu lebar dan incisi sesuai dengan

lesi, kemudian panjang insisi harus

• 3x lebar.

(127)

"

"

Cara

£

enutup Insisi Elips:

i

Tidak boleh dimulai dari tengah

tetapi harus dari kedua ujung insisi

i

Berakhir di tengah

i

Ô

ahitan tidak boleh sekaligus tetapi

harus dua kali karena arah jarum

harus tegak lurus dengan tepi insisi

i

Untuk menghindari regangan dapat

(128)

"

(129)

("

(130)

--

.(

.( --*

*

(131)

--

.(

(132)

(133)

Õ

(134)

Õ

Õ

Syarat :

1. Harus dengan asisten yang tugasnya

hanya melepas & memegang benang, BUKAN mengencangkan jahitan.

2. Selama penjahitan benang tidak boleh

kendor.

3. Ôarum diambil siap pakai (£idposisi)

Catatan: Angkat jahitan lebih lama daripada interrupted

(135)

%

%

(136)

%

%

(137)

%

%

Langkah-langkah :

1. Ôarum masuk tegak lurus permukaan

kulit.

2. Ôarum diambil siap pakai (midposisi). 3. Ôarum diputar dari ³forehand´ menjadi

³backhand´.

4. Benang ditarik.

5. Ôarum dikembalikan backhand dalam

satu bidang (vertical mattress) atau Dalam bidang yang sejajar dengan

bidang pertama (horizontal mattress).

(138)

.%

.%

i

^

ertical mattress berfungsi untuk

menyamakan permukaan sayatan

i

Horizontal mattress untuk

aproksimasi tanpa mengganggu

sesuatu struktur yang berjalan

sejajar dengan luka sayatan,

(139)

%

%

(140)

i

Penutupan luka

memerlukan

hemostasis yang

baik

i

Apakah jahitan

interlocking yang

dimaksud untuk

menutup luka

sekaligus

hemostasis?

(141)

½

½

Dilakukan untuk tujuan KOS£ETIK, sehingga harus dilaksanakan dengan benar :

1. Simpul pertama di subkutis (absorbable). 2. Pengambilan subkutis harus sama

dalam dari permukaan kulit.

3. Keluar masuknya jarum harus sejajar

dari sisi luka berseberangan.

4. Diselesaikan tanpa simpul (dengan

penjahitan bentuk Z dimana jarum

dimasukkan kembali pada lubang yang sama)

(142)

½

½

(143)

½

½

(144)

½

(145)

½

(146)

½

½

()

()

(147)

Cara mengikat

1.

Dengan klem

ÿ

pembuluh

darah kecil dgn jaringan

sekitarnya (

„

)

2.

Tanpa klem: pembuluh besar

yang dapat dibebaskan tanpa

mencederainya

(148)

+





+





i

Gerakan menggunting

i

Gerakan membuka

i

Gerakan mendorong sambil

(149)

()

()

% %

(150)

Syarat:

1. Tidak ada regangan. 2. Aposisi yang baik.

3. ^askularisasi yang cukup.

4. Tehnik jahitan yang sempurna :

‡ Extramucosal

‡ Ôarak jahitan 4 mm.

‡ Serosa harus bertemu dengan serosa

(inversi)

(151)

"

"--

--"

"

(152)

sing Vertical Mattress Technique

"

"--

--

½

½

(153)

)) c

)) c

(154)

)

)

c

(155)

)

)

c

(156)

)

)

c

(157)

)"

)"--

--"

"

(158)

( (

(159)

(160)

&$ &$

(161)
(162)
(163)

!

!

(164)

!

!

(165)

!

!

(166)

!

!

(167)

i



ound toilet and irrigation

i

Inspection of the wound

i

Deep palpation of the wound

i

Excision of dead or contaminated

tissue

i

Establishment of adequate drainage

i

Dressing of the wound for later

(168)

' (*

' (*

(169)

' (

(170)

' (+

(171)

' (/

(172)

' (1

(173)

c (*

(174)

c (

(175)

c (+

(176)

c (/

(177)

#%c""

½

9

#%c""

½

9

':#$Õ#

c!#c"!

:

:#$!"

#;"

##<

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa statistik dalam penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian anemia dengan prestasi belajar pada anak kelas 4

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pra Rencana Pabrik

Proses Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam melalui Kegiatan Pembiasaan untuk membentuk kepribadian muslim peserta didik di SDIT Insantama Malang telah selaras dengan Mulyasa,

Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan

Seorang pria dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang wanita apabila pria tersebut sedang mempunyai 4 (empat) orang istri yang keempat-empatnya masih terikat

Di jaman yang semakin modern ini, komputer semakin sering digunakan. Kalangan muda maupun tua menggunakan komputer untuk membantu atau mempermudah berbagai macam hal, mulai dari

Mata penyiang yang paling efektif adalah mata penyiang 3 berbentuk lingkaran dengan 10 buah mata paku penyiang berdasarkan kapasitas kerja efektif, efisiensi, persentase