• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Keong Sawah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Budidaya Keong Sawah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PENGANTAR ILMU EKONOMI

“PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN”

Disusun Oleh :

1. Abdul Kholid (10522213) 2. Meilia Hanum R. (10522224) 3. Asmawi Azgar (10522327) 4. Eko Suyono (12522088)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

A. LATAR BELAKANG

Potensi sumber daya perikanan di Indonesia mulai dilirik kembali khususnya bidang budidaya. Potensi perikanan tangkap yang telah menurun berhasil ditopang oleh produksi perikanan budidaya. Hal ini mendorong berkembangnya usaha- usaha perikanan budidaya, baik itu budidaya ikan di tambak, kolam, karamba, jala apung,mina padi, dan lain-lain. Besarnya potensi dari bidang perikanan menyebabkan usaha perikanan sepanjang tahun terus bertambah.

Hal ini menunjukkan kebutuhan akan pakan ikan terus meningkat seiring dengan berkembangnya usaha-usaha perikanan budidaya secara intensif. Selama ini jenis pakan yang digunakan oleh pembudidaya adalah pakan ikan olahan dari pabrik, namun pada umumnya daya beli masyarakat tidak dapat menjangkau karena harga pakan buatan pabrik mahal dan terus mengalami kenaikan harga. Harga pakan yang mahal disebabkan oleh bahan baku pakan pabrik menggunakan tepung ikan impor yang memiliki kualitas tinggi. Tepung ikan impor dikatakan memiliki kualitas yang tinggi karena merupakan produk sampingan dari industri minyak ikan sehingga kandungan proteinnya tinggi dengan kandungan abu yang rendah. Tepung ikan lokal memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan tepung ikan impor, namun kandungan protein tepung ikan lokal lebih rendah dengan kandungan abu yang lebih tinggi. Tepung ikan lokal memiliki kualitas yang lebih rendah karena bahan baku tepung ikan lokal adalah sisa ikan yang tidak habis terjual atau ikan dengan kualitas yang rendah. Hal ini menyebabkan industri pakan atau pelet lebih banyak menggunakan tepung ikan impor dibanding tepung ikan lokal, meskipun menyebabkan harga pakan menjadi mahal.

Indonesia sebenarnya memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan atau pellet. Contoh sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku pakan adalah keong sawah. Bahan baku tersebut mudah diperoleh ataupun dibudidayakan dan bukan bahan kebutuhan pokok manusia. Kandungan nutrisi yaitu protein dari keong sawah hampir setara dengan kandungan protein tepung ikan impor. Sayangnya, belum banyak atau bahkan belum ada usaha untuk mengolah dan membuat pakan sekala rumahan menggunakan bahan baku ini khususnya di Indonesia. Adanya upaya mengkonversi bahan baku pelet dari tepung ikan impor ke bahan baku keong sawah yang harganya lebih murah dengan kualitas yang hampir sama, mengakibatkan menurunnya biaya produksi pembuatan pakan atau pellet,

(3)

sehingga harga jual pakan menjadi lebih murah dan dapat dijangkau oleh pelaku budidaya. Pelaku budidaya membutuhkan pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang memadai dan harga yang murah.

Keong sawah sebelumnya adalah termasuk siput air tawar yang jarang dilirik sebagai bahan pangan. Keong sawah (Pomacea canaliculata) mempunyai cangkang yang berwarna keemasan dengan ujung cangkang yang tidak runcing. Keong sawah sebelumnya adalah hewan hias yang cantik dipelihara di akuarium atau dikolam. Namun setelah keong sawah terlepas ke daerah perairan dan kemudian hewan ini menjadi hama khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Keong sawah menjadi hewan yang mengganggu tanaman sawah termasuk merusak padi. Penyebaran keong sawah sangat cepat hingga mengganggu produksi pertanian. Keong ini memang memiliki kemampuan reproduksi yang luar biasa. Akan tetapi tahukah anda bahwa hama yang satu ini ternyata memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dari hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong sawah berkisar antara 16 hingga 50 persen dan hampir 40% berat tubuhnya terdiri atas protein yang merupakan zat pembangun makhluk hidup. Selain itu, Keong sawah juga diketahui mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Selain itu, dalam setiap 100 gram daging keong sawah mengandung energi makanan 83 kalori, protein 12,2 gram, lemak 0,4 gram, karbohidrat 6,6 gram, abu 3,2 gram, fosfor 61 mg, natrium 40 mg, kalium 17 mg, riboflavin 12 mg, niacin 1,8 mg serta kandungan nutrisi makanan yang lain seperti Vitamin C, Zn, Cu, Mn dan Iodium. Selain banyak mengandung banyak gizi di atas, hewan dari keluarga moluska ini juga kaya akan kalsium.

Atas dasar fakta dan asumsi di atas, usaha pakan buatan berbahan baku keong sawah sangat bagus untuk dilaksanakan dan dikembangkan. Seirama dengan berkembangnya sistem budidaya ikan secara intensif akan semakin besar kebutuhan terhadap pakan ikan buatan. Dan apabila usaha budidaya ikan secara intensif telah menjadi “trademark” usaha perikanan, kiranya akan membuka peluang usaha produksi

massal pakan ikan buatan sekala rumahan sebagai kebutuhan alternatif. B. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan pakan ikan dari Keong Sawah diantaranya adalah : 1) Memanfaatkan keong sawah yang dianggap hama menjadi lebih berguna. 2) Menciptakan pakan ikan yang lebih ekonomis dengan kualitas unggulan.

(4)

3) Memanfaatkan kandungan gizi keong sawah sebagai nutrisi bagi ikan. 4) Sebagai pemanfaatan hasil dari Budidaya keong sawah.

C. ALAT DAN BAHAN

Pembuatan pakan buatan rumahan ini memerlukan beberapa Mesin/Peralatan guna mendukung proses produksi yaitu,

1) mesin pembuat pellet (food cutter) 2) alat timbang 3) mesin pres 4) mixer 5) terpal 6) baskom 7) sendok pengaduk 8) ayakan

D. ANALISIS ESTIMASI BIAYA 1) Modal Tetap (MT)

NO Nama Barang Jumlah Biaya

1 Mesin Food Cutter(pellet ikan) kapasitas 100-150 kg/jam 1 Rp. 11.875.000 2 Mixer pencampur pakan(kapasitas 45 kg) 1 Rp. 9.700.000 3 Alat Timbang 1 Rp. 300.000 4 Mesin Press 1 Rp. 700.000 5 Baskom/Wajan 2 Rp .339.000 6 Terpal 2 Rp.150.000 7 Ayakan 2 Rp. 50.000 8 Sendok Pengaduk 2 Rp. 30.000 9 Listrik 380 Volt Rp 200.000 JUMLAH Rp. 23.344.000

(5)

2) Biaya Tidak Tetap (BTT)

No Nama Bahan Jumlah Biaya

1 Keong Sawah(tepung) 24 kg Rp. 96.000

2 Tepung Terigu 6 kg Rp. 24.000

3 Dedak Halus 14 kg Rp. 28.000

4 Vitamin dan Mineral 5 kg Rp. 50.000

5 Minyak Ikan 1 Botol Rp. 21.000

6 Tepumg Kedelai 25 kg Rp. 75.000

7 Tepumg Jagung 6 kg Rp. 18.000

JUMLAH Rp. 312.000

3) Kebutuhan Dana

Berdasarkan rincian dana di atas, untuk dapat memproduksi pakan buatan rumahan maka dibutuhkan dana untuk pembelian alat dan bahan dengan perhitungan total sebagai berikut : Rp.23.344.000 + Rp. 312.000 = Rp.Rp. 23.656.000 4) Pendapatan 90 kg x Rp. 10.000 = Rp. 900.000 (jam) 8 Jam x Rp. 900.000 = Rp. 7.200.000 (hari) 30 x Rp.7.200.000 = Rp.216.000.000(bulan)

E. HASIL DAN PEMASARAN

1) Rencana Jumlah dan Harga Produk

Apabila proposal usaha pakan buatan rumahan ini disetujui, pada tahap awal akan memproduksi sebanyak 100 kg dari campuran bahan baku. Pakan dikemas menjadi ukuran 1 kg, 5 kg, 10 kg, dan dipasarkan juga dengan ukuran curah. Harga jual pakan buatan rumahan ini adalah Rp 10.000 per kg sedangkan harga pakan buatan pabrik di pasaran Rp 13.000

(6)

2) Target Konsumen

Produk yang dihasilkan berupa pakan buatan ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pakan dan menunujang daya beli pelaku budidaya perikanan air tawar yang sedang berkembang pesat

3) Daerah Pemasaran

Pemasaran produk pakan buatan rumahan ini pada tahap awal akan kami pasarkan langsung ke lokasi tempat pelaku budidaya perikanan dalam sekala kecil ataupun komoditas budidaya perikanan sekala besar yang telah mempunyai organisasi perkumpulan pelaku budidaya yaitu GAPOKTAN. Bisa juga dipasarkan melalui toko atau usaha dan jasa penyedia pakan buatan sebagai lokasi pemasaran.

4) Potensi Pemasaran

Melihat pesatnya perkembangan pelaku budidaya perikanan di Indonesia dan hampir tidak ada pesaing yang sama kecuali pakan buatan pabrik yang harganya mahal, produk pakan buatan rumahan optimis bisa diterima baik oleh pasar dan pelaku budidaya. Kawasan produktif budidaya perikanan di sekitar tempat produksi pakan merupakan akses yang sangat bagus dan menjanjikan, dukungan dan kerjasama gerakan kelompok tani di tiap desa merupakan langkah awal perkembangan usaha ini ke depan. Kawasan lain tempat pelaku budidaya dan petani juga merupakan potensi bagus pemasaran produk pakan buatan rumahan ini selain itu juga toko atau penyedia jasa penjualan produk perikanan.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

Usaha pakan buatan rumahan ini sangat bagus dikembangkan dan sangat menjanjikan untuk usaha ke depan, mengingat semakin meningkat dan berkembangnya usaha perikanan sistem budidaya baik dalam sekala besar maupun perikanan sekala rumah tangga yang sepanjang tahun semakin intensif, membuat fakta besarnya kebutuhan pakan para pembudidaya atau petani di Indonesia. Rendahnya daya beli pelaku budidaya terhadap pakan buatan pabrik yang mahal akan teratasi dengan pakan buatan rumahan ini dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang tidak kalah, selain itu belum atau hampir tidak ada usaha sejenis di Indonesia akan memberikan

(7)

kecendrungan yang sangat besar terhadap berkembangya usaha pakan buatan rumahan ini ke depan nantinya.

Untuk dapat mewujudkan usaha pakan buatan rumahan ini maka sangat diperlukan dana terutama dalam pembelian alat dan bahan yang digunakan untuk proses produksi pakan buatan mengingat modal yang dibutuhkan relatif besar.

(8)

REFERENSI http://www.duniawirausaha.com/2012/05/budidaya-tutut-dan-keong-emas-lezat.html http://ukmkecil.com/budidaya-ternak/budidaya-tutut http://cepengking.wordpress.com/2013/04/30/budidaya-keong-mas http://youngjogjapreneur.wordpress.com http://fendimanusiacacing.wordpress.com/2011/11/23/fendi-4/

(9)

LAMPIRAN

Gambar 1. Keong Sawah

Gambar

Gambar 1. Keong Sawah

Referensi

Dokumen terkait

Tulosten perusteella 51 prosenttia Kelan kuntien sosiaalityöhön tekemistä ilmoituksista koski ehkäisevän tai täydentävän toimeentulotuen hakemusta, 20 prosenttia

Danau-danau volkanik di Dataran Tinggi Dieng terkenal karena keunikannya dan telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Di Daerah Dataran Tinggi Dieng telah terjadinya

siswa sudah mulai berbicara lebih sopan dibandingkan dengan pra siklus dan siklus 1, sedangkan untuk karakter tanggung jawab pada siklus 2 cenderung ke MK

(2) Pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (humas) meliputi kegiatan pemberdayaan komite sekolah, mewajibkan orang tua mengambil rapor anak sendiri,

Indeks kesamaan ini akan memiliki nilai sama dengan 1 apabila terdapat kesamaan secara penuh atau jika serangkaian spesies dari kedua individu sebanyak 161 ekor

Kebijakan full day school (5 hari sekolah) merupakan gagasan terbaru yang digagas oleh pemerintah Indonesia sebagai suatu bentuk model pendidikan

Selanjutnya Petugas Kepolisian membawa terdakwa serta menyita barang bukti berupa 1 (satu) buah kotak rokok Club Mild, 1 (satu) bungkusan kecil plastik transparan

Penelitian tentang narapidana perempuan sebagai pelaku kejahatan telah pernah diteliti oleh Susan Atika Sari dalam skripsinya, ”Faktor-faktor Yang Menyebabkan Wanita Melakukan