• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal, Dr. Ir. Hasil Sembiring, MSc NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal, Dr. Ir. Hasil Sembiring, MSc NIP"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh kualitas penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan pemasaran komoditas pertanian. Kualitas yang baik memerlukan ketersediaan informasi pasar yang aktual, akurat dan kontinyu. Untuk itu diperlukan pelayanan informasi pasar yang baik, sehingga diharapkan akan dimanfaatkan dalam penyusunan kebijakan yang tepat sesuai dengan perkembangan pasar.

Peranan Pelayanan Informasi Pasar dalam mendukung pengembangan pemasaran komoditas pertanian mempunyai peranan sangat strategis yaitu (1) Meningkatkan Daya Tawar Petani, (2) Memberikan Masukan Penyusunan Kebijakan Pemasaran Komoditas Pertanian,(3) Meningkatkan Arus Perdagangan Antar Daerah,(4) Memberikan Masukan Perencanaan Usaha Tani.

Berkenaan dengan hal tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada tahun 2016 ini menerbitkan “Petunjuk Teknis Pelayanan Informasi Pasar dan Pemantauan Stok” yang memuat tentang metode pengumpulan, pengolahan, pengiriman data serta penyebarluasan informasi pasar. Petunjuk teknis ini merupakan acuan operasional bagi Pembina dan Petugas PIP pada Dinas lingkup Pertanian baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota.

KATA PENGANTAR

Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal,

Dr. Ir. Hasil Sembiring, MSc NIP 196002101988031001

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Lampiran ... I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1.2. Tujuan... 1.3. Indikator Keberhasilan ...

II. RUANG LINGKUP PELAYANAN INFORMASI PASAR DAN PEMANTAUAN STOK

2.1. Sistem Pelayanan Informasi Tanaman Pangan ... 2.1.1. Metode Pengumpulan Data ... 2.1.2. Pengiriman, Penyebarluasan dan Pelaporan

Data ... 2.1.3. Kelembagaan PIP ... 2.2. Sistim Pemantauan Stok ... 2.2.1. Tujuan dan Sasaran ... 2.2.2. Ruang Lingkup ... 2.2.3. Metodologi ... 2.2.4. Cara Pelaksanaan ... 2.2.5. Metode Analisis ...

III. DANA ... IV. PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ... V. PENUTUP ... LAMPIRAN i iii iii 1 3 5 5 5 13 16 17 18 18 19 21 26 27 31 32

(4)

Lampiran 1. Formulir Input Data Pasokan (Supply) dan Permintaan (Demand)

Lampiran 2. Formulir Analisa Biaya Usaha Tani Lampiran 3. Formulir Analisa Biaya Pemasaran Lampiran 4. Format Pengiriman Data Harga

(5)

1.1. Latar Belakang

Globalisasi informasi yang cenderung semakin terbuka dan merambah ke seluruh dunia dimana teknologi informasi telah semakin memungkinkan antar berbagai negara dan organisasi untuk dapat saling mengakses informasi untuk mendukung pengambilan keputusan. Teknologi informasi inilah yang juga membuka jalan bagi globalisasi produksi dan globalisasi pemasaran. Kemudahan-kemudahan dalam akses informasi tersebut akan membuka peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar dan sekaligus menyediakan kesempatan kerja bagi angkatan kerja kita.

Perdagangan komoditas pertanian tanaman pangan pada era globalisasi informasi saat ini menuntut transparansi pasar yang sangat kuat. Tuntutan pada era tersebut adanya efisiensi dibidang produksi dan pemasaran agar komoditas yang diperdagangkan bisa bersaing di pasar bebas.

Namun skala usaha pertanian tanaman pangan di Indonesia masih relatif rendah, tersebar, dengan kualitas produk yang beragam. Rantai tata niaga pemasaran masih panjang, sehingga disatu sisi memberikan tekanan pada konsumen dalam bentuk harga yang tinggi dan berfluktuasi, di sisi lain tekanan pada produsen dalam bentuk proporsi harga yang diterima relatif rendah.

Salah satu upaya untuk meningkatkan akses petani terhadap pasar dan informasi pasar adalah adanya Pelayanan Informasi Pasar. Dimana Peranan Pelayanan Informasi Pasar dalam

(6)

mendukung pengembangan pemasaran komoditas pertanian mempunyai peranan sangat strategis yaitu (1) Meningkatkan Daya Tawar Petani, (2) Memberikan Masukan Penyusunan Kebijakan Pemasaran Komoditas Pertanian, (3) Meningkatkan Arus Perdagangan Antar Daerah, (4) Memberikan Masukan Perencanaan Usaha Tani.

Menghadapi perilaku informasi pasar komoditas tanaman pangan bersifat asimetrik, dimana situasi tersebut ditandai dengan kesempatan akses terhadap informasi pasar bagi pelaku usaha agribisnis yang tidak merata, terutama petani mempunyai akses yang lebih terbatas dibandingkan dengan pelaku usaha agribisnis lain. Sinyal-sinyal pasar, peluang pasar dan perkembangan informasi pasar yang ada lebih banyak diantisipasi oleh pedagang, sementara petani pada posisi yang lemah. Kondisi yang tidak menguntungkan bagi petani ini diharapkan dapat berangsur-angsur menurun dengan peningkatan akses informasi pasar. Dengan peningkatan akses informasi pasar melalui pelayanan informasi pasar ini akan memberi dampak posisi tawar petani akan semakin kuat, dimana petani mampu menangkap signal pasar sehingga petani hanya menanam apa yang memang dibutuhkan oleh pasar.

Salah satu keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh kualitas penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan pemasaran yaitu ketersediaan informasi pasar yang aktual, akurat dan kontinyu. Untuk itu diperlukan pelayanan informasi pasar yang profesional, sehingga diharapkan akan dimanfaatkan sebagai penyusunan kebijakan yang tepat sesuai dengan perkembangan pasar.

(7)

Pada tahun anggaran 2016, setelah diterbitkannya Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Pertanian, Permentan No. 43/Permentan/OT.010/09/2015 tanggal 3 Agustus 2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian serta terbitnya Keputusan Menteri Pertanian nomor 568 Tahun 2015 Tentang Pelimpahan Kewenangan Dalam Urusan Tugas dan Fungsi di bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, maka pembinaan kegiatan Pelayanan Informasi Pasar berada pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Di dalam Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, terdapat Subdirektorat Pemasaran dan Investasi yang mengelola langsung kegiatan pelayanan informasi pasar tanaman pangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada 271 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Pada tahun anggaran 2016, selain kegiatan Pelayanan Informasi pasar yang sudah berjalan,ditambahkan pula adanya kegiatan pemantauan stok gabah/beras di tingkat penggilingan dan rumah tangga petani.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan pedoman teknis Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan dan Pemantauan Stok gabah/beras ini adalah :

1. Memberikan panduan teknis tentang tata cara pelaksanaan kegiatan PIP dan pemantauan stok gabah/beras.

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan sistem peng-umpulan data informasi pasar disesuaikan dengan kondisi

(8)

masing-masing daerah.

3. Menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar dan pe-mantauan stok yang cepat, tepat, kontinyu, up to date dan dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh para pengguna informasi.

4. Mengetahui Perkembangan Stok Gabah/Beras di Tingkat Penggilingan dan Rumah Tangga Petani.

1.3 Indikator Keberhasilan 1.3.1. Output

Output dari kegiatan ini adalah :

1. Tersedianya data harga produsen, grosir dan eceran komoditi tanaman pangan.

2. Tersedianya data pasokan dan permintaan komoditi tanaman pangan.

3. Data Analisa Ekonomi Usahatani (Biaya Usahatani) komoditi tanaman pangan.

4. Data Analisa Biaya Pemasaran komoditi tanaman pangan 5. Data Supplier komoditi tanaman pangan.

6. Data stok gabah/beras di tingkat penggilingan dan rumah tangga petani.

1.3.2. Outcome

Outcome dari kegiatan ini adalah memudahkan pengambilan kebijakan dalam bidang pemasaran hasil tanaman pangan.

(9)

2.1. Sistem Pelayanan Informasi Pasar Tanaman Pangan

Penyelenggaraan Sistem Pelayanan Informasi Pasar (PIP) terdiri dari 3 (tiga) sub sistem yaitu: metode, sumberdaya manusia (SDM) dan sumber dana. Metode PIP terdiri dari pengumpulan, pengolahan, pengiriman, penganalisaan serta penyebarluasan data/informasi pasar.

SDM PIP adalah Petugas PIP atau Pejabat Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian (APHP) tingkat terampil dan ahli baik di provinsi maupun kabupaten yang mempunyai tugas pokok menyiapkan, melaksanakan, menganalisa dan mengkaji kebijakan dan mengembangkan pelayanan di bidang pemasaran hasil pertanian. Sumber dana adalah biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan PIP yang dialokasikan pada dana Dekonsentrasi.

Berikut akan diuraikan secara rinci metoda pelaksanaan PIP yaitu :

2.1.1. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data harga, data pasokan dan permintaan (supply-demand), data biaya usaha tani, data biaya pemasaran serta data supplier komoditas tanaman pangan. Data harga terdiri dari data harga tingkat produsen, grosir dan eceran.

BAB II. RUANG LINGKUP PELAYANAN

INFORMASI PASAR DAN PEMANTAUAN STOK

(10)

Data pasokan (supply) terdiri dari data produksi per bulan dan data tonase produk yang dijual di setiap lokasi pasar pengumpulan data harga. Data permintaan (demand) terdiri dari data permintaan pasar dan permintaan industri/perusahaan pengolahan/eksportir.

Data biaya usaha tani terdiri atas data atau biaya-biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan usaha tani termasuk data penerimaan dan keuntungan.

Data biaya pemasaran terdiri atas data/biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran mulai dari tingkat produsen sampai dengan konsumen.

Data supplier terdiri dari data pemasok komoditas tanaman pangan, termasuk jenis komoditi beserta jumlah yang ditawarkan.

A. Data Harga Produsen

Pencatatan harga tingkat produsen dilakukan di daerah sentra produksi pada masing-masing kabupaten yaitu di tempat-tempat perdagangan (seperti pasar pengumpul desa/kecamatan), rumah/gudang pedagang pengumpul, pinggir jalan, atau tempat lain yang biasa dipergunakan sebagai lokasi transaksi jual-beli.

Kabupaten sentra produksi terpilih adalah beberapa kabupaten yang produksinya terbesar berdasarkan data produksi yang tersedia pada Dinas lingkup Pertanian. Dari kabupaten sentra terpilih kemudian ditentukan 2-3 kecamatan sentra.

(11)

Harga tingkat produsen/harga jual petani adalah harga penjualan petani kepada pedagang pengumpul, pe-dagang antar daerah atau kepada pabrik pengolahan hasil pertanian. Atau sebaliknya adalah pembelian pedagang pengumpul/pedagang antar daerah/perusaha-an pengolahdaerah/perusaha-an kepada petdaerah/perusaha-ani.

B. Data Harga Grosir/ Borongan

Data harga grosir dikumpulkan dari pasar grosir di ibukota propinsi. Lokasi pasar merupakan tempat transaksi/jual-beli produk pertanian secara grosir/borongan (bukan eceran), lebih diutamakan di pasar induk.

Harga tingkat grosir yaitu harga penjualan pedagang grosir kepada pedagang pengecer atau harga pembelian oleh pedagang pengecer kepada pedagang grosir.

C. Data Harga Eceran

Harga eceran dikumpulkan dari pasar pengecer di seluruh ibukota propinsi dan ibukota kabupaten/kota diseluruh Indonesia. Lokasi pasar merupakan tempat transaksi/jual-beli produk pertanian secara eceran.

Harga eceran yaitu harga penjualan pedagang pengecer kepada konsumen atau harga pembelian oleh konsumen kepada pedagang pengecer.

D. Data Pasokan dan Permintaan (Supply–Demand) Data supply yang diperlukan dalam sistem PIP ini adalah data produksi per propinsi serta tonase/volume produk

(12)

yang diperdagangkan di pasar/lokasi pengumpulan harga grosir untuk komoditas unggulan yang telah ditentukan sebagai data informasi harga. Data demand adalah data permintaanperusahaan pengolahan/eksportir/hotel/ restorandan lain-lain.

Contoh formulir data pasokan dan permintaan seperti terdapat pada lampiran 1 (dikirim melalui email).

E. Data Analisa Ekonomi Usahatani (Biaya Usahatani) Data Analisa Ekonomi Usahatani (Biaya Usahatani) sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keuntungan petani. Data ini dikumpulkan setahun sekali untuk komoditi unggulan. Data yang dikumpulkan meliputi : a. Penerimaan (R = Revenue), merupakan penjualan hasil produksi, dimana nilai penerimaan diperoleh dari perhitungan harga per satuan hasil dikalikan dengan volume hasil produksi.

b. Pengeluaran (C= Cost), merupakan penjumlah semua biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

c. Keuntungan (B= Benefit), merupakan hasil yang diperoleh dari pengurangan nilai penerimaan dengan pengeluaran. Di dalam perhitungan keuntungan dicantumkan juga perhitungan : 1. R-C rasio, merupakan perhitungan dari per-bandingan antara penerimaan (R) dengan pengeluaran (C).

2. B-C rasio, merupakan perhitungan dari per-bandingan antara keuntungan (B) dengan pengeluaran (C)

(13)

3. Keuntungan perbulan, merupakan asumsi dari keuntungan yang diterima per bulan selama satu kali periode proses produksi.

4. Keuntungan per satuan hasil, merupakan asumsi dari keuntungan yang diterima persatuan hasil produksi

Secara rinci, contoh tabel perhitungan analisa usaha tani tercantum pada lampiran 2.

F. Data Analisa Biaya Pemasaran

Data Analisa Biaya Pemasaran adalah data biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap tingkat pedagang pada masing-masing tahap dalam rantai pemasaran. Data ini sangat diperlukan untuk mengetahui margin pemasaran dari setiap tingkat pedagang dan pangsa pasar yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan konsumen akhir.

Data yang dikumpulkan meliputi data penjualan petani/pembelian oleh pedagang tingkat I (tahap I dalam rantai pemasaran) sampai dengan harga pembelian oleh konsumen.Secara rinci, contoh tabel perhitungan analisa biaya pemasaran tercantum pada lampiran 3.

G. Data Supplier

Data supplier yang dimaksud adalah data pemasok komoditas tanaman pangan. Data tersebut meliputi : a. Nama supplier

(14)

c. Data perusahaan meliputi provinsi, kabupaten/kota, alamat, nomor telpon, nomor faximili, alamat e-mail dan nama contact person)

d. Jenis usaha (produsen/perdagangan domestik/ eksportir/importir/usaha lainnya)

e. Skala Usaha (kecil/menengah/besar)

f. Jenis Komoditi (tanaman pangan, hortikultura, per-kebunan, peternakan)

g. Jenis Produk (segar dan atau olahan) h. Jumlah penawaran/supply (ton)

H. Jenis Harga Komoditas

Jenis harga komoditas tanaman pangan yang tercakup dalam pelaksanaan PIP ini yaitu harga Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG), beras medium, beras premium, beras ketan putih, beras ketan hitam, jagung pipilan kering, kedelai lokal biji kering, kacang tanah lokal polong basah, kacang hijau biji kering, ubi kayu basah, ubi jalar basah, dan gaplek gelondongan.

I. Responden

Seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, maka responden yang dijadikan sebagai sumber informasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Responden untuk harga produsen adalah : 1) Petani (harga penjualan kepada pedagang pengumpul atau perusahaan pengolahan hasil)

(15)

2) Pedagang pengumpul (harga pembelian dari petani)

3) Penggilingan padi (harga beli gabah dari petani)

4) Perusahaan pengolahan hasil (harga beli dari petani)

b. Responden untuk harga grosir adalah: 1) pedagang grosir (harga penjualan kepada

pengecer)

2) pedagang pengecer (harga pembelian dari pedagang grosir)

3) penggilingan padi (harga jual beras kepada pedagang pengecer atau pedagang antar daerah)

c. Responden untuk harga eceran adalah: 1) pedagang pengecer (harga penjualan kepada

konsumen)

2) konsumen (harga pembelian dari pedagang pengecer)

Jumlah responden yang diambil untuk setiap komoditi adalah 5 orang. Metode penentuan harganya adalah metoda rata-rata tanpa nilai ekstrim yaitu dengan menghilangkan nilai ekstrim tinggi dan rendah.

Sebagai contoh:

Responden A Rp. 2 100,-Responden B Rp.

(16)

1700,-Responden C Rp. 2150,-Responden D Rp. 2200,-Responden E Rp. 2500,-Harga yang terjadi adalah : (2100+2150+2200) : 3 = 2150

d. Responden untuk data produksi dan data tonase adalah:

Data produksi diperoleh dari Dinas Pertanian Propinsi/kabupaten dan data tonase diperoleh dari Dinas Pasar pada lokasi pengumpulan data harga grosir.

e. Responden untuk data biaya usaha tani adalah: 1) petani/poktan/gapoktan sebagai produsen

komoditas tanaman pangan.

2) pedagang sarana produksi (harga sarana produksi)

f. Responden untuk data biaya biaya pemasaran adalah:

1) petani/produsen komoditas TPH

2) pedagang pengumpul, pedagang grosir dan pedagang pengecer (semua pedagang yang terlibat dalam satu mata rantai pemasaran)

g. Responden untuk data supplier adalah: Data supplier diperoleh dari perusahaan pemasok yang bergerak di sub sektor tanaman pangan, gapoktan, dinas lingkup tanaman pangan daerah

(17)

(provinsi/kabupaten), instansi terkait maupun sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan kevalidan datanya.

J. Waktu dan Frekuensi

Waktu pencatatan data harga adalah pada saat transaksi jual beli paling ramai, dengan frekuensi pengumpulan data setiap hari kerja (Senin sampai Jumat).

Data produksi dikumpulkan dan dikirim setiap bulan, sedangkan data tonase/volume perdagang-an di pasar/lokasi pengumpulperdagang-an data, dikumpulkperdagang-an dan dikirim setiap minggu.

Data Analisa Usahatani dan Data Biaya Pemasaran dikumpulkanpada setiap akhir musim tanam (Musim Hujan/MH, Musim Kering I/MK I, Musim Kering II/MK II). Untuk data supplier dikumpulkan setiap bulan.

2.1.2. Pengiriman, Penyebarluasan dan Pelaporan Data A. Pengiriman Data

a. Pengiriman Data Harga

Data harga tingkat produsen dan eceran di sentra produksi (kabupaten/kota) serta harga tingkat grosir dan eceran di sentra konsumsi (ibukota provinsi) untuk komoditas yang dikembangkan pada sistem PIP-SMS Harga, dikirimkan setiap hari melalui:

(18)

1) Input data harga melalui webform entri data yang terdapat dalam alamat web:

untuk tingkat kabupaten:

aplikasi.pertanian.go.id/smshargakab/ dan untuk tingkat propinsi

aplikasi.pertanian.go.id/ smshargaprov/

(format pengiriman tercantum pada lampiran 4)

2) SMS Kementerian Pertanian dengan nomor 081380829555

b. Pengiriman Data Pasokan (Supply) Data supply yang dimaksud adalah :

1) Data produksi bulanan di tingkat kabupaten 2) Data produksi bulanan di tingkat provinsi

3) Data tonase mingguan di pasar tingkat kabupaten 4) Data tonase mingguan di pasar tingkat provinsi

Data supply dikirimkan melalui : 1) Input data supply melalui Email :

pasinves@gmail.com

c. Pengiriman Data Demand

Data demand yang dimaksud adalah :

1) Data demand mingguan di tingkat kabupaten 2) Data demand mingguan di tingkat provinsi

Pengiriman data demand dikirimkan melalui : 1) Input data demand melalui email:

(19)

d. Pengiriman Data Biaya Usaha Tani dan Biaya Pemasaran Data biaya usahata tani dan biaya pemasaran dikirimkan ke Subdit Pemasaran dan Investasi melalui Email: pasinves@gmail.com

e. Pengiriman Data Supplier

Data supplier baik ditingkat kabupaten/kota maupun propinsi dikirimkan setiap bulan pada minggu pertama ke Subdit Pemasaran dan Investasi, Direktorat Peng-olahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, melalui: e-mail ke: pasinves@gmail.com

B. Penyebarluasan Informasi

Di tingkat propinsi, data/informasi harga grosir, harga produsen dan eceran komoditas unggulan daerah bisa disebarluaskan

secara kontinyu melalui berbagai media daerah yaitu: a. Radio (RRI, Radio Pemda dan atau Radio Swasta) b. Surat Kabar, Tabloid, atau majalah

c. Papan Harga d. Website

Di tingkat pusat, data harga grosir dan produsen yang diterima dari Dinas Propinsi dan Kabupaten disebarluaskan secara kontinyu melalui:

a. Website:

b. Khusus untuk informasi harga sistem/metode SMS dapat dilihat pada :

1) Informasi harga di tingkat provinsi :

(20)

2) Informasi harga di tingkat kabupaten : http://aplikasi.pertanian.go.id/smshargakab/

C. Pelaporan

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa seluruh petugas PIP harus melaporkan data harga secara harian dan data produksi/tonase secara bulanan ke Pusat (Subdit Pemasaran dan Investasi, Dit. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan).

Petugas PIP juga harus mengirimkan Buletin Pemasaran atau Laporan Tahunan kepada Pusat PIP secara periodik (bulanan atau tahunan).

1) Jumlah/volume yang dibutuhkan (tonase) 2) Daerah asal produk

2.1.3. Kelembagaan PIP

Dalam melaksanakan kegiatan PIP diperlukan petugas khusus (Petugas PIP dan atau Pejabat fungsional APHP) yang secara rutin bertugas untuk mengumpulkan, mengolah serta menganalisa data informasi pasar.Petugas PIP dan atau Pejabat fungsional APHP adalah pegawai tetap pada Dinas Pertanian propinsi dan atau kabupaten pada Subdinas yang menangani kegiatan pemasaran.

Jabatan fungsional Analisis Pasar Hasil Pertanian (APHP) ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Analisa Pasar Hasil Pertanian Dan Angka Kreditnya.

(21)

Ketentuan pelaksanaan jabfung APHP diatur berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 59/PERMENTAN/OT.140/09/2012 dan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi tentang Jabatan Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian.

2.2. Sistem Pemantauan Stok

Beras telah menjadi bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terutama disebabkan beras telah semakin banyak diproduksi, tersedia dan mudah diperoleh di setiap saat dan setiap tempat. Dominasi beras dalam konsumsi pangan masyarakat dan kemudahannya dalam penyimpanan, distribusi dan penyajian, telah mendorong pemerintah dan masyarakat membangun cadangan pangan dalam bentuk beras atau gabah.

Cadangan pangan terutama beras merupakan komponen yang sangat penting dalam penyediaan pangan, karena dapat difungsikan sebagai stabilisator pasokan pangan pada saat produksi atau pasokan tidak mencukupi. Informasi mengenai stok beras ini sangat penting untuk mengetahui situasi ketahanan pangan, baik di tingkat rumah tangga maupun wilayah (kabupaten, propinsi, nasional). Informasi stok beras pemerintah relatif lebih mudah diperoleh karena dilakukan oleh instansi pemerintah (pada saat ini Bulog), sedangkan informasi mengenai stok gabah/beras di masyarakat lebih sulit diperoleh dan tidak tersedia secara rutin. Di sisi lain data stok ini sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan sektor pertanian karena menyangkut ketersediaan pangan di suatu wilayah.

(22)

Mengingat informasi tersebut sangat diperlukan oleh para pengambil kebijakan dalam mempertimbangkan apakah harus melakukan impor atau tidak, harus mendatangkan beras dari wilayah lain atau tidak, dan cadangan beras mencukupi atau tidak, maka diperlukan pemantauan stok gabah/beras. Untuk mengetahui stok gabah/beras di suatu wilayah perlu dilakukan survei. Namun demikian survei membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan pendugaan stok gabah/beras di suatu wilayah melalui pemantauan stok.

2.2.1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Mendapatkan data stok gabah/beras di rumah tangga petani dan penggilingan.

2. Menduga stok gabah/beras di wilayah sampel.

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :

1. Tersedianya data stok gabah/beras di rumah tangga petani dan penggilingan.

2. Tersedianya Sistem Aplikasi Pemantauan Stok.

3. Tersedianya total stok gabah/beras di wilayah sampel.

2.2.2. Ruang Lingkup

Pemegang stok gabah/beras di masyarakat terdiri dari : 1. Rumah tangga produsen padi.

2. Penggilingan padi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugianto et al. (1989), pemegang stok terbesar adalah rumah tangga produsen padi dan penggilingan padi, sehingga pemantauan stok ini

(23)

hanya dilakukan pada dua komponen pemegang stok gabah/ beras tersebut, yaitu rumah tangga petani produsen dan penggilingan padi.

2.2.3. Metodologi

A. Konsep dan Definisi a. Stok

Stok adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah atau swasta seperti yang ada di pabrik, gudang, depo, lumbung petani/rumah tangga dan pasar/pedagang, yang dimaksud sebagai cadangan dan akan digunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan (BPS, 2003). Secara umum pemegang stok gabah/beras dibagi menjadi dua yaitu : (1) Pemerintah dan (2) Masyarakat. Besaran stok di pemerintah relatif lebih mudah diketahui, sedangkan besaran stok di masyarakat tidak mudah untuk diketahui setiap saat. Untuk mengetahui dengan lebih obyektif dilakukan pemantauan melalui Sistem Aplikasi Pemantauan Stok.

b. Total stok di suatu wilayah

Secara matematis, ketersediaan beras secara nasional adalah produksi dalam negeri ditambah ekspor netto (import dikurangi ekspor) ditambah stok periode sebelumnya. Jika lingkupnya wilayah maka ketersediaan beras adalah produksi wilayah tersebut ditambah distribusi masuk dikurangi keluar dan ditambah stok periode sebelumnya. Beras

(24)

yang tersedia ini digunakan untuk kebutuhan dalam negeri yang terdiri dari konsumsi penduduk, bibit, industri pengolahan dan sebagainya. Sedangkan sisanya merupakan stok yang berada di pemerintah dan masyarakat (BPS, 2002).

c. Rumahtangga petani (produsen)

Rumah tangga petani (produsen) adalah rumah tangga dimana salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengusahakan tanaman padi dan melakukan panen, sehingga mempunya kontribusi terhadap produksi padi (BPS, 2004).

d. Stok gabah/beras di rumahtangga

Stok gabah/beras di rumahtangga adalah banyak-nya gabah/beras yang disimpan di rumah tangga baik untuk keperluan cadangan maupun untuk konsumsi sehari-hari (BPS dan BBKP, 2004).

e. Penggilingan

Penggilingan adalah perusahaan yang melakukan proses pengolahan padi mulai dari gabah menjadi beras. Penggilingan dimaksud adalah penggilingan yang selain melayani jasa pengolahan gabah menjadi beras juga melakukan pembelian/ penjual-an gabah/beras dengpenjual-an pihak lain, tidak termasuk penggilingan yang hanya melayani jasa pengolahan gabah menjadi beras saja.

(25)

f. Stok gabah/beras di penggilingan

Stok gabah/beras di penggilingan adalah banyak-nya gabah/beras yang disimpan di penggilingan dan dimiliki/dikuasai oleh perusahaan penggilingan. Tidak termasuk cadangan (stok) milik pihak lain yang menyimpan /menitipkan gabah/berasnya di penggilingan tersebut.

2.2.4. Cara Pelaksanaan

A. Parameter Yang Dipantau

Parameter Yang Dipantau

1) Harga Jual GKP (Gabah Kering Panen) (Rp./kg)/ GKG (Gabah Kering Giling) (Rp/kg) petani ke pengumpul atau ke penggilingan

2) Harga Pembelian GKP/GKG (Rp./kg) Penggilingan dari Pengumpul atau Petani.

Jual Gabah

Jual Gabah Jual Gabah & Beras

Pedagang/ Pengepul Petani Penggilingan Stok Gabah & Beras konsumen Pengecer Grosir

(26)

3) Harga Penjualan Beras (Rp./kg) Penggilingan ke Grosir/Pengecer.

4) Stok Gabah (kg) dan Beras (kg) di Rumah Tangga Petani.

5) Stok Gabah (kg) dan Beras (kg) di Penggilingan

Empat data yang tersebut diatas merupakan data input (n) yang dikirimkan melalui SMS, sedangkan data pendukungnya berupa jumlah populasi rumah tangga petani padi (N) dan jumlah populasi penggilingan (N). Dimana jumlah rumah tangga petani padi dapat diperoleh dari Sensus Pertanian tahun 2013, selanjutnya jumlah penggilingan bersumber dari Dinas Pertanian Kabupaten/ Propinsi.

B. Jumlah Sampel Rumah tangga Kelompok Tani dan Penggilingan

Jumlah sampel Rumah tangga petani (Ketua Kelompok Tani) dan penggilingan padi ditetapkan sekitar 25 sampel, terdiri dari 15 sampel rumah tangga petani (Ketua Ke-lompok Tani) dan 10 sampel penggilingan padi.

C. Jumlah Sampel Rumah Tangga ( RT) Petani

Untuk Rumah Tangga ( RT) Petani, responden yang diambil sampel adalah Ketua Kelompok Tani, dimana kriteria sampel rumah tangga petani dikelompokan berdasarkan kepemilikan lahan, terdiri dari RT petani yang memiliki = 0,5 ha; 0,5 – 1 ha; dan > 1 ha, masing-masing 5 sampel, sehingga berjumlah 15 sampel rumah tangan petani dalam satu kabupaten. Diharapkan sampel

(27)

dalam kabupaten berasal dari kecamatan yang berbeda.

D. Jumlah Sampel Penggilingan Padi

Untuk Penggilingan Padi, responden yang diambil sampel adalah pengelola penggilingan padi, dimana kriteria sampel penggilingan padi dikelompokan berdasarkan kapasitas giling yang terdiri dari Penggilingan Kecil (kapasitas giling < 1.500 kg gabah per jam), Penggilingan Sedang (kapasitas giling antara 1.500 kg – 3.000 kg gabah per jam); dan Penggilingan Besar ( kapasitas giling > 3.000 kg gabah per jam). Klasifikasi tersebut bersumber dari Buku Pedoman Pengumpulan Data Tanaman Pangan, Pusdatin. Untuk komposisi sampel sebagai berikut: 5 sampel penggilingan kecil, 3 sampel penggilingan sedang dan 2 sampel penggilingan besar. Diharapkan sampel dalam kabupaten berasal dari kecamatan yang berbeda.

E. Pengumpulan dan Pengiriman Data Stok

- Pengumpulan dan pengiriman data dilakukan pada tiap akhir bulan (stok akhir bulan, dimana stok akhir bulan dapat menggambarkan stok awal bulan) melalui SMS.

- Petugas pemantauan stok gabah/beras akan mendapatkan honor dan operasional pengumpulan dan pengiriman data.

- Data yang terkumpul ditingkat pusat akan diolah untuk dianalisis sehingga terlihat perkembangan stok gabah/beras di tingkat penggilingan dan rumah tangga petani.

(28)

- Pendataan terhadap stok di tingkat penggilingan padi dan rumah tangga petani dilakukan secara langsung oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian Propinsi dengan menggunakan kuisioner yang telah disusun.

(29)

G. Sample Kabupaten

Dalam setiap propinsi dipilih 3 (tiga) kabupaten sampel. Dimana pemilihan sampel kabupaten didasarkan pada tingkat produksi yaitu i). Kabupaten dengan tingkat produksi rendah; ii). Kabupaten dengan tingkat produksi sedang; iii). Kabupaten dengan tingkat produksi tinggi. Untuk mendapatkan pengelompokan tersebut mengguna-kan metode penentuan tingkat produksi.

Metode penentuan tingkat produksi adalah menetapkan kabupaten yang memiliki produksi tertinggi dan kabupaten yang memiliki produksi terendah.

Sebagai contoh:

Kabupaten A produksi sebesar 100.000 ton GKG Kabupaten B produksi sebesar 70.000 ton GKG Kabupaten C produksi sebesar 60.000 ton GKG Kabupaten D produksi sebesar 50.000 ton GKG

Kabupaten A merupakan kabupaten yang memiliki produksi tertinggi sebesar 100.000 ton GKG, dan kabupaten D terendah sebesar 50.000 ton GKG.

Untuk mengklasifikasikan kabupaten sampel, berdasar perhitungan : produksi tertinggi - produksi terendah = 100.000 ton – 50.000 ton = 50.000 ton; hasil selisih 50.000 ton dibagi 3 menjadi 16.666,67.

Dari hasil perhitungan tersebut menghasilkan klasifikasi sebagai berikut :

(30)

produksinya berada pada range 50.000 ton GKG – 66.666,67 ton GKG

ii). Kabupaten dengan tingkat produksi sedang, jika produksinya berada pada range 66.666,68 ton GKG – 83.333,35 ton GKG

iii). Kabupaten dengan tingkat produksi tinggi jika produksinya berada pada range 83.333,36 ton GKG – 100.000,03 ton.

2.2.5. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yang akan memetakan/menggambarkan lokasi penyebaran, keadaan stok gabah/beras dan kinerja serta pemasaran gabah/beras pada penggilingan terpilih.

Data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan prosentase dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik.

(31)

3.1. Sumber Dana

Sumber dana kegiatan PIP berasal dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Untuk dana APBN TA 2016, dana PIP dan pemantauan stok terdapat pada Pengembangan Pemasaran Hasil dan Investasi.

3.2. Kegiatan di Provinsi

a. Koordinasi pelayanan informasi pasar dan Pemantauan Stok Belanja pengiriman surat dinas pos pusat

- Pengiriman laporan ke pusat

Belanja bahan

- Alat tulis kantor - Seminar kit

- Spanduk

- Penyusunan laporan koordinasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP)

- Konsumsi Rapat pemantauan stok tanaman pangan - Penyusunan laporan pemantauan stok tanaman pangan

Belanja barang non operasional lainnya

- Fasilitasi pengiriman data, pulsa dan langganan internet

Honor output kegiatan - Honor panitia

- Operasional pengumpulan dan pengiriman data pemantauan stok

(32)

Belanja jasa profesi - Honor narasumber - Honor moderator

Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

- Pertemuan koordinasi pembina/petugas PIP (40 org x 2 Hari)

Belanja perjalanan biasa

- Perjalanan dalam rangka pemantauan stok

b. Melaksanakan Pengembangan Informasi Harga

Belanja bahan

- ATK, komputer, supplies, penggandaan dll

Honor output kegiatan

- Operasional pengumpulan dan pengiriman data - Operasional entry dan pengolahan data

Belanja Barang Non Operasional Lainnya

- Penyusunan dan pengiriman data base harga, biaya pemasaran

- Penyebaran Informasi Pasar Melalui Media masa - Penyusunan Buletin Informasi Pasar

Belanja perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota - Pembinaan ke Kabupaten

- Pertemuan Koordinasi PIP tingkat nasional (Pembina dan Petugas PIP)

(33)

3.3. Kegiatan di kabupaten

Melaksanakan Pengembangan Informasi Harga

Honor output kegiatan

- Operasional pengumpulan dan pengiriman data - Operasional entry dan pengolahan data

Belanja Barang Non Operasional Lainnya

- Penyusunan dan pengiriman data base harga, biaya pemasaran

Belanja perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota - Pengumpulan data ke lokasi

- Pertemuan Petugas PIP tingkat nasional

3.4. Uraian Penggunaan Dana

Uraian tentang penggunaan dana diatas, adalah sebagai berikut:

a. Belanja pengiriman surat dinas pos pusat, merupakan biaya yang digunakan untuk mengirimkan laporan ke pusat.

b. Belanja bahan, merupakan biaya yang digunakan untuk membeli bahan yang digunakan dalam kegiatan pelayanan informasi pasar dan pemantauan stok.

c. Belanja barang non operasional lainnya, merupakan biaya yang digunakan untuk pembelian data internet dan pulsa. d. Honor output kegiatan, merupakan biaya yang digunakan untuk panitia pertemuan koordinasi pembina/petugas PIP dan honor bagi petugas pengumpulan dan pengiriman data informasi pasar dan pemantauan stok.

(34)

honor narasumber dan moderator dalam pertemuan koordinasi pembina/petugas PIP.

f. Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota, Merupakan biaya yang digunakan untuk melaksanakan pertemuan koordinasi petugas/pembina PIP.

g. Belanja perjalanan biasa, merupakan biaya yang digunakan untuk pemantauan stok gabah/beras ke daerah.

(35)

4.1. Pengendalian

Untuk suksesnya kegiatan ini, diperlukan upaya pengendalian pelayanan informasi pasar dan pemantauan stok. Kegiatan pengendalian dilakukan dengan cara :

1. Melakukan sosiaslisasi petunjuk teknis pelayanan informasi pasar dan pemantauan stok kepada pembina dan petugas informasi pasar seluruh Indonesia.

2. Mencetak dan menyebarluaskan petunjuk teknis pelayanan informasi pasar dan pemantauan stok ke seluruh Indonesia.

3. Melakukan monitoring pelaksanaan pelayanan informasi pasar dan pemantauan stok ke daerah-daerah.

4.2. Evaluasi

Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan pada akhir tahun anggaran dengan melihat efektifitas pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

4.3. Pelaporan

Pelaporan dilaksanakan pada akhir tahun anggaran

BAB IV. PENGENDALIAN, EVALUASI

DAN PELAPORAN

(36)

Pedoman Teknis Pelayanan Informasi Pasar dan Pemantauan Stok gabah/beras merupakan acuan dalam melaksanakan kegiatan PIP pada Dinas lingkup Pertanian baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini dapat menyamakan persepsi para petugas dan pembina PIP sehingga tercipta sistem pelayanan informasi pasar yang cepat, tepat, akurat, lengkap, kontinyu dan up to date. Dengan demikian diharapkan jaringan informasi pasar di pusat dan daerah akan semakin kuat dan pelayanan informasi pasar yang cepat, lengkap, tepat sasaran dan waktu serta berkesinambungan dapat terlaksana sehingga peningkatan kegiatan pemasaran hasil komoditas pertanian bagi masyarakat luas khususnya stake holder terkait dapat terwujud.

(37)

1. Ir. Resfolidia (HP. 0813-1149-2631))

2. Ir. Mochamad Amir, ME (HP. 0813-1147-7898) 3. Tiurmauli Silalahi, SP. MM (HP. 0821-6122-2169) 4. Maretsum Simanulang (0821-1040-1006)

5. Mumu Toha Muslim (HP. 0812-9086-2922)

6. Nurihyatun Sardjono, SP., MT (HP. 0878-7311-2757) 7. Riri Kumaladewi, SP. (HP. 0812-4200-7037)

8. Maya Puspita Sari, SE (HP. 0813-1542-0600) 9. Vivi Jayanti M., SP. (HP. 0813-5288-1220)

10. Aris Puji Sunarso, STP. MEng. (0812-1018-2002 ) 11. Simon, MM (HP. 0812-9888-9833)

12. Robinson Sinambela, ST. (HP. 0813-1647-4308 ) 13. Indah Pratiwi, AMd. (HP. 0852-1100-8302)

(38)
(39)

Lampiran 1. Formulir Input Data Pasokan (Supply) dan Permintaan (Demand) 2. Fo rm at In fo rm asi su pp ly -d em an d Ju m la h Pa so ka n (T on ) Asa l D ae ra h Pa so ka n Tu ju an Pe ng iri m an Ju m la h Pe ng iri m an Ke te ra ng an : -Tu ju an P en gi rima n bi sa me lip uti : Pe ru sa ha an P en go la ha n, E ks po rti r, Re stor an , d ll Su pp ly De m an d N o. Ko m od iti

(40)

Lampiran 2. Formulir Analisa Biaya Usaha Tani

No. Uraian Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

I PENGELUARAN

A. Tenaga Kerja

1 Pengolahan tanah s/d siap tanam ha 2 Penanaman hkp 3 pemeliharaan

Memupuk hkp

Menyiang hkw Pengend.hama dan penyakit hkp Penyiraman hkp

4 Panen hkp

5 Pasca Panen (Penjemuran) hkw

Jumlah A. B. Sarana Produksi 1 Benih/bibit kg 2 Pupuk (Anorganik) - Urea tablet/prill kg - SP-36 kg - ZA kg - NPK kg 3 Pupuk Organik/Kandang/Hijau kg 4 Pestisida Cair liter

Jumlah B

C. Lain-lain Pengeluaran

- Sewa lahan Ha

Jumlah C

Total Pengeluaran / Biaya Produksi (I=A+b+C) II. PENERIMAAN / OUTPUT

Nilai Produksi/Penerimaan (II) kg III. ANALISIS BIAYA USAHA TANI

- Keuntungan (U) = II-I - R/C ratio = (II/I) - B/C ratio = (U/I) - BEP 1) harga 2) produksi Volume

(41)

Lampiran 3. Formulir Analisa Biaya Pemasaran No. Harga (Rp/Kg) Biaya (Rp/Kg) Profit Margin Persentase (%)

I Harga tingkat Petani 13,500 67.50

II Harga Pedagang Pengumpul 15,000 75.00

a ongkos angkut 100.00 0.50 b ongkos bongkar/muat 100.00 0.50 c ongkos pengemasan 100.00 0.50 d biaya susut 750.00 3.75 e retribusi 50.00 0.25 400.00 2.00 1,500 7.50

III Harga Pedagang Antar Daerah 17,000 85.00

a ongkos angkut 100.00 0.50 b ongkos bongkar/muat 100.00 0.50 c ongkos pengemasan 100.00 0.50 d biaya susut 850.00 4.25 e retribusi 50.00 0.25 800 4.00 2,000 10.00

IV Harga Pedagang besar / grosir 18,500 92.50

a ongkos angkut 50.00 0.25 b ongkos pengemasan 100.00 0.50 c biaya susut 555.00 2.78 d retribusi 50.00 0.25 745 3.73 1,500 7.50

V Harga Pedagang Pengecer 20,000 100.00

a ongkos angkut 100.00 0.50 b ongkos bongkar/muat 100.00 0.50 c ongkos pengemasan 100.00 0.50 d retribusi 50.00 0.25 1,150 5.75 1,500 7.50

Total Biaya Penanganan 3,405 17.03

Total Keuntungan 3,095 15.48

Margin Pemasaran 6,500 32.50

(42)
(43)

Referensi

Dokumen terkait

5 Adalah perkiraan investasi dalam rangka pencapaian target 100% bidang air minum dan sanitasi. Dengan adanya perkiraan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mempersiapkan

Adanya salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kabupaten/kota yang memuat anggaran BLM APBD untuk Paket Pamsimas HIK dengan nilai tidak kurang dari yang

5) perwakilan BPSPAMS (untuk desa yang pernah mendapatkan program Pamsimas).. Masa tugas Tim Penyusun Proposal berakhir setelah proses seleksi proposal selesai yang ditandai

7) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial pemanfaatan tanah saat ini. Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan

Definisi operasional: telah terintegrasinya data rekam medis antara rumah sakit rujukan nasional dan atau rumah sakit rujukan regional termasuk rumah sakit rujukan

- Rapat akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di lokasi yang akan ditetapkan kemudian oleh Tim Pusat untuk memfasilitasi koordinasi dan konsultasi antara

yang dianggap kurang logis dikaitkan dengan karakteristik mata pelajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD dalam silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun

Target outcome yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian tahun 2014 adalah meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu