Pelarut dan Kesehatan di
Lingkungan Kerja
Definisi pelarut
materi yang berfungsi untuk
melarutkan
materi lain, dapat berbasis
air
atau
senyawa
organik
Ai
Air :
mengandung asam, alkali, deterjen
Senyawa organik :
contoh: dry cleaning, thinner cat, pembersih
mesin tik, desktop, pelarut pestisida,
penghilang lemak dan minyak, pengekstrasi
PELARUT DALAM
INDUSTRI
KESEHATAN :
Keracunan karena pelarut bersifat
toksik
toksik
KESELAMATAN :
Pelarut sebagai penyebab
kebakaran/kecelakaan
Gangguan Terhadap
gg
p
Kesehatan
Senyawa Toksik
Senyawa yang memberikan efek
negatif terhadap kesehatan manusia
atau mahluk hidup lainnya (hewan,
tumbuhan dll)
tumbuhan, dll)
Efek toksik – fungsi dari:
Sifat senyawa
Jumlah yang masuk/dosis
Portal of Entry
Portal of Entry
Resistensi Individu
Portal of Entry
Oral/Mulut (sistem pencernaan)
Inhalasi
Inhalasi
Absorpsi (kulit)
Suntikan
ORAL
Mulut
Kerongkongan
Lambung
Lambung
Usus Halus
Usus Besar
Ekskresi
Senyawa kimia terinhalasi –
bentuk:
Gas:
Senyawa kimia dimana molekul2nya bergerak bebas
dalam ruang terbatas pada tekanan dan temperatur
normal
Vapor (uap):
Fasa gas suatu senyawa kimia dimana pada
Temperatur dan Tekanan Normal berbentuk cairan
atau padatan vapor pressure
Aerosol:
suspensi partikel solid atau tetesan cairan dalam
media gas: dust, mist, fume, fog, fiber, smoke dan
smog
INHALASI
ABSORPSI melalui KULIT
Faktor2 t l j Ukuran molekul Derajat Ionisasi penentu laju absorpsi Kelarutan
dalam lemak Kelarutandalam air
Struktur kulit manusia
Efek Senyawa Toksik
Akut:
paparan sekaligus konsentrasi tinggi
efek segera iritasi – kematian
Kronik:
paparan konsentrasi rendah dalam
waktu lama akumulasi senyawa
toksik gangguan kesehatan
Dosis dan Respons
Dosis:
jumlah senyawa kimia yang masuk ke
dalam tubuh
Respons:
efek atau
respons tubuh: sakit atau
kematian
Dosis
Dose Threshold :
dosis minimum yang menghasilkan efek terukur
L th l D
Lethal Dose:
dosis yang dapat menyebabkan kematian
Lethal Concentration:
konsentrasi terinhalasi yang dapat
menyebabkan kematian
Standard dan Batas
NAB (NILAI AMBANG BATAS)
Paparan
Threshold Limit Values
Konsentrasi senyawa kimia dalam
udara, dimana pada konsentrasi
tersebut hampir seluruh pekerja yang
terpajan dari hari ke hari selama
d l
d
dalam waktu kerja tidak akan
mengalami efek merugikan
kerentanan perseorangan sangat
bervariasi ada pekerja (%-ase kecil) yang
mengalami gangguan pada konsentrasi
dibawah atau pada nilai TLV
Threshold Limit Values
3 kategori TLV:
1.
Time-weighted average (TWA)
2.
Short-term exposure limit (STEL)
3.
Ceiling (C)
Threshold Limit Values
Time-weighted average:
Nilai pajanan senyawa toksik harian tanpa menimbulkan
efek merugikan terhadap pekerja (8 jam/hari dan 40
jam/minggu)
T
C
T
C
T
C
8
...
2 2 1 1T
C
T
C
nT
nC
TWA
C1= Konsentrasi senyawa pada waktu T1
T1= Paparan perioda waktu pertama selama 8 jam kerja
C2= Konsentrasi senyawa pada waktu T2
T2= Paparan perioda waktu kedua selama 8 jam kerja
Cn= Konsentrasi senyawa pada waktu Tn
Tn= Paparan perioda waktu ke-n selama 8 jam kerja
Threshold Limit Values
Short-term exposure Limit (STEL):
Konsentrasi pajanan yang dapat diterima menerus
oleh pekerja selama maks 15 menit tanpa efek.
tidak boleh dilampaui pada waktu kapan saja
selama hari kerja walaupun 8 jam TWA masih
selama hari kerja, walaupun 8 jam TWA masih
memenuhi TLV-TWA, TLV konsentrasi tanpa
efek: iritasi, kerusakan jaringan , narcosis , dll
Ceiling:
Nilai maksimal pajanan yang tidak boleh
dilampaui baik dalam waktu pendek dan untuk
alasan apa pun
Short-term exposure Limit
(STEL)
konsentrasi STEL dalam satu
hari tidak boleh terjadi lebih dari
4 kali dengan jeda min 60 menit
g
j
MSDS
Material Safety Data Sheet
, memuat:
General information
: produsen, alamat, telp, emergency
contact
Hazardous Inggredients
: nama kimiawi,
Karakteristik fisik dan kimia:
karakteristik penguapan serta
kandungan senyawa
Fire and explosive hazard data
:
Data reaktivitas
: stabilitas senyawa
Bahaya kesehatan:
simptom, pertolongan pertama
Safe handling and use
: penyimpanan, pembuangan
Control measure
SOLVENT
Definisi Klasifikasi Efek Potensi Bahaya PROSEDUR AmanKLASIFIKASI PELARUT
Ada 2 sistem pelarut:
1. Pelarut aqueous: berdasar air; berisikan asam, basa,
deterjen, dll.
2. Pelarut non aqueous: pelarut organik
Contoh: nafta, spiritus, bensin, terpentin, benzene, alkohol, dan
trikloroetilen
Klasifikasi pelarut organik:
Klasifikasi pelarut organik:
- hidrokarbon alifatik, alisiklik, aromatik
- hidrokarnon terhalogenasi
- keton, alkohol, eter
Penilaian thd pelarut diketahui melalui rumus molekul dan
toksisitasnya
Pelarut dapat berupa campuran berbagai zat organik
SOLVENT
CLASSIFICATION
Berbasis Air (Aqueous)
Berbasis Bukan Air (Non-Aqueous)
Organik
HC Aliphatic HC Cyclic HC Aromatic HC Halogenated Alcohol Ketone EtherEfek
1.
Fisiologis: sangat variatif
2.
Bahaya potensial
3
Kebakaran dan eksplosi
3.
Kebakaran dan eksplosi
4.
Pencemaran udara
Pengaruh terhadap
kesehatan pekerja
• Larutan encer: pedih dengan waktu
pemaparan yang lama, infeksi kulit bila
kontak langsung
kontak langsung.
• Pelarut organik (melalui uapnya): pada
umumnya mudah menguap,
menimbulkan gangguan pada
pernafasan, keracunan yang
mempengaruhi sistem syaraf, tergantung
dari derajat penguapan.
SOLVENT
HC Aliphatic
HC Cyclic
HC Aromatic
Hexane, Benzine, Mineral spirits
Major Classes of Common
Organic Solvents
Cyclohexane, Turpentine Benzene, Toluene, Xylene
HC Halogenated
Alcohol
Ketone
Ether
Tetrachloromethane (CCl4), 1,1,1, trichloroethane
Methanol, Ethanol, Propanol Methyl ethyl ketone, Acetone
Ethyl ether, Isopropyl ether, Ethylene glycol monoethyl ether
SOLVENT
HC Aliphatic
HC Cyclic
HC Aromatic
Hexane, Benzine, Mineral spirits
HEALTH EFFECT
Depresi susunan saraf pusat, dermatitis,
Umumnya inert, paling tidak reaktif
HC Halogenated
Alcohol
Ketone
SOLVENT
HC Aliphatic
HC Cyclic
HC Aromatic
HEALTH EFFECT
Efek hampir sama dengan aliphatic, hanya tidak terlalu inert.
Efek utama adalah dermatitis Berbagai HC cyclic yang terinhalasi dapat dimetabolisme Cyclohexane, Turpentine
HC Halogenated
Alcohol
Ketone
Ether
oleh tubuh menjadi zat yang kurang toksik.
SOLVENT
HC Aliphatic HC Cyclic HC AromaticHEALTH EFFECT
Benzene sangat toksik terhadap jaringan pembuat sel darah, Toluena dan xylena yang tercampur metil-etil-keton dapat menyebabkan mual dan pusing. Pada hewan percobaan, kerusakan dapat terjadi pada eksposur pertama, Benzene dapat diabsorpsi lewat k lit d i h l i Ol h k Benzene, Toluene, Xylene
HC Halogenated
Alcohol
Ketone
Ether
kulit dan inhalasi. Oleh karena itu, seringkali dilarang dipakai bila pencucian menyebabkan terjadinya kontak kulit dan inhalasi.
HC Aromatic cair menyebabkan iritasi lokal dan vasodilatasi (pelebaran saluran darah). Bila terinhalasi dalam jumlah banyak akan terjadi kelainan paru-paru yang parah.
Efek lain: dermatitis & SSP
SOLVENT
HC Aliphatic
HC Cyclic
HC Aromatic
HEALTH EFFECT
Efek bergantung pada Halogen yang terikatnya. Yang paling toksik: CCl4dengan efek
terhadap ginjal, hati, SSP, dan pencernaan. TLV: 10 ppm, Eksposur kronis CCl4
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Trifluorotrikloro-etan di lain pihak, toksisitasnya rendah (TLV 1000 ) K HC Halogenated Alcohol Ketone Ether (TLV: 1000 ppm). Karena sifatnya yang tidak mudah terbakar dan toksisitas rendah, maka digunakan secara umum sebagai substitute material yang lebih berbahaya.
HC terklorinasi umumnya lebih toksik daripada HC terfluorinasi. Taraf toksisitas HC terklorinasi: menengah. Trikloro-etilen-> SSP, dermatitis, kerusakan hati, perubahan kepribadian pernah dideteksi. Tetrachloromethane (CCl4), 1,1,1, trichloroethane
SOLVENT
HC Aliphatic HC Cyclic HC AromaticHEALTH EFFECT
Sangat berpengaruh thd SSP dan hati.
Methanol menyebabkan gangguan ketajaman penglihatan, dimetabolisme secara lambat, dan menghasilkan metabolit yang juga toksik. Oleh karenanya,
HC Halogenated
Alcohol
Ketone
Ether
juga toksik. Oleh karenanya, methanol >>toksik ethanol Ethanol: cepat diuraikan dan diubah menjadi CO2, mrp alcohol
yang paling tidak toksik. Propanol lebih toksik, mudah termetabolisme menjadi metabolit yang >> toksik.
Homolog yang lebih tinggi akan lebih iritatif dan toksik dibanding dengan homolog yang lebih rendah.
Methanol, Ethanol, Propanol
SOLVENT
HC Aliphatic
HC Cyclic
HC Aromatic
HEALTH EFFECT
Iritatif terhadap mata, hidung, tenggorokan. Karenanya tidak
HC Halogenated
Alcohol
Ketone
Ether
diperkenankan dalam penggunaan konsentrasi tinggi. Metil-etil-ketone bersama dengan toluena & xylena vertigo & mual Konsentrasi rendah: gangguan pada kemampuan penilaian (judgement).
Keton aliphatic yang jenuh: mudah diekskresikan dan jarang menimbulkan efek sistemik. Methyl ethyl ketone, Acetone
SOLVENT
HC Aliphatic HC Cyclic HC AromaticHEALTH EFFECT
Bersifat anestetik. Bahayanya disebabkan adanyaHC Halogenated
Alcohol
Ketone
Ether
Bahayanya disebabkan adanya kecenderungan berubah menjadi peroxide yang explosif. Ether terhalogenasi juga lebih toksik.
Ether glycol efeknya terhadap otak, darah, jantung, mudah diserap lewat kulit dan menimbulkan efek saraf termasuk perubahan kepribadian. Etilen glikol mono-etil-eter jarang menimbulkan efek buruk. Ethyl ether, Ether glycol,
SOLVENT
TOKSISITASPOTENSI ‘HAZARD’
TEKANAN UAP KEADAAN VENTILASI KONSENTRASI DI UDARALOWER EXPLOSIVE LIMIT LOWER EXPLOSIVE LIMIT
AUTO IGNITION TEMPERATURE
FLASH POINT
Organic liquids
Substance Vapor
hazard
(a)TLV
Gasoline 176 500
Carbon tetrachloride 14,170 10
Turpentine 66 100
… in order of vapor hazard ?
Phenol 132 5
Benzene 5,000 25
(a) Ratio (ppm/ppm) of equilibrium vapor
concentration at 25
oC to the TLV
Organic liquids arranged in
order of vapor hazard
Substance Vapor
hazard
(a)TLV
Carbon tetrachloride 14,170 10
Benzene 5,000 25
Gasoline 176 500
Phenol 132 5
Turpentine 66 100
(a):
Ratio (ppm/ppm) of equilibrium vapor concentration at
25
oC to the TLV
SOLVENT
TOKSISITAS ?
TLV: 500 ppm vs 350 ppm ?
TEKANAN UAP
VHR: 1080 vs 300 ?
KEADAAN VENTILASI
?
KONSENTRASI DI UDARA
Tinggi vs rendah ?
SOLVENT
LOWER EXPLOSIVE LIMIT ?
LEL / LFL ?
AUTO IGNITION TEMPERATURE
800
OF VS 1100
OF ?
FLASH POINT
109
OF VS 91
OF ?
Kebakaran dan
eksplosi
Tidak terjadi bila:
Ventilasi cukup
Digunakan pelarut yang tidak mudah
g
p
y
g
terbakar (FP > 140 F) dan tidak ada
sumber api
Fire and explosion
PELARUT MUDAH
TERBAKAR
Pelarut dengan FP < 200 F/93 C dibagi:
Kelas I
: <100 F/38 C
Kelas II
: >100 F/38 C dan <140 F/60 C
Kelas III: > 140 F/60 C tetapi <200 F/93 C
Flash Point: temperatur terendah dimana ia menguapkan cukup
banyak uap yang bercampur dengan udara menjadi campuran
banyak uap yang bercampur dengan udara menjadi campuran
yang mudah terbakar apabila sumber api didekatkan pada
permukaannya
Peralatan mengukur FP:
Tag/taguliabue Closed Tester: FP <175 F/66 C, kecuali fuel oil
The Pensky-Martens Closed Tester: FP antara 150 F/66 C
sampai 230 F/110 C, untuk fuel oil
Cleveland Open Tester
Tag open Tester
Flammable Mixtures NonFlammable Mixtures
Upper Flammable Limit (UFL) r-a ir concent rat ions A B NonFlammable Mixtures
Lower Flammable Limit (LFL) Flash Point Temperature Com bust ibl e v a po r C
Flammable/Explosive Range
Flammable range (FR): batas konsentrasi
terlalu sedikit dan konsentrasi diatas FR
(terlalu pekat) diantara batas ini api akan
terus menyala (self sustaining)
Lower Explosive Level (LEL) dan Upper
Lower Explosive Level (LEL) dan Upper
Explosive Level (UEL)
Hati-hati bila asalnya diatas UEL, dengan
adanya ventilasi bisa masuk ke range yang
yang akan terbakar
Container
Drum penyimpan, dispenser harus:
- jauh dari api
- jauh dari cahaya matahari
- dilengkapi spring-action cover:
mengeluarkan uap yang berlebih
tekanan tidak tinggi
- diberi label
- dicek label vs isinya
Bonding & Grounding
Transfer liquid from one to another may
produce voltage potential resulting in
static spark capable of igniting flamable
vapors
vapors
Dispensing and receiving container
shuold be bonded (metal to metal)
together before pouring
Large container should be grounding
Bonding and
Grounding
Waste Disposal
Semua material yang sudah terendam
flammable liquid harus disimpan di
tempat khusus terbuat dari metal,
i t t
lf l
i
mempunyai tutup yang self-closing,
berlabel, untuk jenis buangan tertentu
Wadah/container
Wadah pelarut yang flammable biasanya
berukuran 55 gallon dan 5 gallon untuk
pemakaian rutin
Wadah harus memenuhi standar Interstate
Commerce Commission (ICC) untuk
Commerce Commission (ICC) untuk
transportasi
Buangan dibuang ke tempat yang sudah
ditentukan untuk di-insenerasi atau
dikumpulkan oleh yang berwenang mengolah
dan membuang sampah B3
Pengusaha ini sering sama dengan supplier
Pengendalian kebakaran
Tentukan UEL dan LEL serta efeknya terhadap
kesehatan
Data untuk pengendalian:
- sifat fisika kimia
- jumlah uap yang dilepaskan
jumlah uap yang dilepaskan
- sumber api
- temperatur pada berbagai operasi
- laju ventilasi
- konstruksi bangunan
Ahli K3 konseultasi dengan berbagai ahli:
kemungkinan sumber api dari listrik, api terbuka, dll.,
cara handling, pemeliharaan lingkungan aman
Lisensi lingkungan panas
‘Hot work permit’: penggunaan api terbuka dan
temperatur tinggi ada program
Prosedur aman program ‘Hot work permit’:
- inspeksi ruangan
k b k
- pengawas kebakaran
- peralatan kebakaran
- komunikasi dan koordinasi berbagai departemen
- isolasi berbagai sumber api
- Cegah semua sumber api dan percikan/spark
Ada formulir berbentuk ‘tag’
SOLVENT
SELEKSI PELARUT
PROSEDUR AMAN
ISOLASI DAN VENTILASI
RESPIRATOR
CEGAH KONTAK KULIT
PORTABLE SAFETY CONTAINER PORTABLE SAFETY CONTAINER
BONDING AND GROUNDING
WASTE DISPOSAL
CONTAINER
PENGENDALIAN KEBAKARAN/EKSPLOSIF
HOT WORK PERMIT
Prosedur pemeliharaan
kesehatan dan
keselamatan kerja
•
Pemilihan pelarut
Penggantian pelarut yang efek bahaya lebih kecil (VHR), larutan
pembersih xylene lebih aman daripada benzene, juga toluen (untuk
hal khusus yang memerlukan daya penguapan besar), air paling
baik
baik.
•
Perlindungan alat, ventilasi dan alat pernafasan
Jalur utama adalah paru-paru untuk masuk ke dalam tubuh melalui
darah, diperlukan ventilasi yang dipasang pada daerah pernafasan
atau respirator.
•
Perlindungan terhadap kontak langsung
Kontak langsung yang dapat menimbulkan penyakit kulit
(dermatitis), dapat terjadi akibat pencelupan, percikan tumpahan,
perlindungan yang paling sesuai adalah sarung tangan/pakaian
pelindung.
Ventilasi (lokal)
Health and Safety Procedure
Addition_Solvent
Responsibility of health and safety
personnel
Solvent selection
Solvent selection
Enclosure and ventilation
Respirators
Skin contact and protection
Responsibility of Health and
Safety Personnel
(
Health and Safety Procedure)
Some solvents like benzene, carbon
tetrachloride, and methyl alcohol can be
absorbed in amounts sufficient to cause
physiological injury.
The most effective way and often the only way
to prevent it is to keep the solvent off the skin.
Using mechanical handling devices, using
impermeable protective clothing: face shields,
gloves.
Responsibility of Health and
Safety Personnel
(Health and Safety Procedure)
The other major hazard from solvents is contact
with the skin.
Dermatitis is the leading ind strial disease
Dermatitis is the leading industrial disease.
Contact with the skin occurs through direct
immersion, splashing, spilling, solvent-soaked
clothing, improper gloves, and contact with
solvent-wet objects.
Responsibility of Health and
Safety Personnel
(Health and Safety Procedure)
Barrier cream have also been used successfully
both in conjuction with gloves and without
gloves.
they are not a substitute for gloves, but if gloves
are not cared for properly the barrier cream may
be the better protection useful for minor
contact with a solvent.
Good personal hygiene. Spills and splashes
should be removed immediately with soap and
water.
Enclosure and Ventilation
(Health and Safety Procedure)
The major portal of entry for solvents into the
body is the lungs.
The first and most effective way of preventing
The first and most effective way of preventing
this is to keep the solvent out of the breathing
zone. This is done by using LEV.
Ventilation must be considered for any process
utilizing solvents. Even storage requires
adequate general ventilation to prevent
accumulation and build up of flammable or toxic
concentration.
Respirators
(Health and Safety Procedure)
Not be used as a regular means of protection
against solvents because there are too many
limitations.
Emergency or back up protection only.
Conditions producing concentrations of vapors
high enough to be of toxicological significance.
Limitations of leakage, surface contamination,
need for adequate oxygen.
Pencegahan
Ada beberapa cara pencegahan yang dapat
dilakukan, yaitu:
• Kontrol teknik
• Kontrol teknik
• Pendidikan
• Tes penempatan kerja
• Klinik dan tempat perawatan
Kontrol Teknik
Merencanakan proses industri yang sedapat mungkin
menghindari/mengurangi kontak langsung pekerja
dengan bahan-bahan yang digunakan.
Pendidikan
Para pekerja harus diberi informasi tentang
bahan-bahan yang berbahaya bagi kulit, yang sering digunakan
dan bagi mereka harus ditanamkan pengertian untuk
dan bagi mereka harus ditanamkan pengertian untuk
menghindari kontak langsung dengan bahan-bahan
tersebut.
Menjaga kebersihan tubuh merupakan salah satu
pencegahan terbaik untuk mengurangi kerusakan pada
kulit dan sebaliknya jika bekerja memakai pakaian kerja.
Pencegahan (2)
Alat perlindungan
Seperti: - sarung tangan karet
-
penutup muka
-
sepatu boot
- cream pelindung
- kaca mata
- sabun basa
Tujuannya untuk mengurangi kontak langsung antara bahan
dengan kulit.
Test penerapan pekerja
Test ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kulit pekerja
sehingga dapat disesuaikan dengan lingkungan kerja yang akan
dihadapinya.
Klinik dan tempat perawatan
Pekerja yang mengalami kerusakan pada kulitnya harus
segera dikirim ke klinik untuk mendapatkan pertolongan,
sehingga mencegah kesukaran yang lebih parah
.
Chemical effects
No protection from toxic fume
Local exhaust
Tgl 21 Feb 07. Perusahaan tempat saya bekerja terjadi
ledakan disalah satu mesin-nya (OSP Machine - Wet
Process) tepatnya tanggal 20 Feb 07 jam 11.05.
Chemical yang digunakan : Campuran H
2SO
4, H
2O
2dan
H
2O plus aditif. Satu korban meninggal dunia.
Mengapa bisa terjadi ledakan sedahsyat itu (barangkali
Case…
yang perusahaannya di sekitar Rancaekek
mendengarnya, mirip kaya bom) kenapa bisa terjadi
ledakan.
Peroksida adalah salah satu oksidator kuat. dalam suasana asam dia
akan mengoksidasi apa aja. bahkan di limbah bisa menurunkan nilai
COD.