V.
V. PEMBAHASANPEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari mengenai pengemasan Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari mengenai pengemasan bah
bahan an panpangganan. . SetelSetelah ah mmelelakuakukan kan praktipraktikukum m iinnii, , mmaka aka praktipraktikan kan akan akan dapatdapat mengetahui berbagai macam bahan pengemas dan bentuk pengemas, mengetahui berbagai macam bahan pengemas dan bentuk pengemas, mendeskripsikan sifat-sifat berbagai bahan pengemas dan menerapkan konsep mendeskripsikan sifat-sifat berbagai bahan pengemas dan menerapkan konsep pen
penggememasan asan daldalam am kehkehiidudupan pan sehsehariari-hari-hari..
Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum ia Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum ia mengalami proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk mengalami proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan usia pakai dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan mempertahankan usia pakai dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui proses pengemasan. Pengemasan merupakan suatu usaha yang adalah melalui proses pengemasan. Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertu
bertujujuan an uunntutuk k mmeleliinndudunnggi i bahbahan an panpanggan an dari dari penpenyyebab-penyebab-penyebab ebab kerukerusakansakan bai
baik k ffiisisik, k, kikimmiia, a, bibiolologogiis s mmauaupupun n mmekanekaniis, s, sehsehiinngggga a dapat dapat samsampai pai ke ke tantangganan konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Selain itu, pengemasan juga konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Selain itu, pengemasan juga merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pan
panggan an dan dan dendenggan an demdemiikikian an mmemembubututuhhkan kan pempemiikikiran ran dan dan perhperhatiatian an yyanang g llebiebihh besar dari pada y
besar dari pada yanang g bibiasanasanyya a didiketahketahuiui..
Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan produ
produk k panpanggan an dan dan kemkemasan asan produproduk k nnon on panpangganan. . KemKemasan asan produproduk k panpangganan umumnya menuntut jaminan keamanan lebih daripada kemasan produk non umumnya menuntut jaminan keamanan lebih daripada kemasan produk non pan
pangganan. . KemKemasan asan mmeruerupakan pakan hhasiasil l desaidesain n yyanang g mmeieipupui i bahbahanan, , benbentutuk, k, dan dan tutututupp kemasan. Kemasan direncanakan untuk menempatkan bahan pangan baik dalam kemasan. Kemasan direncanakan untuk menempatkan bahan pangan baik dalam kead
keadaan aan segar atau setelah mensegar atau setelah mengalami galami pengpengolaholahaan.n.
Pengemasan bukan merupakan proses yang tersendiri, yang terpisah dari Pengemasan bukan merupakan proses yang tersendiri, yang terpisah dari proses
proses penpenggololahahan an mmakanakananan, , tetaptetapi i mmeruerupakan pakan bagbagiian an daldalam am proses proses penpenggololahahanan dar
dari i awal awal sampai sampai akhir. akhir. Oleh Oleh karkarena ena ituitu, , prinsiprinsip-p-prinsiprinsip p pengolahan pengolahan perperlu lu kitakita ketahui, sehingga dapat diterapkan baik cara dan penggunaan bahan kemasan ketahui, sehingga dapat diterapkan baik cara dan penggunaan bahan kemasan yang se
yang sesuai desuai dengngan pan prodroduk uk olahannolahannya. ya. Dengan demiDengan demikian usaha kian usaha pepengngemasan emasan akaakann dapat membantu menyelamatkan produksi pangan dan sekaligus menyelamatkan dapat membantu menyelamatkan produksi pangan dan sekaligus menyelamatkan konsumen.
konsumen.
Pada saat ini, jenis-jenis bahan pengemas telah berkembang seperti terlihat Pada saat ini, jenis-jenis bahan pengemas telah berkembang seperti terlihat dari kemasan-kemasan pangan yang beredar saat ini. Bahan pengemas yang dari kemasan-kemasan pangan yang beredar saat ini. Bahan pengemas yang
umum digunakan untuk produk pangan adalah kertas, karton, plasik, kaca, aluminium, kaleng dan kayu/ plywood. Perkembangan pengemasan biasanya terjadi bila diintroduksi produk-produk pangan baru yang memerlukan bahan pengemas dengan sifa-sifat khusus. Edible coating/package sekarang mulai
digunakan untuk mengemas sosis dan permen (kembang gua) yang berperan bukan sebagai pelindung saja, tetapi juga dapa dimakan.
Bentuk dan desain kemasan berkembang sangat cepat seiring dengan perkembangan variasi produk pangan. Hal ini terjadi karena pola hidup masyrakat baik di perkotaan dan di pedesaan sudah mulai bergeser. Banyaknya informasi melalui media elektronik seperti iklan-iklan sanga memepengaruhi produsen unuk mencipakan bentuk dan desain kemasan yang menarik sesuai dengan seera konsumen agar terarik unuk membei produk makanan.
Ada berbagai jenis kemasan yang praktikan amati yaitu kemasan berbahan kertas, plastik, kaca, kaleng, dan kayu.
Kertas
Kertas merupakan jaringan yang menyerap tinta, terbuat dari serat selulosa dan digunaka n untuk menulis, membungkus, dan mengemas. Kertas yang
digunakan untuk menulis tergoong fine paper, sedangkan untuk mengemas termasuk tipe coarse paper.
Keuntungan dari kemasan kertas adalah kemasan kertas mudah didapatkan dan harganya jauh lebih murah bila dibandingkan dengan kemasan lain, namun kemasan kertas tidak dapat menahan produk yang berat dan kasar karena sifatnya yang mudah sobek, sensitive terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingungan..
Sifat-sifat penting dari berbagai jenis kertas yang digunakan untuk mengemas bahan pangan yaitu sifat permeabilitas terhadap uap air dan gas, fleksibilitas tahan sobek, tahan pecah (burst strength), wet strength, grease resistance, sealability, penampakan dan printability.
1. Kertas minyak
Gambar 1. Kertas minyak
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas minyak berbentuk helaian, berwarna warni, dan tembus pandang. Teksturnya licin dan lembut. Kertas minyak bersifat menahan minyak, namun kurang tahan terhadap air. Kegunaan dari kertas minyak ini adalah untuk mengemas bahan pangan yang mengandung minyak misalnya gorengan.
2. Kertas kraft
Gambar 2. Kertas kraft
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas kraft berbentuk helaian, berwarna coklat dan tidak tembus pandang seperti kertas minyak. Teksturnya cukup keras bila dibandingkan dengan kertas minyak. Fungsi dari kertas kraft ini adalah untuk mengemas bahan pangan yang relatif kering dan mempunyai berat jenis yang besar karena kertas kraft tidak tahan minyak maupun air. Kertas kraft merupakan “heavy-duty paper” yang digunakan untuk membuat kantung.
Kertas kraft umumnya juga tidak dipakai sebagai kemasan primer. 3. Kertas roti
Gambar 3. Kertas roti
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas roti berbentuk helaian dan berwarna abu (buram), teksturnya dalam satu helaiannya berbeda, ada yang sedikit berkesat/kasar serta halus. Kertas roti juga tahan terhap minyak dan apabila dibandingkan dengan kertas minyak, kertas roti lebih bersifat tahan air. Ketebalannya lebih tebal dari kertas minyak namun tidak setebal kertas kraft.
4. Kertas karton
Gambar 4. Kertas karton
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas karton memiliki tekstur yang agak kasar bila dibandingkan dengan ketiga kertas lain yang praktikan amati karena kertas karton biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder, misalnya saja susu bubuk. Susu bubuk dikemas dalam plastik aluminium foil dan kemudian kemasan
sekunder untuk membungkusnya adalah kertas karton. Kertas karton ini tidak tahan terhadap minyak maupun terhadap air serta memiliki ketebalan yang cukup tinggi.
Selain keempat jenis kertas di atas masih ada jenis-jenis kertas lain seperti kertas glasin, kertas perkamen, dan kertas daur ulang. Kertas glasin dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti pastisizer bertujuan untuk
menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unutk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kertas glasin mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli, dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.
Kertas perkamen lazim dipakai mengemas margarin, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan, daging, teh, dan kopi. Sifat kertas perkamen yaitu mempunyai ketahanan lemak baik, mempunyai kekuatan basah (wet strength) baik walaupun dalam air mendidih, permukannya bebas serta, tidak berbau dan
tidak berasa, transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bhaan tertentu.
Plastik
Plastik mempunyai tekstur yang lentur, transparan, permukaannya mengkilat, licin, bersifat plastis, kedap air, permeabilitas rendah dan fleksibel. Produk yang sesuai untuk bahan pengemas yang terbuat dari logam adalah produk berlemak,makanan kering seperti snack.
Kelebihan plastik sebagai bahan pengemas dibanding kemasan lain adalah lebih ringan, praktis dan fleksibel, harga relatif murah, dapat diberi warna menarik, dapat menghambat panas/listrik, dan tidak mudah pecah. Sifat-sifat plastik antara lain tembus pandang (clarity) yang baik, kekakuan ( stiffnes),
permeabel terhadap gas, ketahanan terhadap benturan/gesekan (marrresistance), dapat dilengkungkan /dibengkokan ( warpage), ketahanan terhadap benturan (impact strenght ), ketahanan terhadap sobekan (tear strenght ), dan ketahanan terhadap tegangan (tensile strenght ).
Kemasan bahan pangan yang terbuat dari plastic umumnya memiliki symbol dari angka dan huruf dari 1- 7.
Gambar 5 . Berbagai jenis kode kemasan plastik (sumber: google.com)
Simbol angka 01 dan kode PET (polyethylene terephthalate). Plastik jenis ini biasanya dipakai untuk botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus, botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik. Plastik jenis ini berwarna bening dan tembus pandang. Kemasan dengan bahan ini hanya untuk sekali pakai. Apabila digunakan sebagai wadah daur ulang untuk menyimpan air hangat atau panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan bila digunakan dalam jangka panjang. terkikis dan mengeluarkan zat karsinogenik yang merupakan salah satu penyebab kanker
Gambar 6. Plastik HDPE
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Simbol angka 2 dan kode HDPE (high density polyethylene). Bahan baku plastik ini aman karena tidak bereaksi terhadap makanan atau minuman. Bahan ini
lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi sehingga biasa dipakai pada botol susu berwarna putih susu, galon air minum. Namun kemasan ini tidak untuk digunakan berulang karena kali karena senyawa antimoni trioksida terus meningkat setiap waktu dan berbahaya bagi kesehatan.
Gambar 7. Plastik jenis PVC (sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Simbol angka 03 dan kode P atau PVC ( polyvinyl chloride). Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, dan tahan lama. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan beberapa botol minuman kemasan, serta berbahaya untuk kesehatan karena PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan berminyak bila dipanaskan. Kandungan DEHA mudah bermigrasi pada suhu 15 derajat celcius. Bahan ini berbahaya untuk ginjal, hati
dan penurunan berat badan.
Gambar 8. Plastik jenis LDPE (sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Simbol angka 04 dan kode PE-LD atau LDPE (low density polyethylene), biasa digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lunak. Memiliki jenis yang kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya, kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. Kemasan plastik jenis ini sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang. Bahan plastik ini cocok dan baik digunakan sebagai kemasan makanan maupun minuman, karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan maupun minuman yang dikemas dengan bahan jenis ini.
Gambar 9. Plastik jenis PP (sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Simbol angka 05 dan kode PP ( polipropilen), biasanya bentuk kemasannya berupa botol transparan yang tidak jernih atau berwarna. Keunggulan plastik kemasan jenis ini adalah mampu menahan kimia meski dipanaskan dalam suhu tinggi, memiliki daya tahan yang baik terhadap lemak, lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah. Produk plastik ini aman digunakan karena PP merupakan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman terutama penting sebagai botol susu untuk bayi dan aman untuk digunakan di microwave.
Simbol angka 06 dan kode PS ( polystyrene), biasa berbentuk styrofoam atau kemasan makanan sekali pakai seperti bungkus telur dan minuman berbentuk cup. dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Styrofoam dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan kemasan. Selain sulit didaur ulang, plastik jenis ini juga berbahaya untuk kesehatan otak, dapat menyebabkan masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem
syaraf.
Gambar 10. Plastik jenis nylon (sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Terakhir adalah simbol angka 07 dan kode O atau OTHER, terdiri dari 4 jenis bahan plastik yaitu PC (polycarbonate), SAN ( styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene) dan Nylon. Kandungan SAN biasa terdapat pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. Kandungan ABS biasa untuk bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS memiliki resistensi tinggi terhadap reaksi kimia, kuat, dan tingkat kekerasannya dapat ditingkatkan tapi aman. Adapun PC biasanya ada pada botol susu bayi, gelas anak batita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Kandungan PC berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
Kaca
Gambar 11. Kemasan yang terbuat dari kaca (botol vial, jar, botol) (sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Pengemas berbahan gelas yang diamati berbentuk tabung, berwarna bening, tembus pandang dan cahaya, tidak permeabel dan tidak berpori-pori. Produk yang sesuai untuk bahan pengemas yang terbuat dari kertas adalah selai, madu, minuman serbuk, saus pasta dan sebagainya.
Gelas dibuat dari campuran pasir silika (CiO2) ditambah soda abu, batu kapur atau campuran alkali lain yang dileburkan pada suhu 1500°C sehingga menjadi massa cair dengan kekentalan tinggi. Setelah dimasukkan cetakan dan didinginkan, maka terbentuklah massa padat. Gelas dikenal manusia sejak zaman kuno. Kemasan yang terbuat dari bahan gelas tetap menarik bagi industri pengemasan, karena gelas mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak didapatkan pada bahan-bahan kemasan lainnya.
Kemasan yang terbuat dari gelas yaitu misalnya seperti jar, botol , dan toples. Botol digunakan untuk mengemas bahan pangan cair sedangkan jar digunakan untuk mengemas bahan pangan yang bersifat semi cair. Selain itu ada juga botol vial yang berukuran sangat kecil yang biasanya dgiunakan untuk
menampung cairan obat-obatan.
Keuntungan pemakaian bahan kemasan dari gelas adalah bersifat transparan dan produk yang dikemas dapat dilihat dengan jelas oleh konsumen, tidak memengaruhi produk yang dikemas, kedap terhadap gas, rasa dan warna produk yang dikemas, dapat dibentuk dengan bermacam-macam desain, dapat
diwarnai dengan berbagai macam warna, sesuai dengan berbagai kebutuhan produk yang dikemas, dapat disterilisasi dan divakum dan tahan terhadap perubahan suhu rendah dan tinggi, dengan catatan suhu tersebut tidak berubah dengan cepat. Namun kerugiannya yaitu kemasan ini berat dan mudah pecah selain itu tidak bagus untuk bahan pangan yang tidak tahan terhadap cahaya.
Kaleng (tin-plate )
Gambar 12. Kemasan kaleng (sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kaleng merupakan wadah yang paling kuat yang digunakan dalam usaha pengawetan makanan. Kaleng terdiri dari 3 bagian yaitu badan kelang dan 2 tutup
kaleng.
Keuntungan penggunaan bahan kaleng adalah tahan terhadap panas, tahan dengan kondisi dingin, tahan terhadap udara lembab, tahan terhadap penanganan kasar selama transportasi dan penyimpanan, dapat melindungi bahan dari kontaminasi, dapat mencegah masuk atau keluarnya air yang dapat menyebabkan kerusakan bahan, melindungi bahan dari absorbsi O2, bau-bau, gas dan partikel
radio aktif dan melindungi pigmen produk dari cahaya.
Kerugian dari penggunaan tin-plate yaitu kemungkinan terjadinya korosi (karat) walaupun proses ini berjalan perlahan-lahan selain itu kemasan ini tergolong mahal dan Indonesia sendiri belum mampu memproduksi tin-plate.
Berdasarkan komposisi kimianya bahan kaleng/tin-plate dibagi ke dalam lima tipe yaitu tipe L, MS, MR, MC, dan N.
Kayu
Gambar . Kemasan kayu
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kemasan kayu lebih baik untuk kemasan yang memerlukan kekauan, kekuatan penumpukan, dan perlindungan selama transportasi kayu tidak kedap uap air tetapi murah, pembuatannya cepat, penampakannya menarik dan tersedia dimana-mana. Kerugian kemasan kayu adalah volumenya yang besar sehingga memerlukan ruangan untuk penyimpanan. Kemasan kayu yang diamati praktikan ini adalah kemasan berbentuk kubus yang berbahan bambu. Kemasan ini digunakan untuk bahan pangan seperti moci, namun dalam penggunaannya, kemasan kayu masih diberi plastic di dalamnya. Kemasan ini tidak seluruhnya rapat, pada bagian bawah (dasar) kemasan terdapat rongga-rongga yang berfungsi sebagai pertukaran udara.
Setelah mengamati berbagai jenis kemasan, praktikan kemudian melakukan identifikasi kemasan-kemasan pada beberapa produk pangan. Kemasan produk pangan yang diamati yaitu mie instan, permen yupi, alpenliebe, serta permen coklat chacha, serta produk minuman bentuk serbuk yaitu kopi (nescafe) serta jahe wangi.
Mie instan
Kemasan mie instan merupakan plastik HDPE, sedangkan kemasan bumbu mie instan tersebut merupakan plastik aluminium foil . Plastik aluminium foil bersifat tahan terhadap gas, oksigen, air, dan juga cahaya yang berfungsi untuk menjaga agar bumbu tetap berada dalam kualitas yang baik. Dalam plastik aluminium foil ini juga terdapat lapisan plastik LDPE.
Permen Yupi, alpenliebe, dan permen coklat cha-cha
Kemasan permen yupi termasuk plastik jenis ke 7 (simbol huruf O). Plastik ini termasuk bio best plastic karena sifatnya yang keras dan gampang diwarnai. Kemasan permen alpenliebe terdapat 2 bagian yaitu bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam merupakan kertas perkamen dan bagian luar merupakan plastic aluminium foil . Aluminium foil tersebut berfungsi agar udara tidak masuk ke dalam karena permen tersebut mengandung karamel yang apabila terkena uap air teksturnya menjadi lembek, sehingga bagian dalampun diberi kertas perkamen agar ketika permen tersebut menjadi lembek tidak akan menempel pada plastic aluminium foil tersebut. Permen coklat cha-cha mempunyai kemasan plastik PP karena susah untuk disobek, serta bagian dalamnya merupakan plastik PE (laminasi)
Kopi dan jahe bubuk (nescafe dan jahe wangi)
Kemasan kopi nescafe dan jahe wangi bubuk ini terdiri dari dua bagian yaitu kemasan plastik luar yang merupakan plastic PP serta bagian dalam merupakan plastik aluminium foil yang permeabilitasnya tinggi yang mencegah agar bubuk kopi dan jahe tidak menggumpal.
VI. KESIMPULAN
1. Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan.
2. Bahan untuk kemasan pangan dapat berupa kertas, logam, plastik, dan gelas.
3. Setiap bahan pengemas mempunyai karakteristik masing- masing dan sesuai untuk mengemas produk pangan tertentu.
4. Setiap kemasan mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga
produk pangan yang sesuai untuk dikemas dalam setiap jenis kemasan berbeda.
5. Jenis-jenis kertas yang digunaka n untuk mengemas bahan pangan seperti kertas minyak, kertas kraft, kertas roti, kertas karton, kertas perkamen, dan kertas glasin.
6. Jenis-jenis plastik terbagi menjadi 7 yaitu PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, dan other/nylon.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Modul packaging. Available at staff.uny.ac.id (Diakses pada tanggal
15 Juni 2013)
Anonim. 2012. Kemasan. Available at http://scribd.com (Diakses pada tanggal 15 Juni 2013)
Anonim. 2012. Pengemasan bahan pangan. Available at http://www.smallcrab.com (Diakses pada tanggal 15 Juni 2013)
Buckle, K.A., R.A.Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan Andiono. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Nugraha, fandi 2013. arti kode pada kemasan plstik. Available at kapitenkapatakongkang.blogspot.com (Diakses pada tanggal 15 Juni 2013)
Tjahjadi, C. dan H. Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan: Volume 1. Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.
Tjahjadi,C dkk. 2011. Diktat Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-Dasar Pengolahan. Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.
Jawaban Pertanyaan
1. Apa bedanya foli aluminium dengan clingwrap? Perbedaan foli aluminium dengan clingwrap :
Foli aluminium merupakan lembaran logam tipis sedangkan clingwrap
terbuat dari plastik.
Foli aluminium bersifat tahan panas sedangkan clingwrap tidak tahan
panas.
Foli aluminium biasanya digunakan untuk membungkus makanan dan
menjaga makanan agar tetap pada keadaan yang panas, sedangkan cingwrap biasanya digunakan untuk membungkus buah-buahan atau sayuran yang dikemas misalnya dalam styrofoam.
2. Apa bedanya botol dengan jar? Perbedaan Botol dengan jar :
Botol umumnya mempunyai mulut yang lebih kecil, sedangkan jar
mempunyai mulut yang lebih lebar.
Botol biasanya untuk mengemas produk seperti minuman, saos tomat
(bahan pangan dengan konsistensi /) dan sambal sedangkan jar biasanya mengemas produk seperti selai, mayonaise, dan sebagainya.