• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS SANITASI RUANG RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DATOE BINANGKANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA FASILITAS SANITASI RUANG RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DATOE BINANGKANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS SANITASI RUANG RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DATOE BINANGKANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Orysa Satifa Tawil*, Ricky C. Sondakh*, Janno Bernadus**. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Rumah sakit adalah tempat untuk menyelenggarakan salah satu upaya kesehatan yaitu pelayanan kesehatan. Rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang lain. Kepuasan muncul dari kesan pertama masuk pasien terhadap pelayanan yang diberikan.

Penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow pada Maret – April 2015. Jumlah sampel adalah 86 respondeng. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan uji Chi-Square derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). apabila syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi, maka digunakan uji Fisher Exact.

Tidak terdapat hubungan antara fasilitas penyediaan air bersih dengan kepuasan pasien rawat inap dan terdapat hubungan anatara fasilitas toilet dan kamar mandi dan fasilitas sanitasi ruang dengan kepuasan pasien di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.

Kata Kunci: Fasilitas Sanitasi, Kepuasan Pasien, Ruang Rawat Inap ABSTRACT

Hospital is a place to organize one of health effort namely health services. Hospital seems good if giving more attention services to the patient or the other. Satisfaction arises from a patien first impression about services provided.

This research was analytic survey with crossectional approach. This research conducted in Datoe Binangkang Hospital in Bolaang Mongondow Regency in march until april, 2015. Sample of this research was 86 respondens and data collection was done using a questionnaire. The test used namely Chi-Square with CI = 95% and = 0,05. If the Chi-Square test doesn’t match, then used Fisher Exact test.

There is not relationship between the provision of clean water fasilities with satisfaction of patiens and there is relationship between toilet and bathroom fasilities and sanitation fasilities inpatient room with satisfaction of patiens in Datoe Binangkang hospital in Bolaang Mongondow Regency.

(2)

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan tempat untuk menyelenggarakan salah satu upaya kesehatan yaitu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai sarana kesehatan memegang peranan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat (Triwibowo, 2012).

Ruang pasien rawat inap merupakan ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. (Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, 2012).

Di seluruh dunia, 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi yang baru selama dirawat 1,4 juta infeksi setiap tahun. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004 menunjukkan bahwa 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat. (Anonim, 2010).

Rumah sakit umum daerah (RSUD) Datoe Binangkang merupakan rumah sakit yang menangani rujukan dari 31 puskesmas dan 127 puskesmas pembantu. Dalam pelayanannya, pihak rumah sakit kurang memperhatikan sanitasi di ruang rawat inap, terutama tentang fasilitas sanitasi. Fasilitas

sanitasi di ruang rawat inap tidak semuanya dapat digunakan karena kurangnya pihak rumah sakit, pasien maupun pengunjung dalam menjaga kebersihannya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah

survei analitik dengan rancangan penelitian

cross sectional.

Penelitian ini dilakukan

pada bulan Maret-April 2015 di ruang

rawat inap RSUD Datoe Binangkang

Kabupaten Bolaang Mongondow.

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien rawat inap yang sedang

mendapatkan pelayanan di ruang rawat

inap

di

RSUD

Datoe

Binangkang

Kabupaten

Bolaang

Mongondow.

Penentuan jumlah sampel yaitu dengan

menggunakan

rumus

Slovin.

Maka

didapatkan besar sampel dalam penelitian

ini sebanyak 86 responden.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisi data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat meggunakan Uji Chi-Square dengan CI=95% dan =5% (0,05). apabila syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi, maka digunakan uji Fisher Exact. Variabel Bebas (independen): fasilitas sanitasi penyediaan air bersih, fasilitas sanitasi toilet dan kamar mandi dan fasilitas sanitasi ruangan rawat inap. Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah kepuasan pasien.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisi Univariat

Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 86 responden. Responden dalam penelitian ini yaitu pasien rawat inap yang sudah ≥ 3 hari mendapatkan perawatan di ruang rawat inap RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Karakteristik responden dikaji berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan dan lama dirawat.

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki dan perempuan memiliki kuantitas yang sama besar masing-masing yaitu 43 responden dengan jumlah persentase 50%. Distribusi responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa responden yang berumur 19-29 tahun sebanyak 28 responden atau 32,5%, responden berumur 30-39 tahun sebanyak 25 responden atau 29,0%, sedangkan responden yang berumur 40-49 dan 50-59 sama banyak yaitu 16 responden atau 18,6% dan responden yang berumur ≥60 tahun hanya 1 responden atau 1,2%.

Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir menunjukan sebagian responden memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 32 responden atau 37,2%. Tingkat pendidikan SD memiliki jumlah 22 responden atau 25,6%. Tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 19 responden atau 22,1%. Tingkat pendidikan S1 sebanyak 9 responden

atau 10,5%, dan pendidikan terakhir D3 memiliki jumlah 4 responden atau 4,7%. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja sebanyak 34 responden atau 39,5%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 23 responden atau 26,8%, responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 16 responden atau 18,6% sedangkan yang bekerja sebagai PNS/POLRI sebanyak 13 responden atau 15,1%.

Distribusi responden berdasarkan lama dirawat menunjukkan 54 responden atau 62,8% dirawat selama 3 hari. Responden yang dirawat selama 4 hari yaitu sebanyak 25 responden atau 29,1%. Sedangkan yang dirawat selama 5 hari sebanyak 6 responden atau 7,0% dan yang paling sedikit yaitu 1 responden atau 1,2% dirawat selama 6 hari.

Gambaran distribusi responden berdasarkan kepuasan pasien pada pasien rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow menunjukkan bahwa responden yang menjawab tidak puas sebanyak 68 responden atau 79,1% dan responden yang menjawab puas sebanyak 18 responden atau 20,9%.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.

(4)

Tabel 1. Hubungan Antara Fasilitas Sanitasi Penyediaan Air Bersih Ruang Rawat Inap dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow

Fasilitas Sanitasi Penyediaan Air Bersih

Kepuasan Pasien

Jumlah p-value

Puas Tidak Puas

n % n % n %

0,796

Baik 10 20,0 40 80,0 50 100

Tidak Baik 8 22,2 28 77,8 36 100

Jumlah 18 20,9 68 79,1 86 100

Tabel 2. Hubungan Antara Fasilitas Sanitasi Toilet dan Kamar Mandi di Ruang Rawat Inap dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow

Fasilitas Sanitasi Toliet dan Kamar Mandi

Kepuasan Pasien

Jumlah p-value

Puas Tidak Puas

n % n % n %

0,016

Baik 4 66,7 2 33,3 6 100

Tidak Baik 14 17,5 66 82,5 80 100

Jumlah 18 20,9 68 79,1 86 100

Tabel 3. Hubungan Antara Fasilitas Sanitasi Ruangan Rawat Inap dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow

Fasilitas Sanitasi Ruangan

Kepuasan Pasien

Jumlah p-value

Puas Tidak Puas

n % n % n %

0,000

Baik 7 87,5 1 12,5 8 100

Tidak Baik 11 14,1 67 85,9 78 100

Jumlah 18 20,9 68 79,1 86 100

Tabel 1 menunjukan bahwa fasilitas sanitasi air bersih yang tidak baik yang tidak puas sebanyak 28 responden atau 77,8%, sedangkan fasilitas sanitasi air bersih baik yang tidak puas sebanyak 40 responden atau 80,0%.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,796 maka dapat disimpulkan pada α=0,05 berarti hipotesis ditolak yaitu tidak ada hubungan antara fasilitas sanitasi air bersih dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti kualitas penyediaan air bersih di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten

Bolaang Mongondow kurang memadai seperti tersedianya tempat penampunan air tetapi kurang dijaga kebersihannya sehingga itu menjadi salah satu penyebab pasien merasa tidak puas.

Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan rumah sakit. Namun, mengingat bahwa rumah sakit merupakan tempat tindakan dan perawatan orang sakit maka kualitas dan kuantitasnya perlu dipertahankan setiap saat agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi penderita. (Anonim, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Subekti (2005) menjelaskan

(5)

bahwa insalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran baik laki-laki dan perempuan tidak dapat diidentifikasi dengan jelas karena pemakaian air bersih di kamar mandi tersebut masih tercampur antara laki-laki dan perempuan walaupun sebenarnya sudah terdapat peraturan yang membedakan antara kamar mandi laki-laki dan kamar mandi perempuan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Handayani dan Mutiarasari (2010) dengan indikator antara lain tersediannya pispot (tempat BAK/BAB) bila dibutuhkan, kamar mandi dan WC selalu bersih, cukup terang dan tersedianya air bersih di ruang kelas I, II, III, VIP dan ICU di RSUD Takalar semuanya dengan kriteria baik.

Tabel 2 menunjukan bahwa fasilitas sanitasi toilet dan kamar mandi yang tidak baik yang tidak puas sebanyak 66 responden atau 82,5%, sedangkan fasilitas sanitasi toilet dan kamar mandi baik yang tidak puas sebanyak 2 responden atau 33,3%.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,016 maka dapat disimpulkan pada α=0,05 berarti hipotesis diterima yaitu ada hubungan antara fasilitas sanitasi toilet dan kamar mandi dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil observasi oleh peneliti pada toilet dan kamar mandi di ruang rawat inap menimbulkan bau yang tidak sedap, jarang dibersihkan dan kurangnya perhatian pihak rumah sakit akan kebersihkan toilet dan kamar mandi, serta lantai licin, berwarna gelap dan

beberapa toilet dan kamar mandi yang tidak bisa digunakan oleh pasien. Selain itu, tidak tersedianya alat pembersih dan gayung di toilet/kamar mandi.

Adapun pada penelitian lain, yang dilakukan oleh Idahwati (2008) di RSUD Aceh Singkil Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil bahwa Hasil uji statistik dengan uji Chi Square menunjukkan nilai p = 0,000 (p

= <0,05), yang menunjukkan ada pengaruh fasilitas toilet dan kamar mandi terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Aceh Singkil. Penelitian yang dilakukan oleh Suryawati, dkk (2006) menjelaskan bahwa kondisi kamar mandi pasien (toilet) pasien perlu mendapatkan perhatian. Karena, biasanya bila perhatian sudah sampai pada toilet (bersih, air cukup, tidak bau dan tidak licin) maka fasilitas fisik rumah sakit lainnya juga akan terjaga kebersihan dan kerapiannya.

Tabel 3 menunjukan bahwa fasilitas sanitasi ruangan rawat inap yang tidak baik yang tidak puas sebanyak 67 responden atau 85,9%, sedangkan fasilitas sanitasi ruangan rawat inap baik yang tidak puas sebanyak 1 responden atau 12,5%.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan pada α=0,05 berarti hipotesis diterima yaitu ada hubungan antara fasilitas sanitasi ruangan rawat inap dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil observasi oleh peneliti menunjukan bahwa ruangan rawat inap dimana

(6)

kurangnya udara yang masuk menjadikan ruang rawat inap terasa pengap, selain itu kurangnya petugas kebersihan (cleaning service) untuk membersihkan ruang rawat inap sehingga ruangan terlihat tidak bersih dan rapih.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Muhlisin (2010) di Rumah Sakit Islam Surakarta bahwa terdapat hubungan antara keadaan dan fasilitas ruang perawatan dan kepuasan pasien dimana Korelasi antara keadaan dan fasilitas ruang perawatan dengan kepuasan pasien adalah p value = 0,0001. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suratmi (2012) di RSUD dr. Soegiri Lamongan tentang Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Bougenville bahwa sebagian besar tingkat kepuasan pasien kurang kurang.

Penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Dabri dkk (2014) menjelaskan dari hasil kuisioner diketahui bahwa 53% responden menyatakan ketidakpuasannya terhadap sarana ruang kelas III rumah sakit. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kebersihan ruangan, kebersihan WC yang ada di ruang rawat inap kelas III. Suasana yang rebut / bising saat jam bezuk ketika pengunjung datang, seprei yang kotor tidak selalu diganti oleh petugas, adanya serangga dan tempat tidur yang kurang bersih dapat mengurangi rasa nyaman. Dan ada beberapa ruangan yang terkadang kurang nyaman seperti ruangan pasien terasa pengap,

panas karena kurangnya kipas angin untuk mengurangi rasa panas.

Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2012) di RS PKU Muhammadiyah Gombong bahwa Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai (p=0,031), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sanitasi ruang Kelas III dengan kepuasan pasien

KESIMPULAN

1. Tidak terdapat hubungan antara fasilitasi penyediaan air bersih pada ruang rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.

2. Terdapat hubungan antara fasilitas sanitasi toilet dan kamar mandi pada ruang rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow

3. Terdapat hubungan antara fasilitas sanitasi ruangan rawat inap terhadap kepuasan pasen pada ruang rawat inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.

SARAN

1. Bagi pihak RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow agar lebih dapat memperhatikan fasilitas sanitasi di setiap bangunan ruang rawat inap terutama pada fasilitas toilet dan kamar mandi dan ruangan agar pasien dapat merasa aman dan nyaman dalam

(7)

menjalani pengobatan di ruang rawat inap RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.

2. Untuk masyarakat agar dapat bekerjasama dengan pihak rumah sakit dalam menjaga fasilitas sanitasi yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010.

Infeksi Nosokomial dan

Kewaspadaan Universal.

[Online]

tersedia

di:

http://spiritia.or.id/

diakses pada tanggal 16 April 2015.

Anonim. 2012.

Pedoman Sanitasi Rumah

Sakit di Indonesia.

[Online] tersedia

di: Phttp://ocw.ui.ic.id diakses pada

tanggal 3 April 2015.

Dabri, R. A, DB. Paranoan, E. Paselle.

2013.

Analisis hubungan kualitas

pelayanan dengan tingkat kepuasan

pengunjung pasien kelas III Rumah

Sakit Jiwa Daerah Atma Husada

Mahakam Samarinda Tahun 2013

.

Samarinda: e-Journal Administrative

Reform, Vol. 2, Nomor 2. (2014),

Hal. 1304-1315.

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang

Medik dan Sarana Kesehatan. 2012.

Pedoman Teknis Bangunan Rumah

Sakit Ruang Rawat Inap

. Jakarta:

Kemenkes RI.

Firdaus, Z, HM. A. Muhlisin. 2010.

Analisis faktor yang berhubungan

dengan kepuasan pasien rawat inap

di rumah sakit islam surakarta

.

(online). Lipi.go.id. Diakses pada

tanggal 3 april 2015.

Handayani, F, Mutiarasari, D. 2010.

Studi

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat

Inap Terhadap Mutu Pelayanan

Kesehatan RSUD Takalar

. Tadulako:

Jurnal Biocelebes. Vol 4 No 2.

Desember 2010: 98-103.

Idahwati. 2008.

Pengaruh fasilitas sanitasi

ruangan

rawat

inap

terhadap

kepuasan pasien rawat inap di RSUD

Aceh Singkil Kecamatan Gunung

Meriah Kabupaten Aceh Singkil.

Jurnal.

Aceh.

Setiawati, E. 2012.

Hubungan Sanitasi

Rawat Inap Kelas III dengan

Kepuasan Pasien di Rumah Sakit

PKU

Muhammadiyah

Gombong

.

Gombong : Fakultas Ilmu Kesehatan.

Diakses pada tanggal 14 April 2015.

Subekti, S. 2005

. Pengelolaan Air Bersih

Rumah

Sakit

Sebagai

Upaya

Minimisasi Limbah Cair. Studi Kasus

(Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Unggaran)

(Tesis).

Semarang:

Program Pascasarjana Universitas

Diponegoro.

Suratmi, P. J. S. 2013.

Hubungan penataan

ruang dan kelengkapan alat ruang

rawat inap dengan kepuasan pasien

di ruang bougenville RSUD dr.

Soegili

Lamongan.

Lamongan:

SURYA, Vol.01, No.XIV, April

2013: 22-29.

Suryawati, C, Dharminto, Shaluhiyah, Z.

2006.

Penyusunan

Indikator

Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah

Sakit di Provinsi Jawa Tengah.

Semarang:

Jurnal

Managemen

Pelayanan Kesehatan Vol. 09 No. 04,

Desember 2006: 177-184.

Triwibowo, C. 2012.

Perizinan dan

Akreditas Rumah Sakit

. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Gambar

Tabel 3.  Hubungan  Antara  Fasilitas  Sanitasi  Ruangan  Rawat  Inap  dengan  Kepuasan  Pasien  Rawat  Inap di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa fasilitas, biaya rawat inap, dan promosi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap

Secara  parsial  variabel  biaya  rawat  inap  secara  negatif  berpengaruh  terhadap kepuasan pasien  rawat  inap, artinya apabila biaya rawat  inap  naik  maka 

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni pada tahun 2012 tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien rawat inap di rumah Sakit Sultan Daeng Radja

Mardaleta : Analisis Hubungan Kinerja Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap BPK RSUD dr... Mardaleta : Analisis Hubungan Kinerja Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan pasien rawat inap di kelas 1, 2 dan 3 RS PKU Muhammadiyah

Ketidakpuasan pasien rawat inap dapat terjadi apabila pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan harapan pasien. Komunikasi dari dokter kepada pasien merupakan salah satu

Demikian sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan bersifat positif antara aspek penghargaan dan kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD

Hubungan pelayanan keperawatan dengan Kepuasan Pasien di ruangan rawat inap RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilihat pada Tabel 3 di