• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN DPD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN DPD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

I.

I. KaKasusus (Mas (Masasalalah Utah Utamama):): Defisit Perawatan Diri Defisit Perawatan Diri

II.

II. ProseProses Ters Terjadijadinya Mnya Masalasalahah a

a.. PPeennggeerrtitiaann Defi

Defisit sit peraperawatawatan n diri diri adaladalah ah ganggangguaguan n kemakemampuampuan n untuk untuk melamelakukakukann ak

aktitififitatas s peperarawawatatan n didiri ri sesepeperti rti mamandndi, i, beberhrhiaias, s, mamakakan, n, totoililetetiningg (Nur

(Nurjanjannah,2nah,2004)004). . DefiDefisit sit peraperawatawatan n diri diri adaladalah ah ketiketidakmdakmampuampuan an atauatau penu

penurunarunan n kemakemampuampuan n indiindividu vidu untuk untuk melamelakukakukan n atau atau menymenyeleselesaikaaikann akti

aktifitas fitas kehikehidupadupan n sehasehari-hri-hari ari daldalam am hal hal meramerawat wat diridiri; ; yang yang melimeliputiputi kebersihan

kebersihan diri/mandi, madiri/mandi, makan, kan, berpakaiaberpakaian/berhias dan n/berhias dan toileting (Butoileting (Buangang  Air

 Air Besar Besar (BAB)/Buang (BAB)/Buang Air Air Kecil Kecil (BAK) (BAK) akibat akibat kerusakan kerusakan pada pada fungsifungsi motorik atau kognitif (Depkes, 2006).

motorik atau kognitif (Depkes, 2006).

b.

b. JJeneniis-s-jejenniiss

Desifit perawatan diri terbagi dalam beberapa jenis, meliputi (Nurjannah, Desifit perawatan diri terbagi dalam beberapa jenis, meliputi (Nurjannah, 2004):

2004): 1.

1. Defisit Defisit perawatan perawatan diri: diri: mandi/kebmandi/kebersihanersihan

Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi atau kebersihan diri.

melakukan aktivitas mandi atau kebersihan diri. 2.

2. Defisit Defisit perawatan perawatan diri: diri: mengenakan mengenakan pakaian/berhiaspakaian/berhias.. De

Defifisisit t peperarawawatatan n didiri ri (m(menengegenanakakan n papakakaiaian/n/beberhrhiaias) s) adadalalahah gan

gangguagguan n kemakemampuampuan n memamemakai kai pakapakaian ian dan dan aktivaktivitas itas berdberdandaandann sendiri.

sendiri. 3.

3. Defisit Defisit perawatan perawatan diri: diri: makanmakan

Defisit perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk Defisit perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjuk

(2)

4. Defisit perawatan diri: toileting

Defisit perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

c. Penyebab

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab defisit perawatan diri yaitu:

1. Kelelahan fisik

2. Penurunan kesadaran

Sementara menurut Depkes (2000), penyebab defisit perawatan diri antara lain:

1. Faktor predisposisi a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

d. Sosial

Kurangnya dukungan dan latihan dalam meningkatkan kemampuan dalam perawatan diri dari lingkungannya. Situasi lingkungan dapat mempengaruhi latihan dan kemampuan dalam perawatan diri

2. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah penurunan motivasi, kerusakan kognisi, cemas, lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

(3)

Menurut Depkes (2000) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi  personal hygiene adalah

• Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

• Praktik sosial

Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan dalam pola  personal  hygiene.

• Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan biaya untuk menyediakannya

• Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan .

• Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

• Kebiasaan seseorang

 Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.

• Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

d. Tanda dan gejala

Depkes (2006) menjelaskan bahwa tanda dan gejala defisit perawatan diri antara lain:

1. Defisit perawatan diri: Makan

(4)

• Tidak mampu membawa makanan masuk ke dalam mulut, makan

berceceran atau tidak pada tempatnya

• Tidak mampu mengunyah/menelan makanan

• Makan hanya beberapa suap dari piring / porsi tidak habis

2. Defisit perawatan diri: Kebersihan diri/mandi

• Rambut kotor  • Gigi kotor 

• Kulit berdaki dan bau keringat • Kuku panjang dan kotor 

• Tidak mampu/tidak ada keinginan untuk membersihkan/

mengeringkan badan

• Tidak ada keinginan/kebutuhan untuk mandi secara teratur 

3. Defisit perawatan diri: Berhias

• Rambut acak-acakan

• Penampilan tidak rapi (pakaian kotor) • Tidak mau/tidak mampu menyisir rambut

• Tidak mampu/tidak mau berpakaian secara benar (pakaian tidak

sesuai), tidak mampu memilih/mengambil/mengenakan/melepas pakaian termasuk mengancingkan dan menutup/membuka resleting

• Tidak mampu/tidak mau memakai alas kaki

• Tidak ada minat mempertahankan penampilan pada tingkat yang

memuaskan atau harus dimotivasi untuk melakukan perawatan diri

• Laki-laki tidak bercukur atau perempuan tidak berdandan

4. Defisit perawatan diri: Toileting (BAB/BAK)

• BAB/BAK tidak pada tempatnya/sembarang tempat • Tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK • Tidak mampu menggunakan kloset/pispot

• Tidak mampu menyiram/menjaga kebersihan toilet

(5)

e. Rentang Respon

Menurut Stuart (2006) menjelaskan bahwa rentang respon defisit perawatan diri antara lain:

• Regresi yaitu kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan

merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.

• Penyangkalan yaitu menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas

dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.

• Isolasi diri: suatu kondisi menarik diri.

• Intelektualisasi yaitu pengguna logika dan alasan yang berlebihan

untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.

III. A. Proses Terjadinya Masalah

Faktor Predisposisi

Biologis Psikologis Sosiocultural

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri seperti stroke Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri di lingkungannya

(6)

Sifat • Aspek biologis: berupa kerusakan kognisi atau perseptual dan kelemahan. • Aspek psikologis: kemungkinan diakibatkan karena seseorang yang menderita penyakit kronis ataupun gangguan kejiwaan lain sehingga secara psikologis mereka mengalami penurunan motivasi, cemas, ansietas • Aspek sosialcultural: penyebab masalah timbul  Asal •Faktor  internal: keluarga memanjakan atau justru malah membiarkan dalam hal perawatan diri •Faktor  eksternal:  Adanya budaya masyarakat  jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. Waktu Waktu stressor  kapan terjadi sehingga membuat klien tidak melakukan perawatan diri Jumlah Faktor Presipitasi Jumlah stressor  yang dialami pasien

(7)

Penilaian terhadap stressor  Kognitif  Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misal: pasien diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya  Afektif  Gambaran suasana emosi pasien terhadap dirinya dapat mem-pengaruhi kebersihan diri. Misal: malu, takut Tidak percaya diri Fisiologis Perilaku Perilaku yang dapat terjadi bila pasien kurang menjaga kebersihan diri seperti mengurung diri Sosial Hubungan sosial yang terjadi bila pasien defisit perawatan diri seperti tidak mau berinteraksi dengan orang lain Kemampuan Personal Kurangnya kemampuan dalam memahami, merasakan, dan menyelesaikan masalah sehingga mengalami kelemahan untuk menjaga kebersihan diri Dukungan Sosial Seluruh aspek disekitarnya yang dapat mempengaruhi kemampuan personal termasuk keluarga, masyarakat dalam membantu klien menjaga kebersihan  Aspek Material Sarana prasarana yang menunjang Misal: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan yang semuanya memerlukan biaya untuk Keyakinan Positif   Ada tidaknya keyakinan bahwa dengan menjaga kebersihan diri akan membantu proses penyembuhan suatu penyakit atau gangguan. Sumber Koping Kondisi fisiologis yang timbul akibat pasien kurang merawat diri seperti tidak bisa tidur, mual, muntah

(8)

Pohon Masalah

B. Data yang perlu dikaji Masalah

keperawatan

Data yang perlu dikaji Data yang perlu ditambahkan Defisit perawatan diri Status mental • Penampilan •  Aktivitas motorik/psikomotorik: Kelambatan •  Afek/emosi • Interaksi selama wawancara Subjektif 

• Pasien merasa lemah • Pasien merasan malas

untuk beraktivitas

• Pasien merasa tidak

berdaya

Objektif  Mekanisme Koping

1. Regresi yaitu kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini

2. Penyangkalan yaitu menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.

3. Isolasi diri: suatu kondisi menarik diri

4. Intelektualisasi yaitu pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.

Isolasi Sosial

Defisit Perawatan Diri Halusinasi Harga Diri Rendah

(9)

• Rambut kotor, acak –

acakan

• Badan dan pakaian

kotor dan bau

• Mulut dan gigi bau • Kulit kusam dan kotor  • Kuku panjang dan

tidak terawat

IV. Diagnosa Keperawatan Nanda 2011:

Defisit Perawatan Diri: Mandi, Berpakaian, Makan, dan Eliminasi Nanda 2012:

Defisit Perawatan Diri: Mandi, Berpakaian, Makan, dan Eliminasi V. Rencana Tindakan Keperawatan (terlampir)

VI. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Depkes. 2006. Standar Pelayanan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Departemen Kesehatan

Nurjanah, I. 2004. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa, Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien. Yogyakarta: Mocomedia.

Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Tarwoto, W. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil tes peserta didik, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Number Head Together dalam

Klenteng adalah tempat ibadah umat Tri Dharma di Indonesia. Hok Tek Bio Salatiga yang merupakan klenteng terbesar di Salatiga, selama ini hanya mempunyai katalog sebagai

Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk dapat memadukan pengetahuan mereka dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan perundang-undangan yang berlaku agar

Dari pembahasan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan, bahwa perlindungan hukum teerhadap anak jalanan dilakukan berbagai kebijakan oleh pemerintah yaitu dengan

dengan tindakan IV, yang dilakukan di kelas XI IIS B SMAN 5 Bandung mengenai “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pembelajaran matematika dengan cara mengintegrasikan kedua model pembelajaran yang

Namun penerapan budidaya kedelai belum optimal, oleh karena itu untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani, Badan Litbang Pertanian melalui

Sebelumnya telah di bentuk Perda Kota Pariaman Nomor 2 Tahun 2010 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan