PERANCANGAN PUSAT SENI DAN BUDAYA DI KOTA PADANG
Desi Ramita Sari, Elfida Agus, Desy Aryanti, Red Savitra Syafril
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia
E-mail : sari_desiramita@yahoo.com, elfidaagus@bunghatta.ac.id, desyaryanti@bunghatta.ac.id,
redsavitrasyafril@bunghatta.ac.id Abstrak
Di Kota Padang banyak terdapat beberapa komunitas modern dan tradisional baik itu dalam bidang seni maupun kebudayaan. Komunitas yang ada tersebut merupakan salah satu wadah untuk menampung kreativitas generasi muda. Saat ini fasilitas yang ada di Kota Padang yang bersifat publik masih kurang sehingga membuat generasi muda mengalami krisis kreativitas. Minimnya fasilitas dan informasi yang ada dapat membuat generasi muda mulai kehilangan arah yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Pusat seni dan budaya ini merupakan suatu fasilitas publik yang mewadahi kreatifitas masyarakat Kota Padang khusunya generasi muda, fasilitas publik ini juga dapat menarik minat masyarakat dari daerah lain untuk mengunjungi Kota Padang sebagai salah satu kota penikmat seni dan budaya. Fasilitas ini ditujukan untuk mewadahi kegiatan komunitas, pertunjukan, pelatihan seni dan pengembangan minat generasi muda tentang seni dan budaya. Fasilitas ini didesain dengan mengutamakan edukasi dalam bidang seni dan budaya. Pendekatan desain arsitektur hybrid dilakukan dengan tujuan menggabungkan dua unsur yang berbeda tetapi saling berkaitan. Penerapan arsitektur hybrid diharapkan dapat menciptakan hubungan antara bangunan dan lingkungan, bangunan dan fungsi, fungsi dan manusia. Penerapan konsep ini tidak hanya pada kawasan, namun juga pada konsep bangunan dengan merepresentasikan makna hybrid ke dalam gubahan masanya. Pendalaman karakter ruang dipilih untuk menyatukan beberapa fungsi yang ada antara ruang luar dengan ruang dalam serta sistem sirkulasi.
Kata Kunci: pagelaran, ruang publik, komunitas kreatif
DESIGN CENTER OF ART AND CULTURE IN PADANG CITY
Desi Ramita Sari, Elfida Agus, Desy Aryanti, Red Savitra Syafril
Architecture Department, Civil Engineering and Planning Faculty, Bung Hatta University Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia
E-mail : sari_desiramita@yahoo.com, elfidaagus@bunghatta.ac.id, desyaryanti@bunghatta.ac.id,
redsavitrasyafril@bunghatta.ac.id
Abstract
In the city of Padang there are many modern and traditional communities in both arts and culture. The existing community is one of the containers to accommodate the creativity of the young generation. Currently existing public facilities in the city of Padang is still lack, this make young people experience a crisis of creativity. The lack of facilities and information that can make young people begin to lose direction in accordance with the interests and talents. This arts and cultural center is a public facility that accommodate the creativity of the people of Padang City especially young generation, this public facility can also attract people from other areas to visit the city of Padang as one of the city of art and culture lovers. This facility is intended to accommodate community activities, performances, arts training and the development of young people's interest in art and culture. This facility is designed with an emphasis on education in the arts and culture. Hybrid approach to architectural design done with the aim of combining the two elements distinct but interrelated. Application of hybrid architecture is expected to create a relationship between the building and the environment, buildings and functions, and human. The application of this concept is not only the region, but also on building concepts to represent the meaning of a hybrid into the composition of its time. The characterization of space is chosen to unify some of the functions that exist between the outer space and the inner space as well as the circulatory system.
1 PENDAHULUAN
Sebagai ibu Kota Provinsi Sumatera Barat, Padang menjadi pusat dimana segala bentuk aktifitas dan kreatifitas warga kotanya menjadi salah satu sorotan dari daerah lain yang ada di Indonesia. Untuk semua itu maka masyarakat Kota Padang harus memiliki apresiasi terhadap kotanya sendiri. Apresiasi itu muncul tidak hanya dilihat dari segi pemerintahan, nilai sejarah, dan kepadatan kota tersebut. Maka dengan adanya ruang – ruang atau wadah dengan fungsional baru yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat kota, dengan segala bentuk aktifitas dan kreatifitas itu akan muncul dan tidak menutup kemungkinan akan tumbuhnya prestasi dan menambah apresiasi terhadap kotanya sendiri, khusunya Kota Padang.
Salah satu potensi untuk memberikan dan mewujudkan Kota Padang sebagai kota yang aktif dan kreatif ini dapat dimulai dengan adanya wadah untuk komunitas dan kalangan penikmat seni dan budaya, yang mana itu semua tidak memiliki batas umur dan usia, baik dari kalangan balita hingga lanjut usia, dan salah satu penggerak anak muda untuk berkreatifitas. Berbicara soal generasi muda, disisi lain kita dapat melihat bahwa beberapa dari generasi muda memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Hal
itu dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan pola pikir serta pengaruh dari lingkungan itu sendiri. Ada tiga faktor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu motivasi atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif.
Kurangnya wadah atau fasilitas yang dapat menampung kegiatan generasi muda yang bersifat publik, Membuat generasi muda mengalami krisis kreativitas dan minimnya terjadi interaksi antar sesama anak muda itu sendiri diluar pendidikan formal. Karena belakangan ini, Padang masih sangat lemah dengan aktifitas anak mudanya, lebih cenderung banyak menghabiskan waktunya dengan berkumpul di beberapa tempat dengan kegiatan yang hanya menghabiskan waktu dan kurang bermanfaat. Setelah diamati, dari awal sampai pertengahan tahun 2016, kota Padang banyak bermunculan cafe-cafe.
Melalui kegiatan yang bersifat kompetitif, kreatif, dan edukatif, “Perancangan Pusat Seni dan Budaya di Kota Padang” ini akan memberikan suatu nilai tambah untuk wahana baru bagi pengembangan imajinasi kreatif, yang pada akhirnya akan membuka pintu bagi terbentuknya anak muda kreatif yang tangguh, berwawasan tinggi, mandiri, memiliki rasa percaya diri, serta terutama semakin merasa memiliki akan seni dan budayanya
2 sendiri. Perancangan diatas berfungsi
sebagai wadah untuk menampung semua kegiatan masyarakat khususnya generasi muda. Dengan tersedianya wadah tersebut diharapkan generasi muda yang ada dikota Padang lebih dapat aktif untuk mengekspresikan dirinya melalui hal-hal yang positif dan bermanfaat terutama bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dimana fungsi tersebut merupakan perkumpulan dan ruang bagi pecinta dan penikmat seni baik tradisional maupun modern, namun juga menjadi salah satu titik public space dan prasarana rekreasi keluarga, sehingga masyarakat lebih akrab dengan dunia seni dan budaya.
Rumusan masalah yang menjadi acuan pada perencanaan ini yaitu :
a. Menyatukan berbagai fasilitas dalam suatu wadah yang membuat para penggunanya merasa tertarik dan nyaman?
b. Apakan dengan adanya wadah berkreatifitas dapat menjadikan kawasan tersebut menjadi identitas baru yakni sebagai kawasan komunitas seni dan budaya ?
c. Bagaimana membuat Pusat Seni dan Budaya dikota Padang yang menyenangkan bagi generasi muda dan
dapat dinikmati juga oleh masyarakat umum ?
d. Bagaimana cara menarik minat generasi muda untuk belajar dan mempelajari seni dan budaya
e. Bagaimana menarik minat daerah lain untuk mengunjungi Kota padang sebagai salah satu kota penikmat seni dan budaya.
METODE PENELITIAN
Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suati kesimpulan. Pemgumpulan data diperoleh dengan cara :
1. Data Primer
a. Survei lapangan, berupa pengamatan, pengambilan gambar dan perolehan data langsung pada area site.
b. Studi Komparatif, yaitu mengumpulkan data yang diperlukan dan yang berkaitan, kemudian mencari beberapa perbandingan, dan penjabaran desain - desain yang sudah ada atau hampir sejenis, dan merangkumnya dalam studi preseden. c. Studi Literatur, studi tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan aspek-aspek desain perencanaan serta beberapa elemen-elemen yang dapat
3 menunjang tema berupa buku
(membangan kota kebun bernuansa hutan kota), jurnal tentang seni, budaya, ruang terbuka, ruang interaksi dan internet.
d. Observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada kawasan site. Bertujuan untuk mengamati fenomena sosial.
e. Wawancara untuk mendapatkan informasi secara lansung yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan secara objektif.
f. Kuisioner, yaitu membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian kemudian diberikan kepada beberapa responden. 2. Data Sekunder
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan dan instansi terkait.
3. Analisa Data
Data yang telah dikumpul kemudian dianalisa. Kesimpulan dari hasil analisa dan studi literatur kemudian akan menghasilkan sebuah pendekatan konsep berdasarkan data, permasalahan, potensi dan studi yang telah dianalisa.
4. Hasil
Pendekatan konsep yang didapat dari analisa data kemudian diolah hingga menghasilkan konsep perencanaan dan perancangan dengan menerapkan ilmu-ilmu arsitektur. Dari konsep kemudian akan dihasilkan gambar prarencana.
Tinjauan Pustaka
Ada beberapa teori yang digunakan dalan perancangan kawasan Pusat Seni dan Budaya di Kota Padang, yaitu teori yang digunakan adalah Permen PU Nomor 06/PRT/M/2007 (RTBL) dan teori tentang 8 elemen perancangan kota dari Hamid Shirvani.
1. Tata Guna Lahan (Land Use)
2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form And Massing)
a. Ketinggian Bangunan b. Kepejalan Bangunan
c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) d. Koefidien Dasar Bangunan (Building
Converage)
e. Garis Sempadan Bangunan (GSB) f. Langgam
g. Skala
h. Tekstur dan Warna
3. Sirkulasi dan Parkir (Sirculation and Parking)
4 a. Elemen Keras (hardscape) berupa
jalan, trotoar, patung, bebatuan dan sebaginya.
b. Elemen Lunak (softscape) berupa tanaman dan air.
5. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways) Syarat-syarat jalur pedestrian yaitu : a. Aman dan leluasa dari kendaraan
bermotor b. Menyenangkan
c. Mudah, menuju segala arah tanpa ada hambatan
d. Punya nilai estetika dan daya tarik 6. Pendukung Aktivitas (Activity Support) 7. Penandaan (Signage)
Penandaan harus memperhatikan pedoman teknis sebagai berikut :
a. Penggunaan penandaan harus merefleksikan karakter kawasan. b. Jarak dan ukuran harus di ukur.
c. Penggunaan dan keberadaannya harus harmonis.
d. Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan khusus.
e. Pembatasan penandaan yang berukuran besar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data dan Analisa Tapak
1. Lokasi Tapak
Tapak berada di jalan Raden Saleh yang dikelilingi oleh pohon pelindung. Kawasan ini merupakan kawasan komersil. Terdapat perumahan dan perkantoran pemerintahan dan swasta. Tapak berukuran ±3.9 Ha.
Gambar 1 : Peta Eksisting Tapak
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
a. Luas Site : ± 3.9 Ha
b. Fungsi Bangunan : Pusat Seni dan Budaya di Kota Padang
c. KLB : 1.8 – 2.4
d. KDB : 45% - 60%
e. Lantai Maksimal : 4 lantai
f. Kawasan : Pusat Kota
g. Jalur Evakuasi : Sektor 4 h. Batasan Site :
Utara : Taman dan Jl. Raden Saleh
Selatan : Perumahan
Barat : Pemukiman Warga
5 2. Kondisi Sekitar Site
Berikut beberapa foto dari hasil survay
Terdapat taman kanak-kanak pada bagian timur kawasan
Kawasan bersebelahan dengan masjid Muhsinin
Terdapatnya perpustakaan digital pada bagian timur kawasan, yang selalu ramai dikunjungi oleh warga Kota Padang
Kondisi lingkungan disekitar kawasan yang terlihat nyaman dan asri
Terdapat warung makan dan café disekitar site.
Gambar 2 : Kondisi Sekitar Site Sumber : Data Penulis, tahun : 2017
3. Potensi dan Permasalahan Site 1. Potensi Site
a. Kawasan yang ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Padang b. Merupakan kawasan anak muda
beraktivitas dan berkumpul
c. Sudah tersedianya fasilitas infrastruktur
d. Dekat dengan tempat keramaian dan pusat kota
6 e. Berada diperempatan akan
menjadi potensi bangunan dan dapat dinikmati dari beberapa sisi dengan jarak pandang yang baik f. Terdapatnya vegetasi disekeliling
kawasan sehingga nyaman untuk dilalui.
2. Permasalahan Site
a. Tingkat kebisingan dan debu cukup tinggi, karena intensitas kendaraan yang lewat cukup tinggi juga
b. Kawasan dengan sirkulasi padat c. Terdapat beberapa PKL yang
menggunakan badan jalan dan pedestrian
d. Kurang maksimalnya ruang terbuka yang ada disekitar tapak bagi warga kota
e. Pedestrian disekitar tapak kurang begitu nyaman untuk pejalan kaki.
4. Analisa Site a. Vegetasi
Gambar 3 : Anlisa Vegetasi
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Terdapat beberapa vegetasi peneduh dengan skala besar pada site, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ruang parkir, ruang terbuka, ruang diskusi, peneduh amphitheater, sebagai paru - paru site, pemfilter debu, dan menjadi pengarah angin, serta menciptakan lahan yang sejuk.
b. Pencahayaan alami
Gambar 4 : Analisa Pencahayaan Alami
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Menurut analisa dari data yang ada, site memiliki potensi view matahari terbenan yang dapat dilihat dari ketinggian, maka dapat dimanfaatkan sebagai salah satu view menarik, dan bagaimana pertimbangan massa bangunan agar tidak terkena panas matahari langsung, sehingga panas langsung dapat menjadi cahaya yang mengoptimalkan pencahayaan diruang – ruang tertentu.
Selain itu potensi vegetasi pada site juga dapat menjadi analisa untuk potensi
7 dan pemanfaatan untuk pemfilter panas
matahari langsung.
c. Penghawaan alami
Gambar 5 : Analisa Penghawaan Alami
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Udara disekitar site memiliki pengaruh yang cukup tinggi, selain itu tingkat kecepatan angin yang dihembuskan kedalam bangunan dapat diatasi dengan memberi vegetasi pengarah untuk memfilter angin tersebut. Selain itu diperlukan arah bukaan yang dapat memaksimalkan dan mengondisikan udara hingga masuk kedalam ruangan, salah satunya dengan memanfaatkan udara pada ruang atas / inner court, pemecahan massa bangunan dapat mengalirkan udara dengan baik, selain itu terdapat juga menggunakan crossventitation. Memberikan bukaan yang lebar pada bangunan juga dapat membuat udara dari luar dapat masuk kedalam bangunan, sehingga penggunaan
energi listrik dapat dihemat dengan sebaik mungkin.
d. Kebisingan
Gambar 6 : Analisa Kebisingan
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Tingkat kebisingan cukup tinggi, karena berada diperempatan jalan yang dapat diakses dari empat sisi, sehingga ramainya kendaraan dan aktifitas publik. Bagian barat dan selatan site tingkat kebisingan sedang, karena area tersebut tidak terlalu ramai dengan aktivitas diruang luar, sehingga penempatan zoning ruang yang butuh sedikit ketenangan dapat diarahkan kebagian ini.
e. View
Gambar 7 : Analisa View
8
Site memiliki potensi dan keunggulan yang dapat menjadi daya tarik, terutama pemanfaatan view dan ruang kearah taman, kantor pemerintahan dan masjid raya Sumatera Barat, pantai padang dengan matahari terbenan, namun view pantai tertutup oleh bangunan yang ada disekitar site, namun dapat diatasi dengan menjadikan ruang yang lebih tinggi dari bangunan sekitar untuk dapat menikmati view tersebut. Selain itu penempatan massa bangunan juga penting untuk mendapatkan view dengan skala manusia yang melihat bangunan, sehingga bangunan terlihat monumental dan dapat dinikmati sepenuhnya dengan view skala yang baik.
Konsep Perencanaan Tapak 1. Site Terpilih
Gambar 8 : Site Terpilih
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Berdasarkan identifikasi tata guna lahan di kawasan Raden Saleh – K.H.A Dahlan dan Khatib Sulaiman – Rasunan Said, lokasi perancangan berada di kawasan yang sangat strategis dan mudah
diakses. Selain itu lokasi perancangan juga didukung dengan beberapa bangunan pendukung yang memiliki aktivitas pengguna yang tinggi terutama pada kawasan ruang terbuka publik.
Berdasarkan RTRW Kota Padang kawasan lokasi perancangan diperuntukan untuk perdagangan/jasa. Karena merupakan kawasan perdagangan/jasa, maka kawasan tersebut banyak terjadi aktivitas baik diluar maupun didalam bangunan. Jadi kawasan ini bisa digunakan sebagai sarana penunjang kawasan tersebut yang bersifat publik dan dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar. Sarana penunjang tersebut merupakan ruang terbuka publik yang memiliki banyak fungsi dan fasilitas beberapa diantaranya adalah RTH (ruang terbuka hijau), taman edukasi dan pusat pagelaran seni dan budaya yang ada dikota Padang.
9 2. Konsep Kawasan
Gambar 9 : Zonasi Kawasan
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Untuk konsep kawasan akan dibagi menjadi 4 (empat) zonasi berdasarkan pengelompokan fungsi yang telah direncanakan sebelumnya. Konsep tata guna lahan pada penataan kawasan ini adalah:
a. Pengadaan fasilitas ruang luar dan ruang dalam untuk mengangkat potensi wisata dan pelestarian khususnya dalam bidang seni dan budaya.
b. Pengaturan kondisi bangunan melalui pendekatan rencana detail tata ruang. c. Dibagi menjadi zona-zona berdasarkan
sifat dan hubungan alur sikulasi yang jelas dan teratur.
3. Konsep Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
a. Kendaraan Umum
Gambar 10 : Ilustrasi kendaraan umum dan fasilitas halte/shelter bus
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Untuk menghindari kemacetan pada akses masuk ke lokasi direncanakannya entrance ke lokasi dibuat memutar dan masuk pada bagian barat tapak kemudian kendaraan keluar pada bagian timur tapak. Halte merupakan tempat untuk tempat dan berhentinya kendaraan untuk menaikan dan menurunkan penumpang. Tingkat intensitas kepadatan di lokasi terjadi pada jam-jam sibuk.
10 b. Sistem Sirkulasi Kendaraan Pribadi
Gambar 11 : Sistem sirkulasi kendaraan pribadi Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Sirkulasi kendaraan pribadi tersebut dapat diarahkan kedalam tapak dengan membuat sirkulasi kendaraan masuk dan keluar kendaraan dari dalam tapak dibuat terpisa, sehingga resiko terjadinya macet dan kecelakaan dapat dikurangi.
c. Sirkulasi Kendaraan Umum Informal Setempat
Gambar 12 : Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Sirkulasi kendaraan umum disekitar tapak juga sering dilewati oleh kendaraan umum informal seperti ojek, becak dan andong/bendi. Jadi penyediaan tempat berhenti untuk menaik dan menurunkan penumpang dari kawasan sangat diperlukan. Tempat berhenti ini berupa tempat transit yang dipisahkan dengan kendaraan lainnya, karena mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan pengunjung yang menggunakan alat tranfortasi tersebut.
d. Sistem Parkir
Gambar 13 : Pola parkir
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Untuk parkir kendaraan didalam tapak diletakkan pada bagian belakang tapak. Parkir kendaraan roda dua dan roda empat dibuat terpisah mulai dari masuk hingga keluar dari tapak, ini bertujuan untuk menghindari cross antar kendaraan.
11 e. Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki
Gambar 14 : Sistem sirkulasi pejalan kaki Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Jalur untuk pedestrian terbagi menjadi dua yaitu pedestrian utama dan pedestrian kecil. Pedestrian utama yaitu pedestrian besar yang terdapat di sekeliling tapak. Sedangkan jalur pedestrian kecil terdapat didalam kawasan atau tapak dari tiap- tiap zona yang ada.
Gambar 15 : Ilustrasi pedestrian yang berbatasan dengan jalan pada kawasan
Sumber : Permen PU No.3, tahun 2014
Gambar 16 : Material yang digunakan pada pedestrian Sumber : Internet, tahun: 2016
4. Konsep Tapak
Konsep yang digunakan untuk ruang luar adalah Playspace. Playspace merupakan area bermain atau rekreasi sambil belajar, terletak disekeliling tapak dan dikembangkan menjadi jalur sirkulasi, taman dan amphitheater, jalur sirkulasi yang digunakan adalah pada bagian depan site terdapat kolam yang disekitanya terdapat taman. Pada bagian tengah tapak terdapat amphitheater yang besar dari yang lainnya yang difungsikan sebagai tempat acara indoor berupa event – event, pameran atau bazar.
Gambar 17 : Konsep Kawasan
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017 5. Konsep Bentuk
Bentuk massa bangunan adalah lingkaran, karena telah disesuaikan dengan fungsi, akrivitas dan kebutuhan ruang yang telah dianalisa sebelumnya. Bentuk bangunan sedikit besar, tetapi
12 dapat diatasi dengan menggunakan
bentuk bangunan podium sehingga dapat mencapai skala bangunan yang manusiawi.
Gambar 18 : Transformasi bentuk massa bangunan Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Gambar 19 : Bentuk masa bangunan
Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
Bentuk Masa dalam Arsitektur Hybrid Arsitektur hybrid adalah suatu salah satu karakter dari gaya arsitektur postmodern, sebagai campuran dan turunan elemen – elemen saling bertentangan, seperti campuran seni tinggi dan kebudayaan popular. Mengkombinasikan ide – ide tersebut dan memprioritaskan pada bangunan yang fleksibel. Tampilan arsitektur hybrid pada Puast Seni dan Budaya Dikota Padang ini dapat dicapai dengan menerapkan atau mengaplikasikan tahapan – tahapan arsitektur hybrid kedalam wadah bangunannya. Adapun tahapan – tahapan arsitektur hybrid yang dapat diwujudkan dalam pencapaian tampilan arsitektur hybrid adalah :
a. Menyeleksi fragmen – fragmen dari referensi
Proses dimana pemilihan atau menentukan ide – ide yang berbeda dan kemudian disatukan berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan yang direncanakan. Penerapanya yaitu pada fasade bangunan dan penggunaan material atau ornamen.
b. Memanipulasi referensi dengan cara reduksi
Merupakan cara dalam memecahan masalah dalam perancangan pada
13 bentuk bangunan yang cocok
berdasarkan data dan analisa sebelumnya, melalui penyederhanaan hal yang rumit atau kompleks pada desain yang direncanakan.
c. Mengkombinasikan atau mencampurkan elemen – elemen didalam desain.
Gambar 20 : Bentuk masa bangunan penunjang Sumber : Hasil Analisa Konfigurasi Penulis, tahun : 2017
6. Konsep Fasade Bangunan
Ekspresi bangunan yang digunakan adalah berbentuk langgam (style). Bentuk ini dapat digunakan untuk menampilkan citra bangunan ke daerahan. Identitas atau mengekspresikan gaya hidup golongan masyarakat khusunya pengguna bangunan ini. Fasade bangunan yang digunakan adalah bentuk bangunan yang dapat mencerminkan fungsi bangunan yakni sebagai pusat seni dan budaya dikota Padang. Sehingga dari fasade bangunan dapat dikenali sebagai bangunan yang berfungsi sebagai tempat kesenian dan budaya.
Sehingga bentuk bangunan mengambil bentuk dari salah satu dari pakaian adat minangkabau yakni deta, karena deta merupakan penutup kepala bagi para seniman tradisional Minangkabau. Penggunaan deta sendiri sering dipakai dalam kegiatan kesenian atau kebudayaan dan penggunaan deta ini tidak membedakan golongan atau kasta suatu kelompok. Sehingga penerapan bentuk ini pada bangunan dirasa sangat cocok dengan fungsi yang direncanakan karena bangunan yang bersifat publik dan begitu pula dengan penggunaan deta.
Gambar 21 : Filosofi fasade bangunan
14 1. Siteplan
15 2. Blokplan
16 3. Tampak Bangunan Utama
17 4. Perspektif Kawasan dan Bangunan Utama
18 5. Tampak Bangunan Penunjang
19
6. Perspektif Bangunan Penunjang
]
20 KESIMPULAN
Setelah melakukan sejumlah evaluasi dari konsep hingga hasil desain yang dikaitkan dengan skripsi dan gambar pra rencana, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Memberikan identitas baru pada kawasan
Raden Saleh – Rasunan Said sebagai kawasan seni dan budaya
b. Menggunakan pendekatan konsep arsitektur hybrid pada kawasan dan bangunan yang bertujuan untuk menciptakan hubungan antara bangunan dan lingkungan, bangunan dan fungsi, fungsi dan manusia
c. Ruang luar difungsikan sebagai pengikat kawasan yang menarik dengan tersedianya berbagai macam fungsi yang berbeda
d. Konsep yang digunakan untuk ruang luar adalah playspace. Playspace merupakan konsep yang diterapkan pada kawasan yang mana pengunjung yang datang dapat menikmati area bermain dan berekreasi sambil belajar
e. Mengatur kondisi bangunan melalui pendekatan rencana detail tata ruang, dan dibagi menjadi 4 zonasi berdasarkan sifat dan hubungan alur sikulasi yang jelas dan teratur. Sehingga terciptalah suasana ruang publik yang benar – benar publik
dan nyaman bagi masyarakat Kota Padang.
f. Kawasan yang direncanakan sebagai kawasan yang ramah terhadap anak dan kaum disabilitas dengan menerapkan konsep – konep disabilitas pada bangunan, pedestrian, dan parkir.
DAFTAR PUSTAKA
Carr, S. (1992). Publik space. Cambridge [England]: Cambridge University Press. Ching, F. D. K. (1994). Data Arsitek.
Culla, A. (1999). Masyarakat Madani. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dep. Pekerjaan Umum. (2008). Undang – undang Republik Indonesia Nomon 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Dep. Pekerjaan Umum, 2006 : Fungsi dan
Peran Ruang Terbuka.
Fajar, M. Irsyat, 2013 : Pusat Desain Seni Visual.
Fisher, J. J. (2006). Creating Place Identity: It’s Part of Human Nature. Course Description.
Habermas, 2004 : Pengertian Ruang Publik. Hakim, 1993 : Kenyamanan.
Hiss, T. (1991). The experience of place. New York: Vintage Books.
Kluckhohn, C. Universal Categories of Culture .
21 Madanipour, 2003 : Pengertian Ruang
Publik.
Neufert, Ernst. (1996). Data Arsitek, Jilid 1: Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst. (1999). Data Arsitek, Jilid 2: Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek, Jilid 2: Erlangga, Jakarta.
White, Edward T. (1994). Analisis Tapak: Intermatra, Jakarta.
White, Edward T. (1995). Sumber Konsep: Intermatra, Jakarta. http://fariable.blogspot.co.id/2011/01/eleme n-perancangan-kota-hamid-shirvani.html diakses 16 Oktober 2016 http://henritama.blogspot.com/2012/10/wujud-kebudayaan-dan-unsur-unsurnya.html diakses 16 Oktober 2016 http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya diakses 16 Oktober 2016 http://lirikindonesia-lirikku.blogspot.co.id/2010/06/pengertian -pagelaran-pagelaran-adalah.html diakses 16 Oktober 2016 http://pengayaan.com/pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli-dunia/ diakses 16 Oktober 2016 http://www.artikelsiana.com/2015/09/penger tian-seni-fungsi-macam-macam-seni.html diakses 16 Oktober 2016 http://www.archdaily.com/ diakses 17 Oktober 2016 http://www.selasarsunaryo.com/ diakses 16 Oktober 2016
Dalam jurnal faktor – faktor pembentuk identitas suatu tempat milik Jenni Ernawati.
Dalam jurnal komparasi konsep arsitektur hybrid dan arsitektur simbiosis milik Ningsar dan Deddy Erdiono.
Dini, Marini Saripuspita, 2014 : Peran Komunitas Kreatif dalam Pembentukan Identitas Ruang Pubik.