• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bermakna. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Saussure (via Nurgiantoro,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bermakna. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Saussure (via Nurgiantoro,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai sistem tanda yang bermakna. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Saussure (via Nurgiantoro, 1995:39) yaitu bahasa sebagai suatu sistem tanda bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Selanjutnya, Luxemburg, dkk. (1981:45-46) menegaskan bahwa yang termasuk dalam tanda-tanda bahasa adalah kata-kata, frasa-frasa, kalimat-kalimat dan teks-teks.

Selain untuk berkomunikasi, bahasa juga digunakan untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan gagasan, baik yang berupa kenyataan maupun khayalan secara lisan dan atau tertulis. Fungsi imajinatif bahasa biasanya tertuang dalam karya seni, termasuk sastra. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, perasaan, ide, semangat dan keyakinan dalam satu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa, serta merupakan kreativitas pengarang yang tidak dapat melepaskan diri dari realitas kehidupan sastra.(Sumardjo dan Saini, 1986:3). Hakekat seni adalah dulce et utile, yang berarti seni itu indah dan berguna. Indah susunannya dan berguna isinya.

Karya sastra beragam jenisnya, misalnya lagu, prosa, roman, novel, komik, puisi dan sebagainya. Kesemuanya terbagi dalam tiga pembagian besar, yaitu puisi, prosa dan drama. Bellefonds, dkk. (1993:789) mengungkapkan bahwa “La poésie est l’art d’évoquer des impressions, des sentiments ou de décrire des

(2)

objets grâce à l’harmonie de sons et au rythme des mots; Puisi adalah seni untuk membangkitkan kesan, perasaan atau menggambarkan benda melalui harmoni suara dan irama kata-kata”. Senada dengan Bellefonds, Jakobson (via Handayani, 1977:16-17) menyatakan bahwa :

La poèsie c’est le langage dans sa fonction esthétique… Le monde de l’émotion, les troubles de l’âme forment une des applications, plus exactement une des justifications les plus habituelles du langage poètique..

Puisi merupakan bentuk pemakaian bahasa dalam fungsi yang estetik… Wilayah emosi (luapan perasaan), permasalahan-permasalahan kejiwaan terwujud dalam satu dari penerapan-penerapan, khususnya satu dari pembenaran-pembenaran yang lazim dalam pemakaian bahasa yang indah…

Puisi merupakan salah satu sistem tanda yang bermakna, memiliki daya pikat melalui rangkaian kata-kata yang mampu membangkitkan emosi pembaca. Selain memiliki ciri penyajian tipografi yang berbeda dengan karya sastra lain (Luxemburg, dkk., 1981:175), puisi juga menggunakan bahasa yang imajinatif, kompleks, penuh simbol, padat sehingga maknanya tersirat. Struktur bahasanya pun umumnya menyimpang dari struktur bahasa normatif serta bersifat multitafsir.

Aspek intrinsik puisi yang meliputi aspek bunyi, aspek sintaksis dan aspek semantik dapat dianalisis melalui pendekatan sastra secara struktural, yaitu pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sebuah struktur yang merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem dan saling berkaitan. Semua unsur tersebut merupakan kode yang disebut tanda.

(3)

Hawkes dalam (Pradopo, 1995:108) menegaskan bahwa sebuah struktur sebagai kesatuan yang utuh dapat dipahami makna keseluruhannya bila diketahui unsur-unsur pembentuknya dan saling berhubungan di antaranya dengan keseluruhannya. Pendekatan yang dianggap sesuai digunakan untuk menelaah hubungan antarunsur tersebut adalah pendekatan struktural, yaitu sebuah pendekatan yang memandang teks sastra, khususnya puisi, sebagai suatu objek yang dibangun oleh berbagai unsur yang saling berhubungan.

Selain itu, puisi juga dapat dianalisis dengan pendekatan semiotik. Semiotik (semiotika) adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penelitian semiotik ini meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang tergantung pada sifat-sifat yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna. (Preminger, dkk., 1974:980)

Ada beberapa pendapat tentang unsur-unsur pembentuk puisi. Salah satunya adalah I.A. Richard (dalam Pradopo, 2005:24) yang berpendapat bahwa membedakan dua hal penting yang membangun sebuah puisi yaitu hakekat puisi/bentuk batin (the nature of poetry) dan metode puisi/bentuk fisik (the method of poetry). Metode puisi terdiri atas diksi (diction), kata konkret (the concrete word), majas (figurative language),dan bunyi yang menghasilkan rima dan ritma (rhyme and rhytm), sedangkan hakekat puisi terdiri dari empat hal pokok, yaitu tema/arti (sense), perasaan (feeling), nada (tone) dan amanat (intention).

(4)

Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair, yang terkandung dalam karya sastra. Tema terdiri dari dua macam, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah tema yang dominan dalam cerita, sedangkan tema minor adalah tema tambahan untuk melukiskan tema mayor. Menurut Mursal Esten (1984:92) dalam melukiskan tema mayor suatu cerita ada beberapa cara yaitu melihat persoalan yang paling banyak membutuhkan waktu penceritaan dan persoalan yang paling banyak menimbulkan konflik.

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuat, yang diharapkan menjadi sesuatu yang bermakna bagi para pembaca, menjadi hikmah, renungan, atau nasihat. Amanat puisi biasanya mempunyai benang merah dan misi visi yang relevan dengan tema.

Subjek penelitian ini adalah kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire. Keistimewaan kumpulan puisi tersebut antara lain, (1) puisi tersebut merupakan karya penyair beraliran simbolis, dan diperkuat dengan kata-kata dan kiasan yang menarik, (2) puisi tersebut ditampilkan dalam bentuk sajak bebas dengan gaya penulisan puisi modern, (3) puisi tersebut mengungkapkan perasaan, gambaran dan ekspresi yang tajam, serta kritik keadaan yang terjadi pada saat karya tersebut diciptakan, (4) beberapa tipografi puisi yang khusus atau unik dibanding dengan puisi pada umumnya.

Calligrammes: Poèmes de la Paix et de la Guerre 1913-1916 (1918), adalah kumpulan puisi karya Guillaume Apollinaire, dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1918. Calligrammes memperlihatkan bagaimana tipografi dan tata ruang dari kata-kata yang mempunyai banyak peran dan arti dari setiap puisi

(5)

tersebut. Dalam pengertian ini, koleksi dapat dilihat sebagai puisi konkret atau puisi visual. Apollinaire menggambarkan karyanya sebagai berikut: “Calligrammes sont les idéalisation des vers libres de la poésie et la précision de typographie à une époque où il atteint la fin d'une brillante carrière, au début d'un nouveau moyen de reproduction qui est un cinéma et le phonographe; Calligrammes adalah perwujudan baris bebas dari puisi dan kejelasan tata wajah pada suatu era saat mencapai kejayaan karir, pada awal penerbitan adalah film dan fonograf.” (http://www.wikipedia.fr-diakses-pada-25mei2011).

Pengarang kumpulan puisi Calligrammmes yang bernama asli Wilhelm Apollinaris de Kostrowitzky, atau yang dikenal sebagai Guillaume Apollinaire, adalah seorang penyair Perancis, dramawan, dan kritikus seni. Beliau lahir di Roma pada tanggal 26 Agustus 1880, keturunan wanita berdarah Italia dan pria asal Polonia. Ayahnya tidak pernah ia kenal, namun semua kesedihannya tertuang dalam karya-karya ciptaannya. Beliau adalah salah satu penyair Prancis terkemuka awal abad 20 dan termasuk dalam sebagian besar penyair populer anggota komunitas seni Montparnasse di Paris, satu periode dengan Pablo Picasso. Guillaume Apollinaire telah mengarang berbagai teks yang berbeda: prosa fiksi, drama, librettos dll, namun dapat dikatakan bahwa karya-karya penting dalam hidupnya hanya dua: Alcools: Poèmes 1898-1913 (1913) dan Calligrammes: Poèmes de la Paix et de la Guerre 1913-1916 (1918). Beliau meninggal pada 9 November 1918 di Paris karena sakit. (Orizet, 1988:443-444)

Karya-karya terkenal lain Guillaume Apollinaire diantaranya : Mirely ou le Petit Trou pas cher (1900), Le Théâtre Italien (1910), Les exploits d’un jeune

(6)

Don Juan (1911), Méditations esthétiques-Les peintres cubistes (1913), La Rome des Borgia (1914), Le poète assassiné (1916), L'esprit nouveau et les poètes (1918) dan Il y a... (1925).

Kajian terhadap kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan struktural yang memfokuskan pada kajian tema dan amanat puisi, guna memperkaya berbagai penelitian di bidang sastra. Dalam penelitian yang mengangkat puisi sebagai subjek penelitian ini, peneliti menggunakan kajian tema dan amanat sebagai alat analisis karena kajian tersebut dapat mengungkap makna puisi secara mendalam dengan menunjukkan tema-tema mayor dan minor dari puisi-puisinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalahnya, yaitu :

1. tema dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire 2. amanat dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire 3. makna kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

4. gaya bahasa yang digunakan dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

5. penggunaan diksi dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

(7)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dapat dikemukakan pembatasan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. kajian tema dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

2. kajian amanat dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

D. Rumusan Masalah

Dari penjabaran latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalahnya yaitu :

1. bagaimanakah kajian tema dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire?

2. bagaimanakah kajian amanat dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. mendeskripsikan kajian tema dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

2. mendeskripsikan kajian amanat dalam kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

(8)

F. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis, yaitu :

1. secara teoretis

a. menjadi salah satu referensi dalam pemahaman dan penghayatan terhadap subjek penelitian yaitu kumpulan puisi Calligrammes karya Guillaume Apollinaire

b. mengembangkan penelitian di bidang sastra khususnya tentang puisi. 2. secara praktis

a. menambah wawasan pengetahuan mahasiswa bahasa Prancis tentang karya sastra Prancis.

b. memperkenalkan karya sastra Prancis berupa puisi.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya yang tiada batas, dengan ridho penulis

Hal ini berarti bahwa responden yang tidak mengunakan kawat kasa pada ventilasi rumah beresiko menderita penyakit malaria sebesar 5,7 kali lebih tinggi dibandingkan

Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan Negara indonesia  Meresensi tulisan di Koran, majalah, atau internet tentang pengaruh globalisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara, antara lain; a) faktor air untuk melarutkan unsur hara atau zat mineral sehingga mudah menyerap air, b) daya serap akar,

Setelah mengamati warna semua sampel, urutkan sampel dari yang paling Anda sukai (= 4) hingga sampel yang paling tidak Anda sukai (= 1). Kode Sampel Ranking (jangan ada

“ Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi Kasus Pada SPB U Anak Cabang Perusahaan RB.. “Pengaruh Audir

P ENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPSA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melihat kenyataan di atas, IKIP PGRI Semarang, terutama Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS)