• Tidak ada hasil yang ditemukan

Newsletter. ASB Indonesia & the Philippines. Vol. II - Oktober 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Newsletter. ASB Indonesia & the Philippines. Vol. II - Oktober 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

N

ewsletter

ASB Indonesia & the Philippines

(2)

Selamat datang di

ASB Indonesia & the Philippines,

Sejak Juli 2016, Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) Indonesia

& the Philippines mengalami perubahan struktur internal.

Kami mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya

atas dedikasi yang telah diberikan Dr. Alex J. Robinson

selama menjabat sebagai

Country Director

ASB

Indonesia & the Philippines. Perubahan dan semangat

baru juga kami peroleh dengan disahkannya Memorandum

Saling Pengertian (MSP) antara Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia dan ASB Indonesia & the Philippines.

Dalam lima bulan terakhir, banyak pencapaian yang telah

diraih, termasuk penyelenggaraan Pelatihan Dasar

Mana-jemen Bencana untuk Penyandang Disabilitas serta

bebe-rapa kegiatan lainnya. Selain itu, ASB Indonesia & the

Philippines juga memulai program berbasis masyarakat

di wilayah Provinsi Sumatera Barat pada September lalu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Luar

Negeri Jerman, Aktion Deutschland Hilft dan USAID

atas dukungan terhadap pelaksanaan program. Kami juga

sangat mengapresiasi semua mitra yang senantiasa

men-dukung ASB Indonesia & the Philippines dalam mengupayakan

pemberdayaan dan peningkatan ketangguhan masyarakat

se-cara inklusif. Terima kasih.

Melina Margaretha

Acting Country Director

(3)

Penyandang disabilitas sebagai mitra

strategis dalam penanggulangan bencana

ASB Indonesia & Philippines mendukung peningkatan kapasitas penyandang

disabilitas untuk tampil sebagai aktor utama dalam penanggulangan bencana (PB)

3

Proses diskusi kelompok mengenai konsep bencana dan prinsip

penanggulangan bencana

Semua peserta pelatihan terlibat aktif dalam diskusi kelompok, termasuk

perwakilan dari Gerakan Kesejahteraan untuk Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN)

S

udah menjadi hal umum dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana bahwa penyandang disa-bilitas hanya dihitung sebagai elemen kerentanan dalam masyarakat. Walau-pun di tingkat nasional dan internasional mandat inklusi disabilitas telah disepa-kati, pelaksanaan penanggulangan bencana di level masyarakat masih me-merlukan komitmen nyata. Sebagai upaya mendukung implementasi man-dat inklusi disabilitas dalam penang-gulangan bencana, ASB Indonesia & the Philippines menyelenggarakan Pelatihan Dasar Manajemen Bencana dan Teknik Fasilitasi bagi perwakilan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD). Kegiatan yang dilaksanakan di Solo pada 2 – 10 Agustus lalu ini ber-tujuan untuk mempersiapkan perwakilan OPD untuk menjadi aktor aktif dalam upaya penanggulangan bencana. Kegiatan ini juga melibatkan Pusat

Pen-didikan dan Latihan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdiklat BNPB) sebagai salah satu narasumber dan penyedia kurikulum. Selain mening-katkan kapasitas penyandang disabilitas, ASB Indonesia & the Philippines melalui kegiatan ini berupaya mendorong kerja sama dan kolaborasi aktif antara OPD dan BPBD dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang lebih inklusif. Keterlibatan penyandang disa-bilitas dalam penanggulangan bencana tidak hanya sebagai upaya pewujudan mandat inklusi, melainkan secara aktif memastikan kebutuhan dan kapasitas penyandang disabilitas dapat terako-modasi dengan baik dalam setiap tahapan penanggulangan bencana.

(4)

Siap mendukung ketangguhan di pesisir

Sejak Agustus 2016, ASB Indonesia & the Philippines bersiap memulai program baru

yang akan dilaksanakan di dua kabupaten di wilayah pesisir Sumatera Barat. Sebagai

langkah awal, semua staf yang akan terlibat dalam implementasi program mendapatkan

sesi pembekalan dari beragam narasumber selama satu minggu.

Keakraban Tim Sumatera Barat dengan seluruh staff ASB Indonesia & the Philippines dalam sesi perkenalan

Permainan peran dalam Sesi Konsep Disabilitas dan Inklusi yang dibawakan oleh Dra. Mimi Lusli dari Mimi Institute

staf yang akan terlibat dalam implementasi program menjalani sesi pemantapan yang berlangsung selama satu minggu. Narasumber internal dan eksternal dilibatkan dalam penyampaian materi kepada peserta. Selain informasi teknis terkait pelaksanaan program, ke-giatan ini juga membekali peserta dengan pemahaman serta prinsip dasar yang menjadi nilai utama ASB Indonesia & the Philippines. Salah satu pembicara eksternal yang diundang dalam kegiatan ini adalah Dra. Mimi Mariani Lusli, pendiri Mimi Institute dan seorang ahli disabilitas. Melalui sesi yang berlangsung selama 180 menit, peserta diajak untuk memahami konsep disabilitas, inklusi disabilitas serta praktik pelibatan penyandang disabilitas dalam implementasi program. Selain itu, peserta juga mendapatkan pembekalan terkait pendekatan yang berpusat pada masyarakat (people-centered approach) dalam menjalankan kegiatan dan aktivitas bersama ma-syarakat. Kegiatan pembekalan ini diharapkan dapat membantu semua staf yang terlibat dalam proses implementasi program di masyarakat. Sesi pembekalan yang berlangsung di Yogyakarta ini kemudian ditutup dengan kegiatan team building yang melibatkan semua staf ASB Indonesia & the Philippines untuk menjalin keakraban. Tahun ini ASB Indonesia & the Philippines kembali memulai

program penguatan ketangguhan masyarakat di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Berbeda dengan beberapa pro-gram sebelumnya, wilayah kerja propro-gram ini tidak hanya berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, melainkan juga Kabupaten Pesisir Selatan. Dua kabupaten tersebut berada di wilayah pesisir yang berpotensi mengalami gempa bumi dan tsunami. Dalam rangka melakukan pembekalan, semua

(5)

Peningkatan kapasitas lokal

untuk ketangguhan

Dalam menjalankan program kemitraan dengan organisasi lokal, ASB Indonesia & Philippines

mengoptimalkan proses transfer pengetahuan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan

di Filipina

5

Mitra lokal berlatih menyampaikan materi kebencanaan dengan metode kreatif Perwakilan dari beberapa organisasi lokal yang menjadi mitra ASB Indonesia & the

Philippines saat mengikuti Sesi Pengenalan Aksi Kemanusiaan dan Respon Darurat

Saat terjadi situasi darurat bencana, masyarakat setempat ada-lah pihak pertama yang paling memungkinkan untuk melakukan respon cepat. Masyarakat setempat juga salah satu ujung tom-bak pendukung ketangguhan terhadap bencana. Berangkat dari pemahaman tersebut, ASB Indonesia & the Philippines senantiasa mengedepankan penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Hal ini juga yang mendasari pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas untuk beberapa organisasi mitra lokal di Filipina. Melalui kegiatan ini, ASB Indonesia & the Philippines bertujuan untuk melakukan transfer pengetahuan, khususnya terkait kesiapsiagaan bencana kepa-da sumber kepa-daya lokal. Pakepa-da Bulan Juni lalu, tim trainer ASB

Indonesia & the Philippines membawakan training of trainer (ToT) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi lokal dalam penyampaian materi-materi kebencanaan, baik melalui program berbasis sekolah maupun berbasis masyarakat. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini diarahkan untuk memiliki kapa-sitas dalam penyampaian materi kebencanaan secara kreatif dan partisipatif. Tidak hanya mendapatkan materi di dalam kelas, peserta juga kemudian melakukan uji coba training bersama masyarakat di Barangay (Desa) 14, Kota Caloocan di Manila. Selain itu, Bulan Agustus lalu ASB Indonesia & the Philippines juga menyelenggarakan Sesi Pengenalan Aksi Kemanusiaan. Melalui kegiatan ini, perwakilan dari beberapa organisasi mitra

lokal mengeksplorasi prinsip-prinsip dasar dan standar minimum dalam pelaksanaan aksi kemanusiaan dan respon darurat. Selain memberikan wawasan yang baru, kegia-tan ini juga diharapkan membuka peluang kerja sama dengan organisasi lokal dalam melaksanakan aksi kemanusiaaan, khusus-nya dalam kejadian bencana berskala kecil dan menengah.

(6)

Kegiatan Pendukung

Selain menjalankan beberapa program utama, ASB Indonesia & the Philippines

juga senantiasa mendukung upaya pemberdayaan, inklusi dan peningkatan ketangguhan melalui kegiatan

pendampingan teknis di luar program

Guru-guru Sekolah Luar Biasa (SLB) berlatih untuk menyampaikan pesan keselamatan kepada murid dengan pendekatan kreatif dalam Bimtek Sekolah Aman oleh Direktorat PKLK Kemendikbud

Supriyadi berpose bersama perwakilan dari 26 negara dalam pembukaan INSARAG Asia Pacific Regional Earthquake Response Exercise

Melalui kerja sama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus Layanan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebuda-yaan (PKLK Kemendikbud), ASB Indonesia & the Philippines kembali terlibat dalam Bimbingan Teknis untuk Sekolah Luar Biasa (SLB). Kegiatan kali ini melibatkan lebih dari 100 orang guru dari SLB yang tersebar di penjuru negeri. Tim trainer ASB Indonesia & the Philippines melibatkan partisipasi aktif setiap peserta dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung di Makassar pada 24-27 Juli lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga pengajar di SLB dalam im-plementasi program Sekolah/Madrasah Aman Bencana. Melalui materi-materi yang disampaikan, para guru tidak hanya belajar prosedur keselamatan bencana, tetapi juga menyiapkan renca-na kesiapsiagaan untuk sekolah masing-masing.

Selain kerja sama dengan Kemendikbud, ASB Indonesia & the Philippines juga terlibat dalam kegiatan penguatan ketangguhan masyarakat lainnya. Salah satunya adalah INSARAG Asia Pacific Regional Earthquake Response Exercise yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 25 – 28 Juli yang lalu. Dalam kegiatan ini ASB memfasilitasi keterlibatan perwakilan penyandang disabili-tas, yaitu Supriyadi, Ketua Perkumpulan Spinal Cord Injury (SCI) Klaten. Dalam kegiatan yang diselenggarakan melalui kerja sa-ma dengan Badan SAR Nasional (BASARNAS) ini, ASB Indonesia & the Philippines berupaya mendorong keterlibatan aktif pe-nyandang disabilitas dalam praktik tanggap darurat. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa kebutuhan penyandang disabilitas dapat terakomodasi dengan memadai saat terjadi situasi darurat bencana.

(7)

7

Penguatan sumber daya internal

Sebagai upaya mendukung ketangguhan masyarakat, ASB Indonesia & the Philippine berupaya

meningkatkan kapasitas internal dalam menyelenggarakan bantuan kemanusiaan dan respon darurat

Diskusi kelompok menenetukan hal-hal yang dibutuhkan ASB Indonesia & the Philippines untuk menjalankan respon darurat

Axel Schmidt, Emergency Response and Capacity Building Manager, saat menjelaskan pola kordinasi dan prinsip penyelenggaraan respon darurat

Dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya internal, ASB Indonesia & the Philippines mengadakan Sesi Pengenalan Aksi Kemanusiaan. Kegiatan ini diarahkan untuk mempersiapkan semua staff dalam menyelenggarakan aksi kemanusiaan jika terjadi situasi darurat bencana. Sesi yang berlangsung selama dua hari ini dibawakan langsung oleh Axel Schmidt, Emergency Response and Capacity Transfer Manager, ASB Indonesia & the Philippines. Melalui materi yang diberikan, setiap staf diberi kesempatan untuk merefleksi kesiapan individu dan organisasi untuk merespon jika terjadi situasi darurat bencana. Selain itu, staf juga mengidentifikasi sumber daya yang telah dimiliki ASB Indonesia & the Philippines untuk menyelenggarakan aksi kemanusiaan dalam situasi darurat. Di akhir sesi, peserta juga berdiskusi dalam kelompok untuk merencanakan langkah dan strategi yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan indi-vidu dan organisasi.

ASB Indonesia & the Philippines

Newsletter Vol.II

Diskusi kelompok mengidentifikasi sumber daya yang telah dimiliki untuk

(8)

Soesatyo K.

Project Manager (IDN 1602)

M. Rizal Ashari

Trainer

(IDN 1602)

Adi Prima

Field Finance Officer (IDN 1602) Restya Elsivia Field Facilitator (IDN 1602) Dwi Sakti M. Programme Assistant (PHL 1601)

Gita Sherliani

Admin & Logistic Assistant (IDN 1602)

Roni Pasla

Project Officer (IDN 1602)

Ewis Julianty

Trainer (IDN 1602)

Dewi Sekar

Finance Grant Officer

Rofikul H.

Stakeholder Engagement Specialist (IDN 1602)

Selamat Datang!

Periode Mei - September 2016, ASB Indonesia & the Philippines menyambut

beberapa orang anggota tim baru. 8 (delapan) orang akan bertugas untuk menjalankan program

di Provinsi Sumatera Barat, sedangkan 2 (dua) orang lainnya akan mendukung pelaksanaan

program di Filipina melalui Kantor ASB Indonesia & the Philippines di Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA MATA DIKLAT SISTEM KOMPUTER DI SMK!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Judul skripsi ini adalah PENGHAYATAN SPIRITUALITAS BEATA MARIA HELENA STOLLENWERK UNTUK MENINGKATKAN KESETIAAN HIDUP MEMBIARA PARA SUSTER MEDIOR SSpS PROVINSI MARIA BUNDA

I could easily do it for you. A communicative act is done off record if it is done in such a way that it is not possible to attribute only one clear communicative intention

REVIEW OF RELATED LITERATURE .... DATA ANALYSIS

Menghitung turunan menggunakan definisi limit sangatlah memakan waktu. Utk itu diperkenalkan

Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa

[r]

Jika meninjau dari teori Maslow akan motivasi dengan teori kebutuhannya terhadap dunia pendidikan dan berkaitan pada hasil atau prestasi belajar peserta didik, seorang peserta