• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI ( Tidak Diaudit ) 30 September 2009 dan 2008 A S E T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI ( Tidak Diaudit ) 30 September 2009 dan 2008 A S E T"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangCatatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

tid tid tid

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasiak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasiak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasiak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi A A A A S E TS E TS E T S E T Catatan 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp A A A

ASET SET SET LANCARSET LANCARLANCARLANCAR

Kas dan setara kas 2d, 2e, 3 25.875.380.018 12.048.401.940 Investasi pada efek yang diperdagangkan 2f − 9.136.858.675

Piutang usaha : 2c, 2d, 2g, 4

Pihak yang mempunyai hubungan

Istimewa 909.836.969 1.476.702.368

Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp 800.496.786 (2009)

dan Rp 364.074.885 (2009) 120.346.539.627 93.516.085.479

Piutang lain-lain

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa – setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih

sebesar Rp 1.977.041.133 (2008) 2c 2.680.188.138 7.571.668.914

Pihak ketiga 3.920.580.927 4.539.508.790

Persediaan – setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak

sebesar Rp 2.220.844.387 (2009) 2h, 5 191.194.313.897 234.191.858.617 Pajak dibayar di muka 2p, 12a, 11 20.800.804.131 11.933.056.219

Uang muka pembelian 7 46.666.949.728 49.899.029.550

Biaya dibayar di muka 2i 1.794.640.819 1.088.160.520

Jumlah aset lancer 414.189.234.254 425.401.331.072

ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCAR

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan 2p, 12d 308.299.754 398.524.774

Investasi jangka panjang – setelah dikurangi cadangan penurunan nilai

investasi sebesar Rp 450.000.000 (2009) 2f − 450.000.000 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 138.530.933.103

(2009) dan Rp 121.332.953.618 (2008) 2j, 2k, 2l, 6 175.930.997.573 190.902.223.952

Aset Lain-Lain 1.440.458.866 1.823.195.043

Jumlah aset tidak lancar 177.679.756.193 193.573.943.769 JUMLAH ASET

JUMLAH ASET JUMLAH ASET

(2)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagi Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagiCatatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagi

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangan yangan yang an yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN E

KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN E KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN E

KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITASKUITASKUITASKUITAS

Catatan 2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

KEWAJIBAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEKJANGKA PENDEKJANGKA PENDEK JANGKA PENDEK

Pinjaman bank jangka pendek 2d, 8 197.109.270.079 185.906.462.007

Hutang usaha 2c, 2d, 9 18.548.297.557 25.929.073.984

Hutang lain-lain 10 3.054.647.567 4.923.383.505

Hutang pajak 2p, 12b,11 2.820.063.054 4.253.776.995

Biaya masih harus dibayar 12 5.947.239.242 2.494.475.436

Uang muka penjualan 833.532.389 541.585.709

Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun :

- Hutang sewa guna usaha 2k, 13 388.005.839 1.486.813.178 - Pendapatan tangguhan atas transaksi jual

dan sewa-balik 2k, 13 441.491.076 1.845.995.929

Jumlah kewajiban jangka pendek 229.142.546.803 227.381.566.743

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Hutang sewa guna usaha 2k, 13 1.518.115.307 1.867.553.277

Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan

sewa-balik 2k, 13 1.558.337.850 1.999.828.925

Hutang obligasi 2n, 14 30.150.275.092 29.834.839.412

Kewajiban pajak tangguhan 2p, 12d 805.063.178 4.497.404.300 Kewajiban imbalan pasca kerja 2r, 15 6.360.813.318 5.276.590.812 Jumlah kewajiban jangka panjang 40.392.604.745 43.476.216.726 HAK MINORITA HAK MINORITA HAK MINORITA HAK MINORITASSS S 2b 3.449.573.518 3.187.780.325 EKUITAS EKUITAS EKUITAS EKUITAS Modal saham 16

Modal dasar - 1.152.000.000 saham dengan 16 nilai nominal Rp 500 per saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

641.717.510 saham 320.858.755.000 320.858.755.000

Tambahan modal disetor 17 5.055.754.000 5.055.754.000

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali 2m (170.995.884) (170.995.884)

Saldo laba (akumulasi defisit)

Ditentukan penggunaannya 50.000.000 -

Belum ditentukan penggunaannya (6.909.247.735) 19.186.197.931

Jumlah ekuitas 318.884.265.381 344.929.711.047

JUMLAH KEWAJIBAN, HAK JUMLAH KEWAJIBAN, HAK JUMLAH KEWAJIBAN, HAK

JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITASMINORITASMINORITASMINORITAS DAN EKUITAS

DAN EKUITAS DAN EKUITAS

(3)

Ca CaCa

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangtatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangtatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangtatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

Catatan 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp PENJUALAN BERSIH PENJUALAN BERSIH PENJUALAN BERSIH

PENJUALAN BERSIH 2o, 18 367.277.916.487 368.627.523.416

HARGA POKOK PENJUALAN HARGA POKOK PENJUALAN HARGA POKOK PENJUALAN

HARGA POKOK PENJUALAN 2o, 19 ( 308.767.891.676 ) ( 281.670.463.564 )

LABA KOTOR LABA KOTOR LABA KOTOR LABA KOTOR 58.510.024.811 86.957.059.852 BEBAN USAHA BEBAN USAHA BEBAN USAHA BEBAN USAHA : : : : Penjualan 2o, 20 ( 34.007.556.678 ) ( 33.244.218.525 )

Umum dan administrasi 2o, 20 ( 23.951.460.707 ) ( 19.655.201.446 )

Jumlah beban usaha ( 57.959.017.385 ) ( 52.899.419.971 )

LABA USAHA LABA USAHA LABA USAHA LABA USAHA 551.007.426 34.057.639.881

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN PENGHASILAN (BEBAN) LAIN PENGHASILAN (BEBAN) LAIN PENGHASILAN (BEBAN) LAIN----LAINLAINLAIN LAIN

Penghasilan bunga 212.908.818 480.096.235

Laba selisih kurs – bersih 2d 20.195.064.175 ( 1.365.169.611 )

Bunga, provisi bank dan cicilan fee ijarah ( 21.744.039.378 ) ( 16.829.051.387 )

Keuntungan lain-lain – bersih 14.778.678 1.751.202.719

Jumlah beban lain-lain – bersih ( 1.321.287.707 ) ( 15.962.922.044 )

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK ( 770.280.280 ) 18.094.717.837

PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK

Pajak kini 2p, 12c,21 ( 559.164.698 ) ( 2.086.681.933 )

Pajak tangguhan 2p, 12d,21 774.843.177 ( 506.144.358 )

Jumlah beban pajak – bersih 215.678.479 ( 2.592.826.291 )

LABA (RUGI) LABA (RUGI) LABA (RUGI)

LABA (RUGI) SEBELUM HAK SEBELUM HAK SEBELUM HAK SEBELUM HAK MINORITAS MINORITAS MINORITAS MINORITAS (Dipindahkan) ( 554.601.801 ) 15.501.891.546

(4)

Ca CaCa

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangtatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangtatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangtatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

Catatan 2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

LABA (RUGI) LABA (RUGI) LABA (RUGI)

LABA (RUGI) SEBELUM HAK SEBELUM HAK SEBELUM HAK SEBELUM HAK MINORITAS MINORITAS MINORITAS MINORITAS (Pindahan) ( 554.601.801 ) 15.501.891.546

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN

ANAK PERUSAHAAN 2b ( 1.437.852.082 ) ( 823.705.168 )

LABA (RUGI) BERSIH LABA (RUGI) BERSIH LABA (RUGI) BERSIH

LABA (RUGI) BERSIH ( 1.992.453.883( 1.992.453.883( 1.992.453.883( 1.992.453.883 )))) 14.678.186.37814.678.186.378 14.678.186.37814.678.186.378 L

L L

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM ABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM ABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM ABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR DASAR DASAR DASAR 2s ( 4,14 ( 4,14 ( 4,14 ( 4,14 )))) 30,5030,5030,5030,50

(5)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangCatatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

Selisih Nilai Transaksi Tambahan Restrukturisasi

Modal Modal Entitas Ditentukan Belum Ditentukan

Catatan Saham Disetor Sepengendali Penggunaannya Penggunaannya Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

SALDO PER 1 JANUARI 2008 320.858.755.000 5.055.754.000 (170.995.884) - 7.716.599.103 333.460.112.219 LABA BERSIH PERIODE BERJALAN - - - - 14.678.186.378 14.678.186.378 SALDO PER 30 SEPTEMBER 2008 320.858.755.000 5.055.754.000 (170.995.884) - 22.394.785.481 348.138.298.597 PEMBAGIAN DEVIDEN - - - - (3.208.587.550) (3.208.587.550) PEMBENTUKAN CADANGAN - - - 50.000.000 (50.000.000)

-LABA BERSIH OKT-DES 2008 - - - - (24.052.991.783) (24.052.991.783)

SALDO PER 1 JANUARI 2009 320.858.755.000 5.055.754.000 (170.995.884) 50.000.000 (4.916.793.852) 320.876.719.264

LABA BERSIH PERIODE BERJALAN - - - - (1.992.453.883) (1.992.453.883) SALDO PER 30 SEPTEMBER 2009 320.858.755.000 5.055.754.000 (170.995.884) 50.000.000 (6.909.247.735) 318.884.265.381

Saldo Laba (Akumulasi Defisit)

(6)

Catatan atas laporan k Catatan atas laporan kCatatan atas laporan k

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yangeuangan konsolidasi merupakan bagian yangeuangan konsolidasi merupakan bagian yang euangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Arus kas dari aktivitas operas Arus kas dari aktivitas operas Arus kas dari aktivitas operas

Arus kas dari aktivitas operasiiii

Penerimaan kas dari pelanggan 364.446.175.085 353.429.109.000

Pembayaran kas kepada :

Pemasok ( 283.174.031.012 ) ( 340.856.368.244 )

Kas dihasilkan dari operasi 81.272.144.073 12.572.740.756

Pembayaran bunga dan beban keuangan ( 21.744.039.378 ) ( 16.829.051.387) Pembayaran pajak penghasilan ( 21.260.498.190 ) ( 23.994.956.676 )

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 38.267.606.505 ( 28.251.267.307)

Arus kas dari aktivita Arus kas dari aktivita Arus kas dari aktivita

Arus kas dari aktivitas investasis investasis investasis investasi

Penerimaan bunga 212.908.818 480.096.235

Hasil penjualan aset tetap 2.985.854.251 3.253.614.545

Perolehan aset tetap ( 3.680.062.791 ) ( 8.822.409.593)

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas

investasi ( 481.299.722 ) ( 5.088.698.813)

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan

Hasil dari pinjaman bank jangka pendek - 34.064.967.009

Pembayaran pinjaman bank jangka pendek ( 22.507.282.174 ) - Penambahan ( Penurunan ) hutang sewa guna usaha dan

pembiayaan konsumen ( 1.086.793.315 ) 587.658.084

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas

pendanaan ( 23.594.075.489 ) 34.652.625.093

Penurunan bersih kas dan setara kas

Penurunan bersih kas dan setara kas Penurunan bersih kas dan setara kas

Penurunan bersih kas dan setara kas 14.192.231.294 1.312.658.973

Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas awal tahun

Kas dan setara kas awal tahun 11.683.148.724 10.735.742.967

Kas dan setara kas akhir tahun Kas dan setara kas akhir tahun Kas dan setara kas akhir tahun

(7)

1. UMUMUMUMUMUMUMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Ricky Putra Globalindo Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Sinta Susikto, S.H., No. 166 tanggal 22 Desember 1987, yang telah diubah dengan Akta No. 99 tanggal 10 Juli 1997 dari Notaris Raharti Sudjardjati, S.H. Akta Pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7331.HT.01.04.Th.97 tanggal 30 Juli 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 75 tanggal 19 September 1997, Tambahan No. 4259.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Syarifah Chozie, S.H., MH, No. 20 tanggal 24 Juni 2008 mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan UU No.40 tentang Perseroan Terbatas. Akta Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-42045.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 17 Juli 2008. Sampai dengan tanggal 27 Maret 2009, akta perubahan tersebut masih dalam proses untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri pembuatan pakaian dalam dan pakaian jadi (fashion wear). Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan lokasi pabrik di Citeureup-Bogor dan Cicalengka-Bandung. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Sawah Lio II No. 29 – 37, Jakarta Barat. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1988. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.

Pada tahun 2005, Perusahaan membeli pabrik pemintalan benang yang terletak di Bandung seluas 60.170 M2, 60.000 spindle dengan kapasitas produksi sebesar 36.000 bale per tahun. Pembelian pabrik tersebut dibiayai dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Syariah I Ricky Putra Globalindo tahun 2005.

Pada tahun 2006, Perusahaan mendirikan divisi perdagangan di Pontianak yang bertujuan untuk memperluas pemasaran pakaian dalam dan pakaian jadinya di wilayah Timur Indonesia. Selanjutnya, pada tanggal 5 Desember 2007, Perusahaan telah memperoleh ijin untuk membuka Kantor Cabang di Pontianak.

Pada tahun 2007 dan 2008, Perusahaan kembali mendirikan divisi perdagangan di Makassar dan Samarinda dan telah memperoleh ijin untuk membuka kantor cabang masing-masing pada tanggal 20 Agustus 2008 dan 24 Nopember 2008.

(8)

b. Penawaran Umum Saham dan Obligasi Perusahaan Saham

Saham Saham Saham

Pada tanggal 31 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat No. S-2994/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum atas 60.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Januari 1998 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 18 Juni 1999, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat No. S-935/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 128.000.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Juni 1999.

Pada tanggal 25 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat No. S-1953/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 374.400.000 saham. Saham-saham tersebut dicatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juli 2004 sejumlah 353.717.510 saham.

Pada tanggal 31 Desember 2008, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 641.717.510 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Idonesia.

Obligasi Obligasi Obligasi Obligasi

Pada tanggal 29 Juni 2005, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Suratnya No. S-1707/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi Syariah I Ricky Putra Globalindo tahun 2005 dengan jumlah sisa fee ijarah sebesar Rp 60.400.000.000. Obligasi tersebut dicatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Juli 2005.

Pada tanggal 31 Agustus 2007, Perusahaan telah membeli kembali obligasi yang telah diterbitkan pada tahun 2005 sebesar Rp 30.000.000.000 dengan harga beli sebesar 100% dari nilai sisa fee ijarah.

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 sebagai berikut :

2009 2008

Dewan Komisaris :

Komisaris Utama : - Andrian Gunawan - Andrian Gunawan Komisaris : - Subandi Sihman - Subandi Sihman Komisaris independen : - Sodikin Arsyad - Sodikin Arsyad

(9)

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (Lanjutan)

2009 2008

Dewan Direksi :

Direktur Utama : - Ricky Gunawan - Ricky Gunawan Direktur : - Paulus Gunawan - Paulus Gunawan

- Tirtaheru Citra - Tirtaheru Citra

- Victor Richard Franziscus - Victor Richard Franziscus Rata-rata jumlah karyawan Perusahaan masing-masing sebanyak 2.745 dan 4.775 orang untuk tahun 2009 dan 2008.

d. Anak Perusahaan

Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50% secara langsung pada Anak-anak Perusahaan sebagai berikut :

2 0 0 9 Tahun

Kegiatan operasi Persentase

Anak Perusahaan Domisili usaha komersial kepemilikan Jumlah aset

% Rp

PT Jasaricky Abadi Medan Perdagangan 1995 99,92 6.665.944.835 dan distribusi

PT Ricky Jaya Sakti Surabaya Perdagangan 1996 95,00 10.516.174.033 dan distribusi

PT Ricky Musi Wijaya Palembang Perdagangan 1997 99,80 7.050.035.721 dan distribusi

PT Ricky Mumbul Daya Semarang Perdagangan 1997 51,00 10.726.808.154 dan distribusi

PT Ricky Arta Jaya Bandung Perdagangan 1997 99,80 11.768.373.863 dan distribusi

2 0 0 8 Tahun

Kegiatan operasi Persentase

Anak Perusahaan Domisili usaha komersial kepemilikan Jumlah aset

% Rp

PT Jasaricky Abadi Medan Perdagangan 1995 99,92 9.838.555.407 dan distribusi

PT Ricky Jaya Sakti Surabaya Perdagangan 1996 95,00 14.055.189.954 dan distribusi

PT Ricky Musi Wijaya Palembang Perdagangan 1997 99,80 6.907.855.468 dan distribusi

PT Ricky Mumbul Daya Semarang Perdagangan 1997 51,00 12.280.835.659 dan distribusi

PT Ricky Arta Jaya Bandung Perdagangan 1997 99,80 10.595.729.700 dan distribusi

(10)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSIIKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSIIKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSIIKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah seperti dijabarkan di bawah ini :

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi ini telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun disajikan dengan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct-method)

dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

- nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi,

- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung dan/atau mempunyai hak untuk mengatur dan mengendalikan kebijakan manajemen serta operasional Anak Perusahaan. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dan Anak Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Bagian proporsional dari pemegang saham Anak Perusahaan yang tidak dimiliki Perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas” pada neraca konsolidasi.

c. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Reformat 2007) “Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut :

(11)

(i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

(ii) Perusahaan asosiasi (associated company);

(iii) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

(iv) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(v) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) dan (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi dan pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Konsolidasi Dalam Mata Uang Asing

(1) Mata Uang Pelaporan

Laporan keuangan konsolidasi dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Perusahaan Induk.

(2) Transaksi dan Saldo

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca sebagai berikut : 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp US$ 1 9.681,00 9.378,00 EUR 1 14.158,47 13.751,44

(12)

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi konsolidasi, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat.

e. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

f. Investasi

Investasi Jangka Panjang Dalam Bentuk Saham yang Nilai Wajarnya Tidak Tersedia

Investasi dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia, dimana Perusahaan mempunyai pemilikan kurang dari 20%, dicatat sebesar harga perolehan.

Perusahaan memiliki saham pada PT Megah Moda Globalindo sebanyak 450 lembar (18%) atau sebesar Rp 450.000.000. Pada tahun 2008, MMG telah mengalami saldo ekuitas negatif, karenanya Perusahaan telah membukukan cadangan 100% atas penurunan nilai investasi untuk mencerminkan nilai yang dapat dipulihkan atas investasi dan mencatat investasi tersebut sebesar Rp Nihil.

Investasi efek

Investasi dalam bentuk surat berharga (efek) yang nilai wajarnya tersedia dapat berupa efek hutang (debt securities) dan efek ekuitas (equity securities), digolongkan dalam tiga kelompok berikut :

1) Diperdagangkan

Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari pengukuran tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

2) Dimiliki hingga jatuh tempo

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi.

3) Tersedia untuk dijual

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas.

(13)

g. Piutang Usaha

Piutang usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

h. Persediaan

Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi (berdasarkan kapasitas operasi normal). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.

Penyisihan untuk persediaan usang dan lambat bergerak ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.

i. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

j. Aset Tetap – Pemilikan Langsung Pemilikan Langsung

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (kecuali aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah) dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Selisih nilai revaluasi aset tetap disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Perusahaan dan Anak Perusahaan yang telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK 16 (Revisi 2007) diterbitkan.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.

(14)

Kecuali tanah yang tidak disusutkan, aset tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian masing-masing aset tetap sebagai berikut :

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin 10 – 16

Peralatan kantor 5

Peralatan pabrik 5

Kendaraan 5

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi konsolidasi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Aset dalam Pembangunan

Aset dalam pembangunan meliputi bangunan dan prasarana lainnya, yang dinyatakan berdasarkan biaya pembangunan, biaya pegawai langsung, biaya tidak langsung dalam pembangunan tersebut dan biaya-biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai aset selama masa pembangunan. Akumulasi biaya aset dalam pembangunan akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan dan kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat pembangunan selesai dan aset tersebut siap untuk dipergunakan.

k. Sewa

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha diakui dengan menggunakan metode capital lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :

- Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

- Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

- Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.

Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa guna usaha.

(15)

Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990) ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasi pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan konsolidasi dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen konsolidasi dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan konsolidasi dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK revisi ini secara prospektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat.

Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.

Transaksi Jual dan Sewa-balik - Penyewagunausaha

Transaksi jual dan sewa-balik harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan tangguhan yang harus diamortisasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa, dan dalam hal terjadi kerugiaan, harus diakui segera pada periode berjalan apabila penyewaan kembali merupakan sewa guna usaha pembiayaan atau keuntungan atau kerugian harus diakui segera apabila penyewaan kembali merupakan sewa-menyewa biasa.

(16)

Sewa-Menyewa Biasa – Pemberi Sewa Guna Usaha

Aset yang disewagunausahakan melalui sewa-menyewa biasa termasuk dalam aset tetap di neraca konsolidasi. Aset tersebut disusutkan selama estimasi masa manfaatnya seperti aset tetap lainnya yang sejenis. Pendapatan sewa diakui berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha.

l. Penurunan Nilai Aset

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba konsolidasi pada periode terjadinya pemulihan.

m. Transaksi Restrukturisasi Antar Entitas Sepengendali

Transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dicatat seolah-olah menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara biaya investasi dengan nilai buku aset bersih yang diperoleh, tidak termasuk saldo laba, dicatat sebagai "Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali" pada bagian ekuitas di neraca konsolidasi.

n. Biaya Emisi Obligasi

Biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan emisi obligasi langsung dikurangi dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut. Biaya tersebut diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), selama umur obligasi yang bersangkutan. o. Pengakuan Penghasilan dan Beban

Penghasilan dari penjualan barang putus di pasar lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman.

Beban diakui pada saat terjadinya (menggunakan metode akrual). p. Perpajakan

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan jumlah penuh, dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasian. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding ketika hasil banding sudah diputuskan.

(17)

q. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan suatu produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

r. Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja secara pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

s. Laba (Rugi) - Bersih per Saham Dasar

Laba (Rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

(18)

3. KAS DAN SETARA KASKAS DAN SETARA KASKAS DAN SETARA KASKAS DAN SETARA KAS

2009 2008

Rp Rp

Kas 2.472.657.675 2.678.139.060

Bank

Mata Uang Rupiah

PT Bank Central Asia 7.972.692.255 5.130.484.773

PT Bank Lippo 338.956.439 420.995.487

PT Bank NISP 44.514.485 109.515.355

PT Bank Danamon - 238.395.554

PT CIMB Niaga 888.012.732

-PT Bank International Indonesia 2.244.940.132 267.967.106

PT Bank Buana Indonesia 199.601.989 288.021.131

Lain-Lain ( dibawah Rp. 30.000.000 ) 137.080.210 63.489.887

Jumlah 11.825.798.242 6.518.869.293

Mata Uang Asing Dollar Amerika

PT Bank Panin 101.128.720

-Citibank - 60.032.986

PT Bank DSB 60.432.230 58.419.219

PT Bank International Indonesia 1.245.649.620 2.109.416.047

Indonesia Exim Bank 152.298.458 585.908.743

Lain-Lain ( dibawah Rp. 30.000.000 ) 10.886.331 29.029.505

Euro

Citibank 6.528.742 8.587.087

Jumlah 1.576.924.101 2.851.393.587

Deposito Berjangka Mata Uang Rupiah

PT Bank Panin 10.000.000.000

-Jumlah Bank 23.402.722.343 9.370.262.880

Jumlah Kas dan Setara Kas 25.875.380.018 12.048.401.940

(19)

4. PIUTANG USAHAPIUTANG USAHAPIUTANG USAHAPIUTANG USAHA a. Berdasarkan pelanggan :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa :

PT Uomo Donna Indonesia 587.856.424 1.298.042.261

PT Taitat Putra Rezeki 321.980.545 178.660.107

909.836.969 1.476.702.368 Pihak ketiga :

Pelanggan dalam negeri 113.539.732.802 82.847.962.445

Pelanggan luar negeri 7.607.303.611 11.032.197.919

121.147.036.413 93.880.160.364 Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih ( 800.496.786) ( 364.074.885) Sub Total Pihak Ketiga – Bersih 120.346.539.627 93.516.085.479

Jumlah – bersih 121.256.376.596 94.992.787.847

b. Berdasarkan umur (hari) :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Belum jatuh tempo 92.836.111.306 69.904.726.560

Telah jatuh tempo

< 30 hari 21.491.701.402 18.445.243.522

31 - 60 hari 5.955.326.120 4.562.573.638

61 - 90 hari 1.039.900.547 738.819.371

> 90 hari 733.834.007 1.705.499.641

Jumlah 122.056.873.382 95.356.862.732

Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih ( 800.496.786.) ( 364.074.885)

Jumlah – bersih 121.256.376.596 94.992.787.847

c. Berdasarkan mata uang :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Rupiah 114.449.569.771 84.324.664.813

Dolar AS 7.607.303.611 11.032.197.919

Jumlah 122.056.873.382 95.356.862.732

Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih ( 800.496.786) ( 364.074.885)

Jumlah – bersih 121.256.376.596 94.992.787.847

(20)

4. PIUTANG USAHA 4. PIUTANG USAHA 4. PIUTANG USAHA

4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Mutasi penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Saldo awal 1.154.179.544 364.074.885 Penambahan - 696.893.750 Penghapusan ( 353.682.758) (696.893.750) Saldo akhir 800.496.786 364.074.885

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dilakukan penyisihan karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat tertagih dikemudian hari. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.

5. PERSEDIAANPERSEDIAANPERSEDIAANPERSEDIAAN

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Barang jadi 106.080.822.956 129.289.979.089

Barang dalam proses 34.296.187.816 38.379.858.381

Bahan baku 42.506.985.299 54.295.098.276

Bahan pembantu dan suku cadang 10.531.162.213 12.226.922.871

193.415.158.284 234.191.858.617

Dikurangi :

Penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak (2.220.844.387 ) -

Jumlah - bersih 191.194.313.897 234.191.858.617

Mutasi penyisihan persediaan adalah sebagai berikut :

2009 2008 Rp Rp Saldo Awal 2.220.844.387 -Penambahan - -Penghapusan - -Saldo Akhir 2.220.844.387

(21)

-Persediaan telah dijaminkan atas fasilitas pinjaman bank jangka pendek dan hutang obligasi (Catatan 8 dan 14).

Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya yang mungkin timbul dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 236.798.000.000 dan Rp 226.149.668.212. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan. Manajemen berpendapat penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak cukup untuk menutupi kerugian penurunan nilai persediaan.

6. AAAASET SET SET TETAPSET TETAPTETAPTETAP

2 0 0 9

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan Pemilikan langsung

Tanah 25.536.130.650 − − 25.536.130.650

Bangunan dan prasarana 60.473.381.117 100.351.502 − 60.573.732.619 Mesin 174.754.930.490 243.488.852 2.193.385.842 172.805.033.500 Peralatan kantor 10.002.174.689 359.032.331 31.312.500 10.329.894.520

Peralatan pabrik 2.879.273.831 2.001.525.304 − 4.880.799.135

Kendaraan 23.992.137.689 975.664.803 427.701.364 24.540.101.128 Sewa guna usaha

Mesin 13.700.000.000 − − 13.700.000.000

Kendaraan 1.714.498.425 − − 1.714.498.425

Aset dalam pembangunan 381.740.699 − − 381.740.699

Jumlah 313.434.267.590 3.680.062.792 2.652.399.706 314.461.930.676 Akumulasi penyusutan

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 21.955.053.035 2.251.347.856 − 24.206.400.891 Mesin 75.862.715.012 7.147.843.102 439.208.960 82.571.349.154 Peralatan kantor 7.051.068.623 811.554.556 31.312.500 7.831.310.679

Peralatan pabrik 1.821.776.466 441.885.801 − 2.263.662.267

Kendaraan 18.200.407.959 1.971.013.378 451.836.840 19.719.584.497 Sewa guna usaha

Mesin 998.958.333 428.125.006 − 1.427.083.339

Kendaraan 286.069.115 225.473.161 − 511.542.276

Jumlah 126.176.048.543 13.277.242.860 922.358.300 138.530.933.103

(22)

6. ASET TETAP ASET TETAP ASET TETAP ASET TETAP (Lanjutan)

2 0 0 8

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan Pemilikan langsung

Tanah 26.839.625.150 − 1.303.494.500 25.536.130.650

Bangunan dan prasarana 60.660.681.647 207.394.321 643.800.000 60.224.275.968

Mesin 170.309.758.379 4.216.674.212 − 174.526.432.591

Peralatan kantor 8.420.449.239 1.016.945.218 118.241 9.437.276.216

Peralatan pabrik 1.981.524.841 900.920.990 − 2.882.445.831

Kendaraan 23.396.601.299 834.572.152 398.796.261 23.832.377.190

Sewa guna usaha

Mesin 13.700.000.000 − 13.700.000.000

Kendaraan 181.112.725 1.533.385.700 − 1.714.498.425

Aset dalam pembangunan 269.223.699 112.517.000 − 381.740.699

Jumlah 305.758.976.979 8.822.409.593 2.346.209.002 312.235.177.570

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 19.115.054.009 2.246.685.125 155.585.000 21.206.154.134

Mesin 66.068.631.088 6.780.246.084 − 72.848.877.172

Peralatan kantor 6.039.743.112 706.049.407 − 6.745.792.519

Peralatan pabrik 1.624.058.426 125.241.868 − 1.749.300.294

Kendaraan 16.132.618.503 2.063.767.228 398.796.261 17.797.589.470

Sewa guna usaha

Mesin 142.708.333 642.187.503 − 784.895.836

Kendaraan 66.408.000 133.936.193 − 200.344.193

Jumlah 109.189.221.471 12.698.113.408 554.381.261 121.332.953.618

Nilai buku 196.569.755.508 190.902.223.952

Pembebanan penyusutan sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pemilikan langsung

Beban pokok penjualan 9.370.293.831 8.911.254.324

Beban usaha 3.202.681.766 3.010.735.388

Sewa guna usaha

Beban pokok penjualan 633.840.537 642.187.503

Beban usaha 70.426.726 133.936.193

Jumlah 13.277.242.860 12.698.113.408

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta, Bogor, Medan, Surabaya dan Bandung dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan 30 (tiga puluh) tahun yang telah dan akan jatuh tempo antara tahun 2009 sampai 2029. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

(23)

Aset tetap pemilikan langsung Perusahaan serta tanah dan bangunan RAJ serta kendaraan Perusahaan telah dijaminkan atas fasilitas pinjaman bank jangka pendek (Catatan 8).

Mesin pabrik di Citeureup digunakan sebagai jaminan hutang obligasi (Catatan 14).

Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan pencurian dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 204.773.409.000 dan Rp 204.926.275.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap sehingga Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai untuk aset tetap.

7 7 7

7. . . . UANG MUKA PEMBELIANUANG MUKA PEMBELIANUANG MUKA PEMBELIAN UANG MUKA PEMBELIAN

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Bahan baku 20.045.694.914 29.107.390.947 Mesin 11.368.794.300 16.001.753.170 Tanah 15.252.460.514 4.789.885.433 Jumlah 46.666.949.728 49.899.029.550 8. 8. 8.

8. PINJAMAN PINJAMAN PINJAMAN PINJAMAN BANKBANKBANK JANGKA PENDEKBANKJANGKA PENDEKJANGKA PENDEK JANGKA PENDEK 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah ::::

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 49.000.000.000 45.800.000.000

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.813.490.403

Dollar Amerika Serikat

Dollar Amerika Serikat Dollar Amerika Serikat

Dollar Amerika Serikat ::::

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 42.342.470.952 110.555.087.124

Indonesia Exim Bank 103.953.308.724 29.551.374.883

Jumlah 197.109.270.079 185.906.462.007

PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk

• Pada tahun 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dan Letter of Credit. Fasilitas ini telah diperbaharui pada tanggal 8 Februari 2006 sehubungan dengan tambahan plafon. Kemudian pada tanggal 4 Mei 2007, Perusahaan memperoleh tambahan plafon kredit

sehingga fasilitas pinjaman modal kerja dan L/C masing-masing menjadi sebesar Rp. 50.000.000.000 dan US$ 3.700.000.

(24)

Tingkat bunga masing-masing sebesar SBI + 4,75% untuk modal kerja dan SIBOR + 3% - 4% untuk Letter of Credit.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan :

- Pemberian Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) sampai sejumlah Rp 47.000.000.000, Hak Tanggungan peringkat II (Kedua) sampai sejumlah Rp 19.435.750.000 dan Hak Tanggungan Peringkat III (Ketiga) sampai sejumlah Rp 20.061.312.000 atas tanah dan bangunan Perusahaan yang berlokasi di desa Tarikolot, kecamatan Citeureup, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat (Catatan 6);

- Pemberian Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) sampai sejumlah Rp 28.497.000.000 atas tanah dan bangunan yang berlokasi di kelurahan Pluit, kecamatan Penjaringan, kotamadya Jakarta Utara, propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

- Pemberian jaminan fiducia atas piutang dengan nilai penjaminan sebesar US$ 1.500.000; - Persediaan barang dengan nilai penjaminan sebesar Rp 20.000.000.000 (Catatan 5);

- Cash collateral berupa setoran margin sebesar 10% dari nilai L/C untuk setiap pembukaan L/C.

Fasilitas ini berlaku 1 tahun dari sejak tanggal perjanjian kredit ditandatangani.

• Pada tanggal 20 Agustus 2008, Perusahaan memperoleh tambahan plafon kredit sehingga fasilitas pinjaman modal kerja dan L/C masing-masing menjadi sebesar Rp 50.000.000.000 dan US$ 5.000.000, sedangkan jaminan tidak berubah.

• Pada bulan Juni 2009 jaminan fasilitas pinjaman atas tanah dan bangunan Perusahaan yang berlokasi di desa Tarikolot kecamatan Citeureup kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat telah diberi Hak Tanggungana peringkat IV ( Keempat ) sampai sejumlah Rp. 13.180.938.000.

• Pada tanggal 29 September 2009, fasilitas pinjaman tersebut telah disetujui perpanjangannya oleh PT Bank International Indonesia Tbk sampai dengan tanggal 11 Desember 2009.

Tingkat suku bunga masing masing fasilitas pinjaman per 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut : 2009 2008 Modal Kerja 12,50% - 16,50% 11,50% - 18,00% Letter O f Credit 7,00% - 9,75% 5,45% - 10,00% PT Bank E PT Bank EPT Bank E

PT Bank Ekskskskspor Indonesiapor Indonesiapor Indonesia (Pepor Indonesia (Pe (Pe (Persero)rsero)rsero)rsero)

Fasilitas Modal Kerja Fasilitas Modal Kerja Fasilitas Modal Kerja Fasilitas Modal Kerja

• Pada tanggal 29 Juni 2006, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar US$ 6.000.000. Kredit diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit, dan berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H. No. 057/ADDPK/06/2007 tanggal 28 Juni

(25)

2007, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang, dan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Juni 2008.

• Berdasarkan Perubahan Kedua Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, SH. SpN. No. 25 tanggal 25 Juli 2007, telah disepakati dan disetujui beberapa pasal perubahan sebagai berikut :

¬ Jumlah pokok maksimum dinaikkan dari US$ 6.000.000 menjadi US$ 8.000.000.

¬ Jaminan atas fasilitas yang telah diikat secara fidusia sebagai berikut : - Persediaan barang dengan nilai penjaminan Rp 120.500.000.000; - Mesin-mesin Spinning dengan nilai penjaminan Rp 69.000.000.000;

- Tanah-tanah berikut sarana pelengkap dan mesin-mesin yang berada di atasnya, yang terletak di Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung, Kecamatan Cicalengka, Desa Panenjoan, dengan total luas 54.990 M2, yang terdiri dari Sertipikat HGB No. 15-28/Panenjoan dengan Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp 90.000.000.000 (Catatan 6); - Tanah-tanah dan bangunan berikut sarana pelengkap dan segala sesuatu yang berada di

atasnya dengan total luas 2.518 M2, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Jakarta Barat, yang terdiri dari Sertipikat HGB No. 621/Jembatan Lima seluas 2.340 M2, Sertipikat HGB No. 538/Jembatan Lima seluas 178 M2, dengan Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp 21.007.000.000 (Catatan 6);

- Tanah-tanah berikut sarana pelengkap dan segala sesuatu yang berada di atasnya, yang terletak di Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Citeureup, Desa Tarikolot, yang terdiri dari Sertipikat HGB No. 16-20/Tarikolot dengan total luas 75.127 M2, dengan Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp 7.706.000.000 (Catatan 6).

Berdasarkan Perubahan Ketiga Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H. No. 078/ADDPK/06/2008 tanggal 30 Juni 2008, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang, dan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Juni 2009, serta dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu dan dengan tata cara yang akan disetujui kemudian oleh Kreditur.

Berdasarkan Perubahan Keempat Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H. No. 004/ADDPK/01/2009 tanggal 19 Januari 2009, telah disetujui pencairan atas fasilitas Kredit Modal Kerja Ekspor sebesar USD 180,085.94 untuk pembayaran fasilitas Pembiayaan Letter of Credit impor.

Berdasarkan Perubahan Kelima Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H. No. 064/ADDPK/06/2009 tanggal 30 Juni 2009, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang, dan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Juni 2010, serta dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu dan dengan tata cara yang akan disetujui kemudian oleh Kreditur.

Sehubungan dengan fasilitas yang diberikan, Perusahaan memiliki kewajiban untuk :

- Mengasuransikan kekayaan dan usaha Perusahaan yang insurable terhadap risiko kebakaran dan risiko lain;

- Menjaga persediaan barang dan piutang usaha minimal 110% dari debet fasilitas; - Melakukan penilaian ulang atas agunan minimal 1 (satu) kali dalam setahun; - Memelihara Debt to Equity Ratio sebesar maksimal 2,5 (dua setengah) kali; dan

- Menjaga peringkat lingkungan hidup (PROPER) yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup dengan peringkat baik sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia.

(26)

Fasilitas L/C Fasilitas L/C Fasilitas L/C Fasilitas L/C

• Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, SH.SpN., No. 51 tanggal 29 Juni 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Letter of Credit (L/C) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 1.500.000. Kredit diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit, dan berdasarkan Perubahan Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H. No. 058/ADDPPLC/06/2007 tanggal 28 Juni 2007, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang, dan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Juni 2008.

Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang dagang dengan nilai penjaminan Rp 15.000.000.000 (Catatan 4).

• Berdasarkan Perubahan Kedua Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, SH. SpN. No. 26 tanggal 25 Juli 2007, telah disepakati dan disetujui penambahan jumlah pokok maksimum dari US$ 1.500.000 menjadi US$ 4.000.000.

• Berdasarkan Perubahan Ketiga Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H. No. 079/ADDPPLC/06/2008 tanggal 30 Juni 2008, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang, dan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Juni 2009.

• Berdasarkan Perubahan Keempat Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H No. 005/ADDPPLC/01/2009 tanggal 19 Januari 2009 disetujui bahwa pembagian Fasilitas I dan Fasilitas II ditiadakan dan diubah menjadi Fasilitas Pembukaan Letter of Credit Impor ( Sight Letter of Credit dan/atau Usance Letter of Credit Tenor 180 hari ) dengan jumlah pokok sebesar USD 4,000,000.00. Pemohon fasilitas telah melakukan pencairan Fasilitas Pembiayaan Letter of Credit Impor sebesar USD 329,318.58 dengan skema transaksi non Letter of Credit ( documentary collection ).

• Berdasarkan Perubahan Kelima Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H. No. 065/ADDPPLC/06/2009 tanggal 30 Juni 2009, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang, dan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Juni 2010.

Terhitung mulai tanggal 01 September 2009 PT Bank Ekspor Indonesia ( Persero ) telah berganti nama menjadi Indonesia Exim Bank .

PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Pada tahun 2004, PT Ricky Arta Jaya (RAJ), Anak Perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 2.000.000.000. Pinjaman tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan atas nama RAJ (Catatan 6). Jangka waktu pinjaman adalah 1 tahun, dan telah diperpanjang setiap tahunnya yang terakhir jatuh tempo pada tanggal 9 Nopember 2009 dengan tingkat bunga 13,75% dan 11,50% per tahun masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.

(27)

9 9 9

9.... HUTAHUTAHUTAHUTANG USAHANG USAHANG USAHA NG USAHA

Hutang usaha merupakan hutang kepada pemasok sehubungan dengan pembelian kain dan bahan baku lainnya.

Rincian per 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan pemasok :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa :

PT Taitat Putra Rezeki 642.461.423 63.978.109

PT Uomo Donna Indonesia 2.139.696.315 4.707.000

Pihak ketiga :

Pemasok dalam negeri 15.766.139.819 25.860.388.875

Jumlah 18.548.297.557 25.929.073.984

b. Berdasarkan mata uang :

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Rupiah 6.674.151.848 14.036.736.879 Dolar AS 11.874.145.709 11.892.337.105 Jumlah 18.548.297.557 25.929.073.984 10 10 10

10. HUTANG LAINHUTANG LAINHUTANG LAINHUTANG LAIN----LAINLAINLAINLAIN

Rincian per 30 September sebagai berikut :

2009 2008

Rp Rp

Deviden Tunai - 3.208.587.550 Pegasus Sewing Machine Pte. Ltd. 2.007.865.924 421.694.627 PT Hokita Mechinery - 185.385.000 PT Artha Buana Adiperkasa Textilemills 685.816.978 685.816.978 Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah Rp 100.000.000) 360.964.665 421.899.350

Jumlah 3.054.647.567 4.923.383.505

Hutang lain-lain terutama merupakan hutang yang timbul atas pembelian mesin, peralatan produksi tekstil dan kendaraan bermotor, yang berjangka waktu sama dengan atau kurang dari 1 (satu) tahun.

(28)

11 11 11

11. PERPAJAKANPERPAJAKANPERPAJAKANPERPAJAKAN

Rincian per 30 September sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Pajak Dibayar di Muka

Pajak pertambahan nilai - 49.364.409 Pajak penghasilan Pasal 22 1.877.888.424 3.608.597.262 Pasal 23 73.926.642 23.445.474 Pasal 25 3.667.501.905 8.251.649.074 Pasal 28A 15.181.487.160 -Jumlah 20.800.804.131 11.933.056.219 2009 2008 Rp Rp Hutang Pajak

Pajak pertambahan nilai 1.204.545.779 1.428.664.304 Pajak penghasilan

Pasal 21 67.884.856 197.714.551

Pasal 23 95.871.163 14.627.934

Pasal 25 867.546.931 492.676.352

Pasal 29 - Pajak Kini 559.164.698 2.086.681.933 Pasal 4 (2) Final 25.049.627 33.411.921 Jumlah 2.820.063.054 4.253.776.995 12. 12. 12.

12. BBBBIAYA IAYA IAYA IAYA MASIH HARUS DIBAYARMASIH HARUS DIBAYARMASIH HARUS DIBAYAR MASIH HARUS DIBAYAR

2009 2008

Rp Rp

Bunga dan Cicilan Fee Ijarah 912.499.994 1.206.425.219

Telepon, Listrik dan Air 606.929.697 901.142.749

Gaji dan Tunjangan 3.908.065.595 150.542.154

Lain-lain 519.743.956 236.365.314

Jumlah 5.947.239.242 2.494.475.436

Biaya masih harus dibayar terutama merupakan akrual atas cicilan fee ijarah telepon, listrik dan air, gaji dan tunjangan.

(29)

13 13 13

13.... HUTANG SEWA GUNA USAHAHUTANG SEWA GUNA USAHAHUTANG SEWA GUNA USAHAHUTANG SEWA GUNA USAHA

Pada tahun 2007, Perusahaan telah melakukan transaksi jual dan sewa-balik atas 25 unit mesin Comber kepada Merchant Capital Investment Pte. Ltd (MCI). Selisih antara harga jual dan nilai buku aset sebesar Rp 5.537.987.788 diakui sebagai pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik dan diamortisasi secara proporsional dengan beban penyusutan aset sewa guna usaha sebagai berikut :

2009 2008

Rp Rp

Harga perolehan 9.555.526.492 9.555.526.492

Akumulasi penyusutan (1.393.514.280) (1.393.514.280)

Nilai tercatat aset dijual 8.162.012.212 8.162.012.212

Harga jual (13.700.000.000) (13.700.000.000)

Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik 5.537.987.788 5.537.987.788

Dikurangi akumulasi amortisasi:

2007 (307.665.988) (307.665.988)

2008 (1.845.995.928) (1.384.496.946)

2009 (1.384.496.946)

-Jumlah - bersih 1.999.828.926 3.845.824.854

Dikurangi:

Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (441.491.076) (1.845.995.929)

Bagian jangka panjang 1.558.337.850 1.999.828.925

Pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment) di masa yang akan datang per 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember :

2008 – 820.327.144

2009 441.491.076 1.481.048.304

2010 1.414.321.720 1.301.773.720

2011 198.246.400 160.730.400

2.054.059.196 3.763.879.568 Dikurangi : Bunga sewa guna usaha ( 147.938.050) ( 409.513.113)

Kewajiban sewa guna usaha 1.906.121.146 3.354.366.455

Dikurangi : Bagian lancar kewajiban sewa guna usaha ( 388.005.839) ( 1.486.813.178) Kewajiban sewa guna usaha jangka panjang 1.518.115.307 1.867.553.277

(30)

14 14 14

14.... HUTANG OBLIGASIHUTANG OBLIGASIHUTANG OBLIGASIHUTANG OBLIGASI

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Nilai nominal 60.400.000.000 60.400.000.000

Pembelian kembali ( 30.000.000.000) ( 30.000.000.000)

Biaya emisi yang ditangguhkan – bersih ( 249.724.908) ( 565.160.588)

Jumlah 30.150.275.092 29.834.839.412

Beban amortisasi emisi obligasi pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 78.858.920 dialokasikan pada penghasilan (beban) lain-lain.

Pada tahun 2005, Perusahaan menerbitkan obligasi Syariah Ijarah I Ricky Putra Globalindo dengan jumlah sisa fee ijarah sebesar Rp 60.400.000.000, dimana jumlah tersebut dapat berkurang sehubungan dengan pembelian kembali (buy back).

Obligasi tersebut berjangka waktu 5 tahun, diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.

Pembayaran cicilan fee ijarah sebesar Rp 9.211.000.000 per tahun, dengan pembayaran setiap 3 bulan sejak tanggal emisi sesuai dengan tanggal pembayaran cicilan fee ijarah. Pembayaran cicilan fee ijarah pertama telah dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2005, sedangkan pembayaran cicilan fee ijarah terakhir dan pembayaran sisa fee ijarah akan dilakukan pada saat pelunasan yaitu tanggal 12 Juli 2010. Seluruh obligasi dijual sebesar nilai nominal dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Dana hasil penawaran umum obligasi setelah dikurangi biaya emisi digunakan untuk pembelian mesin. Obligasi tersebut dijamin dengan 2 bidang tanah milik Paulus Gunawan dan Andrian Gunawan dan/atau mesin pabrik perusahaan di Citeureup dan/atau persediaan barang jadi pakaian dalam sampai nilainya sekurang-kurangnya 125% dari sisa fee ijarah (Catatan 6 dan 5).

Sehubungan dengan Perjanjian Perwaliamanatan, dengan persetujuan tertulis dari Wali Amanat, Perusahaan diwajibkan melakukan batasan-batasan tertentu antara lain :

• Tidak mengagunkan atau menggadaikan baik sebagian maupun seluruh hartanya yang jumlahnya melebihi 50% (lima puluh persen) dari total aktiva Perusahaan pada laporan keuangan terakhir;

• Tidak melakukan pengeluaran obligasi atau instrument lain yang sejenis atau hutang baru secara langsung yang mempunyai tingkatan (rank) lebih tinggi dari obligasi Syariah;

• Tidak mengurangi modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan;

• Tidak akan melakukan penggabungan dan/atau peleburan dan/atau transaksi material sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap Perusahaan;

• Tidak mengadakan perubahan dalam arti mengurangi sifat dan ruang lingkup usaha;

• Tidak melakukan atau mengijinkan Anak Perusahaan melakukan penjualan atau pengalihan aset kecuali hal tersebut tidak mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan;

Referensi

Dokumen terkait

Approaches to Learning and Studying Inventory (ALSI) merupakan salah satu instrumen versi singkat yang digunakan untuk mengukur pendekatan belajar mahasiswa.. Penelitian ini

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regersi linier berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari kepemilikan

Melihat kisah itu mendorongnya untuk membuat buku lalu dituangkan menjadi sebuah cerpen yang terdiri dari beberapa cerita yang berbeda dan diambilah salah satu kisah

Model atom sebelumnya dilukiskan sepertinya hanya sistem tata surya, dengan matahari sebagai pusat dari sistem tata surya. Inti atom yang bermuatan positif berada dipusat atom

Kita dapat mengatur sistem untuk membuat satu dokumen penagihan untuk setiap dokumen penjualan, misalnya pembuatan satu faktur per pengiriman seperti pada contoh gambar

Beban kerja yang cukup tinggi yang dimiliki oleh seorang dokter, yang berperan sebagai praktisi kesehatan dan dosen, juga memberikan tantangan tambahan bagi proses pendidikan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis terkait pengaruh labeling siswa IPS terhadap perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Sekaran, penulis akan

4.1. Paling tidak, semua aktivitas penangkapan ikan, pendaratan, dan pengolahan yang dilaksanakan oleh Nelayan yang Terdaftar untuk spesies-spesis yang masuk dalam cakupan