NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Peluang IHSG untuk memposisikan pada level yang lebih baik dibandingkan dengan posisi sebelumnya masih terbuka. Pasalnya, sejumlah indikator teknikal terkonfirmasi positif bagi IHSG. Hal ini tercermin dari lagging dan leading indikator mensinyalkan positf. IHSG akan menguji resistance level 4697 dan support level di 4451.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4525.919 -67.089 5,258.59 3,789.59
LQ-45 782.202 -9.831 1,106.18 2,395.15
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Mengawali debut perdagangan di tahun 2016 (04/01), IHSG ditutup melemah 67,09 poin (1.46%) ke posisi 4,525.92. Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi kembali berlanjut pada akhir tahun 2015 sebesar 0,96%. Kepala BPS, Suryamin menambahkan bahwa inflasi bulanan ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2010, tetapi secara tahunan (YoY) inflasi sebesar 3,35% yang merupakan terendah dalam lima tahun terakhir. Di samping itu realisasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) pada tahun 2015 sebesar Rp318,5tn atau 2,8% dari produk domestik bruto (PDB). Walaupun lebih rendah dari batas maksimal 3%, defisit tersebut jauh lebih lebar dibanding target dalam APBN-P 2015 sebesar Rp222,5tn atau 1,9% dari PDB. Sementara itu, defisit anggaran tahun lalu sebesar Rp227,4tn atau 2,26% dari PDB. Dari pasar regional, China memangkas nilai tukar yuan terhadap dollar AS, sehingga lebih lemah dari 6,5 yuan terhadap USD untuk kali pertama dalam lebih dari empat setengah tahun. Bank Rakyat China (PBoC)
mengatakan pihaknya berupaya menjadikan yuan lebih
market-oriented, dan berhasil memasukkan mata uangnya ke keranjang Special Drawing Rights Dana Moneter Internasional (IMF). Meski demikian, Beijing tetap mengontrol ketat mata uangnya, termasuk hanya memungkinkan untuk bergerak naik atau turun dua persen
terhadap dollar AS dari mid-rate yang ditetapkan setiap hari oleh
PBoC. Pada penutupan awal, Shanghai Composite Index jatuh 242,52
poin (6,85%), menjadi 3.296,66, kali pertama sistem otomatis “circuit
breaker” yang baru mengintervensi perdagangan untuk mengekang volatilitas pasar. Pasar khawatir mengenai pencabutan aturan yang melarang pemegang saham melakukan penjualan. Larangan itu akan berakhir Jumat, memicu kekhawatiran bakal terjadi aksi oleh pemegang saham utama. Selain itu, Survei Purchasing Manager Index (PMI) terkait aktivitas manufaktur China menunjukkan kontraksi, menambah kekhawatiran atas kesehatan sektor kunci tersebut. PMI Caixin China tersebut jatuh ke level 48.2 pada bulan December 2015, dari level 48.6 pada bulan November. Indeks Jepang, Nikkei 225 ditutup turun sebesar 582,73 poin (3,06%) ke level 18.450,98 dan Indeks Hang Seng juga ditutup turun sebesar 587,28 poin (2,68%) ke level 21,327.12. Dari pasar Eropa, pasar saham Eropa melemah pada sesi pembukaan tahun ini, merespons kejatuhan pasar saham China.
Tingkat inflasi Indonesia untuk tahunan turun menjadi 3.35% di bulan Desember dari 4.89% di bulan November. Penurunan tersebut seiring dasar perhittungan Indek Harga Konsumen sebagai perbandingan posisinya lebih tinggi pada tahun lalu menyusul langkah pemerintah saat itu menaikan harga BBM bersubsidi. Terindikasi tingkat inflasi di tahun 2015 masih di dalam ekspektasi Bank Indonesia di kisaran 3% sampai 5%. Jika kondisi inflasi relatif berada di kisaran tersebut, membuka ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga pada akhir bulan ini. namun dengan catatan apabila pasar global tetap tenang. Angka inflasi naik 0.96% di bulan Desember dari 0.21% di bulan November. Peningkatan inflasi ini menyusul naiknya harga komoditas makanan pokok sebesar 0.65%. Kendati angka inflasi secara tahunan menunjukan kondisi terkendali, namun katalis tersebut tidak berhasil mengangkat IHSG pada perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia di awal tahun 2016. IHSG tertekan oleh sentimen dari Cina, setelah Investor mulai melepas saham jelang habisnya masa larangan penjualan saham, Larangan penjualan saham yang dimaksud adalah, yang berlaku kepada pemegang saham utama di perusahaan yang terdaftar di Bursa Cina. Larangan ini diberlakukan pemerintah Cina saat pasar sahamnya anjlok pertengahan 2015 lalu. Sejak saat itu, para pemegang saham utama dilarang melepas sahamnya agar pasar tidak turun dalam. Larangan ini akan berakhir pada 8 Januari 2016. Selain itu, data aktivitas pabrik negara ini pada Desember menunjukkan adanya perlambatan. Hal ini memunculkan prediksi ekonomi Cina masih akan melambat di 2016. Penurunan IHSG pada Senin, sekaligus memupuskan probabilitas kenaikan yang selama sepuluh tahun terakhir berpeluang lebih besar dibandingkan level probabilitas penurunan. Pada perdagangan saham hari ini, pelaku pasar akan kembali melihat tekanan atas pasar global terutama Cina. Batas larangan penjualan saham yang akan berakhir pada Jumat pekan ini, masih membuka peluang terjadi aksi pelepasan yang dilakukan investor. Aksi ini bisa berdampak bagi perdagangan saham di bursa Indonesia. Selain itu, nilai tukar dollar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada pagi ini seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah demonstran menyerbu kedutaannya di Teheran. Apresiasi dolar AS diperkirkan bisa berimbas terhadap rupiah. Kondisi dari pasar saham global yang cemas terhadap pasar saham Cina serta apresiasi dolar AS diperkirakan menjadi pemicu tekanan bagi IHSG pada hari ini.
DAILY REPORT
05 Januari 2016• Pendapatan TLKM pada 2015 mencapai Rp 100 triliun • PTBA targetkan produksi batubara naik 34% pada 2016 • ADRO bagi dividen interim Rp 489 miliar
• BUMI peroleh 50% dukungan kreditor
• BUMI alokasikan belanja modal kurang dari USD 100 juta • Anak usaha ABMM terbitkan obligasi tukar Rp 300 miliar • PGAS bangun pipa gas distribusi ke Dumai
• BUKK akan suntik modal Kerinci Merangin Rp 499,5 miliar • WSKT suntik cucu usaha Rp35 miliar
• WTON bukukan kontrak baru Rp 3,5 triliun di tahun 2015
• WTON targetkan kontrak baru tahun 2016 Rp 4 T & carry over Rp 1,7 T • AISA produksi 25,92 juta kantung minuman di 2017
• Laba KINO diprediksi tumbuh 44%
• INAF alokasikan capex Rp269 miliar, bidik Rp 400 miliar dari obat herbal • TRIS anggarkan capex tahun 2016 sebesar USD 1,5 miliar
• BKSL selesaikan penambahan modal tanpa HMETD • SSIA siapkan Rp600 miliar
• GIAA akan tambah 23 pesawat dan kapasitas kursi pesawat di 2016 • BBRI menargetkan penyaluran KUR Rp67,5 triliun
• BNGA tengah finalisasi revaluasi aset & targetkan masuk BUKU IV • BINA prediksi rasio modal di tahun 2016 di atas 20%
• Kejagung buka kembali kasus restitusi pajak FREN • Undisbursed loan tahun 2015 mencapai Rp 1200 triliun • Inflasi tahun 2015 3,35% YoY, inflasi Desember 2015 0,96% mtm • BI proyeksi IHK tahun 2016 berada pada sasaran inflasi 41%
Support Level 4500/4474/4422
Resistance Level 4578/4630/4656
Major Trend Down
5 January 2016
5 January 2016
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) melampaui target pendapatan sebesar Rp 100 triliun pada 2015, meningkat dibandingkan realisasi 2014 yang sebesar Rp 89,7 triliun. Tahun ini, perseroan akan mempertahankan kinerja dengan meningkatkan bisnis digital. Anak usaha TLKM, Telkomsel tetap menjadi kontributor terbesar pendapatan perseroan. TLKM tetap berusaha tumbuh di atas rata-rata industri telekomunikasi atau di atas 9% pada tahun ini. Untuk memperbesar bisnis secara anorganik, perseroan tengah menjajaki peluang akuisisi terhadap perusahaan, utamanya pada sektor digital di negara kawasan Asia Pasifik.
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menargetkan volume produksi batubara tahun ini sebesar 25,75 juta ton, naik 34% dari realisasi tahun lalu sebesar 19,24 juta ton. Perseroan berharap unit pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan, berkontribusi sebanyak 24,7 juta ton dari total produksi tahun ini. Di luar produksi, PTBA ditargetkan melakukan pembelian batubara sebesar 2,57 juta ton tahun ini. Sementara itu, untuk penjualan pada 2016 diproyeksikan sebesar 29,17 juta ton atau naik 52% YoY dari 2015 sebanyak 19,17 juta ton. Adaro Energy (ADRO) membagikan dividen tunai interim tahun buku 2015 senilai total Rp 489,06 miliar atau setara Rp 15,29. Ex date di pasar tunai akan dilaksanakan pada 5 Januari 2016. Sesuai rencana, dividen tersebut akan dibagikan pada 15 Januari 2016.
Bumi Resources (BUMI) telah memperoleh lebih dari 50% dukungan para kreditor terhadap proposal restrukturisasi utang senilai total USD 3,98 miliar. Perseroan menargetkan kesepakatan final dengan para kreditor terealisasi pada Maret 2016. Kreditor BUMI terbagi menjadi dua, yakni utang USD 3,5 miliar berasal dari kreditor berjamin dan kreditor tidak berjamin dari convertible bond senilai USD 409 juta. Perseroan berharap pada exchange debt, yang akan dikonversi ke saham perusahaan dan entitas usaha.
Bumi Resources (BUMI) mengalokasikan belanja modal kurang dari USD 100 juta pada tahun ini. Mayoritas capex akan digunakan untuk pemeliharaan tambang utama, Kaltim Prima Coal.
Sumberdaya Sewatama, anak usaha ABM Investama (ABMM), telah menandatangani perjanjian penerbitan obligasi wajib tukar Rp 300 miliar dengan Indonesia Infrastructure Finance. Dana yang diperoleh atas perjanjian ini akan digunakan untuk mendanai pembangunan proyek listrik Sewatama dengan berbasis energi baru dan terbarukan. Waskita Karya (WSKT) melalui anak usahanya Waskita Toll Road menambah modal disetor dan ditempatkan secara tunai kepada Waskita MNC Transjawa Toll Road senilai Rp35 miliar. Penambahan modal tersebut belum dibuatkan akta notaris. Seperti diketahui, sebesar 99% saham Waskita MNC Transjawa Toll Road dimiliki oleh Waskita Toll Road. Adapun, WSKT saat ini memiliki 99% saham Waskita Toll Road, anak usaha yang secara khusus didirikan untuk menggarap usaha jalan tol. Cucu WSKT tersebut menggarap tiga ruas jalan tol yakni Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo.
Perusahaan Gas Negara (PGAS) sedang membangun jaringan pipa distribusi untuk mengaliri gas kepada 30 industri yang berada di Dumai dan satu pelaku industri di Tenayan Raya di Pekanbaru. Pembangunan jaringan gas tersebut ditargetkan selesai pada 2017. Total gas yang dialiri mencapai 120 juta kaki kubik (MMscfd) untuk 30 perusahan di Dumai, sementara untuk industri di Tenayan Raya Pekanbaru membutuhkan gas mencapai 40 MMscfd.
Bukaka Teknik Utama (BUKK) melalui anak usahanya, Bukaka Mega Investama (BMM), akan menyuntik modal Kerinci Merangin Hidro (KMH) hingga sebesar Rp 499,5 miliar. Suntikan modal tersebut seiring rencana perseroan mengembangkan bisnis pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Tahap awal, BMI akan mengeluarkan dana sebesar Rp 49,5 miliar.
Wika Beton (WTON) membukukan kontrak baru sepanjang tahun 2015 sebesar Rp 3,5 triliun atau 34,62% lebih tinggi dari perolehan tahun
2014 yang sebesar Rp 2,6 triliun. Pencapaian ini melebihi proyeksi kontrak baru tahun 2015 sekitar Rp 3,2 triliun. Pada triwulan IV 2015 WTON berkontribusi pada mega proyek jalur kereta api Trans Sumatera, dimana WTON menyuplai pracetak bantalan jalan rel tersebut sepanjang kurang lebih 140 km dari Banda Aceh – Sumatera Utara – Duri, Dumai. Nilai kontrak proyek tersebut sekitar Rp 160 miliar. WTON menargetkan untuk terus menyuplai kebutuhan beton pracetak pada proyek jaur kereta api Trans Sumatera yang direncanakan pemerintah akan dibuat hingga propinsi Lampung dan proyek jalur kereta api Trans Sulawesi. Saat ini perseroan menggarap proyek rumah susun TNI Polri di Jakarta dengan menggunakan komponen beton pracetak.
Wika Beton (WTON) menargetkan kontrak baru pada tahun 2016 di kisaran Rp 4 triliun dengan carry over sebesar Rp 1,7 triliun. Optimisme pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur mendorong pertumbuhan bisnis WTON dengan menyuplai beragam produk precast untuk berbagai sektor pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh pemerintah dan swasta.
Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) akan memproduksi hingga 25,92 juta kantung minuman kemasan pada 2017 seiring dengan beroperasinya pabrik baru pada kuartal ke dua tahun tersebut, bekerjasama dengan pabrik minuman asal Jerman Capri Sun AG. Produksi tersebut akan ditingkatkan secara bertahap pada tahun berikutnya. Pada 2018 menjadi 51,84 juta kantung minuman, dan pada 2019 mencapai 60,48 juta kantung. Adapun, untuk mempromosikan minuman ekstrak jus tersebut, sejak tahun ini AISA akan mulai mengimpor dari Jerman. Sebelumnya, AISA mengembangkan bisnis minuman melalui anak usahanya Polymedista Indonesia.
Kino Indonesia (KINO) menargetkan akan membukukan pertumbuhan laba sebesar 44% secara tahunan pada 2016, ditopang ekspansi agresif perusahaan pada paruh kedua nanti. Perusahaan melakukan ekspansi sejalan dengan perkiraan bahwa ekonomi Indonesia pada paruh ke dua tahun ini akan makin positif. Adapun, perusahaan menargetkan angka pertumbuhan penjualan di posisi 19% YoY. Terlebih lagi, perusahaan masih yakin bahwa industri consumer goods di Indonesia masih menjadi sektor dengan kinerja positif. Pasalnya, industri ini diuntungkan dari besarnya jumlah penduduk, terus meningkatnya kelas menegah, dan dominantnya usia produktif yang menjadi pasar sasaran di Indonesia.
Indofarma (INAF) menargetkan memperoleh penjualan sebesar Rp 400 miliar pada 2019. Untuk mencapai target, perseroan akan mengembangkan penjualan obat herbal. Tahun ini, INAF akan mulai mengoperasikan pabrik obat herbal berkapasitas 2.000 ton per tahun. Pada tahun pertama beroperasi, utilitas pabrik diproyeksikan baru mencapai 50%. Hingga akhir tahun ini, kontribusi penjualan diestimasi sebesar Rp 50 miliar.
Indofarma (INAF) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 269 miliar atau naik 99,2% YoY dibandingkan alokasi 2015 sebesar Rp 135 miliar. Mayoritas capex akan digunakan untuk ekspansi pabrik perseroan. INAF optmistis mampu memperoleh laba bersih tahun ini sebesar Rp 35 miliar atau meningkat 250% YoY dibandingkan estimasi tahun 2015 sebesar Rp 10 miliar. Sementara itu, pendapatan tahun ini ditargetkan tumbuh 16,56% YoY menjadi Rp 1,9 triliun dari estimasi pendapatan 2015 sebesar Rp 1,63 triliun.
Trisula International (TRIS) menganggarkan belanja modal tahun 2016 sebesar USD 1,5 miliar. Sekitar 80% belanja modal tersebut akan digunakan untuk menambah mesin baru dan biaya peremajaan mesin lama. Sementara 20% sebanyak akan dialokasikan untuk pembangunan gudang dan kantor untuk penetrasi pasar domestik. Sebagian sumber dana belanja modal tersebut akan diambil dari kas perusahaan dan sisanya dari pinjaman bank. Perseroan memperkirakan, perusahaan akan aktif berproduksi mulai semester II 2016. Hingga saat ini lokasi pembangunan kantor dan gudang belum ditentukan, tapi, kebutuhan lahan untuk gudang dan kantor berkisar 3.000- 5.000 meter persegi. TRIS menetapkan target tahun 2015 tumbuh 10% YoY. Namun TRIS melihat ada kesempatan untuk tumbuh hingga 15% di tahun 2016.
5 January 2016
5 January 2016
Surya Semesta Internusa (SSIA) menyatakan akan menyiapkan modal sebesar Rp600 miliar dari ekuitas internal untuk mendanai ekspansi tahun ini. Salah satu proyek yang tengah dibidik adalah konsensi proyek tol Pandaan-Malang. Perusahaan melalui anak usahanya, Nusa Raya Cipta (NRCA) akan bergabung dengan Karya Sedaya Sejahtera dan UEM Group Berhad dalam sebuah konsorsium. Proyek jalan tol Pandaan-Malang akan dibangun dalam tiga seksi dengan panjang mencapai 37,62 kilometer. Sementara itu, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp2,98 triliun.
Sentul City (BKSL) telah menyelesaikan program penambahan modal tanpa HMETD pada 29 Desember 2015. Perseroan dijadwalkan menerima dananya pada 4 Januari 2016. BKSL menerbitkan sebanyak 3,13 miliar saham baru seri D dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Harga pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD Rp 75 per saham. Dana dari hasil aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk menambah modal kerja perseroan, yaitu seluruhnya akan digunakan langsung melakukan pembelian tanah dalam mendukung kegiatan usaha utama BKSL sebagai pengembang real estate.
Garuda Indonesia Grup akan menambah 23 pesawat pada tahun 2016 yaitu Garuda wide body 6, dan 9 ATR, serta 8 Boeing 320 untuk Citilink. Pesawat-pesawat tersebut akan menambah armada Garuda
Indonesia dan Citilink. Untuk wide body, rencananya Garuda akan
mendatangkan 5 Airbus 330 pada tahun 2016 serta 1 B777 yang didatangkan pada Januari 2016. Dengan adanya armada baru tersebut, perseroan memproyeksikan pertumbuhan penumpang naik 8%-10% di tahun 2016 atau mengalami penurunan dibandingkan 2015 yang tumbuh 20% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 penumpang Garuda Indonesia grup sekitar 35-36 juta orang, terdiri dari sekitar 22 juta penumpang Garuda Indonesia dan sekitar 11 juta penumpang Citilink. Proyeksi kenaikan jumlah penumpang 10% pada 2016 itu adalah proyeksi konservatif. Sebab berbagai maskapai saat ini mulai memperlebar ekspansi bisnis ke negara-negara Asia-Pasifik. Garuda Indonesia (GIAA) berencana menambah kapasitas kursi pesawat pada tahun 2016 dengan mengkombinasikan pesawat
berbadan sempit (narrow body) dan lebar (wide body) untuk rute
penerbangan domestik di 5 kota besar. Langkah tersebut merupakan antisipasi atas kebijakan pemerintah yang ingin meratakan pergerakan pesawat, atau maksimal 60 pergerakan per jam di Bandara Soekarno Hatta. Saat ini Garuda Indonesia telah melakukan kombinasi penggunaan pesawat berbadan sempit dan lebar di kota-kota besar, antara lain Medan, Balikpapan, Makassar, Denpasar dan Surabaya. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) siap menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp67,5 triliun tahun ini. Dari target tersebut, mayoritas akan disalurkan dalam bentuk KUR Mikro sebesar Rp61 triliun. Selebihnya, Rp6 triliun akan disalurkan untuk KUR Ritel dan Rp500 miliar untuk KUR TKI. Adapun, sampai dengan akhir tahun lalu, perusahaan telah menyalurkan KUR sekitar Rp15 triliun. Realisasi penyaluran KUR tersebut di bawah target penyaluran KUR BRI tahun 2015 yang sejumlah Rp24 triliun. Meskipun demikian, perusahaan masih optimistis bahwa tahun 2016 BBRI akan mencapai target KUR tersebut. Untuk mendukung program KUR, BBRI juga sudah membangun infrastruktur antara lain merekrut sebanyak 2.000 anak pedagang pasar dan akan merekrut lebih banyak lagi anak pedagang pasar untuk membantu penyaluran KUR. Selain itu, BBRI akan memanfaatkan agent BRIlink yang sampai saat ini sudah mencapai 35.955 agen dan kedepannya ditargetkan akan mencapai 50.000 agen.
Bank CIMB Niaga (BNGA) menganggarkan dana belanja modal informasi dan teknologi (IT) sebesar Rp 1,6 triliun di tahun 2016 atau turun dibandingkan tahun 2015 yang mencapai Rp 2 triliun. Belanja modal ini rencananya digunakan untuk memperkuat core banking. Selain memperkuat core banking, anggaran dana belanja modal IT pada tahun 2016 akan digunakan untuk menambah jaringan anjungan tunai mandiri (ATM). Perseroan akan menambah jumlah ATM sebanyak 300 - 500 ATM pada tahun 2016. Dengan bertambahnya jumlah ATM, perseroan berharap transaksi elektronik banking akan meningkat.
Bank CIMB Niaga (BNGA) sedang melakukan finalisasi revaluasi aset perusahaan. Dengan revaluasi aset ini nantinya diharapkan permodalan BNGA akan bertambah. Pada tahun 2016, CIMB juga akan melakukan right issue untuk memperkuat permodalan. Dengan demikian CIMB Niaga akan memanfaatkan tiga opsi penambahan modal, yaitu laba ditahan, revaluasi aset dan right issue. Perseroan berharap pada tahun 2016, CIMB Niaga akan mendapat tambahan modal inti sebesar Rp 3 triliun. Sehingga tahun 2016, BNGA menargetkan sudah masuk BUKU IV atau bank yang mempunyai aset di atas Rp 30 triliun.
Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan ketentuan penerapan pembentukan tambahan modal untuk mengantisipasi kerugian dari pertumbuhan kredit atau pembiayaan yang berlebihan (Countercyclical Buffer) pada akhir tahun 2015. Dari ketentuan itu, besaran Countercyclical Buffer bersifat dinamis, yaitu berkisar antara 0%-2,5% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) bank. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Ina (BINA) masih tinggi sekitar 22%. Bank Ina memprediksi rasio modalnya masih di atas 20% pada tahun 2016. Apalagi Bank Ina mempunyai rencana menambah modal disertai pertumbuhan kredit yang masih konservatif. Per Desember 2015, total modal Bank Ina mencapai Rp 300 miliar. Perseroan merencanakan modal tahun 2016 akan menjadi Rp 450 miliar. Penambahan modal Bank Ina bisa berasal dari laba yang tidak dibagikan dividen. Selain itu Bank Ina juga berencana untuk melakukan rights issue.
Kejaksaan Agung kembali membuka kasus restitusi pajak Mobile 8 (FREN). Kejaksaan Agung akan memanggil Komisaris Mobile 8. Setelah itu kejaksaan bakal menaikkan status kasus ini dari penyelidikan ke tahap penyidikan. Menurut kejaksaan, pihak perusahaan meminta restitusi pajak dengan membuat perjanjian jual beli. Namun transaksi barang tersebut diduga fiktif sehingga menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 10 miliar.
Presiden Joko Widodo mendorong perusahaan BUMN untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran saham perdana (IPO) pada tahun 2016. Berbagai strategi pendalaman pasar akan digulirkan, antara lain menambah jumlah emiten, menyederhanakan aturan IPO, menyempurnakan struktur pasar modal dan tata kelola emiten, serta melakukan edukasi dan sosialisasi. Nilai emisi saham, right issue, dan emisi obligasi korporasi tercatat naik 20,8% menjadi Rp 117 triliun pada tahun 2015. Sedang jumlah dana yang dihimpun melalui penerbitan surat utang pemerintah mencapai Rp 352 triliun. Sebelumnya Kementerian BUMN mewacanakan IPO dua anak usaha BUMN sektor agro pada tahun 2016. Selain itu empat BUMN didorong mengambil aksi korporasi berupa penawaran umum terbatas (right issue) pada tahun 2016, yakni Krakatau Steel (KRAS), Wijaya Karya (WIKA), Jasa Marga (JSMR) dan Pembangunan Perumahan (PTPP). Privatisasi dengan menempuh exit strategy rencananya akan dilakukan terhadap dua BUMN, yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) dan PT Kertas Leces dengan cara mengundang investor strategis.
Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terus berupaya mempermudah jalan masuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke lantai bursa. Salah
satunya adalah dengan memangkas proses initial public offering (IPO)
di DPR. Saat ini ada sekitar 25 tahap yang harus dilalui calon emiten BUMN untuk mendapat persetujuan IPO dari DPR. Proses itu membuat IPO BUMN sering batal karena proses di DPR bisa membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. BEI mengusulkan proses pengajuan IPO di luar proses bursa dan OJK tidak lebih dari 11 minggu. Jika ditambah dengan proses IPO di OJK dan bursa, diharapkan waktu yang dibutuhkan calon emiten BUMN hanya 20 minggu saja.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin menggelar rapat kabinet terbatas (ratas) membahas perkembangan proyek kereta cepat Bandung-Jakarta. Presiden ingin mengetahui perkembangan persiapan proyek tersebut, terutama mengenai perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di beberapa daerah yang dilalui proyek tersebut.
5 January 2016
5 January 2016
Presiden RI Joko Widodo mengharapkan agar proyek infrastruktur di sektor perkeretaapian, baik di Jawa maupun di luar Jawa bisa dipercepat. Proyek perkeretaapian di sejumlah tempat sudah dimulai, seperti di Sulawesi dan sejumlah titik di Sumatra. Namun khusus proyek infrastruktur kereta api di Papua, presiden Jokowi meminta agar proyek bisa dimulai tahun 2016. Berkaitan dengan proyek kereta api cepat rute Jakarta-Bandung, presiden menginginkan laporan perkembangan khususnya menyangkut perizinan dan kendala-kendala yang ada. Dalam proyek tersebut tidak menggunakan dana APBN dan tidak menggunakan jaminan pemerintah, karena proyek tersebut
digarap secara business to business (B-to-B), antara badan usaha
milik negara yang terlibat dalam konsorsium dengan perusahaan asal Cina.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, akan meneken kontrak sejumlah proyek infrastruktur tahun 2016 sebesar Rp 9,3 triliun pada pekan ini. Nilai tersebut baru mencakup kontrak proyek untuk Direktorat Bina Marga, Sumber Daya Air dan Cipta Karya. Sedangkan untuk Perumahan masih dalam proses. Dari rencana 10.000 paket kontrak, sebanyak 6.000 paket telah ditender. Penandatanganan kontrak yang akan segera berlangsung tersebut mencakup 1.000 paket. Dengan penandatanganan kontrak tersebut, penyerapan anggaran pada Januari diperkirakan mencapai 5%-6%. Selain kontrak itu, terdapat multiyear contract dari tahun sebelumnya yang prosesnya baru dilakukan tahun 2016. Pada tahun-tahun sebelumnya persentase realisasi 5%-6% tersebut baru akan tercapai pada Mei atau Juni. Pelaku industri kendaraan bermotor masih mengkaji besaran kenaikan harga jual produk pada tahun 2016, baik untuk roda empat mau pun roda dua. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penentuan kenaikan harga, adalah : pertama, aturan pajak yang diterapkan pemerintah. Kedua stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ketiga, beban dan ongkos produksi. Keempat, pasar dalam negeri yang dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi dan daya beli masyarakat. Namun penyesuaian harga pada tahun 2016 akan tetap berada pada angka yang sesuai untuk masing-masing produk dan segmen yang disasar, sehingga secara value akan memenuhi kebutuhan masing-masing pasar.
PT Leads Property Services Indonesia, perusahaan konsultan properti, memprediksi pasar perkantoran di Jakarta akan mengalami penyesuaian yang signifikan seiring penambahan pasokan baru dalam jumlah besar. Hingga periode September 2015 - Maret 2016 pasar perkantoran di Jakarta akan mendapat tambahan pasokan baru seluas 715.000 m2. Pasokan ini diperkirakan akan memperlebar kesenjangan antara permintaan dan penawaran ruang kantor. Bahkan dengan faktor makro ekonomi yang optimis, tingkat permintaan sulit menyerap pasokan baru yang terus bertambah. Sepanjang tahun 2015 total pasokan ruang kantor baru di kawasan pusat niaga atau CBD mencapai 277.000 m2, sedangkan di luar kawasan CBD mencapai 191.000 m2. Sejumlah proyek perkantoran yang semula ditargetkan rampung pada kuartal III 2015, ditunda hingga kuartal I 2016. Hingga kuartal III 2015 tingkat permintaan perkantoran di CBD mencapai 34.500 m2, sedangkan pasokan mencapai 144.000 m2. Sementara di kawasan non CBD, permintaan ruang kantor mencapai 15.400 m2 dengan pasokan baru seluas 192.000 m2. Tingkat penyerapan yang rendah membuat okupansi ruang kantor turun. Secara keseluruhan tingkat okupansi mencapai 88,7% per kuartal III 2015, turun 3,1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
PT Cushman & Wakefield Indonesia, perusahaan konsultan properti, memproyeksikan pengembangan rumah kelas menengah ke bawah dan menengah akan tetap mendominasi pasar sektor perumahan di tahun 2016. Pelemahan perekonomian nasional yang terjadi pada awal tahun 2015 cukup memberikan pengaruh terhadap pasar properti, khususnya perumahan, yang terlihat dari menurunnya jumlah transaksi perumahan serta nilai penyerapan unit secara keseluruhan. Lebih dari setengah jumlah pasokan baru berada pada segmen bawah sampai menengah, atau sekitar 75% dari total pasokan baru. Akibatnya terjadi penurunan penyerapan dalam rupiah yang cukup signifikan selama periode tersebut. Dari segi komposisi penjualan, terjadi peningkatan yang cukup besar untuk segmen menengah ke bawah, yaitu dari 6%
di tahun 2014 menjadi 37% di tahun 2015, sedangkan untuk segmen menengah komposisinya relatif stabil sebesar 35% dari total penjualan. Di sisi lain, komposisi penjualan pada segmen menengah-atas dan segmen menengah-atas menurun. Komposisi penjualan pada segmen menengah-atas turun dari 22% di tahun 2014 menjadi 12% di tahun 2015, dan untuk segmen atas turun dari 31% di tahun 2014 menjadi 10% di tahun 2015. Pada peraturan Loan to Value (LTV), batasan maksimum LTV sebesar 80% akan ditetapkan pada transaksi kredit properti pertama, sedangkan batasan maksimum LTV sebesar 70% dan 60% masing-masing akan ditetapkan pada transaksi kredit properti kedua dan ketiga. Tingkat pertumbuhan permintaan tahunan diharapkan dapat mencapai 3,6% di akhir tahun 2015, dan secara moderat akan meningkat menjadi 3,9% di tahun 2016. Sementara tingkat pertumbuhan pasokan tahunan diharapkan dapat meningkat sebesar 3,9% pada akhir tahun 2015 dan 4,1% pada tahun 2016, dengan mayoritas pasokan yang terdiri atas segmen menengah-bawah dan menengah.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau penerbangan internasional pada November 2015 mengalami penurunan sebesar 12,4% menjadi 985.000 orang. Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua bandara. Selama Januari-November 2015, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri, baik menggunakan penerbangan nasional maupun asing mencapai 12,4 juta orang atau naik 0,32% dibandingkan jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan kredit perbankan yang belum
ditarik debitur (undisbursed loan) pada tahun 2015 mencapai Rp
1.200 triliun. Besarnya pinjaman yang belum ditarik ini menandakan permintaan kredit yang lemah sepanjang tahun 2015. OJK memprediksi pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2015 mencapai 10%-11%. Sedang target penyaluran kredit tahun 2015 dari bank sentral sebesar 11%-13%. Meski demikian OJK meyakini pada 2016, penyaluran kredit akan membaik dan ditargetkan antara 13%-14%. Hingga November 2015, penyaluran kredit perbankan tercatat bertumbuh 9,8% YoY. Pertumbuhan kredit dalam Rupiah naik 11%, sedangkan dalam valas naik 4,2%. Sedang penghimpunan DPK hingga November 2015 tumbuh 7,7%.
Badan Pusat Statistik melaporkan ekonomi Indonesia mencatatkan inflasi tahunan 3,35% YoY sepanjang tahun 2015, dengan tingkat inflasi inti sebesar 3,95%. Indeks harga konsumen pada Desember 2015 naik 0,96% mtm. Tingkat inflasi tahun 2015 adalah yang paling rendah sejak tahun 2009 ketika ekonomi Indonesia mencatatkan inflasi 2,78%. Bank Indonesia mencapai target inflasi tahun 2015 yang ditetapkan pada kisaran 3%-5% dan di bawah target pemerintah sebesar 5% dalam asumsi makro ekonomi RAPBN-P 2015.
Pemerintah akan menjaga inflasi tahun 2016 berada di bawah 5%. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa di tengah situasi perekonomian yang berat pada tahun 2015, pemerintah berhasil mencapai serapan belanja 91,2% atau sebanyak Rp 1.810 triliun. Pertumbuhan ekonomi pada 2015 akan berada di level 4,7% - 4,8% atau turun dari realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2014. Bank Indonesia memproyeksikan indeks harga konsumen (IHK) pada tahun 2016 akan berada pada sasaran inflasi 4±1%. Hal itu terutama terkait dengan kemungkinan penyesuaian administered prices dan mewaspadai tekanan inflasi volatile food. Inflasi IHK bulan Desember 2015 tercatat sebesar 0,96% MtM, terutama disumbang oleh komponen volatile food dan administered prices. Dengan demikian inflasi IHK secara keseluruhan tahun 2015 mencapai 3,35% YoY dan berada dalam kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia yaitu 4±1% YoY. Untuk keseluruhan tahun, inflasi volatile food mencapai 4,84% YoY. Inflasi administered prices pada bulan Desember 2015 tercatat sebesar 0,86% mtm, terutama didorong oleh penyesuaian tarif listrik dan kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan musim liburan. Untuk keseluruhan tahun kelompok administered prices mencatat inflasi yang rendah, yakni 0,39% YoY. Hal ini ditopang oleh menurunnya harga energi dunia di tengah reformasi subsidi berupa penyesuaian harga BBM dan LPG 12 kg, serta penyesuaian tarif listrik.
5 January 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 36,86 0,10 TLKM (US) 45 15.557 49
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,29 -0,04 ANTM (GR) 0,01 136 -45
Gold (US$)/Ounce 1073,27 -1,29
Nickel (US$)/MT 8505,00 -315,00
Tin (US$)/MT 14400,00 -155,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 49,90 -12,50
Coal (RB) (US$)/MT* 49,90 -13,46
CPO (ROTH) (US$)/MT 622,50 -12,50
CPO (MYR)/MT 2200,00 -14,00
Rubber (MYR/Kg) 533,00 -6,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 788,91 -1,79
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17148,94 -1,58 -1,58 14,87 13,44 2,84 2,71 5.262,0
USA NASDAQ COMPOSITE 4903,09 -2,08 -2,08 20,16 16,97 3,32 3,03 7.903,6
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6093,43 -2,39 -2,39 14,89 12,98 1,67 1,60 1.577,8
CHINA SHANGHAI SE A SH 3450,03 -6,86 -6,86 12,89 11,35 1,49 1,34 4.187,2
CHINA SHENZHEN SE A SH 2216,72 -8,23 -8,23 24,84 21,70 3,43 3,00 3.325,0
HONG KONG HANG SENG INDEX 21327,12 -2,68 -2,68 10,46 9,46 1,07 1,00 1.700,7
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4525,92 -1,46 -1,46 15,17 13,12 2,30 2,09 344,7
JAPAN NIKKEI 225 18450,98 -3,06 -3,06 17,74 16,08 1,57 1,47 2.849,2
MALAYSIA KLCI 1653,37 -2,31 -2,31 15,47 14,23 1,72 1,62 226,1
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2835,97 -1,62 -1,62 12,03 11,26 1,06 1,01 273,5
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.943,00 113,00 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0006
EUR/IDR 15.085,63 -145,60 EUR / USD 1,08 -0,0011
JPY/IDR 116,70 -0,47 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.774,68 -20,68 SGD / USD 0,70 -0,0011
AUD/IDR 10.018,77 -44,10 AUD / USD 0,72 -0,0005
GBP/IDR 20.509,32 -80,38 GBP / USD 1,47 -0,0007
CNY/IDR 2.134,09 0,00 CNY / USD 0,15 -0,0009
MYR/IDR 3.201,97 -5,53 MYR / USD 0,23 -0,0004
KRW/IDR 11,73 -0,01 100 KRW / USD 0,08 -0,0001
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 8.29
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
5 January 2016
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description December-15 November-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 3.35 2.37 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 3.35 4.89 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.96 0.21 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 100.24 Bn 100.71 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
05 Jan US Domestic Vehicle Sales Turun menjadi 13.99 juta dari 14.03 juta
05 Jan US Total Vehicle Sales Turun menjadi 18.05 juta dari 18.12 juta
06 Jan US Trade Balance Defisit naik menjadi $44.10 Bn dari $43.89 Bn
06 Jan US Factory Orders Turun menjadi -0.3% dari 1.5%
06 Jan US Durable Goods Orders --
07 Jan US Initial Jobless Claims Turun menjadi 275 ribu dari 287 ribu
07 Jan US Continuing Claims Naik menjadi 2200 ribu dari 2198 ribu
08 Jan US Unemployment Rate Tetap 5.0%
08 Jan US Underemployment Rate --
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
TLKM IJ 3140 1.13 3.34 HMSP IJ 91725 -2.42 -10.01 BBRI IJ 11475 0.44 1.15 UNVR IJ 36000 -2.70 -7.21 INDF IJ 5300 2.42 1.04 ASII IJ 5900 -1.67 -3.83 MLBI IJ 8525 3.96 0.65 INTP IJ 21325 -4.48 -3.48 SCMA IJ 3145 1.45 0.62 UNTR IJ 16100 -5.01 -3.00 BKSW IJ 345 18.97 0.45 GGRM IJ 53725 -2.32 -2.32 EXCL IJ 3700 1.37 0.40 MIKA IJ 2255 -6.04 -2.00 SRIL IJ 404 3.86 0.26 PGAS IJ 2660 -3.10 -1.95 NOBU IJ 510 12.83 0.23 MYOR IJ 28275 -7.30 -1.88 CPIN IJ 2615 0.58 0.23 KLBF IJ 1280 -3.03 -1.77
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Buyung Poetra Sembada
Consumer 420-500 710.00 TBA TBA Bahana Securities
PT Mahaka Radio Integra
Trade & Service 750-1100 171.36 TBA TBA Trimegah Securities Tbk
PT Bank Artos Indonesia
Banking & Finance
5 January 2016
5 January 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
ADRO $ 0.0011 Cash Dividend 28 Dec-15 29 Dec-15 04 Jan-15 15 Jan-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BACA Rights Issue 81:8 102.00 28 Dec’15 29 Dec’15
06 Jan – 12 Jan’15
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 TBA TBA TBA
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 11 Mar’16
TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
SSIA RUPSLB
05-Jan-16
BBTN RUPSLB
07-Jan-16
CMNP RUPSLB
08-Jan-16
DAJK RUPSLB
08-Jan-16
BBNI RUPSLB
12-Jan-16
BTEL RUPSLB
12-Jan-16
AHAP RUPSLB
14-Jan-16
HERO RUPSLB
14-Jan-16
CTRA RUPSLB
14-Jan-16
BATA RUPSLB
15-Jan-16
ASRI RUPSLB
15-Jan-16
SUGI RUPSLB
21-Jan-16
TPIA RUPSLB
26-Jan-16
RIMO RUPSLB
29-Jan-16
GSMF RUPSLB
29-Jan-16
KONI RUPSLB
29-Jan-16
5 January 2016
5 January 2016
TLKM
TRADING BUY
S1 3090 R1 3200 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2995 R2 3295
Closing
Price 3140
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 3090-Rp 3200
• Entry Rp 3140, take Profit Rp 3200
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 82.46 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) 23.20 Positif
Bollinger Band (Mid) 3043 Positif
MA5 3114 Positif 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000 3,100 3,200 3,300
Jun Jul August September October November December 2016
TLKM Upward Sloping Channel
3,114 3,109.38 3,043 3,020 3,020 3,020 2,814.04 3,140 3,140 3,140 3,170 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 61.69, Stochastic %K = 61.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
61.362 61.362 20 61.6852 61.6852 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -7.76, Signal() = -6.95 -7.75735 -6.94792 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 23.20, Volume() = 53,937,600.00 23.1975 0.00000 23.5789 53,937,60 TLKM - William's % R(14) = -12.73, Volume() = 53,937,600.00 -12.7273 53,937,60
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
INDF
TRADING BUY
S1 5125 R1 5525 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 4725 R2 5925
Closing
Price 5300
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 5125-Rp 5525
• Entry Rp 5300, take Profit Rp 5525
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 64.83 Negatif
MACD 31.03 Positif
True Strength Index (TSI) 49.59 Positif
Bollinger Band (Mid) 5069 Positif
MA5 5141 Positif 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500
Jun Jul August September October November December 2016 INDF Downward Sloping Channel
5,086.88 5,068.75 5,000 5,000 4,905 4,805 4,805 5,141 5,200 5,300 5,300 5,300 5,720.02 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 74.54, Stochastic %K = 77.32, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
74.5428 74.5428 20 77.3207 77.3207 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -48.20, Signal() = -35.93
-48.198 -35.9334 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 INDF - TSI(3,5,3) = 49.59, Volume() = 26,737,300.00 36.5108
0.00000 49.5892 26,737,30
INDF - William's % R(14) = -37.41, Volume() = 26,737,300.00 -37.415 26,737,30 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
5 January 2016
5 January 2016
AKRA
TRADING BUY
S1 7100 R1 7300 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6950 R2 7450
Closing
Price 7200
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 7100-Rp 7300
• Entry Rp 7200, take Profit Rp 7300
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 58.13 Positif
MACD 44.29 Positif
True Strength Index (TSI) 18.90 Positif
Bollinger Band (Mid) 6836 Positif
MA5 7015 Positif 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500
Jun Jul August September October November December 2016
AKRA Wedge Bullish Breakout 7,053.13 7,015 6,850 6,836.25 6,142.97 5,672.41 5,672.41 7,183.33 7,183.33 7,200 7,200 7,200 7,250 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 39.31, Stochastic %K = 63.17, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
39.3091 39.3091 20 63.1653 63.1653 80 -150.0 -100.0 -50.0 0.0 50.0 0.0 AKRA - MACD (5,3) = -42.54, Signal() = -24.08
-42.5374 -24.081 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AKRA - TSI(3,5,3) = 18.90, Volume() = 5,440,000.00
10.4832 0.00000 18.8985
5,440,000
AKRA - William's % R(14) = -11.11, Volume() = 5,440,000.00 -11.1111
5,440,000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
MPPA
TRADING BUY
S1 1755 R1 1950 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1560 R2 2145
Closing
Price 1855
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1755-Rp 1950
• Entry Rp 1855, take Profit Rp 1950
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 35.13 Positif
MACD 16.42 Positif
True Strength Index (TSI) 46.58 Positif
Bollinger Band (Mid) 1726 Positif
MA5 1695 Positif 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000
Jun Jul August September October November December 2016
MPPA Wedge 1,695 1,682.5 1,568 1,568 1,566.67 1,566.67 1,560 1,726.25 1,740 1,855 1,855 1,855 2,237.02 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 MPPA - Stochastic %D(6,3,3) = 42.61, Stochastic %K = 68.35, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
42.6131 42.6131 20 68.3466 68.3466 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 MPPA - MACD (5,3) = -43.03, Signal() = -26.05
-43.0259 -26.0533 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 MPPA - TSI(3,5,3) = 46.58, Volume() = 16,984,500.00
18.8547 0.00000 46.5849
16,984,50
MPPA - William's % R(14) = -21.69, Volume() = 16,984,500.00 -21.6867
16,984,50
5 January 2016
5 January 2016
SCMA
TRADING BUY
S1 3065 R1 3215 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 2915 R2 3365
Closing
Price 3145
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 3065-Rp 3215
• Entry Rp 3145, take Profit Rp 3215
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 54.43 Positif
MACD 10.77 Positif
True Strength Index (TSI) 30.02 Positif
Bollinger Band (Mid) 3056 Positif
MA5 3089 Positif 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600
Jun Jul August September October November December 2016
SCMA Downward Sloping Channel
3,063.13 3,055.75 3,006.47 3,006.47 2,955 2,860 2,860 3,089 3,145 3,145 3,145 3,180 3,358.93 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SCMA - Stochastic %D(6,3,3) = 57.55, Stochastic %K = 65.98, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
57.5485 57.5485 20 65.9788 65.9788 80 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 SCMA - MACD (5,3) = -16.34, Signal() = -12.04
-16.3406 -12.0405 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SCMA - TSI(3,5,3) = 30.02, Volume() = 3,375,700.00
20.8511 0.00000 30.0221
3,375,700
SCMA - William's % R(14) = -25.00, Volume() = 3,375,700.00 -25
3,375,700
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SRIL
TRADING BUY
S1 395 R1 425 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 380 R2 440
Closing
Price 404
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 394-Rp 425
• Entry Rp 404, take Profit Rp 425
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 65.98 Positif
MACD 2.67 Positif
True Strength Index (TSI) 45.46 Positif
Bollinger Band (Mid) 380 Positif
MA5 388.4 Positif 250.0 300.0 350.0 400.0 450.0 500.0
Jun Jul August September October November December 2016
SRIL Upward Sloping Channel
404 395 388.4 386.875 380.1 379 339.704 404 404 411.462 411.462 411.462 414 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SRIL - Stochastic %D(6,3,3) = 53.92, Stochastic %K = 63.49, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
53.9158 53.9158 20 63.4907 63.4907 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 SRIL - MACD (5,3) = -3.73, Signal() = -2.22
-3.73227 -2.22497 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 SRIL - TSI(3,5,3) = 45.46, Volume() = 154,916,896.00
33.469 0.00000 45.4583
154,916,89
SRIL - William's % R(14) = -2.56, Volume() = 154,916,896.00 -2.5641
154,916,89
5 January 2016
5 January 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
04-01-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 15700 15700 15550 15200 15550 15900 16250 Positif Negatif Negatif 18900 15375
LSIP Trading Sell 1250 1250 1225 1155 1225 1295 1365 Negatif Negatif Negatif 1415 1200
SGRO Trading Sell 1670 1670 1645 1595 1645 1695 1745 Negatif Negatif Positif 1725 1275
Mining
PTBA Trading Sell 4335 4335 4270 4085 4270 4455 4640 Negatif Negatif Negatif 6400 4305
ADRO Trading Sell 494 494 487 466 487 510 530 Negatif Negatif Negatif 605 441
MEDC Trading Sell 780 780 765 730 765 800 835 Positif Negatif Negatif 1450 750
INCO Trading Sell 1530 1530 1490 1375 1490 1605 1720 Positif Negatif Negatif 1905 1340
ANTM Trading Sell 296 296 271 271 290 309 328 Negatif Negatif Negatif 380 285
TINS Trading Sell 480 480 469 438 469 500 530 Positif Negatif Negatif 575 455
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 800 800 790 765 790 815 840 Positif Negatif Negatif 960 780
SMGR Trading Sell 11125 11125 10975 10600 10975 11350 11725 Positif Negatif Negatif 11775 10275
INTP Trading Sell 21325 21325 20950 19825 20950 22075 23200 Negatif Negatif Negatif 22800 18700
SMCB Trading Sell 985 985 970 940 970 1000 1030 Negatif Negatif Negatif 1140 950
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 5900 5900 5675 5675 5850 6025 6200 Negatif Negatif Negatif 6600 5800
GJTL Trading Sell 520 520 500 500 515 530 545 Positif Negatif Negatif 625 470
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 5300 5300 5525 4725 5125 5525 5925 Positif Negatif Positif 5650 4840
GGRM Trading Sell 53725 53725 52750 50850 52750 54650 56550 Negatif Negatif Negatif 55000 46700
UNVR Trading Sell 36000 36000 35650 34600 35650 36700 37750 Negatif Negatif Negatif 38500 34150
KLBF Trading Buy 1280 1280 1315 1205 1260 1315 1370 Positif Negatif Positif 1400 1135
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1790 1790 1815 1695 1755 1815 1875 Positif Negatif Positif 1835 1580
PTPP Trading Sell 3795 3795 3750 3640 3750 3860 3970 Positif Negatif Negatif 3920 3600
WIKA Trading Sell 2615 2615 2600 2565 2600 2635 2670 Positif Negatif Negatif 2950 2535
ADHI Trading Sell 2070 2070 2040 1955 2040 2125 2210 Negatif Negatif Negatif 2330 2040
WSKT Trading Sell 1620 1620 1600 1540 1600 1660 1720 Negatif Negatif Negatif 1760 1605
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2660 2660 2615 2490 2615 2740 2865 Negatif Negatif Negatif 3080 2305
JSMR Trading Sell 5025 5025 4955 4775 4955 5125 5325 Negatif Negatif Negatif 5250 4500
ISAT Trading Sell 5325 5325 5275 5100 5275 5450 5625 Negatif Negatif Negatif 5825 4710
TLKM Trading Buy 3140 3140 3200 2995 3090 3200 3295 Negatif Positif Positif 3170 2720
Finance
BMRI Trading Buy 9250 9250 9375 8825 9100 9375 9650 Positif Negatif Positif 9275 8350
BBRI Trading Buy 11475 11475 11650 10850 11250 11650 12050 Positif Positif Positif 11600 10225
BBNI Trading Sell 4890 4890 4840 4700 4840 4980 5125 Negatif Negatif Negatif 5250 4760
BBCA Trading Sell 13225 13225 13100 12825 13100 13375 13650 Negatif Negatif Negatif 13800 12375
BBTN Trading Sell 1295 1295 1280 1255 1280 1305 1330 Negatif Negatif Negatif 1315 1160
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 16100 16100 15825 15050 15825 16600 17375 Positif Negatif Negatif 18250 13925