• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ameloblastoma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ameloblastoma"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN

BAGIAN ILMU ILMU BEDAH BEDAH LAPORAN LAPORAN KASUSKASUS FAKUL

FAKULTTAS AS KEDOKTEKEDOKTERAN RAN JUNI JUNI 20152015 UNIVERSIT

UNIVERSITAS HASANUDDIAS HASANUDDINN

AMELOBLASTOMA MANDIBLE

AMELOBLASTOMA MANDIBLE

OLEH : OLEH : Triana Istiqlal Triana Istiqlal C111 10 266 C111 10 266 Pembimbing : Pembimbing : dr

dr. Arwi Amirud. Arwi Amiruddindin Supervisor Supervisor

dr. John Pieter, Sp.B(K)Onk dr. John Pieter, Sp.B(K)Onk

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU BEDAH PADA BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR MAKASSAR

2015 2015

(2)

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGESAHAN

Y

Yang bertandatangan di bawah ini ang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :menyatakan bahwa :  Nama

 Nama : : Triana IstiqlalTriana Istiqlal  NIM

 NIM : : C11C111 10 2661 10 266 Fakultas

Fakultas : : KedokteranKedokteran Universitas

Universitas : : HasanuddinHasanuddin Judul

Judul Laporan Laporan Kasus Kasus : : Ameloblastoma Ameloblastoma MandibleMandible

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin.

Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin.

Makassar,

Makassar, Juni 2015Juni 2015

Supervisor Pembimbing

Supervisor Pembimbing

dr

(3)

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGESAHAN

Y

Yang bertandatangan di bawah ini ang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :menyatakan bahwa :  Nama

 Nama : : Triana IstiqlalTriana Istiqlal  NIM

 NIM : : C11C111 10 2661 10 266 Fakultas

Fakultas : : KedokteranKedokteran Universitas

Universitas : : HasanuddinHasanuddin Judul

Judul Laporan Laporan Kasus Kasus : : Ameloblastoma Ameloblastoma MandibleMandible

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin.

Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin.

Makassar,

Makassar, Juni 2015Juni 2015

Supervisor Pembimbing

Supervisor Pembimbing

dr

(4)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL SAMPUL ...ii LEMBAR

LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN ...iiii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ...iiiiii BAB

BAB I I LAPORAN LAPORAN KASUS KASUS ...11 BAB

BAB II II TINJAUATINJAUAN N PUSTAKA PUSTAKA ...77 2.1

2.1 DEFINISI DEFINISI ...77 2.2

2.2 ETIOLOGI ETIOLOGI ...88 2.3

2.3 KLASIFIKLASIFIKASI KASI AMELOBLASAMELOBLASTOMA TOMA ...88 2.4

2.4 PPAATOFISTOFISIOLOIOLOGI GI ...1111 2.5

2.5 GAMBARAN GAMBARAN KLINIS KLINIS ...1111 2.6

2.6 GAMBARAN GAMBARAN HISTOPAHISTOPATOLOGIS TOLOGIS ...1313 2.7

2.7 GAMBARAN GAMBARAN RADIOGRAFI RADIOGRAFI ...1616 2.8

2.8 VVARIASI ARIASI KEGANASAN KEGANASAN ...1919 2.9

2.9 DIAGNOSA DIAGNOSA ...2020 2.10

2.10 PENAPENATTALAKSANAAALAKSANAAN N ...2121 2.11

2.11 KOMPLIKAKOMPLIKASI SI ...2323 2.12

2.12 DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING BANDING ...2323 DAFTAR

(5)
(6)

BAB I

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny.R

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir/ umur : 15-02-1988/ 27 tahun  No. Rekam medik : 710689

Tanggal masuk : 20-05-2015

Ruangan : Lontara 2 Atas

Belakang K 6 bed 3

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Benjolan di rahang kiri bawah

Anamnesis terpimpin : di alami ± 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Awalnya kecil seperti kacang tanah hingga semenjak 7 bulan yang lalu perlahan mulai membesar seperti telur ayam kampung. Benjolan tidak terasa nyeri. Tidak ada luka pada benjolan. Benjolan menyebabkan gangguan saat mengunyah, namun tidak ada gangguan menelan. Riwayat cabut gigi tidak ada. Pasien sikat gigi sekali sehari. Riwayat penurunan berat badan tidak ada.

(7)

- Riwayat trauma tidak ada.

- Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada

III. PEMERIKSAAAN FISIK

Status generalis : Sakit sedang/ Gizi cukup/ Sadar Status vitalis : Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Nadi : 80 x/ menit

Pernapasan : 20 x/ menit

Suhu : 36,60C

Status lokalis :

Regio submandibula sinistra :

• Inspeksi : tampak warna kulit sama dengan kulit sekitarnya. tampak benjolan di submandibula sinistra dengan ukuran 4x3 cm. Ulkus tidak ada, darah tidak ada. • Palpasi : teraba benjolan padat, kenyal, batas tidak

tegas, tidak mobile. Nyeri tekan tidak ada.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1) Pemeriksaan labratorium :

(8)

WBC : 9.25 X 103/ mm3 RBC : 5.14 x 106/ mm3 HGB : 13.8 g/dL PLT : 305x103/ mm3 (04-05-2015) CT/ BT : 7.30/ 3.00 PT/ APTT : 10.2/ 28.4 GDS : 109 Ureum/ creatinin : 17/ 0.50 SGOT/ SGPT : 19/ 24  Na / K/ Cl :145/ 3.8/ 109 2) Pemeriksaan radiologi :

(9)

Gambar 1. MSCT kepala (AX + Cor) non kontras

• Tampak lesi ekspansil, ballooning, dengan korteks yang tipis, kesan berasal dari ramus mandibula kiri

• Kedua bulbus oculi dan ruang retrobulbar yang terscan dalam batas normal

• Sinus paranasalis dan aircell mastoid yang terscan dalam  batas normal

• Tidak tampak pembesaran KGB regional

• Airway yang terscan dalam batas normal, area orofaring dan nasofaring dalam batas normal

• Tulang-tulang lainnya yang terscan intak 

Kesan : - sesuai gambaran Ameloblastoma ramus mandibula kiri

(10)

Gambar 2. Foto 3D Wajah

• Outline calvaria cranii, tabula eksterna, diploe, dan tabula interna intak 

• Tampak bayangan lusen pada corpus mandibula sisi kanan sampai pertengahan yang expansil ke arah cortex. Dengan struktur cortex masih intak, berseptasi, tepi reguler dan  batas tegas

• Mineralisasi tulang baik 

• Sinus paranasalis yang tervisualisasi dalam batas normal • Aircell mastoid dan sella tursica intak 

• Celah sendi yang tervisualisasi dalam batas normal • Jaringan lunak sekitarnya kesan swelling

Kesan : suspek Ameloblastoma Usul : MSCT-Scan mandibula

(11)

Gambar 3. Foto thoraks PA

• Corakan bronchovaskuler dalam batas normal • Tidak tampak proses spesifik aktif pada kedua paru • Cor : CTI dalam batas normal, aorta normal

• Kedua sinus dan diafragma baik  • Tulang-tulang intak 

Kesan : tidak tampak tanda-tanda metastasis pada foto thorax ini

3) Pemeriksaan Patologi Anatomi

Evaluasi sitologi (FNA)(26-03-2015) • Mikroskopik :

1. Sediaan apusan dari bagian padat tumor, terdiri dari  banyak kelompok sel inti bulat, kromatin halus, kohesi  baik bercampur dengan sel-sel inti spindel. Dengan latar  belakang; eritrosit

2. Apusan dari kistik tumor terdiri dari banyak sel-sel netrofil

(12)

V. DIAGNOSIS

Ameloblastoma Mandibula Sinistra

VI. STADIUM

cT2 N0 M0 : Stadium II VII. STATUS PENAMPILAN

Berdasarkan Karnofsky dengan nilai 80% VIII. RENCANA TERAPI

- Eksisi Radikal - Radioterapi Kuratif

IX. RENCANA PELAKSANAAN

Tergantung pada pasien dan keluarga, kemudian tergantung juga pada  pihak rumah sakit dan operator

X. FOLLOW UP

1. Dalam 3 tahun pertama : Setiap 3 bulan 2. Dalam 3-5 tahun : Setiap 6 bulan

3. Setelah 5 tahun : Setiap setahun sekali untuk seumur hidup.

XI. RESUME

Seorang perempuan, 27 tahun masuk RSWS dengan tumor submandibula sinistra di alami ± 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Awalnya kecil seperti kacang tanah hingga semenjak 7 bulan yang lalu  perlahan mulai membesar seperti telur ayam kampung. Tumor menyebabkan gangguan saat mengunyah. Riwayat cabut gigi tidak ada. Pasien sikat gigi sekali sehari. Riwayat penurunan berat badan tidak ada. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal. Pada regio submandibula sinistra didapatkan hasil inspeksi : tampak tumor di submandibula sinistra dengan ukuran 4x3 cm , palpasi : teraba

(13)

 benjolan padat, kenyal, batas tidak tegas, tidak mobile. Pada  pemeriksaan foto MSCT kepala (AX + Cor) non kontras : sesuai gambaran ameloblastoma. Pada pemeriksaan FNA, kesan : suspect ameloblastoma.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Definisi ameloblastoma (amel, yang berarti enamel dan blastos, yang  berarti kuman) adalah tumor jarang jinak epitel odontogenik (ameloblasts, atau  bagian luar, pada gigi selama pengembangan) yang jauh lebih sering muncul di rahang bawah dari rahang atas. Ini diakui pada tahun 1827 oleh Cusack. Jenis neoplasma odontogenik ditunjuk sebagai adamantinoma pada 1885. Tumor ini  jarang ganas atau metastasis (yaitu, mereka jarang menyebar ke bagian lain dari

tubuh), dan kemajuan perlahan, lesi yang dihasilkan dapat menyebabkan kelainan yang parah dari wajah dan rahang. Selain itu, karena pertumbuhan sel yang abnormal mudah infiltrat dan menghancurkan jaringan sekitar tulang, bedah eksisi luas diperlukan untuk mengobati gangguan ini. Jadi Ameloblastoma adalah suatu tumor berasal dari sel – sel embrional dan terbentuk dari sel–sel berpontesial bagi  pembentukan enamel. Tumor ini biasanya tumbuh dengan lambat, secara histologis jinak tetapi secara klinis merupakan neoplasma malignan, terjadi lebih sering pada badan atau ramus mandibula dibanding pada maksila dan dapat  berkapsul atau tidak berkapsul.(1-3)

(15)

2.2 ETIOLOGI

Pada saat ini kebanyakan para ahli mempertimbangkan ameloblastoma dengan asal yang bervariasi, walaupun stimulus yang menimbulkan proses tersebut belum diketahui. Selanjutnya, tumor tersebut kemungkinan terbentuk dari:(3)

a. Sisa sel – sel dari organ enamel, back itu sisa lamina dental, sisa-sisa epitel Mallasez atau sisa-sisa pembungkus Hertwig yang terkandung dalam ligamen periondontal gigi yang akan erupsi.

 b. Epitelium dari kista odontogenik terutama kista dentigerous c. Gangguan perkembangan organ enamel

d. Sel-sel basal dari epitelium permukaan rahang

e. Epitelium Heterotropik pada bagian-bagian lain dari tubuh, khususnya kelenjar pituitary.

Stanley dan Diehl (1965) yang mengulas 641 kasus ameloblastoma, menemukan bahwa 108 kasus dari tumor-tumor ini dihubungkan dengan gigi impaksi dan suatu kista folikular ( dentigerous). (3)

Gambar 5. Kemungkinan Sumber Penyebab Ameloblastoma(3)

(16)

Ada tiga tipe subtipe secara klinis untuk tujuan perawatan antara lain, tipe solid/ multikistik, tipe unikistik, dan tipe ekstraosseus/ periferal.(4)

Gambar 6. Ameloblastoma Subtipe Klinis A. Tipe Multikistik, B. Tipe Unikistik, C. Tipe Perferal(3)

a. Konvensional solid/multikstik (86%)

Tumor ini akan menyerang pasien pada seluruh lapisan umur. Tumor ini  jarang terjadi pada anak yang usianya lebih kecil dari 10 tahun dan relatif  jarang terjadi pada usia 10 sampai 19 tahun. Tumor ini menunjukkan angka  prevalensi yang sama pada usia dekade ketiga sampai dekade ketujuh. Tidak ada prediksi jenis kelamin yag signifikan. Sekitar 85% tumor ini terjadi pada mandibula, paling sering terjadi pada daerah molar di sekitar ramus asendens. Sekitar 15% tumor ini terjadi pada maksila biasanya pada regio posterior.

Tumor ini biasanya asimptomatik dan lesi yang kecil ditemukan pada saat pemeriksaan radiografis. Gambaran klinis yang sering muncul adalah  pembengkakan atau ekspansi rahang yang tidak terasa sakit. Jika tidak dirawat, lesi akan tumbuh lambat membentuk massa yang masif. Rasa sakit dan parastesis jarang terjadi bahkan pada tumor besar.

Tumor ini muncul dengan berbagai macam gambaran histologis antara lain variasi dalam bentuk folikular, pleksiform dan sel granular. Walaupun terdapat bermacam tipe histologis tapi hal ini tidak mempengaruhi perawatan maupun prognosis.

(17)

Tipe solid atau multikistik tumbuh vasif secara lokal memiliki angka kajadian rekuransi yang tinggi bila tidak diangkat secara tepat tapi dari sisi lain tumor ini memiliki kecenderungan yang rendah untuk bermetastasis.

Ameloblastoma tipe solid/multikistik ini ditandai dengan agka terjadi rekurensi sampai 50% selama 5 tahun pasca perawatan. Oleh karena itu, ameloblastoma tipe solid atau multikistik harus dirawat secara radikal (reseksi dengan margin jaringan normal disekeliling tumor). Pemeriksaan rutin jangka  panjang bahkan seumur hidup di indikasikan untuk tipe ini.

 b. Unikistik (13%)

Ameloblastoma unikistik sering terjadi pada pasien muda, 50% dari tumor ini ditemukan pada pasien yang berada pada dekade kedua. Lebih dari 90% ameloblastoma unikisik ditemukan pada mandibula pada regio posterior.

Ameloblastoma tipe unikistik umumnya membentuk kista dentigerous secara klinis maupun secara radiografis walaupun beberapa diantaranya tidak  berhubungan dengan gigi yang erupsi.

Tipe ini sulit didiagnosa karena kebanyakan ameloblastoma memiliki komponen kista. Tipe ini umumnya menyerang bagian posterior mandibula diikuti dengan regio parasimfisis dan anterior maksila. Sebuah variasi yang disebut sebagai ameloblastoma unikistik pertama kali disebut pada tahun 1977 oleh Robinson dan Martinez. Mereka melaporkan bahwa tipe unikistik ini kurang agresif dan menyerang enukleasi simple pada ameloblastoma tipe unikistik sebenarnya menunjukkan angka rekurensi yang tinggi yaitu sekitar 60% dengan demikian enukleasi simple merupakan perawatan yang tidak sesuai untuk lesi ini dan perawatan yang lebih radikal dengan osteotomi  periferal atau terapi kiro dengan cairan atau dengan cairan nitrogen atau

keduanya lebih sesuai untuk tumor ini. c. Periferal/Ekstraosseous (1%)

(18)

Periferal ameloblastoma juga dikenal dengan nama ekstra osseus ameloblastoma atau ameloblastoma jaringan lunak. Biasanya terjadi pada gingiva atau mukosa alveolar. Tipe ini menginfiltrasi jaringan di sekelilingnya yaitu jaringan ikat gingiva dan tidak ada keterlibatan tulang dibawahnya. Periferal ameloblastoma ini umumnya tidak sakit, sessile, kaku, pertumbuhan eksofitik yang biasanya halus atau granular.

Tumor ini diyakini mewakili 2% sampai 10% dari seluruh kasus ameloblastoma yang didiagnosa. Tumor ini pernah dilaporkan terjadi pada semua rentang umur dari 9 sampai 92 tahun. Kasus-kasus melaporkan bahwa tumor ini terjadi kebanyakan pada pria daripada wanita dengan perbandingan 1,9 dengan 1. 70% dari ameloblastoma tipe periferal ini terjadi pada mandibula, dari bagian ramus. Dari anterior mandibula sampai foramen mandibula paling sering terkena.

2.4 PATOFISIOLOGI

Tumor ini bersifat infiltratif, tumbuh lambat, tidak berkapsul,  berdiferensiasi baik. Lebih dari 75% terjadi di rahang bawah, khususnya regio molar dan sisanya terjadi akibat adanya kista folikular. Tumor ini muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh zat-zat karsinogen tadi. Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :(5)

1) Tahap pertama merupakan Inisiasi yaitu kontak pertama sel normal dengan zat karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi ganas.

2) Tahap kedua yaitu Promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon melalui pembelahan (poliferasi).

3) Tahap terakhir yaitu Progresi, sel yang telah mengalami poliferasi mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.

(19)

Ameloblastoma merupakan tumor yang jinak tetapi merupakan lesi invasif secara lokal, dimana pertumbuhannya lambat dan dapat dijumpai setelah beberapa tahun sebelum gejala-gejalanya berkembang. Ameloblastoma dapat terjadi pada usia dimana paling umum terjadi pada orang-orang yang berusia diantara 20 sampai 50 tahun dan hampir dua pertiga pasien berusia lebih muda dari 40 tahun. Hampir sebagian besar kasus-kasus yang dilaporkan menunjukkan bahwa ameloblastoma jauh lebih sering dijumpai pada mandibula dibanding pada maksila. Kira-kira 80% terjadi di mandibula dan kira-kira 75% terlihat di regio molar dan ramus, Ameloblastoma maksila juga paling umum dijumpai pada regio molar.(3,6)

Pada tahap yang sangat awal , riwayat pasien asimtomatis (tanpa gejala). Ameloblastoma tumbuh secara perlahan selama bertahun-tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan pemeriksaan radiografi oral secara rutin. Pada tahap awal, tulang keras dan mukosa diatasnya berwarna normal. Pada tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak  pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul pada radiografi. Dengan  pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang luas dan memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya pembengkakan yang progresif, biasanya pada bagian bukal mandibula, juga dapat mengalami perluasan ke permukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik. Ketika menembus mukosa,  permukaan tumor dapat menjadi memar dan mengalami ulserasi akibat  penguyahan. Pada tahap lebih lanjut, kemungkinan ada rasa sakit didalam at

sekitar gigi dan gigi tetangga dapat goyang bahkan tanggal.(3,6)

Pembengkakan wajah dan asimetris wajah adalah penemuan ekstra oral yang penting. Sisi asimetris tergantung pada tulang utama atau tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada  penekanan saraf atau terjadi komplikasi infeksi sekunder. Terkadang pasien membiarkan ameloblastoma bertahan selama beberapa tahun tanpa perawatan dan

(20)

 pada kasus-kasus tersebut ekspansi dapat menimbulkan ulkus namun tipe ulseratif dari pertumbuhan karsinoma yang tidak terjadi. Pada tahap lanjut, ukurannya  bertambah besar dapat menyebabkan gangguan penguyahan dan penelanan.(4)

Perlu menjadi perhatian, bahwa trauma seringkali dihubungkan dengan  perkembangan ameloblastoma. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tumor ini sering kali diawali oleh pencabutan gigi, kistektomi atau beberapa peristiwa traumatik lainnya. Seperti kasus-kasus tumor lainnya pencabutan gigi sering mempengaruhi tumor (tumor yang menyebabkan hilangnya gigi) selain dari  penyebabnya sendiri.(3,6)

Tumor ini pada saat pertama kali adalah padat tetapi kemudian menjadi kista pada pengeluaran sel-sel stelatenya. Ameloblastoma merupakan tumor jinak tetapi karena sifat invasinya dan sering kambuh maka tumor ini menjadi tumor yang lebih serius dan ditakutkan akan potensial komplikasinya jika tidak disingkirkan secara lengkap. Tetapi sudah dinyatakan bahwa sangat sedikit kasus metastasenya yang telah dilaporkan.(3,7)

2.6 GAMBARAN HISTOPATOLOGIS

Sejumlah pola histologis digambarkan dalam ameloblastoma. Beberapa diantaranya memperlihatkan tipe histologis tunggal, yang lainnya dapat menunjukkan beberapa pola histologis didalam lesi yang sama. Yang umum untuk semua tipe ini adalah polarisasi sel-sel sekitar dibentuk seperti sarang yang  berproliferasi kedalam pola yang serupa dengan ameloblas dari organ enamel. Secara kasar, ameloblas terdiri dari jaringan kaku yang berwarna keabu-abuan yang memperlihatkan daerah kistik yang mengandung cairan kuning yang bening.

(4,7)

Amelobalstoma secara dekat menyerupai organ enamel, walaupun kasus-kasus yang berbeda dapat dibedakan dari kemiripan mereka untuk tahap-tahap odontogenesis yang berbeda. Karena pola-pola histologis ameloblastoma sangat  bervariasi, maka sejumlah tipe yang berbeda secara umum dijelaskan:(4)

(21)

1) Folikular

Ameloblastoma folikular terdiri dari pulau-pulau epitel dengan dua komponen berbeda. Bagian sentral dari pulau epitel mengandung suatu  jalinan sel-sel yang rumit dan longgar yang menyerupai stelate retikulum dari organ enamel. Disekeliling sel-sel ini adalah lapisan sel-sel kolumnar tinggi dan tunggal dengan nukleusnya berpolarisai jauh dari membran dasar. Degenerasi kistik umumnya terjadi dibagian sentral pulau-pulau epitel, meninggalkan ruang yang jelas dan dibatasi oleh sel-sel stelate  padat. Kelompok sel-sel epitel dipisahkan oleh sejumlah steoma jaringan

fibrosa.

Gambar 7. Folikular (7)

2) Pleksiform

Pada ameloblastoma pleksiform, sel-sel tumor yang menyerupai ameloblas tersusun dalam massa yang tidak teratur atau lebih sering sebagai suatu jaringan dari untaian sel-sel yang berhubungan. Masing-masing massa atau untaian ini dibatasi oleh lapisan sel-sel kolumnar dan diantara lapisan ini kemungkinan dijumpai sel-sel yang menyerupai stalate retikulum. Namun demikian, jaringan yang menyerupai stalate retikulum terlihat kurang menonjol pada tipe ameloblastoma pleksiform dibanding

(22)

 pada ameloblastoma tipe folikuler dan ketika dijumpai secara keseluruhan tersusun pada bagian perifer daerah degenerasi kistik.

Gambar 8. Pleksiform(7)

3) Akantomatosa

Dalam ameloblastoma akantomatosa, sel-sel yang menempati  posisi stalate retikulum mengalami metaplasia squamous, terkadang dengan pembentukan keratin pada bagian sentral dari pualu-pulau tumor. Terkadang, epitel pearls atau keratin pearls dapat dijumpai.

(23)

4) Granular

Pada ameloblastoma sel granular, ada ciri-ciri transformasi sitoplasma, biasanya sel-sel yang menyerupai stelate retikulum sehingga mengalami bentuk eosinofil, granular yang sangat kasar. Sel-sel ini sering meluas hingga melibatkan sel-sel kolumnar atau kuboidal periperal. Penelitian ultra struktural, seperti yang dilakukan Tandler dan Rossi, menunjukkan bahwa granul-granul sitoplasmik ini menunjukkan lisosomal dengan komponen-komponen sel yang tidak dapat dikenali. Hartman telah melaporkan serangkaian kasus ameloblastoma sel granular dan memperkirakan bahwa tipe sel granular ini terlihat menjadi lesi yang agresif dan cenderung untuk kambuh kecuali dilakukan bedah yang sesuai  pada operasi pertama.

Gambar 10. Granular (7)

Walaupun pola histologis yang berbeda telah memunculkan berbagai nama-nama untuk menjelaskan lesi tersebut, namun gambaran klinisnya adalah sama.(7)

Ameloblastoma terkadang perkembangnnya ditemukan didalam dinding kista odontogenik. Tergantung pada tahap perkembangan tumor, berbagai istilah digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan seperti intarluminal, mural dan amelobalstoma invasif. (7)

Istilah amelobastoma intraluminal digunakan ketika ameloblastoma  berkembang kedalam lumen dan tidak menganggu dinding kista. (7)

(24)

Istilah ameloblastoma mural digunakan ketika amelobalstoma dijumpai di dinding kista dan masih dibatasi oleh dinding-dinding kista. Pada dua situasi tumor ini secara komplit dibatasi di dalam kista, suatu pendekatan bedah yang lebih konversatif sering dilakukan. (7)

Istilah ameloblastoma invasif digunakan ketika tumor tersebut telah meluas keluar dinding kista dan kedalam tulang yang berbatasan atau kedalam  jaringan lunak atau ketika tumor berkembang dari epitel lain selain dari epitel kista. Suatu prosedur bedah yang lebih radikal sering disarankan untuk keadaan ini.(6,7)

2.7 GAMBARAN RADIOGRAFI

Pada radiografi ameloblastoma secara klasik digambarkan sebagai suatu lesi yang menyerupai kista multilokular pada rahang. Tulang yang terlibat digantikan oleh berbagai daerah radiolusen yang berbatas jelas yang member lesi suatu bentuk seperti sarang lebah atau gelembung sabun. Kemungkinan juga ada radiolusen berbatas jelas yang menunjukkan suatu ruang tunggal. Suatu ameloblastoma menghasilkan lebih luas resobsi akar gigi yang berkontak dengan lesi.(3,6)

Ada dua tipe ameloblastoma yang menunjukkan gambaran yang khas secara rontgenografi yaitu:(6)

a) Ameloblastoma monokistik

Terlihat sebagai suatu rongga kista tunggal yang menyerupai kista radikular atau folikular yang garis luarnya tidak halus, bulat tetapi irregular dan berlobul serta bagian perifernya seringkali bergerigi. Tipe ini  jarang dijumpai.

(25)

Gambar11. Ameloblastoma monokistik (6)

 b) Ameloblastoma multikistik

Tipe ini menghasilkan suatu gambaran yang khas secara rontgenografi. Ada pembentukan kista multipel yang biasanya berbentuk silinder dan terpisah satu sama lain oleh trabekula tulang. Kista yang bulat ini bervariasi ukuran serta jumlahnya.

Gambar 12. Ameloblastoma multikistik (6)

Walaupun berbagai jenis gambaran radiografi dari ameloblastoma memungkinkan, namun kebanyakan memiliki gambaran yang khas dimana sejumlah loculation dijumpai. Jika ameloblastoma menempati suatu rongga tunggal atau monokistik, maka diagnosa radiografi menjadi bertambah sulit karena kemiripannya terhadap kista dentigerous dan terhadap kista residual  berbatas epitel pada rahang. Pada suatu kista yang berbatas epitel, maka jaringan tersebut lebih radiopak dibanding cairan tersebut, tetapi pada banyak hal

(26)

 perbedaan tersebut begitu ringan yang menjadi tidak bernilai diagnostik. Secara radiografi, sebuah ameloblastoma tampak radiolusen dan tampar baik multilokuler atau unilocular. Bentuk multilocular sering digambarkan sebagai memiliki  penampilan sarang lebah atau seperti gelembung, dan loculi yang mungkin oval atau bulat dan bervariasi dalam ukuran. Ameloblastoma dapat bervariasi dalam ukuran dari kista kecil terbatas pada alveolus untuk kista besar yang menyebabkan kerusakan luas mandibula atau maksila (3,6)

Ameloblastoma secara radiografi menyerupai kista dentigerous telah dilaporkan oleh Chan (1933), Bailey (1951) dan yang lainnya. Suatu rongga kista  pada mandibula dimana mahkota molar kedua yang tidak erupsi. Bentuk bulat rongga tersebut, batas yang teratur dan posisinya yang berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi diduga sebagai suatu kista dentigerous, tetapi pada pemeriksaan mikroskopis, kandungan rongga tersebut terbukti sebagai ameloblastoma.(1)

Suatu ameloblastoma yang secara radiografi menyerupai kista residualberbatas epitel. Bentuknya bulat dan memiliki batas yang jelas dan teratur. Suatu kerusakan kecil pada tulang didekat daerah puncak alveolus memberikan suatu gambaran radiolusen yang dapat di interpretasikan dengan baik sebagai kerusakan setelah operasi.(3)

(27)

Gambar 13. CT scann pasien dengan Ameloblastoma(6)

Chan (1933) menyebutkan kemungkinan bahwa suatu ameloblastoma dapat terbentuk dari folikel-folikel yang tidak sepenuhnya disingkirkan pada saat  penyingkiran gigi yang tidak erupsi dan mungkin ameloblastoma pada keadaan ini

dibentuk dari sumber tersebut.(1)

Dengan meningkatnya ukuran lesi, maka korteks dilibatkan, dirusak dan  jaringan lunak diinvasi. Dalam hal ini, ameloblastoma berbeda dari lesi fibrous dan fibroosseus yang mengekspansi tetapi cenderung mempertahankan korteks.

(2,3)

Walaupun pemeriksaan rontgen bernilai penting untuk menentukan  perluasan keterlibatannya, namun ini tidak selalu bernilai diagnostic yang pasti.

Lesi-lesi yang kecil sulit untuk di interpretasikan, dan pada beberapa kasus harus  bergantung pada pemeriksaan patologis yang seharusnya dibuat pada semua kasus

yang dicurigai.(1-3)

2.8 VARIASI KEGANASAN

Frekuensi terjadinya variasi keganasan pada ameloblastoma sangat sulit ditentukan, kemungkinannya terjadi pada < 1% keseluruhan kasus amelobalstoma.

(7)

Istilah malignant ameloblastoma digunakan untuk tumor yang memperlihatkan tampilan histolopatologi ameloblastoma, baik pada tumor primer dan deposit metastasisnya. Sedangkan istilah ameloblastic carcinoma digunakan untuk ameloblastoma yang memperlihakan sitologis keganasan, baik pada tumor  primer, rekurensi, atau deposit metastasisnya.(7)

Gambaran histopatologis ameloblastoma malignan tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan ameloblastoma. Namun pada ameloblastoma karsinoma ditemukan perbedaan gambaran histopatologis berupa peningkatan rasio sitoplasma, nuclear hipercromatism, dan adanya mitosis.(7)

(28)

Kedua ameloblastoma ini menunjukkan adanya kecenderungan untuk metastasis. Metastasis yang paling banyak ditemukan di kelenjar limfe leher. Small dan Waldron (1955) melakukan analisis pada kasus pasien ameloblastoma dengan dugaan terjadinya metastasis ke paru-paru dan kelenjar limfe dan mencatat tidak adanya bukti foto mikrogrfik yang cukup.(7)

2.9 DIAGNOSA

1. Pemeriksaan klinis

Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis. Tumor tumbuh secara perlahan selama bertahun-tahun dan ditemukan pada rontgen foto. Pada tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak pada penekanan. Dengan  pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang luas dan memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya pembengkakan, biasanya pada bagian  bukal mandibula dan dapat mengalami perluasan ke permukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik. Sisi yang paling sering dikenai adalah sudut mandibula dengan pertumbuhan yang meluas ke ramus dan ke dalam badan mandibula. Secara ekstra oral dapat terlihat adanya pembengkakan wajah dan asimetri wajah. Sisi asimetri tergantungpada tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan pada saraf atau terjadi komplikasi infeksi sekunder. Ukuran tumor yang bertambah besar dapat menyebabkan gangguan pengunyahan dan penelanan.(6)

2. Pemeriksaan radiologis

Tampak radiolusen unilokular atau multilokular dengan tepi  berbatas tegas. Tumor ini juga dapat memperlihatkan tepi kortikal yang  berlekuk, suatu gambaran multilokular dan resobsi akar gigi yang  berkontak dengan lesi tanpa pergeseran gigi yang parah dibanding pada

(29)

kista. Tulang yang terlibat digantikan oleh berbagai daerah radiolusen yang berbatas jelas dan member lesi suatu bentuk seperti sarang lebah atau gelembung sabun. Kemungkinan juga ada radiolusen berbatas jelas yang menunjukkan suatu ruang tunggal.(8)

3. Pemeriksaan patologi anatomi

Kandungan tumor ini dapat keras atau lunak, tetapi biasanya ada suatu cairan mukoid berwarna kopi atau kekuning-kuningan. Kolesterin  jarang dijumpai. Secara makroskopis ada dua tipe yaitu tipe solid (padat) dan tipe kistik. Tipe yang padat terdiri dari massa lunak jaringan yang  berwarna putih keabu-abuan atau abu-abu kekuning-kuningan. Tipe kistik memiliki lapisan yang lebih tebal seperti jaringan ikat dibanding kista sederhana. Daerah-daerah kistik biasanya dipisahkan oleh stroma jaringan fibrous tetapi terkadang septum tulang juga dapat dijumpai. Mikroskopis terdiri atas jaringan tumor dengan sel-sel epitel tersusun seperti pagar mengelilingi jaringan stroma yang mengandung sel-sel stelate retikulum, sebagian menunjukkan degenerasi kistik.(7,9)

Dari pemeriksaan klinis, radiologis dan patologi anatomidapat didiagnosa  bahwa tumor tersebut ameloblastoma. Biasanya tidak sulit untuk mendiagnosa  pertumbuhan tumor ini dengan bantuan rontgenogram dan dari data klinis,

kelenjar limfe tidak terlibat.(6)

2.10 PENENTUAN STADIUM

Menentukan stadium kanker rongga mulut dianjurkan memakai sistem TNM dari UICC. Tatalaksana terapi sangat tergantung dari stadium. Sebagai ganti stadium untuk melukiskan beratnya penyakit kanker dapat pula dipakai luas ekstensi penyakit.

(30)

Tabel 1. Stadium Karsinoma Rongga mulut

2.10 PENATALAKSANAAN

Ameloblastoma mempunyai reputasi untuk mengalami kekambuhan kembali setelah dsingkirkan.Hal ini disebabkan sifat lesi tersebut menginvasi secara lokal pada penyingkiran yang tidak adekuat.(3,10)

(31)

a. Enukleasi

Enukleasi merupakan penyingkiran tumor dengan mengikisnya dari jaringan normal yang ada disekelilingnya. Lesi unikistik, khususnya yang lebih kecil hanya memerlukan enukleasi dan seharusnya tidak dirawat secara berlebihan.

 b. Eksisi Blok

Kebanyakan ameloblastoma seharusnya dieksisi daripada enukleasi. Eksisi dalam suatu blok tulang didalam kontunuitas rahang dianjurkan jika ameloblastoma tersebut kecil. Apabila perlu dikorbankan mandibula yang cukup besar yang terlibat ameloblastoma dan bila tidak menimbulkan perforasi mukosa oral, maka suatu eksisi blok kemungkinan dengan cangkok tulang segera.

Gambar 14. Eksisi Blok (10)

c. Osteotomi Peripheral

Osteotomi peripheral merupakan suatu prosedur yang mengeksisi tumor yang komplit tetapi pada waktu yang sama suatu jarak tulang dipertahankan untuk memelihara kontuinuitas rahang sehingga kelainan  bentuk, kecacatan dan kebutuhan untuk pembedahan kosmetik sekunder dan resorasi prostetik dapat dihindari. Prosedur tersebut didasari pada

(32)

observasi yang mana batas inferior kortikal dari badan horizontal, batas  posterior dari ramus asenden dan kondilus tidak secara keseluruhan di

invasi oleh proses tumor. Daerah ini tahan dan kuat karena terdiri dari tulang kortikal yang padat. Regenerasi tulang akan dimulai dari daerah tersebut meskipun hanya suatu rim tipis dan tulang yang tersisa.

d. Reseksi Tumor

Reseksi tumor sendiri dari reseksi total dan reseksi segmental termasuk bemimaksilektomi dan bemimandibulektomi. Apabila ameloblastoma ditemukan pada pemeriksaan, serta dapat dijumpai adanya  perubahan kembali serta aktifitas lesi yang baru setelah operasi maka pada

kasus tersebut harus direseksi. e. Kauterisasi

Kauterisasi merupakan pengeringan atau elektrokoagulasi lesi, termasuk sejumlah jaringan normal disekelilingnya. Kauterisasi tidak umum digunakan sebagai bentuk terapi primer, namun merupakan terapi yang lebih efektif dibanding kuretase.

(33)

2.11 KOMPLIKASI

Caldwell, Separsky, dan Luccbesi (1970) serta Shatkin dan Hoffmeister (1965) berpendapat bahwa ameloblastoma bisa berujung pada kematian karena ekstensi lokal atau komplikasi sepert infeksi dan malnutrisi.(6)

Beberapa peneliti seperti Simmons; Vorzimer dan Perla; Schweitzer dan Barnfield; dan Lee et al melaporkan adanya metastasi ke paru-paru dan nodus limfe disekitar tumor.(6)

2.12 DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding amloblastoma anatra lain central giant cell granuloma, odontogenic keratocyt, odontogenyc myxoma, central mucoepidermoid carcinoma, tumor dan kista odontogenik lainnya.(3)

Gambar

Gambar 1. MSCT kepala (AX + Cor) non kontras
Gambar 2. Foto 3D Wajah
Gambar 4. Ameloblastoma (2)
Gambar 5. Kemungkinan Sumber Penyebab Ameloblastoma (3) 2.3  KLASIFIKASI AMELOBLASTOMA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada dimensi ini diketahui nilai worse tertinggi terdapat pada atribut i-Gracias membuat pengguna mudah untuk mendapatkan apa yang pengguna butuhkan dimana saja di

Dalam metode target pencapaian nya sesuai dengan program yang direncanakan (2-3 tahun) serta menghasilkan para penghafal Al-Qur`ān yang 70-80% khatam serta lancar

Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui

Tahap sosialisasi mencakup pengenalan kecipir yang dapat diolah menjadi tempe pengganti tempe kedelai sehingga diharapkan Desa tersebut dapat meningkatkan

mahasiswa yang mendapat Nilai Akhir D atau E diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan nilai dengan mengikuti Ujian Perbaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diyan (2013) dalam tesisnya mengenai faktor-faktor resiko hipertensi grade II pada masyarakat di

Komunikasi bisa dilakukan baik secara lisan ataupun tertulis. Di sekolah terdapat mata pelajaran yang mengarahkan peserta didik yang dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Kelokalan Kampung Koanara meliputi hal fisik, yaitu; pola kampung tradisional dimana kanga sebagai pusat kampung sehingga semua bangunan berorientasi padanya,