• Tidak ada hasil yang ditemukan

upi repro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "upi repro"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN INTEGRASI

BLOK REPRODUKSI & TUMBUH KEMBANG

ADELIA PUTRI SABRINA

1102013005

UNIVERSITAS YARSI

(2)

HISTOLOGI

OVARIUM

Adelia Putri Sabrina 1102013005

(GENITALIA WANITA)

Epitel Germinativum Folikel Primer

Folikel Sekunder

(3)

HISTOLOGI

OVARIUM

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Epitel Germinativum Folikel Primordial Folikel Primer Folikel Tersier Kumulus Ooforus

(4)

HISTOLOGI

OVARIUM

Adelia Putri Sabrina 1102013005

FOLIKEL SEKUNDER

FOLIKEL TERSIER

FOLIKEL PRIMORDIAL

FOLIKEL SEKUNDER

FOLIKEL TERSIER

FOLIKEL PRIMER

Corona Radiata

Kumulus Ooforus

(5)

HISTOLOGI

OVARIUM

Adelia Putri Sabrina 1102013005

(6)

HISTOLOGI

TUBA UTERINA

Adelia Putri Sabrina 1102013005

ISTHMUS

AMPULLA

Tunica Muscularis Tunica Muscularis

(7)

HISTOLOGI

UTERUS

(8)

HISTOLOGI

UTERUS

(9)

HISTOLOGI

UTERUS

(10)

HISTOLOGI

UTERUS

(11)

HISTOLOGI

VAGINA

(12)

HISTOLOGI

KELENJAR MAMMAE

(13)

HISTOLOGI

KELENJAR MAMMAE

(14)

HISTOLOGI

PLACENTA

(15)

HISTOLOGI

PLACENTA

(16)

HISTOLOGI

PLACENTA

(17)

HISTOLOGI

TUBULUS SEMINIFERUS

Adelia Putri Sabrina 1102013005

(18)

HISTOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

(19)

HISTOLOGI

RETE TESTIS

(20)

HISTOLOGI

DUCTUS EPIDIDIMIS & DUCTUS EFERENTES

Adelia Putri Sabrina 1102013005

(21)

HISTOLOGI

DUCTUS DEFERENS

(22)

HISTOLOGI

PENIS

(23)

HISTOLOGI

KELENJAR PROSTAT

(24)

HISTOLOGI

KELENJAR VESICULA SEMINALIS

(25)

PATOLOGI ANATOMI

SEMINOMA TESTIS (SRL3)

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Klinis : Seorang laki-laki dengan tumor testis

MAKROSKOPIS : Jaringan tumor testis dengan diameter 7cm, berat 140gram, konsistensi kenyal. Pada penampang warna abu-abu homogen dengan bagian nekrosis dan pendarahan.

MIKROSKOPIS : Sediaan massa tumor terdiri atas sel-sel berbentuk polyhedral, uniform, padat, inti hiperkromatik, anak inti nyata. Di antara kelompokan sel tumor terdapat jaringan ikat fibrosa bersebukan sel-sel limfosit.

KARSINOMA SERVIKS (SRW3-SRW4)

Klinis : Sediaan berupa hasil operasi 2 orang wanita dengan keluhan contact bleeding dan gambaran hasil biopsy karsinoma serviks.

MAKROSKOPIS : Jaringan uterus dengan kedua adneksa serta vagia dan beberapa kelenjar getah bening pelvis. Serviks berbenjol-benjol, rapuh.

MIKROSKOPIS :

• SRW-3 : Sediaan serviks terdiri atas sel-sel tumor berbentuk oval, bulat, tersusun difus, padat, dengan inti pleomorfik, hiperkromatik, anak inti nyata. Mitosis ditemukan. Tampak pula mutiara tanduk. Tumor ini merupakan karsinoma sel skuamosa berkeratin.

• SRW-4 : Sediaan massa tumor terdiri atas sel-sel berbentuk silindris ganas, tersusun membentuk struktur glanduler dengan inti pleomorfik, hiperkromatik, vesikuler. Mitosis ditemukan. Tumor ini merupakan adenokarsinoma

SRW-3

(26)

PATOLOGI ANATOMI

ADENOMYOSIS (SRW-5)

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Klinis : Seorang wanita 37 tahun, dengan keluhan metroragi, perut bawah membesar, diduga menderita myoma. Dilakukan operasi

MAKROSKOPIS : Jaringan uterus tanpa adneksa, ukuran 8x7x7 cm, tidak ditemukan massa tumor. Pada sayatan sebagian dinding uterus menebal dengan bercak-bercak darah.

MIKROSKOPIS : Pada myometrium ditemukan stroma dan kelenjar endometrium

KARSINOMA ENDOMETRIUM (SRW-7)

Klinis : Seorang wanita, 60 tahun, dengan post menopausal bleeding. Hasil kuretase ganas. Dilakukan histerektomi

MAKROSKOPIS : Jaringan uterus ukuran lebih besar dari normal. Dalam lumen terdapat massa tumor berbenjol-benjol, rapuh.

MIKROSKOPIS : Sel-sel tumor berbentuk torak ganas, tersusun glanduler, inti pleomorfik, hiperkromatik, vesikuler. Mitosis ditemukan. Sel-sel tumor telah menginfiltrasi myometrium.

(27)

PATOLOGI ANATOMI

KISTA DERMOID (SRW-14)

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Klinis : Sediaan diambil dari operasi oovarektomi seorang wanita 34 tahun dengan benjolan pada perut sebelah kiri, konsistensi kistik.

MAKROSKOPIS : jaringan kista sebesar tinju dewasa, pada penampang kista unilokuler, berisi rambut dan massa seperti lemak.

MIKROSKOPIS : Sediaan dinding kista terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen, di sebelah dalam dilapisi epitel gepeng berlapis dan adneksa kulit.

TERATOMA (T23)

Klinis : Seorang wanita, 35tahun, dengan benjolan pada perut kanan bawah, konsistensi kistik. Dilakukan operasi.

MAKROSKOPIS : Jaringan kista ukuran 10x10x9cm, pada penampang mengandung rambut, tulang, dan massa keratin.

(28)

PATOLOGI ANATOMI

ABORTUS (SRW-8)

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Klinis : Seorang wanita umur 28 tahun dengan riwayat amenorrhea 8 minggu yang diikuti dengan perdarahan pervaginam. Dilakukan kuretase

MAKROSKOPIS : Jaringan compang-camping beserta bekuan darah sebanyak 25 cc

MIKROSKOPIS : Jaringan kuretase terdiri atas jaringan nekrotik, jaringan desidua serta villi chorialis

GRAVIDITAS TUBARIA (SRW-9)

Klinis : Seorang wanita, 32 tahun, hamil 10 minggu, dengan keluhan nyeri perut hebat disertai perdarahan pervaginam sedikit-sedikit. Keadaan umu m pre-syok. Diagnosis klinis : Kehamilan Ektopik Terganggu

MAKROSKOPIS : Jaringan tuba panjang 8 cm, diameter 1 cm, lengkap dengan fimbriae yang pada satu bagiannya ditemukan perforasi. Dalam lumen terdapat bekuan darah.

MIKROSKOPIS : Jaringan tuba ruptur, dinding mengalami reaksi desidua. Dalam lumen tuba terdapat vili chorialis

(29)

PATOLOGI ANATOMI

MOLA HIDATIDOSA (SRW-10)

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Klinis : Seorang Wanita, 34 tahun, dengan perdarahan pervaginam, merasa hamil 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik, fundus uteri teraba setinggi pusat.

MAKROSKOPIS : Jaringan compang-camping sebanyak 15 cc berupa bekuan darah dan gelembung-gelembung berukuran diameter 0,2-1,0 cm.

MIKROSKOPIS : Sediaan terdiri atas jaringan desidua serta vili chorialis dengan stroma mengalami degenerasi hidropik, avaskuler, proliferasi sel-sel trofoblas.

KHORIOKARSINOMA (SRW-11)

Klinis : Sediaan merupakan hasil histerektomi seorang wanita, 30 tahun, dengan keluhan perdarahan pervaginam. Setelah dilakukan kuretase, perdarahan tidak juga berhenti. Beberapa bulan sebelumnya, pasien pernah menjalani kuretase atas indikasi mola hidatidosa. Pemeriksaan kadar hCG sangat tinggi.

MAKROSKOPIS : Uterus ukuran 12x10x7 cm. Pada miometrium ditemukan bercak-bercak darah.

MIKROSKOPIS : Sel-sel tumor merupakan sel trofoblas ganas, berukuran sedang sampai besar, inti pleomorfik, hiperkromatik. Mitosis ditemukan. Anak inti prominen.

(30)

PATOLOGI ANATOMI

KISTADENOMA OVARII (SRW-12 & SRW-13)

Adelia Putri Sabrina 1102013005

MAKROSKOPIS : Jaringan kista berukuran sebesar kepala bayi. Pada sayatan multilokuler, mengandung cairan musin (lendir). Dinding bagian dalam licin, tebal dinding 0,2 cm.

MIKROSKOPIS : Sediaan dinding kista terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen, disebelah dalam dilapisi epitel torak dengan inti sel di basal dan sel goblet. Kista ini merupakan kistadenoma ovarii musinosum nonpapiliferum.

MAKROSKOPIS : Jaringan kista berukuran diameter 10 cm, pada sayatan multilokuler berisi cairan agak kental. Permukaan dalam dinding kista kasar.

MIKROSKOPIS : Sediaan dalam dinding kista terdiri atas jaringan ikat fibrokolagen, disebelah dalam dilapisi epitel torak tinggi bersilia yang tumbuh papiler. Kista ini adalah kistadenoma ovarii serosum papiliferum.

SRW-12

(31)

PATOLOGI ANATOMI

DISGERMINOMA (SRW-16)

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Klinis : Seorang Wanita, 20 tahun, dengan benjolan pada perut kanan bawah sebesar kepala bayi. Benjolan mula-mula sebesar bola tenis yang cepat membesar. Dilakukan operasi atas indikasi tumor ovarium.

MAKROSKOPIS : Massa tumor diameter 10 cm, konsistensi padat, sebagian lunak. Pada sayatan tumor abu-abu, padat.

MIKROSKOPIS : Massa tumor terdiri atas sel-sel tumor berbentuk bulat / polihedral, tersusun padat, difus, inti hiperkromatik, aiantaranya terdapat jaringan ikat fibrosa yang bersebukan sel-sel limfosit. Anak inti pada sebagian sel tumor nyata.

TUMOR SEL GRANULOSA (SRW-17)

Klinis : Seorang anak perempuan, 10 tahun, dengan benjolan pada perut kiri bawah sebesar tinju orang dewasa, dengan tanda-tanda pubertas prekok. Ditemukan tumor pada ovarium.

MAKROSKOPIS : Sebuah jaringan ukuran 8x7x6 cm, konsistensi padat, pada penampang abu-abu kuning.

MIKROSKOPIS : Sediaan terdiri atas sel-sel tumor berbentuk coffe bean, tersusun difus, sebagian tersusun asiner yang pada bagian sentral terdapat substansi eosinofilik yang disebut call exner bodies.

(32)

PATOLOGI ANATOMI

GAMBAR DARI INTERNET

Adelia Putri Sabrina 1102013005

SEMINOMA TESTIS (SRL3)

KARSINOMA SERVIKS (SRW3)

KARSINOMA SERVIKS (SRW4)

ADENOMYOSIS (SRW5)

(33)

PATOLOGI ANATOMI

GAMBAR DARI INTERNET

Adelia Putri Sabrina 1102013005

KISTA DERMOID (SRW14)

TERATOMA (T23)

ABORTUS (SRW8)

GRAVIDITAS TUBARIA (SRW9)

(34)

PATOLOGI ANATOMI

GAMBAR DARI INTERNET

Adelia Putri Sabrina 1102013005

KHORIOKARSINOMA (SRW11)

KISTADENOMA OVARII MUSIN (SRW12)

KISTADENOMA OVARII SEROSUM (SRW13)

DISGERMINOMA (SRW16)

(35)

PARASITOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

FLAGELLATA

Trichomonas vaginalis

Sediaan usap vagina dengan pulasan Giemsa 1. Trichomonas vaginalis

Bentuk Trofozoit / Vegetatif Perhatikan :

• Bentuk seperti buah jambu monyet • Besar : ± 17 u

• Satu inti lonjong • Flagel anterior 4 buah

• Aksostil dan membran bergelombang

Sediaan cairan peritoneum dengan pulasan Giemsa Bentuk infektif : ookista

2. Toxoplasma gondii

Bentuk Trofozoit / proliferatif Perhatikan :

• Bentuk seperti bulan sabit dengan satu ujung tumpul • Inti : satu buah

• Terletak di dalam atau di luar sel • Satu-satu atau berkelompok

SPOROZOA

(36)

MIKROBIOLOGI

NEISSERIA GONORRHOEAE

Adelia Putri Sabrina 1102013005

• Berbentuk diplokokus seperti buah kopi atau sepasang ginjal • Gram (-)

• Mempunyai pili • Non motil

• Pada wanita dapat menyebabkan PID, infeksi organ reproduksi bagian bawah, infertilitas dan kehamilan ektopik (biasanya tidak ada keluhan)

• Pada pria dapat menyebabkan urethritis dan epididimitis

Cara Kerja :

1. Sekret urethra ditanam pada media selektif agar Thayer Martin, dieram di inkubator 37° dan suasana hiperkapneik (CO2 5%) selama 48 jam

2. Dilakukan uji oksidase pada koloni yang tumbuh

3. Untuk mengetahui adanya strain PPNG (Penicillinase Producing Neisseria Gonorrhoeae), dilakukan tes penisilinase

RANGKAIAN PROSEDUR PEMERIKSAAN

PEWARNAAN GRAM

KULTUR / ISOLASI

Medium Transport

1. Amies-Charcoal : Untuk menetralisir Asam lemak yang toksin

(37)

MIKROBIOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

N. gonorrhoeae pada medium Thayer Martin Medium Thayer Martin

Mengandung VCN inhibitor : Vankomisin : untuk Gram (+) Colistin : untuk Gram (-) Nistatin : untuk jamur Untuk mencegah kontaminasi

TEST OKSIDASE

TES BIOKIMIA

Menanam kuman pada perbenihan CTA (Cystine Trypticase Agar) yang mengandung gula tertentu yaitu glukosa, maltosa dan sakarosa untuk mengetahu sifat fermentasinya.

Bila (+) akan terjadi perubahan warna perbenihan dari merah menjadi kuning N. gonorrhoeae

meragi glukosa, tidak meragi maltosa dan sakarosa.

• Koloni N. gonorrhoeae yang tumbuh pada media agar coklat (agar suplement) setelah dieramkan pada suhu 35-37° C, dalam candle jar pada suasana CO2 10% - 15% → dibubuhi / ditetesi larutan tetramethyl-p-phenylene-diamine 0,5 – 1%

• Koloni Gonokokus yang semula jernih segera berubah warnanya menjadi ungu → hitam (test oksidase positif) dalam waktu 1-5 menit NB : Biakan dikeram selama 48 jam.

REAKSI BIOKIMIA GENUS NEISSERIA

Pada CTA (CystineTryticase Agar)

GLUKOSA

MALTOSA

SAKAROSA

Neisseria gonorrhoeae

+

-

-

Neisseria meningitidis

+

+

-

Moraxella catarrhalis

(Branhamella ctarrhalis)

-

-

-

Neisseria sicca

+

+

+

(38)

MIKROBIOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

TES YODOMETRI (TES BETA-LACTAMASE)

1. Buat suspensi kuman yang tebal dalam 0,1 ml larutan penisilin 6000 μgram/mL, biarkan 30 menit pada suhu kamar

2. Tambahkan 2 tetes larutan kanji 1%

3. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan yodium, terlihat : larutan menjadi biru

4. Diaduk 1 menit lalu amati hasil :

• Warna biru cepat hilang, Beta-lactamase (+)

• 10 menit / lebih warna tetap biru, Beta-lactamase (-)

GARDNERELLA VAGINALIS

CLUE CELLS

Epitel / sel vagina dikelilingi bakteri Gardnerella Vaginalis, dll. Diagnosis : Vaginosis Bacterial

CANDIDA ALBICANS

KANDIDIASIS VAGINALIS

• Sediaan usap vagina penderita kandidiasis pulasan Garam.

• Perhatikan sel ragi (blastospora) lonjong dan ada yang bertunas

• Hifa semu panjang atau pendek • Sel epitel vagina dengan intinya

Candida Albicans pada Agar Sabouroud

Candida Albicans pada Pemeriksaan Mikroskopik

(39)

MIKROBIOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

TREPONEMA PALLIDUM

• Kuman penyebab penyakit sifilis

• Berbentuk spiral dengan 8-14 lekukan teratur • Axial filament (endoflagel)

• Strain virulen belum dapat dibiak secara in vitro, sehingga diagnosis dengan reaksi serologi Spesimen yang digunakan : Darah vena yang disimpan pada tabung tanpa koagulan

Setelah darah membeku, serum dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Klasifikasi Serologi Test Sifilis (STS)

• Test non-treponema : menggunakan antigen berupa kardiolipin, lesitin, kolesterol • Test treponema : T.pallidum hidup / mati / fraksi T. pallidum

Jenis-jenis STS Non-treponemal :

1. Reaksi fiksasi komplemen : Wasserman 2. Fokulaso / aglutinasi

• VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) → berdasarkan prinsip aglutinasi • RPR (Rapid Plasma Reagen) → antigen diletakkan dengan arang

• ART (Automated Reagen Test)

• Kahn

Jenis-jenis STS Treponemal

• Uji Fluorescent Treponemal Antibody Absorption (FTA-ABS) • Uji T. Pallidum Hemagglutination / TPHA

• Uji T. Pallidum Particle Agglutination / TPPA

(40)

MIKROBIOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

TITER : 1/320

(41)

MIKROBIOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

FLOW OF GONORRHOEAE DIAGNOSIS

(42)

BIOLOGI

ANALISIS SEMEN MANUSIA

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat kesuburan dan pengenalan cara penilaian kesuburan semen pada seorang pria.

Syarat :

• Semen dikeluarkan setelah abstinensi (tidak dikeluarkan) minimal 2 hari dan tidak lebih dari 7 hari. • Semen dikeluarkan dengan masturbasi manual (tidak kontak vaginal, anal atau oral dengan penis) • Menghindari penggunaan pelumas atau kondom

• Semen ditampung pada botopl kaca bermulut lebar

• Semen dibawa ke tempat pemeriksaan dalam waktu tidak boleh lebih dari 1 jam setelah dikeluarkan • Semen dilindingi dari suhu ekstrem selama pengangkutan ke laboratorium (20 - 40° C)

• Pemeriksaan dilakukan setelah semen mengalami likuifaksi (mencair), biasanya 15-20 menit setelah dikeluarkan

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK SEMEN

Warna semen

Normal : Putih keruh / Putih mutiara

Jika warna putih kekuningan : Infeksi saluran genitalia (ada sel-sel darah putih) Jika kemerahan : Pendarahan saluran reproduksi pria

Bau semen

Bau semen disebabkan oleh oksidasi spermin yang dihasilkan oleh kelenjar prostat. Normalnya akan berbau seperti bunga akasia pada pagi hari

Volume semen

Volume abnormal : < 2,0 ml

Rata-rata pria Indonesia, sekitar 2-5 ml

Aspermia : Tidak mengeluarkan semen sewaktu ejakulasi Hipospermia : Jika volume semennya < 1 ml

Hiperspermia Jika volume semen > 6 ml Derajat Keasaman (pH) semen

Diukur dengan pH stick. pH stick di celupkan ke dalam semen selama 40 detik dan akan terjadi perubahan warna.

pH 7,2 – 7,8 : Normal pH > 7,8 : Infeksi

pH < 7 : azoospermia, kemungkinan terjadi disgenesis pada vas deferens, vesika seminalis atau epididimis.

Viskositas semen

Diukur setelah likufaksi selesao untuk mengetahui kekentalan semen. Pengukuran dilakukan dengan cara :

• Cara pertama :

Semen diteteskan pada ujung jarum. Jika terjadi gangguan konsistensi maka tetesan membentuk benang yang panjangnya > 2 cm.

• Cara kedua :

Memasukkan batang pengaduk ke dalam semen dan mengamati benang yang terbentuk. Jika panjang benang > 2 cm dikatakan abnormal.

(43)

BIOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SEMEN

Motilitas Sperma

Diperiksa untuk mengetahui gerakan sperma. Kategori motilitas dikelompokkan menjadi 4 kategori : ₋ Kategori A : Spermatozoa bergerak cepat dan lurus ke depan

₋ Kategori B : Jika gerak lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus ₋ Kategori C : Jika tidak bergerak maju (bergerak di tempat)

₋ Kategori D : Jika spermatozoa tidak bergerak sama sekali Viabilitas Sperma

Untuk mengetahui spermatozoa hidup atau spermatozoa yang sudah mati menggunakan pewarnaan supravital yaitu Eosin Y. Spermatozoa yang mati berwarna merah sedangkan yang hidup tidak berwarna.

Densitas / Jumlah Spermatozoa

Semen dilarutkan dengan larutan George dengan pengenceran 1:20 untuk setiap semen, selanjutnya campuran tersebut diaduk sampai homogen (dengan memakai vortex).

Pemeriksaan jumlah sperma ada 2 yaitu :

1. Secara kasar : Menghitung jumlah spermatozoa rata-rata pada beberapa lapang pandang kemudian mengkalikan angka tersebut dengan 106. Jika ada 40 / lapang maka jumlah sperma secara kasar

kira-kira 40 juta/mL

2. Menggunakan kamar hitung Neubauer (hemositometer)

• Jika pada tiap kotak kecil mengandung < 10 spermatozoa setiap kotaknya, maka seluruh kotak yang jumlahnya 25 harus dihitung.

• Jika semen mengandung 10-40 spermatozoa setiap kotak, maka harus dihitung 10 kotak. • Jika semen mengandung > 40 spermatozoa setiap kotaknya, maka hanya 5 kotak yang dihitung.

Konsentrasi spermatozoa dalam semen : Jumlah sperma terhitung dalam bidang 5 x 10.000 (factor multiplikasi) x factor pengencer

Jika sperma terhitung 40 maka : 40 x 10.000 x 20 = 8 juta/Ml

Jumlah total spermatozoa dalam semen : Konsentrasi sperma x Volume semen Jika semen yang dikeluarkan 2,5 ml maka jumlah totalnya adalah 8 juta x 2,5 = 20 juta/ejakulat

(44)

BIOLOGI

Adelia Putri Sabrina 1102013005

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SEMEN

Sperma dapat dikelompokkan menjadi :

Polyzoospermia : Konsentrasi sperma sangat tinggi Oligozoospermia : Jumlah sperma < 20 juta/mL Hypospermia : Volume semen < 1,5 mL Hyperspermia : Volume semen > 5,5 mL Aspermia : Tidak ada semen

Pyospermia : Di dalam semen ditemukan adanya leukosit Hematospermia : Di dalam semen ditemukan eritrosit

Asthenozoospermia : Motilitas sperma < 40% Teratozoospermia : > 40% sperma abnormal Necrozoospermia : Tidak ada sperma yang hidup Oligoasthenozoospermia : Motilitas < 8 juta sperma / mL Morfologi sperma

Menggunakan pewarnaan Fast Green, Eosin Y-Nigrosin, Wright, Giemsa Normal : Kepala berbentuk oval, leher, midpiece yang utuh dan ekor tunggal

KARAKTERISTIK SEMEN

WHO-1987

WHO-1992

Volume (mL) ≥ 2 > 2

pH ≥ 7,2 - 8 7,2 - 8

Konsentrasi sperma )juta/mL) ≥ 20 ≥ 20 Jumlah total sperma (juta/ejakulat) ≥ 40 ≥ 40

Morfologi (% normal) ≥ 50 ≥ 30

Vitalitas (% hidup) ≥ 75 ≥ 75

Motilitas 1 jam ejakulasi Kategori A (%) Kategori A dan B (%) ≥ 25 ≥ 50 ≥ 25 ≥ 50

(45)

BIOLOGI

UJI FUNGSI SPERMA

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Tujuan : Untuk mengadakan fertilisasi (pembuahan) diantaranya kemampuan motilitas dan kemampuan menembus hambatan pada saluran reproduksi wanita

Uji fungsi sperma yang biasa dilakukan antara lain : 1. Uji integritas membran sperma

2. Uji reaksi akrosom 3. Uji sifat gerak sperma 4. Uji Penetrasi sperma :

• Uji penetrasi sperma melalui getah serviks • Uji pasca senggama (post coital test) Uji Sifat Gerak Sperma

Tipe gerakan yang dianggap baik adalah gerak lurus ke depan (progresif), dengan kecepatan 20 mm/ detik.

Klasifikasi sifat gerak spermatozoa dibedakan : • Progresif cepat

• Progresif lambat

• Bergerak tidak progresif • Tidak bergerak

Uji Penetrasi Ke dalam Getah Serviks Fungsi getah serviks :

• Melindungi sperma dari lingkungan vagina yang asam dan terhadap fagositosis • Tempat menimbun sperma

• Menambah keperluan energi sperma • Sebagai tempat kapasitasi sperma

• Sebagai barier dari sperma abnormal da immotil Uji ini bisa dilakukan secara :

1. In vivo : Uji pasca senggama yang prinsipnya adalah memeriksa adfanya sperma beserta motilitasnya dalam getah serviks setelah senggama

2. In vitro : Uji kontak sperma dengan getah serviks (SCMT : sperm contact mucus test) dan uji getah serviks sapi (BMCT : Bovine cervical mucus test) menggunakan tabung kapiler di lab.

Evaluasi hasil uji penetrasi didasarkan menurut kategori WHO :

1. Baik sekali : Ditemukanm lebih besar atau sama dengan 25 sperma/LPK dalam F1 dan lebih besar atau sama dengan 25 sperma/LPK dalam F2

2. Baik : Ditemukan 15 sperma/LPK dalam F1 dan 10 sperma/LPK dalam F2 3. Kurang : Ditemukan 5 sperma/LPK dalam F1 dan 0-1 sperma/LPK dalam F2 4. Negatif : Sperma tidak berpenetrasi baik pada F1 maupun F2

Dalam uji ini bisa diukur : 1. Jarak migrasi

2. Densitas Penetrasi 3. Kualitas Penetrasi

(46)

BIOLOGI

UJI FUNGSI SPERMA

Adelia Putri Sabrina 1102013005

Uji Integritas Membran

Uji ini dilakukan dnegan menggunakan Hypoosmotic Swelling Test / uji HOS yaitu suatu uji untuk menilai integritas membran sperma yang terpapar dalam suatu larutan (medium) hipotonik.

Hasil uji HOS yang menunjukkan HOS (+) > 60% di dalam semen, memberikan petunjuk akan kelangsungan hidup sperma akan lebih lama dibanding dengan semen pada hasil uji HOS (+) < 60%

Kenampakan sperma pada waktu dilakukan uji HOS :

Sperma yang tidak menggelembung → integritas membran buruk, uji HOS (-)

Sperma yang ekornya menggeklembung / melingkar → integritas membran baik, uji HOS (+) Uji Reaksi Akrosom

Enzim di akrosom sperma yang berfungsi melisis lapisan kumulus oophorus, korona radiata dan zona pelusida :

• Hyaluronidase

• CPE (Corona Penetrating Enzyme) • Akrosin

Teknik uji reaksi akrosom yang lain adalah teknik pewarnaan triel (triple stain) yang menggunakan : • Tryphan Blue : untuk mewarnai sperma mati

• Bismark Brown : Untuk mewarnai sperma hidup • Bengal Rose : Untuk membedakan akrosom (+) dan (-)

Pada teknik pewarnaan triple, diperoleh sperma dengan empat pola warna yaitu :

1. Sperma mati dengan kantung utuh / reaksi akrosom (-) : bagian akrosom merah muda dan psot akrosom biru kehitaman

2. Sperma mati tanpa kantung akrosom / reaksi akrosom (+) : bagian akrosom putih (bening) dan post akrosom biru kehitaman

3. Sperma hidup dengan kantung akrosom utuh; bagian akrosom merah muda dan post akrosom coklat muda dan coklat terang

4. Sperma hidup, tahap kantung akrosom; bagian akrosom putih dan post akrosom coklat muda

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN

TERIMA KASIH UNTUK SEMUA PIHAK YANG TELAH MEMBANTU

SUKSES UNTUK KITA SEMUA!

Referensi

Dokumen terkait

Tahap sosialisasi mencakup pengenalan kecipir yang dapat diolah menjadi tempe pengganti tempe kedelai sehingga diharapkan Desa tersebut dapat meningkatkan

Cara yang dilakukan oleh Calon Legislatif dan PKS dengan berinteraksi ke masyarakat dan di jalan pada saat flashmob merupakan langkah yang berbeda oleh partai lain dan dapat menarik

Komunikasi bisa dilakukan baik secara lisan ataupun tertulis. Di sekolah terdapat mata pelajaran yang mengarahkan peserta didik yang dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Persoalan pokok dan tantangan dalam level makro antara lain seperti: masih relatif rendahnya nilai tukar petani (NTP) dan dalam jangka menengah serta panjang

Bagaimana menguatkan hasil pembelajaran dengan menanamkan keterampilan berpikir tingkat tinggi ( high order thinking skills  ), untuk kemudian mengembangkan mutu pendidikan secara

Pembahasan terkait Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme dalam rapat Direksi dan Dewan Komisaris dilakukan paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali dan

Penelitian Purnamasari dkk bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam aerobik low impact terhadap penurunan tingkat depresi pada narpidana wanita di Lembaga

-luarga mngatakan &gt;rang tua (ari %stri prnah mmmiliki riwaat pnakit (arah tinggi,kluarga mngatakan (arah tinggi itu a(alah Darah naik,ang