• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter pada 10 SMP di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengujian kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter pada 10 SMP di Indonesia"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGUJIAN KUALITAS SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM KARAKTER PADA 10 SMP DI INDONESIA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh: Christian 151114054. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGUJIAN KUALITAS SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM KARAKTER PADA 10 SMP DI INDONESIA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh: Christian 151114054. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Halaman Motto. Motto hidupku:. Makanan bisa dibeli dengan uang. Kekayaan bisa dicari dengan berkerja. Tetapi waktu tidak dapat dibeli dan dicari. (Peneliti). A person who never make a mistake never tried anything new. (Albert Einsten). I have no special talents, I am only passionately curious. (Albert Einsten). iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Halaman Persembahan Karya ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Yang memberikan cinta kasih-Nya dan nafas kehidupan kepada saya, yang setia menemani saya disaat saya berada dijurang kemalasan dan senantiasa membantu saya untuk bangkit , sehingga saya dapat menempuh studi hingga memperoleh gelar sarjana. Orang tua tercinta Bapak Michael Bahamed Sahari dan Ibu Riseria Leban. Yang selalu memberikan motivasi dan support disaat saya gagal, serta memberikan saya kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Kakak-kakak dan abang-abang tersayang Viktoria Miriyanti dan Umar. Irene Astri dan Dismas Diman. Keponaan yang lucu Callista Anabel (Alm), Fransiscus March Jessen dan Alessandra Diora Dismas. Seluruh Keluarga Besar Kakek Sahari Djohan (Alm) dan nenek Sainai (Alm). Kakek Andreas Leban (Alm) dan nenek Ribkah. Terimakasih kepada Tania Gunawan Putri yang selalu meluangkan waktunya menemani saya dan selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya untuk tetap terus berjuang. Terimakasih juga kepada teman-teman Bani Corp, BK-B 2015, tim penelitian dan terimakasih juga kepada Bapak/Ibu Dosen Prodi BK Universitas Sanata Dharma. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGUJIAN KUALITAS SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM KARAKTER PADA 10 SMP DI INDONESIA. CHRISTIAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis media film; 2) mengukur seberapa baik kualitas soal-soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film yang dikembangkan meliputi nilai validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran; 3) memperoleh informasi mengenai nilai-nilai efektifitas penggunaan soal tes tersebut menurut penilaian siswa pada 10 SMP di Indonesia; 4) memperoleh informasi mengenai capaian hasil pendidikan karakter siswa yang diukur dengan menggunakan soal tes tersebut pada 10 SMP di Indonesia. Jenis penilitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Subjek penilitian adalah siswa kelas VII dan VIII di 10 SMP yang berjumlah 660 siswa. Instrumen penelitian ini berupa soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter yang berbentuk pilihan ganda dengan respon bergradasi berjumlah 88 item soal dan skala penelitian validasi efektifitas penggunaan soal oleh siswa. Teknik uji validitas dan reliabilitas butir soal tes menggunakan pendekatan teori (Confirmatory Factor Analysis) CFA, (Variance Extracked) VE dan (Contruck Reliability) CR dengan menggunakan aplikasi Lisrel 8.80. Efektifitas model dianalisis dengan teknik deskriptif persentase, perbedaan penilaian siswa terhadap validasi efektifitas soal tes dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil penilitian ini menunjukkan; 1) dihasilkan 88 item soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter yang telah diujicobakan di 10 SMP di Indonesia; 2) Validitas soal tes karakter terbukti valid sebanyak 66 soal dan yang tidak valid sebanyak 22 soal. Hasil uji reliabilitas soal tes yang terdiri dari 22 dimensi karakter menunjukkan bahwa terdapat 17 dimensi karakter memiliki nilai reliabilitas baik dan 5 dimensi karakter dengan nilai reliabilitas kurang baik. Tingkat kesukaran soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter menunjukkan bahwa terdapat 57 soal tes yang tergolong dalam tingkat kesukaran mudah dan 9 soal yang tergolong dalam tingkat kesukaran yang sedang ditinjau dari item soal tes yang valid. Hasil analisis uji daya beda soal tes asesmen berbasis film karakter menunjukkan bahwa terdapat 1 soal yang memiliki tingkat daya beda baik sekali, 21 soal yang memiliki tingkat daya beda baik, 14 soal yang memiliki tingkat daya beda cukup dan 31 soal yang memiliki tingkat daya beda jelek; 3) berdasarkan hasil penilaian siswa pada 10 SMP tersebut diperoleh data bahwa produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter ini sangat efektif; 4) capaian hasil pendidikan karakter yang diukur dengan menggunakan soal tes tersebut adalah terdapat 338 siswa dalam karakter baik dan 322 siswa masuk dalam karakter cukup baik. Kata Kunci: asesmen, validitas, reliabilitas, pendidikan karakter, tes, film. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK THE QUALITY TESTING OF THE ASSESSMENT TEST FOR MOVIE CHARACTER BASED CHARACTER EDUCATION IN 10 SMP (JUNIOR HIGH) IN INDONESIA CHRISTIAN SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2019. This study was aimed to: 1) produce a test questions about the results of movie based character education; 2) measure the quality of the test questions produced of movie based character education that includes the values of validity, reliability, power difference and difficulties level; 3) obtain information about the effectiveness of the test questions usage according to the students’ assessment in 10 junior high schools in Indonesia; 4) obtain information about the results of character education achieved by the students measured using the test questions in 10 junior high schools in Indonesia. This type of study was research and development study. The research subjects were students of class VII and VIII in 10 junior high schools with total 660 students. The research instrument was a multiple choice assessment test questions about the character movie based character education results with graded responses totaling 88 items and the students’ scale of research validity effectiveness. The validity and reliability test techniques for test items used the CFA theory (Confirmatory Factor Analysis) approach, VE (Variance Extracted) and CR (Construct Reliability) using the Lisrel 8.80 application. The effectiveness of the model was analyzed using descriptive percentage techniques, and the differences in student assessment of the effectiveness of test questions validation were analyzed using Chi Square. The results of this study indicate; 1) 88 items of assessment questions about the results of character movie based character education were produced and have been tested in 10 junior high schools in Indonesia; 2) The character test questions proved to be valid for 66 questions and 22 were invalid. The reliability from 22 character dimensions indicate that there are 17 character dimensions that have good reliability values and 5 character dimensions with poor reliability values. The difficulty level of the character movie-based character education results assessment test questions shows that there are 57 test questions that are classified in the difficulty level as easy and 9 questions classified in the mild level which reviewed from the valid test items. The results of differential analysis test on character movie based assessment questions indicate that there is 1 question that has a very good differential level, 21 questions that have good differential level, 14 questions that have sufficiently differential level and 31 questions that have a poor differential level ; 3) based on the results of students’ assessment in 10 Junior High School, data that is obtained shows that the assessment test for character education results is very effective; 4) the achievement of character education results measured using the test questions shows that 338 students are in good character and 322 students are in quite good character. Keywords: assessment, validity, reliability, character education, tests, movies. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji Syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan penyertaan-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis telah menyelesaikan tugas akhir skripsi untuk memperoleh gelar sarjana. Karya ilmiah ini dibuat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi yang telah diselesaikan ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2.. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus dosen pembimbing penulisan skripsi yang merupakan salah satu dosen yang sabar dalam membimbing peneliti hingga sampai saat ini.. 3.. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan kepada peneliti.. 4.. Ag. Krisna Indah Marheni S.Pd., M.A. dan Bernardinus Agus Arswimba M.Pd. selaku dosen yang selalu memberikan semangat dan masukan positif bagi peneliti.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.. Bapak/ Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti, serta Mas Moko yang senantiasa membantu peneliti dalam menyelesaikan segala administrasi yang peneliti perlukan selama perkuliahan ini.. 6.. Bapak Michael Bahamed Sahari, Ibu Riseria Leban, Abang Umar, Kak Viktoria Miriyanti, Callista Anabel (Alm), Fransiscus March Jessen, Abang Dismas Diman, Kak Irene Astri dan Alessandra Diora Dismas yang selalu memberikan semangat dan doa kepada Peneliti, serta mereka yang menjadi sumber kekuatan peneliti untuk menempuh perkuliahan dan menyelesaikan tugas akhir ini.. 7.. Bapak/ Ibu guru serta siswa-siswi yang telah bersedia membantu menjadi subjek penelitian, yaitu para siswa-siswi di SMPN 2 Playen Gunungkidul, SMP Maria Padang, SMP Raden Fatah Cimanggu, SMP Fransiskus Tanjungkarang, SMPN 1 Yogyakarta, SMP Aloysius Turi, SMPN 3 Wates, SMP Pangudi Luhur Wedi, SMPN 2 Barusjahe Medan, dan SMPN31 Purworejo.. 8.. Tania Gunawan Putri yang selalu menyempatkan waktunya untuk setia mendampingi peneliti dalam bertukar pikiran, memberi saran, dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.. 9.. Teman-teman Bani Corp, yaitu Mas Heru, Mas Tis, Mas Pacil, Mas Adit, Mas Ageng, Mas Berti, Mas Teguh, Fanny ndut, Hanes, Wisnu, Bona, Tomy, Hendra, Pitus, Brian, Peb, Bagas ndut, Didi, Willy, Edu, Guido dan Prima. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii HALAMAN MOTO ............................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................1 B. Identifikasi Masalah .........................................................................................5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................................6 D. Rumusan Masalah............................................................................................7 E. Tujuan Penelitian .............................................................................................8 F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan..........................................................9 G. Manfaat Penelitian .........................................................................................10 1. Manfaat Teoritis .......................................................................................10 2. Manfaat Praktis ........................................................................................10 H. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian .............................................................12 I. Definisi Istilah .................................................................................................13 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................16 A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes.............................................................16 1. Pengertian Evaluasi, Asesmen dan Tes ................................................16 xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Tujuan dan Fungsi Asesmen ................................................................18 3. Ruang Lingkup Asesmen .....................................................................19 4. Prinsip-prinsip Asesmen ......................................................................20 5. Jenis-jenis Asesmen .............................................................................22 6. Teknik- teknik Asesmen ......................................................................23 7. Tes Sebagai Teknik Asesmen ..............................................................24 B. Hakikat Pendidikan Karakter .........................................................................27 1. Pengertian Pendidikan Karakter ...........................................................27 2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ...................28 C. Asesmen Pendidikan Karakter .......................................................................31 1. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter ...............................................31 2. Teknik-teknik Asesmen Pendidikan Karakter .....................................32 3. Kekuatan dan Kelemahan Asesmen dalam Pendidikan Karakter ........33 4. Hambatan dan Kesulitan Asesmen pada Pendidikan Karakter di Indonesia ..............................................................................................34 5. Tes sebagai Alat Ukur Hasil Pendidikan Karakter dan Penyebabnya ........................................................................................36 D. Hakikat Media Film dalam Pendidikan Karakter ..........................................37 1. Karakteristik Media Film Karakter ......................................................37 2. Kekuatan dan Keterbatasan Media Film dalam Pendidikan ................38 3. Film Sebagai Media Asesmen..............................................................39 4. Film Sebagai Media Tes Hasil Pendidikan Karakter ...........................40 5. Prosedur Pengembangan Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film .......................................................................................41 E. Analisis, Validitas, Reliabilitas, Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ............45 1. Analisis.................................................................................................45 2. Validitas ...............................................................................................47 3. Reliabilitass ..........................................................................................49 4. Daya Beda ............................................................................................50 5. Tingkat Kesukaran ...............................................................................52 F. Kerangka Pikir................................................................................................52. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................54 A. Metode Penelitian dan Pengembangan ..........................................................54 B. Prosedur Pengembangan ................................................................................55 1. Revisi Produk .......................................................................................56 2. Uji Coba Pemakaian .............................................................................57 C. Uji Coba Produk ............................................................................................57 1. Desain Uji Coba ...................................................................................57 2. Tempat Penelitian dan Subjek Uji Coba Produk..................................58 D. Jenis Data .......................................................................................................59 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .....................................................65 1. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................65 2. Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................66 F. Teknik Analisis Data ......................................................................................67 1. Tahap-Tahap Dalam Pengolahan .........................................................68 2. Pengujian Instrumen.............................................................................71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................76 A. Hasil Penelitian ..............................................................................................76 1. Produk Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter yang Diujikembangkan .........................................................76 2. Kualitas Soal Tes Asesmen Hasil Penelitian Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter yang Dikembangkan ......................................79 3. Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Berdasarkan Penggunaan Soal Tes Pendidikan Karakter Berbasis Film yang Dikembangkan ....95 4. Capaian Penggunaan Soal-Soal Tes Asesmen Hasil Penelitian Pendidikan Karakter Berbasis Film Menurut Penilaian Siswa ............99 B. Pembahasan .................................................................................................101 BAB V PENUTUP ..............................................................................................107 A. Simpulan Tentang Produk ...........................................................................107 B. Keterbatasan Penelitian................................................................................109 C. Saran ............................................................................................................110 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................111. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran .......................................................................................................... 113. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Spesifikasi Produk....................................................................................9 Tabel 2.1 Jenis Tujuan, Contoh Jenis Asesmen dan Cara Mengukurnya ..............25 Tabel 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Pengambilan Data..................................59 Tabel 3.2 Variabel Laten, Aspek yang Diukur, Skala dan Data Instrumen yang Digunakan ............................................................60 Tabel 3.3 Hubungan antara BD dengan Kualitas Tes ............................................74 Tabel 3.4 Hubungan antara TK dengan Kualitas Tes ............................................75 Tabel 4.1 Hasil Goodness of fit Berdasarkan Jenis Ukuran, Ukuran Uji Kecocokan Model, CFA Kelompok Satu............................79 Tabel 4.2 Hasil Goodness of fit Berdasarkan Jenis Ukuran, Ukuran Uji Kecocokan Model, CFA Kelompok Dua ...........................80 Tabel 4.3 Hasil Goodness of fit Berdasarkan Jenis Ukuran, Ukuran Uji Kecocokan Model, CFA Kelompok Tiga ..............................................................80 Tabel 4.4 Hubungan, Loading Factor dan Keterangan ..........................................84 Tabel 4.5 Hubungan, Loading Factor Eror CR dan VE .........................................87 Tabel 4.6 Nilai kesukaran dan tingkatannya .........................................................89 Tabel 4.7 Hasil tingkat kesukaran dan keterangannya ..........................................90 Tabel 4.8 Nilai kesukaran dan tingkatanya ...........................................................92 Tabel 4.9 Hasil daya beda dan keterangannya ......................................................92 Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter .............95 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter .............97 Tabel 4.12 Rumus Norma Tiga Kategorisasi .........................................................99 Tabel 4.13 Pengkategorisasian .............................................................................100 Tabel 4.14 Capaian Hasil Pendidikan Karakter ...................................................100. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Kerangka Pikir....................................................................................53 Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan (Sugiyono) ......................................55 Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter.........................................................56 Gambar 3.3 Model Hipotetik Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter ......................................................................................64 Gambar 4.1 Contoh Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter ...............................................................................................78 Gambar 4.2 Path Diagram CFA Kelompok Satu ...................................................81 Gambar 4.3 Path Diagram CFA Kelompok Dua....................................................82 Gambar 4.4 Path Diagram CFA Kelompok Tiga ...................................................83. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Tabulasi Data Hasil Karakter Beberapa Siswa di Indonesia .........114 Lampiran 2 Hasil Output CFA Kelompok Satu ................................................122 Lampiran 3 Hasil Output CFA Kelompok Dua .................................................140 Lampiran 4 Hasil Output CFA Kelompok Tiga .................................................158 Lampiran 5 Lembar Jawab Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter .......179 Lampiran 6 Lembar Validasi Siswa ...................................................................180 Lampiran 7 Dokumentasi ...................................................................................181 Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ........................................................................182 Lampiran 9 Surat Pernyataan Kesediaan Mitra ..................................................183 Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................184 Lampiran 11 Daftar Hadir Siswa........................................................................185. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, manfaat penelitian, asumsi dan keterbatasan pengembangan serta definisi istilah. Paparan ini bersifat singkat ringkas, jelas dan padat. A. Latar Belakang Masalah Saat ini dalam dunia pendidikan telah hangat dan banyak dibicarakan mengenai pendidikan karakter, dengan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa karakter bangsa ini sedang merosot dengan tajam, hal inilah yang memicu munculnya pendidikan berkarakter di Indonesia. Merosotnya karakter bangsa mendorong pemerintah menerapkan sistem pendidikan karakter sebagaimana tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional Nomor. 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sarta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.(Depdiknas,2003). Menurut Suparno (2015:6), “Pendidikan karakter sangat penting terutama bagi perkembangan hidup anak didik dan bagi perkembangan bangsa dan negara Indonesia ke depan”. Seiring berjalannya waktu, pendidikan karakter mulai diperhatikan dan dikembangkan dengan berbagai model pembelajaran dan penilaian di sekolah. Guru sebagai pengevaluasi atau pemberi. nilai. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. mengenai pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah menjadi salah satu kunci dalam keterlaksanaan penilaian pendidikan karakter tersebut. Menurut Barus (2015) “Perlu dilakukan evaluasi komperhensif tentang keterlaksanan, hambatan-hambatan,. dan. efektivitas. pendidikan. karakter. yang. telah. berlangsung.” Lalu, bagaimana selama ini guru-guru melakukan evaluasi terhadap hasil pendidikan karakter? Apakah evaluasi yang dilakukan sudah memenuhi standar yang baik? Apakah sudah cukup efektif evaluasi yang dilakukan untuk mengukur karakter peserta didik? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi PR bagi peneliti. Karena kenyataannya, pemerintah belum mengembangkan pengukuran standar baku atau alat tes atau model evaluasi yang digunakan untuk menilai hasil pendidikan karakter siswa di sekolah terutama di SMP. Kalaupun ada, model evaluasi yang digunakan hanya mengukur sebatas pada skala sikap dan berhenti pada skala kognitif saja, mestinya capaian pendidikan karakter diukur sampai pada tataran tindakan. Maka, tidak heran apabila masih ada penyimpangan perilaku pada siswa/i SMP. Menurut peneliti masih ada kesulitan-kesulitan atau hambatan dalam memberikan penilaian pada pendidikan karakter yang berdasarkan pada prinsip-prinsip yang abstrak, pada pelaksanaannya guru hanya melakukan penilaian dengan cara universal dan besar kemungkinan mengandung unsur subjektifitas yang tinggi atau like and dislike. Kebanyakan Guru menilai peserta didik hanya dari penampilan dan kognitif saja, bukan dari perilaku yang mendalam. Hal tersebut sangat merugikan siswa, karena yang dilihat hanya.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. peserta didik yang bermasalah saja. Apakah peserta didik yang terlihat baik atau alim tidak perlu diukur karakternya? Lalu, dengan model penilaian yang seperti itu, apakah berhasil untuk mengukur perubahan karakter peserta didik secara berkualitas? Padahal penting bagi guru untuk mengevaluasi hasil pendidikan karakter dengan cara efektif, objektif, valid, reliabel dan adil. Juga demi pengembangan pelaksanaan pendidikan karakter yang lebih baik lagi kedepannya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka evaluasi dapat dipastikan menjadi hal yang penting. Namun untuk melakukan evaluasi dibutuhkan juga proses asesmen dan hasil tes, oleh sebab itu untuk memperoleh hasil tes tentunya dibutuhkan suatu alat pendukung berupa alat tes atau alat ukur yang tepat agar dapat mengetahui sejauh mana pendidikan karakter berjalan secara efektif di sekolah. Media film sebagai wacana konteks untuk desain alat ukur atau tes dalam proses penilaian pendidikan karakter belum pernah digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana pendidikan karakter yang ada di sekolah dapat berpengaruh bagi pertumbuhan integritas moral peserta didik. Padahal kekuatan film menurut Kustandi & Sutjipto (2016) dapat menyajikan suatu proses dengan lebih efektif dibandingkan dengan media lain, film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika membaca, berdiskusi, dan praktik. Film yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. Jika film telah banyak digunakan sebagai media penyampaian pesan-pesan.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. pendidikan karakter, mestinya film bias juga digunakan sebagai basis wacana konteks untuk menyusun alat ukur penilaian hasil pendidikan karakter tersebut. Tim penelitian pengembang ini telah mengembangkan soal tes assemen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter yang memvisualisasikan dilema moral melalui potongan film karakter dengan durasi 1-2 menit, kemudian berdasarkan isi potongan film tersebut siswa diminta menjawab soalsoal yang menyertainya. Penilaian pendidikan karakter berperan sangat penting untuk melihat sejauh mana individu bertumbuh dalam keutamaan moral, yang akan menentukan identitasnya sebagai manusia. Lalu, bagaimanakah kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film kerakter tersebut? apakah sudah memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku sebagai soal tes asesmen?. Dengan munculnya beberapa pertanyaan tersebut peneliti mencoba untuk menguji kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter yang telah dihasilkan/ dikembangkan sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam ranah pendidikan. Butir soal tes asesmen biasanya diuji validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran, untuk menentukan kelayakan soal tes asesmen. Menurut Mulyasa (2009,50), “Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sehingga soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini dapat bermanfaat untuk menakar 22 karakter siswa/i SMP. Berdasarkan prosedur penelitian dan pengembangan produk, Peneliti sebagai anggota tim penelitian sosial, humaniora dan pendidikan (PSHP).

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, Tim penelitian ini mengangkat topik tentang pengembangan soal test asesmen pendidikan karakter di SMP. Peneliti mengambil bagian meguji kualifikasi soal tes yang dikembangkan dengan judul “PENGUJIAN KUALITAS SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS FILM KARAKTER” kualitas butir soal tes yang diuji meluputi validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal tes. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain sebagai berikut: 1. Guru-guru belum mengenal cara-cara lain untuk mengukur karakter peserta didik dan belum sampai pada menyentuh model pengukuran berbasis tes film karakter. 2. Sampai sekarang domain capaian pendidikan karakter, terutama di SMP masih berada dalam domain pengetahuan/kognitif dan belum sampai pada domain internalisasi kehidupan sehari-hari. 3. Tidak tersedia alat dan cara evaluasi yang efektif dan standar yang dapat digunakan dalam mengevaluasi pendidikan karakter di SMP di seluruh Indonesia. 4. Pemerintah belum menetapkan model penilaian/evaluasi standar (baku) yang dapat mengukur tentang seberapa dalam peserta didik dapat menginternalisasi penerapan pendidikan karakter yang ada di sekolah..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 5. Sekolah di Indonesia belum pernah melaksanakan model pengukuran karakter menggunakan soal tes asesmen penelitian pendidikan karakter berbasis film. 6. Penggunaan film masih langka dalam sistem penilaian, namun dirasa cukup efektif dalam memperkenalkan kasus-kasus degradasi moral yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari pada siswa SMP dibandingkan hanya dengan menyebar kuesioner, wawancara, ataupun cerita kepada peserta didik. 7. Belum diketahui secara pasti prototipe soal tes hasil pendidikan karakter berbasis film yang dihasilkan oleh tim peneliti sebelumya apakah telah efektif atau sudah terkualifikasi untuk diterapkan di sekolah. 8. Soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis film dapat menjadi alat ukur yang terstandar, namun produk ini belum diukur kualitasnya meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran item-itemnya. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan mengingat adanya keterbatasan penelitian maka fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalah-masalah pada butir 5, 6, 7 dan 8. Fokus penelitian ini diarahkan pada pengujian kualitas alat dan pengukuran efektifitas soal tes hasil pendidikan karakter siswa berbasis film pada wilayah yang lebih luas (siswa pada 10 sekolah di berbagai kota di Indonesia)..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus penelitian dan pengembangan (research and development) sebagai berikut: 1. Seperti apakah produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter yang diuji kembangkan pada beberapa SMP di Indonesia ? 2. Seberapa baik kualitas soal-soal tes asesmen hasil penelitian pendidikan karakter berbasis film yang dikembangkan berdasarkan nilai validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesulitan? 3. Nilai-nilai efektivitas mana saja yang sangat efektif, efektif, dan cukup efektif menurut penilaian siswa dalam penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter menurut penilaian siswa pada beberapa SMP di Indonesia? 4. Seperti apa capaian hasil pendidikan karakter yang diukur dengan menggunakan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter pada beberapa SMP di Indonesia ?.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menghasilkan soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter yang efektif untuk seluruh sekolah yang ada di Indonesia. 2. Mengukur seberapa baik kualitas soal-soal tes asesmen hasil penelitian pendidikan karakter berbasis film yang dikembangkan berdasarkan nilai validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesulitan. 3. Menganalisis dan mendeskripsikan capaian hasil pendidikan karakter berdasarkan evaluasi efektifitas soal tes pendidikan karakter berbasis film karakter. 4. Mengukur efektivitas penggunaan soal-soal tes asesmen hasil penelitian pendidikan karakter berbasis film karakter..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Berikut disajikan spesifikasi produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini: Tabel 1.1 Spesifikasi Produk 1. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. Nama Produk. Soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter. Bentuk Produk Soal-soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter dalam bentuk potongan file dan pertanyaan serta pilihan jawaban dalam bentuk file film. Fungsi Produk Alat tes untuk melakukan asesmen hasil pendidikan di SMP yang berdampak implikatif pada manajemen pengembangan program (merencanakan, mendisain, mengimplementasikan dan mengevaluasi program) pendidikan karakter di SMP. Kriteria Efektifit- Aplikatif, fleksibel, realistik, akurat, komperhensif, as Model praktis, ekonomis, dan mudah digunakan konselor/ guru BK berkolaborasi dengan guru matapelajaran di sekolah. Komponen Model 1. Identifikasi nilai dalam program pendidikan karakter. 2. Identifikasi dan pemilihan film yang bermuatan karakter. 3. Perancangan (designing) pemotongan film bermuatan karakter dan soal tes relevan. 4. Software asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter di SMP. 5. Penentuan kriteria, scoring dan panyusuanan rubik penilaian. 6. Implementasi asesmen dan evaluasi hasil pendidikan karakter di SMP. PenggunaProduk/ Pembuat kebijakan, pengembang dan pelaksana Model pendidikan karakter di SMP (pemerintah, kepala sekolah, konselor/ guru BK dan guru mata pelajaran di SMP)..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk semua pihak, baik itu manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan bahan kajian tentang pengembangan efektivitas penilaian karakter siswa di SMP serta diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan penelitian serupa terutama pada ranah pendidikan karakter. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Penelitian. ini. memberikan. sumbangan. mengenai. model. penilaian/pengukuran hasil pendidikan karakter menggunakan soal tes asesmen berbasis film karakter. Selain itu penelitian ini juga dilaksanakan dalam rangka untuk perbaikan sistem penilaian dan pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia. b. Bagi Lembaga Pendidikan Prosedur dan hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi alternatif untuk pengembangan konsep bimbingan dan konseling pendidikan karakter di sekolah, kususnya di SMP..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. c. Bagi Kepala Sekolah dan Guru Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi kepala sekolah. dalam. mengambil. keputusan. dan. kebijakan. dalam. pengembangan pendidikan karakter di sekolah. Bagi guru pendidik karakter (konselor sekolah/guru BK dan guru mata pelajaran) di SMP, proses dan produk penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberikan suatu model asesmen pendidikan karakter berbasis media film yang lebih efektif (fisibel, realistik, ekonomis, relatif praktis dan mudah digunakan) untuk mengukur hasil pendidikan karakter di sekolah. d. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui, memahami efektifitas model penilaian pendidikan karakter melalui soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter. Selain itu peneliti. juga berkesempatan untuk. membuat dan mengaplikasikan soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis media film karakter di sekolah. e. Bagi Peneliti Lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh penelitia lain sebagai refrensi dalam mengembangkan penelitian dengan topik pendidikan karakter di sekolah. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan peneliti lain sebagai sumber pengetahuan tambahan bagi peneliti yang berminat meneliti pengembangan soal. tes hasil pendidikan karakter berbasis. media film karakter untuk meningkatkan karakter positif peserta didik..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Hasil penelitian ini juga memiliki keterbatasan, asumsi dari keterbatasan alat asesmen ini adalah: 1. Sekolah yang dipakai untuk uji coba implementasi model sudah menerapkan pendidikan karakter terintegrasi, namun bisa jadi belum menyelenggarakan asesmen hasil pendidikan karakter dengan cara tes berbasis film. 2. Subjek ujicoba produk penelitian ini diasumsikan dapat dengan cermat menonton tayangan film dan dapat membaca soal dari LCD screen. 3. Penayangan film dan soal tes ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat terlihat dengan jelas oleh testi (tidak silau, faktor pencahayaan yang baik, siswa tidak memilik gangguan penglihatan dan pendengaran. 4. Sekolah tempat implementasi model memiliki karakter yang cocok dengan soal yang ingin disajikan. 5. Ada film atau video mencerminkan karakter yang cocok dengan soal yang disajikan. 6. Rumusan penyusunan soal dan distraktor (opsi jawaban) diformulasikan sedemikian rupa sehingga memuat pertimbangan moral dan dilema moral sejauh mungkin pada level moral action. Keterbatasan yang timbul dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini yaitu: 1. Dalam mencari film karakter, peneliti tidak mudah menemukan film yang tepat dengan komponen produk/model..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca dan menjawab pertanyaan yang ditampilkan setelah penayangan film. 3. Keterbatasan peneliti dalam membuat pertanyaan dengan kata-kata sederhana dan mudah dipahami oleh siswa SMP. 4. Pertanyaan yang dirumuskan dalam butir soal apakah benar-benar memuat dilema moral atau konflik karakter. 5. Peserta didik kurang serius, mengantuk, kurang antusias dalam mengerjakan tes asesmen pendidikan karakter. 6. Fasilitas yang kurang memadai dibeberapa sekolah seperti tidak adanya LCD, Speaker, dan listrik untuk mengoperasikan/ implementasi penggunaan soal tes/ produk ini. I. Definisi istilah 1. Produk dalam penelitian ini adalah bentuk fisik dari suatu objek yang direncanakan, dibuat dalam suatu proses produksi, mewakili bentuk dan dimensi dari objek yang asli dan digunakan untuk objek penelitian dan pengembangan lebih lanjut. 2. Kualitas adalah kesesuaian antara fungsi dan pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen, untuk memberikan kepuasan dan menumbuhkan loyalitas pelanggan. 3. Soal tes adalah soal-soal pilihan ganda yang berkaitan dengan dilema moral dan memuat beberapa pertanyaan seputar pendidikan karakter untuk mengukur perilaku secara objektif..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 4. Asesmen hasil adalah merupakan proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang ditetapkan. 5. Hasil pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh lembaga sekolah melalui guru yang memiliki tujuan untuk membentuk karakter pribadi siswa secara otentik dan mengarah pada perilaku/karakter yang baik demi kemajuan penerus bangsa. 6. Penggunaan film sebagai media film adalah potongan-potongan video yang berkaitan dengan dilema moral pada kebanyakan anak SMP dan dapat mengukur tentang sejauh mana siswa/i menginternalisasi video tersebut dalam kehidupannya. 7. Uji kualitas adalah pengujian soal tes untuk menyesuaikan antara kebutuhan yang diinginkan konsumen terhadap hasil barang atau jasa yang diproduksi. 8. Validitas memiliki arti sejauh mana akurasi sebuah tes asesmen pendidikan karakter berbasis film dalam menjalankan fungsi pengukurannya. 9. Reliabilitas artinya sejauh mana proses pengukuran tes asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter dapat dipercaya, memberikan manfaat data yang stabil. 10. Daya Beda artinya kemampuan setiap buter tes untuk membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan yang rendah dalam menjawab soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis film..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 11. Tingkat Kesukaran digunakan untuk mengkaji soal tes asesmen pendidikan karakter berbasis film karakter dari segi kesulitannya yang mana termasuk pada soal yang mudah, sedang, dan sukar..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini berisi landasan teori yang dijadikan dasar untuk membangun kerangka konsepsual. Berdasarkan judul penelitian, maka dalam bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa konsep yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu hakikat evaluasi, asesmen dan tes, hakikat pendidikan karakter, hakekat asesmen pendidikan karakter, hakikat media film dalam pendidikan karakter, analisis kualitas soal tes: validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan kerangka pikir. A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes 1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes a. Evaluasi Menurut Echols dan Shadily dalam (Putra, 2013:71) secara harafiah, evaluasi berasal dari Bahasa Inggris, yakni evaluation, yang berarti penilaian atau penaksiran. Gay (Sukardi, 2014: 8) berpendapat bahwa evaluasi adalah sebuah proses sistematis pengumpulan dan penganalisisan data untuk pengambilan keputusan. Menurut para ahli lain dalam (Arikunto, 2013) terdapat beberapa pengetian tentang evaluasi: menutut Ralph Tyler, evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejuah mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan tercapai.. 16.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. b. Asesmen Linn dan Grounlund (Uno dan Koni, 2012: 1) menegaskan “asesemen. (penilaian). adalah. prosedur. yang. digunakan. untuk. mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar.” Sedangkan, Sarwiji Suwandi (2009: 7) mengatakan bahwa “penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.” Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya (Depdiknas, 2001). Jadi, penilaian adalah suatu kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data tentang suatu proses dan hasil belajar siswa untuk mendapatkan informasi, apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan tujuan atau standar yang ditetapkan atau belum. c. Tes Menurut Suprananto (2013: 16) tes atau pengujian adalah “suatu prosedur sistemis yang dilakukan berdasarkan tujuan dan tata cara yang jelas”, tes dalam dunia pendidikan dipandang sebagai salah satu alat pengukuran. Oleh karena itu, dalam penyusunan tes harus menggunakan aturan-aturan seperti petunjuk pelaksanaan dan kriteria penskoran, untuk.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. menetapkan. bilangan-bilangan. yang. mengambarkan. kemampuan. seseorang. Sehingga bilangan tersebut dapat diartikan sebagai gambaran karakteristik peserta tes/testi. 2. Tujuan dan Fungsi Asesmen a. Tujuan Asesmen Menurut pedoman penilaian Depdikbud (Jihad & Haris. 2008: 63), tujuan penilaian adalah “untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar.” Sementara Jihad & Haris (2008: 63) mengatakan bahwa “tujuan penilaian untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan atau kesulitan belajar siswa, dan sekaligus memberi umpan balik yang tepat.” Sedangkan, menurut Suwandi, Sarwiji (2009: 14) mengatakan bahwa “secara umum semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk. menilai. hasil. belajar. mempertanggungjawabkan. peserta. didik. penyelenggaraan. di. pendidikan. sekolah, kepada. masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan secara umum.” b. Fungsi Asesmen Menurut Supranata & Hatta (Sarwiji. 2009: 15) mengatakan bahwa penilaian berbasis kelas memiliki sejumlah fungsi, yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam. perbaikan. program. pengajaran,. alat. pendorong. dalam.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. meningkatkan kemampuan peserta didik, dan sebagai alat untuk peserta didik melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta bercermin diri (instropeksi) misalnya melalui portofolio. Menurut Nana Sudjana (Haris. 2008: 56) penilaian (asesmen) berfungsi sebagai: 1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian (asesmen) harus mengacu kepada tujuan-tujuan intruksional. 2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengjar. Perbaikan mungkin dapat dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru. 3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada orangtuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan dan kecakapan belajar siswa dalam bentuk-bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya. 3. Ruang Lingkup Asesmen Isi model penilaian ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaaan penilaian, pengolahan hasil penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, dijelaskan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan rambu-rambu penilaian..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 4. Prinsip-Prinsip Asesmen Menurut Depdiknas (2003 dan 2006) mengatakan prinsip-prinsip asesmen terdapat enam prinsip yaitu: a. Prinsip Validitas Validitas dalam asesmen mempunyai pengetian bahwa dalam melakukan penelitian harus “menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilai yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai denggan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi”. b. Prinsip Reliabilitas Pengertian realiabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil. penilaian.. Penilaian. yang. ajeg. (reliable). memungkinkan. perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi dan kepercayaan. Misal, dalam menilai untuk kerja, penilaian akan reliable jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama, untuk menjamin reliabilitas petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas. c. Terfokus pada Kompetensi Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus berfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan untuk penguasaan materi (pengetahuan). Untuk bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan, dimana penilaian dilakukan secera terencana, bertahap dan terus menerus untuk.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. d. Prinsip Komperhensif Dalam proses pembelajaran, Anda sebagai pendidik pasti telah menyusun rencana pembelajaran secara jelas menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa serta indicator yang mengambarkan keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang di lakukan harus menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa sehingga tergamabr profil kemampuan siswa. e. Prinsip Objektivitas Obejektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimabangan subjektif dari penilai. Dalam implementasinya penilai harus dilaksanakan secara objektif . Dalam hal tersebut, penilaian harus adil terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami. siswa,. dan. menerapkan. kriteria. yang. jelas. dalam. pembuaatakeputusan atau pemberian angka (skor). f. Prinsip Mendidik Penilaian yang mendidik artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil penilaian harus dapat.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. Pada akhirnya proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal. 5. Jenis-Jenis Asesmen Asesmen dikategorikan menjadi dua oleh Blaustein dalam (Anas: 2010) yaitu: a. Asesmen Konvensional Biasanya menggunakan paper and pencil test atau disebut dengan asesmen formal atau asesmen konvesional. Disebut demikian karena model inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper and pencil testhanya dapat mengukur kemampuan kognitif peserta didik namun belum dapat mengukur hasil belajar peserta didik secara holistik. Soalsoal tes tradisional dibagi menjadi 2 tipe yaitu selected response items (soal pilihan ganda dan benar-salah, memungkinkan siswa memilih jawaban di antara alternatif yang tersedia) dan constructed-response items (esai atau jawaban pendek mengisi titik-titik, mengharuskan siswa memberikan jawabannya sendiri). b. Asesmen Berbasis Kinerja Asesmen ini menginginkan siswa dapat mengerjakan tugas tertentu seperti menulis esai, melakukan eksperimen, menginterprestasi solusi untuk masalah atau menggambarkan sesuatu. Siswa mengerjakan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. beragam tugas selama beberapa hari, bukan tugas yang dapat diakses beberapa menit. Hal ini merupakan upaya mengukur berbagai macam keterampilan dan proses intelektual yang kompleks. Asesmen kinerja bisa dalam bentuk portofolio siswa atau penilaian dalam proses belajar mengajar misalkan dalam kerja kelompok, eksperimen atau diskusi kelompok. 6. Teknik-Teknik Asesmen Menurut Prijowuntato (2016: 60-66) alat yang dapat digunakan untuk menilai ketercapaian konpetensi siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non tes. a. Teknik tes Bentuk teknik tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta didik dapat berupa; pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif/uraian bebas, jawaban singkat/isian singkat, menjodohkan, performans/unjuk kinerja, portofolio. Bentuk tes digunakan apabila sifat suatu objek yang diukur menyangkut tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang diketahui, dipahami atau proses psikis lainnya yang tidak dipahami dengan indera. Tingkat berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai dari yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai jenjang pendidikan. b. Teknik non tes Bentuk non tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta didik dapat berupa; obserfasi, catatan anekdot, daftar cek, skala nilai,.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. kuesioner, wawancara. Bentuk non tes digunakan apabila perubahan tingkah laku yang dapat diamati dengan indera dan bersifat konkret. Konsekuensi dari pengukuran menggunakan bentuk non tes sangat bergantung pada situasi di mana perubahan tingkah laku individu itu muncul atau menggejala. 7. Tes sebagai Teknik Asesmen Sukardi (2014: 92) mengatakan bahwa tes atau testing merupakan prosedur sistematis yang direncanakan oleh evaluator guna membandingkan antar perilaku yang dievaluasi. Tes atau testing berisi item atau butir soal yang akan diberikan kepada peserta yang mengikuti tes. Ia juga mengatakan bahwa item atau butir soal, yaitu bagian terkecil dari suatu tes yang memuat satu fakta atau konsep yang diungkapkan melalui pertanyaan atau pernyataan yang dapat diisolasi untuk pengamatan dan pengambilan keputusan. Tes sebagai teknik asesmen dapat menyediakan informasi-informasi objektif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar. Tes ini dilakukan sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, sehingga bergulir tanpa henti (dynamic assesment). Proses asesmen dangan menggunakan model tes bersifat objektif dan baku dalam artian standardized. Menurut Friedenberg dalam Supratiknya (2016 : 4), tes baku secara garis besar digolongkan dalam dua katageri besar yaitu:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. a. Tes yang dimaksud untuk mengukur aneka jenis abilitas (maximal performance tests) meliputi bakat atau kemampuan dasar (aptitude) dan hasil belajar (achievemet) b. Tes. yang. dimaksudkan. untuk. mengukur. aneka. kecenderungan. kepribadian (typical performance tests) meliputi aneka sifat (social traits), kebutuhan (needs) atau dorongan (drives), konsepsi pribadi (personal conceptions), serta kualitas penyesuaian diri atau adjustment versus maladjustmet. Berbagai aktivitas asesmen yang cocok bagi tujuan pembelajaran tertentu yang dilandasi oleh Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwohl (2001) serta cara mengukurannya disampaikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Jenis tujuan, contoh jenis asesmen dan cara mengukurnya No Jenis Tujuan Contoh Jenis Asesmen Cara mengukurnya 1 Mengingat Tes objektif yang menuntut - Akurasi, (Remember) siswa mengingat dan jumlah Siswa mampu mengenali informasi: yang untuk - Mengisi, melengkapi kolom benar dan - Mengingat yang kosong jumlah - Mengenali - Item pilihan ganda yang salah - Memberikan lebel pada - Analisis diagram butir soal 2 Memahami Makalah, ujian akhir oral/ Membuat (Understand) tertulis, soal-soal, diskusi skor atau Siswa mampu kelas, peta konsep, tugas PR menggunak untuk antara lain: an rubrik - Menafsirkan - Membuat ikhtisar atau kinerja - Memberikan ringkasan bacaan, membuat siswa yang contoh film, menyiapkan pidato dan mengidenti- Menggolongkan sebagainya. fikasikan - Meringkaskan - Membandingkan atau komponen.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. - Membuat simpulan - Membandingka n - Menjelaskan. 3. Menerapkan (Apply) Siswa mampu untuk: - Menjalankan - mengimplement asikan. 4. Menganalisis (Analyze) Siswa mampu untuk: - Membedakan - Mengorganisasi kan - Membuat atribut. 5. Mengevaliasu (Evaluate) Siswa mampu. membuat kontras antara dua atau lebih teori, kejadian proses dan sebagainya. - Mengklarifikasikan atau membuat kategori kasuskasus, unsur-unsur, kejadian, dan lain-lain menggunakan kriteria tertentu. - Meyiapkan pidato dengan kalimat sendiri. - Menentukan atau mengidentifikasi contohcontoh atau ilustrasi sebuah konsep, prisnip dan lain-lain. Kegiatan yang memerlukan kecakapan siswa dalam menggunakan prosedur atau menyelesaikan tugas-tugas baik yang familiar atau yang baru sama sekali, juga memeerlukan kecakapan siswa dalam menetapkan prosedur mana yang paling tepat bagi penyelesaian tugas-tugas tertentu. Kegiatan itu termasuk: perumusan masalah, kinerja, laporan laboratorium, membuat prototipe, simulasi dan lainlain. Kegiatan yang memerlukan kamampuan siswa untuk membuat diskriminasi atau memilih fakta-fakta yang relevan dari yang tidak relevan, menentukan bagaimana unsurunsur berfunsi serentak, atau menentukan bias, memberikan nilai atau menandai makna suatu bahan ajar. Kegiatan ini termasuk: studi kasus, membuat kritik, praktik lab, makalah, proyek, debat, peta konsep. Rentang kegiatan yang memerlukan kecakapan siswa dalam menguji, memantau. kritis dari karya siswa dan dapat membuat perbedaan antara berbagai level yang berbeda dari kecakapan siswa sesuai komponen yang ada. Keakuratan skor, daftar cek, rubik dan lainlain.. Rubik, skor disusun oleh guru, juri atau klien eksternal, supervisior magang dan lain-lain.. Rubik, skor disusun oleh guru,.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. untuk: - Melakukan pengecekan - Mengkritik. 6. membuat pertimbangan atau kritik terhadap bacaan, kinerja atau produk dilandasi kinerja atau standar tertentu yang umum dipergunakan. Kegiatan ini termasuk: membuat jurnal, catatan harian, kritik, merangkai masalah, tinjauan produk, studi kasus. Proyek riset, komposisi muasik, kinerja esai, perencanaan bisnis, perancangan situs (website), membuat prototipe, merangkai desain.. Menciptakan (Create) Siswa mampu untuk: - Menimbulkan, membangkitkan - Merancang/ merencanakan - Menghasilkan Sumber: Carnegie Mellon, 2011. juri atau klien eksternal, supervisior magang dan lain-lain.. Rubik, skor disusun oleh guru, juri atau klien eksternal, supervisior magang dan lain-lain.. B. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Burke (Samani & Hariyanto, 2011: 43) mengatakan bahwa “pendidikan karakter semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.” Sedangkan, menurut Samani & Hariyanto (2011: 44) “pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk `menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.” Mereka juga menyampaikan bahwa pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Character Education Partnership (CEP) (Doni Koesoema, 2012: 57) sebuah program nasional pendidikan karakter di Amerika Serikat, mendefinisikan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: Sebuah gerakan nasional untuk mengembangkan sekolah-sekolah agar dapat menumbuhkan dan memelihara nilai-nilai etis, tanggung jawab dan kemauan untuk merawat satu sama lain dalam diri anakanak muda, melalui keteladanan dan pengajaran tentang karakter baik, dengan cara memberikan penekanan pada nilai-nilai universal yang diterima oleh semua. Gerakan ini merupakan usaha-usaha dari sekolah, distrik, dan Negara bagian yang sifatnya intensional dan proaktif untuk menanamkan dalam diri para siswa nilai-nilai moral inti, seperti perhatian dan perawatan (caring), kejujuran, keadilan (fairness), tanggung jawab dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain. Beberapa definisi diatas dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian bekal/penanaman nilai moral mengenai karakter pribadi yang baik, sopan, bertanggungjawab, memiliki rasa hormat, jujur, adil, menghargai dan memahami satu sama lain yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui program pemerintah yang ditujukan kepada sekolah. 2. Tujuan, Fungsi dan Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter a. Tujuan Pendidikan Karakter Menurut Kemendiknas (2010) Peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan penyelenggaraan pendidikan pada pasal 17 ayat (3) “Pendidikan dasar, termasuk sekolah menengah pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnnya potensi.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (c) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (d) sehat, mandiri dan percaya diri; (e) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.” Melalui penjelasan pada pasal tersebut jelas bahwa tujuan dari pendidikan sangat berkaitan dengan pendidikan karakter. Dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan di sekolah nilai-nilai karakter dapat diterapkan agar membawa perubahan bagi peserta didik dalam hal; beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; memiliki ilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; selain itu juga mampu membantu peserta didik menjadi pribadi yang sehat, mandiri dan percaya diri; serta memiliki rasa toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. b. Fungsi Pendidikan Karakter Menurut Fathurrohman, dkk (2013: 97) fungsi pendidikan karakter adalah: 1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi prilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter dan karakter bangsa..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat. 3) Penyaring: untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. c. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Karakter di Sekolah Menurut Direktorat pembinaan SMP (Fathurrohman, 2013: 145146). Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. 2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku. 3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter. 4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. 5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik. 6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang, yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses. 7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para peserta didik..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. 9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. 10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. 11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter. C. Asesmen Pendidikan Karakter 1. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter Evaluasi pendidikan karakter di SMP sangat relevan dilakukan dalam upaya untuk melihat secara jujur dan objektif apakah pendidikan karakter di SMP sungguh ada dan terlaksana sesuai dengan tujuan, prinsip, asas, dan mekanisme penyelenggaraan pelayanan bimbingan secara konseptual. Apabila itu terlaksana, apakah program itu menguntungkan, berfungsi dan bermanfaat menunjang perkembangan peserta didik? Jika dalam pelaksanaan program ditemukan faktor-faktor kendala atau hambatan, lalu apa yang perlu diperbaiki? Semua ini membutuhkan data dan analisis yang sistemis melalui program yang diharapkan dapat dilakukan sendiri oleh penyelenggara program (Barus 2015)..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 2. Teknik-Teknik Asesmen Pendidikan Karakter Akhlak mulia atau karakter adalah suatu hal yang absrtak sifatnya. Meskipun absrak karakter seseorang dapat diketahui melalui asesmen. Karena pendidikan karakter saat ini dimasukan dalam pembelajaran di sekolah melalui mata pelajaran yang memiliki kaitan dengan moral seperti; pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, budi pekerti. Sebagai sebuah pelajaran maka guru harus membuat definisi-definisi oprasional dan indikator untuk mengukur dan menilai kemudian mengevaluasi karakter siswa. Menurut Zainul & Nasution (2005: 5-8) sebagai sebuah pelajaran pendidikan karakter harus dikenakan pengukuran dan penilaian. Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu, sedangkan penilaian adalah proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran baik melalui instrumen tes maupun non tes. Pengukuran dan penilaian melalui instrumen tes seperti (pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif/uraian bebas, jawaban singkat, atau isisan singgkat, menjodohkan, performans, benarsalah, tes lisan, portofolio. Melalui intrumen non tes (observasi, catatan anekdota, daftar cek, skal nilai, angket atau kuesioner, wawancara dan rangkuman, Prijowuntato (2016: 60). Maka guru perlu mengukur dan menilai berdasarkan indikator-indikator yang jelas sebagai landasan dalam melakukan pengukuran dan penilaian pendidikan karakter dengan menggunakan istumen asesmen yang ada..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 3. Kekuatan dan Kelemahan Asesmen dalam Pendidikan Karakter Banyak bentuk tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan belajar terutama pendidikan karakter dari peserta didik di sekolah. Permasalahan yang ditemukan adalah bahwa guru mengalami kesulitan karena pengamatan didasarkan pada prinsip-prinsip yang masih abstrak dan belum diuraikan dalam definisi-definisi operasional dan indikator-indikator. Guru mengatakan bahwa yang dinilai adalah keterlibatan di kelas, kepedulian kepada teman. Besar kemungkinan guru salah menilai atau menilai dengan subjektivitas yang sangat tinggi berdasarkan like and dislike, hal itu sangat merugikan siswa. Dalam pelajaran Character Building, hal terpenting untuk dilakukan adalah observasi. Namun, observasi memiliki problem, yaitu subjektivitas yang tinggi. Menurut Prijowuntato (2016: 66) kekuatan observasi adalah pemunculan gejala dan pengamatannya dapat dilakukan sekaligus oleh pengamat, dapat merekam atau mencatat berbagai tingkah laku peserta didik, hasil observasi dapat dipakai sebagai alat kontrol. Tetapi kelemahan dari observasi ialah banyak tergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol sebelumnya sehingga hasilnya kurang reliabel, tingkah laku tidak asli lagi, apabila yang diamati mengetahui bahwa tingkah lakunya sedang diamati..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 4. Hambatan dan Kesulitan Asesmen pada Pendidikan Karakter di Indonesia Putra (2013: 62), selama melakukan asesmen pendidikan karakter di Indonesia terdapat beberapa hambatan yang dihadapi oleh tenaga pendidik. Terlebih bagi pada pendidik yang menggunakan model portofolio dalam asesmen pendidikan karakter sebagai berikut: a. Memerlukan waktu dan kerja keras. Penilaian pendidikan karakter memerlukan waktu dan kerja keras bagi guru dibandingkan penilaian lain. Guru dituntut untuk dapat memperhatikan. setiap. siswa. secara. individual,. memantau. perkembagannya, mendorong agar mereka lebih banyak beraktivitas, mengumpulkan setiap pekerjan siswa untuk diberi komentar, dan lain sebagainya. Selain itu memerlukan waktu dan tenaga ekstra. Oleh karena itu, guru yang kurang memiliki motivasi kuat dalam mejalankan profesinya akan sulit melaksanakan penilaian pendidikan karakter model portofolio. b. Penilaian memerlukan perubahan cara pandang Penilaian pendidikan karakter di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu inovasi. Sebagaimana layaknya sebuah inovasi, maka penilaian pendidikan karakter memerlukan perubahan cara pandang, baik dari guru itu sendiri, masyarakat, termasuk perubahan cara pandang orang tua. Mengubah cara pandang bukan lah suatu yang mudah, tetapi memerlukan kerja keras. Orang tua dan masyarakat yang sudah terbiasa.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. menganggap keberhasilan proses pendidikan diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran melalui pendekatan kuantitatif akan sulit menerima bahwa keberhasilan itu ditentukan secara kualitatif. Demikian juga guru yang sudah terbiasa melaksanakan proses pembelajaran dengan menyampaikan materi pelajaran untuk diingat dan dihafal siswa, akan sulit melaksanakan pembelajaran dengan gaya portofolio, di mana siswa didorong untuk lebih banyak beraktivitas, mencari dan menemukan sendiri hingga kompetensi tercapai sesuatu dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Setiap perkembangan dan perubahan siswa dimonitor dan diberi catatan secara terus menerus. c. Penilaian memerlukan perubahan gaya belajar Selama ini, siswa menganggap bahwa belajar adalah menguasai sejumlah materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gaya belajar siswa akan ditentukan oleh keberadaan guru. Mereka akan belajar manakala ada guru sebagai sumber belajar. Mereka akan sulit menakala dilepas oleh guru untuk belajar. Mengubah pola belajar bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah, namun memerlukan kesabaran dan sesugguhan. Tidak sedikit guru yang merasa frustasi ketika siswa sulit diajak bertanya jawab, diberi tanggung jawab penyelesaian tugas, dan lain sebagainya. d. Penilaian memerlukan perubahab sistem pembelajaran Selama ini, sistem pembelajaran yang berlaku di Indonseia adalah sistem klasikal, di mana setiap kelas memiliki rombongan belajar yang.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. sangat banyak, yaitu antara 40-45 orang, bahkan lebih. Sistem pembelajaran demikian akan sulit untuk menilai pendidikan karakter, belum lagi setiap guru harus mengajar banyak kelas. 5. Tes Sebagai Alat Ukur Hasil Pendidikan Karakter dan Penyebabnya Menurut Cangelosi (dalam Putra 2013: 26), yang dimaksud dengan pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, guru menaksir karakter siswa dengan membaca atau mengamati hal yang dilakukan oelh siswa, termasuk mengamati kinerja, mendengarkan hal yang mereka katakan, dan menggunakan indra mereka, seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (dalam Putra 2013: 26), pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu penggunaan angka atau skala tertentu serta menurut suatu aturan atau formula tertentu. Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa, sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka erhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu objek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus harus disepakati secara umum oleh para ahli..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan karakter berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini, objek yang diukur bukan peserta didik, melaikan karakteristik atau atributnya. Dalam pendidikan karakter, pengukuran memegang peranan penting. Data hasil pengukuran memiliki arti penting, baik bagi sekolah atau lembaga pendidikan, guru, siswa, maupun orang tua siswa. Bagi guru, hasil pengukuranberfungsi untuk membandingkan tingkat kemampuan siswa dengan para siswa lain dalam kelompok yang didiknya. Di sekolah, pengukuran dilakukan guru untuk menafsirkan prestasi siswa dan karakter peserta didik. Pada umumnya. Alat tes yang digunakan untuk mengukur pendidikan karakter siswa yaitu tes baku dan buatan guru. D. Hakikat Media Film Pendidikan Karakter 1. Karakteristik Media Film Karakter Menurut Kustandi dan Sutjipto (2016: 64) film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame. Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan capat dan bergantian sehingga memberikan visualisasi yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. 2. Kekuatan dan Keterbatasan Media Film dalam Pendidikan Karakter Kustandi dan Sutjipto (2016: 64-65) mengungkapkan bahwa keefektifan dari media film sebagai media pendidikan karakter adalah sebagai berikut: a. Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar, dan bahkan dapat menunjukan objek secara normal yang tidak dapat dilihat. b. Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan secara berulang jika diperlukan. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, melalui media film dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. c. Film yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film seperti selogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas. d. Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan. e. Dengan kemampuan dan teknik penggambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian.

Gambar

Tabel 1.1  Spesifikasi Produk
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan (Sugiyono)
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembagan Soal Tes Asesmen Pendidikan  Karakter Berbasis Film Karakter
Gambar 3.3 Model Hipotetik Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter  Berbasis Film Karakter
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH AKTIVITAS OUTDOOR EDUCATION TERHADAPb KEPERCAYAAN DIRI SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk penyetingan relay di gardu hubung Kantor, perhitungan untuk nilai setting yang dimasukan dalam data setting pada relay harus di koordinasikan dengan data

M EMENUHI Berdasarkan hasil pemeriksaan antara data penerimaan bahan baku, hasil produksi, penjualan dan dokumen ekspor dalam periode bulan Agustus 2015

Pendirian rumah sakit gigi mulut pendidikan harus memperhatikan semua aspek yang dibutuhkan seperti lahan, ruang, peralatan medis/non medis, SDM dan organisasi kerja

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui latarbelakang pengiklan dan perusahaan iklan menggunakan

Orang di sekelilingnya yaitu figur orang tua merupakan lingkungan pertama yang berpengaruh terhadap pengalaman kelekatan yang mempengaruhi pandangan individu

Adobe Flash adalah sebuah program animasi yang telah banyak digunakan oleh animator untuk menghasilkan animasi yang profesional. Di antara program-program animasi yang ada,

Konstruksi pesan moral kehidupan rumah tangga pada sinetron india jodha akbar ( analisis semiotik Roland barthes terhadap sinetron india jodha akbar episode 144-145 ). Rabu, 29