• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil PCK (Pedagogical Content Knowledge) guru matematika SMP Negeri 5 Cilacap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil PCK (Pedagogical Content Knowledge) guru matematika SMP Negeri 5 Cilacap"

Copied!
357
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PROFIL PCK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) GURU MATEMATIKA SMP NEGERI 5 CILACAP. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun oleh: Carolin Meisela Chosy Pamungkas 161414102. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PROFIL PCK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) GURU MATEMATIKA SMP NEGERI 5 CILACAP. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun oleh: Carolin Meisela Chosy Pamungkas 161414102 HALAMAN JUDUL. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan hati yang bersukacita dan penuh rasa syukur, skripsi ini penulis persembahkan untuk :. Tuhan Yesus dan Bunda Maria Ayahanda Stepanus Tukiran dan Ibunda Yuliana Sulasmi Mbak Maria Prasca Febry Nugraheni, Mas Gabriel Puspo Wardoyo, dan Adek Eugene Nathanael Regi Adhitama Alfonsus Riski Susanto Untuk diriku, terima kasih banyak sudah bertahan dan berjuang Mari melanjutkan petualangan! Dan Almamaterku, Universitas Sanata Dharma. iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Many are the plans in the mind of a man, but it is the purpose of the Lord that will stand.“. “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.”. “Kunaikkan syukurku buat hari yang Kau bri. Tak habis-habisnya kasih dan rahmat-Mu. S‟lalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu. Besar setia-Mu di sepanjang hidupku”. “Yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Yang hancur lebur akan terobati. Yang sia-sia akan jadi makna. Yang terus berulang suatu saat henti. Yang pernah jatuh „kan berdiri lagi.”. v.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Carolin Meisela Chosy Pamungkas. 2020. Profil PCK (Pedagogical Content Knowledge) Guru Matematika SMP Negeri 5 Cilacap. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kualitas guru mampu berimbas pada keberhasilan pendidikan sehingga guru merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru sebagai pendidik profesional dituntut untuk meningkatkan kualitas diri dari segi ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola pembelajaran. Pengetahuan mengenai suatu topik materi dan pengetahuan mengelola pembelajaran dapat dipadukan menjadi satu pengetahuan yang disebut dengan istilah Pedagogical Content Knowledge (PCK). Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui PCK guru matematika SMP Negeri 5 Cilacap. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah dua orang guru matematika SMP Negeri 5 Cilacap yang mengajar pada topik luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Objek penelitian ini adalah PCK masing-masing guru khususnya dalam mengajarkan topik luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi proses pembelajaran, wawancara, dan dokumentasi. Pedoman observasi dan wawancara disusun berdasarkan kerangka komponen PCK yang dikemukakan oleh Magnusson. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, kategorisasi, dan sintesisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil PCK guru matematika SMP Negeri 5 Cilacap yang ditinjau dari orientasi terhadap mengajar, pengetahuan tentang kurikulum, pengetahuan tentang pemahaman peserta didik, pengetahuan tentang penilaian, dan pengetahuan tentang strategi pengajaran yaitu kedua guru mampu memenuhi hampir semua indikator yang telah disusun. Indikator yang ditinjau dari kelima komponen PCK dipenuhi oleh kedua guru sebagai berikut. Kedua guru mampu menjelaskan mengenai struktur, ruang lingkup, urutan konsep, serta maksud dan tujuan dalam mengajarkan materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Kedua guru mampu menjelaskan dan merealisasikan tujuan, karakteristik, dan tuntutan kurikulum 2013 serta tujuan pembelajaran. Kedua guru menjelaskan pentingnya soal HOT dan usaha membentuk kemampuan 4C serta merealisasikan usaha tersebut dalam pembelajaran. Kedua guru mampu merealisasikan usaha dalam menemukan dan mengatasi kesulitan maupun miskonsepsi yang dialami peserta didik serta materi prasyarat yang diperlukan peserta didik. Kedua guru melakukan penilaian dengan jenis dan teknik penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua guru menggunakan strategi umum dan strategi khusus dalam pembelajaran di kelas. Kata kunci: PCK, guru matematika, bangun ruang sisi datar.. viii.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Carolin Meisela Chosy Pamungkas. 2020. Profile of PCK (Pedagogical Content Knowledge) Mathematics Teachers of State Junior High School 5 Cilacap. A Thesis, Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma Yogyakarta. The quality of a teacher is able to impact on educational success so that the teacher is the front-liner in the implementation of the learning process. A teacher as a professional educator needs to improve his or her quality in terms of knowledge and ability to manage learning activity. Knowledge of a material topic and knowledge of managing learning can be integrated into one component called Pedagogical Content Knowledge (PCK). The research in this thesis aims to find out the PCK of mathematics teachers at The State Junior High School 5 Cilacap. This research is a qualitative research. The subjects of this study were two mathematics teachers at State Junior High School 5 Cilacap who taught on the same topic that is surface area and volume of polyhedron. The object of this study is the PCK of each teacher, especially in teaching the topic of surface area and volume of polyhedron. Data collection was carried out by observing learning processes, interviews, and documentation. The observation and interview guidelines were prepared based on the PCK component framework proposed by Magnusson. Data analysis techniques in this study included data reduction, categorization, and synthesis. The results of this study indicate that the PCK profile of mathematics teachers at State Junior High School 5 Cilacap in terms of orientation towards teaching, knowledge about the curriculum, knowledge about students' understanding, knowledge about assessment, and knowledge of teaching strategies that the two teachers are able to meet almost all indicators prepared. The indicators reviewed from the five PCK components were fulfilled by the two teachers as follows. Both teachers were able to explain the structure, scope, sequence of concepts, as well as the purpose and objective in teaching the surface area and volume of flat-sided shapes material. Both teachers were able to explain and realize the goals, characteristics, and demands of the 2013 curriculum and learning objectives. Both teachers explained the importance of HOT questions and efforts to build the 4C abilities and to realize the efforts in learning. Both teachers were able to realize the efforts in finding and overcoming difficulties and misconceptions experienced by students as well as the prerequisite material that students needed. Both teachers conducted an assessment with the types and techniques of assessment in accordance with the learning objectives. Both teachers used general strategies and specific strategies in classroom learning. Keywords: PCK, mathematics teacher, polyhedron.. ix.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv MOTTO .................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR SIMBOL ............................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang.............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4 D. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4 E. Penjelasan Istilah .......................................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 7 A. Kompetensi Guru.......................................................................................... 7 B. Pedagogical Content Knowledge (PCK) ...................................................... 9 C. Bangun Ruang Sisi Datar ........................................................................... 20 D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 41 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 43 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 43 xiii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 43 C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 39 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 39 E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 41 F. Uji Kredibilitas Data................................................................................... 49 G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 50 H. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 53 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN .............................. 54 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 54 B. Penyajian Data Guru 1................................................................................ 57 C. Penyajian Data Guru 2................................................................................ 78 D. Analisis dan Pembahasan ......................................................................... 111 E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 155 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 157 A. Kesimpulan ............................................................................................... 157 B. Saran ......................................................................................................... 161 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 163 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 168 A. Lampiran Surat-Surat ............................................................................... 169 B. Lampiran Instrumen Penelitian ................................................................ 175 C. Lampiran Hasil Validasi Instrumen Penelitian Oleh Pakar ...................... 186 D. Lampiran Lembar Observasi .................................................................... 195 E. Lampiran Hasil Transkripsi Video Pembelajaran .................................... 225 F. Lampiran Hasil Transkripsi Wawancara .................................................. 270 G. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 287. xiv.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Uraian Komponen PCK menurut Magnusson ......................................14 Tabel 2. 2 Uraian Pertanyaan Terkait PCK menurut Loughran .............................17 Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi .............................................................. 41 Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ............................................................48 Tabel 4. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 55 Tabel 4. 2 Topik Komponen Orientasi terhadap Mengajar .................................112 Tabel 4. 3 Kategorisasi Komponen Orientasi terhadap Mengajar .......................113 Tabel 4. 4 Sintesis Komponen Orientasi terhadap Mengajar...............................114 Tabel 4. 5 Topik Komponen Pengetahuan Kurikulum ........................................116 Tabel 4. 6 Kategorisasi Komponen Pengetahuan Kurikulum ..............................121 Tabel 4. 7 Sintesis Komponen Pengetahuan Kurikulum .....................................122 Tabel 4. 8 Topik Komponen Pengetahuan Pemahaman Siswa............................126 Tabel 4. 9 Kategorisasi Komponen Pengetahuan Pemahaman Siswa .................129 Tabel 4. 10 Sintesis Komponen Pengetahuan Pemahaman Siswa .......................131 Tabel 4. 11 Topik Komponen Pengetahuan Penilaian .........................................134 Tabel 4. 12 Kategorisasi Komponen Pengetahuan Penilaian ..............................137 Tabel 4. 13 Sintesis Komponen Pengetahuan Penilaian ......................................138 Tabel 4. 14 Topik Komponen Pengetahuan Strategi Pengajaran ........................141 Tabel 4. 15 Kategorisasi Komponen Pengetahuan Strategi Pengajaran ..............145 Tabel 4. 16 Sintesis Komponen Pengetahuan Strategi Pengajaran ......................147 Tabel 4. 17 Pembahasan Profil PCK Guru ..........................................................152. xv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Hubungan Komponen Pembentuk PCK ...........................................11 Gambar 2. 2 Komponen PCK menurut Magnusson ..............................................14 Gambar 2. 3 Visualisasi Definisi Prisma ...............................................................21 Gambar 2. 4 Prisma Segitiga Siku-Siku ................................................................22 Gambar 2. 5 Jaring-Jaring Prisma Segitiga Siku-Siku...........................................25 Gambar 2. 6 Balok ABCD.EFGH ..........................................................................27 Gambar 2. 7 Dimensi Balok ABCD.EFGH ...........................................................29 Gambar 2. 8 Contoh Jaring-Jaring Balok ..............................................................30 Gambar 2. 9 Ilustrasi Sisi Tegak Dimensi p dan t .................................................30 Gambar 2. 10 Ilustrasi Sisi Tegak Dimensi l dan t ................................................31 Gambar 2. 11 Ilustrasi Sisi Alas Dimensi p dan l ..................................................32 Gambar 2. 12 Kubus ABCD.EFGH .......................................................................33 Gambar 2. 13 Dua Contoh Jaring-Jaring Kubus ....................................................35 Gambar 2. 14 Limas Segilima ...............................................................................36 Gambar 2. 15 Ilustrasi Tinggi Sisi Tegak Limas ...................................................38 Gambar 2. 16 Jaring-Jaring Limas Segilima ..........................................................39 Gambar 4. 1 Pembahasan Luas Permukaan Balok ............................................... 61 Gambar 4. 2 Jawaban Peserta didik 1 ....................................................................63 Gambar 4. 3 Soal Latihan ......................................................................................64 Gambar 4. 4 Pembahasan Luas Permukaan Prisma ...............................................69 Gambar 4. 5 Pembahasan Luas Permukaan Limas ................................................72 Gambar 4. 6 Jawaban Peserta Didik 2 ...................................................................76 Gambar 4. 7 Jawaban Peserta Didik 3 ...................................................................76 Gambar 4. 8 Jawaban Peserta Didik 4 ...................................................................76 Gambar 4. 9 Penggunaan Alat Peraga Berupa Rubik ............................................81 Gambar 4. 10 Penggunaan Alat Peraga Berupa Al-Quran.....................................82 Gambar 4. 11 Pembahasan Luas Permukaan Kubus dan Balok ............................86 Gambar 4. 12 Pembahasan Contoh Soal Prisma dan Limas ..................................88 Gambar 4. 13 Penjelasan Guru ..............................................................................90 Gambar 4. 14 Pembahasan Soal Latihan Prisma dan Limas..................................94 xvi.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4. 15 Pembahasan Volume Kubus dan Balok ..........................................97 Gambar 4. 16 Pembahasan Prisma dan Limas .....................................................100 Gambar 4. 17 Pembahasan Contoh Soal Prisma dan Limas ................................102 Gambar 4. 18 Pembahasan Soal Latihan Prisma dan Limas................................107 Gambar 4. 19 Pendampingan Guru ......................................................................109. xvii.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ...............................................................................42. xviii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SIMBOL No.. Simbol. Arti. 1.. Sejajar. 2.. Rusuk AB. 3.. Segitiga KLM. xix.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A.. Latar Belakang Indonesia telah masuk dalam era globalisasi. Pengaruh globalisasi muncul dalam berbagai garis kehidupan, salah satunya yaitu dalam dunia pendidikan. Sumber daya manusia dibentuk menjadi sumber daya manusia yang memiliki kemauan dan kemampuan meningkatkan kualitas secara berkesinambungan melalui pendidikan. Guru termasuk sumber daya manusia yang dituntut meningkatkan kualitas seiring dengan perkembangan zaman. Guru berada pada posisi terdepan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas guru merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama ialah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan. Seorang guru profesional harus menguasai kompetensi-kompetensi seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 yang meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Pengalaman Hesti Sulastri (dikutip dalam Republika.co.id oleh Murdaningsih, 2019) yang merupakan seorang konsultan relawan sekolah literasi Indonesia (SLI) mengungkapkan bahwa kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional. 1.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. ialah yang utama dalam tugas mengajar seorang guru. Hesti (dikutip dalam Republika.co.id oleh Murdaningsih, 2019) menjelaskan bahwa kualitas guru mampu berpengaruh pada kemajuan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen serta berita di atas, guru profesional dipersyaratkan menguasai kompetensi dan mempunyai kualifikasi akademik serta guru dituntut untuk meningkatkan kualitas diri baik segi ilmu pengetahuan terhadap materi yang akan diajarkan dan pengetahuan mengelola pembelajaran. Guru tidak hanya berkewajiban memiliki pengetahuan terhadap materi yang akan diajarkan dan bagaimana materi tersebut diajarkan. NRC (dikutip dalam Rahmadhani, Y., Rahmat, A., & Purwianingsih, W., 2016) menegaskan bahwa seorang guru dituntut memadukan pengetahuan materi ke dalam pengetahuan kurikulum, pembelajaran, mengajar, dan peserta didik. Perpaduan antara pengetahuan seperti di atas dinyatakan sebagai Pedagogical Content Knowledge atau singkatnya PCK. Pengetahuan inilah yang perlu dimiliki oleh seorang guru profesional termasuk guru matematika sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pedagogical Content Knowledge (PCK) akan terus berkembang berdasarkan pengalaman mengajar guru. Pengalaman mengajar guru yang direfleksi dan terus diolah dapat menjadi pengetahuan yang bermakna dan membantu mengambil keputusan yang tepat saat merespon situasi di kelas (Sarkim, 2015). PCK seorang guru dengan guru lain bersifat khas karena.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. masing-masing guru memiliki keahlian dalam memadukan pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogi. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki berbagai macam cabang. Geometri merupakan salah satu cabang matematika. Bangun ruang sisi datar masuk dalam materi geometri yang penting untuk dipelajari sehingga materi tersebut diberikan peserta didik di bangku sekolah dasar. Materi bangun ruang sisi datar berperan dalam kehidupan sehari-hari. Profesi seperti arsitek, ilmuwan, dan pengembang perumahan juga menggunakan materi tersebut secara reguler. PCK guru matematika penting untuk diketahui guna memajukan dunia pendidikan, melahirkan generasi potensial, dan meningkatkan kontribusi lembaga pendidikan dalam persaingan global yang kompetitif dan dinamis. PCK guru matematika mampu memberikan kontribusi dalam keberhasilan proses pembelajaran matematika di lingkup SMP Negeri 5 Cilacap. Bukti keberhasilan proses pembelajaran matematika ditunjukkan pada rerata nilai ujian nasional. Berdasarkan data Pusat Penilaian Pendidikan, SMP Negeri 5 Cilacap mencapai rerata nilai ujian nasional tertinggi se- Kabupaten Cilacap pada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2019 untuk mata pelajaran matematika. Alasan peneliti melakukan penelitian antara lain kualitas guru penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pengetahuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru ialah Pedagogical Content Knowledge (PCK), dan PCK guru. dapat. berkontribusi. dalam. keberhasilan. proses. pembelajaran. matematika di SMP Negeri 5 Cilacap. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. melakukan penelitian dengan judul “Profil PCK (Pedagogical Content Knowledge) Guru Matematika SMP Negeri 5 Cilacap”. B.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah, yaitu “Bagaimana profil PCK (pedagogical content knowledge) guru matematika di SMP Negeri 5 Cilacap?”. C.. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil PCK (pedagogical content knowledge) dua guru matematika di SMP Negeri 5 Cilacap.. D.. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini peneliti melakukan pembatasan masalah pada objek penelitian yaitu pedagogical content knowledge (PCK) guru dalam mengajarkan materi bangun ruang sisi datar.. E.. Penjelasan Istilah PCK. (pedagogical. content. knowledge). merupakan. perpaduan. pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogi yang dimiliki oleh guru sehingga guru dituntut mengajarkan suatu materi dengan mengakses apa yang diketahui tentang materi tersebut, apa yang diketahui tentang peserta.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. didik yang diajarnya, tentang kurikulum terkait dengan materi tersebut dan apa yang diyakini sebagai cara mengajar yang baik pada konteks tersebut agar pemahaman siswa tercapai.. F.. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1.. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberi gambaran mengenai profil pedagogical content knowledge (PCK) dan menjadi landasan dalam memahami pedagogical content knowledge (PCK).. 2.. Bagi Peneliti (Calon Guru) Penelitian ini dapat menjadi pengalaman dan pengetahuan sehingga peneliti mampu memahami peran pedagogical content knowledge (PCK) dalam proses pembelajaran yang dapat dijadikan bekal ketika menjadi pendidik di sekolah.. 3.. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi mengenai pedagogical content knowledge (PCK) guru matematika di sekolah tersebut sebagai sarana evaluasi pembelajaran selanjutnya..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. G.. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan garis besar pada masing-masing bab sebagai berikut : 1.. Bab I Pendahuluan Pada bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.. 2.. Bab II Kajian Pustaka Pada bab ini memuat pembahasan mengenai konsep-konsep dasar yang digunakan dalam penelitian dan kerangka berpikir.. 3.. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini memuat penjelasan mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji kredibilitas data, teknis analisis data, dan prosedur penelitian.. 4.. Bab IV Pelaksanaan, Hasil, dan Pembahasan Pada bab ini memuat penjelasan mengenai persiapan dan pelaksanaan penelitian, hasil dan analisis data, pembahasan, dan keterbatasan penelitian.. 5.. Baab V Penutup Pada bab ini memuat kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang dilakukan..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A.. Kompetensi Guru Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1 dinyatakan, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Menurut Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik profesional wajib memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 10 tentang Guru dan Dosen. menyatakan. bahwa. “Kompetensi. merupakan. seperangkat. pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam tugas keprofesionalan”. Pemerintah telah merumuskan minimal empat jenis kompetensi guru yang wajib dikuasai sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, di antaranya:. 7.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1.. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru berkenaan dengan. penguasaan. teoritis. dan. proses. aplikasinya. dalam. pembelajaran (Irwantoro, Nur & Suryana, 2016). Dengan kata lain kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Suyanto & Jihad, 2013). 2.. Kompetensi Kepribadian Menurut Mulyasa (2014), kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.. 3.. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Irwantoro, 2016).. 4.. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir yang harus dikembangkan dengan belajar dan tindakan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. reflektif. (Mulyasa,. 2014).. Kompetensi. profesional. berkaitan. penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam meliputi konsep, struktur, metode keilmuan, teknologi, seni yang menaungi materi pembelajaran. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi. Guru, adapun. kemampuan. guru mata pelajaran. matematika dalam menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan sebagai berikut: menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya dalam konteks materi yang akan diberikan, mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata, mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak komputer.. B.. Pedagogical Content Knowledge (PCK) Lee Shulman adalah seorang yang pertama kali memperkenalkan istilah Pedagogical Content Knowledge (PCK) pada tahun 1986. Shulman (1986) menjelaskan pedagogical content knowledge (PCK) merupakan perpaduan dari pengetahuan konten dengan pengetahuan pedagogi sehingga guru menyajikan suatu materi pembelajaran secara terorganisir sesuai dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, dan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. situasi tempat pembelajaran berlangsung. PCK memiliki dua kategori pengetahuan menurut Shulman (1986), yaitu : 1.. Pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait dalam pembelajaran dapat dipahami dan diserap oleh peserta didik. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang model, contoh, dan ilustrasi yang paling efektif terkait bahan ajar tertentu.. 2.. Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, termasuk pengetahuan mengenai tingkat kesulitan suatu topik, prekonsepsi dan konsepsi yang dibawa oleh peserta didik dari berbagai tingkat usia dan latar belakang terkait materi ajar. PCK merupakan pengetahuan yang terdiri dari dua bagian yaitu. content knowledge (CK) dan pedagogical knowledge (PK). Purwianingsih, W., Rustaman, N.Y., & Redjeki, S. (2010) memberikan penjelasan mengenai hubungan antara konten dan pedagogi sebagai berikut. Pengetahuan konten mengharapkan guru dapat menghubungkan dan melihat hubungan antar konsep, sedangkan pengetahuan pedagogi mengharapkan guru menguasai berbagai cara sehingga dapat membantu pemahaman peserta didik. Hubungan antara kedua komponen pembentuk PCK dapat dilihat pada Gambar 2.1..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Gambar 2. 1 Hubungan Komponen Pembentuk PCK Sumber: Mulbar U., Alimuddin, Minggi, I., & Zaki, A. (2019) Pedagogical knowledge (PK) menurut Shulman (dikutip dalam Agustina, 2015) berkenaan dengan cara dan proses mengajar yang mencakup pengetahuan tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Cakupan pengetahuan pedagogi menurut Irwantoro, dkk (2016) terdiri dari tujuh kompetensi yaitu menguasai karakteristik. siswa,. pembelajaran. yang. menguasai mendidik,. teori. belajar. pengembangan. dan. prinsip-prinsip. kurikulum,. kegiatan. pembelajaran yang mendidik, pengembangan potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, serta penilaian dan evaluasi. Content knowledge (CK) menurut Shulman (dikutip dalam Mulbar dkk, 2019) meliputi pengetahuan konsep, teori, ide, kerangka berpikir, metode pembuktian dan bukti. Mulbar dkk (2019) mengungkapkan bahwa dalam penyajian materi hendaknya guru harus menguasai materi pelajaran dengan sungguh-sungguh. luas. dan. mendalam. sehingga. guru. dapat. mengorganisasikan dengan tepat dari segi kompleksitasnya (dari yang mudah kepada yang sulit, dari yang konkret kepada yang kompleks) maupun segi keterkaitannya (dari yang harus lebih awal muncul sebagai.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. dasar bagi bagian berikutnya). Menurut Maryono (2015) pengetahuan pedagogi memiliki hubungan dengan kompetensi pedagogi, sedangkan pengetahuan konten memiliki hubungan dengan kompetensi profesional. Loughran, J., Berry, A., & Mulhall, P (2012) menjelaskan bahwa PCK merupakan pengetahuan yang dikembangkan oleh guru dari waktu ke waktu dan melalui pengalaman tentang cara mengajar konten tertentu dengan caracara tertentu untuk menyebabkan peningkatan pemahaman siswa. PCK tidak merupakan satu kesatuan yang sama untuk semua guru dari subjek tertentu sehingga PCK merupakan keahlian khusus dengan keistimewaan individu yang dimiliki oleh guru. Hal ini dipengaruhi oleh konteks pengajaran, konten, dan pengalaman. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa PCK merupakan pengetahuan hasil dari perpaduan antara pedagogical knowledge dengan content knowledge sehingga seorang guru dapat mengajarkan suatu topik materi dengan mengetahui tentang topik materi yang akan diajarkan, peserta didik yang diajarnya, kurikulum terkait dengan topik tersebut dan apa yang diyakini sebagai cara mengajar yang baik pada konteks tersebut serta pengetahuan tersebut dikembangkan dari waktu ke waktu melalui pengalaman seorang guru agar pemahaman siswa tercapai. Shulman (1987) mengidentifikasi tujuh kategori pengetahuan dasar yang dimiliki oleh guru agar dapat mengelola pembelajaran yang efektif. Pengetahuan dasar tersebut dikategorikan menjadi content knowledge (pengetahuan isi pelajaran atau konten), general pedagogical knowledge.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. (pengetahuan pedagogis umum), curriculum knowledge (pengetahuan kurikulum), pedagogical content knowledge (pengetahuan konten dan pedagogis), knowledge of learners and their characteristics (pengetahuan peserta didik dan karakteristiknya), knowledge of educational context (pengetahuan tentang konteks pendidikan) dan knowledge of educational ends, purposes, and values, and their philosophical and historical grounds (pengetahuan tentang tujuan pendidikan, nilai-nilai, landasan filosofis dan historis). Berdasarkan tujuh kategori pengetahuan dasar menurut Shulman, pedagogical content kwonledge (PCK) menjadi salah satu pengetahuan dasar yang penting dimiliki seorang guru dalam mengelola pembelajaran secara efektif. Komponen. PCK. menurut. Magnusson. menitikberatkan. pada. pentingnya orientasi guru dalam mengajar ilmu pengetahuan alam atau pembelajaran sains. Identifikasi komponen-komponen PCK menurut Magnusson (1999) yaitu orientations toward teaching science, knowledge of science curriculum, knowledge of students’ understanding of science, knowledge of assessment in science, dan knowledge of instructional strategies. Komponen-komponen PCK menurut Magnusson (1999) dapat dilihat pada Gambar 2.2..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Gambar 2. 2 Komponen PCK menurut Magnusson Sumber: Magnusson (1999: 99) Uraian komponen-komponen PCK dalam pembelajaran sains oleh Magnusson (dikutip dalam Maryati & Widodo, 2013) sebagai berikut: Tabel 2. 1 Uraian Komponen PCK menurut Magnusson Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK). Orientations Toward Teaching Science (Orientasi tentang pengajaran sains). Uraian Orientasi terhadap mengajar adalah pengetahuan dan keyakinan guru mengenai maksud dan tujuan mengajarkan suatu materi pada level kelas tertentu. Orientasi guru dinyatakan sebagai peta konsep dalam menentukan tujuan pembelajaran, implementasi materi.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK). Knowledge of Science Curriculum (Pengetahuan tentang kurikulum). Knowledge of Students’ Understanding of Science (Pengetahuan tentang pemahaman siswa). Knowledge of Assesment in Science (Pengetahuan tentang penilaian). Knowledge of Instructional Strategies (Pengetahuan tentang strategi pengajaran). Uraian yang berkaitan dengan kurikulum, dan evaluasi belajar siswa. Pengetahuan kurikulum menunjukkan pemahaman guru mengenai tujuan dan sasaran belajar siswa dan ruang lingkup serta urutan konsep-konsep ilmiah yang akan diajarkan. Pengetahuan kurikulum guru terdiri atas dua kategori, yaitu: a. Tujuan mandat kurikulum yang berlaku dan tujuan pembelajaran tiap topik serta, b. Program-program kurikuler tertentu, sumber, dan materi. Pengetahuan guru terhadap pemahaman siswa mencakup tentang kebutuhan siswa terhadap konsepkonsep materi tertentu dan potensi kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh siswa serta kesalahpahaman (miskonsepsi) yang mungkin terjadi ketika belajar konsep-konsep materi tertentu. Komponen pengetahuan tentang penilaian, meliputi: a. Pengetahuan tentang dimensi pembelajaran materi yang penting untuk dinilai, dan b. Pengetahuan tentang strategi penilaian dan metode belajar siswa yang dapat dinilai. a. Pengetahuan tentang strategi pengajaran meliputi strategi umum yang biasa digunakan dalam pembelajaran dan strategi khusus dalam pembelajaran topik-topik tertentu. b. Pengetahuan tentang strategi pengajaran memuat penjelasan cara merepresentasikan sebuah konsep dengan cara tertentu seperti model diagram, gambar, tabel, dan grafik serta melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK). Uraian melakukan investigasi, eksperimen, demonstrasi simulasi, masalah atau contoh.. Content Representation (Co-Re) merupakan salah satu alat konseptual yang dikembangkan oleh Lougharn, Berry, dan Mulhall (2012). Nilsson dan Loughran (dikutip dalam Sukardi & Khatimah, 2017) menyatakan bahwa CoRe dirancang khusus untuk menggambarkan kemampuan PCK yang berkaitan dengan strategi yang dipilih untuk mengajarkan suatu topik tertentu yang berlandaskan pada pengetahuan pedagogis. Dalam framework yang dibuat oleh Loughran, dkk (2012), CoRe terdiri atas beberapa pertanyaan yaitu konsep apa yang dipelajari siswa dari ide yang dibuat oleh guru, mengapa penting bagi siswa untuk mengetahui hal tersebut, alternatif ide-ide yang diketahui guru tetapi belum saatnya diketahui oleh siswa, kesulitan dalam mengajar dengan menggunakan ide tersebut, pengetahuan tentang pemahaman siswa yang mempengaruhi ide, faktor-faktor yang mempengaruhi. pengajaran. guru,. bagaimana. langkah-langkah. yang. dilaksanakan dalam proses pembelajaran ketika menyampaikan ide tersebut serta bagaimana cara untuk memastikan pemahaman siswa. Sukardi. &. Khatimah. (2017). menjelaskan. bahwa. Content. Representation (CoRe) merupakan instrumen yang dapat membantu mengoptimalkan PCK guru pemula. CoRe terkait dengan materi tertentu yang fokus menggambarkan pemahaman guru terhadap aspek yang mewakili dan membentuk materi tersebut sehingga CoRe dapat membantu.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. guru pemula dalam menghubungkan bagaimana, mengapa, dan apa isi yang akan diajarkan dengan konsep yang dianggap penting dalam pembelajaran. Berikut uraian mengenai pertanyaan yang dikemukakan oleh Loughran, Berry, & Mulhall (2012). Tabel 2. 2 Uraian Pertanyaan Terkait PCK menurut Loughran Pertanyaan Konsep apa yang dipelajari siswa dari ide yang dibuat oleh guru.. Mengapa penting bagi siswa untuk mengetahui hal tersebut.. Alternatif ide-ide ketika ide yang lain sudah diketahui oleh siswa.. Kesulitan dalam mengajar dengan menggunakan ide tersebut.. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengajaran guru.. Bagaimana langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran saat menyampaikan ide tersebut. Bagaimana cara memastikan pemahaman siswa tentang topik yang diajarkan ataupun miskonsepsi yang dialami oleh siswa.. Uraian Pertanyaan ini mengarahkan guru untuk mengeksplorasi pengetahuan tentang konsep-konsep yang dipahami oleh guru dalam pengajaran. Pertanyaan kedua mencakup komponen PCK tentang pengetahuan ilmu pengajaran dan kurikulum. Selain itu, pertanyaan ini mengarah untuk berpikir bukan hanya konten yang diajarkan dapat bermanfaat tetapi juga struktur kurikulum. Cakupan pada pertanyaan ini ialah pengetahuan akan pemahaman siswa pada topik yang diajarkan dan ilmu pengajaran serta pengetahuan akan kurikulum. Selain itu guru harus memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh siswa. Pertanyaan ini merupakan cakupan pengetahuan tentang ilmu pengajaran dan strategi pembelajaran. Pertanyaan tentang faktor yang mempengaruhi penyampaian ide tersebut merupakan cakupan PCK dalam pengetahuan strategi , ilmu pengajaran, pemahaman siswa, dan pengetahuan kurikulum. Pertanyaan ini mencakup pengetahuan tentang strategi pengajaran dan pembuatan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai. Pertanyaan ini membantu guru dalam cakupan miskonsepsi siswa dan pengetahuan asesmen..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Bindernagel & Eilks, Krauss, Phelps & Schiling, Van Driel, Verloop, & de Vos (dikutip dalam Morisson & Luttenegger, 2015) menyebutkan upaya pengukuran PCK seorang guru yang pernah dilakukan terdiri dari beberapa pendekatan. Adapun beberapa pendekatan untuk mengukur PCK seorang guru meliputi penggunaan kuesioner, wawancara, observasi pengajaran, hasil kerja peserta didik, dan observasi diskusi guru tentang pembelajaran peserta didik. Shulman (dikutip dalam Nissa, 2018) menjelaskan bahwa satu pendekatan pengukuran yang digunakan tidak cukup dievaluasi sehingga alangkah lebih baik dua atau lebih pendekatan digunakan bersama-sama dan hasilnya ditriangulasi untuk membangun informasi yang utuh mengenai PCK guru. Morrison & Luttenegger (2015) memiliki pendapat yang sama seperti Shulman bahwa PCK tidak dapat diukur melalui satu pendekatan melainkan hasilnya akan lebih akurat apabila diukur dengan triangulasi data. Penggunaan dua atau lebih pendekatan pengukuran PCK dapat saling melengkapi antara kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan. Kagan (dikutip dalam Morisson & Luttenegger, 2015) menjelaskan bahwa tidak dapat hanya mengandalkan pendekatan pengamatan saja untuk mengukur pengetahuan mengenai apa yang diyakini oleh seorang guru dalam mengajarkan suatu topik dan pengetahuan tersebut direpresentasikan dalam kelas. Hal tersebut dikarenakan seorang pengamat tidak sepenuhnya mengetahui apa saja cara yang diyakini guru dalam mengajarkan suatu topik namun tidak digunakan oleh guru. Pendekatan pengamatan yang dilakukan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. tidak dapat mengungkap alasan guru memilih dan menggunakan apa yang menjadi keyakinan guru dalam mengajarkan suatu topik. Oleh karena itu perlunya suatu pendekatan supaya guru mengartikulasikan pengetahuan mereka. Pendekatan tersebut berkisar dari pertanyaan open ended hingga wawancara terstruktur. Morisson & Luttenegger (2015) menggunakan multiple point of data sebagai metode untuk mengukur PCK guru. Metode pengukuran PCK tersebut meliputi : 1.. Penggunaan tes Desain butir tes merupakan hal penting dari pengujian yang dirancang untuk mengukur PCK guru. Format butir tes mencakup pertanyaan tertutup, pertanyaan open ended, pemetaan konsep, dan komentar pada suatu video pengajaran.. 2.. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap praktik pengajaran guru di kelas. Pengamatan ini dapat memberikan wawasan yang luas mengenai kemampuan seorang guru untuk menerapkan pengetahuan konten pedagoginya.. 3.. Diskusi pasca pengamatan Metode ini dapat memberikan wawasan mengenai penalaran pedagogi guru yang sangat membantu evaluasi pengajaran..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Peneliti mengukur PCK seorang guru matematika menggunakan observasi pengajaran dan wawancara. Peneliti menggunakan kerangka tentang PCK yang dikembangkan oleh Magnusson (1999) sebagai dasar menyusun instrumen. Oleh karena itu, peneliti menyusun pedoman observasi pengajaran dan pedoman wawancara dengan mengacu pada komponen PCK yang dikemukakan oleh Magnusson. Penjelasan mengenai instrumen yang dibuat peneliti dibahas lebih lanjut di bab III. Seorang guru matematika memiliki PCK artinya guru matematika tersebut mengetahui suatu topik materi sekaligus mengetahui cara terbaik untuk mengajarkan topik tersebut. Seorang guru harus menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam karena materi tersebut akan diajarkan kepada peserta didik. Pada sub bab selanjutnya peneliti memaparkan materi bangun ruang sisi datar (prisma, balok, kubus, dan prisma).. C.. Bangun Ruang Sisi Datar Bangun ruang sisi datar adalah bangun tiga dimensi yang semua sisinya datar, yaitu bangun yang dapat dilihat dari semua sisinya datar (Harahap, S., 2018). Bangun ruang sisi datar yang akan dibahas terbagi menjadi prisma, balok, kubus, dan limas. Berikut dijelaskan jenis-jenis bangun ruang sisi datar..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 1.. Prisma a.. Definisi Misalkan dua segi bidang yang sejajar (bidang. (poligon) kongruen terletak pada dan. ) sedemikian sehingga sisi-. sisi yang bersesuaian sejajar. Jika titik sudut yang bersesuaian dari segi. ini (seperti A dan A' pada Gambar 2.3(a)). digabungkan dengan ruas garis maka padatan atau bangun ruang yang dihasilkan dikenal sebagai prisma. Bangun-bangun kongruen yang terletak pada bidang sejajar disebut alas atau dasar prisma (Alexander & Koeberlein, 2015).. Gambar 2. 3 Visualisasi Definisi Prisma Berdasarkan prisma pada Gambar 2.3, berikut definisi prisma tegak dan prisma miring sebagai berikut..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Definisi 2. 1 Prisma tegak merupakan prisma prisma tegak lurus terhadap perpotongannya. Prisma miring merupakan prisma yang sejajar miring terhadap perpotongannya.. b.. dengan rusuk samping rusuk alas di titik dengan rusuk samping rusuk alas di titik. Unsur-Unsur Prisma Alexander & Koeberlein (2015) menjelaskan bidang sejajar (bidang. dan. ) tidak perlu diperlihatkan dalam menggambar. prisma sehingga gambar prisma seperti Gambar 2.4.. Gambar 2. 4 Prisma Segitiga Siku-Siku Alexander & Koeberlein (2015) menjelaskan bahwa rusuk prisma terdiri dari rusuk alas dan rusuk samping. ,. , dan. ,. ,. ,. merupakan rusuk alas prisma sedangkan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. ,. , dan. merupakan rusuk samping prisma. Pada. Gambar 2.3 (b), rusuk samping prisma tidak tegak lurus dengan rusuk alas prisma sehingga rusuk samping prisma digambarkan miring. Pada prisma miring, sisi sampingnya berbentuk jajar genjang. Sisi samping prisma berbentuk persegi panjang karena rusuk samping prisma tegak lurus dengan rusuk alas. Pada Gambar 2.4, sisi samping prisma terdiri dari segiempat , dan dan. ,. dan sisi alas prisma terdiri dari segitiga . Titik sudut prisma merupakan titik pertemuan. tiga sisi. Titik sudut pada prisma (Gambar 2.4) yaitu dan Kedua prisma pada Gambar 2.3 memiliki sebuah tinggi. Alexander & Koeberlein (2015) menjelaskan panjang h merupakan tinggi prisma (ruas garis yang tegak lurus dan menghubungkan bidang sejajar. Pada Gambar 2.4 yang merupakan tinggi prisma yaitu. ,. , dan. .. Penjelasan yang digunakan untuk mengklasifikasikan sebuah prisma bergantung pada bentuk alas prisma (Alexander & Koeberlein, 2015). Gambar 2.4 merupakan gambar prisma segitiga siku-siku karena alas prisma berbentuk segitiga sikusiku..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. c.. Luas Permukaan Prisma Alexander & Koeberlein (2015) menjelaskan konsep luas permukaan prisma dengan menentukan luas sisi samping prisma terlebih dahulu. Prisma segitiga siku-siku pada Gambar 2.4 memiliki panjang sisi-sisi dari sebuah alas yaitu a, b, dan c. Definisi 2. 2 Luas lateral (L) sebuah prisma adalah jumlah luas seluruh sisi samping. Berdasarkan Gambar 2.4 dan definisi di atas, luas lateral dihitung dengan menjumlahkan luas persegi panjang. ,. , dan. sehingga dapat ditentukan sebagai berikut.. (. ). dengan P merupakan keliling alas prisma. Alexander & Koeberlein (2015) menjelaskan bahwa rumus berlaku untuk menentukan luas lateral prisma tegak maupun prisma miring. Teorema 2. 1 Luas lateral L setiap prisma dengan ketinggian yang memiliki ukuran h dan alasnya memiliki keliling P adalah L=hP..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Penjelasan selanjutnya yaitu mengenai luas keseluruhan sisi untuk setiap prisma yang juga dikenal sebagai luas permukaan. Definisi 2. 3 Untuk setiap prisma, jumlah keseluruhan luas T merupakan jumlah luas lateral dan luas sisi-sisi alas.. Sisi-sisi alas dan sisi-sisi samping dikenal sebagai sisi-sisi sebuah prisma. Jadi, total luas T sebuah prisma merupakan jumlah seluruh luas sisi pada prisma (Alexander & Koeberlein, 2015). Teorema 2. 2 Jumlah keseluruhan luas T untuk setiap prisma dengan luas sisi samping L dan luas sisi alas B adalah 𝑇 𝐿 2𝐵. Gambar 2. 5 Jaring-Jaring Prisma Segitiga Siku-Siku Teorema 2.2 dibuktikan dengan menggunakan ilustrasi gambar jaring-jaring prisma segitiga siku-siku pada Gambar 2.5. Jaringjaring prisma merupakan suatu pola dimensi dua yang dapat.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. digunakan untuk membentuk suatu prisma (Marsigit, 2009). Jika suatu prisma segitiga siku-siku diiris beberapa rusuknya kemudian dibentangkan maka terbentuk jaring-jaring prisma segitiga siku-siku. Gambar 2.5 menunjukkan bahwa luas total bergantung pada luas sisi samping prisma dan luas sisi kedua alas. Berdasarkan Definisi 2.2, Teorema 2.1, Definisi 2.3, dan Teorema 2.2 maka. ( d.. ). (2. ). Volume Prisma Postulat 2. 1 (Alexander & Koeberlein, 2015) Setiap padatan dikaitkan dengan sebuah bilangan positif V yang disebut volume padatan. Berdasarkan postulat di atas, semua padatan dapat dikaitkan dengan suatu bilangan positif dan keterkaitan tersebut berupa pengukuran. volume.. Alexander. &. Koeberlein. (2015). menjelaskan konsep volume dengan ilustrasi sebuah kotak yang digunakan sebagai wadah penyimpanan. Ilustrasi sebuah kotak menunjukkan bahwa penting untuk menghitung volume sebagai ukuran kapasitas. Dimensi yang digunakan untuk menentukan volume padatan adalah panjang, lebar, dan tinggi. Postulat 2. 2 Volume prisma tegak adalah 𝑉 𝐵 , dimana B merupakan luas sisi alas dan h merupakan tinggi prisma..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Berdasarkan Postulat 2.2 maka volume sebuah prisma dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.. dengan t merupakan tinggi prisma dan V sebagai volume prisma. Setelah pembahasan mengenai definisi prisma, unsur-unsur prisma, luas permukaan, dan volume, berikut ini akan dibahas mengenai jenis prisma yaitu balok. 2.. Balok a.. Definisi. Gambar 2. 6 Balok ABCD.EFGH Balok diklasifikasikan sebagai prisma. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Alexander & Koeberlein (2015) yaitu klasifikasi sebuah prisma bergantung pada bentuk alas prisma. Berikut ini penjelasan mengenai definisi balok (Hart & Feldman, 2013).

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Definisi 2. 4 (Hart & Feldman, 1911) Paralelpipedum merupakan prisma dengan alas berbentuk jajar genjang.. Definisi 2. 5 (Hart & Feldman, 1911). Balok merupakan paralelpipedum tegak yang alasnya berbentuk persegi panjang.. Berdasarkan Definisi 2.4 dan Definisi 2.5, balok merupakan paralelpipedum yang alasnya berbentuk persegi panjang dan sekaligus merupakan prisma tegak. b.. Unsur-Unsur Balok Balok mempunyai unsur-unsur yang dijelaskan sebagai berikut. Pada Gambar 2.6, balok mempunyai dua belas buah rusuk. Berdasarkan penjelasan Alexander & Koeberlein (2015) mengenai prisma maka balok yang merupakan prisma persegi panjang memiliki rusuk alas dan rusuk samping. Jumlah rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah dua belas buah. Pada balok ABCD.EFGH,. ,. ,. ,. merupakan rusuk alas. Sedangkan. , ,. , dan ,. yang. , dan. merupakan rusuk samping. Balok memiliki sisi yang berjumlah enam buah. Sisi pada balok terbagi menjadi sisi alas dan sisi tegak. Pada balok ABCD.EFGH sisi alasnya terdiri dari persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH. Sedangkan sisi tegak pada balok.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. ABCD.EFGH yaitu persegi panjang ABFE, DCGH, BCGF, dan ADHE. Titik sudut pada balok ABCD.EFGH berjumlah delapan buah yang terdiri dari titik sudut. dan. Diagonal sisi pada balok ABCD.EFGH berjumlah dua belas buah. Diagonal sisi pada balok ABCD.EFGH adalah ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. , dan. ,. . Bidang. diagonal balok ABCD.EFGH berjumlah enam buah, yaitu bidang ABGH, DCFE, BCHE, AFGD, ACGE, dan DBFH. Diagonal ruang ruang balok ABCD.EFGH berjumlah empat buah, yaitu ,. ,. , dan. .. Balok merupakan prisma tegak persegi panjang yang memiliki dimensi panjang p, lebar l, dan tinggi t (Alexander & Koeberlein, 2015) serta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.. Gambar 2. 7 Dimensi Balok ABCD.EFGH.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. c.. Luas Permukaan Balok Jika balok ABCD.EFGH terbuat dari karton yang diiris sepanjang. ,. ,. ,. ,. , dan. kemudian dibentangkan. sisi-sisinya, maka akan diperoleh jaring-jaring balok seperti gambar berikut.. Gambar 2. 8 Contoh Jaring-Jaring Balok Gambar 2.8 menunjukkan bahwa luas permukaan balok bergantung pada luas sisi tegak balok dan luas sisi kedua alas. Sisi tegak balok ABCD.EFGH terdiri dari dua pasang persegi panjang. Berikut ilustrasi sisi tegak pada balok ABCD.EFGH.. Gambar 2. 9 Ilustrasi Sisi Tegak Dimensi p dan t.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Berdasarkan Gambar 2.9, sebuah balok ABCD.EFGH memiliki dua buah sisi tegak berbentuk persegi panjang dengan dimensi panjang p dan tinggi t. Sehingga jumlah luas sisi tegak yang berdimensi panjang p dan tinggi t sebagai berikut. 2. Berikut. ini. merupakan. ilustrasi. (. ). sisi. tegak. pada. balok. ABCD.EFGH dengan dimensi lebar l dan tinggi t.. Gambar 2. 10 Ilustrasi Sisi Tegak Dimensi l dan t Berdasarkan Gambar 2.10, sebuah balok ABCD.EFGH memiliki dua buah sisi tegak berbentuk persegi panjang dengan dimensi lebar l dan tinggi t. Sehingga jumlah luas sisi tegak yang berdimensi lebar l dan tinggi t sebagai berikut. 2. (. ). Selain sisi tegak, balok yang merupakan prisma persegi panjang memiliki sisi alas yang berjumlah dua buah. Ilutrasi sisi alas yang dimiliki balok ABCD.EFGH dapat dilihat pada Gambar 2.11..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Gambar 2. 11 Ilustrasi Sisi Alas Dimensi p dan l Gambar 2.10 menunjukkan bahwa balok ABCD.EFGH memiliki dua buah sisi alas berbentuk persegi panjang dengan dimensi panjang p dan lebar l. Sehingga jumlah luas sisi alas yang berdimensi panjang p dan lebar l sebagai berikut. 2. (. ). Berdasarkan Teorema 2.2, luas permukaan balok dapat ditentukan dengan. 2. (. ). 2. (. ). 2. (. ). Sehingga diperoleh rumus 2. ((. ). (. ). (. )). dengan p, l, dan t berturut-turut merupakan panjang, lebar, dan tinggi balok. d.. Volume Balok Postulat 2. 3 (Alexander & Keoberlein, 2015) Volume prisma tegak persegi panjang adalah 𝑉 𝑙𝑤 , dengan l ukuran panjang, w ukuran lebar, dan h ukuran tinggi dari prisma..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Berdasarkan Postulat 2.3 dan Gambar 2.6, volume balok V dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut adalah p, l, dan t sebagai berikut.. Alexander & Keoberlein (2015) menjelaskan bahwa meskipun tidak ada bedanya dimensi mana yang dipilih untuk p atau l atau t, penting untuk diingat dalam menerapkan Postulat 2.3. Satuan yang digunakan untuk dimensi p, l, dan t harus sama ketika menerapkan rumus volume balok. 3.. Kubus a.. Definisi Definisi 2. 6 (Alexander & Koeberlein, 2015) Kubus merupakan prisma tegak persegi dengan sisi-sisi yang kongruen. Berikut ini merupakan gambar kubus.. Gambar 2. 12 Kubus ABCD.EFGH.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Kubus merupakan prisma tegak persegi yang memiliki dimensi panjang a, lebar a, dan tinggi a. b.. Unsur-Unsur Kubus Kubus memiliki unsur-unsur sebagai berikut (Sukino & Simangunsong, W., 2006). Berdasarkan Gambar 2.12, rusuk kubus berjumlah dua belas buah rusuk. Kubus sebagai prisma tegak persegi memiliki rusuk alas dan rusuk tegak. Rusuk alas kubus ABCD.EFGH adalah. ,. ,. ,. ,. ,. ,. . Sedangkan rusuk tegak kubus ABCD.EFGH adalah , dan. , dan ,. ,. .. Kubus ABCD.EFGH memiliki sisi yang berjumlah dua belas buah. Sisi kubus dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu sisi alas dan sisi tegak. Berdasarkan Gambar 2.12, sisi alas kubus ABCD.EFGH adalah persegi. dan persegi. Kedua sisi kubus tersebut saling sejajar, yang ditulis . Sedangkan sisi tegak kubus ABCD.EFGH terdiri atas persegi. dan. Titik sudut. kubus ABCD.EFGH berjumlah delapan buah dengan titik dan Diagonal sisi kubus ABC.EFGH berjumlah dua belas, yaitu ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. , dan. .. Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH berjumlah empat buah, yaitu. ,. ,. , dan. . Kubus ABCD.EFGH mempunyai.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. enam. buah. bidang. diagonal,. antara. lain. bidang. dan c.. Luas Permukaan Kubus Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian enam buah persegi yang jika dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi dapat membentuk kubus tetapi tidak boleh terdapat bidang yang rangkap atau bertumpuk (Adinawan, C. & Sugijono, 2014). Berikut dua contoh jaring-jaring kubus.. Gambar 2. 13 Dua Contoh Jaring-Jaring Kubus Berdasarkan penjelasan Alexander & Koeberlein (2015) dan Definisi 2.3, sisi-sisi alas dan sisi-sisi samping dikenal sebagai sisi-sisi sebuah prisma sehingga total luas T sebuah prisma merupakan jumlah seluruh luas sisi pada prisma. Kubus memiliki enam buah sisi berbentuk persegi dan panjang rusuk a.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. (Gambar 2.13). Oleh karena yaitu, luas permukaan kubus dengan panjang rusuk a sebagai berikut.. d.. Volume Kubus Berdasarkan Postulat 2.2 yang dituliskan pada bagian prisma dan penjelasan mengenai dimensi panjang a, lebar a, dan tinggi a yang terdapat pada kubus maka volume kubus sebagai berikut.. 4.. Limas a.. Definisi Definisi 2. 7 (Alexander & Koeberlein, 2015) Limas beraturan merupakan limas yang memiliki alas berbentuk segi banyak beraturan dan sisi-sisi samping yang kongruen.. Gambar 2. 14 Limas Segilima.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. b.. Unsur-Unsur Limas Limas pada Gambar 2.14 memiliki unsur-unsur sebagai berikut (Alexander & Koeberlein, 2015). Limas segilima memiliki puncak K. segilima LMNPQ sebagai alas, dan rusukrusuk tegak antara lain. ,. ,. , dan. Limas. segilima memiliki enam titik sudu yaitu K, L, M, N, P, dan Q. Tinggi limas segilima, yaitu panjang h, merupakan ruas garis dari pucak K yang tegak lurus terhadap bidang alasnya. Limas segilima memiliki sisi alas dan sisi tegak. Sisi alas limas segilima pada Gambar 2.14 yaitu segilima LMNPQ. Sedangkan semua sisi tegak limas berbentuk segitiga. Pada limas segilima (Gambar 2.14), sisi tegaknya yaitu ,. , dan. ,. ,. Sehingga jumlah sisi limas. segilima adalah enam buah sisi. Misalkan limas segilima merupakan limas segilima beraturan, sisi-sisi tegaknya kongruen satu sama lain ( ).. Semua. sisi. tegak. merupakan segitiga sama kaki. Tinggi pada limas beraturan merupakan ruas garis yang menghubungkan puncak limas dengan pusat segi banyak yang disebut alas limas (Alexander & Koeberlein, 2015).

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Definisi 2. 8 Tinggi miring sebuah limas beraturan merupakan tinggi dari puncak limas ke dasar setiap sisi tegak limas beraturan yang kongruen.. Gambar 2. 15 Ilustrasi Tinggi Sisi Tegak Limas Alexander & Koeberlein menjelaskan bahwa diantara jenis limas, hanya limas beraturan yang memiliki tinggi sisi miring. Panjang l meripakan panjang tinggi miring limas beraturan. c.. Luas Permukaan Limas Alexander & Koeberlein (2015) menjelaskan bahwa ketika sisi-sisi tegak limas beraturan dibentangkan pada bidang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.16, luas sisi yang diarsir merupakan jumlah luas sisi tegak yang berbentuk segitiga. Sisisisi tegak limas yang dibentangkan membentuk jaring-jaring limas. Dengan menggunakan rumus luas segitiga, luas setiap segitiga adalah dan tinggi l.. , dengan sisi sebuah segitiga panjangnya s.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Gambar 2. 16 Jaring-Jaring Limas Segilima Banyaknya sisi tegak limas bergantung pada segi n. Karena terdapat n segitiga pada segi n, maka luas sisi tegak L sebagai berikut.. 2 2. (. ). 2 dimana P merupakan keliling alas. Penjelasan di atas merupakan konsep dasar bagi teorema di bawah ini. Teorema 2. 3 (Alexander & Koeberlein, 2015). Luas sisi tegak L sebuah limas beraturan dengan tinggi sisi tegak l dan keliling alas P adalah 𝐿. 𝑙𝑃.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Pembahasan selanjutnya mengenai luas permukaan limas. Luas permukaan limas merupakan jumlah dari luas sisi tegak dan luas sisi alas. Hal tersebut diperkuat dengan Teorema 2.4 di bawah ini.. Teorema 2. 4 Luas permukaan T sebuah limas dengan luas sisi tegak L dan luas sisi alas B adalah 𝑇 𝐿 𝐵. Berdasarkan Teorema 2.3 dan Teorema 2.4, rumus luas permukaan limas dapat ditulis sebagai berikut.. 2 Sehingga (. ). dengan T merupakan luas permukaan limas. d.. Volume Limas Teorema 2. 5 (Alexander & Koeberlein, 2015). Volume limas yang memiliki luas sisi alas B dan tinggi h adalah 𝑉. 𝐵. Berdasarkan Teorema 2.5, rumus volume limas V sebagai berikut..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. D.. Kerangka Berpikir Pengaruh globalisasi menuntut guru untuk meningkatkan kualitas diri dari segi ilmu pengetahuan maupun kemampuan mengelola pembelajaran. Guru dituntut untuk menghadirkan pengetahuan dan bagaimana prosedurprosedur kognitif dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik yang profesional harus memiliki pengetahuan mengenai bahan ajar yang akan diberikan secara luas dan mendalam serta memadukan pengetahuan tersebut ke dalam pengetahuan mengenai kurikulum, pembelajaran, mengajar, dan peserta didik yang dikenal dengan istilah Pedagogical Content Knowledge (PCK). Masing-masing guru memiliki keunikan PCK tersendiri karena PCK merupakan pengetahuan personal yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan guru pada materi subjek, pedagogis, konteks, dan peserta didik. Geometri merupakan salah satu cabang dalam matematika. Bangun ruang sisi datar masuk dalam materi geometri yang menduduki posisi yang penting untuk dipelajari sehingga materi tersebut sudah diberikan mulai dari sekolah dasar. Guru sebagai garda terdepan dalam proses pembelajaran bermakna dituntut untuk berusaha mengasah kemampuan maupun keterampilan dalam memberikan konsep matematika kepada peserta didik. Peneliti ingin mengetahui PCK guru matematika di SMP Negeri 5 Cilacap pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar dengan mengamati proses pembelajaran dan wawancara untuk menggali PCK guru. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif supaya.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. PCK guru dapat dideskripsikan secara jelas. Peneliti membuat instrumen observasi dan wawancara berdasarkan kategori PCK menurut Magnusson. Berikut bagan kerangka berpikir penelitian ini.. Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A.. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sugiyono (2007:8) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (penggabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Rahmat (2009) menyatakan bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk menghasilkan uraian yang mendalam tentang perilaku yang dapat diamati dari suatu individu pada konteks tertentu yang dikaji. Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan PCK dua guru matematika di SMP Negeri 5 Cilacap pada materi bangun ruang sisi datar.. B.. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian pada bulan Februari-Juli 2020. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret dan April 2020 selama beberapa pertemuan sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru yang terdiri dari observasi dan wawancara dengan guru yang bersangkutan.. 43.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 5 Cilacap yang beralamat di Jalan Ketapang 73, Gumilir, Cilacap Utara, Cilacap. SMP Negeri 5 Cilacap berdiri sejak 20 November 1984. SMP Negeri 5 Cilacap merupakan salah satu sekolah favorit yang terdapat di Kabupaten Cilacap.. C.. Subjek dan Objek Penelitian SMP Negeri 5 Cilacap memiliki lima guru matematika. Empat guru matematika sudah memiliki sertifikat pendidik dan pengalaman mengajar lebih dari sepuluh tahun serta satu guru matematika yang belum memiliki sertifikat pendidik dan pengalaman mengajar kurang dari sepuluh tahun. Subjek penelitian ini adalah dua orang guru matematika SMP Negeri 5 Cilacap yang mengajar pada materi bangun ruang sisi datar pada jenjang yang sama yaitu kelas VIII. Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah PCK masing-masing guru khususnya dalam mengajarkan materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.. D.. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah triangulasi. Triangulasi menurut Sugiyono (dikutip dalam Kusnadi & Mutoharoh, 2016) diartikan sebagai pengumpulan data yang dapat dilakukan dan sifatnya menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data, sumber data yang telah ada, dan berbagai setting. Peneliti melakukan.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. triangulasi teknik yang terdiri dari observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. 1.. Observasi Peneliti. melakukan. observasi. saat. proses. pembelajaran. berlangsung. Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi partisipasi pasif dimana peneliti ikut masuk ke dalam kelas bersama subjek namun peneliti tidak ikut terlibat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh subjek. Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh data di lapangan terkait PCK guru. 2.. Wawancara Wawancara merupakan cara untuk rechecking atau pembuktian terhadap fakta atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Rahmat, 2009). Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara yang bertujuan untuk memperjelas hasil observasi yang sebelumnya sudah dilakukan dan mengeksplorasi informasi yang belum ditemukan saat observasi. Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini dilakukan menggunakan pedoman wawancara. Peneliti mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada subjek dan menggunakan alat bantu berupa perekam suara. Hasil wawancara akan ditulis peneliti dalam transkrip wawancara dan dicantumkan pada bagian lampiran.. 3.. Telaah Dokumen Sejumlah data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Peneliti menggunakan dokumen berupa video, rekaman.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. suara, dan dokumen dari sekolah yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).. E.. Instrumen Penelitian Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian antara lain peneliti sendiri. sebagai. instrumen. utama. dan. pedoman. observasi. proses. pembelajaran, pedoman wawancara guru, kamera handphone, perekam suara, serta RPP sebagai instrumen bantu. 1.. Pedoman Observasi Peneliti menggunakan pedoman observasi dalam mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan PCK guru digambarkan melalui. berbagai. aspek pembelajaran di kelas,. pengelolaan kelas, dan interaksi guru dengan siswa. Pembuatan pedoman observasi mengacu pada kerangka kerja untuk menganalisis PCK yang telah disusun oleh Magnusson (1999) dengan adanya indikator yang disesuaikan dengan materi yang diteliti. Berikut merupakan tabel kisi-kisi pedoman observasi. Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK) Knowledge of Science Curriculum (Pengetahuan tentang kurikulum). Deskripsi. Pengetahuan kurikulum menunjukkan pemahaman guru mengenai tujuan dan sasaran belajar siswa dan ruang lingkup serta. Indikator. 1.. Menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume kepada siswa.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK). Deskripsi. urutan konsep-konsep ilmiah yang akan diajarkan. Pengetahuan kurikulum guru terdiri atas dua kategori, yaitu: a. Tujuan mandat kurikulum yang berlaku dan tujuan pembelajaran tiap topik serta, c. Program-program kurikuler tertentu, sumber, dan materi.. Indikator. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. yang sesuai dengan kurikulum 2013. Mengarahkan pembelajaran pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menghubungkan materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari siswa. Memperlihatkan isi materi pembelajaran yang meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur mengenai materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume. Menggunakan alat dan media pembelajaran yang relevan mengenai materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume. Menggunakan sumber materi pembelajaran mengenai materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume yang sesuai untuk mendukung pemahaman siswa. Menunjukkan usaha untuk melakukan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan level 4 (menganalisis), level 5 (mengevaluasi), dan.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK). Deskripsi. Indikator. 8.. Knowledge of Students’ Understanding of Science (Pengetahuan tentang pemahaman siswa). Pengetahuan guru terhadap pemahaman siswa mencakup tentang kebutuhan siswa terhadap konsepkonsep materi tertentu dan potensi kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh siswa serta kesalahpahaman (miskonsepsi) yang mungkin terjadi ketika belajar konsep-konsep materi tertentu.. 1.. 2.. 3.. 4.. level 6 (mencipta) terkait topik luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Menunjukkan usaha untuk melakukan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan atau keterampilan 4C siswa (Communication, Collaboration, Critical thinking, Creative). Melakukan tanya jawab ataupun memberikan tes tertulis mengenai materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Memberikan materi prasyarat yang sesuai kebutuhan siswa untuk membelajarkan materi bangun ruang sisi datar (luas permukaan dan volume). Mengajak siswa menceritakan pengalamannya mengenai pengalaman yang berkaitan dengan materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume. Menunjukkan usaha untuk mengetahui penyebab kesulitan dan miskonsepsi yang dialami oleh siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK). Deskripsi. Indikator. 5.. 6.. 7.. 8.. 9.. Knowledge of Assesment in Science. Komponen pengetahuan tentang penilaian, meliputi:. 1.. khususnya luas permukaan dan volume. Berkeliling menjawab pertanyaan siswa saat mereka sedang belajar secara mandiri maupun kelompok. Memberikan instruksi untuk mendiskusikan atau menunjukkan miskonsepsi yang mungkin dialami siswa terkait bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume. Memperhatikan respon siswa yang mengalami kesulitan atau miskonsepsi terhadap materi yang diajarkan khususnya luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Menggali informasi terkait pemahaman siswa setelah menyampaikan suatu konsep matematika mengenai materi bangun ruang sisi datar (luas permukaan dan volume). Menggunakan cara yang sesuai untuk mengatasi hambatan atau miskonsepsi dan rintangan dalam memahami topik bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Memberikan tugas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran materi.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK) (Pengetahuan tentang penilaian). Deskripsi. a. Pengetahuan tentang dimensi pembelajaran materi yang penting untuk dinilai, dan c. Pengetahuan tentang strategi penilaian dan metode belajar siswa yang dapat dinilai.. Indikator. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume. Melakukan penilaian di awal atau akhir pembelajaran secara lisan maupun tertulis. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Melakukan penilaian yang meliputi penilaian hasil belajar terhadap aspek kognitif, sikap, dan keterampilan. Melakukan penilaian dengan menggunakan jenis penilaian autentik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dan sesuai dengan tujuan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume. Melakukan penilaian dengan menggunakan teknik evaluasi hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar khususnya luas permukaan dan volume untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa. Memberikan soal-soal terkait luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar yang mencakup kemampuan tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS)..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Komponen Pedagogical Content Knowledge (PCK) Knowledge of Instructional Strategies (Pengetahuan tentang strategi pengajaran). Deskripsi. Pengetahuan tentang strategi pengajaran meliputi strategi umum yang biasa digunakan dalam pembelajaran dan strategi khusus dalam pembelajaran topik-topik tertentu. Pengetahuan tentang strategi pengajaran memuat penjelasan cara merepresentasikan sebuah konsep dengan cara tertentu seperti model diagram, gambar, tabel, dan grafik serta melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk melakukan investigasi, eksperimen, demonstrasi simulasi, masalah atau contoh.. Indikator. 1.. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. Menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menggunakan teknik yang sesuai untuk memotivasi kemauan belajar siswa. Menggunakan strategi untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan/ aktivitas yang hendak dilakukan oleh siswa. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, menganalisis, dan mengkomunikasi mengenai materi bangun ruang sisi datar (luas permukaan dan volume). Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatukonsep, teori, dan definisi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya. Menggunakan strategi untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa, memotivasi menemukan jawaban-jawaban dan.

Gambar

Gambar 2. 2 Komponen PCK menurut Magnusson  Sumber: Magnusson (1999: 99)
Tabel 2. 2 Uraian Pertanyaan Terkait PCK menurut Loughran
Gambar 2. 3 Visualisasi Definisi Prisma
Gambar 2. 4 Prisma Segitiga Siku-Siku
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai pengelompokan rumah tangga di pulau Madura menggunakan tiga metode, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu

Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalami gangguan perilaku, yang ditunjukkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya.

Alternatif perbaikan 2 yaitu menggunakan kembali malam yang telah digunakan pada proses pelorodan memenuhi syarat sustainable production untuk faktor lingkungan

Abstrak: Beberapa penyelesaian masalah trigonometri perlu diselesaikan dengan visualisasi. Makalah ini membahas hasil penelitian tentang profil berpikir visual

BNPT tidak bisa melakukan sendiri bagaimana melawan pemikiran Aman Abdurrahman melalui media online yang mereka kembangkan, tetapi lebih penting lagi peran sarjana, ulama

Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh antara motivasi kerja dengan organizational citizenship behavior (OCB).Hal ini mendukung penelitian