• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan antibiotika dan intensi penggunaan antibiotika tanpa resep pada kelompok ibu “ Ibu PKK desa Gayamgharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengetahuan antibiotika dan intensi penggunaan antibiotika tanpa resep pada kelompok ibu “ Ibu PKK desa Gayamgharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGETAHUAN ANTIBIOTIKA DAN INTENSI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA TANPA RESEP PADA KELOMPOK IBU – IBU PKK DESA GAYAMGHARJO, KECAMATAN PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi. Oleh : Maria Titik Arina NIM : 148114005. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGETAHUAN ANTIBIOTIKA DAN INTENSI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA TANPA RESEP PADA KELOMPOK IBU – IBU PKK DESA GAYAMGHARJO, KECAMATAN PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi. Oleh : Maria Titik Arina NIM : 148114005. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya tulis ini dipersembahkan untuk :. Tuhan Yesus yang selalu membimbing ku. Teman-teman dan kalangan akademis. Para Suster Kongregasi Suster – Suster Fransiskan St.Georgius Martir (FSGM), yang telah memberi kepercayaan Keluargaku yang telah mendukung.. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. “Semua untuk kemuliaan Tuhan”. “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu“ ( 1 Petrus 5:7). vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan, rahmat, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul "PENGETAHUAN ANTIBIOTIKA DAN INTENSI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA TANPA RESEP PADA KELOMPOK IBU – IBU. PKK. DESA. GAYAMGHARJO,. KECAMATAN. PRAMBANAN,. SLEMAN, YOGYAKARTA“ sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan tenaga, pikiran, waktu, dan kasih saying berbagai pihak dan penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Sr.M.Aquina dan para Suster Kongregasi FSGM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk tugas perutusan studi. 2. Ibu Dr.Yustina Sri Hartini,Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Aris Widayati, M.Si.,Ph.D.,Apt. Selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi dan memberi motivasi kepada penulis hingga skripsi ini selesai. 4. Bapak Dr.Yosef Wijoyo,Apt. dan Ibu Dr.Rita Suhadi,Apt. Selaku dosen penguji, terimakasih atas masukannya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 5. Ibu Dr.Christin Patramurti,Apt. Selaku Ketua Program Studi Farmasi dan Dosen Pembimbing akademik, yang senantiasa memberikan pengarahan dan motivasi untuk penulis dalan studi dan mengerjakan skripsi. 6. Sr.M.Anita dan para Suster Komunitas St.Maria Yogyakarta yang telah memberikan doa, cinta dan dukungan kepada penulis sejak awal studi hingga menyelesaikan skripsi. 7. Riri, Ayu, Eustachia, dan teman-teman kelompok praktikum meja 1 (Cik Linsky, Cik Kar, Cik Van, Cik Tiff, Jenny dan Amel), yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan mengerjakan skripsi.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman Cover............................................................................................... i. Halaman Judul................................................................................................ ii. Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................ iii. Halaman Pengesahan ..................................................................................... iv. Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................ v. Lembar Persetujuan Publikasi ........................................................................ vi. Halaman Persembahan ................................................................................... vii. Prakata ............................................................................................................ viii. Daftar isi ......................................................................................................... x. Daftar Tabel ................................................................................................... xi. Daftar Lampiran ............................................................................................. xii. ABSTRAK ..................................................................................................... xiii. ABSTRACT ..................................................................................................... xiv. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1. METODE PENELITIAN ............................................................................... 3. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 9. KESIMPULAN .............................................................................................. 18. SARAN .......................................................................................................... 18. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19. LAMPIRAN ................................................................................................... 22. BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 43. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel I.. Sistem pemberian skor kuesioner pengetahuan cara memperoleh antibiotika ................................................................ 6. Tabel II. Sistem pemberian skor kuesioner pengetahuan umum Antibiotika .................................................................................... 7 Tabel III. Profil karakteristik responden...................................................... . 10 Tabel IV. Jenis antibiotika yang disebutkan responden.............................. . 11 Tabel V. Persentase jawaban kuesioner cara memperoleh antibiotika....... . 12 Tabel VI. Persentase jawaban kuesioner pengetahuan umum antibiotika... . 14 Tabel VII.Tingkat pengetahuan responden.................................................. . 15 Tabel VIII.Profil intensi penggunaan antibiotika tanpa resep....................... 16 Tabel IX. Persentase jawaban kuiseioner intensi penggunaan antibiotika Tanpa resep.................................................................................. . 17. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Ethical Clearance ……………………............................. 22 Lampiran 2. Surat izin penelitian …………………………………… 23 Lampiran 3. Informed Consent ……………………………………… 24 Lampiran 4. Kuesioner Penelitian …………………………………… 26 Lampiran 5. Kesioner Uji Pemahaman Bahasa …………………….. 30 Lampiran 6. Kuesioner yang di isi oleh responden.............................. 35 Lampiran 6. Hasil Data Penelitian …………………………………. 40. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Antibiotika merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Kasus penggunaan antibiotika tanpa resep masih banyak terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan tentang antibiotika dan intensi penggunaan antibiotika tanpa resep serta identifikasi karakteristik sosio demografi pada kelompok Ibu – Ibu PKK Desa Gayamharjo Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif. Subyek dalam penelitiannya adalah Ibu-Ibu Rumah Tangga di Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dengan kriteria inklusi yaitu Ibu – Ibu Rumah Tangga yang menjadi anggota PKK dan aktif hadir dalam pertemuan PKK di Balai Desa setiap bulan sekali serta bersedia mengisi kuesioner penelitian. Kriteria eksklusinya yaitu Ibu Rumah Tangga kategori usia lanjut dan yang sudah tidak mampu mengisi kuesioner penelitian, tenaga medis/paramedis, dan mereka yang tidak mengenal antibiotika, dimana pengenalan antibiotika ditanyakan melalui pertanyaan skrining. Mayoritas responden dalam penelitian ini berumur 30 sampai dengan 40 tahun (41,46%), sebagian besar responden lulus SMA (48,78%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (73,17%), dan memiliki pendapan keluarga kurang dari UMR (Upah Minimum Regional) kabupaten Sleman Rp. 1.701.800 per-bulan (63,41%). Tingkat pengetahuan responden kategori tinggi sebesar 4,88%, kategori sedang sebesar 56,10%, dan kategori rendah sebesar 39,02%. Intensi penggunaan antibiotika tanpa resep kategori tidak ada niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep (skor 0) sebesar 36,59% dan kategori ada niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep (rentang skor 1-3) sebesar 63,41%. Kata kunci : antibiotika, tingkat pengetahuan dan intensi.. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Antibiotics are the medicines that are most widely used in infections caused by bacteria. Cases of antibiotic use without prescription are still prevalent in both developed and developing countries. This study aims to determine the knowledge regarding antibiotics and the intention to use antibiotics without prescription as well as the identification of socio-demographic characteristics in a group of PKK women groups in Gayamharjo Village, Prambanan Sub-district, Sleman Regency, Yogyakarta. This type of research is descriptive-observational. The subjects in this study were housewives in Gayamharjo Village, Prambanan Sub-district, Sleman Regency, Yogyakarta with inclusion criteria namely housewives who were PKK members and were actively present at PKK meetings at the Village Hall every month and were willing to fill out research questionnaires. The exclusion criteria were housewives who are in the elderly category and those who have been unable to fill out the research questionnaire, medical or paramedical, and those who were not familiar with antibiotics, where the identification of their knowledge regarding antibiotics was asked through screening questions. The majority of respondents had ages ranging from 30-40 years old (41,46%), most respondents had graduated from senior high school or equivalent schooling (48,78%), worked as housewives (73,17%), and had a family income less than the UMR (regional minimum wage) of Sleman Regency which was Rp. 1.701.800 per month (63,41%). The level of knowledge of respondents in this study that was classified as High was identified by 2 respondents (4,88%), Moderate-level knowledge was shown by 23 respondents (56,10%), and Low-level knowledge was shown by 16 respondents (39,02%). The intention of using antibiotics without a prescription in this study that was classified as no intention (zero scores) was found among 15 respondents (36,59%), whereas a slight intention to use antibiotics without prescription (range scores for one until three) was found among 26 respondents (63,41 %). Keywords : antibiotic, level of knowledge and intention. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENDAHULUAN Antibiotika merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Permenkes RI, 2011). Di Indonesia, pemahaman masyarakat tentang penggunaan antibiotika masih lemah, sehingga antibiotika sering digunakan secara tidak sesuai atau tidak rasional. Hal tersebut menyebabkan kejadian resistensi antimikroba menjadi semakin meningkat secara signifikan (Permenkes,2015). Alasan seseorang menggunakan antibiotika tanpa resep dokter antara lain karena sudah pernah menggunakan antibiotika sebelumnya. dan. pengobatan. terdahulu. memberikan. hasil. yang. baik. (Fernandez,2013). Selain itu, pengetahuan dan keyakinan juga merupakan faktor kognitif seseorang dalam perilaku kesehatan termasuk perilaku menggunakan antibiotika. (Widayati, et al., 2012).. Kasus penggunaan antibiotika tanpa resep masih banyak terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Di Spanyol, telah ditetapkan peraturan bahwa antibiotika tidak dapat dijual tanpa resep dokter. Dari 108 apotek yang menjual antibiotika, hanya 57 apotek (52,8%) yang menjelaskan bahwa mereka tidak dapat memberikan antibiotika secara bebas untuk menghindari resistensi antibiotika (Llor, et al., 2009). Penelitian di Riyadh, Saudi Arabia juga menunjukan tingginya penggunaan antibiotika tanpa resep dokter sebanyak 77,6%. Tak satu pun dari apoteker bertanya tentang riwayat alergi antibiotika atau memberikan informasi tentang antibiotika (Abdulhak et al., 2011). Penelitian di Yogyakarta, Indonesia selama periode 4 minggu memberikan prevalensi penggunaan antibiotika tanpa resep sebanyak 7,3% dari 559 responden. Jenis antibiotika yang paling banyak digunakan tanpa resep dalam penelitian ini antara lain, amoxicillin (77 %) yang merupakan antibiotika paling populer digunakan tanpa resep dengan lamanya penggunaan kebanyakan kurang dari lima hari (Widayati et al,2011). Menurut Fernandez (2013), dalam studi penggunaan antibiotika tanpa resep di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat – NTT, hasil menunjukkan bahwa semua responden (108 responden) cenderung pernah menggunakan antibiotika tanpa resep dokter dan tingkat kesadaran responden masih rendah. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Antibiotika yang paling sering dibeli dalam pelayanan tanpa resep dokter adalah amoxicillin untuk penyakit gejala flu. Alasan responden menggunakan antibiotika tanpa resep karena penggunaan antibiotika terdahulu memberikan hasil yang baik. Sedangkan ditinjau dari segi biaya 55,56% (60 responden) menjawab uang bukan masalah namun 44,44% (48 responden) menjawab karena masalah keuangan. Dari 60 responden yang menjawab uang bukan masalah, 73,33% (44 responden) diantaranya menjawab pengobatan terdahulu memberikan hasil yang baik sehingga bila digunakan untuk penyakit yang serupa hasilnya sama. Menurut Djawaria et al, (2018), dalam penelitiannya tentang analisis perilaku dan faktor penyebab perilaku penggunaan antibiotika tanpa resep di Surabaya pada 267 responden, disebutkan bahwa mayoritas masyarakat yang membeli antibiotika tanpa resep dokter berusia 21-30 tahun (36,33%), responden membeli antibiotika dengan frekuensi 1 kali/bulan (45,70%). Antibiotika yang dibeli digunakan untuk diri sendiri (56,55%) dan mereka membeli antibiotika segera setelah gejala muncul (33,70%) untuk indikasi pilek/flu (21,30%). Faktor paling mempengaruhi penggunaan antibiotika tanpa resep adalah kemudahan akses memperoleh antibiotik dan penghematan biaya. Penelitian dari Ihsan et al, (2016) pada 287 konsumen Apotek di Kendari menunjukkan bahwa responden cenderung pernah menggunakan antibiotika tanpa resep dokter dengan tingkat pengetahuan pasien kurang (56,44%). Perilaku penggunaan antibiotika bahwa responden memperoleh antibiotika di Apotek (94,07%), sumber informasi dalam menggunakan antibiotika adalah dokter (43,90%), jenis penyakit yang diobati adalah gejala demam (54,34%), jenis antibiotika yang sering digunakan adalah amoksisilin (54,34%), dan pembelian antibiotika untuk satu kali pengobatan adalah 87,80%. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik tanpa resep adalah sebagian besar diperoleh dari riwayat kebiasaan sebelumnya yang tidak pernah menggunakan resep dokter (87,45%), jika ditinjau berdasarkan pengalaman sebelumnya dari resep dokter subyek menggunakan antibiotik tanpa resep karena gejala dan obat yang sama (89,89%), sebagian besar karena pengalaman penggunaan sebelumnya yang memberi hasil baik (75,26%), dan subyek tetap menggunakan antibiotika 2.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (77,70%) meski tidak memiliki pengetahuan tentang penyakitnya. Tingginya penggunaan antibiotika tanpa resep di Kota Kendari ditinjau dari perilaku pasien dan pengetahuan serta faktor yang mempengaruhinya dapat menimbulkan kerugian baik secara klinis maupun secara ekonomi. Desa Gayamharjo merupakan salah satu desa di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan terdapat kelompok Ibu – Ibu PKK yang masih aktif sampai sekarang dan sering mengadakan perkumpulan setiap satu bulan sekali bertempat di Balai Desa Gayamharjo. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan bahwa masih banyak warga di desa tersebut melakukan swamedikasi menggunakan antibiotika. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan tentang antibiotika dan intensi penggunaan antibiotika tanpa resep pada. kelompok Ibu – Ibu PKK Desa Gayamharjo Kecamatan Prambanan. Kabupaten Sleman, Yogyakarta.. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian, Subyek Penelitian, dan Teknik Pengambilan Sampel Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional deskriptif. Pupulasi dalam penelitian ini adalah warga Desa Gayamharjo dan subyek penelitian yang digunakan adalah Ibu-Ibu Rumah Tangga di Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dengan kriteria inklusi yaitu Ibu – Ibu Rumah Tangga yang menjadi anggota PKK dan aktif hadir dalam pertemuan PKK di Balai Desa setiap bulan sekali serta bersedia mengisi kuesioner penelitian. Kriteria eksklusinya yaitu Ibu Rumah Tangga kategori usia lanjut dan yang sudah tidak mampu mengisi kuesioner penelitian, tenaga medis/paramedis dan mereka yang tidak mengenal antibiotika. Pengenalan antibiotika ditanyakan melalui pertanyaan skrining. Pertanyaan skrining digunakan untuk memastikan apakah responden tersebut mengenal antibiotika atau tidak. Butir pertanyaan No 1 adalah “Apakah Anda mengenal antibiotika?”. Butir pertanyaan No 2 adalah “Jika YA, Sebutkan antibiotika yang saudara kenal”( dengan memberi tanda centang pada daftar obat yang telah disediakan dan bisa menambahkan jika ada antibiotika 3.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang tidak termasuk dalam daftar). Semua responden (41 orang ) menyatakan bahwa mengenal antibiotika (100%) dan mampu menyebutkan nama antibiotika yang dikenal dengan benar. Jumlah sampel ditetapkan seluruh anggota PKK yang hadir dalam pertemuan rutin bulanan Menurut Dahlan (2010), rumus perhitungan jumlah sampel minimum untuk penelitian deskriptif kategorik adalah sebagai berikut:. Keterangan: sampel minimum. Jumlah Subyek Penelitian= 42 orang Eksklusi (Jumlah yang masuk esklusi = 1) responden merupakan tenaga paramedis (Bidan). Inklusi \ (Jumlah yg masuk inklusi = 41 orang) Subyek Penelitan : 41 (jumlah akhir yang pakai). Keterangan: Tidak ada responden yang tidak mengenal antibiotika. Gambar . Proses Pengambilan Subyek Penelitian Berdasarkan perhitungan rumus sampel minimum, maka jumlah sampel minimum seharusnya sebesar 96 responden. Karena metode pengambilan sampel 4.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobabilitas dengan tipe penarikan sampel convenience sample (sampel tersedia) maka pada penelitian ini responden yang digunakan sebagai subyek penelitian hanya sebesar 41 responden, yaitu responden yang ikut pertemuan PKK saat peneliti melakukan penelitian dengan melalui kuesioner (Widi,2010).. Ijin Penelitian dan Ethical Clearence Penelitian yang dilakukan telah mendapat izin Badan Kesatuan Bangsa dan. Politik. (KESBANGPOL). Kabupaten. Sleman. dengan. nomor:. 070/Kesbangpol/2019. Prosedur penelitian yang digunakan telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana dengan nomor : 975/C.16/FK/2019.. Pengumpulan Data Data diambil di Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan bantuan instrumen berupa kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan merupakan modifikasi instrumen yang sudah pernah digunakan sebelumnya oleh Waskitajani (2014). Pada penelitian sebelumnya, uji validitas yang digunakan adalah professional judgement oleh 2 (dua) orang ahli yaitu dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memastikan bahwa item pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan tidak menyimpang dari konsep yang akan diukur (Waskitajani, 2014). Pada penelitian ini dilakukan kembali uji validitas yakni uji validitas isi. Uji validitas isi (content validity) dilakukan secara professional judgement/expert judgement untuk memastikan apakah isi kuesioner sudah sesuai dan relevan dengan tujuan studi. Professional judgement dalam penelitian dilakukan oleh satu orang ahli dibidangnya, yaitu salah satu dosen di Fakultas Farmasi Sanata Dharma. Selain itu juga dilakukan uji pemahaman bahasa yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden yang memikiki karakteristik sama atau. 5.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mirip dengan responden yang menjadi subyek penelitian tetapi tidak termasuk dalam subyek penelitian yaitu sebanyak 3 orang.. Tabel 1. Sistem pemberian skor berdasarkan pilihan jawaban pada item kuesioner pengetahuan tentang cara memperoleh antibiotika No 1. Pertanyaan. Pilihan jawaban. Untuk memperoleh obat antibiotika (yang Jika jawaban YA. 3. 0. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Obat antibiotika (yang diminum) bisa. Jika jawaban YA. 0. dibeli tanpa resep dokter. Jika jawaban TIDAK. 1. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Obat antibiotika hanya dapat dijual di Jika jawaban YA. 5. 1. Jika jawaban TIDAK. 0. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Jika jawaban YA. 0. Jika jawaban TIDAK. 1. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Obat antibiotika dapat dijual di. Jika jawaban YA. 0. toko/warung. Jika jawaban TIDAK. 1. kelontong/supermarket/pasar. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Obat antibiotika dapat dijual atau tersedia. Jika jawaban YA. 0. di praktek dokter. Jika jawaban TIDAK. 1. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Obat antibiotika dijual atau tersedia di. Jika jawaban YA. 0. praktek perawat atau mantri kesehatan. Jika jawaban TIDAK. 1. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. apotek. 4. 1. Jika jawaban TIDAK. diminum), harus dengan resep dokter. 2. Skor. Obat antibiotika dapat dijual di toko obat. tradisional/toko online 6. 7. 6.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 2. Sistem pemberian skor berdasarkan pilihan jawaban pada item kuesioner pengetahuan umum antibiotika yang meliputi indikasi, alergi, resistensi, dan dosis aturan pakai No 1. Pertanyaan. Pilihan jawaban. Obat antibiotika harus diminum segera Jika jawaban YA ketika mengalami demam.. 2. Obat antibiotika dapat mengobati. 1. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Jika jawaban YA. 0. Jika jawaban TIDAK TAHU. Obat. antibiotika. dapat. mengobati Jika jawaban YA. penyakit yang disebabkan oleh bakteri, Jika jawaban TIDAK. 4. 5. 6. 7. 0. Jika jawaban TIDAK. penyakit karena virus, misalnya Influenza Jika jawaban TIDAK. 3. Skor. 1 0 1 0. misalnya TBC (Tuberculosis). Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Seseorang dapat mengalami alergi jika. Jika jawaban YA. 1. minum obat antibiotika. Jika jawaban TIDAK. 0. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Obat antibiotika dapat menimbulkan. Jika jawaban YA. 1. alergi, misalnya gatal dan kemerahan di. Jika jawaban TIDAK. 0. kulit setelah minum antibiotika.. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Obat antibiotika yang digunakan dengan. Jika jawaban YA. 1. tidak tepat dapat menyebabkan resistensi. Jika jawaban TIDAK. 0. (kekebalan kuman). Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Penggunaan obat antibiotika yang. Jika jawaban YA. 1. tepat(sesuai indikasinya) dapat mencegah. Jika jawaban TIDAK. 0. terjadinya resistensi atau kekebalan. Jika jawaban TIDAK TAHU. 0. Jika jawaban YA. 1. kuman 8. Jika saya lupa meminum antibiotik maka. saya harus segera minum sesuai dosis dan Jika jawaban TIDAK Jika jawaban TIDAK TAHU. aturan pakai. 7. 0 0.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kuesioner tentang niat/intensi/keinginan untuk menggunakan antibiotika tanpa resep berjumlah 5 (lima) pernyataan dengan alternatif jawaban dengan skor 0 (nol) – 3 (tiga). Pemberian skor dilakukan sebagai berikut: Skor 0 (nol) artinya tidak ada niat/intensi/keinginan sama sekali Skor 1 (satu) artinya ada sedikit niat/intensi/keinginan Skor 2 (dua) artinya ada cukup niat/intensi/keinginan Skor 3 (tiga) sangat berniat/intensi/keinginan. Analisis Data Data meliputi 1) karakteristik demografi responden; 2) jenis antibiotika yang disebutkan responden; 3)pengetahuan responden tentang antibiotika; dan 4)intensi/niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep dokter. Semua data dianalisis secara deskriptif dengan univariate. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program microsoft exel. Hasil disajikan dalam bentuk tabel (Notoatmodjo,2010). Analisis data jenis antibiotika yang disebutkan responden dan karakteristik demografi responden dihitung berdasarkan nilai frekuensi dan persentasi. Jenis antibiotika yang disediakan dalam kuesioner antara lain amoksisilin, supertetra, tetrasiklin, dan responden datat menambahkan jenis antibiotika lainnya yang diketahui. Sedangkan untuk karakteristik demografi meliputi usia, pendidikan terakhir, pekerjaan dan tingkat ekonomi. Data pengetahuan tentang antibiotika dihitung berdasarkan jawaban benar. pada. kuesioner. yang. berjumlah. 15. pertanyaan. dan. kemudian. dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah.. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Menurut Wawan (2010), kategori tingkat pengetahuan adaalah sebagai berikut: 1. Tinggi = jika nilai jawaban benar sebesar 76% - 100% 2. Sedang = jika nilai jawaban benar sebesar 56 % - 75% 3. Rendah = jika nilai jawaban benar < 56 %. Data intensi/niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep dihitung berdasarkan nilai rata-rata dari 5 (lima) pertanyaan. Data dihitung nilai frekuensi dan persentasi, kemudian dikategorikan berdasarkan skala 0 (nol) – 3 (tiga) dengan menggunakan skala perbedaan semantik (Semantic differentials). Skala Semantic differentials yaitu skala yang digunakann untuk mengukur objek yang bertentangan (tidak ada niat – sangat ada niat) dalam menggunakan antibiotika tanpa resep. Semakin tinggi skor yang diberikan maka semakin besar niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep (Efendi, 2012).. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Demografi Responden Karakteristik demografi responden dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan terakhir, pekerjaaan, dan tingkat ekonomi. Responden dalam penelitian termasuk dalam rentang usia produktif. Usia produktif menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011 adalah sekelompok penduduk yang berusia 15-44 tahun (Kemenkes,2011). Sebagian besar responden adalah tamat pendidikan menengah (SMA dan sederajad) yaitu sebanyak 24 responden (58,54%). Berdasarkan jenis. pekerjaan, mayoritas. responden adalah ibu rumah tangga yakni sebesar 30 responden (73,17%). Menurut Ivoryanto et al, (2015) yang dilakukan pada 110 responden di Klojen, Magelang, menunjukkan bahwa nilai korelasi tingkat pendidikan formal terhadap tingkat pengetahuan dalam penggunaan antibiotika oral adalah 0,716. Nilai korelasi tingkat pendidikan formal terhadap tingkat pengetahuan pada gender perempuan adalah 0,783. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal masyarakat berkorelasi positif terhadap tingkat pengetahuan 9.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam penggunaan antibiotika oral. Korelasi positif antara pendidikan formal dan tingkat pengetahuan dalam penggunaan antibiotika oral ditemukan tertinggi pada perempuan dan responden berusia 18-28 tahun. Tingkat ekonomi responden tergolong rendah yakni sebesar 26 responden (63,41%) yang pendapatan keluarganya kurang dari UMR. Menurut Widayati et al, (2011) di Kota Yogyakarta, disebutkan bahwa pertimbangan ekonomi adalah faktor penting yang mempengaruhi perilaku swamedikasi antibiotika.. Tabel. 3 Profil Karakteristik demografi Ibu-Ibu PKK Desa Gayamharjo Karakteristik Demografi Usia (tahun). Pendidikan Terakhir Pekerjaan. Tingkat Ekonomi. 20-30 30-40 40-50 50-60 SD SMP SMA dan sederajad Buruh Pedagang Ibu Rumah Tangga Tani Wiraswasta ≤ UMR*) ≥UMR. Frekuensi. Persentase (%) N=41. 5 17 15 4 8 9 24 6 2 30 2 1 26 15. 12,2 41,46 36,59 9,76 19,51 21,95 58,54 14,63 4,88 73,17 4,88 2,44 63,41 36,59. *)UMR=Upah Minimum Regional UMR Kabupaten Sleman = Rp 1.701.800. Pengenalan Responden Tentang Antibiotika Terdapat 41 responden yang terlibat dalam penelitian. Semua responden (100%) telah lolos pertanyaan skrining tentang pengenalan antibiotika. Jenis antibiotika yang dapat disebutkan oleh responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.. 10.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel. 4 Jenis antibiotika yang disebutkan oleh responden yang menyatakan mengenal antibiotika No 1 2 3 4. Jenis Antibiotika Amoksisilin Supertetra Tetrasiklin Lainnya : Cefadroxil. Frekuensi 41 17 6 1. Persentase (%) n=41 100 41,46 14,63 2,44. *jawaban dapat lebih dari 1 Menurut Yarza et al, (2015) dalam penelitian yang dilakukan di kelurahan Batang, Padang – Sumatra Barat dengan jumlah responden 152 ibu rumah tangga, persentase amoxicilin sebagai antibiotik yang biasa digunakan masyarakat tanpa resep dokter mencapai 55 responden (36,2%). Penelitian dari Nisak et al, (2016 ) yang dilakukan pada 100 responden Ibu – Ibu di Kelurahan Airlangga, Surabaya, disebutkan bahwa antibiotik yang sering digunakan adalah golongan penisilin yakni amoksisilin (37%). Antibiotik golongan penisilin merupakan antibiotik yang pertama kali ditemukan sehingga lebif familiar bagi masyarakat. Selain itu, ditinjau dari aspek klinis, antibiotika golongan penisilin merupakan antibiotika skektrum luas (broad spectrum). Amoksisilin lebih efektif melawan gram positif daripada gram mikroorganisme negatif dapat digunakan dalam terapi beberapa infeksi, antara lain otitis media, tonsilitas, laringitis, pneumonia, dan infeksi saluran kemih (Kaur et al, 2011). Pengetahuan Responden Tentang Cara Memperoleh Antibiotika Responden pada umumnya mengetahui bahwa antibiotika harus diperoleh dengan resp dokter (87,80 %). Berdasarkan Undang-Undang Obat Keras St. No. 419 tgl. 22 Desember 1949, antibiotik termasuk obat keras (daftar G). Untuk distribusi obat daftar G diatur dalam pasal 3 ayat 1 bahwa obat-obat daftar G penyerahan dan atau penjualan untuk keperluan pribadi adalah dilarang. Oleh karena itu penggunaan antibiotik tanpa resep dokter pada dasarnya adalah. 11.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. melanggar peraturan pemerintah baik Undang-Undang obat keras maupun SK Menkes tahun 1990. Tabel. 5 Persentase jawaban pada kuesioner tentang cara memperoleh antibiotika No. 1. 2. 3 4 5. 6. 7. PERNYATAAN. Frekuensi responden yang menjawab benar (sesuai kunci jawaban). Persentase responden yang menjawab benar (%) N=41. Persentase responden yang menjawab salah dan tidak tahu (%) N=41. 87,80. Frekuensi responden yang menjawab salah dan tidak tahu (sesuai kunci jawaban) 5. Untuk memperoleh obat antibiotika (yang diminum), harus dengan resep dokter Obat antibiotika (yang diminum) bisa dibeli tanpa resep dokter Obat antibiotika hanya dapat dijual di apotek Obat antibiotika dapat dijual di toko obat Obat antibiotika dapat dijual di toko/warung kelontong/supermarket/pa sar tradisional/toko online Obat antibiotika dapat dijual atau tersedia di praktek dokter Obat antibiotika dijual atau tersedia di praktek perawat atau mantri kesehatan. 36. 36. 87,80. 5. 12,20. 24. 58,54. 17. 41,46. 13. 31,71. 28. 68,29. 33. 80,49. 8. 19,51. 3. 7,32. 38. 92,68. 5. 12,20. 36. 87,80. 12,20. Pengetahuan responden tentang cara memperoleh antibiotik masih tergolong kurang baik karena masih banyak responden berpersepsi bahwa antibiotik bisa diperoleh di toko obat, praktek dokter dan praktek perawat/mantri dan persentasenya masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena di desa tersebut tidak terdapat Apotek. Menurut KEMENKES (2018), tentang Praktek Dokter Mandiri, disebutkan bahwa dokter hanya boleh menyediakan jenis obat-obat darurat dan tidak dicantumkan bahwa antibiotika disediakan oleh dokter praktek pribadi (Kemenkes,2018). Berdasarkan Permenkes nomor 9 tahun 2017 tentang 12.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Apotek, pasal 1(1), dijelaskan bahwa Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Berdasarkan Permenkes nomor 59 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian pasal 1(14), dijelaskan bahwa toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran. Pengetahuan Responden Tentang Antibiotika Secara Umum Responden dalam penelitian ini masih memiliki persepsi bahwa antibiotika dapat digunakan untuk terapi demam dan infeksi yang disebabkan oleh virus. Hal ini bisa terlihat bahwa sebesar 32 responden (78,05%) menjawab antibiotika harus diminum segera ketika mengalami demam. dan seluruh. responden (100%) menyatakan bahwa antibiotika dapat mengobati penyakit karena infeksi virus, misalnya influenza. Menurut penelitian Ivoryanto,et al, (2017) yang dikalukan di Klojen – Magelang, disebutkan bahwa mayoritas responden meyakini penggunaan antibiotika dapat mempercepat penyembuhan demam, batuk, pilek, dan diare. Responden merasa bahwa tidak cepat sembuh jika hanya mengonsumsi obat-obatan simtomatik dikarenakan responden memiliki pengalaman pribadi yang demikian. Responden juga percaya bahwa antibiotika juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Alasan mayoritas responden berpendapat demikian adalah seringnya mereka menggunakan antibiotika pada saat sakit batuk, demam, dan sakit tenggorokan; sedangkan sebagian lainnya tidak paham perbedaan antara bakteri dan virus. Penelitian yg dilakukan di Prince Sattam University Hospital sekitar 60% dari responden menyatakan bahwa antibiotik digunakan untuk pengobatan infeksi virus (Abujheisha KY, et al,2017). Sedangkan menurut Permenkes tahun 2012, dijelaskan bahwa antibiotik tidak diberikan pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limited).. 13.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel. 6 Persentase jawaban pada kuesioner pengetahuan umum tentang antibiotika No. PERNYATAAN. Persentase responden yang menjawab benar (%) N=41. Frekuensi responden yang menjawab salah dan tidak tahu (sesuai kunci jawaban). Persentase responden yang menjawab salah dan tidak tahu (%) N=41. 9. 21,95. 32. 78,05. 0. 0,00. 41. 100,00. 27. 65,85. 14. 34,15. 33. 80,49. 8. 19,51. 32. 78,05. 9. 21,95. 31. 75,61. 10. 24,39. 30. 73,17. 11. 26,83. 37. 90,24. 4. 9,76. Frekuensi Frekuensi responden yang menjawab benar (sesuai kunci jawaban). 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Obat antibiotika harus diminum segera ketika mengalami demam. Obat antibiotika dapat mengobati penyakit karena virus, misalnya Influenza Obat antibiotika dapat mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, misalnya TBC (Tuberculosis) Seseorang dapat mengalami alergi jika minum obat antibiotika Obat antibiotika dapat menimbulkan alergi, misalnya gatal dan kemerahan di kulit setelah minum antibiotika. Obat antibiotika yang digunakan dengan tidak tepat dapat menyebabkan resistensi (kekebalan kuman) Penggunaan obat antibiotika yang tepat(sesuai indikasinya) dapat mencegah terjadinya resistensi atau kekebalan kuman Jika saya lupa meminum antibiotik maka saya harus segera minum sesuai dosis dan aturan pakai. Demam adalah kondisi panas tubuh yang melebihi 37O C. Demam dapat terjadi pada seseorang yang mengalami kondisi sepsis, infeksi,. inflamasi, demam yang. disebabkan oleh induksi obat, demam setelah cidera otak dan demam karena gangguan pada endokrin. Pada seseorang yang mengalami sepsis, terapi antibiotika diberikan pada kondisi jika suhu tubuh mencapai 41o C (Walter, et al, 2016).. 14.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Bakteri berasal dari kata Latin bacterium, adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariot dan berukuran sangat kecil (mikroskopik). Bakteri dikelompokkan menjadi beberapa jenis dan digunakan untuk banyak patogen penting seperti Salmonellae, E Coli, dan Vibriones (Mohamad et al, 2014). Sedangkan mycobacterium adalah batang ramping dan bercabang bentuknya menyerupai miselium jamur (seperti jamur). Bila diletakkan dalam kultur cair membentuk seperti cetakan kulit tipis dan tahan dekolorisasi dengan asam mineral yang encer, maka sering disebut 'basil tahan asam', seperti; aerobik, nonmotil, nonkapsulasi dan nonsporing. Mycobacterium spesifik pada jenis patogen tertentu. Contoh dari mycobacterium adalah mycobacterium. tuberculosis dapat menyebabkan penyakit TBC, mycobacterium leprae dapat menyebabkan penyakit lepra (Al-mohanna, 2016). Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Antibiotika. Sebagian besar pengetahuan responden termasuk dalam kategori sedang. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat pengetahuan antiobiotik pada kelompok IbuIbu PKK Desa Gayamharjo masih tergolong sedang. Ini disebabkan kurangnya informasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunan antibiotik yang benar (Wowiling et al, 2013).. Faktor yang paling berpengaruh dalam. swamedikasi antibiotik pada ibu rumah tangga adalah pengetahuan tentang antibiotik (OR=5.307, p=0,000) sehingga pengetahuan yang baik memiliki kemungkinan. 5.307. kali. tidak. melakukan. swamedikasi. antibiotik. (Restiyono,2016). Menurut Widayati, et al, (2012 ) di Kota Yogyakarta, semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang antibiotika memiliki efek positif pada perilaku penggunaan antibiotika.. Tabel. 7 Tingkat pengetahuan antibiotika Ibu-Ibu PKK Desa Gayamharjo Kategori Tingkat Pengetahuan. Frekuensi. Tinggi Sedang Rendah. 2 23 16 15. Persentase (%) n=41 4,88 56,10 39,02.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Intensi Responden untuk Menggunaan Antibiotika Tanpa Resep. Dalam penelitian ini, intensi penggunaan antibiotika tanpa resep kategori tidak ada niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep (skor 0) sebesar 36,59% dan. kategori. ada. niat. untuk. menggunakan. antibiotika. tanpa. resep. (rentang skor 1-3) sebesar 63,41%. Dari hasil tersebut bahwa sebagian besar responden memiliki niat untuk menggukana antibiotika tanpa resep. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang antibiotika masih kurang baik. Menurut Restiyono (2016), faktor yang paling berpengaruh dalam swamedikasi antibiotika pada ibu rumah tangga adalah pengetahuan tentang antibiotika (OR=5.307, p=0,000) sehingga pengetahuan yang baik memiliki kemungkinan 5.307 kali tidak melakukan swamedikasi antibiotika.. Tabel. 8 Profil intensi untuk menggunakan antibiotika tanpa resep pada Ibu-Ibu PKK Desa Gayamharjo KATEGORI. Frekuensi responden. Persentase (%) N=41. 15 12 12 2. 36,59 29,27 29,27 4,88. Skor 0 (nol) Skor 1 (satu) Skor 2 (dua) Skor 3 (tiga). Keterangan : Skor 0 (nol) artinya tidak ada niat/intensi/keinginan sama sekali Skor 1 (satu) – 3 (tiga ) artinya ada niat yang semakin besar dengan semakin besarnya angka skor.. 16.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel. 9 Persentase jawaban kuesioner intensi penggunaan antibiotika Tanpa resep No. Pernyataan. Frekuensi dan persentase (%) N=41 Skor 0. 1. 2. 1. Seberapa besar niat atau keinginan 15 18 Anda untuk menggunakan (36,59) (43,90) antibiotika yang langsung dibeli tanpa menggunakan resep dokter jika Anda sakit? Seberapa besar niat atau keinginan 23 15 Anda untuk membeli antibiotika (56,10) (36,59) tanpa harus periksa ke dokter jika Anda sakit?. 3. Seberapa besar keinginan untuk membeli antibiotika menggunakan resep dokter penyakit ringan? Contoh: atau flu kurang dari 3 hari.. 4. Seberapa besar niat atau keinginan 20 14 Anda untuk membeli antibiotika (48,78) (34,15) tanpa harus periksa ke dokter agar lebih hemat biaya?. 5. 2. 3. 1. 2. (2,44). (4,88). 2. 1. (4,88). (2,44). Anda 18 8 10 5 tanpa (43,90) (19,51) (24,39) (12,20) untuk batuk. 3. 4. (7,32). (9,76). Seberapa besar niat atau keinginan 20 12 6 Anda untuk membeli antibiotika (48,78) (29,27) (14,63) tanpa harus periksa ke dokter agar lebih hemat waktu / tidak perlu antri periksa?. 17. 3 (7,30).

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Keterbatasan dalam Penelitian Penelitian ini hanya memaparkan tingkat pengetahuan antibiotika dan intensi/niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep. tanpak diketahui faktor yang mempengaruhi hal tersebut, karena pada kuesioner peneliti tidak menyediakan butir pertanyaan mengenai faktor yang mempengaruhi pengetahuan antibiotika serta alasan untuk menggunakan antibiotika tanpa resep.. KESIMPULAN 1.. Mayoritas responden dalam penelitian ini berumur 30 sampai dengan 40. tahun. (41,46%),. sebagian. besar. responden. lulus. SMA. (48,78%),bekerja sebagai ibu rumah tangga (73,17%), dan memiliki pendapan keluarga kurang dari UMR (Upah Minimum Regional) kabupaten Sleman Rp. 1.701.800 per bulan (63,41%). 2.. Tingkat pengetahuan responden kategori tinggi sebesar 4,88%, kategori sedang sebesar 56,10%, dan kategori rendah sebesar 39,02%.. 3.. Intensi penggunaan antibiotika tanpa resep kategori tidak ada niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep (skor 0) sebesar 36,59% dan kategori ada niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep (rentang skor 1-3) sebesar 63,41%.. SARAN Kendati sudah dikeluarkan peraturan tentang penggunaan antibiotika tetapi masih banyak masyarakat yang meniliki niat untuk menggunakan antibiotika tanpa resep, maka untuk selanjutnya bisa dilakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antibiotika serta alasan untuk menggunakan antibiotika tanpa resep.. 18.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA. Abdulhak, A., Al Tannir, M.A., Almansor, M.A., Almohaya,M.S., Onazi,A.S., Marei,M.A., Aldossary, O.F., Obdeidat, S.A., Obeidat, M.A., Riaz, M.S., and Tleyjeh, I.M. 2011. Non Prescribe Sale of Antibiotic in Riyadh, Saudi Arabia: A Cross Sectional Study. BMC Public Health., 11:538. Abujheisha, K., Al-Shdefat, R., Ahmed,N., and Fouda, M., 2017. Public Knowledge and Behaviours Regarding Antibiotics Use: A Survey among the General Public. International Journal of Medical Research & Health Sciences., 6(6), 82-88. Al-mohanna, M.T., 2016. Identification Of Mycobacterium. Research gate book (online) https://www.researchgate.net/publication/315804428 accesed 30 July 2019. Dahlan Sopiyudin, M. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Departemen Kesehatan RI, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Departemen Kesehatan RI, 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 201. Program Peningkatan Resistensi Antibiotik Di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017. Apotek. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, 1949. Undang – Undang Obat Keras ( St. No. 419 Tgl. 22 Desember 1949 ), Jakarta. Effendi, S., 2012. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi, LP3ES, Jakarta. Fernandez, B.A.M., 2013. Studi Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat – NTT. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013). 19.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Ivoryanto, E., Sidharta, B., Illahi,R., 2017. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Masyarakat terhadap Pengetahuan dalam Penggunaan Antibiotika Oral di Apotek Kecamatan Klojen, Pharmaceutical Journal Of Indonesia, 2(2), 31–36. Kaur, S.P., Rao, R., and Nanda, S, 2011. Amoxicillin: A Broad Spectrum Antibiotic, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, ISSN- 0975-1491 Vol 3, Issue 3, 2011. Kementrian. Kesehatan. RI,. 1990.. Keputusan. Menteri. Kesehatan. Nomor:347/Menkes/Sk/Vli/1990. Obat Wajib Apotik, 34-38.. Kementrian Kesehatan RI, 2018. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/263/2018. Daftar Obat Keadaan Darurat Medis Pada Praktik Mandiri Dokter, 1- 15. Llor, C and Cost, J.M., Spain, 2009. The Sale of Antibiotic without Prescription in Pharmacies in California. CID, 2009:48. Mohamad, N.A., Jusoh, N.A., Htike, Z.Z., and Win, S.L. 2014. BACTERIA Identification From Microscopic Morphology: A Survey. International Journal on Soft Computing, Artificial Intelligence and Applications (IJSCAI), Vol.3, No. 2, May 2014 Nisak, M., Syarafina, N., Shintya, P.Y., Miranti, K.I., Fatmawati, Nilarosa, A.D., Fornia, P.P., Pratiwi, D.W., Deka Apriliani, A.P., dan Shofiatur Rosyidah, 2016. Profil Penggunaan Dan Pengetahuan Antibiotik Pada Ibu-Ibu. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 3, No. 1, (2016) 12-17. Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rieneka Cipta, Jakarta. Restiyono, A., 2016. Analisis Faktor yang Berpengaruh dalam Swamedikasi Antibiotik pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kajen Kbupaten Pekalongan.. Jurnal. Promosi. Kesehatan. Indonesia.. Vol.. 11/No.1/Januari 2016. Walter, E.J., Jumma, S.H., Carraretto, M., and Lui Forni, L., 2016. The Pathophysiological Basis And Consequences Of Fever. BioMed Central Critical Care (2016) 20:200 20.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Waskitajani, S, 2014. Hubungan Antara Karakteristik Sosio Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikp, dan Tindakan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Di Kalangan MAsyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Skripsi Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wawan, A., Dewi, M., 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Penerbit Mulia Medika, Yogyakarta. Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C., and Hiller, J., 2011. Self Medication With Antibitotic In Yogyakarta City Indonesia: a cross sectional population-based survey. BMC Research Notes. 4:491. Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C., and Hiller, J., 2012. Knowledge and beliefs about antibiotics among people in Yogyakarta City Indonesia: a cross sectional population-based survey. Antimicrobial Resistance and Infection Control. 1:38. Widi, R.S., 2010. Asas Metodologi Penelitian ; Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta. Wowiling, C., Goenawi, L., dan Citraningtyas, G., 2013. Pengaruh Penyuluhan Penggunaan Antibiotika Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi – Unsrat. Vol. 2 No. 03. Yarza, H., Yanwirasti, dan Irawati, 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter. Jurnal Kesehatan Andalas.. 21.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN 1. Ethical Clearance. 22.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Surat Ijin Penelitian. 23.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. INFORMED CONSENT. PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) 1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama. :. Umur. :. Alamat. :. Menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN dalam penelitian dengan judul : “PENGETAHUAN ANTIBIOTIKA DAN INTENSI BPENGGUNAAN ANTIBIOTIKA TANPA RESEP PADA KELOMPOK IBU. –. IBU. PKK. DESA. GAYAMGHARJO,. KECAMATAN. PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA “. 2. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut di atas. Saya telah memahaminya dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurangjelas. 3. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya bahwa hasil penelitian ini akan berguna untuk pengukuran. persepsi. dalam. memberi. konseling. dan. konsultasi. sediaanfarmasi. 4. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan untuk menyampaikannya. 5. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri sebagai responden pada penelitian ini sewaktu-waktu tanpa ada konsekuensiapapun.. 24.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya berikan akan sepenuhnya digunakan untuk kepentinganpenelitian. 7. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin kerahasiannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasilpenelitian.. Yogyakarta, Peneliti. 2018. Yang membuatpernyataan. …………. Maria Titik Arina. 25.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. KUESIONER PENELITIAN. BAGIAN A Berilah pendapat Anda terhadap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada salah satu kotak jawaban yang telah disediakan.. 1. Apakah Anda mengenal obat antibiotika? Ya. Tidak. 2. Jika Ya,berikan tanda centang ( √ ) pada nama obat antibiotika di bawah ini yang Anda ketahui (jawaban dapat lebih dari satu) Centanglah ( √ ) nama obat antibiotika. Nama obat. yang Anda ketahui Amoksisilin Tetrasiklin Parasetamol Panadol Supertetra Lainnya, tuliskan nama antibiotika yang Anda ……………………………………………. ketahui di kolom sebelah.. 26.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAGIAN B Berilah pendapat Anda terhadap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada salah satu kotak jawaban yang telah disediakan. No Pernyataan. Ya. Tidak. Tidak tahu. 1. Untuk memperoleh obat antibiotika (yang diminum), harus dengan resep dokter. 2. Obat antibiotika (yang diminum) bisa dibeli tanpa resep dokter. 3. Obat antibiotika hanya dapat dijual di apotek. 4. Obat antibiotika dapat dijual di toko obat. 5. Obat antibiotika dapat dijual di toko/warung kelontong/supermarket/pasar tradisional/toko online. 6. Obat antibiotika dapat dijual atau tersedia di praktek dokter. 7. Obat antibiotika dijual atau tersedia di praktek perawat atau mantri kesehatan. BAGIAN C Berilah pendapat Anda terhadap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada salah satu kotak jawaban yang telah disediakan. No Pernyataan. Ya. Tidak. Tidak tahu. 1. Obat antibiotika harus diminum segera ketika mengalami demam.. 2. Obat antibiotika dapat mengobati penyakit karena virus, misalnya Influenza. 3. Obat antibiotika dapat mengobati penyakit 27.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang disebabkan oleh bakteri, misalnya TBC (Tuberculosis) 4. Seseorang dapat mengalami alergi jika minum obat antibiotika. 5. Obat antibiotika dapat menimbulkan alergi, misalnya gatal dan kemerahan di kulit setelah minum antibiotika.. 6. Obat antibiotika yang digunakan dengan tidak tepat dapat menyebabkan resistensi (kekebalan kuman). 7. Penggunaan obat antibiotika yang tepat(sesuai indikasinya) dapat mencegah terjadinya resistensi atau kekebalan kuman. 8. Jika saya lupa meminum antibiotik maka saya harus segera minum sesuai dosis dan aturan pakai. BAGIAN D Pilihlah jawaban dengan memberikan centang (√ ) pada kolom angka yang menunjukkan seberapa besar niat/intensi/keinginan Anda. Dari angka 0 yang berarti tidak ada sama sekali sampai 3 yang berarti sangat. 0= tidak ada niat/intensi/keinginan sama sekali 1=ada sedikit niat/intensi/keinginan 2=ada cukup niat/intensi/keinginan 3=sangat berniat/intensi/keinginan No Pernyataan 1. 0. Seberapa besar niat atau keinginan Anda untuk menggunakan antibiotika yang langsung dibeli tanpa menggunakan resep dokter jika Anda sakit? 28. 1. 2. 3.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Seberapa besar niat atau keinginan Anda untuk membeli antibiotika tanpa harus periksa ke dokter jika Anda sakit?. 3. Seberapa besar keinginan Anda untuk membeli antibiotika tanpa menggunakan resep dokter untuk penyakit ringan? Contoh: batuk atau flu kurang dari 3 hari.. 4. Seberapa besar niat atau keinginan Anda untuk membeli antibiotika tanpa harus periksa ke dokter agar lebih hemat biaya?. 5. Seberapa besar niat atau keinginan Anda untuk membeli antibiotika tanpa harus periksa ke dokter agar lebih hemat waktu / tidak perlu antri periksa?. BAGIAN E Mohon diisi data diri Anda berikut ini. Nama Umur Pendidikan terakhir Pekerjaan Jumlah anggota keluarga serumah Jumlah penghasilan keluarga perbulan. 29.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. UJI PEMAHAMAN BAHASA. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Kuesioner yang di isi oleh responden. 35.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Hasil Data Penelitian. 40.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Intensi Penggunaan Antibiotika Tanpa Resep. 41.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Data skrining pengenalan antibiotika. 42.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BIOGRAFI PENULIS Penulis memiliki nama lengkap Maria Titik Arina, adalah seorang biarawati kongregasi Suster – Suter Fransiskan St.Georgius Martir (FSGM). Penulis merupakan anak ke lima dari pasangan Fransiskus Supardi dan Anastasia Suparti yang lahir di Ringin Harjo, Lampung, pada tanggal 10 Maret 1990. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis dimulai di SD Yor Sudarso Ringin Harjo (1997-2003), SMP Xaverius Kalirejo (2003-2006) dan SMA Xaverius Pringsewu (2006-2009). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan biara di Novisiat St.Maria Pringswu (2009-2012) kemudian bertugas di RS Panti Secanti Gisting (2012-2014). Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan formal di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2014-2019. Selama perkuliahan Penulis terlibat sebagai panitia Misa awal dan akhir semester, komunitas Sahabat Maria. Selain dilingkup kampus, penulis juga menjadi. anggota Forum Biarawan/Biarawati Mahasiswa dan. pendamping rohani di Lembaga Pemasyarakatan di Wirogunan dan LP Narkotika di Pakem.. 43.

(59)

Gambar

Gambar . Proses Pengambilan Subyek Penelitian
Tabel 1. Sistem pemberian skor berdasarkan pilihan jawaban pada  item kuesioner pengetahuan tentang cara memperoleh antibiotika
Tabel 2. Sistem pemberian skor berdasarkan pilihan jawaban pada  item kuesioner pengetahuan umum antibiotika yang meliputi indikasi,

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan peraturan Rektor UNNES nomor 22 tahun 2008, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa

Jumlah kuntum bunga terbanyak adalah varietas Arosuka yaitu 20 kuntum bunga dengan diameter bunga terkecil dibanding varietas lainnya yaitu 3 cm dan jumlah kuntum bunga

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Bit (Beta vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipid (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus L.).. Dipersiapkan dan disusun oleh : Nama Mahasiswa :

OS Ijarah Sona Topas Tourism Industry Tahun 2004.. PT Sona Topas Tourism Industry

Guru IPS sudah seharusnya harus mempunyai memiliki kemampuan ( ability ) dalam bentuk pengetahuan ( knowledge ),dan keterampilan ( skill ) dalam menerapkan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Gotputuk Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada bulan Juli tahun 2010 mayoritas berpendidikan dasar dengan pengetahuan

Follicular limfoma Mantel limfoma Burkit limfoma Large B cell limfoma Marginal cell limfoma Plasma cell limfoma. 5 Hodkin limfoma(HL) REED and

Keamanan, mutu, khasiat / manfaat Obat dan makanan meningkat • Kesehatan masyarakat meningkat.. • Daya saing OM nasional meningkat Masyarakat Sejahtera