• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA SEMESTER VIII PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MENGIKUTI UJIAN DELF B1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA SEMESTER VIII PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MENGIKUTI UJIAN DELF B1"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA SEMESTER VIII

PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG DALAM MENGIKUTI UJIAN DELF B1

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nama : Putri Istiani

NIM : 2301412047

Program Studi : Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan ini bahwa di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 19 Agustus 2016

Putri Istiani NIM.2301412047

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

:

Do whatever you want, even that so hard to do.

 Don’t think about anything useless, just think about anything usefully.

Persembahan :  Orang tuaku.  Sahabat-sahabatku.  Dosen-dosen dan

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kesiapan Mahasiswa Semester Viii Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam Mengikuti Ujian Delf B1 sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Panitia sidang skripsi yang telah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan sidang skripsi.

2. Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA, Dosen Pembimbing I sekaligus penguji III yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Tri Eko Agustiningrum, S.Pd, M.Pd, Dosen pembimbing II sekaligus Penguji 11 yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Drs. Sudarwoto M.Pd., Penguji I yang telah memberikan arahan dan saran-saran dalam memperbaiki skripsi ini.

(7)

vii

5. Orang tuaku yang telah memberikan segala doa, dukungan, motivasi, nasihat, dan cinta kasih yang tiada henti.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

7. Sahabat-sahabatku dan teman-teman yang selalu menemani dan saling memotivasi.

8. Teman-teman angkatan 2012 Pendidikan Bahasa Prancis yang telah belajar bersama selama ini dan telah membantu proses penelitian selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk melengkapi penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Agustus 2016 Penulis

(8)

viii SARI

Istiani, Putri. 2016. Analisis Kesiapan Mahasiswa Semester VIII Pendidikan Bahasa

Prancis Universitas Negeri Semarang dalam Mengikuti Ujian DELF B1.

Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Dyah Vitri W., DEA. II. Tri Eko Agustiningrum, S.Pd, M.Pd.

Kata kunci: Kesiapan, mahasiswa, DELF B1.

DELF B1 merupakan salah satu jenis ujian yang perlu dilalui oleh mahasiswa

Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. Hal ini dikarenakan DELF

B1 adalah salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa dan salah satu cara

membuktikan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Prancis. Namun, untuk mengikuti ujian DELF dan lulus pada tingkatan B1 bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki kondisi kesiapan yang baik agar dapat mengikuti dan lulus ujian dengan baik, sebab kesiapan adalah kondisi keseluruhan tubuh dalam keadaan baik untuk memberikan jawaban dengan baik agar mendapatkan hasil yang baik.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang pada tahun 2016. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode dokumentasi dan angket. Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk. Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Rulon. Untuk menganalisis data digunakan rumus prosentase.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang secara keseluruhan dalam kondisi siap utuk mengikuti ujian DELF B1, hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 90% mahasiswa dalam kategori siap dan sangat siap. Namun, pada aspek kondisi kesiapan psikis, sebagaian besar mahasiswa tidak dalam kondisi siap untuk mengikuti ujian DELF B1, hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 65% mahasiswa dalam kondisi yang kurang siap dan tidak siap.

(9)

ix L’ARTICLE

L’ANALYSE DE LA PRÉPARATION DES ÉTUDIANTS DU HUITIÈME SEMESTRE DU DÉPARTEMENT DE L’ENSEIGNEMENT DES LANGUES SECTION FRANÇAISE DE L’UNIVERSITÉ D’ÉTAT SEMARANG À SUIVRE

LE DELF B1

Putri Istiani, Dra. Dyah Vitri W., DEA, Tri Eko Agustiningrum, S.Pd, M.Pd Programme de La didactique du Français Langue Étrangère (FLE), Département des

Langues et des Littératures Étrangères, Faculté des Langues et des Arts, Université d’État Semarang

Abstract

The research aims to know the readiness of eighth semester’s students of french education of Semarang State University in taking the test DELF B1. It is a descriptive research. The variable in this research is the readiness of eighth semester’s students of french education of Semarang State University in taking the test DELF B1. The respondents were the eighth semester’s students of french education of Semarang State University. This research used documentation method and questionnaire method. The validity is construct validity. The reliability used Rulon formula. The data is analyzed by percentage formula. The result shows that generally, the eighth semester’s students of french education of Semarang State University have a good readiness in following the test DELF B1. This is indicated that 90% students in ready category and very ready category. But, in an aspect psychological 65% students are not ready to take the test DELF B1.

(10)

x Abstract

L’objectif majeur de cette recherche était de décrire la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1. C’est une recherche descriptive, et la variable était la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à passer le test du DELF B1. La population était les étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’ État de Semarang. J’ai utilisé la méthode de documentation et la méthode de questionnaire pour savoir la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1. Dans cette recherche, j’ai utilisé la validité de construct pour avoir la validité de l’instrument de la recherche, et la formule Rulon pour tester la fiabilité de l’instrument de la recherche. Le résultat de cette recherche a montré que 90% répondants étaient prêt dans l’aspect de disposition général, ils étaient dans la catégorie élevée et très élevée. Mais, 65% répondants étaient dans la catégorie moyenne et basse dans l’aspect de disposition psychologique. Mots-clés : disposition, les étudiants, DELF B1.

(11)

xi Introduction

L’Université d’État Semarang est l’université qui enseigne le français. On peut y apprendre la culture française, les techniques d’enseignements du français, et les compétences langagières du français (compréhension orale, compréhension écrite, production écrite, et production orale). Ces compétences ont référé à CECRL (Cadre Européen Commun de Reference pour Langue) qui sont construites par le Conseil de l’Europe. À la fin des études, il est obligatoire pour les étudiants de passer le test du DELF pour avoir le diplôme de l’Université d’État de Semarang.

Le DELF a quatre compétences à évaluer, ce sont la compréhension orale, la compréhension écrite, la production écrite, et la production orale. Le DELF a quatre niveaux différents, ce sont le niveau A1, A2, B1, B2, et le DALF a deux niveaux differents (C1 et C2). A1 est le niveau plus inférieur, et C2 est le niveau supérieur. A1 et A2 sont les symboles pour le niveau élémentaire, B1 et B2 sont les symboles pour le niveau indépendant, et C1 et C2 sont les symboles pour le niveau expérimenté.

Pour avoir le diplôme de la Section Pédagogique français de l’Université d’État de Semarang, il est obligatoire que les étudiants passent le test du DELF B1. C’est pour prouver qu’ils sont bien dans le niveau

(12)

xii

élémentaire. Car le test du DELF B1 n’est pas un test facile, alors les étudiants doivent avoir une bonne disposition à le passer.

Selon Mulyani (2013:30), une personne doit avoir la préparation à faire des choses, surtout dans l’apprentissage, parce que celle qui n’est pas prêt à faire des taches d’apprentissage trouvera des difficultés. De plus, Rizki (2013 :54) dit que l’étudiant ayant la préparation d’apprentissage pourra bien faire des taches, parce qu’il a bien préparé et bien étudié face à l’examen, alors il répondra les questions du test sans les aides d’amis. De même, Yunita et al (2014 :7) disent aussi que la préparation est très importante pour commencer le travail, parce qu’elle pourra accélérer les travails et augmenter de bons résultats.

En outre, Dalyono (2009:52) dit que la préparation est une bonne compétence physique, une bonne compétence mentale et aussi une bonne compétence des matières d’apprentissage. Par ailleurs, Slameto (2010 :113) dit que la préparation est toutes les conditions personnelles pour répondre bien les questions dans une certaine manière et une certaine situation. Cela veut dire que la préparation est toutes les bonnes conditions d’une personne pour répondre bien les questions, alors elle peut obtenir de bons résultats.

Slameto (2013 :113) et Hakim (2013 :13) disent que la préparation a six aspects, ce sont comme suit:

1. Les conditions physiques 2. Les conditions phycologiques

(13)

xiii 3. Les conditions émotionnelles

4. Les besoins

5. Les motivations et les buts

6. Les connaissances et des autres connaissances apprises

Par ailleurs, Yunita et al (2014 :8) disent que la préparation du test est une chose importante, surtout la préparation physique, phycologique et matérielle. L’aspect matériel se compose des connaissances et des autres connaissances apprises qui sont mentionné ci-dessus. La préparation physique est les bonnes conditions de corps. La préparation phycologique est le désir d’étudier d’une personne, la motivation et la concentration d’une personne. Et la préparation matérielle est la présence des matières d’apprentissage, des carnets d’apprentissage et des modules d’apprentissage pratique.

Basé sur la théorie ci-dessus, on conclut que la préparation du test comprend trois aspects, ce sont la condition physique, psychologique, et matérielle, qui sont influencé par les facteurs de connaissances, de besoins, de motivations et les facteurs émotionnels. Et l’objectif majeur de cette recherche est de décrire la préparation des étudiants du huitième semestre du départementde l’enseignement des langues section françaisede l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1.

(14)

xiv METHODE

La variable de cette recherche est la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1. La population étaient les étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’ État de Semarang. J’ai utilisé la méthode de documentation et la méthode de test pour savoir la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1. Dans cette recherche, j’ai utilisé la validité de construct pour avoir la validité de l’instrument de cette recherche, et la formule Rulon pour tester la fiabilité de l’instrument de la recherche.

LA PRÉPARATION DES ÉTUDIANTS

Pour savoir la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1, j’ai posé 31 questions (23 questions ont les sens positives et 8 questions ont les sens négatives). En outre, les résultats sont catégorisé en quatre critères, ce sont très élevée, élevée, moyen, et bas. L’analyse de tous les aspects ont été décrite dans le tableau suivant :

(15)

xv

Tableau 1 : la préparation de tous les aspects

Score Les Nombreux (%) Les Critères

0 - 310 0 0 % Bas 310,1 – 620 4 10 % Moyen 620,1 - 930 29 72,5% Elevée 930,1 - 1240 7 17,5% Très Elevée

Ce tableau ci-dessus montre qu’aucun répondants dans le critère bas, 72,5% répondants étaient dans le critère élevée, 17,5% répondants étaient dans le critère très élevée, et 10% répondants étaient dans le critère moyen.

Dans la partie précédente j’ai décrit les informations générales de la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’ État de Semarang à suivre le test du DELF B1, dans cette partie je décris les informations détaillées de la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1.

(16)

xvi

1. La préparation de L’aspect Physique

Dans cet aspect, j’ai posé sept questions pour savoir la préparation physique des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1. L’analyse de l’aspect physique a été décrite dans le tableau suivant :

Tableau 2 : l’aspect physique

Score Les

Nombreux (%) Les Critères

0 – 1,75 0 0 % Bas

1,76 – 3,5 4 10 % Moyen

3,51 – 5,25 22 55% Elevée

5,26 - 7 14 35% Très Elevée

Ce tableau ci-dessus montre qu’il n’y a pas de répondants dans le critère bas, 55% répondants étaient dans le critère élevée, 35% répondants étaient dans le critère très élevée, et 10% répondants étaient dans le critère moyen.

2. La préparation de L’aspect Psychologique

J’ai posé douze questions pour savoir la préparation psychologique des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des

(17)

xvii

langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1. L’analyse de l’aspect psychologique a été décrite dans le tableau suivant :

Tableau 3 : l’aspect psychologique

Score Les

Nombreux (%) Les Critères

0 – 3 4 10% Bas

3,1 – 6 22 55% Moyen

6,1 – 9 13 32,5% Elevée

9,1 - 12 1 2,5 % Très Elevée

Ce tableau ci-dessus montre qu’il y a 10% répondants dans le critère bas, 32,5% répondants étaient dans le critère élevée, 2,5% répondants étaient dans le critère très élevée, et 55% répondants étaient dans le critère moyen.

3. La préparation de L’aspect Matériel

Pour savoir la préparation matérielle des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’État Semarang à suivre le test du DELF B1, j’ai posé sept questions. L’analyse de l’aspect matériel a été décrite dans le tableau suivant :

(18)

xviii

Tableau 4 : l’aspect matériel

Score Les

Nombreux (%) Les Critères

0 – 3 0 0% Bas

3,1 – 6 5 12,5% Moyen

6,1 – 9 17 42,5% Elevée

9,1 - 12 18 45 % Très Elevée

Ce tableau ci-dessus montre qu’il n’y a pas de répondants dans le critère bas, 42,5% répondants étaient dans le critère élevée, 45% répondants étaient dans le critère très élevée, et 12,5% répondants étaient dans le critère moyen.

CONCLUSION

La conclusion que je pouvais dire que la préparation des aspects généraux des étudiants du huitième semestre du département de l’enseignement des langues section française de l’Université d’ État de Semarang à suivre le test du DELF B1 était dans la catégorie élevée. Mais, la préparation de l’aspect phycologique de 55% étudiants huitièmes semestres de la Section Pédagogique français de l’Université d’ État de Semarang à suivre le test du DELF B1 était dans catégorie moyen.

(19)

xix REMERCIEMENTS

Je remercie spécialement pour mes chers parents qui prient toujours pour moi, me donnent l’esprit, merci pour tous. Mes professeurs qui m’ont beaucoup guidée. Et puis mes chers amis, qui m’ont supporté.

BIBLIOGRAPHIE

Dalyono.2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.

Mulyani, Dessy.2010.Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Prestasi

Belajar.Volume 2, Nomor 1:27-31.KONSELOR|Jurnah Ilmiah Konseling.

Hakim, Fatma.2012.Hubungan antara Kesiapan Mengikuti Tes Ujian dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Siswa Smk N 3 Wonosari.Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.

Rizki, Upik.2013.Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Optimisme Mengerjakan Ujian.Volume2(1),49-56.Educational Psychology Journal.

Slameto.2013.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta.

Yunita, Sherli, dkk.2014.Analisis Profil Kesiapan Siswa Kelas XII IPA dalam

Menghadapi Ujian Nasional Tahun 2014 di SMA Negeri 3 Kota Jambi.Program

(20)

xx DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii PENGESAHAN ... iii PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

PRAKATA... vi

SARI... viii

ARTICLE... ix

DAFTAR ISI... xx

DAFTAR TABEL... xxii

DAFTAR LAMPIRAN... xxiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Pustaka... 6

(21)

xxi

2.3 Kesiapan Ujian………... 14

2.4 DELF B1………... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian…... 29

3.2 Variabel Penelitian... 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian…... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data…... 31

3.5 Pemilihan Instrumen…... 32

3.6 Uji Coba Instrumen…... 34

3.7 Penilaian…... 38

3.8 Teknik Analisis Data…... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………... 43

4.2 Hasil Analisis Data Penelitian dan Pembahasan... 46

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan... 67

5.2 Saran... 68

DAFTAR PUSTAKA... 69 LAMPIRAN

(22)

xxii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kisi – Kisi Instrumen... 33 Tabel II. Kategori Keseluruhan Aspek Kesiapan DELF B1... 39 Tabel III. Aspek Kondisi Kesiapan Fisik……... 40 Tabel IV. Aspek Kondisi Kesiapan Psikis…………... 41 Tabel V. Aspek Kondisi Kesiapan Materiil... 41 Tabel VI. Data Hasil Penelitian... 44 Tabel VII. Hasil Analisis Data Kesiapan secara Keseluruhan... 47 Tabel VIII. Hasil Analisis Data Kesiapan Fisik... 50 Tabel IX. Hasil Analisis Data Kesiapan Psikis... 53 Tabel X. Hasil Analisis Data Kesiapan Materiil... 57 Tabel XI. Rekapitulasi Data Kesiapan... 62 Tabel XI. Rekapitulasi Data Kesiapan Mahasiswa yang Lulus DELF B1

(23)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing Lampiran 2 Uji Coba Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Hasil Uji Coba Instrumen Lampiran 4 Instrumen Penelitian Lampiran 5 Daftar Nama Responden

(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas Negeri Semarang merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki beberapa program studi bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Prancis. Melalui program studi tersebut, mahasiswa dapat mempelajari berbagai macam hal tentang bahasa Prancis seperti mempelajari empat kemampuan dasar berbahasa Prancis (keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan menulis dan keterampilan berbicara) serta mempelajari beberapa budaya yang berhubungan dengan bahasa Prancis itu sendiri. Empat keterampilan bahasa Prancis tersebut terdapat dalam Kerangka Umum Acuan Eropa (CECR) untuk bahasa yang dibuat oleh Dewan Eropa, yang kemudian dievaluasi melalui ujian

DELF (Diplôme d’Étude en Langue Française) yang diselenggarakan oleh Centre International d’Études Pédagogique di bawah wewenang Kementrian Pendidikan

Prancis.

DELF terdiri dari dua jenis ujian, yaitu ujian tulis dan lisan serta memiliki

6 tingkatan, yaitu A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. Tingkatan-tingkatan ini merupakan tolok ukur kemampuan seseorang dalam menguasai bahasa Prancis yang telah

(25)

2

dipelajari. A1 dan A2 merupakan tingkatan dasar, B1 dan B2 merupakan tingkatan menengah/independen, sedangkan C1 dan C2 merupakan tingakatan mahir.

Tingkatan DELF B1 merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. Pada tahun 2010, hal tersebut juga disepakati oleh 10 institusi pendidikan yang mengajarkan bahasa Prancis bahwa lulusan S1 Pendidikan Bahasa Prancis harus memiliki sertifikat

DELF B1. Selain itu, dengan sertifikat DELF B1, mahasiswa dapat membuktikan

bahwa kemampuan berbahasa Prancis mahasiswa bukan lagi berada pada tingkatan pemula/dasar melainkan berada pada tingkatan cukup/menengah. Menurut CECR (Cadre Européen Commun de Références) tingkat B1 mencerminkan tingkatan seseorang yang mampu memahami informasi serta menghadapi masalah kehidupan sehari-hari dengan situasi yang tak terduga di suatu negara asing yang menggunakan bahasa Prancis.

Namun, untuk mengikuti ujian DELF dan lulus pada tingkatan B1 bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa harus melalui empat tes keterampilan dasar bahasa Prancis, mulai dari tes menyimak, tes membaca, tes menulis hingga tes berbicara dengan materi yang tidak mudah. Sesuai dengan Kerangka Acuan Bersama Eropa untuk bahasa (CECR), pengguna tingkatan B1 harus menguasai empat keterampilan dasar berbahasa Prancis dengan gambaran sebagai berikut :

(26)

1. Menyimak

Pengguna harus mampu memahami poin-poin penting bila bahasa yang digunakan merupakan bahasa jelas dan sederhana yang berkaitan dengan hal-hal umum dalam pekerjaan, sekolah, hiburan, dsb.

2. Membaca

Pengguna harus mampu memahami teks-teks yang tersedia, gambaran dari peristiwa-peristiwa, ekspresi-ekspresi dari perasaan dan permintaan-permintaan dalam surat pribadi.

3. Menulis

Pengguna harus mampu membuat sebuah paragraf sederhana yang berhubungan dengan topik-topik sehari-hari dan hal-hal yang menarik. 4. Berbicara

Pengguna harus dapat menghadapi sebagian besar situasi yang ditemui ketika berlibur di suatu daerah dengan menggunakan bahasa yang dituju (bahasa Prancis). Pengguna harus mampu menceritakan sebuah peristiwa, sebuah pengalaman atau angan-angan, menggambarkan keinginan atau tujuan secara singkat dengan alasan-alasannya atau penjelasan-penjelasan untuk sebuah proyek atau sebuah ide.

Selain kriteria tersebut, untuk mengikuti ujian DELF B1 mahasiswa harus memenuhi lama belajar bahasa Prancis lebih dari 350 jam dan telah menempuh

(27)

4

empat mata kuliah keterampilan dasar bahasa Prancis dengan materi yang sesuai dengan Kerangka Umum Acuan Eropa (CECR) untuk bahasa untuk tingkatan B1, yang umumnya ditempuh pada semester 5, yaitu compréhension orale pré

avancée, compréhension écrite pré avancée, production orale pré avancée,

production écrite pré avancée. Mahasiswa harus lulus empat mata kuliah

keterampilan dasar tersebut sebagai bukti bahwa mahasiswa menguasai materi yang telah diajarkan pada mata kuliah tersebut.

Oleh karena itu, mahasiswa harus memenuhi kriteria yang telah dijelaskan tersebut dengan penuh kesiapan untuk mengikuti ujian DELF B1, sebab kesiapan merupakan salah satu faktor penting dalam menghadapi ujian. Menurut Slameto (2010:113) kesiapan adalah keseluruhan semua kondisi individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi tertentu. Sedangkan menurut Dalyono (2009:52) kesiapan merupakan hal yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan segala hal. Sebab, kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik secara fisik, mental dan perlengkapan belajar.

Berdasar pada hal di atas, penulis terdorong untuk mengupas permasalahan tersebut dengan berfokus pada kesiapan mahasiswa semester delapan dalam mengikuti test DELF B1. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. Hal ini dikarenakan mahasiswa semester delapan yang telah memenuhi jam belajar lebih dari 350 jam dan telah menempuh 4 mata kuliah dasar serta telah menguasai

(28)

materi-materi kuliah yang sesuai dengan Kerangka Umum Acuan Eropa untuk bahasa dianggap mampu untuk mengikuti ujian DELF B1.

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap mahasiswa mengetahui kesiapan mahasiswa semester delapan dalam mengikuti ujian DELF B1.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimanakah kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mendeskripsikan kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF

B1.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi kondisi kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1.

(29)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

Penggunaan teori dalam suatu penulisan ilmiah yang berhubungan dengan suatu penilitian merupakan hal yang penting. Hal ini dikarenakan teori-teori yang digunakan sebagai landasan akan mengarahkan alur berfikir pada proses penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini akan dikemukakan sejumlah teori mengenai persoalan pokok yang akan diteliti meliputi pengertian kesiapan, kesiapan ujian, dan DELF B1.

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan analisis kesiapan mahasiswa dalam menghadapi ujian pernah dilakukan peneliti lain. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal dan akan dipaparkan sebagai berikut. Yunita dkk (2014) mengadakan penelitian dengan judul Analisis Profil Kesiapan Siswa Kelas XII IPA dalam Mengahadapi Ujian Nasional Tahun 2014 di SMAN 3 Kota Jambi. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui profil kesiapan siswa Kelas XII IPA dalam mengahadapi Ujian Nasional tahun 2014 di SMAN 3 Kota Jambi. Terdapat dua jenis data pada penelitian tersebut yaitu bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian tersebut adalah data tentang profil kesiapan siswa yang

(30)

didapat melalui lembar angket yang diberikan, data kualitatif berupa hasil wawancara kepada guru mata pelajaran biologi dan dokumentasi berupa nilai akhir (nilai rapor) semester ganjil tahun 2013 siswa kelas XII IPA pada mata pelajaran biologi. Data hasil penelitian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif (analisis angket, analisis wawancara, dan analisis dokumentasi). Hasil dari angket penelitian yang diberikan menyatakan bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3 Kota Jambi sebagian besar telah siap menghadapi ujian nasional tahun 2014. Kesiapan siswa pada penelitian ini dibuktikan dengan hasil pengolahan data berdasarkan kriteria penafsiran persentase yang tertera, bahwa kesiapan siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3 kota Jambi bila dilihat berdasarkan persentase indikator kesiapan fisik mencapai 70,3%, ini termasuk kategori baik. Untuk indikator kesiapan psikis mencapai 68%, ini termasuk kategori baik dan untuk kesiapan materiil mencapai 73%, ini termasuk juga kedalam kategori baik. Dari data ini peneiliti dapat menyatakan bahwa sudah sebagian besar dari siswa tersebut telah siap dalam menghadapi ujian nasional tahun 2014.

Nurfatoh (2013) mengadakan penelitian dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Mengahadapi Ujian Studi pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri Parisihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan menghadapi ujian dan faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi kesiapan menghadapi ujian pada siswa kelas XI Pemasaran SMKN Pasirian. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah angket. Hasil dari analisis data diketahui bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi kesiapan ujian

(31)

8

pada siswa kelas XI PM SMKN Pasirian adalah faktor pengetahuan (X5) sebagai faktor inti yang memiliki pengaruh besar pada kesiapan siswa menghadapi ujian dengan nilai eigenvalue sebesar 2,715 dan variansi sebesar 54,305% dan sisanya sebesar 45,695% merupakan faktor lain yang juga mempengaruhi kesiapan ujian pada siswa kelas XI PM SMKN Pasirian yaitu pada faktor mental (X2) dengan nilai eigenvalue sebesar 846 dan varian sebesar 16,912%, faktor emosional (X3) dengan nilai eigenvalue sebesar 575 dan varian sebesar 11,507%, faktor kebutuhan (X4) dengan nilai eigenvalue sebesar 453 dan varian sebesar 9,068%, dan faktor fisik (X1) dengan nilai eigenvalue sebesar 410 dan varian sebesar 8,208%.

Mulyani (2013) mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Kesiapan Siswa dengan Pestasi Belajar. Tujuan dai penelitian ini adalah mengetahui kesiapan belajar siswa dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Dari hasil penelitian di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar dengan menggunakan angket, diketahui bahwa kesiapan belajar sebagian besar siswa sudah baik, prestasi siswa pada kategori cukup baik, serta terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar yaitu dengan Analisis Product Moment Correlation yang menunjukkan seberapa besar hubungan antara kesipan belajar siswa dengan prestasi belajar melalui r hitung = 0,540 dengan sig =0.000 (sig<0,05, dan r table sebesar 0,286, artinya r hitung lebih besar dari r table sehingga dapat ditafsirkan korelasi positif antara kesiapan belajar siswa dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian

(32)

tesebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar merupakan hal yang penting untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.

Riski (2013) mengadakan penelitian tentang kesiapan dengan judul Hubungan Antara Kesiapan dalam Belajar dengan Optimisme Siswa dalam Mengerjakan Ujian di SMA Negeri 3 Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kesiapan dalam belajar dengan optimisme siswa dalam mengerjakan ujian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Subjek pada penelitian ini berjumlah 105 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Optimisme siswa dalam mengerjakan ujian diukur menggunakan skala optimisme siswa dalam mengerjakan ujian. Skala optimisme siswa dalam mengerjakan ujian terdiri dari 41 item yang valid dengan rentang koefisien validitas dari 0,328 sampai 0,666. Kesiapan dalam belajar diukur menggunakan skala kesiapan dalam belajar. Skala kesiapan dalam belajar terdiri dari 33 item yang valid dengan rentang koefisien validitas dari 0,327 sampai 0,668. Uji korelasi menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan variabel optimisme dalam mengerjakan ujian tergolong dalam kategori tinggi, sedangkan kesiapan dalam belajar tergolong dalam kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kesiapan dalam belajar dengan optimisme siswa dalam mengerjakan ujian. Korelasi antara kesiapan dalam belajar optimisme siswa dalam mengerjakan ujian diperoleh koefisien r = 0,657 dengan signifikansi atau p = 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesiapan dalam belajar dengan optimisme siswa dalam mengerjakan ujian saling mempengaruhi dimana semakin tinggi kesiapan dalam belajar

(33)

10

semakin tinggi pula optimisme siswa dalam mengerjakan ujian begitu juga sebaliknya semakin rendah kesiapan dalam belajar semakin rendah pula optimisme siswa dalam mengerjakan ujian.

Setiawan (2010) mengadakan penelitian tentang kesiapan dengan judul Kesiapan Guru dan Siswa dalam Mengahdapi Ujian Teori Kejuruan Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Surakarta). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui: 1) Kesiapan guru program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK N 2 S urakarta dalam menghadapu Ujian Teori Kejuruan (UTK). 2) Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan desain penelitian studi kasus yang dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen RPP guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 2) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen catatan atau print out materi dari dari guru yang diberikan pada siswa, 3) Observasi mengajar guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 4) Tes soal yang diberikan kepada seluruh siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 5) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen catatan atau print out materi kelas X hingga kelas XII dari siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 6) Wawancara kepada siswa XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 1.

(34)

Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi. Hal ini berdasarkan analisis pengumpulan dokumen RPP mengajar dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP, berdasarkan analisis pengumpulan dokumen catatan atau print out materi dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai yang diajarkan, berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang positif, menampilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dan sebagian guru menggunakan media power point. 2.Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi, hal ini berdasarkan pada rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari hasil soal tes berdsarkan 20 standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan adalah sebesar 85 %. Dari pengerjaan soal tes tersebut didapat hasil nilai semua peserta tes lulus ujian dengan rata-rata nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57, berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Ujian Teori Kejuruan dapat diketahui bahwa semua materi sudah didapat siswa, berdasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa dapat diketahui sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan sebagian besar siswa telah mendapatkan

(35)

12

materi dari 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dengan rata-rata materi yang didapat siswa sebesar 85%.

Penelitian yang akan dikaji adalah analisis kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1. Perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah pada objek penelitian dan jenis ujian yang diteliti. Objek penelitian ini adalah mahasiswa sedangkan objek penelitian dahulu adalah siswa setingkat SMA, dan jenis ujian yang diteliti pada penelitian ini adalah jenis ujian tingkat internasional sedangkan pada penelitian sebelumnya jenis ujian yang diteliti adalah jenis ujian tingkat nasional.

2.2 Kesiapan

Kesiapan merupakan hal yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan segala hal termasuk belajar, sebab seseorang yang belum siap untuk melaksanakan tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa (Mulyani 2013:30). Namun, siswa yang mempunyai kesiapan dalam belajar, akan merasa mampu bahwa dia bisa mengerjakan semua soal ujian yang diberikan. Siswa sudah mempersiapkan dirinya dengan sebaik mungkin, dengan belajar segiat mungkin untuk menghadapi ujian tersebut. Siswa akan yakin bahwa dia bisa mengerjakan soal-soal ujian yang diberikan tanpa bantuan dari temannya (Rizki 2013:54).

Dalyono (2009:52) menyatakan bahwa kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik, mental dan perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti tenaga

(36)

yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan metal berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan.

Selain itu, Drever sebagaimana dikutip oleh Slameto (2013:59) menyatakan bahwa kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon dan bereaksi. Sedangkan menurut Slameto (2013:113), kesiapan adalah keseluruhan semua kondisi individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi tertentu. Prinsip-prinsip kesiapan tersebut yaitu:

1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi). 2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari

pengalaman.

3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.

4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

Selanjutnya Yunita dkk (2014 :7) menyatakan bahwa kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, pekerjaan apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar sehingga memperoleh suatu hasil yang baik pula.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi keseluruhan tubuh dalam keadaan baik untuk memberikan jawaban dengan baik agar mendapatkan hasil yang baik.

(37)

14

2.3 Kesiapan Ujian

Menurut Hakim (2014 :83), kesiapan ujian adalah keseluruhan kondisi siswa yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu tes yang akan memberikan hasil yang semaksimal mungkin bagi siswa yang bersangkutan. Menurut Slameto (2013:113), kondisi kesiapan tersebut setidak-tidaknya mencakup 3 aspek , yaitu :

1. Kondisi fisik, mental dan emosional ; 2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan ;

3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.

Aspek – aspek tersebut dijabarkan oleh Hakim (2014:13) sebagai berikut: 1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik/kebutuhan jasmani manusia, misalnya kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat yang cukup dan kesehatan. Untuk belajar yang efektif dan efisien siswa harus sehat, siswa yang sakit, kurang makan, kurang tidur, atau kurang baik alat inderanya tidak dapat belajar dengan efektif. Siswa yang sakit dapat mengganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar.

2. Kondisi Mental

Kondisi mental menyangkut dengan kecerdasan. Seperti jika tingkat kecerdasan rendah maka daya tangkap untuk menerima suatu pelajaran kurang

(38)

maksimal, sebaliknya jika tingkat kecerdasan tinggi maka daya tangkap untuk menerima suatu pelajaran menjadi maksimal.

3. Kondisi Emosional

Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku (Syamsudin 2005:149 sebagaimana dikutip oleh Hakim 2012). Emosi terdiri dari rasa marah, sedih, takut, cemas, bahagia, cinta, percaya diri, jengkel, dan malu.

4. Kebutuhan-Kebutuhan/Sarana dan Prasarana

Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud adalah sarana dan prasarana belajar yang dapat menunjang proses belajar.

5. Motivasi dan Tujuan

Motivasi tidak lepas dari adanya rangsangan. Motivasi bisa timbul karena adanya faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri yang disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita. Faktor ekstrinsik juga mempengaruhi dalam motivasi belajar. Faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan dan lingkungan belajar yang menarik. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Fatchurrochman (2011) yang menyatakan bahwa motivasi berprestasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan belajar.

(39)

16

6. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ini merupakan hal yang penting dalam kondisi kesiapan, hal ini diperjelas oleh Conley (2008 :4) yang menyatakan bahwa keberhasilan persiapan yang baik dari seorang mahasiswa dibangun atas landasan strategi kognitif (pengetahuan) yang memungkinkan siswa untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu.

Selain hal di atas, Carpenter (2013:114) juga menyatakan bahwa keadaan kesiapan ditunjukkan dalam berbagai cara, terkadang penampilan luar hanya sedikit mewakili sebuah keadaan kesiapan. Sesuatu yang penting dari kondisi kesiapan harus terlihat, seperti tingkah laku, sikap, ekspresi wajah dan harapan yang merupakan tanda baik dari kondisi kesiapan.

Selain itu, Yunita dkk (2014 :8) juga menyatakan bahwa kesiapan menghadapi ujian merupakan hal penting, terutama kesiapan fisik, kesiapan psikis, dan kesiapan materiil. Kesiapan fisik berarti kondisi badan yang sehat, bugar, dan cemas. Kesiapan psikis berarti adanya hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik. Sedangkan kesiapan materiil berarti adanya bahan yang telah dipelajari, catatan pelajaran, dan modul untuk pembelajaran praktik.

(40)

Selanjutnya, Morariu (2012:1) juga menambahkan bahwa kesiapan evaluasi (ujian) memiliki beberapa komponen, termasuk dukungan dalam proses pembelajaran dan perbaikan, keterampilan dan keahlian, serta sumber daya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi kesiapan ujian terdiri dari 3 aspek yaitu kondisi fisik, psikis dan materiil (pengetahuan). Kondisi kesiapan ujian tersebut dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, faktor fisik, faktor kebutuhan, faktor emosional, dan faktor mental.

2.4 DELF B1

DELF (Diplôme d’Étude en Langue Française) adalah ujicoba kemampuan berbahasa Prancis yang diselenggarakan oleh Centre International d’Études

Pédagogique di bawah wewenang Kementrian Pendidikan Nasional Prancis. DELF

mengacu pada kerangka umum Eropa sebagai rujukan untuk bahasa (CECR) dan sertifikat dari DELF ini berlaku seumur hidup ( http://www.ifi-id.com/yogyakarta/sertifiksi).

Terdapat enam tingkatan dalam evaluasi DELF ini yaitu A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. Semua tingkatan itu mengukur empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (compréhension orale), berbicara (production orale), membaca

(comprehension écrite) dan menulis (production écrite) dengan masing-masing

(41)

18

Tingkatan B1 merupakan tingkatan yang cukup sulit. Menurut CECR, pada ujian tingkat B1 ini pembelajar dapat mengikuti pecakapan dalam beberapa situasi yang berbeda dengan bahasa standar, cukup panjang, dapat memberikan pendapat atau meminta pendapat dari lawan bicara, dapat berupaya berkomunikasi dalam situasi-situasi yang ditawarkan dalam pejalanan di suatu wilayah atau daerah dimana bahasa itu digunakan, dapat membuat percakapan sederhana yang sesuai dengan tema-tema keseharian, dapat menceritakan sebuah kejadian, perjalanan dan cita-cita, menggambarkan harapan atau suatu tujuan dan menampilkan dengan singkat alasan-alasan atau menerangkan suatu rencana atau gagasan.

CECR (2001:26) juga menyatakan bahwa B1 mengevaluasi 4 keterampilan berbahasa dengan gambaran sebagai berikut:

1. Compréhension orale

Je peux comprendre les points essentiels quand un langage clair et standard est utilisé et s’il s’agit de sujets familiers concernant le travail, l’école, les loisirs, etc. Je peux comprendre l'essentiel de nombreuses émissions de radio ou de télévision sur l'actualité ou sur des sujets qui m’intéressent à titre personnel ou professionnel si l’on parle d'une façon relativement lente et distincte. ” CECR (2001:26)

Pada bagian ini saya (pembelajar) mampu memahami hal-hal penting bila bahasa yang digunakan sederhana dan standar dengan tema keseharian yang menyangkut pekerjaan, sekolah, hobi dsb. Saya (pembelajar) juga mampu memahami hal-hal penting dari berbagai siaran radio atau televisi teraktual atau topik yang menarik secara pribadi atau profesional jika dibicarakan dengan cara yang relatif lambat dan berbeda.

(42)

2. Compréhension écrite

Je peux comprendre des textes rédigés essentiellement dans une langue courante ou relative à mon travail. Je peux comprendre la description d'événements, l'expression de sentiments et de souhaits dans des lettres personnelles. ” CECR (2001:26)

Pada bagian ini saya (pembelajar) mampu memahami inti dari teks-teks yang tersedia dengan bahasa yang umum dan sesuai. Saya (pembelajar) dapat pula mengerti deskripsi dari kejadian, ekspresi dari perasaan, serta harapan dalam sebuah surat pribadi.

3. Production écrite

Je peux écrire un texte simple et cohérent sur des sujets familiers ou qui m’intéressent personnellement. Je peux écrire des lettres personnelles pour décrire expériences et impressions. ” CECR (2001:26)

Pada bagian ini saya (pembelajar) dapat menulis teks sederhana dan koheren dengan tema keseharian atau yang menarik perhatian pembelajar, menulis surat pribadi untuk menceritakan pengalaman. Selain itu, pembelajar perlu memerhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam grille

d’évaluation de la production écrite DELF B1 berikut ini :

a. Dapat membuat karangan yang sesuai dengan tema yang dinjurkan dan mematuhi aturan batas minimal panjang karangan.

b. Dapat mendeskripsikan kegiatan, peristiwa dan pengalaman, mengungkapkan ide-ide, perasaan dan atau reaksi serta memberi pendapat.

(43)

20

c. Dapat menggabungkan kalimat-kalimat pendek menjadi paragraf yang sesuai.

d. Menguasai kosa kata yang cukup untuk mengungkapkan hal-hal umum, jika diperlukan dengan bantuan parafrasa untuk mengungkapkan ide-ide yang lebih rumit.

e. Menggunakan ejaan, tanda baca dan penempatan kata yang sesuai . f. Menguasai dengan baik struktur dari kalimat sederhana maupun

kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai.

4. Production orale

Peut assez aisément mener à bien une description directe et non compliquée de sujets variés dans son domaine en la présentant comme une succession linéaire de points. ” CECR (2001:49)

Pada bagian ini pembelajar dapat menjelaskan sesuatu dengan mudah dan tanpa berbelit-belit dengan tema beragam. Terdapat beberapa kegiatan dalam bagian ini, yaitu :

a. Monolog

Je peux m’exprimer de manière simple afin de raconter des

expériences et des événements, mes rêves, mes espoirs ou mes buts. Je peux brièvement donner les raisons et explications de mes opinions ou projets. Je peux raconter une histoire ou l'intrigue d'un livre ou d'un film et exprimer mes réactions. ” CECR (2001:26)

Saya (pembelajar) mampu menjelaskan hal-hal sederhana, menceritakan pengalaman, cita-cita, harapan dan tujuan. Saya (peseta)

(44)

dapat mengungkapkan pendapat, memberikan secara singkat alasan dan penjelasan dari sebuah pendapat, menceritaan sebuah cerita, buku atau film dan memberikan reaksi.

b. Dialog

Je peux faire face à la majorité des situations que l'on peut rencontrer au cours d'un voyage dans une région où la langue est parlée. Je peux prendre part sans préparation à une conversation sur des sujets familiers ou d'intérêt personnel ou qui concernent la vie quotidienne (par exemple famille, loisirs, travail, voyage et actualité). ” CECR (2001:26)

Saya (pembelajar) dapat menghadapi sebagian besar situasi yang ditemui seseorang ketika berlibur di suatu daerah, dapat melakukan percakapan tanpa persiapan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau ketertarikan pribadi tentang keluarga, hobi, pekerjaan, liburan, atau kabat terktual.

Seperti halnya pada bagian production écrite, pada bagian ini pembelajar juga perlu memerhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam

grille d’évaluation de la production écrite DELF B1 , yaitu pembelajar

mampu menceritakan diri sendiri dengan memberikan informasi yang pasti dan menarik, dapat memulai pembicaraan tanpa persiapan dengan tema keseharian dengan jelas, dapat beradaptasi dengan situasi dialog, dapat menjawab pertanyaan dari lawan bicara (mengonfirmasi sebuah informasi), dapat menyampaikan sesuatu hal dengan sederhana dan langsung untuk dikembangkan, dapat menyampaikan dan menjelaskan dengan cukup tepat

(45)

22

hal-hal penting dari gambaran seseorang, dapat menggabungan kalimat menjadi sebuah wacana yang cukup jelas dan sesuai tanpa kesulitan. Pembelajar juga dituntut untuk menguasai kosa kata yang cukup untuk mengungkapkan hal-hal umum, jika diperlukan dengan bantuan parafrasa untuk mengungkapkan ide-ide yang lebih rumit, menguasai dengan baik struktur dari kalimat sederhana maupun kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai.

Selain hal tersebut, Denyer dkk (2011:12) menyatakan bahwa pada tingkatan DELF B1 memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Tema

Tema yang dibahas dalam DELF B1 adalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pengalaman keseharian, liburan, karya seni, lingkungan sekitar, dan sebagainya.

2. Struktur grammatikal

Terdapat beberapa struktur yang harus dikuasai pengguna DELF B1, diantaranya les temps du passé (le passé composé et l’imparfait, le plus que

parfait), les pronoms compléments d’objets, les marqueurs de cause, le système

de l’hypothétique, le conditionnel, les prépositions et les articles pour localiser,

espérer que + futur simple, le lexique des sentiments, le subjonctif présent, les

(46)

Sehubungan dengan hal di atas, dalam Buku Panduan Fakultas Bahasa dan Seni 2012, mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Prancis pada semester enam dinyatakan harus menempuh 4 mata kuliah dasar berbahasa Prancis, yaitu

compréhension orale avancée, compréhension écrite avancée, production orale

avancée, production écrite avancée. Sesuai dengan rencana pembelajaran semester

yang dibuat oleh dosen pengampu, dalam empat mata kuliah dasar tersebut materi yang diajarkan antara lain :

1. Production orale avancée

Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih menceritakan pengalaman lampau, mempromosikan liburan yang ideal dan menentukan rincian dari liburan tersebut, menentukan sebuah pilihan, menjelaskan alasan, memberikan pendapat, berbicara dengan bahasa yang sopan, menyampaikan hipotesis, menyampaikan ide-ide, mendeskripsikan secara rinci dengan mengungkapkan penyebab masalah yang terdapat dalam siaran televisi, menggambarkan karakter seseorang, serta mengungkapkan perasaan dan keinginan/harapan. Hal tersebut didukung dengan materi sebagai berikut:

a. Grammaire :

1) Les temps du passés 2) Les pronoms COD 3) Le conditionnel

(47)

24

4) Le système de l’hypothétique : Si ... + imparfait 5) Le conditionnel du passé

6) Les adverbes en –ment 7) Espérer que + futur simple

8) Les articulateurs temporels et logiques 9) Le subjonctif présent

b. Lexique :

1) Les marqueurs de cause 2) L’entretien d’embauche 3) Des vacances 4) De la description touristique 5) Des loisirs 6) Des sentiments 7) De l’art du théâtre 8) Du débat 9) De la décroissance de l’écologie c. Interculturels : 1) La vie en entreprise 2) L’école 3) La société

(48)

5) Les sites touristiques

6) Apprendre une langue en voyageant

7) Le théâtre en France pour apprendre une langue 8) La vie politique en France

9) L’écologie 10) Argumenter 11) Prise la position

2. Compréhension orale avancée

Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih memahami informasi dalam dialog singkat yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan dunia kerja, sekolah dan keagamaan, memahami wacana lisan berupa paparan dan presentasi, memahami pengumuman dan instruksi lisan, memahami interaksi antara penutur asli, memahami siaran radio dan televisi. Hal ini didukung dengan materi sebagai berikut:

a. Grammaire :

1) Le langage texto (le pronom relatif simple et composé, place de

l’adjectif, l’expression pour exprimer la réaction) 2) L’indicatif-subjonctif pour exprimer les sentiments

3) Les discours direct-indirect

b. Lexique :

(49)

26 2) La mode de l’impératif 3) La mode d’emploi 4) La recette de cuisine 5) Le lexique du sondage 6) L’interview 7) Le lexique du cinéma

3. Compréhension écrite avancée

Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih membaca teks dengan pengucapan yang benar, memahami bahasa e-mail, memahami sinopsis film, memahami teks dalam dunia pendidikan dan profesional, memahami laporan penyelidikan, memahami berita media teraktual, serta memahami informasi umum dan khusus dalam teks tertulis dengan materi sebagai berikut:

a. Grammaire :

1) Le subjonctif (exprimer les sentiments, les opinions, donner des

conseils)

2) Le participe présent

3) Le gérondif

4) Les discours direct-indirect

5) La voix active et passive

6) Les pronoms relatifs simple et composes

(50)

b. Lexique :

1) Le lexique de l’internet

2) Les avis et opinions sur un film

3) Le lexique du film

4) Le commentaire

5) Les types d’interrogation

6) La nominalisation

7) Le lexique de la presse et de médias

4. Production écrite avancée

Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih menulis teks informatif dan persuasif berupa message familial/amical dan formal, menulis teks deskriptif argumentatif (à partir de textes persuasif), menulis sinopsis film dan cerpen, dan menulis teks argumentatif (sciencetifique) dengan bantuan materi sebagai berikut:

a. Grammaire :

1) Les phrases composées avec préposition exprimant le sentiment.

2) Les formules d’adresse et de congé des lettres

b. Lexique :

1) La cohérence contextuelle

2) Le lexique de l’action ou manifestation sociale

(51)

28

4) L’apprentissage de langue

Pada mata kuliah ini, mahasiswa juga diberikan contoh soal production écrite DELF B1 untuk berlatih, seperti berikut ini:

Pour l’association « Sport Sans Frontière », le sport est « un facteur de cohésion, de rassemblement et de développement de l’individu et des

communautés ». Pensez-vous que cette affirmation est toujours vraie ?

Illustrez votre réponse par des exemples.

Vous écrirez un texte construit et cohérent sur ce sujet (160 à 180 mots).

Berdasarkan paparan CECR dan sebaran mata kuliah serta materi ajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi yang terdapat dalam kurikulum Prodi Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang setara dengan materi keterampilan yang terdapat dalam soal ujian DELF B1, sehingga mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dapat mengikuti DELF B1 dikarenakan materi yang dipelajari telah sesuai dengan ketentuan materi DELF B1.

(52)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab ini peneliti membahas tentang pendekatan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, penilaian, dan teknik analisis data.

3.1 Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikaji, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian secara lugas (Arikunto 2010:3).

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menguraikan, dan memaparkan tentang kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1. Dalam olah data, penelitian ini termasuk dalam statistika kualitatif, hal ini dikarenakan kekuatan analisisnya berupa deskripsi yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata sedangkan perhitungan statistik hanya dipakai sebagai pendukung informasi (Sukestiyano 2009 :2).

Jadi, hasil dari penelitian ini diuraikan dalam rangkaian kata – kata dengan melakukan pengumpulan data, menentukan dan melaporkan keadaan yang ada sesuai dengan kenyataan.

(53)

30

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya untuk tiap objek bevariasi dan dapat diamati, atau dibilang, atau diukur (Sukestiyarno 2009 :4).

Selain itu, Sugiyono (2012 :61) juga menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini yaitu kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian

DELF B1.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010:173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2010:174).

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang.

2. Sampel penelitian

Sampel penilitian ini menggunakan sampling jenuh / sampling total, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

(54)

sebagai sampel (Sukestiyarno 2009 :53). Hal ini dikarenakan jumlah subjek dalam penelitian ini kurang dari 100. Sebagaimana diungkapkan Arikunto (2010 :112), bahwa jika jumlah subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10 – 15% dari jumlah populasi. Oleh karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang yaitu sejumlah 40 orang, maka peneliti mengambil sampel 100%. 40 orang yang tersebut terdiri dari 8 orang yang telah mengikuti dan lulus DELF B1, 4 orang yang telah mengikuti ujian DELF B1 namun tidak lulus, dan 28 orang yang belum pernah mengikuti DELF B1.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2010 : 192), ada enam metode pengumpulan data yaitu tes, angket, wawancara, observasi, skala bertingkat dan dokumentasi. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode dokumentasi dan angket.

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto 2010:274). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai jumlah dan nama mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang yang akan menjadi responden pada penelitian ini.

(55)

32

2. Metode Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 2010:194). Hal tersebut diperjelas oleh Sugiyono (2012:199) yang menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam Mengikuti ujian DELF B1.

3.5 Pemilihan Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto 2010:203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket.

Instrumen kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih (Arikunto 2010:19).

(56)

Berdasarkan variabel yang telah ditentukan, maka dapat disusun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut dengan mengacu pada teori-teori yang ada. Berikut kisi-kisi instrumen dapat dilihat berikut ini:

Tabel I. Kisi – Kisi Instrumen

Variabel Indikator Sub Indikator No item

Kondisi kesiapan mahasiswa dalam mengikuti ujian DELF B1 Kondisi kesiapan fisik

Memiliki badan sehat, cukup istirahat, cukup tidur, cukup nutrisi, semua indera befungsi dengan baik

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

Kondisi kesiapan psikologis

Memiliki rasa percaya diri, takut, cemas, gelisah, tertekan

9, 10, 11, 12, 13, 14, 15

Memiliki daya tangkap

yang baik untuk

menerima penjelasan materi dari dosen, teman/orang lain, buku/internet

(57)

34

Memiliki motivasi (memiliki dorongan dari dalam diri untuk berprestasi, memiliki dorongan dari luar berupa penghargaan yang menarik) 18, 19, 20, 21 Kondisi kesiapan materiil

Memiliki bahan yang telah dipelajari, catatan pelajaran, dan modul untuk pembelajaran

22, 23

Memiliki keterampilan dan keahlian (memiliki empat keterampilan berbahasa prancis dengan tingkatan DELF B1 dan menguasai materi-materi ujian DELF B1) 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35

3.6 Uji Coba Instrumen

Agar suatu instrumen dapat memperoleh hasil yang diandalkan, maka instrumen harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, sehingga sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, instrumen akan diujicobakan validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilakukan pada lima mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang yang merupakan bagian dari populasi

(58)

penelitian tetapi bukan termasuk ke dalam sampel penelitian. Lima mahasiswa tersebut dipilih secara acak melalui undian.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto 2010:211). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk karena butir-butir kuesioner atau angket dikonstruk dari teori. Pengukuran validitas instrumen ini yaitu mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas instrumen adalah Korelasi Product

Moment dari Pearson (Arikunto 2010: 213) sebagai berikut:

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi antara x dan y N = Jumlah responden

Σ xy = Total perkalian antara skor butir dengan skor total Σ X = jumlah skor butir pernyatan

Σ Y = Jumlah skor total pernyataan Σ X2 = Jumlah kuadrat skor butir

Gambar

Tableau 1 : la préparation de tous les aspects
Tableau 2 : l’aspect physique
Tableau 4 : l’aspect matériel
Tabel I. Kisi – Kisi Instrumen..................................................................
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh seduhan kelopak bunga rosela dalam menunjukkan perbedaan tekanan nadi, kadar MDA dan SAT dalam darah tikus yang diberi

&#34;DOCOMOMO US will host the VIIIth International DOCOMOMO Conference, to be held in 2004 in New York City at Columbia University's Graduate School of Architecture, Planning

[r]

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan-perusahaan di sektor pertambangan Bursa Efek

Nilai signifikansi sebesar 0,000, oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000&lt;0,05) maka koefisien korelasi signifikan dan dapat digeneralisasikan ke

atau dibatalkan karena secara psikologis memiliki kecemasan. Terutama kecemasan terhadap rasa sakit yang ditimbulkan.. 64. dari penggunaan trokar WSD, karena secara

Hal ini sejalan dengan penelitian yag dilakukan oleh Arini (2011), yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan ibu tentang gizi antara ibu yang memiliki balita