97 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Waktu Penelitian No
Kegiatan yang dilakukan Waktu
1 Penyusunan proposal penelitian Januari – februari
2017
2 Pembuatan perangkat 14 Februari 2017
3 Validasi perangkat (isi) 29 Maret 2017
5 Pelaksanaan:
1. RPP 01
2. RPP 02
3. RPP 03
4. Tes Hasil Belajar
5. Angket kemampuan kecerdasan
3 April 2017 10 April 2017 17 April 2017 19 April 2017 22 April 2017
98
emosional
6. Angket motivasi belajar
7. Analisis Data
22 April 2017 23 April 2017
C. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah guru kimia dalam hal ini Peneliti dan peserta didik di SMA Swasta Sudirman Kupang kelas X tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 orang.
D. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas ( independen ): kemampuan kecerdasan emosional dan
motivasi belajar peserta didik.
2. Variabel terikat ( dependen ): hasil belajar peserta didik
E. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
99 3. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. (Sugyono, 2015 : 124 )
F. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen One-Shot Case Study
dengan pola desainnya sebagai berikut :
Keterangan:
X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi
Dalam desain ini suatu kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Desain ini tidak ada tes awal atau pretest.
(Sugiyono, 2015 : 110)
G. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma ganda dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
X
1
Y
X
2100
X1 = Kemampuan kecerdasan emosional
X2 = Motivasi belajar
Y = Hasil Belajar Peserta didik
(Sugyono, 2015 : 68)
H. Definisi Operasional Karakteristik yang Diteliti
Penyusunan definisi operasional karakteristik yang diamati berfungsi untuk menentukan alat pengambilan data (instrumen) yang cocok. Beberapa definisi operasional karakteristik yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor yang
diperoleh guru dalam mengelolah pembelajaran yang menerapkan pendekatan penemuan yang diukur dengan lembar pengamatan pengelolaan pengajaran yang sesuai. Kemampuan guru baik apabila skor yang diperoleh adalah 3,50-4,00.
2. Ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) adalah proporsi yang diperoleh
peserta didik yang diukur dengan lembar observasi dan angket sikap spiritual untuk KI I, lembar observasi, dan angket penilaian diri untuk sikap sosial KI 2, tugas, kuis dan tes hasil belajar (THB) untuk aspek pengetahuan pada KI 3, lembar observasi kegiatan praktikum, lembar observasi kegiatan presentasi dan lembar penilaian portofolio dan tes hasil belajar proses untuk aspek ketrampilan KI 4. Suatu indikator hasil belajar (IHB) tuntas, apabila skor yang diperoleh ≥ 0,75.
3. Ketuntasan hasil belajar adalah proporsi yang didapat dari jumlah secara
101
aspek pengetahuan untuk KI 3 dan aspek keterampilan untuk KI. Hasil belajar peserta didik tuntas bila proporsinya memenuhi kriteria 0,75
4. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan nilai yang didapat dari perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Kecerdasan emosional peserta didik dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440).
5. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan nilai yang didapat dari perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Motivasi belajar peserta didik dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440).
I. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data menggunakan observasi, tes dan angket.
J. Perangkat dan Istrumen yang Digunakan
Dalam proses penelitian ini digunakan beberapa perangkat pembelajaran sebagai berikut:
1. Silabus
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD)
102
5. Kuis dan Tugas
6. Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan penemuan
7. Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Sikap Spiritual
8. Angket penilaian sikap spiritual
9. Kisi-kisi dan Lembar Observasi Sikap Sosial
10.Angket Penilaian Diri Sikap Sosial
11.Tes Hasil Belajar (THB) materi pokok Hidrokarbon
12.Lembar Observasi Kegiatan Praktikum
13.Lembar Penilaian Portofolio
14.Lembar Penilaian Presentasi
15.Tes Hasil Belajar (THB) Proses
16.Angket Kecerdasan Emosional
17.Angket Motivasi Belajar
K. Teknik Analisis Data.
1. Analisis deskriptif
a. Analisis kemampuan guru mengelola pembelajaran
Untuk mendapatkan ukuran kuantitatif dalam menganalisis
data, maka peran pengamat sangat dibutuhkan selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran berlangsung yakni dengan melakukan pengamatan terhadap guru dalam mengelolah pembelajaran. Skor yang diberikan pengamat harus berdasarkan petunjuk penilaian yang ada seperti yang tercantum dalam berikut:
103
Tabel 3.2 Rentangan Skor Terhadap Kemampuan Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Rentang Skor
Keterangan
1,00 - 1,99
Tidak baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang disiapkan.
2,00 - 2,99
Kurang baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kurang sesuai dengan RPP yang disiapkan.
3,00 - 3,49
Cukup baik, jika pengajar dalam kegiatan
pembelajaran cukup sesuai dengan RPP yang disiapkan.
3,50 - 4,00
Baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disiapkan.
(Sumber: Borich dalam Darmo (2014:85)
Analisis hasil pengamatan kegiatan pembelajaran selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan melibatkan
pengamat dalam penelitian sebanyak 2 orang yaitu 2 orang guru dari sekolah.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah
104 2 2 1 SP SP X Keterangan:
X :skor rata-rata dari setiap aspek pengamatan
1
SP : skor yang diberikan oleh pengamat 1 (satu) untuk setiap aspek pengamatan
2
SP : skor yang diberikan oleh pengamat 2 (dua) untuk setiap aspek pengamatan
Reliabilitas instrumen pengamat dihitung dengan teknik interobserver agreement (Surapranata, 2009:88). Pada saat proses pembelajaran ada dua pengamatan menggunakan instrumen yang sama untuk mengamati variabel yang sama. Rumusan yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah:
Percentage of agreement = 1 x100% B A B A Keterangan:
A = Frekuensi tertinggi pengamatan B = Frekuensi terendah pengamatan
Suatu instrumen pengelolaan pembelajaran dikatakan baik apabila koefisien reliabilitas ≥ 75 %.
105 b. Analisis Ketuntasan Indikator
Suatu indikator dikatakan tuntas apabila proporsi jawaban benar peserta didik adalah 0,75, sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% atau lebih peserta didik mempunyai proporsi jawaban benar 0,75
1) Ketuntasan indikator pada kompentensi inti 1 (KD pada KI-1)
Indikator pada kompentensi inti 1 (KD pada KI-1) yakni aspek spiritual peserta didik, dinilai dengan menggunakan Lembar Observasi Sikap Spiritual dan Angket Penilaian Diri Sikap Spiritual Peserta didik. Skor yang diperoleh dari Lembar Observasi Sikap Spiritual kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:
Keterangan :
PIHB = Pencapaian Indikator Hasil Belajar (Proporsi aspek- aspek dalam kompentensi inti 1)
B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 1 T = Jumlah seluruh peserta didik
Skor yang diperoleh dari Lembar Angket Penialaian Diri Sikap Spiritual Peserta didik Kemudian dianalisis dengan menggunkan persamaan sebagai berikut :
106
Keterangan :
A = jumlah skor yang diperoleh B = jumlah maksimum
Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) KI I (Sikap Spiritual) digunakan persamaan berikut :
Indikator aspek sikap spiritual dikatakan tuntas apabila proporsi peserta didik yang mencapai kompentensi inti 1 adalah
75 , 0
, sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% .
2). Ketuntasan indikator pada kompentensi inti 2 (KD pada KI-2) Indikator pada kompentensi inti 2 (KD pada KI-) yakni aspek sosial peserta didik, dinilai dengan menggunakan Lembar Observasi Sikap Sosial dan Angket Penilaian Diri Sikap Sosial peserta didik. Skor yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:
Keterangan :
PIHB = Pencapaian Indikator Hasil Belajar ( Proporsi aspek-aspek dalam kompentensi inti 2)
B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 2
107
Skor yang diperoleh dari Lembar Angket Penialaian Diri Sikap Sosial Peserta didik Kemudian dianalisis dengan menggunkan persamaan :
Keterangan :
A = jumlah skor yang diperoleh B = jumlah maksimum
Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) KI 2 (Sikap Sosial) digunakan persamaan berikut :
Indikator aspek sikap sosial dikatakan tuntas apabila proporsi peserta didik yang mencapai kompentensi inti 2 adalah
75 , 0
, sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% atau lebih peserta didik mempunyai proporsi jawaban benar 0,75 . 3). Ketuntasan indikator pada kompetensi inti 3 (KD pada KI-3)
Indikator pada kompetensi inti 3 (KD pada KI-3) yakni aspek pengetahuan peserta didik, dinilai dengan menggunakan Tes Hasil Belajar Peserta didik. Skor yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:
108 Keterangan :
PIHB = Pencapaian Indikator Hasil Belajar (proporsi aspek-aspek dalam kompetensi inti 3)
B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 3 T = Jumlah seluruh peserta didik
Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) ketuntasan indikator KI 3 (Aspek Pengetahuan) digunakan persamaan berikut:
Indikator aspek pengetahuan dikatakan tuntas apabila proporsi seluruh peserta didik yang mencapai kompetensi inti 3 adalah
75 , 0
sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80.
4). Ketuntasan indikator pada kompetensi inti 4 (KD pada KI-4)
Indikator pada kompetensi inti 4 (KD pada KI-3) yakni aspek keterampilan peserta didik, dinilai dengan menggunakan Lembar Obsevasi Aspek Psikomotor dan Tes Hasil Belajar Proses Peserta didik. Skor yang diperoleh dari Lembar Observasi Aspek Psikomotorik kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:
109 Keterangan :
PIHB = Pencapaian Indikator (proporsi aspek-aspek dalam kompentensi inti 4
B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 4 T = Jumlah seluruh peserta didik
Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) KI IV (Aspek Psikomotorik) digunakan persamaan berikut :
Indikator aspek psikomotor dikatakan tuntas apabila proporsi peserta didik yang mencapai kompentensi inti 4 adalah
75 , 0
, sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% lebih
peserta didik mempunyai proporsi jawaban benar 0,75. c. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar
Penentuan ketuntasan berdasarkan penilaian acuan. Dengan rumus :
Peserta didik dinyatakan tuntas belajarnya apabila proporsi
jawaban peserta didik Ketuntasan hasil belajar secara
110
1) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap spiritual untuk KI 1
Penilaian sikap spiritual (KI 1) menggunakan instrumen lembar observasi penilaia n sikap spiritual dan lembar angket penilaian diri sikap spiritual. Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai akhir aspek sikap spiritual (KI 1) adalah sebagai berikut:
2) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap sosial untuk KI 2
Penilaian sikap sosial (KI 2) diukur menggunakan instrumen lembar observasi penilaian sikap sosial dan lembar angket penilaian diri sikap sosial. Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai akhir aspek sikap sosial (KI 2) adalah sebagai berikut
3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan untuk KI 3
Penilaian aspek pengetahuan (KI 3) diukur
menggunakan tes hasil belajar (THB) dengan instrumen yang digunakan yaitu soal kuis, soal tugas, dan soal ulangan. Nilai kuis, nilai tugas dan nilai ulangan dihitung menggunakan rumus berikut :
111
Keterangan:
= rata-rata nilai kuis = rata-rata nilai tugas
nilai ulangan
4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan untuk KI 4
Penilaian aspek keterampilan (KI 4) antara lain
penilaian psikomotor, penilaian portofolio, penilaian
presentasi kelas dan penilaian THB Proses. Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai aspek keterampilan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Npra = nilai praktikum
Npor = nilai portofolio
NPres = nilai presentasi
NTHBPros =nilai THB proses
5) Ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan
Ketuntasan hasil belajar keseluruhan dapat dihitung dengan rumus:
112
d. Analisis Kecerdasan Emosional Peserta Didik
Data Angket Kecerdasan emosional siswa dianalisis dengan menggunakan rumus skala likert. Dalam skala likert, data kualitatif ditransfer kedalam skala kuantitatif.
Tabel 3.5
Skala Penilaian Angket Kecerdasan Emosional Peserta Didik
Alternatif jawaban Bobot penilaian
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1 4
Untuk mengukur Kecerdasan Emosional Peserta Didik digunakan rumus:
Keterangan : A = jumlah skor yang diperoleh, B = jumlah maksimum Presentase kecerdasan emosional yang diperoleh dibandingkan dengan klasifikasi nilai kemampuan kecerdasan emosional pada Tabel berikut.
Tabel 3.6
Klasifikasi Nilai Kecerdasan emosional
No % Keterangan 1 85-100 Sangat Baik 2 69-84 Baik 3 53-68 Cukup Baik 4 37-52 Kurang Baik 5 21-36 Sangat Kurang (Sumber: Rissie, 2015)
113
Pernyataan-pernyataan pada angket disusun berdasarkan indikator kecerdasan emosional yang dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.7
Kisi – kisi Angket Kecerdasan emosional
ASPEK PERNYATAAN SKOR
MAKSI MUM
Kesadaran Diri Saya tahu alasan yang membuat saya sedih. 4
Saya tahu peristiwa-peristiwa apa yang membuat saya senang.
4 Saya merasa senang ketika saya mendapatkan apa yang saya inginkan.
4 Saya sulit menghadapi perasaan saya sendiri saat menghadapi masalah.
4 Saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan saat marah.
4 Saya sulit melupakan masalah yang tidak
menyenangkan.
4
Jumlah Skor Maksimum 24
Pengaturan Diri Saya tidak marah tanpa alasan yang jelas. 4
Saya selalu tenang ketika menghadapi masalah.
4
Saya tidak sadar saat saya sedang marah. 4
Kekecewaan yang saya rasakan sampai mengganggu konsentrasi belajar saya.
4 Meskipun saya kesal terhadap pekerjaan
tertentu, saya tetap berusaha menyelesaikannya dengan baik.
4
Ketika saya merasa tersinggung karena ucapan teman, saya bisa menahan diri
4
Jumlah Skor Maksimum 24
Motivasi Saya selalu berusaha untuk mendapatkan hasil
belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
4 Saya tetap bersemangat ketika menghadapi masalah yang sulit.
4 Nilai pelajaran yang rendah memacu saya
untuk giat belajar.
4 Saya tetap bersemangat meski mengalami
banyak masalah.
4 Ketika hasil tugas yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lagi.
4
114
Empati Saya bisa melihat kesedihan orang lain dari
raut wajahnya.
4 Ketika seorang teman menceritakan
masalahnya kepada saya, saya dapat merasakan kesulitannya.
4
Saya berusaha memahami segala sesuatu yang terjadi pada teman saya.
4 Saya ikut bahagia saat teman saya
mendapatkan prestasi yang lebih baik dari saya.
4
Jumlah Skor Maksimum 16
Keterampilan Sosial
Saya sering melakukan musyawarah dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah.
4 Saya merasa senang menyelesaikan tugas
kuliah bersama teman-teman.
4 Saya bisa menangkap informasi dari
pembicaraan dengan orang lain.
4 Saya bisa memulai suatu pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal.
4 Saya mudah akrab dengan orang lain
walaupun dengan orang baru.
4 Saya selalu siap ketika harus berbicara di
depan orang banyak.
4 Bekerjasama dengan orang lain hanya akan merepotkan saya.
4 Saya enggan untuk memulai percakapan
terlebih dulu dengan orang yang belum saya kenal.
4
Saya lebih senang melakukan pekerjaan bersama-sama dari pada sendiri.
4
Jumlah Skor Maksimum 40
Total Skor 120
e. Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik
Data Angket Kemampuan motivasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus skala likert. Dalam skala likert, data kualitatif ditransfer kedalam skala kuantitatif.
115
Tabel 3.5
Skala Penilaian Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Alternatif jawaban Bobot penilaian
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1 4
Untuk mengukur kemampuan Motivasi belajar Peserta Didik digunakan rumus:
Keterangan :
A = jumlah skor yang diperoleh B = jumlah maksimum
Presentase motivasi belajar yang diperoleh dibandingkan dengan klasifikasi nilai motivasi belajar pada Tabel berikut.
Tabel 3.6
Klasifikasi Nilai Motivasi Belajar
No % Keterangan 1 85-100 Sangat Baik 2 69-84 Baik 3 53-68 Cukup Baik 4 37-52 Kurang Baik 5 21-36 Sangat Kurang (Sumber: Rissie, 2015)
Pernyataan-pernyataan pada angket disusun berdasarkan indikator motivasi belajar yang dapat dilihat pada Tabel berikut.
116
Tabel 3.7
Kisi – kisi Angket Motivasi Belajar
Variabel Indikator Deskriptor Item
Motivasi Belajar 1. Attenti on/ Perhati an terhada p pelajar an 1. Rasa senang terhadap pelajaran
1) Saya senang memperhatikan
penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran
2) Saya aktif berdiskusi bersama
teman tentang kegiatan dalam LKS
3) Saya merasa mendapat banyak
pelajaran yang menarik
4) Saya senang melakukan
kegiatan yang ada dalam LKS
5) Saya senang mempresentasikan
hasil diskusi bersama teman-teman
2. Perhatian
terhadap tugas
6) Jika saya diberi tugas saya
mengerjakannya dengan
sungguh-sungguh
7) Bila mendapat tugas yang sulit,
saya berusaha mendapatkan
sumber
8) Saya tidak menyerah ketika
117
3. Ketepatan
waktu menyelesai kan tugas
9) Jika diberi tugas oleh guru saya
senantiasa mengerjakannya
tepat waktu
10)Saya mengerjakan PR dengan
segera agar dapat
mengumpulkan nya tepat waktu
4. Ketenangan
di kelas
11)Saya beranggapan ketenangan
kelas sangat penting sehingga saya menganjurkan pada teman-teman untuk tidak ribut
12)Saya melakukan praktikum
dengan tenang dan diam agar
tidak mengangu konsentrasi
teman lain
13)Saya tidak berbicara dengan
teman ketika guru sedang
menjelaskan materi pelajaran di kelas 2. Releva nce/ket er kaitan 1. Memahami apa yang dipelajari dalam
14)Saya memahami setiap materi
pelajaran yang disampaikan
guru dalam pelajaran ini
118
pembelajar an
ada pelajaran yang kurang saya mengerti 2. Keterkaitan materi yang disampaika n dengan apa yang telah dipelajari
16)Setiba di rumah, saya
mengulang kembali pelajaran di berikan oleh guru di sekolah
17)Saya mempelajari buku
pelajaran terlebih dahulu di
rumah, sebelum guru
menyampaikan penjelasan di kelas
18)Materi yang disampaikan guru
berkaitan dengan apa yang telah saya pelajari 3. Mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
19)Saya dapat mengaitkan
pelajaran ini dengan hal-hal yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
20)Saya menyukai pelajaran ini
karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari
119 ence/ke yakina n diri/per caya diri terhadap materi pelajaran dan keberhasila n
pelajaran ini saya kuasai dengan baik
22)Saya yakin akan berhasil dalam belajar 4. Satisfa ction/k epuasa n 1. Kepuasan terhadap hasil belajar
23)Saya puas atas hasil belajar saya
dengan menggunakan LKS ini
2. Kesediaan
membantu
24)Saya senang membantu teman
yang bertanya atau belum
mengerti pelajaran
25)Saya diskusi dengan teman
sebangku untuk menyelesaikan tugas kelompok
2. Analisis statistik
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. Analisis yang digunakan adalah untuk
menguji hipotesis penelitian. Analisis untuk mengetahui hubungan X1
terhadap Y dan X2 terhadap Y menggunakan analisis korelasi tunggal.
Untuk mengetahui hubungan X1 dan X2 terhadap Y digunakan analisis
korelasi ganda. Sedangkan Analisis ini untuk mengetahui pengaruh X1
120
sederhana. Dan untuk mengetahui pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
digunakan analisis regresi ganda.
a. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan peneliti yaitu dengan metode Chi-Kuadrat. Untuk mencari chi-kuadrat
hitung ( hitung) digunakan rumus :
(Sundayana, 2014 : 88)
Keterangan:
: Nilai Chi-kuadrat
: frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) : frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)
Dengan membandingkan hitung dengan tabel dengan tingkat
kepercayaan 0,05 ( α ) maka diperoleh kriteria pengujian sebagai berikut :
a) Jika hitung tabel, maka tolak Ha artinya tidak signifikan.
121 2) Uji Linearitas
Uji linearitas dalam analisis regresi langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKreg [a]) dengan
rumus:
b) Menentukan jumlah kuadrat regresi b terhadap a(JKreg[b│a] )
dengan rumus:
c) Menentukan julmah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:
JKres =
d) Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
Keterangan:
Yx = Pasangan data dari x yang bernilai sama
nx = banyaknya data y dari x yang bernilai sama
e) Menentukan jumlah kuadrat ketidak-cocokan (JKtc) dengan
rumus:
f) Menentukan derajat kebebasan kekeliruan (dkkk) dengan
122
Dengan:
n= banyaknya pasangan data dari keseluruhan
k= banyaknya pasangan data dengan x yang sama dihitung
satu
g) Menentukan derajat kebebasan ketidak-cocokan (dktc) dengan
rumus:
h) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan
rumus:
i) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat ketidak-cocokan (RKtc)
dengan rumus:
j) Menghitung nilai F ketidak-cocokan (Ftc) dengan rumus:
123
1) Pemeriksaan linearitas regresi:
Jika Ftc ≤ Ftabel maka regresi tersebut linear atau
Jika Ftc ≥ Ftabel maka regresi tersebut tidak linear
(Sundayana, 2014: 198)
a. Uji Korelasi
1) Korelasi tunggal (korelasi Pearson Product Moment (r))
Analisis korelasi tunggal PPM teknik statistik untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent ). Rumus yang digunakan adalah:
(Sundayana, 2014: 201) Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 maka korelasinya negatif sempurna, jika r = 0 maka tidak ada korelasi dan jika r = +1 maka korelasinya sangat kuat. Sedangkan harga (r) dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai (r) sebagai berikut.
124
Tabel 3.8. Interpretasi koefisien korelasi nilai (r)
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,80 -1,000 Sangat kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0, 199 Sangat rendah (Riduwan, 2011:81) Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y digunakan rumus
(Sundayana, 2014: 202) Keterangan :
D = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
Pengujian lanjutan uji signifikasi hubungan variabel X dan variabel Y digunakan rumus
125
Keterangan
t hitung = Nilai t
r = Nilai koefifien korelasi n = jumlah sampel
Dengan membandingkan t hitung dan t tabel dengan tingkat
kepercayaan 0,05 maka diperoleh kriteria pengujian sebagai berikut;
a) Jika thitung ≥ t tabel, maka tolak H0 artinya signifikan b) Jika thitung ≤ ttabel, maka terima H0 artinya tidak
signifikan
(Riduwan, 2011 : 80-81)
2) Korelasi Ganda
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).
Rumus Korelasi Ganda :
=
(Sundayana, 2014:227) Selanjutnya menguji signifikansi dengan:
a) Menghitung nilai dengan rumus :
126
b) Menghitung nilai dengan rumus :
=
Dengan Kaidah pengujian signifikansi:
a) Jika , maka tolak Ho artinya
signifikan.
b) Jika , maka terima Ho artinya tidak
signifikan.
(Sundayana, 2014:277)
b. Uji Regresi
1) Regresi sederhana
Pada dasarnya analisis regresi mempunyai kaitan erat dengan analisis korelasi. Dimana setiap analisis regresi harus ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis korelasi tidak dilanjutkan ke analisis regresi jika kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan fungsional dan hubungan sebab akibat. Kegunaan analisis ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) jika variabel bebas (X) diketahui.
Persamaan regresi dirumuskan
127
Keterangan:
Ŷ = subyek variabel terikat yang diproyeksikan X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
untuk diproyeksikan a = nilai konstanta Y jika X=0
b = nilai arah penentu ramalan yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sedangkan nilai
Langkah langkah analisis regresi sederhana
a) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat
b) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk bentuk statistik
c) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka
statistik
d) Masukan angka statistik dari tabel penolong dengan
rumus :
sedangkan nilai
e) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg [a]) dengan
128
f) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg [b|a]) dengan
rumus
g) Mencari jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus
JKres =
h) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg [a] )
dengan rumus
i) Mencari rata rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg [b|a])
dengan rumus
j) Mencari rata rata jumlah kuadrat residu (RJKres )
dengan rumus
k) Menguji signifikasi dengan rumus
Kaidah pengujian signifikasi dengan taraf signifikan
( Ftabel = adalah :
(1) Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan
(2) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak
129 2) Regresi Berganda
Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.
Rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut : = +
Keterangan :
= Hasil belajar peserta didik
= Kecerdasan emosional = Konstanta / intercept
= Koefisien regresi variabel = Koefisien regresi variabel
Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan langkah –langkah menjawab regresi ganda sebagai berikut:
(a) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat
(b) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik
(c) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik.
(d) Menghitung nilai- nilai pesamaan b1, b2, dan a dengan rumus:
=
=
130
(e) Mencari korelasi ganda dengan rumus :
(f) Menguji signifikansi dengan membandingkan Fhitung dengan
Ftabel dengan rumus :
=
Keterangan : n = jumlah responden m = jumlah variabel bebas Kaidah pengujian signifikasi dengan taraf signifikan
(Ftabel=Ft{1-α)(dk
adalah :
(1) Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan
(2) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak
signifikan
L. Pengujian Hipotesis
1. Menguji Hubungan antara X1, X2 terhadap Y a. Hubungan X1 terhadap Y
Ha:Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional
peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui
pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrolikarbon
peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017
131
H0:Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan
emosional peserta didik terhadap hasil belajar kimia
melalui pendekatan penemuan pada materi pokok
Hidrolikarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017 .
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel. b. Hubungan X2 terhadap Y
Ha :Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar
peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui
pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon
peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017 .
H0 :Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi
belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui
pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon
peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017 .
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.
Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel. c. Hubungan X1 dan X2 terhadap Y
132
Ha :Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
H0 :Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
Tolak H0, terima Ha. Jika ,
Terima H0, tolak Ha Jika ,
2. Pengaruh X1, X2 terhadap Y a. Pengaruh X1 terhadap Y
Ha :Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
H0 :Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan
133
kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
Tolak H0, terima Ha. Jika ,
Terima H0, tolak Ha Jika ,
b. Pengaruh X2 terhadap Y
Ha :Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
H0 :Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
Tolak H0, terima Ha. Jika ,
Terima H0, tolak Ha Jika ,
c. Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y
Ha :Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional
dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
134
H0 :Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
Tolak H0, terima Ha. Jika ,
135 M. Matriks Metode Penelitian
Tabel 3.6 Matriks Metode Penelitian
Tujuan Karakte ristik Yang Diamati Definisi Operasional
Karakteristik Yang diamati
Instrumen Sumber Data Pengambilan Data Teknik Analisis Data 1 .
a) Mengetahui kemampuan guru
dalam mengelola Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017
Kemamp uan Guru
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor yang diperoleh guru dalam mengelolah pembelajaran yang menerapkan
pendekatanpenemuan yang diukur dengan lembar pengamatan pengelolaan Lembar pengamatan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajara n
136
pengajaran yang sesuai. Kemampuan guru baik apabila skor yang diperoleh adalah 3,50-4,00.
. b) Mengetahui ketuntasan
indikator dengan menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.
Ketuntas an indikator
Ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) adalah proporsi yang diperoleh peserta didik yang diukur dengan lembar observasi dan angket sikap spiritual untuk KI I, lembar observasi, dan angket penilaian diri dan angket penilaian antar peserta didik untuk sikap sosial KI 2, tes hasil belajar (THB) untuk
Lembar observasi dan angket penilaian diri sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Tes hasil belajar berupa kuis, Peserta didik Observasi, Angket dan Tes Deskriptif
137
aspek pengetahuan pada KI 3, dan lembar observasi kegiatan praktikum, lembar observasi kegiatan presentasi dan lembar penilaian
portofolio untuk aspek ketrampilan KI 4. Suatu indikator hasil belajar (IHB) tuntas, apabila skor yang diperoleh ≥ 0,75. tugas dan ulangan untuk aspek pengetahuan (KI 3). Lembar observasi psikomotor, presentse lembar penilaian portofolio dan THB Proses untuk aspek ketrampilan
138
(KI 4)
. c) Mengetahui hasil belajar
dengan menerapkan pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.
Hasil bel ajar peserta didik
Ketuntasan hasil belajar adalah proporsi yang didapat dari jumlah secara
keseluruhan aspek sikap spiritual untuk KI 1, sikap sosial untuk KI 2, aspek pengetahuan untuk KI 3 dan aspek keterampilan untuk KI. Hasil belajar peserta didik tuntas apabila skor yang diperoleh ≥ 0,75. Lembar observasi dan angket penilaian diri sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Tes hasil belajar berupa kuis, tugas dan ulangan untuk aspek pengetahuan Peserta didik Observasi, Angket dan Tes Deskriptif
139 (KI3). Lembar observasi psikomotor, presentse lembar penilaian portofolio dan penilaian THB Proses untuk aspek ketrampilan (KI 4)
140
2 .
Mengetahui kemampuan
kecerdasan emosional peserta didik dalam pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017. Kemamp uan kecerdas an emosion al Kemampuan kecerdasan emosional merupakan nilai yang didapat dari
perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Kemampuan kecerdasan emosional peserta didik dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440). Angket kemampuan kecerdasan emosional Peserta didik Angket Deskriptif
141
3 .
.
Mengetahui motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.
Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan nilai yang didapat dari perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Motivasi belajar peserta didik
dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440). Angket motivasi belajar Peserta didik Angket Deskriptif
4 a. Mengetahui ada tidaknya
hubungan kemampuan kecerdasan emosional peserta
Hubunga n
kemamp
Hubungan kemampuan kecerdasan emosional peserta
Angket kemampuan kecerdasan
peserta didik
142
didik terhadap hasil belajar dengan menerapkan
pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 uan kecerdas an emosion al terhadap hasil belajar peserta didik.
didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung
≥ Ftabel.
emosional
b. Mengetahui ada tidaknya
hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan
menerapkan Hubunga n motivasi belajar peserta
Hubungan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat, dikatakan
Angket motivasi belajar.
peserta didik
143
pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017
didik terhadap hasil belajar
signifikan apabila nilai Fhitung
≥ Ftabel.
c. Mengetahui ada tidaknya
hubungan antara kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan menerapkan
pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 Hubunga n kemamp uan kecerdas an emosion al dan motivasi belajar peserta Hubungan kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.
Angket kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar, peserta didik
144
didik terhadap hasil belajar
5 a. Mengetahui ada tidaknya
pengaruh kemampuan kecerdasan emosional peserta didik terhadap hasil belajar dengan menerapkan
pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 Pengaruh kemamp uan kecerdas an emosion al terhadap hasil belajar peserta didik Pengaruh kemampuan kecerdasan emosional peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung
≥ Ftabel. Angket kecerdasan emosional. peserta didik
145
b. Mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan
menerapkan
pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 Pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar
Pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung
≥ Ftabel. Angket motivasi belajar. peserta didik
Angket Analisis statistik
c. Mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan menerapkan Pengaruh kemamp uan kecerdas an emosion Pengaruh kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat
Angket kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar, peserta didik
146
pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 al dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar
, dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.