• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Tabel 3.1 Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Tabel 3.1 Waktu Penelitian"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

97 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Waktu Penelitian No

Kegiatan yang dilakukan Waktu

1 Penyusunan proposal penelitian Januari – februari

2017

2 Pembuatan perangkat 14 Februari 2017

3 Validasi perangkat (isi) 29 Maret 2017

5 Pelaksanaan:

1. RPP 01

2. RPP 02

3. RPP 03

4. Tes Hasil Belajar

5. Angket kemampuan kecerdasan

3 April 2017 10 April 2017 17 April 2017 19 April 2017 22 April 2017

(2)

98

emosional

6. Angket motivasi belajar

7. Analisis Data

22 April 2017 23 April 2017

C. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah guru kimia dalam hal ini Peneliti dan peserta didik di SMA Swasta Sudirman Kupang kelas X tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 orang.

D. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas ( independen ): kemampuan kecerdasan emosional dan

motivasi belajar peserta didik.

2. Variabel terikat ( dependen ): hasil belajar peserta didik

E. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.

2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X

(3)

99 3. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. (Sugyono, 2015 : 124 )

F. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen One-Shot Case Study

dengan pola desainnya sebagai berikut :

Keterangan:

X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

Dalam desain ini suatu kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Desain ini tidak ada tes awal atau pretest.

(Sugiyono, 2015 : 110)

G. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma ganda dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

X

1

Y

X

2

(4)

100

X1 = Kemampuan kecerdasan emosional

X2 = Motivasi belajar

Y = Hasil Belajar Peserta didik

(Sugyono, 2015 : 68)

H. Definisi Operasional Karakteristik yang Diteliti

Penyusunan definisi operasional karakteristik yang diamati berfungsi untuk menentukan alat pengambilan data (instrumen) yang cocok. Beberapa definisi operasional karakteristik yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor yang

diperoleh guru dalam mengelolah pembelajaran yang menerapkan pendekatan penemuan yang diukur dengan lembar pengamatan pengelolaan pengajaran yang sesuai. Kemampuan guru baik apabila skor yang diperoleh adalah 3,50-4,00.

2. Ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) adalah proporsi yang diperoleh

peserta didik yang diukur dengan lembar observasi dan angket sikap spiritual untuk KI I, lembar observasi, dan angket penilaian diri untuk sikap sosial KI 2, tugas, kuis dan tes hasil belajar (THB) untuk aspek pengetahuan pada KI 3, lembar observasi kegiatan praktikum, lembar observasi kegiatan presentasi dan lembar penilaian portofolio dan tes hasil belajar proses untuk aspek ketrampilan KI 4. Suatu indikator hasil belajar (IHB) tuntas, apabila skor yang diperoleh ≥ 0,75.

3. Ketuntasan hasil belajar adalah proporsi yang didapat dari jumlah secara

(5)

101

aspek pengetahuan untuk KI 3 dan aspek keterampilan untuk KI. Hasil belajar peserta didik tuntas bila proporsinya memenuhi kriteria 0,75

4. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan nilai yang didapat dari perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Kecerdasan emosional peserta didik dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440).

5. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan nilai yang didapat dari perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Motivasi belajar peserta didik dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440).

I. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data menggunakan observasi, tes dan angket.

J. Perangkat dan Istrumen yang Digunakan

Dalam proses penelitian ini digunakan beberapa perangkat pembelajaran sebagai berikut:

1. Silabus

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

3. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD)

(6)

102

5. Kuis dan Tugas

6. Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan penemuan

7. Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Sikap Spiritual

8. Angket penilaian sikap spiritual

9. Kisi-kisi dan Lembar Observasi Sikap Sosial

10.Angket Penilaian Diri Sikap Sosial

11.Tes Hasil Belajar (THB) materi pokok Hidrokarbon

12.Lembar Observasi Kegiatan Praktikum

13.Lembar Penilaian Portofolio

14.Lembar Penilaian Presentasi

15.Tes Hasil Belajar (THB) Proses

16.Angket Kecerdasan Emosional

17.Angket Motivasi Belajar

K. Teknik Analisis Data.

1. Analisis deskriptif

a. Analisis kemampuan guru mengelola pembelajaran

Untuk mendapatkan ukuran kuantitatif dalam menganalisis

data, maka peran pengamat sangat dibutuhkan selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran berlangsung yakni dengan melakukan pengamatan terhadap guru dalam mengelolah pembelajaran. Skor yang diberikan pengamat harus berdasarkan petunjuk penilaian yang ada seperti yang tercantum dalam berikut:

(7)

103

Tabel 3.2 Rentangan Skor Terhadap Kemampuan Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Rentang Skor

Keterangan

1,00 - 1,99

Tidak baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang disiapkan.

2,00 - 2,99

Kurang baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kurang sesuai dengan RPP yang disiapkan.

3,00 - 3,49

Cukup baik, jika pengajar dalam kegiatan

pembelajaran cukup sesuai dengan RPP yang disiapkan.

3,50 - 4,00

Baik, jika pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disiapkan.

(Sumber: Borich dalam Darmo (2014:85)

Analisis hasil pengamatan kegiatan pembelajaran selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan melibatkan

pengamat dalam penelitian sebanyak 2 orang yaitu 2 orang guru dari sekolah.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah

(8)

104 2 2 1 SP SP X   Keterangan: 

X :skor rata-rata dari setiap aspek pengamatan

1

SP : skor yang diberikan oleh pengamat 1 (satu) untuk setiap aspek pengamatan

2

SP : skor yang diberikan oleh pengamat 2 (dua) untuk setiap aspek pengamatan

Reliabilitas instrumen pengamat dihitung dengan teknik interobserver agreement (Surapranata, 2009:88). Pada saat proses pembelajaran ada dua pengamatan menggunakan instrumen yang sama untuk mengamati variabel yang sama. Rumusan yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah:

Percentage of agreement = 1 x100% B A B A          Keterangan:

A = Frekuensi tertinggi pengamatan B = Frekuensi terendah pengamatan

Suatu instrumen pengelolaan pembelajaran dikatakan baik apabila koefisien reliabilitas ≥ 75 %.

(9)

105 b. Analisis Ketuntasan Indikator

Suatu indikator dikatakan tuntas apabila proporsi jawaban benar peserta didik adalah 0,75, sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% atau lebih peserta didik mempunyai proporsi jawaban benar 0,75

1) Ketuntasan indikator pada kompentensi inti 1 (KD pada KI-1)

Indikator pada kompentensi inti 1 (KD pada KI-1) yakni aspek spiritual peserta didik, dinilai dengan menggunakan Lembar Observasi Sikap Spiritual dan Angket Penilaian Diri Sikap Spiritual Peserta didik. Skor yang diperoleh dari Lembar Observasi Sikap Spiritual kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:

Keterangan :

PIHB = Pencapaian Indikator Hasil Belajar (Proporsi aspek- aspek dalam kompentensi inti 1)

B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 1 T = Jumlah seluruh peserta didik

Skor yang diperoleh dari Lembar Angket Penialaian Diri Sikap Spiritual Peserta didik Kemudian dianalisis dengan menggunkan persamaan sebagai berikut :

(10)

106

Keterangan :

A = jumlah skor yang diperoleh B = jumlah maksimum

Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) KI I (Sikap Spiritual) digunakan persamaan berikut :

Indikator aspek sikap spiritual dikatakan tuntas apabila proporsi peserta didik yang mencapai kompentensi inti 1 adalah

75 , 0

 , sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% .

2). Ketuntasan indikator pada kompentensi inti 2 (KD pada KI-2) Indikator pada kompentensi inti 2 (KD pada KI-) yakni aspek sosial peserta didik, dinilai dengan menggunakan Lembar Observasi Sikap Sosial dan Angket Penilaian Diri Sikap Sosial peserta didik. Skor yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:

Keterangan :

PIHB = Pencapaian Indikator Hasil Belajar ( Proporsi aspek-aspek dalam kompentensi inti 2)

B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 2

(11)

107

Skor yang diperoleh dari Lembar Angket Penialaian Diri Sikap Sosial Peserta didik Kemudian dianalisis dengan menggunkan persamaan :

Keterangan :

A = jumlah skor yang diperoleh B = jumlah maksimum

Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) KI 2 (Sikap Sosial) digunakan persamaan berikut :

Indikator aspek sikap sosial dikatakan tuntas apabila proporsi peserta didik yang mencapai kompentensi inti 2 adalah

75 , 0

 , sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% atau lebih peserta didik mempunyai proporsi jawaban benar 0,75 . 3). Ketuntasan indikator pada kompetensi inti 3 (KD pada KI-3)

Indikator pada kompetensi inti 3 (KD pada KI-3) yakni aspek pengetahuan peserta didik, dinilai dengan menggunakan Tes Hasil Belajar Peserta didik. Skor yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:

(12)

108 Keterangan :

PIHB = Pencapaian Indikator Hasil Belajar (proporsi aspek-aspek dalam kompetensi inti 3)

B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 3 T = Jumlah seluruh peserta didik

Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) ketuntasan indikator KI 3 (Aspek Pengetahuan) digunakan persamaan berikut:

Indikator aspek pengetahuan dikatakan tuntas apabila proporsi seluruh peserta didik yang mencapai kompetensi inti 3 adalah

75 , 0

 sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80.

4). Ketuntasan indikator pada kompetensi inti 4 (KD pada KI-4)

Indikator pada kompetensi inti 4 (KD pada KI-3) yakni aspek keterampilan peserta didik, dinilai dengan menggunakan Lembar Obsevasi Aspek Psikomotor dan Tes Hasil Belajar Proses Peserta didik. Skor yang diperoleh dari Lembar Observasi Aspek Psikomotorik kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan:

(13)

109 Keterangan :

PIHB = Pencapaian Indikator (proporsi aspek-aspek dalam kompentensi inti 4

B = Banyaknya peserta didik yang mencapai KI 4 T = Jumlah seluruh peserta didik

Sehingga untuk memperoleh nilai akhir (NA) KI IV (Aspek Psikomotorik) digunakan persamaan berikut :

Indikator aspek psikomotor dikatakan tuntas apabila proporsi peserta didik yang mencapai kompentensi inti 4 adalah

75 , 0

 , sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas jika 80% lebih

peserta didik mempunyai proporsi jawaban benar 0,75. c. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar

Penentuan ketuntasan berdasarkan penilaian acuan. Dengan rumus :

Peserta didik dinyatakan tuntas belajarnya apabila proporsi

jawaban peserta didik Ketuntasan hasil belajar secara

(14)

110

1) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap spiritual untuk KI 1

Penilaian sikap spiritual (KI 1) menggunakan instrumen lembar observasi penilaia n sikap spiritual dan lembar angket penilaian diri sikap spiritual. Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai akhir aspek sikap spiritual (KI 1) adalah sebagai berikut:

2) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap sosial untuk KI 2

Penilaian sikap sosial (KI 2) diukur menggunakan instrumen lembar observasi penilaian sikap sosial dan lembar angket penilaian diri sikap sosial. Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai akhir aspek sikap sosial (KI 2) adalah sebagai berikut

3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan untuk KI 3

Penilaian aspek pengetahuan (KI 3) diukur

menggunakan tes hasil belajar (THB) dengan instrumen yang digunakan yaitu soal kuis, soal tugas, dan soal ulangan. Nilai kuis, nilai tugas dan nilai ulangan dihitung menggunakan rumus berikut :

(15)

111

Keterangan:

= rata-rata nilai kuis = rata-rata nilai tugas

nilai ulangan

4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan untuk KI 4

Penilaian aspek keterampilan (KI 4) antara lain

penilaian psikomotor, penilaian portofolio, penilaian

presentasi kelas dan penilaian THB Proses. Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai aspek keterampilan adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Npra = nilai praktikum

Npor = nilai portofolio

NPres = nilai presentasi

NTHBPros =nilai THB proses

5) Ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan

Ketuntasan hasil belajar keseluruhan dapat dihitung dengan rumus:

(16)

112

d. Analisis Kecerdasan Emosional Peserta Didik

Data Angket Kecerdasan emosional siswa dianalisis dengan menggunakan rumus skala likert. Dalam skala likert, data kualitatif ditransfer kedalam skala kuantitatif.

Tabel 3.5

Skala Penilaian Angket Kecerdasan Emosional Peserta Didik

Alternatif jawaban Bobot penilaian

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS)

1 4

Untuk mengukur Kecerdasan Emosional Peserta Didik digunakan rumus:

Keterangan : A = jumlah skor yang diperoleh, B = jumlah maksimum Presentase kecerdasan emosional yang diperoleh dibandingkan dengan klasifikasi nilai kemampuan kecerdasan emosional pada Tabel berikut.

Tabel 3.6

Klasifikasi Nilai Kecerdasan emosional

No % Keterangan 1 85-100 Sangat Baik 2 69-84 Baik 3 53-68 Cukup Baik 4 37-52 Kurang Baik 5 21-36 Sangat Kurang (Sumber: Rissie, 2015)

(17)

113

Pernyataan-pernyataan pada angket disusun berdasarkan indikator kecerdasan emosional yang dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.7

Kisi – kisi Angket Kecerdasan emosional

ASPEK PERNYATAAN SKOR

MAKSI MUM

Kesadaran Diri Saya tahu alasan yang membuat saya sedih. 4

Saya tahu peristiwa-peristiwa apa yang membuat saya senang.

4 Saya merasa senang ketika saya mendapatkan apa yang saya inginkan.

4 Saya sulit menghadapi perasaan saya sendiri saat menghadapi masalah.

4 Saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan saat marah.

4 Saya sulit melupakan masalah yang tidak

menyenangkan.

4

Jumlah Skor Maksimum 24

Pengaturan Diri Saya tidak marah tanpa alasan yang jelas. 4

Saya selalu tenang ketika menghadapi masalah.

4

Saya tidak sadar saat saya sedang marah. 4

Kekecewaan yang saya rasakan sampai mengganggu konsentrasi belajar saya.

4 Meskipun saya kesal terhadap pekerjaan

tertentu, saya tetap berusaha menyelesaikannya dengan baik.

4

Ketika saya merasa tersinggung karena ucapan teman, saya bisa menahan diri

4

Jumlah Skor Maksimum 24

Motivasi Saya selalu berusaha untuk mendapatkan hasil

belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

4 Saya tetap bersemangat ketika menghadapi masalah yang sulit.

4 Nilai pelajaran yang rendah memacu saya

untuk giat belajar.

4 Saya tetap bersemangat meski mengalami

banyak masalah.

4 Ketika hasil tugas yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lagi.

4

(18)

114

Empati Saya bisa melihat kesedihan orang lain dari

raut wajahnya.

4 Ketika seorang teman menceritakan

masalahnya kepada saya, saya dapat merasakan kesulitannya.

4

Saya berusaha memahami segala sesuatu yang terjadi pada teman saya.

4 Saya ikut bahagia saat teman saya

mendapatkan prestasi yang lebih baik dari saya.

4

Jumlah Skor Maksimum 16

Keterampilan Sosial

Saya sering melakukan musyawarah dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah.

4 Saya merasa senang menyelesaikan tugas

kuliah bersama teman-teman.

4 Saya bisa menangkap informasi dari

pembicaraan dengan orang lain.

4 Saya bisa memulai suatu pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal.

4 Saya mudah akrab dengan orang lain

walaupun dengan orang baru.

4 Saya selalu siap ketika harus berbicara di

depan orang banyak.

4 Bekerjasama dengan orang lain hanya akan merepotkan saya.

4 Saya enggan untuk memulai percakapan

terlebih dulu dengan orang yang belum saya kenal.

4

Saya lebih senang melakukan pekerjaan bersama-sama dari pada sendiri.

4

Jumlah Skor Maksimum 40

Total Skor 120

e. Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik

Data Angket Kemampuan motivasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus skala likert. Dalam skala likert, data kualitatif ditransfer kedalam skala kuantitatif.

(19)

115

Tabel 3.5

Skala Penilaian Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

Alternatif jawaban Bobot penilaian

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS)

1 4

Untuk mengukur kemampuan Motivasi belajar Peserta Didik digunakan rumus:

Keterangan :

A = jumlah skor yang diperoleh B = jumlah maksimum

Presentase motivasi belajar yang diperoleh dibandingkan dengan klasifikasi nilai motivasi belajar pada Tabel berikut.

Tabel 3.6

Klasifikasi Nilai Motivasi Belajar

No % Keterangan 1 85-100 Sangat Baik 2 69-84 Baik 3 53-68 Cukup Baik 4 37-52 Kurang Baik 5 21-36 Sangat Kurang (Sumber: Rissie, 2015)

Pernyataan-pernyataan pada angket disusun berdasarkan indikator motivasi belajar yang dapat dilihat pada Tabel berikut.

(20)

116

Tabel 3.7

Kisi – kisi Angket Motivasi Belajar

Variabel Indikator Deskriptor Item

Motivasi Belajar 1. Attenti on/ Perhati an terhada p pelajar an 1. Rasa senang terhadap pelajaran

1) Saya senang memperhatikan

penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran

2) Saya aktif berdiskusi bersama

teman tentang kegiatan dalam LKS

3) Saya merasa mendapat banyak

pelajaran yang menarik

4) Saya senang melakukan

kegiatan yang ada dalam LKS

5) Saya senang mempresentasikan

hasil diskusi bersama teman-teman

2. Perhatian

terhadap tugas

6) Jika saya diberi tugas saya

mengerjakannya dengan

sungguh-sungguh

7) Bila mendapat tugas yang sulit,

saya berusaha mendapatkan

sumber

8) Saya tidak menyerah ketika

(21)

117

3. Ketepatan

waktu menyelesai kan tugas

9) Jika diberi tugas oleh guru saya

senantiasa mengerjakannya

tepat waktu

10)Saya mengerjakan PR dengan

segera agar dapat

mengumpulkan nya tepat waktu

4. Ketenangan

di kelas

11)Saya beranggapan ketenangan

kelas sangat penting sehingga saya menganjurkan pada teman-teman untuk tidak ribut

12)Saya melakukan praktikum

dengan tenang dan diam agar

tidak mengangu konsentrasi

teman lain

13)Saya tidak berbicara dengan

teman ketika guru sedang

menjelaskan materi pelajaran di kelas 2. Releva nce/ket er kaitan 1. Memahami apa yang dipelajari dalam

14)Saya memahami setiap materi

pelajaran yang disampaikan

guru dalam pelajaran ini

(22)

118

pembelajar an

ada pelajaran yang kurang saya mengerti 2. Keterkaitan materi yang disampaika n dengan apa yang telah dipelajari

16)Setiba di rumah, saya

mengulang kembali pelajaran di berikan oleh guru di sekolah

17)Saya mempelajari buku

pelajaran terlebih dahulu di

rumah, sebelum guru

menyampaikan penjelasan di kelas

18)Materi yang disampaikan guru

berkaitan dengan apa yang telah saya pelajari 3. Mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari

19)Saya dapat mengaitkan

pelajaran ini dengan hal-hal yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari

20)Saya menyukai pelajaran ini

karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari

(23)

119 ence/ke yakina n diri/per caya diri terhadap materi pelajaran dan keberhasila n

pelajaran ini saya kuasai dengan baik

22)Saya yakin akan berhasil dalam belajar 4. Satisfa ction/k epuasa n 1. Kepuasan terhadap hasil belajar

23)Saya puas atas hasil belajar saya

dengan menggunakan LKS ini

2. Kesediaan

membantu

24)Saya senang membantu teman

yang bertanya atau belum

mengerti pelajaran

25)Saya diskusi dengan teman

sebangku untuk menyelesaikan tugas kelompok

2. Analisis statistik

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. Analisis yang digunakan adalah untuk

menguji hipotesis penelitian. Analisis untuk mengetahui hubungan X1

terhadap Y dan X2 terhadap Y menggunakan analisis korelasi tunggal.

Untuk mengetahui hubungan X1 dan X2 terhadap Y digunakan analisis

korelasi ganda. Sedangkan Analisis ini untuk mengetahui pengaruh X1

(24)

120

sederhana. Dan untuk mengetahui pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

digunakan analisis regresi ganda.

a. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan peneliti yaitu dengan metode Chi-Kuadrat. Untuk mencari chi-kuadrat

hitung ( hitung) digunakan rumus :

(Sundayana, 2014 : 88)

Keterangan:

: Nilai Chi-kuadrat

: frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) : frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Dengan membandingkan hitung dengan tabel dengan tingkat

kepercayaan 0,05 ( α ) maka diperoleh kriteria pengujian sebagai berikut :

a) Jika hitung tabel, maka tolak Ha artinya tidak signifikan.

(25)

121 2) Uji Linearitas

Uji linearitas dalam analisis regresi langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKreg [a]) dengan

rumus:

b) Menentukan jumlah kuadrat regresi b terhadap a(JKreg[b│a] )

dengan rumus:

c) Menentukan julmah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

JKres =

d) Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

Keterangan:

Yx = Pasangan data dari x yang bernilai sama

nx = banyaknya data y dari x yang bernilai sama

e) Menentukan jumlah kuadrat ketidak-cocokan (JKtc) dengan

rumus:

f) Menentukan derajat kebebasan kekeliruan (dkkk) dengan

(26)

122

Dengan:

n= banyaknya pasangan data dari keseluruhan

k= banyaknya pasangan data dengan x yang sama dihitung

satu

g) Menentukan derajat kebebasan ketidak-cocokan (dktc) dengan

rumus:

h) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan

rumus:

i) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat ketidak-cocokan (RKtc)

dengan rumus:

j) Menghitung nilai F ketidak-cocokan (Ftc) dengan rumus:

(27)

123

1) Pemeriksaan linearitas regresi:

Jika Ftc ≤ Ftabel maka regresi tersebut linear atau

Jika Ftc ≥ Ftabel maka regresi tersebut tidak linear

(Sundayana, 2014: 198)

a. Uji Korelasi

1) Korelasi tunggal (korelasi Pearson Product Moment (r))

Analisis korelasi tunggal PPM teknik statistik untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent ). Rumus yang digunakan adalah:

(Sundayana, 2014: 201) Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 maka korelasinya negatif sempurna, jika r = 0 maka tidak ada korelasi dan jika r = +1 maka korelasinya sangat kuat. Sedangkan harga (r) dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai (r) sebagai berikut.

(28)

124

Tabel 3.8. Interpretasi koefisien korelasi nilai (r)

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,80 -1,000 Sangat kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0, 199 Sangat rendah (Riduwan, 2011:81) Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y digunakan rumus

(Sundayana, 2014: 202) Keterangan :

D = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi

Pengujian lanjutan uji signifikasi hubungan variabel X dan variabel Y digunakan rumus

(29)

125

Keterangan

t hitung = Nilai t

r = Nilai koefifien korelasi n = jumlah sampel

Dengan membandingkan t hitung dan t tabel dengan tingkat

kepercayaan 0,05 maka diperoleh kriteria pengujian sebagai berikut;

a) Jika thitung t tabel, maka tolak H0 artinya signifikan b) Jika thitung ttabel, maka terima H0 artinya tidak

signifikan

(Riduwan, 2011 : 80-81)

2) Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

Rumus Korelasi Ganda :

=

(Sundayana, 2014:227) Selanjutnya menguji signifikansi dengan:

a) Menghitung nilai dengan rumus :

(30)

126

b) Menghitung nilai dengan rumus :

=

Dengan Kaidah pengujian signifikansi:

a) Jika , maka tolak Ho artinya

signifikan.

b) Jika , maka terima Ho artinya tidak

signifikan.

(Sundayana, 2014:277)

b. Uji Regresi

1) Regresi sederhana

Pada dasarnya analisis regresi mempunyai kaitan erat dengan analisis korelasi. Dimana setiap analisis regresi harus ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis korelasi tidak dilanjutkan ke analisis regresi jika kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan fungsional dan hubungan sebab akibat. Kegunaan analisis ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) jika variabel bebas (X) diketahui.

Persamaan regresi dirumuskan

(31)

127

Keterangan:

Ŷ = subyek variabel terikat yang diproyeksikan X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu

untuk diproyeksikan a = nilai konstanta Y jika X=0

b = nilai arah penentu ramalan yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sedangkan nilai

Langkah langkah analisis regresi sederhana

a) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat

b) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk bentuk statistik

c) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka

statistik

d) Masukan angka statistik dari tabel penolong dengan

rumus :

sedangkan nilai

e) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg [a]) dengan

(32)

128

f) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg [b|a]) dengan

rumus

g) Mencari jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus

JKres =

h) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg [a] )

dengan rumus

i) Mencari rata rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg [b|a])

dengan rumus

j) Mencari rata rata jumlah kuadrat residu (RJKres )

dengan rumus

k) Menguji signifikasi dengan rumus

Kaidah pengujian signifikasi dengan taraf signifikan

( Ftabel = adalah :

(1) Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan

(2) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak

(33)

129 2) Regresi Berganda

Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.

Rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut : = +

Keterangan :

= Hasil belajar peserta didik

= Kecerdasan emosional = Konstanta / intercept

= Koefisien regresi variabel = Koefisien regresi variabel

Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan langkah –langkah menjawab regresi ganda sebagai berikut:

(a) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat

(b) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik

(c) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik.

(d) Menghitung nilai- nilai pesamaan b1, b2, dan a dengan rumus:

=

=

(34)

130

(e) Mencari korelasi ganda dengan rumus :

(f) Menguji signifikansi dengan membandingkan Fhitung dengan

Ftabel dengan rumus :

=

Keterangan : n = jumlah responden m = jumlah variabel bebas Kaidah pengujian signifikasi dengan taraf signifikan

(Ftabel=Ft{1-α)(dk

adalah :

(1) Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan

(2) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak

signifikan

L. Pengujian Hipotesis

1. Menguji Hubungan antara X1, X2 terhadap Y a. Hubungan X1 terhadap Y

Ha:Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional

peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui

pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrolikarbon

peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017

(35)

131

H0:Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional peserta didik terhadap hasil belajar kimia

melalui pendekatan penemuan pada materi pokok

Hidrolikarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017 .

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis  Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.

 Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel. b. Hubungan X2 terhadap Y

Ha :Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar

peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui

pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon

peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017 .

H0 :Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi

belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui

pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon

peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017 .

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis  Tolak H0, terima Ha Jika t hitung ≥ t tabel.

 Terima H0, tolak Ha Jika t hitung ≤ t tabel. c. Hubungan X1 dan X2 terhadap Y

(36)

132

Ha :Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

H0 :Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis

 Tolak H0, terima Ha. Jika ,

 Terima H0, tolak Ha Jika ,

2. Pengaruh X1, X2 terhadap Y a. Pengaruh X1 terhadap Y

Ha :Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional

terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

H0 :Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan

emosional terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan

(37)

133

kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis

 Tolak H0, terima Ha. Jika ,

 Terima H0, tolak Ha Jika ,

b. Pengaruh X2 terhadap Y

Ha :Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar

terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

H0 :Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar

terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis

 Tolak H0, terima Ha. Jika ,

 Terima H0, tolak Ha Jika ,

c. Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y

Ha :Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional

dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

(38)

134

H0 :Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan

emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar kimia melalui pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017.

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis

 Tolak H0, terima Ha. Jika ,

(39)

135 M. Matriks Metode Penelitian

Tabel 3.6 Matriks Metode Penelitian

Tujuan Karakte ristik Yang Diamati Definisi Operasional

Karakteristik Yang diamati

Instrumen Sumber Data Pengambilan Data Teknik Analisis Data 1 .

a) Mengetahui kemampuan guru

dalam mengelola Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok Hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun pelajaran 2016/2017

Kemamp uan Guru

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor yang diperoleh guru dalam mengelolah pembelajaran yang menerapkan

pendekatanpenemuan yang diukur dengan lembar pengamatan pengelolaan Lembar pengamatan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajara n

(40)

136

pengajaran yang sesuai. Kemampuan guru baik apabila skor yang diperoleh adalah 3,50-4,00.

. b) Mengetahui ketuntasan

indikator dengan menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.

Ketuntas an indikator

Ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) adalah proporsi yang diperoleh peserta didik yang diukur dengan lembar observasi dan angket sikap spiritual untuk KI I, lembar observasi, dan angket penilaian diri dan angket penilaian antar peserta didik untuk sikap sosial KI 2, tes hasil belajar (THB) untuk

Lembar observasi dan angket penilaian diri sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Tes hasil belajar berupa kuis, Peserta didik Observasi, Angket dan Tes Deskriptif

(41)

137

aspek pengetahuan pada KI 3, dan lembar observasi kegiatan praktikum, lembar observasi kegiatan presentasi dan lembar penilaian

portofolio untuk aspek ketrampilan KI 4. Suatu indikator hasil belajar (IHB) tuntas, apabila skor yang diperoleh ≥ 0,75. tugas dan ulangan untuk aspek pengetahuan (KI 3). Lembar observasi psikomotor, presentse lembar penilaian portofolio dan THB Proses untuk aspek ketrampilan

(42)

138

(KI 4)

. c) Mengetahui hasil belajar

dengan menerapkan pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.

Hasil bel ajar peserta didik

Ketuntasan hasil belajar adalah proporsi yang didapat dari jumlah secara

keseluruhan aspek sikap spiritual untuk KI 1, sikap sosial untuk KI 2, aspek pengetahuan untuk KI 3 dan aspek keterampilan untuk KI. Hasil belajar peserta didik tuntas apabila skor yang diperoleh ≥ 0,75. Lembar observasi dan angket penilaian diri sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Tes hasil belajar berupa kuis, tugas dan ulangan untuk aspek pengetahuan Peserta didik Observasi, Angket dan Tes Deskriptif

(43)

139 (KI3). Lembar observasi psikomotor, presentse lembar penilaian portofolio dan penilaian THB Proses untuk aspek ketrampilan (KI 4)

(44)

140

2 .

Mengetahui kemampuan

kecerdasan emosional peserta didik dalam pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017. Kemamp uan kecerdas an emosion al Kemampuan kecerdasan emosional merupakan nilai yang didapat dari

perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Kemampuan kecerdasan emosional peserta didik dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440). Angket kemampuan kecerdasan emosional Peserta didik Angket Deskriptif

(45)

141

3 .

.

Mengetahui motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017.

Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan nilai yang didapat dari perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikali seratus (100). Motivasi belajar peserta didik

dikatakan baik apabila skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,40 (≥ 0,40) atau nilainya lebih besar sama dengan 440 (≥ 440). Angket motivasi belajar Peserta didik Angket Deskriptif

4 a. Mengetahui ada tidaknya

hubungan kemampuan kecerdasan emosional peserta

Hubunga n

kemamp

Hubungan kemampuan kecerdasan emosional peserta

Angket kemampuan kecerdasan

peserta didik

(46)

142

didik terhadap hasil belajar dengan menerapkan

pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 uan kecerdas an emosion al terhadap hasil belajar peserta didik.

didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung

≥ Ftabel.

emosional

b. Mengetahui ada tidaknya

hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan

menerapkan Hubunga n motivasi belajar peserta

Hubungan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat, dikatakan

Angket motivasi belajar.

peserta didik

(47)

143

pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017

didik terhadap hasil belajar

signifikan apabila nilai Fhitung

≥ Ftabel.

c. Mengetahui ada tidaknya

hubungan antara kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan menerapkan

pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 Hubunga n kemamp uan kecerdas an emosion al dan motivasi belajar peserta Hubungan kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.

Angket kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar, peserta didik

(48)

144

didik terhadap hasil belajar

5 a. Mengetahui ada tidaknya

pengaruh kemampuan kecerdasan emosional peserta didik terhadap hasil belajar dengan menerapkan

pendekatan penemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 Pengaruh kemamp uan kecerdas an emosion al terhadap hasil belajar peserta didik Pengaruh kemampuan kecerdasan emosional peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung

≥ Ftabel. Angket kecerdasan emosional. peserta didik

(49)

145

b. Mengetahui ada tidaknya

pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan

menerapkan

pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 Pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar

Pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat , dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung

≥ Ftabel. Angket motivasi belajar. peserta didik

Angket Analisis statistik

c. Mengetahui ada tidaknya

pengaruh antara kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan menerapkan Pengaruh kemamp uan kecerdas an emosion Pengaruh kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar adalah derajat regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat

Angket kemampuan kecerdasan emosional dan motivasi belajar, peserta didik

(50)

146

pendekatanpenemuan pada materi pokok hidrokarbon peserta didik kelas X SMA Swasta Sudirman Kupang tahun ajaran 2016/2017 al dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar

, dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel.

Gambar

Tabel 3.1  Waktu Penelitian  No
Tabel 3.2  Rentangan Skor Terhadap Kemampuan Guru  Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.8. Interpretasi koefisien korelasi nilai (r)  Interval koefisien  Tingkat hubungan
Tabel 3.6  Matriks Metode Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

dapat dipahami; (3) contoh-contoh dan gambaran-gambaran; (4) pengalaman masa lalu: konsepsi yang kontradiksi dengan pengalaman masa lalu tidak mung- kin

 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yang selanjutnya disingkat dengan PBB-P2, adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

a) Mencari tingkat return bebas risiko periode Februari 2012-Desember 2014 di www.bi.go.id. b) Mencari rata-rata pertahun tingkat return bebas risiko. c) Mencari rata-rata

Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Dalam penelitian ini test yang digunakan adalah test perbuatan (Praktik) yaitu test kemampuan memperaktikan kembali tari bedana dari hasil penggunaan media audio visual

Menurut (Ghozali, 2011) Uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang tepat

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik agar dapat diketahui bahwa beberapa variabel independen yang ada dalam

Metode penelitian kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang digunakan atau bertujuan sebagai prosedur pemecahan masalah penelitian, dalam hal ini adalah untuk