• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A.Waktu dan Tempat Penelitian

Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti, penulis melakukan penelitian di PT Bursa Efek Indonesia (PT BEI) yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya bursa efek yang ada di Indonesia yang menjadi acuan untuk melakukan berbagai macam transaksi investasi dan pendanaan. Di Bursa Efek Indonesia saat ini terdapat berbagai fasilitas modern, sistematis dan terkomputerisasi yang cukup menunjang terutama untuk keperluan penelitian.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal, penelitian kausal ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variable

(2)

mempengaruhi variabel lainnya. Desain kausal menguji hubungan sebab akibat. Menurut Sugiyono (2010:56) metode kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi).

Berdasarkan penjelasan yang ada, maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain penelitian kausal sering juga disebut sebagai desain kausal komparatif. Desain kausal komparatif digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Desain kausal komparatif mengkaji secara mendalam dan menyeluruh hubungan sebab akibat sekaligus untuk mencari tahu bagaimana keterkaitan antara variabel dan masalahnya yang merujuk pada tujuan penelitian.

C. Definisi dan operasionalisasi variabel 1. Definisi variable

Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap risiko sistematik. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif dan verifikatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik (Sulistyo - Basuki 2006:110). Sedangkan penelitian verifikatif dilakukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2009: 11). Pada umunya

(3)

dependen dan variabel independen. Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis, maka variable-variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : harga saham perdana (IPO) selama periode 2009-2014.

b. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini didasarkan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham perdana (IPO) pada perusahaan yang melakukan pencatatan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2014 yaitu :

1) Current Ratio

Current Ratio merupakan rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan mengunakan aktiva lancar yang tersedia (Lukman Syamsuddin, 2009:40). Semakin tinggi rasio Current Ratio mengambarkan semakin baik kinerja perusahaan tersebut dan dapat menarik minat investor. Current Ratio dapat dihitung mengunakan rumus (Lukman Syamsuddin, 2009: 68) :

Current Ratio = Aktiva Lancar

(4)

2) Cash Ratio

Menurut Sugiono (2008:62), rasio kas adalah rasio yang merupakan perbandingan antara kas yang ada diperusahaan dibandingkan dengan total utang lancar. Pendapat yang hampir sama diungkapkan oleh Kasmir (2010:139) bahwa, Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Cash Ratio = Kas atau setara kas

Utang lancar 3) Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total penjualan menunjukan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas total penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas penjualan bersihnya semakin meningkat maka hal ini akan mencermikan bagian laba dalam bentuk dividend gain maupun capital gain yang diterima oleh pemegang saham semakin besar.

Net Profit Margin = Laba Bersih Sesudah pajak

(5)

4) Return on Equity

Return on Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh perusahaan atas modal yang diinvestasikannya. Semakin besar rasio Return on Equity menggambarkan semakin baik keadaan perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya. Rasio Return on Equity dirumuskan sebagai berikut (Lukman Syamsuddin, 2009; 74):

Return on Equity = Laba Bersih Sesudah Pajak

Ekuitas pemegang saham

2. Operasionalisasi Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut :

(6)

Tabel 3.1

Operasional variabel penelitian

Variabel Konsep Indikator Skala

Current Ratio Digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki

Nilai Current Ratio

perusahaan yang IPO tahun 2009-2014

Rasio

Cash Ratio Rasio kas ini paling sering digunakan

sebagai ukuran likuiditas perusahaan.Oleh karena itu dapat menentukan apakah, dan seberapa cepat, perusahaan dapat melunasi utang jangka pendek nya.

Cash Ratio perusahaan yang IPO tahun 2009-2014 Rasio Net Profit Margin

Digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.

Nilai Net Profit Margin perusahaan

yang IPO tahun 2009-2014

Rasio

Return on Equity

Digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh perusahaan atas modal yang diinvestasikan. (Lukman Syamsuddin, 2009).

Nilai Return on Equity perusahaan

yang IPO tahun 2009-2014

Rasio

Harga Saham

IPO (Y) Harga Saham Perdana (IPO) Harga Perdana (IPO) Saham Rasio

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:115) : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(7)

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang melakukan pencatatan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014. Selama tahun tersebut ada 138 emiten yang melakukan kegiatan IPO di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampling

Pengertian sampling menurut Sugiyono (2010:116) adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur, perkebunan pertambangan, dan transportasi. Kriteria sampel perusahaan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

perusahaan 1. Total perusahaan sektor manufaktur, perkebunan,

pertambangan dan transportasi 63

2. Perusahaan yang tidak memperoleh laba, terhitung pada

saat melakukan IPO (16)

3. Perusahaan harga IPO tertinggi (17)

4. Total perusahaan yang diteliti 30

Jadi jumlah perusahaan yang diteliti adalah 30 perusahaan, Karena selama tahun tersebut tercatat 30 emiten yang bergerak di sektor manufaktur,

(8)

perkebunan, pertambangan dan transportasi yang melakukan pencatatan penawaran saham perdana (IPO) yang dipilih peneliti sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

Tabel 3.3

Daftar Nama Perusahaan

No. Kode Perusahaan Sektor Pencatatan Tanggal 1 BWPT BW Plantation Tbk Perkebunan 27-Okt-09 2 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk Pertambangan 14-Des-09 3 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk Manufaktur 23-Des-09 4 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk. Manufaktur 09-Jul-10 5 BRAU Berau Coal Energy Tbk. Pertambangan 19-Agust-10 6 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk. Transportasi 29-Nop-10 7 BULL Buana Listya Tama Tbk. Transportasi 23-Mei-11 8 JAWA Jaya Agra Wattie Tbk. Perkebunan 30-Mei-11 9 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk. Transportasi 12-Jul-11 10 STAR Star Petrochem Tbk. Manufaktur 13-Jul-11 11 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk. Manufaktur 21-Des-11 12 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk. Pertambangan 01-Feb-12 13 TRIS Trisula International Tbk. Manufaktur 28-Jun-12 14 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk. Manufaktur 10-Jul-12 15 SKBM Sekar Bumi Tbk. Manufaktur 28-Sep-12 16 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. Transportasi 11-Okt-12 17 TAXI Express Transindo Utama Tbk. Transportasi 02-Nop-12 18 ASSA Adi Sarana Armada Tbk. Transportasi 12-Nop-12 19 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk. Manufaktur 18-Des-12 20 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk Transportasi 09-Jan-13 21 MAGP Multi Agro Gemilang Plantation Tbk Perkebunan 16-Jan-13 22 TPMA Trans Power Marine Tbk. Transportasi 20-Feb-13 23 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. Manufaktur 22-Feb-13 24 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk. Manufaktur 17-Jun-13 25 CPGT Cipaganti Citra Graha Tbk. Transportasi 09-Jul-13 26 KRAH Grand Kartech Tbk. Manufaktur 08-Nop-13

(9)

28 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Manufaktur 18-Des-13 29 WTON Wijaya Karya Beton Tbk. Manufaktur 08-Apr-14 30 SOCI Soechi Lines Tbk. Transportasi 03-Des-14

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang telah diolah terlebih dahulu oleh pihak lain. Menurut Sugiyono (2010:137) pengertian dari data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Data tersebut berupa laporan keuangan emiten yang diperoleh dari dokumentasi lembaga atau instansi melalui pengutipan atau studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptip

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku, atau objek lain. Menurut Sugiyono (2012:148) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

(10)

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Menurut Sugiyono (2011: 241) uji normalitas ini berguna untuk menentukan analisis data. Menurut Duwi Priyanto (2010: 71) uji normalitas digunakan untuk mengetahui hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol apakah berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Pada penelitian ini, normalitas diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Selain itu juga disajikan dalam bentuk normal probability plot.

b. Uji asumsi klasik multikolinieritas

(11)

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi pada penelitian ini menggunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance, untuk mendeteksi multikolinearitas adalah sebagai berikut:

Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance 1) Mempunyai nilai VIF +/- 1

2) Mempunyai angka Tolerance +/- 1

3) Atau tolerance = 1/VIF dan VIF = 1/Tolerance

4) Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai VIF >5 dipastikan terjadi multikolinearitas.

Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 18.0 for Windows.

c. Uji asumsi klasik heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2011:139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam regresi ini menggunakan scatter plot dengan menggunakan bantuan

(12)

software statistik SPSS 18.0 for Windows. Scatter plot sendiri merupakan sebuah grafik yang diplot poin atau titik yang menunjukan hubungan antara dua pasang data. Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan.

d. Uji asumsi klasik autokorelasi

Menurut Imam Ghozali (2011:110) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson. 3. Uji Kesesuaian Model

a. Uji koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varians variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Jika nilai R2 kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1

(13)

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel indepen, tidak peduli apakah variabel itu berpengaruh signifikan atau tidak, maka R2 akan meningkat. Oleh karena

itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2, nilai ini dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

b. Uji F

Uji-F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika F hitung < F tabel (α = 5%) Ha diterima jika F hitung > F tabel (α = 5%)

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.

(14)

4. Uji Hipotesis a. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu (parsial). Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%) Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%) Nilai t-hitung dapat dicari dengan rumus: t = koefisien b

standart error of estimated

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : b1= b2 = b3= b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Analisis Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :

(15)

Y = α + β 1X1 + β 2X2+ β 3X3+ β 4X4 + ε

Y = Harga Saham Perdana (IPO) X1 = Current Ratio

X2 = Cash Ratio X3 = Net Profit Margin

X4 = Return on Equity (ROE)

α = Konstanta

β = Koefisien Garis Regresi ε = Residu

Gambar

Tabel 3.2  Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penampang komposit adalah penampang yang terdiri dari profil baja dan beton digabung bersama untuk memikul beban tekan dan lentur. Batang yang memikul lentur umumnya

Indikasi yang memerlukan bantuan medis dan tindakan khusus, jika diperlukan Tidak diketahui efek signifikan atau bahaya kritis.. Tidak diketahui efek signifikan atau

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Saat ini Nanny’s Pavillon menggunakan strategi diferensiasi sebagai strategi untuk menghadapi persaingan di dalam industri restoran di

Dia penyandang cacat yang sedari kecil sudah terkena polio yang menyebabkan dia harus menerima kaki yang kurang sempurna untuk berjalan. Kekurangan ini bukanlah

Dari hasil belajar kelompok diskusi siswa berupa isian LKPD hanya kelompok IV yang dinyatakan “Tuntas” sementara kelompok I, II dan III dinyatakan “Tidak Tuntas” hal

Hibridisasi pada umumnya menghasilkan genotipe dan fenotipe yang berada pada pertengahan antara kedua sifat spesies induknya atau bahkan individu hibrida yang

Dari hasil wawancara peneliti dengan Bu Nine, Bu Nine mengatakan bahwa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V ini adalah