• Tidak ada hasil yang ditemukan

EMAS PUTIH DI TANAH KARTINI (Video Dokumenter Tentang Sentra Pembuatan Garam Tradisional di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EMAS PUTIH DI TANAH KARTINI (Video Dokumenter Tentang Sentra Pembuatan Garam Tradisional di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

“EMAS PUTIH DI TANAH KARTINI”

(Video Dokumenter Tentang Sentra Pembuatan Garam Tradisional di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang)

Wahyu Wibowo Gustami Chatarina Heny Dwi Surwani

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Indonesia is known for its maritime countries, because of the vastness of the Sea belonging to the country. And salt is one of the main commodity for coastal communities especially the community of Rembang.

Salt is made by several methods as with evaporate seawater with the help of sunlight, boil water that containing salts to build the salt to the salt mining petrified because the natural process from the source of salt water.

Salt itself is one of the important food additives. Salt can give you a taste of salt on the food, so it doesn't become a bland dishes. Salt is also often used as a natural food preservative. The use of salt as a preservative natural foods can have a look at the process of making salted fish before the fish is packaged and marketed to various areas.

Society nowadays and the Government still has not been conscious and aware that country is supposedly capable of producing abundant salt, should instead bring salt from other countries. Not many of them know how to struggle for the sake of salt farmers for the sake of producing top-quality salt that can be sold at high prices.

How government roles in illegal activities imports salt which has been held in many years? How to make traditional salt can compete with salt imports, so that we do not have to do imports salt?

(2)

2 Pendahuluan

Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Selain sebagai negara agraris, Indonesia juga dikenal dengan negara maritim, karena luasnya laut yang dimiliki negara ini. Garis pantainya saja mencapai 90.000 km. Namun, belakangan ini justru garam, yang merupakan komoditas andalan masyarakat pesisir pantai menjadi masalah. Negeri yang seharusnya mampu memproduksi garam berlimpah, malah harus mendatangkan garam dari negara lain seperti, Australia, India, Singapura, bahkan dari Jerman. Dan ternyata impor garam ini sudah berlangsung lama. Lebih parahnya lagi, garam yang diimpor justru lebih besar daripada garam lokal. Keadaan ini semakin diperparah dengan kenyataan bahwa “akumulasi dari garam lokal dan impor itu telah melebihi kebutuhan garam Indonesia yang mengakibatkan rendahnya harga garam”.1

Sebagai contoh, produksi garam nasional hanya mencapai 780.250 ton, sedangkan impor membeludak sebesar 1,826 juta ton sehingga jumlah pasokan nasional pada 2007 mencapai 2,61 juta ton, sementara total konsumsi hanya 2,40 juta ton, sehingga harganya cenderung jatuh. Selain itu, harga jual dari garam tradisional pun masih rendah, pada tahun 2009 berdasarkan ketetapan dari pemerintah pusat harga garam K1 (kualitas teratas) adalah Rp. 325/kg dan K2 adalah Rp. 250/kg. Sedangkan untuk garam K3 tidak diberlakukan lagi karena pabrik tidak mau menerima garam kualitas rendah dari petani. Tidak hanya itu, dalam tulisannya, Waluyo secara gamblang menyatakan “Industri garam bahkan tidak pernah dikelompokkan ke dalam barang strategis kendati kebutuhan domestik sangat besar dan keberadaannya sangat vital dalam mencukupi kebutuhan dasar rakyat”. Ini

1Ningsih, Fitri. 2011. Dampak Kebijakan Impor Garam Terhadap Kesejahteraan Petani Garam

Indonesia.http://fitriningsih92.blogspot.co.id/2012/05/makalah-skpm-bertema-impor-garam-di.html. Diakses pada tanggal 6 Februari 2014

(3)

3

memang sangat menyedihkan dan keadaan seperti inilah yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan petani garam lokal terutama dari aspek ekonomi.2

Garam adalah bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua peradaban. Diperkirakan awal munculnya adalah sejak jaman neolitikum. Reay Tannahill dalam bukunya Food in History menyebutkan bahwa produksi garam sudah dilakukan manusia pada jaman neolitikum yaitu fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar. Tapi penggunaan 'rasa asin' pada makanan sudah dilakukan manusia seribu abad sebelum manusia memproduksinya pada jaman neolitikum tersebut. Sebelum ditemukan cara memproduksi garam, manusia memberikan rasa asin pada makanannya dengan cara diantaranya dengan menggunakan air laut, akan tetapi rasa tersebut akan segera hilang saat selesai dimasak (dibakar).3

Sebegitu pentingnya garam dalam kehidupan, Plato menggambarkan garam sebagai "Sebuah material yang dicintai dewa", Aristoteles menulis bahwa garam adalah hadiah musim semi yang berasal dari dewa dan homer menyebut garam sebagai "wahyu Ilahi". Pada masa Romawi Kuno, harga garam sangat mahal. Oleh karena mahalnya garam pada masa itu lalu dipakai untuk membayar gaji para pekerja dan prajurit dengan salarium (garam). Istilah salarium (Latin) yang maksudnya ‘garam’ itu dipakai untuk gaji yang kemudian diambil dalam bahasa Inggris salary. Lucunya garam dalam bahasa Inggris kuno adalah ‘sealt’. Bila kita hilangkan dua huruf terakhir –lt, kita akan dapatkan kata ‘sea’ yang artinya laut. Mungkin juga maksudnya begitu karena air laut rasanya asin dan garam berasal dari laut.

Butiran sejarah garam di Nusantara ini yang juga pernah disebutkan Denys Lombard sepertinya masih harus dituliskan karena dalam Encylopaedie Nederlandsch

2

Ningsih, Fitri. 2011. Dampak Kebijakan Impor Garam Terhadap Kesejahteraan Petani Garam Indonesia.http://fitriningsih92.blogspot.co.id/2012/05/makalah-skpm-bertema-impor-garam-di.html. Diakses pada tanggal 6 Februari 2014

3Sejarah Garam dan Manfaat Garam

(4)

4

Indie dibawah entri zout (garam) tidak memberikan keterangan apa pun mengenai sejarah garam sebelum abad ke-19. Padahal, jauh sebelumnya menurut beberapa catatan disamping gula kelapa, asam, terasi, ikan asin, Bawang merah dan bermacam-macam bumbu, garam (wuyah) merupakan salah satu komoditas makanan dan bumbu-bumbuan yang dibawa para pedagang yang lebih profesional serta memiliki jangkauan yang lebih luas di Jawa. Hal ini dapat ditemukan dalam prasasti abad IX-X Masehi.4

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah :

“Bagaimana sentra pembuatan garam tradisional di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang dapat terus bertahan untuk membuat garam secara tradisional, sedangkan pemerintah tetap menggalakkan impor garam dari negara lain yang digambarkan melalui format film dokumenter?”

Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah :

“Menunjukkan bahwa dukungan masyarakat dalam peran serta penggunaan garam tradisional di kehidupan sehari-hari serta peran pemerintahdalam pengawasan baik itu penjualan garam tradisional maupun peredaran garam impor sangat dibutuhkan untuk melestarikan garam tradisional.”

Tinjauan Pustaka

A. Definisi Komunikasi

4Sejarah Garam dan Manfaat Garam

(5)

5

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latincommunication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.5Komunikasi tidak dapat berlangsung jika tidak ada kesamaan makna yang dibicarakan.Kesamaan bahasa yang digunakan belum tentu menimbulkan kesamaan makna sehingga belum tentu mengerti bahasa juga dapat mengerti makna yang disampaikan. Padahal proses komunikasi dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya mengerti baik bahasa maupun makna dari bahan pembicaraan.

Harold Lasswell sendiri mengatakan bahwa cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut (Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?) atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?6

Berdasarkan definisi Lasswell tersebut, dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain :

1. Sumber (source) Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.

2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. 3. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima.

4. Penerima (receiver), atau sering juga disebut komunikate (communicate), yakni orang yang menerima pesan dari sumber.

5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

Model komunikasi Lasswell sendiri sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan.Unsur sumber merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan,

5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990,

hal 9.

6

(6)

6

sedangkan unsur pesan merupakan bahan analisis isi. Saluran komunikasi dikaji dalam analisis media. Unsur penerima dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsure pengaruh jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa.

B. Inovasi

Rodgers (1996) mendefinisikan inovasi sebagai suatu ide, gagasan atau praktik baru yang diharapkan mampu membawa perubahan bagi khalayak yang menjadi target adopter.Suatu inovasi haruslah merupakan ide, gagasan atau praktik yang benar-benar dirasakan sebagai hal baru bagi masyarakat yang menjadi target adopter.Ketika suatu ide, gagasan atau praktik yang dianggap baru dan dapat membawa perubahan ke kondisi yang lebih baik bagi sekelompok orang maka itulah yang disebut dengan inovasi.7

Rodgers mengatakan bahwa aspek kebaruan dari suatu inovasi terlihat ketia inovasi tersebut dapat memberikan pengetahuan baru bagi pihak adopter, selanjutnya akan muncul keyakinan (persuasion) pada pihak adopter bahwa inovasi tersebut perlu diadopsi, dan terakhir adanya keputusan untuk mengadopsi inovasi tersebut oleh pihak adopter.8

Waktu sendiri menjadi salah satu elemen penting dan tidak dapat diabaikan oleh agen pembaharu. Berdasarkan perbandingan waktu yang digunakan oleh masing-masing individu dalam mengadopsi suatu inovasi, Rodgers membaginya dalam beberapa kategori adopter :9

1. Inovator (Innovator)

Inovator adalah orang-orang yang suka melakukan petualangan. 2. Pelopor (Early Adopter)

7 Vitayala S. Hubeis, Aida, dkk, Komunikasi Inovasi, 2012, hal 1.14 8 Loc.cit

9

(7)

7

Pelopor adalah orang yang berorientasi ke dalam system sosialnya. Artinya, orang tersebut memiliki kepedulian untuk membantu mengembangkan sistem sosialnya sehingga sering juga disebut sebagai si teladan.

3. Pengikut dini (Early Majority)

Pengikut dini sering kali terlalu banyak mempertimbangkan inovasi yang ingin diadopsi.

4. Pengikut Akhir (Late Majority) = Skeptis

Pengikut akhir akan mengadopsi ide baru setelah rata-rata anggota sistem sosial melakukannya.

5. Si Kolot (Laggards)

Si kolot ini biasanya memiliki wawasan yang sempit dan bahkan kadang-kadang termasuk dalam anggota masyarakat ‘terasing’.

C. Media Komunikasi Massa

Jika kita perhatikan kenyataan di sekeliling kita, maka kini nyaris tak ada kegiatan manusia yang tidak ditopang oleh media massa. Banyak orang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton film atau telenovela melalui CD dan menonton televisi.10

Bagi organisasi, media massa mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi/berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah (pejabat – pejabat pemerintah) dan dalam pembentukan pendapat umum.11

Media menjadi alat untuk sosialisasi di mana penonton berperilaku dengan cara yang konsisten dengan model mereka melihat di media. Penggambaran Media adalah untuk mempengaruhi berbagai pertimbangan, termasuk persepsi dari apa yang orang lain sudah dan akan dilakukan (norma deskriptif), penilaian tentang apa yang orang lain harus sudah dilakukan dan akan dilakukan (norma ganti), dan pengembangan sikap dan nilai-nilai yang membentuk sistem kepercayaan khalayak.

10Alo Liliweri. Komunikasi : Serba Ada Serba Makna, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011,

hal 873

11 Diah Wardhani, Media Relations : Sarana Membangun Reputasi Organisasi, Yogyakarta: Graha

(8)

8

Mitomo et al. (2015) menemukan bahwa misalkan sebuah daerah terkena suatu bencana, maka setelah bencana terjadi informasi dari Internet dan media massa memungkinkan orang untuk mengalami kejadian tersebut secara tidak langsung. Media informasi selanjutnya memotivasi beberapa orang untuk melaksanakan tindakan pasca bencana meskipun mereka tidak berada di daerah bencana. Namun, penelitian lain oleh Tanaka et al. (2012) menemukan bahwa meskipun pengaruh media informasi itu signifikan, itu juga hanya bertahan singkat. Mereka menemukan bahwa jumlah relawan dan sumbangan dikirim ke daerah bencana berkurang tajam karena perhatian media terhadap bencana memudar. Hal ini menunjukkan bahwa media massa sendiri juga berperan penting dalam menyebarkan informasi yang bisa mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku seseorang.

Sebagai salah satu media komunikasi massa, film bisa digunakan untuk membantu menyebarkan informasi penting sehingga nantinya akan timbul partisipasi timbal balik dari masyarakat untuk ikut aktif dalam proses komunikasi. Film adalah sekumpulan gambar-gambar bergerak yang dijadikan satu untuk disajikan ke penonton (publik).12

Definisi film sendiri menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik,13atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya.

Kunci utama dari sebuah film dokumenter tak lain adalah penyajian fakta. Film dokumenter berhubungan dengan tokoh – tokoh, orang – orang, peristiwa, maupun lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian, namun film dokumenter merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi

12 Kajian Teoritik. digilib.uinsby.ac.id/515/4/Bab%202.pdf. Diakses pada tanggal 2 Desember 2015 13

(9)

9

atau otentik. Film dokumenter juga tidak memiliki tokoh protagonis dan antagonis, seperti halnya dalam film fiksi. Struktur film dokumenter pun pada umumnya sederhanadengan tujuan agar memudahkan penonton untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta yang disajikan di dalamnya.

Film dokumenter memberikan representasi nyata tentang aspek – aspek dari dunia yang kita huni dan kita bagi bersama. Dokumenter membuat hal – hal yang sifatnya realitas sosial dapat dilihat dan didengar dengan cara yang berbeda, tergantung pada tindakan seleksi dan pengaturan yang disampaikan film maker.

B. GARAM

Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C. Garam adalah bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua peradaban.Diperkirakan awal munculnya adalah sejak jaman neolitikum.Reay Tannahill dalam bukunya Food in History menyebutkan bahwa produksi garam sudah dilakukan manusia pada jaman neolitikum yaitu fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar.Tapi penggunaan 'rasa asin' pada makanan sudah dilakukan manusia seribu abad sebelum manusia memproduksinya pada jaman neolitikum tersebut. Sebelum ditemukan cara memproduksi garam, manusia memberikan rasa asin pada makanannya dengan cara diantaranya dengan menggunakan air laut, akan tetapi rasa tersebut akan segera hilang saat selesai dimasak (dibakar).

C. Kebijakan Impor Garam

Impor yang terjadi di indonesia sudah berlangsung sejak lama bahkan sejak zaman pemerintahan presiden Soekarno dan semakin meningkat pada saat

(10)

10

pemerintahan presiden Soeharto. Jika menyangkut tentang kebijakan impor garam yang telah terjadi di Indonesia yang berlangsung sejak tahun 1994, kita bisa mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 69 tahun 1994 tentang Pengadaan Garam Beriodium dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20/M-DAG/PER/9/2005 tentang Ketentuan Impor Garam. Setelah itu, juga dikeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 44/M-DAG/PER/1012007, sebagai perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20/M-DAG/PER/9/2005 (yang saat ini sudah diperbaharui lagi menjadi Peraturan Meneteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 58/M-DAG/PER/9/2012). Dalam Permendag ini secara eksplisit ditegaskan bahwa garam yang boleh diimpor adalah garam konsumsi dan industri. Garam konsumsi adalah garam yang digunakan untuk konsumsi dengan kadar NaCl paling sedikit 94,7 persen dari basis kering, sedangkan garam industri adalah garam yang dipergunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong untuk kebutuhan industri dengan kadar NaCl paling sedikit 97 persen. 14

Dari awal kebijakan impor garam, sebenarnya pemerintah juga berusaha untuk memberikan proteksi terhadap para petani garam. Dalam salah satu pasal dalam Permendag diatur bahwa impor garam dilarang dalam masa 1 (satu) bulan sebelum panen raya garam rakyat, selama panen raya garam rakyat, dan 2 (dua) bulan setelah panen raya garam rakyat. Penentuan masa panen garam rakyat semula dilakukan oleh Menteri Kelautan Perikanan dan kemudian, berdasarkan Permendag yang baru, diatur oleh Menteri Perdagangan dengan mempertimbangakn hasil prakiraan iklim dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan kesepakatan rapat koordinasi antara kementerian dan asosiasi. Larangan impor garam juga berlaku apabila harga garam K1 dan K2 dalam bentuk curah di titik pengumpul (collecting point) di atas truk masing-masing berada di bawah harga minimal yang ditetapkan pemerintah, yaitu minimal Rp 750,-/kg untuk KP1 dan Rp 550,-/kg untuk KP2.

14

(11)

11

D. Sentra Industri Garam Rakyat di Kaliori

Kaliori merupakan salah satu kecamatan di Rembang yang mempunyai lahan produksi garam rakyat terbesar. Dengan mencapai luas lahan produksi 929.24 hektar, meliputi 10 desa di kecamatan Kaliori yaitu Tunggulsari, Tambakagung, Mojowarno, Dresi Kulon, Dresi Wetan, Tasikharjo, Purworejo, Karangsekar, Bogoharjo dan Banyudono.

Di Kaliori sendiri juga ada 5 perusahaan pengolah garam rakyat. PT Apel Merah, PT Ndangdut Ria dan PT Suka Maju yang berlokasi di Desa Purworejo dengan kapasitas produksi untuk PT Apel Merah dan PT Ndangdut Ria sebesar 50 ton/hari sedangkan PT Suka Maju sebesar 25 ton/hari. PT Finaba Mandiri yang berlokasi di Desa Dresi Kulon mempunyai kapasitas produksi sebesar 25 ton/hari. Dan PT GM di Desa Tambakagung dengan kapasitas produksi 50 ton/hari.

Metodologi

Tugas akhir ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Pawito mengemukakan metode observasi (observation research) dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat.15Metode wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting yang melibatkan manusia sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti.Kedua metode tersebut bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir.

Dalam film dokumenter ini, penyusun melakukan observasi di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang. Penyusun melakukan wawancara kepada Ketua Koordinator Program PUGAR dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Selain itu penyusun juga melakukan wawancara kepada para petani garam di Kecamatan

15

(12)

12

Kaliori, dosen Universitas Diponegoro yang juga melakukan penelitian terhadap kebijakan impor garam.

Sajian dan Analisis Data a. Judul

“Emas Putih di Tanah Kartini”

b. Lokasi Kaliori, Rembang c. Durasi 21 Menit d. Segmentasi Masyarakat Umum e. Film Statement

Masyarakat maupun pemerintah hendaknya tahu bagaimana asal muasal garam yang selama ini kita pakai baik untuk konsumsi maupun produksi. Khususnya pemerintah, agar lebih memperhatikan bagaimana kondisi sentra industri garam trasional serta petani garam yang kondisinya semakin terhimpit dengan adanya kebijakan impor garam.

f. Ringkasan Film

Film dokumenter Emas Putih di Tanah Kartini terdiri atas opening, empat sekuen, danclosing.

1. Opening

Film dibuka dengan penggambaran bagaimana penggunaan garam sehari-hari dan penggunaan garam bagi masyarakat pesisir.

Bagi beberapa masyarakat pesisir, garam juga sering digunakan untuk mengawetkan ikan dengan cara diasinkan, sehingga ikan tidak cepat rusak ketika dipasarkan ke berbagai daerah.(Narasi pada saat para pengrajin ikan asin sedang menyiapkan ikan untuk diasinkan diambil pada 8 Juni 2015).

(13)

13

Gambar 1

Sumber : Dokumen Pribadi

2. Sekuen 1

Pada sequence ini akan menjelasakan tentang bagaimana keadaan Kabupaten Rembang serta bagaimana para petani garam tradisional berusaha memproduksi garam yang berkualitas agar bisa bersaing dengan garam impor. Wawancara dilakukan kepada Pak Rasiyadi selaku petani garam teladan.

Tentang ee..bagaimana kita menyamakan ini maka sistim pembuatan garam harus sedikit banyak ada perubahan. Perubahan mulai pola ee..dari pembuatan garam mulai dari bentuk peminihan bendungan sebagainya sampai ke petak meja kristal.(Gambar petak meja Kristal diambil pada 25 Agustus 2015)

Gambar 2

Sumber : Dokumen Pribadi

3. Sekuen 2

Pada sequence ini akan berisikan tentang penjelesan dari pakar terkait kebijakan impor garam yang dilakukan pemerintah serta bagaimana dampaknya bagi para petani garam tradisional.

(14)

14

Posisi Indonesia yang dulunya sebagai Negara pengekspor garam kemudian sekarang menjadi Negara pengimpor garam, itu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah, kalau menurut saya.Pemerintah Indonesia tidak menempatkan garam sebagai sebuah komoditi yang strategis.(Wawancara Bu Yety Rochwulaningsih diambil pada 25 Februari 2015)

Gambar 3

Sumber : Dokumen Pribadi

4. Sekuen 3

Pada sequence ini akan berisikan tentang program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang dicanangkan pemerintah untuk menekan angka impor garam. Wawancara dilakukan kepada Pak Pamudji selaku perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang.

Program PUGAR itu ya yaitu singkatan dari Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat. Jadi pemerintah ini mempunyai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat desa nggih jadi yang disingkat PNPM. Nah itu khusus untuk masyarakat pesisir itu ditujukan pada usaha garam rakyat.(Wawancara Pak Pamudji, perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang diambil pada 24 Februari 2015)

Gambar 4

(15)

15 5. Sekuen 4

Pada sequence ini akanberisikan tentang masalah yang dihadapi pemerintah terkait program PUGAR yang ada di beberapa daerah.

Ada beberapa kejadian dalam program PUGAR ini, saya misalkan ke lapangan ke… Sumbawa. Produk garam melimpah ruah, demikian juga di Bima, tapi pada saat itu susah sekali memasarkan. (Courtesy dari Pugar Merenda Asa diambil pada 25 februari 2015)

Gambar 5

Sumber : Pugar Merenda Asa

Ee..petani, dengan harga itu kurang bisa menjangkau. Tentang, memang pemerintah berupaya bagaimana peningkatan garam itu lebih bagus mutunya, lebih baik ee…garamnya, harganya pun lebih, lebih jitu, lebih bagus yaa… (Pengepakan garam krosok diambil pada 24 September 2014)

Gambar 6

Sumber : Dokumen Pribadi

6. Closing

Film ini ditutup dengan harapan serta pesan dari petani garam terhadap pemerintah yang diwakilkan Pak Rasiyadi.

(16)

16

Petani petambak garam itu ya, ee bisa menyesuaikan atau gajian honor yang diterima untuk pekerja atau penggarap atau bagi hasil itu kisaran di angka 75-100 lebih, saya pikir ini ee petambak petani ini akan, akan maju. Nah karena sekarang ini harga dibawah, petambak ini honornya kecil, kelihatan yang membuat garam ini usia bapak-bapak di atas 50 tahun. Nah, iki mbok kon nggenjong iki nek cah enom-enom iki sedino 2 ton mikul kuat, nek saya? Nggledek ntuk sak ton wes menggeh-menggeh. Nah ini yang..yang ..yang dampak di situ. Kadang orang-orang kan tidak..tidak mikir kesana, angger maido Indonesia tidak nganu wong dekne ora mikir. Tapi selagine harga garam standar, uweslah tidak harus tinggi 500 paling rendah umum lho ya tidak..tidak yang pake isolator geomembran lho, ogak 500, 400, hidup petani.(Wawancara Pak Rasiyadi, petani garam teladan diambil pada 24 Februari 2015)

Gambar 7

Sumber : Dokumen Pribadi

Kesimpulan

Kesimpulan dalam tugas akhir ini antara lain :

a. Sentra industri garam tradisional yang berada di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang mempunyai masalah salah satunya adalah dari segi kualitas. Kualitas garam tradisional yang dihasilkan belum bisa bersaing dengan garam impor, terutama dari segi kebersihan, garam dari luar negeri lebih bersih dibandingkan garam tradisional dari Kaliori sehingga banyak konsumen lebih memilih garam impor

b. Dikarenakan petani garam ingin agar garamnya cepat laku, maka petani garam cepat-cepat menjual garamnya dan hal inilah yang kemudian

(17)

17

dimanfaatkan oleh para tengkulak untuk membeli garam dari petani dengan harga rendah lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi.

c. Program PUGAR yang digalakkan oleh pemerintah merupakan langkah yang bagus dalam mengatasi permasalahan kualitas serta kuantitas garam di Indonesia. Akan tetapi kurangnya penyerapan garam hasil produksi rakyat, membuat jumlah garam melimpah ruah dan otomatis membuat harga garam turun dikarenakan jumlahnya yang terlampau banyak.

Saran

Saran yang diajukan dan diharapkan bagi petani garam, pemerintah maupun kepada masyarakat pada umumnya antara lain :

a. Petani garam diharapkan mau mengubah pola pikirnya untuk mau diajak berkembang agar kualitas garam yang dihasilkan lebih bagus. Para petani hendaknya mau sedikit susah untuk pemasangan terpal plastik yang merupakan bantuan dari pemerintah agar kualitas garam yang dihasilkan lebih bersih.

b. Pemerintah hendaknya tidak hanya membuat kebijakan terkait harga garam, tapi juga mengawasi bagaimana pemasaran garam terutama di daerah-daerah agar para petani garam tidak dipermainkan oleh tengkulak. c. Campur tangan pemerintah lebih lanjut sangat diharapkan agar pemasaran serta penyerapan garam rakyat lebih terkoodinir. Sehingga pemerintah tidak hanya memberikan bantuan kepada petani berupa alat-alat untuk meningkatkan usaha garam rakyat, tapi juga membantu penyerapan garam rakyat agar bisa masuk ke berbagai sektor untuk bersaing dengan garam impor.

(18)

18 DAFTAR PUSTAKA

Blandford, Steve, Barry Keith Grant, Jim Hillier. (2001). The Film Studies Dictionary. Arnold.

Cangara, Hafied. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A.Komunikasi Antar Manusia. (1997). Jakarta: Profesional Books.

Effendy, Heru. (2002). Mari Membuat Film.Yogyakarta:Panduan.

Effendy, Onong Uchjana. (1990). Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktek.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jayanti, Diah Sri. (2007). Disoptimalisasi Produksi Garam Dalam Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat Pesisir Kota Rembang.

Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi : Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Rochwulaningsih, Yety. (2012).Membongkar Persoalan Struktural Tata Niaga Garam Rakyat.

Sumarno,Marselli. (1996). Dasar-dasar Apresiasi Film.Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sutisno, PCS. (1993). Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: Grasindo.

Wardhani, Diah. (2008). Media Relations : Membangun Reputasi Organisasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wibowo,Fred. (1997). Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Grasindo.

Cheng, John W., Hitoshi Mitomo, Tokio Otsuka, Stefan Y. Jeon. (2016). “Cultivation effects of mass and social media on perceptions and behavioural intentions in post-disaster recovery – The case of the 2011 Great East Japan Earthquake”.Journal of Telematics and

Informatics. 33, 753–772

Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.Direktori Wilayah Pesisir Indonesia.

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2012). Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri KP dan Pedoman Teknis Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR).

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2012). Pedoman Umum Peningkatan Peran Serta Masyarakat Pesisir Dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Berbasis Lembaga Agama / Pondok Pesantren.

(19)

19

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2012). Modul 2 Pengembangan Kemandirian Kelompok Usaha Garam Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR).

Ningsih, Fitri. Dampak Kebijakan Impor Garam Terhadap Kesejahteraan Petani

Garam Indonesia. (2014).

http://fitriningsih92.blogspot.co.id/2012/05/makalah-skpm-bertema-impor-garam-di.html.

___________. Sejarah Garam dan Manfaat Garam. (2014). http://beraneh.blogspot.co.id/2011/10/sejarah-garam-dan-manfaat-garam.html.

Sjarief, Melarissa Benedicta. (2012). “The Portrayal Of East Java In Public Service Announcements Produced By Jtv”., 178-188

Referensi

Dokumen terkait

#etelah eerapa pertemuan dalam praktik menga&ar' refleksi  pemela&aran memperlihatkan hasil 6ang positif' 6aitu sis-a dapat merespon guru dengan aik

Dari definisi sebelumnya dikembangkan kembali oleh Rogers dan Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan “komunikasi adalah suatu proses dimana dua

sangat besar dan melebihi batas toleransi yang dimiliki tubuh sehingga gejala keracunan mulai terlihat Peristiwa keracunan kronis tidak hanya menyerang orang-orang yang bekerja

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Prestasi belajar siswa yang diberikan tes objektif yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD)

Dengan kemunculan Autorun ini menyatakan bahwa anda berhasil dan agar koneksi USB Drive bisa lebih cepat,Muncul ikon “Removable hardware “pada systen tray dan Muncul drive baru

PNS yang sedang tugas belajar di dalam negeri atau di luar negeri yang akan menggunakan cuti bersalin dan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat (apabila yang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (i) norma subjektif tidak berpengaruh terhadap niat pinjam, (ii) kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh